Anda di halaman 1dari 7

Bagian material finishing uraian

Atap Genteng keramik

Penutup plafon Lantai 1 : tidak ada Lantai 1 : tidak ada


Lantai 2 : papan Lantai 2 : cat putih
gypsum

Dinding Batu bata Cat pelapis anti


bocor
Bata rooster

Kolom Beton bertulang Tidak ada (expose)

Pintu/jendela Kayu Meranti Pintu depan :


(pintu) pelitur
Kusen aluminium + Pintu dalam tidak
kaca (jendela) ada

Lantai Tegel
semen/plester Cat epoxy

Teras Tegel
semen/plester Cat epoxy

Tembok pagar

tangga Railing : Railing : kayu di


aluminium+kayu pelitur
bekas scaffolding Anak tangga :
Anak tangga epoxy
:beton

IDENTITAS BANGUNAN
NAMA : OMAH HARIMURTI
TAHUN DIBANGUN : 2015
NAMA PEMILIK : HARIMURTI DAN LULUT DIAN SUSANTI
ARSITEK : DENNY SETIAWAN (STUDIO DENNY SETIAWAN)
ALAMAT : JALAN DEPSOS 3 NO.1, PESANGGRAHAN, BINTARO

PROFIL PENGHUNI
1. Harimurti : bekerja di kementerian lingkungan hidup
2. Lulut : (dulu) bekerja di kementerian lingkungan hidup
(sekarang) ibu rumah tangga
3. 3 anak laki-laki
4. (dulu) : keponakan, ibu dari harimurti, asisten rumah tangga
KONSEP
Arsitek rumah ini mengatakan tidak ada konsep spesifik dalam pembuatan rumah ini,
melainkan konsep harus menyesuaikan dengan karakteristik sifat, hobi, dan
keseharian penghuni. Maka dari itu, rumah ini didasari dari hasil pemikiran arsitek dan
clientnya. Client ingin rumah yang terasa nyaman dengan penambahan unsur jawa,
sederhana, dan dari sisi arsitek yang memiliki style untuk menggunakan material yang
di expose(industrial).

Selain tema jawa dan industrial, tema yang diangkat lainnya adalah tropis, yang
ditandai dengan taman di sisi kiri dan kanannya. Maka dari itu, pembangunan
dilakukan pertama kali dengan penentuan letak taman.

Industrial + ruang hijau = keserasian


(maskulin) (lembut)

INDUSTRIAL LOOK
Industrial look identik dengan penggunaan material/ elemen-elemen struktural dari
sebuah bangunan yang dipamerkan memperlihatkan tampilan yang seolah setengah
jadi, belum selesai. Gaya arsitektur industrial muncul awalnya di desain interior dan
arsitektur Eropa akibat banyaknya bangunan bekas pabrik yang tidak lagi digunakan.
Agar tidak terbengkalai, maka dilakukan penyesuaian agar gedung-gedung ini bisa
dijadikan hunian yang layak dan nyaman. Bangunan juga banyak menggunakan
bahan-bahan bekas pembangunan sebagai unsur furniture/finishing didalamnya.

Furniture pun yang digunakan cenderung tanpa finishing dan lebih menunjukkan warna
aslinya. Furniture berbahan kayu biasanya tidak dicat, melainkan hanya dipolitur untuk
mengantisipasi rayap. Furniture berbahan besi, alumunium, dan stainless juga tidak
dicat sama sekali, tetapi dibiarkan apa adanya seperti layaknya material asli

DINDING
BATA
Secara materi, manusia terbuat dari tanah, bata juga terbuat dari tanah. Membangun
rumah dengan material bata seperti Omah Harimurti ini sekaligus sebagai sebuah
refleksi: bahwa manusia dan bata terbuat dari unsur dasar yang sama, yaitu tanah.
Batu bata bukan material yang sederhana, ada banyak proses dan unsur yang
memasukinya. Tanah unsur utamanya, tapi tanah bertemu dengan air untuk
melembutkannya sehingga mampu dicetak. Tanah yang sudah tercetak bertemu
dengan panas sinar matahari agar mengeras, lalu dibakar dengan api. Ada unsur air,
ada unsur angin saat dijemur di luar ruangan, ada unsur sinar matahari, ada unsur api
dan kayu dalam proses pembakaran. Material batu bata, material yang menyerap
unsur alamiah alam semesta melalui proses waktu (time). Itulah mengapa material
bata memberikan ‘kehangatan’ bagi manusia.

NATA
Menata kadang dipahami sebagai sebuah keteraturan ‘order’. Singkatnya, nata
memerlukan ketelatenan dan hati dalam ketidakpastian. Telaten bukan hanya tentang
kesabaran semata, tapi ada unsur tekun dan teliti. Kedua hal di atas memerlukan
waktu sebagai faktor pijaknya. Kedewasaan manusia melingkupi kerja menata. Ada
waktu (time), ada bijak, ada rasa yang melingkupi proses ‘nata’.

NATABATA
Permainan dinding yang dirubah dapat dianalogikan seperti ini: jika bidang sana yang
diubah, menjadi berubah yang di sini, dan yang disini bisa saja diolah sehingga
berefek: tidak ada perubahan. Ada perubahan di sana karena ada yang berlubang,
tetapi disini tidak ada perubahan keruangan karena yang ada perubahan waktu tadi.
Ajeg dan ubah. Semakin menunjukan bahwa dalam ‘natabata’ ada space and time
yang bermain di dalamnya.

Nata, yang perlu ditata


Nata, yang memang mau ditata
Nata, yang berserakan
Nata, bukan tentang keteraturan
Nata, tentang kepantasan di hadapan-NYA

JENIS BATA YANG DIPAKAI:


1. BATA EXPOSE
Jenis bata yang digunakan : batu bata tanah liat biasa

Cara pemasangan bata expose


1. Berdasarkan cara pemasangan batu bata
Pemasangan pada rumah ini adalah dengan penyusunan konvensional untuk
pembuatan dinding.

2. Berdasarkan tipe spesi


Penempelan susunan batu bata menggunakan semen, dengan jarak spesi/nat
antar batu bata baik secara horizontal maupun vertikal kurang lebih 1,5 cm
(termasuk kedalam tipe spesi tebal). Dikarenakan bata ekspos memiliki pori -
pori yang besar maka pada adukan semen ditambahkan cairan perekat agar
dapat merekat lebih kuat.

Pemasangan batu bata expose memerlukan tingkat presisi yang tinggi agar
susunan terlihat rapi dan memiliki ketinggian yang sama tiap barisnya.

3. Finishing
Untuk finishing, semua batu bata dilapisi dengan clear coating dikarenakan
bahan dari pembuat cairan ini adalah air sehingga tidak merusak permukaan
dan mudah menempel. Tujuan digunakannya clear coating ini adalah untuk
menjaga kelembapan bata sehingga tidak tumbuh jamur atau lumut, melindungi
dari panas matahari dan hujan, debu dan goresan - goresan, serta kebocoran.

Untuk finishing, seluruh dinding dicat dengan cat pelapis untuk menghindari
bocor, kerusakan akibat suhu/air/lumut(agar dinding awet) serta melapisi agar
dinding tidak ber….pasir (​berdebu​)(?) (biar gak keropos ( ​agar tidak terjadi
korasi​) (?) bahasanya apa itu guys….?
Itu dah gw tulisin finishingnya yak.

​2. BATA ROSTER

rooster memiliki ukuran 20 cm x 20 cm dengan bobot yang relatif berat yaitu 4,5 kg. Dinding
bata rooster digunakan sebagai lubang angin untuk menciptakan sirkulasi udara yang
maksimal dan digunakan agar dapat mengintip keluar melalui lubang - lubang tanpa harus
keluar.

Pemasangan bata roster direkatkan menggunakan semen. Selain perekat semen, rooster
hanya perlu dikuatkan menggunakan ​tambahan pelat besi. Pelat besi setebal 4 mm dapat
disekrup pada bagian atas rooster. Fungsinya adalah untuk membuat rooster bertambah
kaku dan tidak mudah roboh apabila terdorong angin atau tersenggol​.(?) ​Ini yang ditulis
irene bener.

PENEMPELAN BATA ROSTER


a. Penempelan bata roster tidak menggunakan lem perekat dikarenakan dinding bata
roster terletak di eksterior bangunan sehingga lebih mudah roboh karena terkena angin
diakrenakan dinding roster tidak memiliki sistem penguncian diantara susunannya.

Finishing dinding roster menggunakan clear coating.

b. Alternatif pemasangan bata roster tanpa spesi


“Jika di Barat memakai spesi antar-bata sebagai perekat, sedangkan di Nusantara
tanpa spesi dengan proses digosok antar permukaan bata, yang disebut teknik kosod
bata. Dengan teknik kosod, maka bata bisa bertemu bata, tanpa perlu spesi, karena
hasil menggosok secara telaten tersebut menimbulkan butir-butir halus seperti
tumbukan bata yang sekaligus berfungsi sebagai perekat.
c. Bata pres yang cukup presisi (dan menyisakan cerukan pada badan bata), sehingga
dapat disusun rapi secara tepat (dan terlihat) tanpa spesi, sama seperti candi di zaman
Majapahit.”

Sumber: Hidayat, Anas dan Andy Rahman. 2019. Natabata. Jakarta: Omah Library (RAW
Press)

LANTAI
1. TEGEL
Pemasangan tegel lantai menggunakan semen. Adukan semen untuk pemasangan
harus penuh, baik dasar maupun dibadan belakang tegel lantai yang akan dipasang.
Perbandingan adukan dan tebal adukan yang disarankan adalah:
– lantai, Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata-rata = 2 s/d 4 cm

Untuk jarak antar tegel, lebar nat yang bisa digunakan adalah 4 s/d 5 mm.

2. LANTAI PLESTER
Finishing dari lantai plester menggunakan cat epoxy yang membuat lantai semen
menjadi terlihat mengkilap.
PROFIL ARSITEK

Nama : DENNY SETIAWAN


Pendidikan :

Universitas Bina Nusantara S.T 2007 S1

Universitas Trisakti m.t 2015 s2

Latar Belakang
Lahir dari orang tua yang tidak berkesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi,
tidak membuat arsitek Denny Setiawan tumbuh menjadi sosok yang rendah diri. Justru
dia merasa bangga bahwa ayahnya yang berprofesi sebagai tukang batu di Pulau
Bangka, sukses mengantarkannya menjadi arstitek.

Ketertarikannya terhadap bentuk, ruang, dan komposisi dalam bangunan menuntunnya


untuk terjun ke dunia arsitektur. Dimulai dengan menempuh pendidikan di jurusan
Arsitektur, Bina Nusantara University pada 2008, dan dilanjutkan ke jenjang pendidikan
pascasarjana di jurusan yang sama di Univesitas Trisakti, menggugah kesadarannya
terhadap dunia menciptakan bangunan ini.

Makin dalam menggali ilmu tentang arsitektur, dia makin paham mengenai tanggung
jawab seseorang yang berprofesi sebagai arsitek. Profesi arsitek dianggapnya sebagai
alat untuk melayani sesama manusia melalui penciptaan bangunan yang memberikan
manfaat sekaligus kenangan bagi setiap orang.

Usia kuliah, dia mulai merintis karier di studio Djuhara + Djuhara. Pria kelahiran 1985
ini dipercaya sebagai asisten arsitek selama 3 tahun. Pada 2010, Denny memutuskan
keluar dari pekerjaannya, dan memberanikan diri untuk merintis studio arsitekturnya,
yakni Studio Denny Setiawan.

Di studionya ini, dia mulai merancang karya arsitektur yang ramah lingkungan.
Langgam desainnya selalu mengedepankan tiga prinsip dasar yakni kekuatan,
fungsional, dan nilai estetika.

Pada tahun 2017, Denny Setiawan ditunjuk sebagai perwakilan generasi muda arsitek
Indonesia yang berperan aktif di ARCASIA (badan profesi arsitek se-Asia).
Fokus utama Studio Denny Setiawan adalah menghasilkan karya arsitektur yang
kontekstual terhadap masa, tempat, dan budaya.

Memiliki motto “Kesederhanaan Material Adalah Nilai Berharga”, Denny berusaha


menampilkan kesederhanaan material dengan cara baru melalui proses berpikir yang
cukup dalam.

Dari setiap karya yang dihasilkan oleh studionya, Denny pun berharap setiap karyanya
mampu memberikan nilai tambah bagi pengguna maupun tempat di mana dia ada.

Anda mungkin juga menyukai