b) Menurut Sardiman (2018), siswa memiliki motivasi belajar jika telah menunjukkan
beberapa sikap sebagai berikut:
1. Semangat dan rajin dalam menghadapi tugas,
2. Gigih saat menghadapi kesulitan,
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam penyelesaian persoalan,
4. Tidak mudah jenuh pada tugas yang sama,
5. Mampu bertahan ada argumennya apabila sudah merasa yakin pada suatu hal.
c) Menurut Saleh (2021), motivasi ialah suatu keinginan dalam diri seseorang yang
mendorong seseorang itu dalam berbuat sesuatu supaya berhasil.
Terdapat 2 faktor motivasi yang yang mendorong siswa melakukan pembelajaran
yaitu:
1. faktor internal yang meliputi karakteristik individu terhadap minat dan tanggung
jawab untuk belajar serta usaha yang dikeluarkan.
2. faktor eksternal meliputi penghargaan yang berasal dari luar, misalnya uang,
pujian, dan nilai.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa seseorang yang termotivasi secara internal
menyimpan informasi dan konsep lebih lama jika dibandingkan dengan mereka yang
termotivasi secara eksternal.
d) Menurut Siti Rahayu Hadinoto (2019), ada dua faktor yang mempengaruhi minat
seorang siswa yaitu:
1. Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu sesuatu perbuatan memang diinginkan karena
seseorang senang melakukannya. Disini minat datang dari diri orang itu sendiri.
Orang tersebut senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri.
2. Faktor dari luar (ekstrinsik) yaitu sesuatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan
atau pelaksanaan dari luar. Orang melakukan kegiatan ini karena ia di dorong atau
dipaksa dari luar.
4. Daftar Pustaka:
a) Putri Wahyuningsih (2011). Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi
Belajar Siswa. Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang. 55-59.
http://lib.unnes.ac.id/3067/1/1659.pdf
b) Sardiman, A.M. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok : Rajagrafindo.
c) Saleh, S. (2021). Malaysian students’ motivation towards Physics learning. European
4. Daftar Pustaka:
a) Abed, E. R., Al-Absi, M. M., & Abu shindi, Y. A. (2015). Developing a numerical ability
test for students of education in Jordan: An application of item response theory.
International Education Studies, 9(1), 161-174.
https://doi.org/10.5539/ies.v9n1p161
b) Jayantika, N. T., Ardana, I. M., & Sudiarta, P. (2013). Kontribusi bakat numerik,
kecerdasan spasial, dan kecerdasan logis matematis terhadap prestasi belajar
matematika siswa SD Negeri diKabupaten Buleleng. Jurnal Jurusan Pendidikan
Matematika Ganesha, 2(1), 1-12.
https://doi.org/10.23887/jppm.v2i2.981
3. Hasil Wawancara:
Narasumber : Anggun, S.Pd.
Jabatan : Guru
4. Daftar Pustaka:
a) Daryanto. (2013). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
b) Sudiarta, I. G. P., & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh Model Blended Learning
4. Daftar Pustaka:
a) Lammers, W. J., Gillaspy, J. A., & Hancock, F. (2017). Predicting academic success with
early, middle, and late semester assessment of student–instructor rapport. Teaching
of Psychology, 44(2), 145–149.
http://doi.org/10.1177/0098628317692618
b) Smith, K., & Robertson, R. (2020). What they thought they knew: Student-Instructor
relationships and expectancy in community college classrooms. Community College
Journal of Research and Practice.
http://doi.org/10.1080/10668926.2020.1829178
c) Riyadi, S., & Adilah, N. (2022). Educativo: Jurnal Pendidikan, 1 (1), 84–95.
https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.13
d) Zendrato, T. L. N., & Lase, B. P. (2022). Peran Guru PPKn Dalam Menumbuhkan
Kesadaran Diri Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1
(1), 124–138.
https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.20
4. Daftar Pustaka:
a) Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk
Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5 (1),
102-122
b) Fadhilah, T. N., Handayani, D. E., & Rofian, R. (2019). Analisis Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 2 (2), 249-255.
c) Pakiding, S. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Hasil Belajar Matematika Melalui Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri Kecamatan
3. Hasil Wawancara:
Narasumber : Khendinovia, S.S. M.A.C.
Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:17
Dari wawancara yang dilakukan, Ibu Khendinovia memberikan pendapat bahwa
pemahaman guru tentang materi HOTS di SMK Methodist Charles Wesley masih kurang.
Hal ini disebabkan oleh:
1. Terlihat dari materi soal dan pembelajaran yang diberikan masih banyak yang
bersifat LOTS.
2. Guru yang masih kurang melatih diri terutama yang membutuhkan kemampuan
berpikir kritis.
4. Daftar Pustaka:
a) Anugrahini, M. Y., & Windrawanto, Y. (2017). Pengembangan Game Bubble Match
sebagai Media Pembelajaran Pembagian dalam Bentuk Pengurangan Berulang untuk
Siswa Kelas 2 SD. Profesi Pendidikan Dasar, 4(1), 75–83.
b) Andari, R. (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi Kahoot!
pada Pembelajaran Fisika. ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, Dan Aplikasi
Pendidikan Fisika, 6(1), 135–137.
c) Kholiq, A., Sucahyo, I., Dzulkiflih, & Yantidewi, M. (2021). VLH Development as
Implementation Support for SFH (Study from Home) Policy during Covid-19
Pandemic: Analysis of Validity and Effectivity. J. Phys.: Conf. Ser. 1805 012041.
4. Daftar Pustaka:
a) Ichsan, I. Z., Sigit, D. V., Miarsyah, M., Ali, A., Arif, W. P., & Prayitno, T. A. (2019).
HOTS-AEP: Higher Order Thinking Skills From Elementary to Master Students in