Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK PROFESI

KETERAMPILAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


PEMASANGAN OKSIGEN

“ EFEKTIFITAS TERAPI OKSIGEN TERHADAP DOWNES


SCORE PADA PASIEN ASFIKSIA NEONATUS DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH MUKOMUKO “

DISUSUN OLEH :

HELMIATI S
NPM: 2126060038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI READING JOURNAL TENTANG


EFEKTIFITAS TERAPI OKSIGEN TERHADAP DOWNES SCORE PADA
PASIEN ASFIKSIA NEONATUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAAERAH
MUKOMUKO

TAHUN AKADEMIK 2021/ 2022

Bengkulu, Juni 2022

Mengetahui

Perceptor Akademik Perceptor Lahan Mahasiswa

(…………………..) (……………………….) (…………………..)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI READING JOURNAL

TAHUN AKADEMIK 2021/ 2022

Bengkulu, Juni 2022

Mengetahui

Perceptor Akademik Perceptor Lahan Mahasiswa

(…………………..) (……………………….) (…………………..)

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang


telah memberikan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
reading journal berjudul “Efektifitas Terapi Oksigen Terhadap Downes Score
Pada Pasien Asfiksia Neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah
Mukomuko”.Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan laporan
hasil reading journal ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, partisipasi dan
dukungan dari berbagai pihak.oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ruri Mayseptyasari, SST, M.Kes selaku pembimbing reading journal yang


telah membimbing dan memberikan saran dalam pembuatan reading journal.
2. Sumber literature dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi dalam
pembuatan reading journal.

Penulis menyadari dalam penyusunan reading journal ini masih belum sempurna,
sehingga saran dan masukan untuk perbaikan ini sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh

Bengkulu, Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

iv
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... v
LAMPIRAN.............................................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Skala 2
C. Kronologi....................................................................................................... 2
D. Solusi 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan......................................................................................... 4
B. Tabel Reading Journal.................................................................................. 6
C. Hasil Asuhan Kebidanan dan Reading Journal............................................ 7
D. Teori.............................................................................................................. 7

BAB III. SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Reading Jurnal.................................................... 6

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asfiksia merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami

gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi

tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang

dari tubuhnya, sehingga dapat menurunkan O2 (oksigen) dan mungkin

meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang menimbulkan akibat buruk dalam

kehidupan lebih 4 lanjut. Asfiksia dapat dibagi menjadi 3 yaitu, asfiksia ringan,

asfiksia sedang, dan asfiksia berat (Khoiriah, 2019).

Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan

Keluarga, pada tahun 2019, dari 29.322 kematian balita, 69% (20.244

kematian) diantaranya terjadi pada masa neonatus. Dari seluruh kematian

neonatus yang dilaporkan, 80% 7 (16.156 kematian) terjadi pada periode enam

hari pertama kehidupan. Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada usia 29

hari – 11 bulan dan 10% (2.927 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan. Pada

tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan

lahir rendah (BBLR). Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia,

kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan lainnya (Profil Kesehatan

Indonesia, 2019).

Angka kejadian asfiksia di Rumah Sakit rujukan Propinsi di Indonesia

kematian karena asfiksia sebesar 41,94%. Penyebab angka kematian neonatal

disebabkan oleh asfiksia intrapartum sebesar 21%5. Asfiksia pada bayi baru

1
2

lahir menyumbangkan 45% sebagai penyebab kematian bayi (Johariyah, 2017).

Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di Indonesia antara lain

bayi prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25%, dan 23% merupakan bayi baru

lahir dengan asfiksia dan trauma. Asfiksia pada bayi baru lahir menempati

penyebab kematian bayi ke 3 di dunia dalam periode awal kehidupan (Mutiara,

2020)

Komplikasi dapat terjadi karena asfiksia termasuk hipoksia, hiperkapnia

dan asidosis metabolik. Asfiksia neonatal menyebabkan morbiditas dan

mortalitas. Insiden kematian adalah 20% dan kecacatan neurologis

diperkirakan sekitar 25%. Selain itu, asfiksia juga dapat menyebabkan kelainan

fisik dan perkembangan mental, seperti cerebral palsy, retardasi mental,

epilepsi, dan ketidakmampuan belajar (Kusumaningrum, 2019).

B. Skala

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 23 responden (93%) mengalami

penurunan pada Downes score yang artinya kondisi kagawatan nafas

membaik. Rata rata dan standar deviasi Downe Score pra terapi oksigen

adalah 3,20±2,041 dan pasca terapi adalah 1,04±1,881.

C. Kronologi

Asfiksia neonatrum menyebabkan suplai oksigen ke tubuh menjadi terhambat,

jika terlalu lama dapat membuat bayi menjadi koma, walaupun sadar dari

koma bayi akan mengalami cacat otak sehingga kegawatan nafas pada

neonatus dapat menjadikan henti nafas bahkan kematian, maka dapat


3

mempengaruhi tingkat mordibitas dan mortalitas pada bayi baru lahir

(indriani, 2015).

D. Solusi

Bidan dan ibu hamil perlu mengetahui mengenai Downes Score yang bisa

digunakan sebagai salah satu pedoman dalam mengevaluasi status gawat nafas

sehingga memperkecil kematian bayi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan

S : Ibu mengatakan bayinya baru lahir, tidak menangis kuat,


gerakannya tidak aktif, warna kulit tubuh kemerahan namun
tangan dan kaki agak kebiruan.

O : Apgar Score
Down Score Nilai
1 menit 5 menit
Frekuensi nafas 1 0
Retraksi 1 0
Sianosis 1 0
Air entery 1 0
Merintih 1 0
Total 5 0
A : By Ny “E” umur 0 jam NCB dengan asfiksia sedang

p : Jam/ Penatalaksanaan Evaluasi


Tanggal
22.10 WIB 1. Melihat kondisi Bayi mengalami
bayi baru lahir asfiksia
2. Menyiapkan alat Alat dan tempat
dan tempat resusitasi telah siap
resusitasi
3. Meletakkan bayi di Bayi telah dibawa
meja resusitasi dan ke meja resusitasi
lampu sorot dan telah diberikan
lampu sorot
4. Memastikan kepala Kepala bayi sedikit
sedikit ekstensi ekstensi
5. Membersihkan jalan Bayi telah
napas dari mulut dibersihkan napas
sampai ke hidung dari mulut sampai
menggunakan ke hidung
selang de lee menggunakan
selang de lee dan
jalan napas telah

4
5

bersih

6. Berikan rangsangan Bayi telah


taktil pada telapak diberikan
kaki dan punggung rangsangan taktil
pada telapak kaki
dan punggung dan
bayi telah
menangis kuat.
22.23 WIB 7. Berkolaborasi Oksigen terpasang
dengan dokter 1 liter per menit
dalam melakukan
pemasangan
oksigen
22.25 WIB 8. Melakukan Berat badan 3400
pemeriksaan gram, panjang
antropometri badan 50 cm,
lingkar kepala 33
cm, lingkar dada
34 cm
22.27 WIB 9. Memberikan injeksi Ne-o K dan salap
Neo-K 0,5 cc secara mata gentamisin
IM dan memberikan telah diberikan
salap mata
gentamisin
22.35 WIB 10. Menjaga Bayi telah
kehangatan dengan dibedong dan telah
cara membedong diberikan topi
bayi dan
memakaikan topi
22.40 WIB 11. Menganjurkan ibu Ibu akan
memberikan ASI memberikan ASI
secara on demand kepada bayi dan
dan mengajarkan menyendawakan
cara bayi setelah
menyendawakan menyusui.
bayi
6

B. Tabel Reading Journal

Tabel 1 Reading Journal

Nama Penulis Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time

Nurviyanti , Sri Faletehan Efektifitas Jumlah - Terapi - - Hasil penelitian menunjukkan Penelitian
Suparti Health Journal, Terapi sampel oksigen sebanyak 23 responden (93%) dilakukan
8 (1) (2021) 65- Oksigen sebanyak pada bayi mengalami penurunan pada pada bulan
70 www. Terhadap 25 asfiksia Downes score yang artinya kondisi November-
journal.lppm- Downes Score responden 1x24 jam. kagawatan nafas membaik. Tetapi Desember
stikesfa.ac.id/ojs pada Pasien dengan ada 2 responden (8%) mengalami 2019
/index.php/FHJ Asfiksia teknik kenaikan Downes score atau
ISSN 2088- Neonatus di accidental kondisi pernafasan menurun. Dua
673X | e-ISSN Ruang sampling responden yang mengalami
2597-8667 Perinatologi perburukan kodisi kegawatan
nafas ini sama-sama dengan
diagnosis hipoglikemia
- Rata rata dan standar deviasi
Downe Score pra terapi oksigen
adalah 3,20±2,041 dan pasca terapi
adalah 1,04±1,881.
- Analisis data menggunakan Uji
Wilcoxon menunjukkan nilai Z
sebesar -4,173 dan nilai
significancy sebesar 0,001 artinya
terdapat penurunan Downes score
pada bayi asfiksia yang mandapat
terapi oksigen
7

C. Hasil Asuhan Kebidanan

Hasil asuhan kebidanan pada By Ny “E” umur 0 jam NCB dengan

asfiksia sedang pada awal pemeriksaan didapatkan bahwa nilai down score

total 5 artinya dalam kondisi gawat nafas. Setelah diberikan oksigen sesuai

dengan instruksi dokter didapatkan bahwa nilai skor down score yaitu 0

artinya tidak terjadi gawat nafas.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nurviyanti (2021)

sebanyak 23 responden (93%) mengalami penurunan pada Downes score yang

artinya kondisi kagawatan nafas membaik. Tetapi ada 2 responden (8%)

mengalami kenaikan Downes score atau kondisi pernafasan menurun. Dua

responden yang mengalami perburukan kodisi kegawatan nafas ini sama-sama

dengan diagnosis hipoglikemia. Rata rata dan standar deviasi Downe Score

pra terapi oksigen adalah 3,20±2,041 dan pasca terapi adalah 1,04±1,881.

Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -4,173

dan nilai significancy sebesar 0,001 artinya terdapat penurunan Downes score

pada bayi asfiksia yang mandapat terapi oksigen (Nurviyanti & Suparti, 2021)

D. Teori

Derajat distres napas dapat dinilai dengan menggunakan Downes

score, komponen yang terdapat dalam Downes score adalah frekuensi napas,

aliran udara pada kedua paru, sianosis, suara grunting dan retraksi. Downes

score lebih sederhana dan cepat sebagai penilaian kegawatan nafas untuk

pengambilan keputusan tentang perawatan lanjut terhadap neonatal tanpa

pengukuraan pulse oximetry atau pemeriksaan analisa gas darah (Buch et al.,
8

2013). Downes score lebih mudah digunakan oleh perawat dibandingkan

dengan alat ukur lain seperti Silverman Anderson untuk memprediksi nilai

PCO2 pada bayi dengan kegawatan pernafasan (Hedstrom et al., 2018) namun

akurasi dan kecepatan Downes score lebih baik (Anggraini et al., 2016).

Bahkan jika dibandingkan dengan alat ukur baru yang dikembangkan

untuk memprediksi pemenuhan pernafasan yang buruk pada bayi yaitu Visual

Function Scale (VFS), Downes Score lebih mudah dan cepat dalam

menentukan penanganan pasien (Harada et al., 2019). Penilaian keparahan

pernafasan dengan Downes score dapat digunakan untuk menentukan

pemberian terapi oksigen atau perawatan bayi pada level 1,2 atau 3 (John et

al., 2015).
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Terapi oksigen efektif dalam menurunkan Downes score pada pasien

asfiksia neonates, Downes score merupakan alat ukur kegawatan nafas pada

neonatus cepat dan cukup sederhana, sekaligus sebagai acuan menentukan

jenis terapi oksigen yang hendak digunakan. Downes Score dapat digunakan

dirumah sakit utuk mengukur keefektifan terapi oksigen.

B. Saran

Hasil dari reading journal ini diharapkan bisa menjadi masukan dan pedoman

bagi Bidan yang bertugas di ruang NICU untuk bisa menggunakan downes

score dalam menentukan kegawatdaruratan nafas bayi dengan asfiksia.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A., Sumadiono, S., & Wandita, S. (2016). Faktor Risiko Kematian
Neonatus dengan Penyakit Membran Hialin. Sari Pediatri, 15(2), 75.
https://doi.org/10.14238/sp15.2.2013.75-80
Buch, P., Makwana, A. M., & Chudasama, R. K. (2013). Usefulness of Downe
Score as Clinical Assessment Tool and Bubble CPAP as Primary Respiratory
Support in Neonatal Respiratory Distress Syndrome. Journal of Pediatric
Neurosciences, 5.
Harada, E., Kinoshita, M., Iwata, S., Saikusa, M., Tsuda, K., Shindou, R.,
Sahashi, T., Kato, S., Yamada, Y., Saitoh, S., & Iwata, O. (2019). Visual
function scale for identification of infants with low respiratory compliance.
Pediatrics and Neonatology, 60(6), 611–616.
https://doi.org/10.1016/j.pedneo.2019.02.006
Hedstrom, A. B., Gove, N. E., Mayock, D. E., & Batra, M. (2018). Performance
of the Silverman Andersen Respiratory Severity Score in predicting PCO(2)
and respiratory support in newborns: a prospective cohort study. Journal of
Perinatology : Official Journal of the California Perinatal Association,
38(5), 505–511. https://doi.org/10.1038/s41372-018-0049-3
indriani. (2015). PERKEMBANGAN BAYI USIA 6–12 BULAN DENGAN
RIWAYAT ASFIKSIA PERINATAL. Jurnal Keperawatan Indonesia,
18(2), 132–138.
Johariyah. (2017). Hubungan Antara Prematuritas. Kesehatan Ibu Dan Anak,
11(2), 1–7.
John, B. M., Venkateshwar, V., & Dagar, V. (2015). Predictors of outcome in
neonates with respiratory distress. Journal of Nepal Paediatric Society,
35(1), 31–37. https://doi.org/10.3126/jnps.v35i1.11868
Kusumaningrum. (2019). Low Birth, Prematurity, and Pre-Eclampsia as Risk
Factors of Neonatal Asphyxia. Journal of Maternal and Child Health,
04(01), 49–54. https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.01.07
Mutiara. (2020). Hubungan Jenis Persalinan Dan Berat Badan Lahir Dengan
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Tambusai, 1(2),
42–49. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/
1104/887
Nurviyanti, N., & Suparti, S. (2021). Efektifitas Terapi Oksigen Terhadap
Downes Score pada Pasien Asfiksia Neonatus di Ruang Perinatologi.
Faletehan Health Journal, 8(01), 65–70.
https://doi.org/10.33746/fhj.v8i01.137
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai