Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN


LABA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR BASIC INDUSTRI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

DINI ONASIS
Dosen Universitas Lancang Kuning

A. PENDAHULUAN yang dilakukan oleh pengelola perusahaan


1.1 Latar Belakang Masalah maupun oleh pemilik perusahaan. sehingga
Pada kenyataannya perusahaan yang diharapkan terdapat tata kelola perusahaan
dikelola oleh manajemen (para Direksi) yang baik, yang dapat menimbulkan dan
sebagai agen dari prinsipel memiliki membangkitkan kepercayaan (trust) dari
kepentingan-kepentingan didalam berbagai pihak terhadap kinerja perusahaan
perusahaan, sebagaimana disampaikan oleh yang diwakili dari Laporan Keuangan
Jehsen dan Meeckling daloam Teori Agensi Perusahaan.
bahwa agen sebagai pihak yang memiliki Dengan alasan meningkatkan kinerja
tanggung jawab yang dipercaya oleh pemilik perusahaan, manajemen melakukan tindakan
perusahaan (principle) memiliki tanggung oportunis dengan melakukan Manajemen
jawab moral untuk memaksimalkan dan Laba. Oleh karena itu adanya praktek Good
mengoptimalkan keuntungan dan laba bagi Corporate Governance di perusahaan akan
pemilik perusahaan atau memakmurkan membatasi manajemen Laba karena adanya
kekayaan pemilik perusahaan, namun disisi mekanisme pengendalian dalam perusahaan
lain dimana sebagai agen yang dipercaya tersebut. Good Corporate Governance
mengelola perusahaan memiliki kepentingan diproksi dengan kepemilikan manajerial,
diluar kepentingan perusahaan yaitu Kepemilikan Institusional, Kualitas Audit
memaksimumkan dan mengoptimalkan dan komisaris independen.
kesejahteraan mereka. Sehingga Hubungan praktek Good Corporate
dimungkinkan agen akan bertindak diluar Governance memiliki hubungan yang
kepentingan perusahaan tetapi signifikan terhadap Earnings Management
mengutamakan kepentingan mereka sendiri, seperti penelitian yang dilakukan Watfield et
sehingga agen tidak selalu bertindak untuk al., 1995, Gabrielsen, et al, 1997, Wedari
kepentingan principle. Artinya agen dapat 2004, Midiastuty dan Machfoedz, 2003.
saja mengelola perusahaan dengan tujuan Sedangkan menurut Siregar dan Bachtiar,
untuk mengutamakan kepentingan mereka 2004; Darmawati, 2003, tidak terdapat
sendiri. hubungan yang signifikan antara praktek
Agen sebagai pengelola perusahaan Corporate Governance terhadap Earnings
dapat menampilkan kinerja perusahaan yang Manajement. Konflik kepentingan yang
baik melalui bentuk manipulasi atas laporan dimiliki agen (pengelola) yang
keuangan definisi inilah yang dinamakan mengakibatkan adanya sifat opportunistic
manajemen laba. Kinerja agen yang baik di manajemen akan mengakibatkan rendahnya
lihat oleh pemilik maka pemilik tentu akan kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan
memberikan bonus dan kompensasi, namun dapat membuat kesalahan pembuatan
jika kinerja kurang baik maka agen dapat keputusan kepada para pemakainya seperti
diganti atau diberhentikan. para investor dan kreditor, sehingga nilai
Good Corporate governance perusahaan akan berkurang.
diharapkan dapat mengurangi kecurangan

STMIK Dharmapala Riau 1847


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

Berdasarkan latar belakang diatas manajer untuk melakukan Manajemen


maka kami Dosen Fakultas Ekonomi Laba.
Universitas Lancang Kuning melakukan 3. Peran monitoring yang dilakukan dewan
Penelitian terhadap Manajemen Laba dan komisaris independen
*RRG &RUSRUDWH *RYHUQDQFH GHQJDQ MXGXO ³ 4. Kualitas audit yang dilihat dari peran
Pengaruh Good Corporate Governance auditor yang memiliki kompetensi yang
terhadap Manajemen Laba perusahaan memadai dan bersikap independen
Industri Manufaktur Basic Industri yang sehingga menjadi pihak yang dapat
terdaftar di Bursa Efek Indonesia´ memberikan kepastian terhadap
integritas angka-angka akuntansi yang
1.2 Rumusan Masalah dilaporkan manajemen.
Berdasarkan latarbelakang diatas maka
peneliti dapat rumusan beberapa masalah 2. Manajemen Laba
sebagai yang akan di teliti, yaitu ; Perilaku manajemen yang mendasari
lahirnya manajemen laba adalah perilaku
1. Bagaimana pengaruh Good Corporate opportunistic manajer dan efficient
Governance secara parsial terhadap contracting. Sebagai perilaku ooportunistic
Manajemen Laba ? manajer memaksimalkan utilitasnya dalam
2. Bagaimana pengaruh Good Corporate menghadapai kontrak kompensasi dan
Governance secara Simultan terhadap hutang, dan political cost (Scott, 2000).
Manajemen Laba ? Perilaku opportunis ini direflesikan dengan
melakukan rekayasa keuangan dengan
B. TINJAUAN PUSTAKA menerapkan income increasing atau income
decreasing decretionary accrual. Sedangkan
1. Teori Agensi (Agency Theory)
sebagai efficient contracting yaitu
Teori agensi merupakan landasan meningkatkan keinformatifan laba dalam
yang dimanfaatkan untuk memahami isu mengkomunikasikan informasi privat.
mengenai good corporate governanace dan Dalam buku Creative Accounting,
Manajemen Laba (earnings management). ³PHQJXQJNDS PDQDMHPHQ ODED GDQ VNDQGDO
Teori agensi memberikan pandangan DNXQWDQVL´ ROHK 'HGK\ 6XOLVWLDZDQ GDQ ODLQ-
bahwa masalah Manajemen Laba dapat lain menjelaskan bahwa Creative
diminimumkan dengan pengawasan sendiri Accounting adalah aktivitas badan usaha
melalui Good Corporate Governance. memanfaatkan teknik dan kebijakan
Praktek Manajemen Laba oleh akuntansi guna mendapatkan hasil yang
manajemen dapat diminimumkan melalui diinginkan.
mekanisme monitoring untuk
menyelaraskan (alignment) perbedaan 3. Good Corporate Governance
kepentingan pemilik dan manajemen antara
a. Kepemilikan Manajerial
lain dengan :
Kepemilikan manajerial adalah
1. Memperbesar kepemilikan saham
situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan oleh manajemen (manajerial
perusahaan atau dengan kata lain manajer
ownership)
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham
2. Kepemilikan saham oleh institusional
perusahaan.
karena mereka dianggap sebagai
Menurut Jensen & Meckling (1976),
sophisticated investor dengan jumlah
dengan adanya kepemilikan manajemen
kepemilikan yang cukup signifikan
terhadap saham perusahaan maka dipandang
dapat memonitor manajemen yang
dapat menyelaraskan potensi perbedaan
berdampak mengurangi motivasi

STMIK Dharmapala Riau 1848


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

kepentingan antara manajemen dan para Audit yang dilakukan oleh KAP yang
pemegang saham lainnya sehingga masuk katagori Big 4. Jika perusahaan
permasalahan antara agen dan prinsipal menggunakan KAP dari Big 4 maka Publik
diharapkan akan hilang. menyakini kualitas Laporan Keuangan yang
di sajikan oleh Manajemen hal ini
a. Kepemilikan Institusional dikarenakan kepercayaan publik terhadap
Kepemilikan institusional adalah KAP yang masuk Big 4.
proporsi kepemilikan saham pada akhir
tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti c. Komisaris Independen
asuransi, bank atau institusi lain. Jensen & Merupakan Komisaris yang berasal
Meckling (1976) menyatakan bahwa dari Luar perusahaan yang Independen,
kepemilikan institusional memiliki peranan misal Komisaris berasal dari Akademik.
yang sangat penting dalam meminimalisasi Perusahaan yang menyelenggarakan sistem
konflik keagenan yang terjadi antara Corporate Governance diyakini akan
manajer dan pemegang saham. membatasi pengelolaan laba yang oportunis.

b. Kualitas Audit 4. Kerangka Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

KEPEMILIKAN
MANAJERIAL

KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL

MANAJEMEN LABA

KUALITAS AUDIT

KOMISARI
INDEPENDEN

STMIK Dharmapala Riau 1849


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

C. METODE PENELITIAN manufaktur Basic Industri yang telah


a. Jenis Penelitian listing di Bursa Efek Indonesia selama
Jenis penelitian ini adalah metode periode tahun 2013-2014. Data
deskriptif (survey) dengan desain penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
kuantitatif, yaitu penelitian tidak hanya 4. Data bersifat time-series, yaitu data
memberikan gambaran mengenai fenomena dari hasil pengamatan dalam suatu
tetapi juga menerangkan, menguji hipotesis periode waktu tertentu, misalnya data
dan mendapatkan makna dari fakta yang harian, data bulanan atau data tahunan.
ada. Dalam penelitian ini runtun waktu atau
time-series, data dari tahun 2013 ±
b. Jenis dan Sumber Data 2014.
Jenis dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai c. Populasi dan Sampel
berikut : Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur
1. Jenis data yang digunakan adalah data
Basic Industri yang terdaftar di Bursa Efek
sekunder karena berasal dari data yang
Indonesia periode tahun 2013-2014.
telah mengalami proses pengolahan.
2. Data yang digunakan merupakan data
d. Variabel Penelitian
kuantitatif dan data kualitatif. Data
Variabel yang diteliti dalam
kuantitatif dinyatakan dalam angka-
penelitian ini adalah
angka, menunjukkan nilai terhadap
besaran atau variabel yang diwakilinya, 1. Kepemilikan Manajerial = X1
sedangkan data kualitatif digunakan 2. Kepemilikan Institusional = X2
untuk memahami peristiwa dibalik data 3. Kualitas Audit = X3
kuantitatif. 4. Komisaris Independen = X4
3. Jenis data yang digunakan dalam 5. Manajemen Laba = Y
penelitian ini adalah berupa data
sekunder, data mengenai perusahaan

e. Operasional Penelitian

Variabel Definisi Skala


Kepemilikan Manajerial Kepemilikan saham yang dimiliki oleh Dummy
manajerial
Kepemilikan Kepemilikan Saham yang dimiliki oleh Dummy
Institusional institusional lain.
Kualitas Audit KAP Big 5 Dummy
Komisaris Independen Anggota Komisaris Independen Dummy
Manajemean Laba Manipulasi Akuntansi oleh manajemen terhadap
Laporan keuangan = Earnings management Nominal
diproksi
dengan akrual abnormal (DA)

f. Analisis Data Setelah data diperoleh selanjutnya


Metode analisis yang digunakan dilakukan analisis dengan menggunakan
adalah Regresi, Cross Section, Panel Data. analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh variabel independen

STMIK Dharmapala Riau 1850


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

terhadap variabel dependen, dengan bantuan Uji Multikolonieritas


program pengolahan data statistik yaitu
Statical Package for Social Science (SPSS). Diketahui bahwa nilai Tolerance dari
ketiga variabel independen lebih dari 0,10
Uji Asumsi Klasik dan Variance Inflantion Factor(VIF) kurang
dari 10, jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
Uji Normalitas model regresi tidak terjadi masalah
multikolonieritas.
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, Uji Autokorelasi
variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Nilai statistik Durbin Watson ( DW)
sebagai hasil output dari SPSS adalah
Uji Multikolinearitas sebesar 1.839 lebih besar dari batas atas (
dl) 1.3162 dan kurang dari du 2,1085 maka
Uji multikolinearitas bertujuan untuk dapat disimpulkan bahwa tidak ada
menguji apakah dalam model regresi autokorelasi positif atau negatif.
ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen) (Ghozali, 2009). Uji Heteroskedastisitas
Uji Autokorelasi Dari grafik Scatter Plot diatas terlihat
bahwa titik (data) menyebar dan tidak
Uji autokorelasi digunakan untuk membentuk pola tertentu,serta tersebar baik
menguji apakah dalam model regresi linear . Sehingga dapat disimpulkan model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik Analisis Regresi
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Dapat diperoleh model persamaan
Uji Heteroskedastisitas regresi linier berganda sebagai berikut :

Uji heteroskedastisitas bertujuan EM= a + b1 ( KPM ) + b2 ( KEPINS ) +


menguji apakah dalam model regresi terjadi b3 ( KAUD ) + b4 ( KMSINDP) + e
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain Hasilnya adalah sebagai berikut :
(Ghozali, 2009). EM = -
Uji Hipotesis 0.0040+0,012(KPM)+0,045(KEPINS)-
0,048(KAUD)+0.024(KMSINDP)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Hipotesis
D. HASIL
Uji Asumsi Klasik Uji T

Uji Normalitas Data 1. Hipotesis pertama :


Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel
Dilihat diagram histogram, maka diatas tertulis t hitungnya adalah 0.505
membentuk lengkung kurve normal maka sedangkan t tabelnya sebesar 1,980,
residual dinyatakan normal dan asumsi berarti t hitung < t tabel dengan tingkat
normalitas terpenuhi. signifikansi 0,614 / 2 = 0,3070 dimana
lebih besar dari pada 0.025, maka

STMIK Dharmapala Riau 1851


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

hipotesis ditolak artinya variabel dan Komisaris Independen berpengaruh


Kepemilikan Manajerial tidak terhadap Manajemen Laba tetapi pengaruh
berpengaruh terhadap Manajemen Laba. ketiga faktor tersebut tidak mendominasi.
Hal ini terlihat dari hasil uji determinasi
2. Hipotesis kedua : pada table dibawah ini :
Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel
diatas tertulis t hitungnya adalah 2,184 Uji Determinasi
sedangkan t tabelnya sebesar 1,980,
berarti t hitung > t tabel dengan tingkat Berdasarkan hasil uji determinasi
signifikansi 0,031 / 2 = 0,0155 dimana terlihat bahwa keempat Variabel tersebut
lebih kecil dari pada 0.025, maka yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
hipotesis diterima artinya variabel Institusional, Kualitas Audit dan Komisaris
Kepemilikan Institusional berpengaruh Independen berpengaruh terhadap
terhadap Manajemen Laba. Manajemen Laba hanya 6,5 % sementara
sisanya lagi dipengaruhi oleh faktor lainnya
3. Hipotesis ketiga : yang tidak termasuk dalam penelitian ini,
Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel artinya pada kasus ini Koefisien Determinasi
diatas tertulis t hitungnya adalah 2.067 menunjukkan Variabel-variabel
sedangkan t tabelnya sebesar 1,980, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
berarti t hitung > t tabel dengan tingkat Institusional, Kualitas Audit dan Komisaris
signifikansi 0,041 / 2 = 0,0205 dimana Independen secara bersama-sama bisa
lebih kecil dari pada 0.025, maka menjelaskan perubahan yang terjadi pada
hipotesis diterima artinya variabel Manajemen Laba, dimana secara bersama-
Kualitas Audit berpengaruh terhadap sama Variabel-variabel Kepemilikan
Manajemen Laba. Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kualitas Audit dan Komisaris Independen
4. Hipotesis empat : secara bersama-sama bisa menjelaskan
Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel perubahan yang terjadi pada Manajemen
diatas tertulis t hitungnya adalah 1.071 Laba
sedangkan t tabelnya sebesar 1,980, Sebesar 6,5 % yang ditunjukkan
berarti t hitung < t tabel dengan tingkat pada Adjusted R Square sebesar 0.065
signifikansi 0,286 / 2 = 0,1430 dimana sementara sisanya dapat dijelaskan oleh
lebih besar dari pada 0.025, maka pengaruh lain yang tidak di teliti
hipotesis ditolak artinya variabel dipenelitian ini.
Komisaris Independen tidak
berpengaruh terhadap Manajemen Laba. E. PEMBAHASAN
Pada Uji Determinasi didapat hasil
Uji F bahwa keempat Variabel tersebut yaitu
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
F hitungnya 2,984 sedangkan F table Institusional, Kualitas Audit dan Komisaris
1,48 dimana tingkat signifikansi pada 0,022 Independen secara bersama-sama
lebih kecil dibandingkan 0,05/2 maka dapat berpengaruh terhadap Manajemen Laba
disimpulkan bahwa Kepemilikan hanya 6,5 % sementara sisanya lagi
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak
Kualitas Audit dan Komisaris Independen termasuk dalam penelitian ini, artinya pada
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kasus ini Koefisien Determinasi
Manajemen Laba. menunjukkan Variabel-variabel
Walaupun Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Kepemilikan Institusional, Kualitas Audit

STMIK Dharmapala Riau 1852


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

Institusional, Kualitas Audit dan Komisaris yang hasil ini dibandingkan sebelum dan
Independen secara bersama-sama bisa sesudah peraturan tersebut dikeluarkan
menjelaskan perubahan yang terjadi pada hasilnya menemukan bahwa tidak ada
Manajemen Laba, dimana secara bersama- pengaruh Komisaris Independent terhadap
sama Variabel-variabel Kepemilikan Manajemen Laba yang mana konsisten
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dengan hasil hipotesa penelitian ini.
Kualitas Audit dan Komisaris Independen Artinya dengan hadirnya Komisaris
secara bersama-sama bisa menjelaskan Independen tidak terbukti membatasi
perubahan yang terjadi pada Manajemen Manajemen Laba yang dilakukan oleh
Laba, hal ini sesuai apa yang diteliti oleh perusahaan. hal ini dapat saja terjadi karena
penelitian lain dimana sangat banyak faktor Pengangkatan Komisaris Independen
yang mempengaruhi Manajemen Laba mungkin hanya sejauh untuk pemenuhan
seperti penelitian yang dilakukan oleh kewajiban dalam peraturan regulasi Menteri
Adriani Lande, Imam Subekti dan Endang keuangan saja tetapi tidak dimaksudkan
Mardiati yang meneliti Pengaruh Tata untuk pemenuhan Tata Kelola Perusahaan
Kelola Perusahaan, Kecakapan manajerial yang baik dalam pengelolaan Perusahaan.
dan Rasio Leverage terhadap Manajemen Sejauh ini Pihak Komisaris
Laba. Independen hanya berjumlah minoritas saja
Bahkan Penelitian yang dilakukan dalam Perusahaan sekedar pelengkap telah
oleh Sylvia Veronica dan Siddharta Utama, memiliki Komisaris Independen oleh
membawa unsur Ukuran Perusahaan dan Perusahaan sehingga Komisaris Independen
Praktek Corporate Governance terhadap tidak begitu Efektif dalam menjalankan
Manajemen Laba, sehingga yang Monitoring dan menuangkan Aktivitasnya
mempengaruhi Manajemen Laba hanya dan tidak dominan dalam pengambilan
beberapa faktor saja tetapi juga oleh Kebijakan dalam rapat Dewan Komisaris
berbagai macam faktor oleh mana pada karena jumlah yang minoritas.
penelitian ini menemukan bahwa Pada Kualitas Audit pada beberapa
Industri Basic Industri Manufaktur untuk Penelitian ada yang berpengaruh dan tidak
tahun 2013 hingga 2014 yang berpengaruh pada Manajemen Laba namun
mempengaruhi secara bersama-sama oleh pada penelitian ini Kualitas Audit
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan berpengaruh terhadap Manajemen Laba, hal
Institusional, Kualitas Audit dan Komisaris ini dapat terjadi karena sifat dari Kantor
Independen Terhadap Manajemen Laba Akuntan Publik yang memberikan
hanya Sebesar 6,5 % yang ditunjukkan pada Keyakinan memadai terhadap Laporan
Adjusted R Square sebesar 0.065 sementara Keuangan yang di buat oleh Perusahaan
sisanya dapat dijelaskan oleh pengaruh lain masih didominasi dan diyakini pada Kantor
yang tidak di teliti dipenelitian ini. Akuntan Publik Big Four ( empat besar) hal
Peraturan yang dikeluarkan oleh ini karena diragu menurut para pemerhati
Negara bahwa Perusahaan memiliki Akuntan dan Pasar Modal bahwa Kantor
kewajiban untuk mengangkat Komisaris Akuntan Publik yang 4 Besar diyakini akan
Independen dan membentuk Komite Audit Kualitas Audit yang dilakukan mereka yang
yang peraturan ini dikeluarkan pada Juni diapresiasi oleh Publik dibandingkan KAP
Tahun 2000 dan diwajibkan dilaksanakan yang biasa saja.
selambat-lambatnya per 31 desember 2001, Standar Kualitas kerja yang
maka hasil penelitian yang dilakukan oleh memberikan keyakinan pada Publik masih
para peneliti sebelumnya ditemukan tidak di percaya pada KAP 4 besar walaupun
ada pengaruh kehadiran Komisaris KAP 4 besar hanya mengaudit Laporan
Independent terhadap Manajemen Laba keuangan pada Annual Report saja namun

STMIK Dharmapala Riau 1853


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

Kualitas Kerja mereka sangat dipercaya oleh Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel
Publik dalam memberikan Jaminan diatas tertulis t hitungnya adalah 0.505
(Assurance) atas Audit Laporan Keuangan. sedangkan t tabelnya sebesar 1,980, berarti t
Pada Kepemilikan Institusional telah hitung < t tabel dengan tingkat signifikansi
ada penelitian terdahulu yang juga 0,614 / 2 = 0,3070 dimana lebih besar dari
memberikan kesimpulan yang beragam pada 0.025, maka hipotesis ditolak artinya
dimana Kepemilikan Institusional variabel Kepemilikan Manajerial tidak
memberikan Pengaruh dan tidak ada berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Pengaruh pada Manajemen Laba, namun Hipotesis kedua :
pada penelitian ini di dapat hasil dimana Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel
Kepemilikan Institusional berpengaruh pada diatas tertulis t hitungnya adalah 2,184
Manajemen Laba artinya Kepemilikan sedangkan t tabelnya sebesar 1,980, berarti t
Institusional (Peruahaan Lain) dapat hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi
mempengaruhi besar dan kecilnya 0,031 / 2 = 0,0155 dimana lebih kecil dari
Manajemen Laba. Menurut Guner dan pada 0.025, maka hipotesis diterima artinya
Aydogan (1998), perusahaan yang dikontrol variabel Kepemilikan Institusional
Investor asing (Perusahaan Asing) berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
mempunyai kinerja paling baik Hipotesis ketiga :
dibandingkan perusahaan yang kendalinya Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel
berada di pihak lain. diatas tertulis t hitungnya adalah 2.067
Dan perusahaan yang dimiliki oleh sedangkan t tabelnya sebesar 1,980, berarti t
beberapa perusahaan lain mempunyai hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi
kinerja yang lebih baik dibandingkan 0,041 / 2 = 0,0205 dimana lebih kecil dari
perusahaan yang dimiliki oleh satu keluarga pada 0.025, maka hipotesis diterima artinya
atau satu perusahaan saja. Maka pada variabel Kualitas Audit berpengaruh
industry Basic Manufaktur ini ditemukan terhadap Manajemen Laba.
bahwa ada pengaruh signifikan terhadap Hipotesis empat :
Manajemen Laba oleh Kepemilikan Berdasarkan uji t yang dimuat pada tabel
Institusional hal ini tidak dapat terlepas dari diatas tertulis t hitungnya adalah 1.071
banyaknya investor asing yang ikut investasi sedangkan t tabelnya sebesar 1,980, berarti t
pada Perusahaan yang ada di Indonesia. hitung < t tabel dengan tingkat signifikansi
Kepemilikan Manajerial pada 0,286 / 2 = 0,1430 dimana lebih besar dari
penelitian ini tidak memiliki pengaruh pada 0.025, maka hipotesis ditolak artinya
terhadap Manajemen Laba, dimana pihak variabel Komisaris Independen tidak
manajemen diberikan Saham untuk berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
mengikat tingkat loyalitas dan kinerja pada
perusahaan namun hal ini tetap tidak Uji F
mempengaruhi Manajemen Laba. Artinya
Hipotesis 5 :
walaupun diberikan Saham kepemilikan
pada Level Top Manajemen tetap saja Berdasarkan hasil olahan SPSS bahwa F
Manajemen Laba hadir dan tidak hitungnya 2,984 sedangkan F table 1,48
dipengaruhi oleh Kepemilikan Manajerial. dimana tingkat signifikansi pada 0,022 lebih
kecil dibandingkan 0,05/2 maka dapat
F. KESIMPULAN disimpulkan bahwa Kepemilikan
Uji T Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kualitas Audit dan Komisaris Independen
Hipotesis pertama :
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Manajemen Laba.

STMIK Dharmapala Riau 1854


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

Yaitu Kepemilikan Manajerial, Arman Nefi, Adiwarman, (2008), Penerapan


Kepemilikan Institusional, Kualitas Audit Good Corporate Governance :
dan Komisaris Independen berpengaruh Mengenyampingkan Hak Istimewa
terhadap Manajemen Laba hanya 6,5 % demi Kelangsungan usaha, Kencana,
sementara sisanya lagi dipengaruhi oleh Predana Group.
faktor lainnya yang tidak termasuk dalam Dedhy S, Yeni, (2011), Creative
penelitian ini, artinya pada kasus ini Accounting, Salemba Empat,
Koefisien Determinasi menunjukkan Jakarta.
Variabel-variabel Kepemilikan Manajerial, Heally, P.M and Wahlen, J.M. (1999). A
Kepemilikan Institusional, Kualitas Audit Review of The Earnings
dan Komisaris Independen secara bersama- Management Literature and its
sama bisa menjelaskan perubahan yang Implication for Standard Setting,
terjadi pada Manajemen Laba, dimana Accounting Horizon (December),
secara bersama-sama Variabel-variabel 365-383
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Gabrielsen, Gorm., Jeffrey D. Gramlich dan
Institusional, Kualitas Audit dan Komisaris Thomas Plenborg. (1997).
Independen secara bersama-sama bisa Managerial Ownership, Information
menjelaskan perubahan yang terjadi pada Content of Earnings, and
Manajemen Laba Discretionary Accruals in a Non US
Sebesar 6,5 % yang ditunjukkan Setting. Jurnal of Bussiness Finance
pada Adjusted R Square sebesar 0.065 and Accounting, Vol 29. No. 7 &8.
sementara sisanya dapat dijelaskan oleh September/Oktober, p. 967-988.
pengaruh lain yang tidak di teliti Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Portofolio
dipenelitian ini. dan Analisis Sekuritas, UPP-AMP
YKPN,Yogyakarta
G. SARAN Lulus sri Lestari, (2013), Pengaruh Earning
Penelitian ini memiliki keterbatasan Management terhadap Nilai
pendeknya periode penelitian maka bagi Perusahaan dimoderasi dengan
peneliti kemudian dapat memanjangkan Praktik Corporate Governance,
periode penelitian selanjutnya. Dipanegoro Journal of Accounting,
Bagi Perusahaan penelitian ini dapat volume 2, nomor 3, tahun 2013.
menjadi salah satu Rujukan bahwa Mochammad Ridwan, Ardi Gunardi, (2013),
Manajemen Laba dipengaruhi juga oleh Peran mekanisme corporate
faktor lain selain yang diteliti oleh peneliti. governance sebagai pemoderasi
Sehingga dapat menjadi pertimbangan praktik earning management
dalam tata kelola perusahaan oleh terhadap Nilai perusahaan,
Manajemen, Komisaris dan owner sebagai Trikonomika, volume 12, No.1 Juni
Pemilik. 2013.
Scott, William R. (2006). Financial
th
DAFTAR PUSTAKA Acconting theory´ Edition.
Canada Inc : Pearson Education.
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz,
Modal Indonesia Edisi I, Media Soft, 0DV¶XG (2006), Mekanisme
Indonesia Corporate Governance, Kualitas
Ali Irfan. (2002). Pelaporan Keuangan dan Laba dan Nilai Perusahaan.
Asimetri Informasi dalam Hubungan Simposium Nasional Akuntansi IX,
Agensi. Lintasan Ekonomi Vol XIX. Padang, 23-26 Agustus 2006.
No 2 Juli 2002.

STMIK Dharmapala Riau 1855


Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, Volume 8, Nomor 1, Mei 2017

Siregar,Sylvia Veronica N.P & Bachtiar, Watts R. and J.L. Zimmerman. (1986).
Yanivi S.(2004). Good Corporate Positive Accounting Theory. New
Governance, Information York: Prentice Hall.
Asymmetry, and Earnings Watfield, Terry D., J.J. Wild dan K.L Wild
Management´ 6LPSRVLXP 1DVLRQDO (1995). Managerial Ownership,
Akuntansi VII. Denpasar-Bali : hal Accounting Choices, and
57-69. Informativesness of Earning. Journal
Siregar,.Sylvia. Veronica N.P, dan Utama, of Accounting and Economics 20,
Siddharta. (2006) Pengaruh Struktur hal 61-91.
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Wedari, L.K.(2004). Analisis Pengaruh
dan Praktek Corporate Governance Dewan Komisaris dan Keberadaan
terhadap Pengelolaan Laba Komite Audit Terhadap Aktivitas
(Earnings Management), Journal Manajemen Laba. Makalah SNA
Riset Akuntansi Indonesia Vol 9 VII. Denpasar. 963-974
No.3. Hal 307-326

STMIK Dharmapala Riau 1856

Anda mungkin juga menyukai