Anda di halaman 1dari 3

RSU IMELDA ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI

PEKERJA INDONESIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

573.SPO.PAP.2019 01 1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur RSU Imelda Pekerja Indonesia
STANDART TanggalTerbit
PROSEDUROPERASIONAL
(SPO) 12 Agustus 2019

dr. Hedy Tan, MARS, MOG, SpOG


Asuhan dan terapi gizi terintegerasi adalah pelayanan gizi
yang dimulai dari proses asessement gizi, diagnosa gizi,
PENGERTIAN intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan,
penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring dan
evaluasi gizi secara rutin untuk pasien dengan resiko nutrisi.
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien dengan resiko
TUJUAN nutrisi agar memperoleh asupan makanan yang sesuai
dengan kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat
proses
penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
KEBIJAKAN
SK No : 337/SK-DIR/RSU-IPI/PAP/VIII/2019Tentang
Pelayanan gizi;
1. Ahli gizi melalukan asesement gizi paasien setelah
melakukan skrinning awal oleh perawat dalam
waktu 1x24 jam setelah pasien masuk ruang rawat
inap.
2. Ahli gizi melakukan proses asuhan gizi pada pasien
yang merisiko malnutrisi, sudah mengalami
malnutrisi dan atau dalam kondisi khusus (kelainan
metabolik, geriatik, hemodialisa, anak, luka bakar,
kanker dengan kemoterapi) dengan format ADIME
3. Ahli gizi melakukan asesement gizi awal pasien
meliputi identitas pasien, kondisi fisik dan klinis
PROSEDUR pasien, status gixi pasien melalui pengukuran
antropometri (BB. TB/PB, Lila) riwayat makanan
pasien, dan hasil pemeriksaan biokimia yang
mendukung penyakit pasien.
4. Ahli gizi menentukan diagnosa masalah gizi
pasiendengan menarik kesimpulan dari hasil asesment
awal
5. Ahli gizi berkolaborasi dengan dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) atau dokter jaga
menentukan intervensi yang aka n diberikan dalam
bentuk jenis makanan pasien.
6. Ahli gizi menntukan kebutuhan gizi
menggunakan rumus
RSU Imelda ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI
Pekerja Indonesia
No Dokumen NO REVISI Halaman

573. SPO.PAP.2019 01 2/3

a. Dewasa
BMR = 0,95 kkal x kg BBI x 24 jam
Energi = BMR x Faktor Aktifitas x Faktor
Stress (untuk pasien dengan kondisi koma)
Protein = 15% dari kebutuhan
energi Lemak = 20% dari kebutuhan
energi KH = 75% dari kebutuhan
energi
b. Anak
Perhitungan kebutuhan gizi anak ditentukan berdasarkan usia dan
jenis kelamin anak dalam AKG 2000
Energi = koefisien faktor umur dan jenis kelamin x BBI
Protein = koefisien faktor umur x BBI
Karbohidrat = 50% dari kebutuhan energi
Lemak cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak
Lemak cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak
c. Ibu Hamil dan menyusui
Diberikan penambahan energi sebesar 300 kkal (ibu hamil) dan 500
kkal (ibu menyusui)
d. Pasien dengan kondisi Penyakit Khusus
 Pasien DM
Energi = 25 kkal/ kg BBI (perempuan) dan 30 kkal/BBI (laki-laki)
 Pasien dengan diit Rendah
Protein Protein rendah = 0,6/kg
BBI Cairan dibatasi = ±500 ml
 Pasien dengan diit
TKTP Energi = 40
kkal/kg BBI Protein = 2
gr/kg BBI
 Pasien dengan diit jantung dan
hati Protein cukup = 0,8 gr/ kg
BBI
RSU Imelda ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI
Pekerja Indonesia No Dokumen NO REVISI Halaman

573. SPO.PAP.2019 01 3/3

7. Ahli gizi melakukan konseling gizi bagi pasien rawat inap dengan
bantuan leaflet sesuai dengan kebutuhan gizi pasien
8. Ahli gizi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemberian
terapi gizi yang telah diberikan
9. Ahli gizi mencatat perkembangan pasien pada formulir CPPT dan
formulir monitoring asupan makanan pasien secara berkala.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Ruang Khusus
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Gizi

Anda mungkin juga menyukai