Dengan material yang sama, dengan warna yang sama, bisa diperoleh beberapa jenis tekstur yang teknik yang
berbeda :
1. Plesteran kamprot. Dengan teknik ini akan diperoleh bidang permukaan yang kasar dan bertekstur. Teknik
ini bisa diterapkan di bidang-bidang tertentu yang dipilih menjadi aksen. Teknis pengerjaannya tentu lebih
sulit daripada plesteran biasa.
2. Acian halus. Caranya sama persis dengan teknik yang biasa dilakukan pada dinding konvensional. Setelah
diplester, permukaan dinding lalu diaci dengan menggunakan semen yang dicampur dengan air. Dengan
cara ini akan dihasilkan permukaan yang halus, doft (tidak mengkilat), dengan warna abu-abu tua, dan
tekstur yang dihasilkan oleh bekas gosokan.
Setiap teknik finishing tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari finishing beton ekspose :
1. Hasil akhir yang dihasilkan akan mempunyai aksen dan tekstur yang sangat menarik dan alami, apalagi bila
dikombinasikan dengan permainan pencahayaan.
2. Terhindar kemungkinan terjadinya pemilihan warna yang kurang serasi. Warna beton ekspose yang
monokrom justru akan lebih menonjolkan bentuk bangunan.
3. Mengurangi perawatan bangunan. Untuk finishing berupa cat, maka bangunan harus dicat ulang paling
tidak setiap 5 tahun sekali. Untuk finishing beton ekspose cukup dibersihkan secara berkala.
4. Mengurangi biaya pembangunan, karena menghilangkan alokasi biaya untuk finishing.