Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG

FLAMBOYAN DI RUMAH SAKIT TINGKAT II


KARTIKA HUSADA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

Asih Islamiati (I1031181001)


Dewi Safa Oktarini (I1031181015)
Syaifallah Aziz (I1031181037)
Hartini (I1031181043)
Khaira Ummah (I1031181047)
Yanuaria Aunkon (I1031181051)
Devi Lestia Dewi (I1032181002)
Dewi Amalia (I1032181003)
Sulasih (I1032181006)
Rizqy Ananda Rachmaniah (I1032181022)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN 
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK 
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan organisasi yang
memiliki beragam tenaga terampil dengan produk utama adalah jasa atau pelayanan
(Soeroso, 2013). Pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi kebutuhan dasar yang
diperlukan bagi setiap orang. Untuk itu rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta dituntut untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaann guna menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bermanfaat bagi
masyarakat. Gillies (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya yang sangat penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber daya
manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2013). Menurut Asmuji (2014) Manajemen keperawatan merupakan suatu proses
menyelesaikan suatu pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional
dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses
keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Munijaya (2011) Prinsip-prinsip dalam manajemen keperawatan terbagi
menjadi tiga prinsip utama yaitu efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya manusia, dan
wajar dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan
memerlukan peran setiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi staf
masing-masing melalui fungsi manajemen. Fungsi manajemen akan mengarahkan
perawat dalam mencapai tujuan yang akan ditujukan dengan menerapkan proses
keperawatan yang terdiri pada empat elemen yaitu fungsi perencanaan (Planning), fungsi
pengorganisasian (Organizing), fungsi pengarahan (Actuating), dan fungsi pengendalian
(Controling) yang merupakan siklus manajemen yang saling berkaitan satu sama lain
(Siswanto, 2012).
Menurut Nursalam (2013) dalam manajemen keperawatan, terdapat beberapa
tingkatan manajemen antara lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan
nursing low manager. Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari nursing low
manager yang mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau
ruangan. Kepala ruang keperawatan yang merupakan bagian dari manajemen
keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka untuk memajukan staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Keliat (2012) mengatakan,
kepala ruang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
diruangan dengan menggunakan proses manajemen keperawatan yaitu melalui fungsi-
fungsi manajemen tersebut.
Manajemen sangat penting dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit, karena
tanpa adanya manajemen yang baik maka pelayanan tidak dapat dijalankan secara
optimal, oleh karena itu dibutuhkan seorang manajer agar tujuan dan kepentingan tiap
perawat di dalamnya sesuai dengan visi dan misi yang dituju (Kholid, 2013). Manajemen
rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kinerja perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien.
Pada ruang Perinatologi yang mana merupakan sebuah unit pelayanan khusus
bagi semua bayi baru lahir (usia 0-28 hari) terutama bayi yang beresiko tinggi, misalnya
bayi dengan gawat nafas, bayi prematur dan berat lahir amat sangat rendah, infeksi berat,
kelainan bawaan (jantung dan sebagainya) termasuk yang membutuhkan pembedahan
(Yeni et al, 2015). Pada ruangan ini diperlukan perhatian khusus dalam memberikan
pelayanan kesehatan neonatus terutama pada hari-hari pertama kehidupannya yang
sangat rentan karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri
dari kehidupan di dalam rahim kekehidupan di luar rahim. Mengingat secara fisiologis
bayi belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan baru setelah dilahirkan, dukungan
lingkungan ruang perawatan sangat diperlukan agar bayi tetap terjaga kehangatannya
(Heriyeni, 2018).
Menurut WHO setiap tahun terdapat 130 juta bayi baru lahir di seluruh dunia, dan
diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada usia empat minggu pertama kehidupan.
Penyebab kematian neonatal adalah kelahiran kurang bulan (28%), infeksi (26%),
asfiksia 23%), kelainan kongenital (7%), dan penyebab lain (7%) (Al-Shorbaji,2013).
Bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan suhu. Pada 30 menit pertama bayi dapat mengalami
penurunan suhu 3 - 4 °C. Pada ruangan dengan suhu 20-25 °C suhu kulit bayi turun
sekitar 0,3 °C per menit. Penurunan suhu diakibatkan oleh kehilangan panas secara
konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Kemampuan bayi yang belum sempurna
dalam memproduksi panas membuat bayi sangat rentan untuk mengalami penurunan
panas. Suhu bayi yang rendah mengakibatkan proses metabolik dan fisiologi melambat.
Kecepatan pernafasan dan denyut jantung sangat melambat, tekanan darah rendah dan
kesadaran menghilang. Bila keadaan ini terus berlanjut dan tidak mendapatkan
penanganan maka dapat menimbulkan kematian pada bayi baru lahir. Maka dari itu,
faktor kelengkapan dari manajerial keperawatan dan pelayanan sangat diperlukan agar
dapat mengatasi masalah yang mungkin terjadi pada kasus perinatal (Heriyeni, 2018).
Perawat merupakan tenaga yang paling lama berinteraksi dengan pasiennya,
sehingga memiliki kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan yang diberikan dibanding dengan tenaga kesehatan yang lain
(Sitorus, 2011). Salah satu aspek terpenting dari kinerja perawat adalah pelaksanaan
asuhan keperawatan, adapun tahapan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yakni
tahapan pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada dasarnya dijadikan acuan dalam menilai kinerja
perawat. Menurut Kewuan (2017), indikator kinerja seorang perawat adalah disiplin
kerja, sikap dan prilaku, pelaksanaan prosedur rumah sakit, dan pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan. Oleh karena itu, kinerja perawat dapat dilihat dari mutu asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, dengan menggunakan standar praktik
keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui, memahami, dan melakukan konsep manajemen
keperawatan dan menunjukan sikap kepemimpinan yang professional di Ruang
Flamboyan Rumah Sakit Kartika Husada Pontianak.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama satu pekan di Ruang
Flamboyan Rumah Sakit Kartika Husada Pontianak mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian ruang rawat meliputi deskripsi rumah sakit dan
ruangan, serta pengkajian Man, Material, Money, Method dan Market.
2) Melakukan analisa SWOT
3) Membuat diagram layang
4) Mengidentifikasi permasalahan yang muncul, memprioritaskan masalah
tersebut dan menyusun rencana kegiatan (Plant of Action)
5) Mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang telah disusun
BAB II
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Gambaran Umum RS
1. Deskripsi rumah sakit
RSKH sebelumnya bernama Djawatan Kesehatan Sub Teritorium (DKT) I / VI
yang di serahkan Belanda pada tahun 1950 kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada Tahun 1968 Djawatan Kesehatan sub Teritorium I / VI (DKT) berubah nama
menjadi Rumkit Kesdam XII / Tanjungpura. Tahun 1985 Kodam XII / Tanjungpura
yang berkedudukan di Pontianak Kalimantan Barat dilikuidasi menjadi Kodam VI /
Tanjungpura yang berkedudukan di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) dan
Rumkit Kesdam XII / Tanjungpura berubah nama menjadi Rumah sakit TK III
Pontianak berkedudukan di Jalan Jendral Sudirman No.1 Pontianak. Tahun 1990.
Rumah Sakit TK III Pontianak yang beralamat di jalan Sudirman No.1 Pontianak
dipindahkan kedudukannya ke gedung yang baru dengan alamat Jl. Adi Sucipto Km.7
Sei Raya Kab Kubu Raya, yang diresmikan oleh Wakasad Letnan Jenderal TNI
Sahala Rajagukguk pada tanggal 26 Oktober 1990. Tahun 2007 bertepatan hari ulang
tahun Kesehatan Angkatan Darat yang ke 62 sebutan Rumah Sakit TK III Pontianak
menjadi Rumah Sakit TK III Kartika Husada Pontianak, yang diresmikan oleh
Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah 06.04.04 Pontianak Letkol Ckm dr. Dony
Hardono. Pada tahun 2010 Wilayah Kalimantan dibagi menjadi 2 Kodam (Kodam
XII / Tanjungpura wilayah Kalbar dan Kalteng dan Kodam VI / Mulawarman wilayah
Kaltim dan Kalsel) dan Rumah Sakit Tk. III Kartika Husada Pontianak di Bawah
Kesdam XII / Tanjungpura. Rumah Sakit TK. II Kartika Husada beralamat di Jalan
Adi Sucipto Km. 6,5 Sei Raya, Kab. Kubur Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Luas
Tanah 31.798 M2, status tanah milik negara, luas bangunan sebesar5.061 M2, untuk
air menggunakan penjernihan air & bak penampungan air sungai/hujan, kapasitas
keseluruhan tempat tidur (TT) sebanyak 135 buah.
Pada Tahun 2012 Rumah Sakit TK III Kartika Husada Pontianak, berubah status
menjadi RS Tk II Kartika Husada dengan dasar : Peraturan Panglima TNI No.8
Tahun 2012 tentang Peningkatan Status Rumah Sakit Tingkat II Di Lingkungan TNI
dan Peraturan KASAD No. Perkasad / 8 / VI / 2012 tentang Penigkatan Status 6
Rumah Sakit dari Tingkat III menjadi Tingkat II di Jajaran Kodam VI / MLW, IX /
UDY, XII / TPR, XVI / PTM, XVII / CEN dan IM.
Pada tahun 2014, berdasarkan UU RI No. 11 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial pada tanggal 1 Januari 2014 RSKH menjadi FKTL
berubah sistem pelayanannya menjadi sistem pelayanan Rujukan Berjenjang. Pada
tanggal 14 Februari 2018 oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) menetapkan
RSKH terakreditasi Paripurna berdasarkan surat keputusan ketua komisi akreditasi
rumah sakit No. KARS – SERT / 1216 / II / 2018.
Dalam perjalanannya sampai saat ini Rumah Sakit Tk.II Kartika Husada telah
memiliki status akreditasi sebagai berikut :
a. Rumah Sakit Tk.II Kartika Husada terakreditasi Paripurna berdasarkan surat
keputusan ketua komisi akreditasi rumah sakit No. KARS – SERT / 1216 / II /
2018
b. Klasifikasi Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada adalah Rumah Sakit Umum
dengan klasifikasi C yang telah ditetapkan oleh SK Pemda Kabupaten Kubu Raya
Nomor :914/Diskes/2016.
c. Rumah Sakit Tk. II Kartika Husada telah ditetapkan sebagai Instansi yang
menerapkan PK BLU berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
268/KMK.05/2019 tanggal 22 Maret 2019 tentang Penetapan sebagai Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
2. Visi dan misi rumah sakit
a. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Pilihan Pertama Dan Kebanggaan Bagi Prajurit TNI, PNS
Kemhan Dan Keluarganya Serta Masyarakat Umum Diwilayah Kalimantan
Barat”
b. Misi
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan Kepada Prajurit, PNS Dan Keluarganya
Serta Masyarakat Umum Secara Komprehensif dengan mengedepankan Mutu
dan Keselamatan Pasien.
2) Memberikan Dukungan Kesehatan yang Handal.
3) Mewujudkan SDM yang berkualitas.
c. Motto
R : Respect
S : Senyum, Sapa, Salam, Sentuh, Sembuh
K : Kualitas
H : Humanis
3. Tugas pokok dan fungsi rumah sakit
a. Tugas pokok
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Prajurit TNI, PNS Kemhan,
Purnawirawan dan Keluarganya serta Masyarakat umum.
2) Menyelenggarakan dukungan kesehatan bagi satuan TNI di wilayahKodam
XII / Tpr, dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.
b. Fungsi
1) Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan yang bermutu dan
sesuai standar, meliputi: pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan pemulihan.
2) Menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana yang memadai dalam
rangka mendukung tugas pokok RSKH.
3) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas di
bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dan
pengembangan RSKH.
4) Menyelenggarakan kegiatan lain (meliputi; werving, bakti sosial dan medical
chek up) yang optimal dalam mendukung pelaksanaan tugas RSKH.
5) Menyelenggarakan pembinaan keuangan khususnya pola keuangan BLU yang
transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas RSKH.
6) Menyelenggarakan pembinaan tertib administrasi dan manajemen yang efektif
dan efisien dalam mendukung pelaksanaan tugas RSKH.
4. Tujuan rumah sakit
a. Umum
1) Mempertahankan RSKH yang berkesinambungan dan terintegrasi dengan
sistim kesehatan nasional serta sistim kesehatan TNI AD.
2) Menyelenggarakan managemen RSKH yang sesuai dengan kaidah-kaidah
korporasi yang sehat.
3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang sesuai dengan standar
Akreditasi.
4) Menyelenggarakan Dukungan Kesehatan yang efektif dan efisien bagi Satuan
TNI yang melaksanakan Tugas Pamtas dan Latihan di Wilayah Kalbar.
b. Khusus
1) Mengembalikan kondisi kesehatan yang prima bagi Prajurit TNI, PNS
Kemhan, Purnawirawan dan Keluarganya serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat umum di wilayah Kalimantan Barat.
2) Meminimalisir kecacatan dan mempercepat proses penyembuhan bagi pasien-
pasien trauma.
5. Sasaran, kebijakan, strategi dan program kerja
a. Umum
1) Sasaran-sasaran yang ditetapkan pada Tahun 2023 merupakan target-target
yang hendak dicapai oleh managemen RSKH dalam rangka memudahkan
mewujudkan Visi dan Misi RSKH untuk 5 (lima) tahun kedepan. Sasaran-
sasaran tersebut meliputi bidang ; Pelayanan, Sumber Daya Manusia,
Keuangan dan Sarana Prasarana RSKH.
2) Kebijakan-kebijakan adalah Keputusan yang diambil oleh Pimpinan dan Staf
RSKH agar dijadikan panduan dan prioritas oleh setiap Unit Kerja di RSKH
dalam melaksanakan tugas pokoknya.
3) Strategi merupakan cara-cara (pola) yang sistematis yang dipilih oleh
Pimpinan dan Staf RSKH, guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu diperlukan strategi yang handal, terpadu dan
menyeluruh dengan mempertimbangkan sumber daya RSKH serta
perkembangan / perubahan lingkungan internal maupun eksternal RSKHyang
dihadapi.
4) Program Kerja merupakan kumpulan dari kegiatan-kegiatan sebagai aplikasi
dari strategi yang telah dipilih oleh Pimpinan dan Staf RSKH, agar strategi
dapat dilaksankan secara efektif dan efisien.
5) Agar pembahasan Sasaran, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja dapat
dipahami dengan mudah, maka pembahasan tersebut dikelompokan kedalam
bidang Pelayanan, Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Sarana Prasarana
RSKH

B. Gambaran Ruang Perawatan


Ruang perinatology atau neonatus adalah salah satu unit yang memberikan
pelayanan Kesehatan pada bayi baru lahir yang perlu dilakukan penanganan khusus.
Rumah Sakit Tingkat II Kartika Husada sendiri terdapat ruang perinatal atau ruang
flamboyan yang merupakan salah satu dari ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II
Kartika Husada yang memberikan pelayanan pada bayi baru lahir yang mempunyai
masalah/sakit. Adapun fasilitas yang ada di ruang flamboyan juga disediakan dan
dijalankan dengan sistematis oleh tenaga medis dan non medis diruangan tersebut.
Fasilitas yang ada diruangan meliputi :
1. Tempat tidur pasien yang terdiri dari 15 tempat tidur
2. Kursi
3. AC (Air Conditioner) terdiri dari 5 buah untuk menjaga kelembaban udara ruangan
4. Telepon
5. Wi-Fi (koneksi internet)
6. TV
7. Almari serta meja yang digunakan untuk menyimpan barang-barang keperluan pasien
8. Kamar mandi dalam yang bersih
9. Washtafel

Note : Bagian B. Gambaran Ruang Perawatan ini tambahkan juga

1. Struktur Organisasi Ruang Perinatology


2. Tenaga Keperawatan Ruang Perinatology (lihat contoh punya ruang Melati)
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar Ruzz
Media.
Al-Shorbaji, N. (2013). The World Health Assembly resolutions on eHealth: eHealth in
support of universal health coverage. Methods of information in medicine, 52(06),
463-466.
Gillies, DA. 2010. Nursing Management: A System Approach. Philadelphia: WBSauders
Company.
Heriyeni, H. (2018). Pengaruh Metode Kanguru terhadap Stabilitis Suhu Tubuh Bayi di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Bengkalis. Menara Ilmu, 12(10).
Kewuan, Nikolaus N. (2017). Manajemen Kinerja Keperawatan. Jakarta: EGC
Kholid, R. (2013). Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Jakarta: CV Trans
Info Media.
Muninjaya, Gde AA, 2011, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, EGC
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan
professional, edisi 3, Jakarta: Salemba Medika
Soeroso, Santoso. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit:Suatu
Pendekatan Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Siswanto, H.B. (2012). Pengantar manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Sitorus, Panjaitan. (2011). Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: EGC.
Yeni, S., Novayelinda, R., & Karim, D. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Tingkat Stres Orang Tua pada Anakyang di Rawat di Ruangan Perinatologi
(Doctoral dissertation, Riau University).

Anda mungkin juga menyukai