Anda di halaman 1dari 11

LK 1.

2 EksplorasiPenyebabMasalah
Masalah Yang
Analisis Eksplorasi Penyebab
No Telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Masalah
Diidentifikasi
1 1. Pedagogik Hasil Kajian Literatur 1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Kegiatan 1. Menurut Mulyasa (2007:5) yang tidak sesuai dengan RPP yang
pembelajar “Berbagai kasus menunjukkan kurangnya telah di buat, di sebabkan oleh
an tidak pemahaman para penyelenggara dan para sistem copy paste, sehingga
sesuai pelaksana, termasuk guru dan kepala mengakibatkan guru tidak paham
dengan sekolah terhadap kurikulum. Kelompok dengan apa yang telah di buat dalam
rancangan guru ini biasanya melaksanakan RPP. Hal ini yang membuat guru
yang pembelajaran berdasarkan urutan bab tidak mampu mengaplikasikan
tertuang dalam buku teks, dan menggunakan buku perangkat pembelajaran dengan baik
dalam RPP teks sebagai salah satunya acuan dalam pada saat melaksanakan proses
mengajar. Inilah yang sering membuat pembelajaran dalam kelas
guru kelabakan dan sering kekurangan 2. Guru belum menyadari akan
waktu mengajar, karena buku teks tupoksinya, mengakibatkan
biasanya dirancang lebih dari target pedagogik guru belum tercapai
minimal sebuah kurikulum.” dengan baik sesuai dengan tuntutan.
2. Menurut Mohammad Iftitachur Rozag 3. Pembiasaan membaca, mulai dari
(2019) SD belum terlaksana dengan baik,
”Dari hasilobservasi pada kelas yang menyebabkan siswa kurang mampu
pertama yang dilaksanakan pada tanggal menyelesaikan/ mengerjakan LKS
27 Maret 2019, denganmateri yang berhubungan dengan analisis
“Nanjidesuka?” yang diambildaribuku teks.
Sakura I BAB 13, 4. Numerasi merupakan hal yang masih
didapatkanhasilbahwatidaksemuakegiatan minim untuk di laksanakan di setiap
yang ada pada RPP jenjang pendidikan, terkhususnya
sesuaidenganpelaksanaanpembelajarannya SMK/SMA. Numerasi merupakan
di kelas.” kemampuan untuk membaca digram,
tabel, dll.
Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
setelah melakukan supervisi diperoleh data : Solusi
1. Kegiatan yang ditulis dalam RPP 1. Berdasarkan masalah ini perlu
diterapkan di kelas (40%). adanya kegiatan MGMP yang akan
2. Hal ini di sebabkan oleh guru yang sering diikuti oleh para guru
copy paste perangkat pembelajaran ( RPP ) 2. Guru juga harus menambah
wawasan dan pengetahuannya
Pengawas dengan mengikuti berbagai webinar
1. Kurangnya persiapan guru yang ada
(mungkin saja karena guru hanya copy 3. Perlu adanya program literasi dini
paste ) perangkat pembelajaran (RPP) sehingga siswa terbiasa terhadap
2. Kurangnya kesadaran guru akan analisis -analisis teks.
profesinya 4. Siswa harus menumbuhkan rasa
cinta terhadap budaya membaca
terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan numerasi
5. Sebelum mengikuti KBM di dalam
2. Literasi Hasil Kajian Literatur kelas, siswa melakukan literasi
Rendahnya Menurut Marah Tillah (2020) bahwa membaca dan literasi numerasi
kemampu ”Kemampuan siswa dalam menafsirkan teks selama 15 menit
an laporan hasil observasi berdasarkan struktur, 6. Perpustakaan sekolah harus
menganali unsur kebahasaan, dan isi teks laporan hasil menyiapkan buku-buku yang
sis isi teks observasi adalah 60, 67 % ” berkaitan dengan minat dan
berkaitan dengan numerasi.
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman
sejawat ditemukan data bahwa Kemampuan
siswa kurang terhadap pemahaman teks. Hal ini di
buktikan dari hasil belajar siswa ( mengerjakan
LK ). Yang disebabkan oleh minat baca siswa
yang rendah dan ketersediaan buku-buku yang
sesuai dengan minat sangat kurang serta motivasi
membaca siswa yang masih kurang.

3. Numerasi
Hasil Kajian Literatur
Rendahnya
Berdasarkan hasil tes PISA (2015) dan
kemampu
TIMSS (2016) ditemukan bahwa
an siswa
“Rendahnya kemampuan literasi numerasi,
menjawab
Indonesia mendapatkan nilai matematika 387
soal-soal
dari nilai rata-rata 490, sedangkan dalam
yang
TIMSS Indonesia mendapat kan nilai
berkaitan
matematika 395 dari nilai rata-rata 500.
dengan
Berdasarkan hasil itu, Indonesia menempati
numerasi
posisi bawah bahkan di bawah negara kecil
Vietnam (Tim GLN, 2017b).”

Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman
sejawat ditemukan data
1. Kemampuan siswa kurang terhadap
pemahaman teks.
2. Literasinumerasi rendah di sebabkan oleh
Rancangan pembelajaran belum
menerapkan literasi numerasi, misalnya
dalam pembelajaran tidak melibatkan
aktivitas pengukurantidak ada data
kemampuan analisis
2 Siswa kurang Hasil Kajian Literatur 1. Dari temuan ini setelah dianalisis
mampu 1. Menurut Walsh (2011)bahwa “Faktor- kesulitan belajar siswa
mengungkap faktor penyebab siswa tidak mau bertanya mengemukakan pendapat dan
kan pendapat antara lain karena siswa tidak perduli bertanya disebabkan karena siswa
dan bertanya dengan materi, menganggap materi tidak tidak bisa mengikuti dengan baik
kepada guru mutakhir, takut dianggap bodoh, gurunya pelajaran yang diberikan oleh guru.
tidak suka bertanya, dan anggapan bahwa
pembelajaran itu tugasnya guru, bukan 2. Siswa kurang konsentrasi pada saat
tugasnya siswa sehingga berpikir siswa guru mengajar. Hal ini disebabkan
tidak perlu capek-capek menyusun karena siswa setiap sorenya
pertanyaan dalam pembelajaran.” membantu orang tua bekerja
2. Urip (2012) mengemukakan ada delapan sehingga tidak ada waktu untuk
alasan mengapa siswa enggan beristirahat.
mengemukakan pendapat atau bertanya. 3. Siswa merasa kurang percaya diri
1). siswa tidak paham sedikitpun tentang untuk bertanya
yang ia pelajari sehingga tidak tahu apa 4. Siswa tidak diberi kesempatan untuk
yang ditanyakan; 2). siswa tidak bertanya
memahami apa yang menjadi kesulitan 5. Siswa takut salah pada saat bertanya
dirinya selama belajar atau selama
mengikuti pelajaran di kelas; 3). siswa Solusi
menerima apa adanya tentang semua yang 1. Guru hendaknya memberikan
ia dengar dari guru sehingga tidak terbiasa motivasi dan semangat kepada siswa
berpikir kritis; 4). siswa tidak pernah agar mereka berani mengemukakan
belajar di rumah, sehingga tak pernah pendapat
menemukan masalah dari keterangan yang
disampaikan guru; 5). siswa sudah 2. Berikan apresiasi atau pujian
mengerti tentang apa yang dijelaskan guru, ketika siswa memberikan pendapat
sehingga tidak perlu bertanya. dan pertanyaan.
3. Ajak siswa untuk berdiskusi tentang
Hasil Wawancara berbagai hal.
Kepada Kepala Sekolah : 4. Siswa slalu diberi kesempatan untuk
1. Siswa tidak terbiasa berpikir kritis, mereka
bertanya, baik saat guru
menerima apa adanya tentang semua yang
di dengar dan dibaca menyampaikan materi maupun saat
2. Siswa takut pertanyaan yang akan temannya berpresentasi
diajukan malah akan membuatnya malu

Guru B.Indonesia Di SMP Negeri 7


Bawolato
1. Siswa tidak konsentrasi pada saat proses
belajar mengajar berlangsung
2. Takut di bullying oleh teman apabila yang
disampaikan salah
3. Siswa Tidak bisa menguasai materi yang
disampaikan oleh guru

PakarBahasa Indonesia Prof.Dr.Sadieli


Telaumbanua, M.Pd
1) Setiap siswa pasti memiliki kesulitan
belajar salah satunya adalah susah
mengemukakan pendapat dan bertanya
kepada guru dan teman
3 Kurangnya Hasil Kajian Literatur 1. Masalah ini juga terjadi di beberapa
kerjasama 1. Menurut U.Ziana, dkk dalam jurnal daerah sekolah kami, orang tua
dalam hal Analisis Faktor Ekonomi Penyebab Anak kurang mendukung anaknya
membangun Putus Sekolah Jenjang Pendidikan sehingga terjadi pembiaran ketika
relasi/hubungan Menengah “Bahwa banyak diantara sering absen ( alpa / tanpa
dengan siswa mereka harus membantu perekonomian keterangan) karena harus membantu
dan orang tua keluarganya sehingga mereka memilih orang tua
siswa untuk berhenti sekolah. Pendapatan 2. Orang tua jarang hadir ketika
orang tua merupakan faktor pendukung diadakan pertemuan orang tua siswa
anak melanjutkan pendidikan dari tingkat sehingga sulit untuk berkomunikasi
dasar sampai ke tingkat kependidikan secara langsung antara pihak sekolah
yang lebih tinggi”. dengan orang tua
2. Menurut Baharuddin (2019) dalam jurnal 3. Orang tua juga jarang mengulang
Pengaruh Komunikasi Orang Tua dan menanyakan anaknya tentang
Terhadap Perilaku Anak kegiatan sekolahnya sehingga siswa
“Orang tua yang tingkat ekonominya kurang termotivasi untuk belajar
kurang mampu yang notabennya bekerja karena kurangnya dukungan orang
sebagai buruh atau petani demi tua.
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya 4. Hal ini disebabkan sebagian besar
merupakan salah satu faktor yang dapat faktor ekonomi dan pendidikan
menghambat terjadinya komunikasi orang tua siswa yang rendah,
secaralangsung dengan anak-anaknya. sehingga ada anggapan pihak
Hal ini berdampak pada perubahan sikap sekolah yang bertanggung jawab
sang anak saat di sekolah, seperti tidak sepenuhnya. Padahal harapannya
bisa menghargai guru, selalu bertengkar kontribusi dan dukungan orang tua
dengan teman-temannya, sering berkata sangat diharapkan demi kemajuan
kasar dan lain sebagainya. Hal ini juga peserta didik.
akan berdampak terhadap prestasinya” 5. Hubungan kerja sama antara guru
dan orangtua murid sangatlah
Hasil Wawancara penting dalam mendukung hasil
Guru BK belajar maksimal yang dicapai oleh
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru siswa, sehingga kedua belah pihak
BK di SMP Negeri 2 Sosopan terdapat harus saling membantu para siswa
temuan : dalam meningkatkan intensitas
1. Beberapa orang tua tidak dapat hadir ke belajar yang lebih baik.
sekolah ketika ada pertemuan karena sibuk
bekerja di kebun Solusi
2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar 1. Pihak sekolah rutin mengadakan
karena orang tua kurang peduli dan rapat komite misalnya 3 bulan sekali
perhatian terhadap kegiatan belajar 2. Pihak sekolah mengadakan program
anaknya home visit bagi seluruh siswa
3. Anggapan orang tua bahwa ketika ada khususnya setiap siswa baru jadi
masalah pihak sekolah yang sepenuhnya bukan hanya siswa yang bermasalah
bertanggungjawab misalnya siswa tidak saja yang mendapat kunjungan tetapi
mengerjakan tugas, bertengkar, cabut seluruh siswa untuk mengetahui
sekolah padahal tujuan utama panggilan kegiatan rutin yang dilakukan siswa
orang tua adalah bagaimana cara di rumah
menyikapi dan saling bekerja sama antara 3. Pihak sekolah khususnya guru BK
pihak sekolah dengan orang siswa dan Wali Kelas bersama-sama
menjalin hubungan baik dengan para
Wali Kelas orang tua siswa sehingga
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah menciptakan rasa kepedulian antar
satuwali kelas di SMP Negeri 2 Sosopan sesama
terdapat temuan : 4. Orang tua wajib/dilibatkan langsung
dalam kegiatan pembagian rapot jadi
1. Ketika ada masalah yang terjadi dan orang bukan anak saja yang dapat
tua tidak dapat berhadir memenuhi mengambil rapot
panggilan. Walikelas selaku pihak dari 5. Pihak sekolah mengadakan kegiatan
sekolah mau tidak mau harus mendatangi yang berkaitan dengan orang tua
rumah siswatersebut walaupun jarak yang misalnya perayaan Hari Ibu, Seminar
ditempuh lumayan jauh Parenting,dll
2. Kemungkinan orang tua jarang berhadir
ketika dilakukannya pertemuan dengan
pihak sekolah disebabkan jarak yang jauh,
dan sulitnya alat transportasi umum.
Sulitnya akses komunikasi via
telepon/sms/wa juga menyebabkan
komunikasi kurang terjalin antara pihak
sekolah dan orang tua

Perwakilan Komite
Berdasarkan hasil wawancara dengan
perwakilan komite di SMP Negeri 2 Sosopan
terdapat temuan:
1. Sebagian besar orang tua siswa berada
pada ekonomi dan pendidikan menengah
ke bawah, jadi anggapan orang tua ketika
anaknya disekolahkan sepenuhnya sudah
menjadi tanggung jawab pihak sekolah.
2. Sebagian besar orang tua siswa yang
sibuk bekerja di kebun membuat para
orang tua jarang menghadiri pertemuan
yang diadakan pihak sekolah.
3. Sebagian besar pendidikan orang tua
siswa itu rendah, sehingga rata-rata
apapun kebijakan sekolah mereka selalu
setuju tanpa adanya kontribusi atau
masukan yang membangun ke pihak
sekolah
4 Guru belum Hasil Kajian Literatur 1. Guru belum memahami betul
mampu 1. Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru model-model pembelajaran.
memahami Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 2. Guru belum bisa mencocokan
model-model Nomor 1, 88-97 Februari 2017 model-model pembelajaran dengan
pembelajaran “Kendala yang paling sering dihadapi oleh materi yang ada
yang ada. guru dalam menerapkan kurikulum 2013
adalah pemilihan model pembelajaran” Solusi
https://media.neliti.com/media/publication 1. Harus ada supervisi secara berkala
s/188143-ID-kendala-guru- di dalam kelas untuk mengevaluasi
dalammenerapkan-model-pembe.pdf guru dalam penerapan model-
model pembelajaran
2. Dalam Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 2. Perlu adanya pelatihan secara
Volume 3 Nomor 2 Bulan Juli 2020 intensif tentang model
“Bahwa pada saat guru mengajar banyak pembelajaran K13.
kesulitan yang dialami, seperti
penggunaan kurikulum, struktur materi, 3. Guru harus memahami dan
sarana dan prasarana di sekolah yg belum mengingat langkah- langkah
mendukung, serta alokasi waktu sehingga pembelajaran sesuai sintak yang
guru sulit dalam menentukan model ada pada model-model
pembelajaran apa yang akan digunakan pembelajaran, khususnya dalam
dan model pembelajaran apa yang sesuai pembuatan RPP.Sehingga,
dengan materi yang akan diajarkan penggunaan model-pembelajaran
dapat berjalan dengan maksimal.
Hasil Wawancara

Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah ditemukan :
1. Guru kurang mampu mengaitkan materi
pembelajaran dengan model – model
pembelajaran yang ada
2. Kebanyakan guru masih senang
menggunakan metode
konvensional/ceramah

Teman Sejawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman
sejawat ditemukan :
1. Guru belum mampu memahami model-
model pembelajaran yang ada.
2. Guru belum bisa mencocokan model-
model pembelajaran yang ada sesuai
dengan materi dan karakteristik siswa
3. Guru kurang mampu melakukan proses
pembelajaran yang menumbuhkan
kreatifitas siswa.
4. Pembelajaran dilaksanakan tidak sesuai
RPP

Pengawas
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pengawas ditemukan :
1. Sebagian besar guru belum mampu
memahami model-model pembelajaran
yang ada.
2. Ada guru yang belum memahami tentang
cara membuat RPP, serta langkah-
langkah pembelajaran sesuai sintak yang
ada pada model pembelajaran.
5 1. Guru belum Hasil Kajian Literatur 1. Selain permasalah guru yang belum
menerapkan 1. “Keberhasilan pendidikan karakter mau melakukan penyegaran
pembelajaran terhadap teknologi hanya akan diperoleh pengetahuan, mamejemen sekolah
berbasis jika peserta didik memiliki kemampuan dan dinas pendidikan yang kurang
HOTS berpikir tingkat tinggi, karena konsep yang mendukung ketersediaan pelatihan.
2. Guru masih telah dipahami akan melekat dalam 2. Sarana jaringan internet membuat
mengalami ingatan peserta didik dalam waktu yang segala sesuatu menjadi penuh
miskonsepsi lama, sehingga penting sekali bagi peserta dengan keterbatasan dalam
bahwa didik untuk memiliki keterampilan mengakses pembelajaran HOTS..
penguasaan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (High 3. Siswa akan dirugikan, jika
bahasa Order Thinking skill” kemampuan bahasa daerah
daerah https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/i merupakan sebuah halangan dan
merupakan ndex.php/snhrp/article/view/210 kendala bagi guru.
hambatan 2. Dari beberapa hal, yang paling krusial 4. MGMP belum mampu dijadikan
adalah persoalan banyak guru mapel wadah untuk guru berlatih menyusun
Bahasa Indonesia yang ternyata tidak soal HOTS dan pembelajaran
mampu membuat rubrik penilaian, berbasis HOTS.
terutama untuk soal model esai. Hal itu
menurutnya akan berpotensi merugikan
siswa.
“Salah satu penyebabnya adalah Solusi
kurangnya guru membaca dan meng- 1. Sekolah harus mengadakan pelatihan
update pengetahuannya sehingga mereka (IHT ) tentang pembuatan materi
kebingungan. Inilah salah satu alasan HOTS
mengapa guru harus terus belajar dan 2. Sekolah perlu melaksanakan
update kemampuan, ” pelatihan pembuatan soal-soal
(newsreal.id/2019/11/07/guru-kesulitan- HOTS
aplikasikan-pembelajaran-hots/) 3. Guru harus mampu mengetahui
3. Menurut Emi Emelia, Kepala Pusat KKO yang berkaitan dengan HOTS
Pengembangan Strategi Diplomasi, dan LOTS
keberhasilan dalam belajar bahasa asing 4. Guru harus melatih diri secara
sangat dipengaruhi oleh kematangan mandiri untuk mencari sumber-
dalam bahasa ibu. Anak bisa mentransfer sumber pendukung lainnya yang
sistem makna yang dikuasainya pada membantu untuk memahami materi-
bahasa ibu ke dalam bahasa baru yang ia materi HOTS
pelajari. Sebaliknya, bahasa asing juga
memperkuat bahasa ibu.
https://www.republika.co.id/berita/qotk
je487/penguasaan-bahasa-ibu-bantu-
pelajari-bahasa-asing

Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan guru SMP Negeri


5 Simpang Teritip
1. Semangat belajar siswa sangat rendah
pembelajaran berbasis HOTS belum
sepenuhnya bisa dilaksanakan.oleh guru.
Masih perlu waktu karena daya dukung
sangat rendah.
2. Guru sulit meng-update wawasan karena
kendala jaringan internet di sekolah.
Wawancaara dengan guru dapat Anda
saksikan melalui rekam youtube
https://youtu.be/6MfvvxcX-Vc
Hasil wawancara dengan kepala sekolah:
1. Guru belum memiliki keterampilan karena
minimnya pelatihan. Sehingga ke
depannya diprogramkan pelatihan in
house training.
2. Sebagian besar guru belum menerapkan
pembelajaran berbasis hots karena perlu
fasilitas yang baik sementara jaringan
internet masih belum ada.
3. Guru-guru belum menerapkan soal
berbasis hots. Ke depannya akan
diprogramkan pelatihan yang khusus
ditujukan kepada guru melalui
penganggaran RAKS.
Video wawancara dengan kepala sekolah
dapat disaksikan melalui rekamn youtube
https://studio.youtube.com/video/W6qs
ZwaGWAY/edit

Hasil wawancara dengan Pengawas


sekolah SMPN 5 Simpang Teritip
1. Sekolah belum sepenuhnya melaksanakan
pembemajaran berbasis hots .
Pembelajaran HOTS yang menuntut
berpikir tingkat tinggi baru proses untuk
menuju ke sana. Di sekolah binaan saya
sudah ada yang melaksanakan
2. Guru masih belum sepenuhnya
menggunakan evaluasi melalui HOTS.
Kita masih dalam proses memprogramkan
melalui berbagai kegiatan, misalnya
kegiatan MGMP. Jadi diharapkan MGMP
mampu efektif untuk jadi ajang paltihan
guru menerapkan pembelajaran HOTS
Video wawancara dengan pengawas
sekolah dapat disaksika melalui (
https://youtu.be/EbtSr67N3Fg)

Hasil wawancara dengan pakar bahasa


Prima S Haryanto dari BRIN
1. Bahasa deerah anak sebagai bahasa ibu
justru merupakan modal untuk
penguasaan bahasa selanjutnya, seperti
bahasa Indonesia atau bahasa asing.
2. Seperti halnya pada mata pelajaran
matematika, anak tidak bisa matematika
kemudian dididik untuk pandai
matematika. Penguasan bahasa Indonesia
adalah tantangan bagi guru bahasa
Indonesia di kelas.
6 Guru Hasil Kajian Literatur 1. Sebagian guru mampu mengikuti
kurangmampud 1. Dalam Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran perkembangan zaman, namun
alamhalpemanf Volume 4, Number 2, Tahun 2021 sebagian lagi masih ada guru yang
aatanteknologi/ “Akan tetapi pada kenyataannya, masih belum mampu mengoperasikan
inovasidalampe banyak guru yang mengalami kesulitan teknologi komputer dengan baik.
mbelajaran. dalam proses pembelajaran . Salah satunya 2. Kemajuan teknologi di sekolah
yaitu, kemampuan guru dalam ditandai dengan penggunaan
mengoperasikan IT (Information komputer atau laptop, printer serta
Technology). Masih banyak guru-guru akses internet bagi guru. Dengan
khususnya tingkat Sekolah Dasar yang adanya alatt ersebut, guru juga bisa
tidak dapat mengoperasikan komputer atau melakukann aktivitas mengajarnya
laptop. Hal ini disebabkan minimnya lebih mudah.
kemampuan dan pemahaman guru 3. Kurangnya kompetensi guru, yang
mengenai IT, serta guru-guru yang sudah dimaksud disini adalah kurangnya
lanjut usia. kompetensi guru dalam
2. Satariah (2020) mengintegrasikan TIK kedalam
pedagogis praktek, yaitu tidak
“Guru belum menguasai Ilmu
memiliki pengetahuan dan
Teknologi (IT), Akibat kurangnya keterampilan dalam menggunakan
pemahaman terhadap IT, terpaksa guru komputer dan tidak antusias tentang
hanya memberi buku untuk dibaca, perubahan dan integrasi dengan belajar
memberikan tugas untuk dikerjakan yang menggunakan computer dalam
yang penting anak-anak tetap belajar kelas mereka.
dari rumah dan tidak menganggur. 4. Sikap guru dan resistensi yang
Akibatnya dalam jangka panjang melekat terhadap perubahan. Sikap
peserta didik mengalami kejenuhan dan resistensi guru untuk
belajar, karena mereka merasa tidak mengubah tentang penggunaan
mendapat pengalaman belajar yang strategi baru yaitu dengan integrasi
mengesankan” TIK dalam PBM. Hal ini
3. Pemanfaatan teknologi sebagai alat, dimaksudkan dengan sikap guru
TIK dipakai sebagai alat bantu bagi bahwa penggunaan TIK dalam
pengajar atau siswa untuk membantu PBM tidak memiliki mamfaat atau
pembelajaran, misalnya dalam keuntungan yang jelas.
mengelola kata, mengelola angka,
membuat unsur grafis, membuat Solusi
database, membuat program 1. Guru secara Otodidak atau belajar
administratif untuk siswa, guru dan sendiri tentang bagaimana
staf, data kepegawaian, keuangan dan pemanfaatan IT
sebagainya. Teknologi berfungsi 2. Guru mengikuti berbagai pelatihan
sebagai ilmu pengetahuan (science). untuk mengembangkan kemampuan,
Teknologi menjadi bagian dari disiplin keterampilan khususnya di bidang
ilmu yang wajib dikuasai oleh siswa. TIK
Contohnya TIK menjadi muatan lokal 3. Sekolah harus berusaha menyiapkan
di sekolah-sekolah baik negeri alat-alat yang berkaitan dengan IT (
maupun swasta. Teknologi informasi Laptop, LCD )
menjadi bahan dan alat bantu untuk
proses pembelajaran. 3. Teknologi
dimaknai sebagai bahan pembelajaran
sekaligus sebagai alat bantu untuk
menguasai sebuah kompetensi
berbantuan komputer. Dalam hal ini
komputer telah diprogram sedemikian
rupa sehingga siswa dibimbing secara
bertahap dengan menggunakan prinsip
pembelajaran tuntas untuk menguasai
kompetensi. Dalam hal ini posisi
teknologi tidak ubahnya sebagi guru
yang berfungsi sebagai : fasilitator,
transmiter, motivator, dan evaluator.
TIK juga berfungsi memperkecil
kesenjangan penguasaan teknologi
mutakhir, khususnya pada dunia
pendidikan. Pelaksanaan pendidikan
berbasis TIK paling tidak menaruh
dua keuntungan. Pertama, sebagai
motivasi bagi pelaksana pendidikan
)termasuk guru) untuk lebih apresiatif
dan berinovatif. Kedua, memberikan
kesempatan luas pada pendidik dan
peserta didik dalam memanfaatkan
setiap potensi yang ada untuk
memperoleh sumber informasi yang
tidak
terbatas.https://ejournal.stitpn.ac.id/ind
ex.php/islamika/article/download/104
7/752/diakses 24 juli 2022 pukul
10;00

Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan


rekan sejawat terdapat temuan bahwa :
1. Sebagian guru mampu dan sebagian lagi
guru belum mampu mengoperasikan
teknologi sebagai sarana media
pendukung proses belajar mengajar
2. Terkendala jaringan internet dan WIFI
yang terputus koneksinya dari penyedia
layanan dan akhirnya pemanfaatan
teknologi terhenti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan


pakar yaitu :
1. Terkadang guru kurang bisa
menggunakan infokus sebagai alat
pendukung visual media pembelajaran
siswa
2. Guru kurang mampu menggunakan
aplikasi media pembelajaran

Link video wawancara


https://youtu.be/CPH83d2V8QY
https://youtu.be/xDg855kRkSk

Anda mungkin juga menyukai