Anda di halaman 1dari 20

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Yang Telah


No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
1 Semangat belajar 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil
dan Motivasi belajar Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan kajian literatur dan hasil wawancara
siswa yang masih masalah didapat permasalahan yaitu: Motivasi Belajar siswa SMK musik yang masih dapat diketahui bahwa penyebab
rendah di SMK rendah. masalah motivasi belajar siswa yang
musik rendah di SMK musik adalah:
2. Hasil Kajian Literatur: 1. Kemampuan siswa yang masih
a) Menurut Putri Wahyuningsih (2011), Faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi kurang terhadap beberapa
belajar siswa antara lain: materi sehingga materi lanjutan
1) Sikap yang berhubungan dengan
Sikap berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerima materi yang materi sebelumnya menjadi sulit
disampaikan oleh guru. untuk dipelajari.
2) Kebutuhan 2. Tujuan pembelajaran yang
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh siswa sebagai suatu kekuatan kurang jelas bagi siswa sehingga
internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. siswa menganggap materi
3) Rangsangan belajar yang dipelajarinya
Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar siswa. Siswa menjadi tidak menarik.
apabila tidak memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar yang akan 3. Kurangnya pendekatan dan
terjadi pada diri siswa tersebut. kurangnya komunikasi yang
4) Kompetensi terjalin antara guru dan siswa
Kompetensi merupakan kemampuan siswa untuk belajar. sehingga siswa tidak mengenal
5) Sarana dan prasarana guru dan menjadi tidak
Sarana yang tersedia meliputi ruang belajar, laboratorium, perpustakaan, dan menyukai guru yang
lapangan olahraga. mengajarnya.
6) Keadaan orang tua siswa 4. Kurangnya kolaborasi dan
Orang tua yang sadar akan pentingnya belajar akan memantau dan mengawasi komunikasi yang baik antara
putra-putri mereka belajar serta memberikan semangat dan memotivasi putra- guru dan orangtua siswa di
putri mereka untuk lebih giat belajar dan berprestasi di kelas. dalam proses perkembangan
7) Kondisi Lingkungan tempat tinggal siswa belajar siswa.

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Kondisi lingkungan meliputi tingkat pendidikan masyarakat di sekitar tempat
tinggal siswa, jarak rumah siswa dengan sekolah, alat transportasi yang digunakan
siswa menuju sekolah, biaya yang dikeluarkan guna keperluan sekolah.

b) Menurut Sardiman (2018), siswa memiliki motivasi belajar jika telah menunjukkan
beberapa sikap sebagai berikut:
1. Semangat dan rajin dalam menghadapi tugas,
2. Gigih saat menghadapi kesulitan,
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam penyelesaian persoalan,
4. Tidak mudah jenuh pada tugas yang sama,
5. Mampu bertahan ada argumennya apabila sudah merasa yakin pada suatu hal.

c) Menurut Saleh (2021), motivasi ialah suatu keinginan dalam diri seseorang yang
mendorong seseorang itu dalam berbuat sesuatu supaya berhasil.
Terdapat 2 faktor motivasi yang yang mendorong siswa melakukan pembelajaran
yaitu:
1. faktor internal yang meliputi karakteristik individu terhadap minat dan tanggung
jawab untuk belajar serta usaha yang dikeluarkan.
2. faktor eksternal meliputi penghargaan yang berasal dari luar, misalnya uang,
pujian, dan nilai.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa seseorang yang termotivasi secara internal
menyimpan informasi dan konsep lebih lama jika dibandingkan dengan mereka yang
termotivasi secara eksternal.

d) Menurut Siti Rahayu Hadinoto (2019), ada dua faktor yang mempengaruhi minat
seorang siswa yaitu:
1. Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu sesuatu perbuatan memang diinginkan karena
seseorang senang melakukannya. Disini minat datang dari diri orang itu sendiri.
Orang tersebut senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri.
2. Faktor dari luar (ekstrinsik) yaitu sesuatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan
atau pelaksanaan dari luar. Orang melakukan kegiatan ini karena ia di dorong atau
dipaksa dari luar.

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
3. Hasil Wawancara:
Narasumber : Khendinovia, S.S. M.A.C.
Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 13:35
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Khendinovia mengatakan, motivasi belajar siswa
SMK musik yang rendah disebabkan karena:
1. Materi pembelajaran yang terasa sulit dipahami siswa.
2. Materi yang dibawakan menurut siswa tidak menarik.
3. Ada siswa yang tidak menyukai guru yang mengajarnya.
4. Orangtua yang kurang memperhatikan anaknya dan menyerahkan tanggung jawab
sepenuhnya ke sekolah.
5. Lingkungan sekolah yang terletak di perkotaan yang ramai lalu lintas membuat
suasana kelas menjadi tidak nyaman.
6. Siswa lebih fokus pada jurusan yang mereka sukai, sedangkan pelajaran lain menjadi
kurang semangat untuk dipelajari.

Narasumber : Lina, S.Pd.


Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:40
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Lina selaku guru sejawat, motivasi belajar siswa
SMK musik yang rendah di kelas disebabkan karena:
1. Materi yang disampaikan tidak menarik.
2. Siswa tidak paham dengan materi yang dibawakan.
3. Adanya faktor keluarga yang tidak mendukung motivasi belajar siswa.
4. Siswa yang hanya mau fokus dan belajar praktik musik saja.

4. Daftar Pustaka:
a) Putri Wahyuningsih (2011). Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Motivasi
Belajar Siswa. Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang. 55-59.
http://lib.unnes.ac.id/3067/1/1659.pdf
b) Sardiman, A.M. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok : Rajagrafindo.
c) Saleh, S. (2021). Malaysian students’ motivation towards Physics learning. European

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Journal of Science and Mathematics Education, 2(4), 223– 232.
https://doi.org/10.30935/scimath/9414
d) Siti Rahayu Hadinoto (2019). Psikologi perkembangan pengantar berbagai bagiannya,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

2 Kemampuan siswa 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil


yang rendah dalam Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan kajian literatur dan hasil wawancara
mengerjakan masalah didapat permasalahan yaitu: Kemampuan numerik dan logika siswa SMK Musik dapat diketahui bahwa penyebab
yang rendah. masalah kemampuan siswa SMK
penugasan berbasis
Musik yang rendah dalam
angka dan logika di 2. Hasil Kajian Literatur: mengerjakan tugas berbasis angka dan
SMK musik a) Menurut Abed et al. (2015), kemampuan numerik merupakan kemampuan yang logika adalah:
berkaitan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung. 1. Kemampuan dasar siswa yang
masih kurang sehingga
b) Menurut Jayantika, Ardana, & Sudiarta (2013) mengatakan bahwa seseorang dengan membuat pembelajaran materi
kemampuan numerik yang baik adalah lanjutan menjadi semakin sulit
1. Mampu mengelola logika, untuk dipelajari.
2. Melibatkan proses berpikir logis, berhitung, 2. Kurangnya fokus siswa saat
3. Menyusun pola hubungan, pembelajaran yang berbasis
4. Mampu memecahkan masalah. angka dan logika.
Dengan demikian, agar siswa berprestasi dengan baik dalam tes kecakapan umum, 3. Siswa yang memang lemah
mereka harus memiliki kemampuan numerik yang tinggi dalam hal penalaran numerasi
dan logika sehingga membuat
3. Hasil Wawancara: sulit untuk pembelajaran yang
Narasumber : Lentare, M.Pd. berbasis angka dan logika.
Jabatan : Guru 4. Kurangnya pendekatan yang
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 16:45 dilakukan guru secara personal
Menurut Ibu Lentare sebagai guru, hal dasar yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kepada siswa sehingga kurang
kemampuan siswa dalam hal angka dan logika adalah: mengetahui kelebihan dan
1. Guru perlu melakukan pendekatan secara personal kepada siswa secara kekurangan pada siswa.
langsung.
2. Guru perlu belajar model pembelajaran yang efektif dan sesuai untuk melatih
kemampuan siswa dalam hal angka dan logika.

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Narasumber : Stefanus Wangsa, S.T.
Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 13:24
Menurut Bapak Stefanus Wangsa dalam wawancara, ada 2 hal yang membuat
kemampuan siswa kurang dalam hal berbasis angka dan logika yaitu:
1. Siswa kurang fokus selama pembelajaran, khususnya pada saat guru sedang
menjelaskan sehingga tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik.
2. Beberapa siswa mungkin memang lemah di bidang numerasi sehingga
cenderung tidak mampu menyelesaikan dengan baik persoalan yang bersifat
angka dan logika.

4. Daftar Pustaka:
a) Abed, E. R., Al-Absi, M. M., & Abu shindi, Y. A. (2015). Developing a numerical ability
test for students of education in Jordan: An application of item response theory.
International Education Studies, 9(1), 161-174.
https://doi.org/10.5539/ies.v9n1p161
b) Jayantika, N. T., Ardana, I. M., & Sudiarta, P. (2013). Kontribusi bakat numerik,
kecerdasan spasial, dan kecerdasan logis matematis terhadap prestasi belajar
matematika siswa SD Negeri diKabupaten Buleleng. Jurnal Jurusan Pendidikan
Matematika Ganesha, 2(1), 1-12.
https://doi.org/10.23887/jppm.v2i2.981

3 Perbedaan 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data hasil kajian


(Diferensiasi) Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan literatur dan hasil wawancara dapat
pemahaman siswa masalah didapat permasalahan yaitu: Perbedaan pemahaman siswa terhadap diketahui bahwa penyebab masalah
terhadap penggunaan komputer dalam pembelajaran dan materi pembelajaran yang kurang akibat perbedaan pemahaman siswa
penggunaan menarik oleh siswa SMK musik. terhadap penggunaan komputer dan
komputer dalam materi pembelajaran yang dianggap
pembelajaran dan 2. Hasil Kajian Literatur: tidak menarik oleh siswa SMK musik
materi a) Menurut Daryanto (2013), siswa cenderung tidak menyukai buku teks apalagi yang adalah:
pembelajaran yang tidak disertai gambar dan ilustrasi yang menarik, dan secara empirik. siswa 1. Pengetahuan TIK yang berbeda
dianggap tidak cenderung menyukai buku bergambar, penuh dengan warna, dan divisualisasikan

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
menarik dalam bentuk realistis atau kartun dibandingkan dengan teks hitam yang memenuhi setiap siswa dapat menghambat
oleh siswa SMK sebagian besar halaman. pembelajaran.
musik 2. Ada anggapan siswa hanya
b) Menurut Sudiarta & Sadra (2016), siswa berbantu video animasi dengan penerapan beberapa pelajaran tertentu
Blenden Learning menjadi lebih aktif dalam segala hal saat belajar matematika yang lebih penting.
daripada peserta didik yang belajar secara tradisional. 3. Guru masih kurang menyadari
pentingnya pelaksanaan
c) Menurut Nugraha (2015), guru dapat membangkitkan motivasi belajar dengan asessmen awal untuk
memberikan suasana yang menyenangkan dengan menggunakan media mengetahui perbedaan tingkat
pembelajaran yang menarik. kemampuan siswa sehingga
kesenjangan pengetahuan TIK
d) Menurut Ntobuo dkk. (2018), dalam proses pembelajaran dibutuhkan media antar peserta didik cukup terasa
pendukung yang menarik yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas dan signifikan.
mandiri. 4. Guru jarang melakukan
observasi menyeluruh antar
e) Menurut Pramiastuti et al. (2020), manfaat kecakapan mengatur waktu akan siswa dalam membantu siswa
membiasakan seseorang bekerja lebih cerdas bukan lebih keras. Bekerja keras jika yang memiliki keterbatasan
tidak menerapkan strategi waktu yang tepat tidak akan berarti apa-apa bagi siswa. dalam mengoperasikan
komputer.
f) Menurut Pasaribu et al. (2019), pelatihan dengan membimbing langsung 5. Kurangnya motivasi yang
meningkatkan kemampuan pemahaman serta percaya diri siswa. diberikan oleh guru kepada
siswa akan pentingnya
g) Menurut Dewantiri, dkk. (2021), Dalam kegiatan pembelajaran setiap siswa kemampuan menguasai TIK
memiliki kemampuan awal yang berbeda dan kemampuan awal ini bisa juga dalam kehidupan sehari-hari.
mempengaruhi terhadap kegiatan pembelajaran berikutnya. Hal ini dikarenakan 6. Guru tidak memfasilitasi siswa
siswa yang kemampuan awal yang kurang akan mengalami kesulitan dalam untuk mengikuti kelas tambahan
mempelajari materi dibandingkan dengan siswa yang sudah memiliki kemampuan bagi siswa yang masih memiliki
awalnya. kemampuan TIK yang kurang.

3. Hasil Wawancara:
Narasumber : Anggun, S.Pd.
Jabatan : Guru

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 13:30
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Anggun selaku rekan guru mengatakan, beberapa
hal yang membuat siswa tidak menarik dengan materi pembelajaran yang sedang
dipelajari adalah:
1. Materi yang sedang dibawakan memang materi yang sulit.
2. Kurangnya pengetahuan dasar dari materi lanjutan yang dipelajari.
3. Pembawaan guru yang kurang menarik.
4. Model pembelajaran yang tidak mampu menarik keingintahuan siswa.

Narasumber : Kendy Wisantama, S.Kom., M.M.


Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:03
Menurut hasil wawancara dengan Pak Kendy, beliau berpendapat bahwa:
1. Guru perlu melakukan asesmen awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa yang masih kurang, sehingga dapat mengetahui materi apa saja yang perlu
diajarkan kembali.
2. Guru perlu menjelaskan pentingnya belajar TIK, sehingga siswa dapat mengerti dan
mengetahui manfaat dari dari pembelajaran tersebut.

Narasumber : Stefanus Wangsa, S.T.


Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 15:12
Menurut Bapak Stefanus Wangsa, beberapa hal dalam perbedaan pemahaman siswa
adalah:
1. Ada sebagian siswa yang mahir dalam materi tertentu ataupun sebaliknya.
2. Adanya perbedaan latar belakang siswa yang berasal dari sekolah sebelumnya yang
beragam.
3. Guru di kelas X kurang mengenal siswa baru sehingga tidak tahu kemampuan awal
siswa,sehingga tidak tahu batasan pengajaran.

4. Daftar Pustaka:
a) Daryanto. (2013). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
b) Sudiarta, I. G. P., & Sadra, I. W. (2016). Pengaruh Model Blended Learning

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Berbantuan Video Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 11, 48–58.
c) Nugraha, M. I. (2015). Efektivitas media interaktif berbasis scratch pada
pembelajaran Biologi materi sel di SMA Teuku Umar Semarang. Skripsi, Universitas
Negeri Semarang.
d) Ntobuo, N. E., Arbie, A., & Amali, L. N. (2018). The development of gravity comic
learning media based on Gorontalo culture. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7 (2),
246-251.
e) Pramiastuti, O., Rejeki, D. S., & Pratiwi, A. (2020). Pengenalan dan Pelatihan Sitasi
Karya Ilmiah Menggunakan Aplikasi Mendeley. JABI: Jurnal Abdimas Bhakti
Indonesia, 1 (1), 24–30.
https://doi.org/10.36308/abp.v1i1.178
f) Pasaribu, F. T., Sofnidar, S., Iriani, D., & Ramalisa, Y. (2019). Pelatihan Merancang
Pembelajaran matematika Yang Inovatif. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2 (1), 60–66.
https://doi.org/10.31960/caradde.v2i1.126)
g) Dewantari, Kartika, Mustaji Mustaji, and Achmad Noor Fatirul."Pengaruh Model
Pembelajaran Daring Dan Luring Serta Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Tik Smp." JIPI (Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran
Informatika) 6.2 (2021): 219-228.

4 Kurang terbentuk 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil


relasi dan Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan kajian literatur dan hasil wawancara
komunikasi yang masalah didapat permasalahan yaitu: Relasi dan komunikasi antara guru dan siswa yang dapat diketahui bahwa penyebab
baik antara guru kurang baik atau sebaliknya. masalah kurang terbentuknya relasi
dengan siswa atau dan komunikasi yang baik antara guru
sebaliknya. 2. Hasil Kajian Literatur: dan siswa adalah:
a) Menurut Lammers et al. (2017), ada korelasi positif dan kuat antara hubungan guru- 1. Kurang membina kolaborasi dan
siswa dan nilai akhir siswa. Hubungan guru-siswa dengan penurunan nilai siswa komunikasi antara guru dan
sepanjang semester menunjukkan nilai akhir yang lebih rendah secara signifikan siswa terutama pada saat di
dibandingkan dengan mereka yang memiliki atau mempertahankan hubungan baik dalam KBM di kelas.
dan positif guru-siswa yang stabil sepanjang semester. 2. Terdapat kesenjangan guru dan
siswa karena perbedaan

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
b) Menurut Smith dan Robertson (2020), siswa menghargai hubungan yang mereka generasi sehingga komunikasi
miliki dengan guru mereka. Siswa percaya bahwa dengan memiliki hubungan yang efektif sulit terbentuk.
positif dengan guru mereka memainkan peran yang penting selama proses 3. Keterampilan berkomunikasi
pembelajaran. guru yang kurang tepat sehingga
siswa menjadi salah menilai
c) Menurut Riyadi & Adilah (2022), Suasana kelas yang menyenangkan diharapkan informasi yang diberikan guru.
dapat membuat siswa menjadi aktif dan dapat mengembangkan kemampuannya 4. Guru tidak dapat menyampaikan
sebaik mungkin. Oleh sebab itu diperlukan seorang guru yang memiliki tingkah laku: materi pelajaran dengan
1. Ramah, menarik sehingga menilai guru
2. Penerima dan responsif kepada siswa, membosankan.
3. Menerima inisiatif siswa, 5. Guru memiliki kesan buruk
4. Memperhatikan semua kebutuhan individu siswa. terhadap siswa yang nilainya
buruk atau berkelakuan buruk di
d) Menurut Zendrato & Lase (2022), Guru yang cakap dan bijaksana akan mampu kelas sehingga siswa tersebut
membawa sebagian besar siswanya untuk menerima interaksi dengan senang dan tidak dapat menjalin relasi yang
penuh perhatian. baik dengan guru yang
bersangkutan.
3. Hasil Wawancara:
Narasumber : Sally
Jabatan : Siswa kelas X SMK
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:32
Menurut anak didik kami Sally pada saat diwawancara, hubungan yang kurang baik
dengan guru terjadi karena:
1. Guru tidak dapat menyampaikan materi pelajaran dengan menarik siswa sehingga
membosankan.
2. Guru tidak dapat berkomunikasi santai dan bercanda dengan siswa.
3. Guru kurang menyapa siswa sehingga siswa takut kepada guru.
4. Guru kurang memotivasi siswa untuk belajar dan akrab.
5. Guru memiliki kesan buruk terhadap siswa jika nilainya buruk.

Narasumber : Christina Chandra, S.H.


Jabatan : Wa. Ka. Kesiswaan
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 16:39

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Menurut Ibu Christina Chandra, hubungan yang kurang baik terjadi antara guru dan
siswa adalah sebagai berikut:
1. Kurang membina kolaborasi dan komunikasi antara guru dan siswa dalam KBM di
kelas.
2. Terdapat kesenjangan guru dan siswa karena perbedaan generasi sehingga
komunikasi efektif sulit terbentuk.
3. Keterampilan berkomunikasi guru yang kurang baik karena dengan komunikasi yang
baik, guru bisa menyampaikan pesan secara lisan dan tulisan dengan baik agar
terciptanya suasana saling pengertian.

4. Daftar Pustaka:
a) Lammers, W. J., Gillaspy, J. A., & Hancock, F. (2017). Predicting academic success with
early, middle, and late semester assessment of student–instructor rapport. Teaching
of Psychology, 44(2), 145–149.
http://doi.org/10.1177/0098628317692618
b) Smith, K., & Robertson, R. (2020). What they thought they knew: Student-Instructor
relationships and expectancy in community college classrooms. Community College
Journal of Research and Practice.
http://doi.org/10.1080/10668926.2020.1829178
c) Riyadi, S., & Adilah, N. (2022). Educativo: Jurnal Pendidikan, 1 (1), 84–95.
https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.13
d) Zendrato, T. L. N., & Lase, B. P. (2022). Peran Guru PPKn Dalam Menumbuhkan
Kesadaran Diri Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1
(1), 124–138.
https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.20

5 Kurang terbentuk 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil


relasi dan Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan
kajian literatur dan hasil wawancara
komunikasi yang masalah didapat permasalahan yaitu: Relasi dan komunikasi guru dan orangtua siswadapat diketahui bahwa penyebab
baik antara guru yang kurang baik. masalah kurang terbentuknya relasi
dengan orangtua yang baik antara guru dengan
siswa 2. Hasil Kajian Literatur: orangtua siswa adalah:
a) Menurut Ayun (2017), Orang tua merupakan lingkungan pertama kali yang ditemui 1. Masih banyak didapati orang tua

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
anak dan memberikan kontribusi besar dalam membentuk kepribadian seorang dari siswa yang enggan bekerja
anak. Keluarga memiliki model pola asuh serta metode dalam memberikan sama dengan guru dalam
Pendidikan. membina karakter siswa
misalnya dalam hal
b) Menurut Fadhilah (2019), pola asuh dan peran orang tua berpengaruh terhadap keterlambatan siswa untuk ke
motivasi belajar siswa. Penerapan pola asuh yang tepat dapat diwujudkan melalui sekolah.
teladan, perhatian, pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kecenderungan pola pikir orang
tua siswa yang masih
c) Menurut Rostiana, dkk. (2015), semakin baik pola asuh orang tua, maka semakin beranggapan bahwa guru
tinggi motivasi anak untuk belajar. Dampak positif dari pola asuh orang tua yang baik bertanggung jawab penuh atas
diantaranya adalah: keberhasilan anaknya membuat
1. Anak akan kreatif, komunikasi dan kolaborasi
2. Anak akan bertanggung jawab, antara guru dan orang tua
3. Anak akan disiplin sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. kurang efektif atau bahkan
gagal.
d) Menurut Rahmah dan Eva Hanifah (2020), Orang tua siswa di sekolah ini masih 3. Profesionalisme guru dalam
banyak yang beranggapan bahwa peran komunikasi guru yang memiliki peranan berinteraksi dan
yang sangat penting untuk keberhasilan siswa, sehingga orang tua menyerahkan mengkomunikasikan pentingnya
sepenuhnya kepada pihak sekolah. Kebanyakan siswa di sekolah ini mengeluh peranan orangtua dalam
tentang kurangnya bimbingan dari orang tua. pembelajaran anak kepada
orang tua masih minim sehingga
3. Hasil Wawancara: orang tua masih kurang
Narasumber : Veronika Tambunan menyadari pentingnya peran
Jabatan : Orangtua Siswa orang tua dalam mendukung
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 16:02 keberhasilan siswa di sekolah.
Menurut pendapat Ibu Veronika Tambunan selaku Orangtua siswa kita yang bernama 4. Kegiatan sekolah yang
Arvika Kezia mengatakan, hubungan yang terjalin kurang baik antara guru dengan melibatkan peran orang tua dan
orangtua siswa adalah: siswa masih kurang diterapkan
1. Kurangnya komunikasi yang lancar antara guru dan orangtua siswa. oleh guru dalam upaya
2. Tida ada pertemuan / program sekolah yang dijadwalkan dari pihak sekolah dengan membangun interaksi sosial
orangtua siswa untuk membahas perkembangan dan kendala siswa. yang lebih optimal antara guru,
Menurut Ibu ini juga sebagai orangtua ingin mengetahui kondisi anaknya dengan sekolah dan orangtua.
mendiskusikan kepada guru hal-hal berikut:

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
1. Perilaku anak dengan guru dan teman-temannya.
2. Prestasi akademik anak.
3. Menggali potensi potensi yang ada pada anak.

Narasumber : Christina Chandra, S.H.


Jabatan : Wa. Ka. Kesiswaan
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 16:36
Menurut Ibu Christina Chandra,hubungan baik dapat terjalin antara guru dan orangtua
siswa sebagai berikut:
1. Membangun kegiatan belajar mengajar yang efektif di sekolah memerlukan peran
guru, anak didik dan juga orang tua.
2. Komunikasi yang efektif dapat menjamin berlangsungnya interaksi secara optimal.
3. Keterampilan berkomunikasi guru sangat penting karena melalui komunikasi yang
baik, guru bisa menyampaikan pesan secara lisan, menyampaikan pesan secara
tulisan dan keterampilan guru dalam menerima pesan agar terciptanya suasana
saling pengertian.

Narasumber : Rosna Kuara, M.Hum.


Jabatan : Wali Kelas
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 16:51
Menurut Ibu Rosna Kuara, M.Hum. sebagai wali kelas dan guru senior di sekolah, dengan
adanya komunikasi yang baik antara guru dan orangtua, maka guru bisa memberikan
informasi dengan mudah mengenai perkembangan anak sehingga sejauh mana
perkembangan siswa langsung dapat diketahui langsung oleh orangtua siswa.

4. Daftar Pustaka:
a) Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk
Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5 (1),
102-122
b) Fadhilah, T. N., Handayani, D. E., & Rofian, R. (2019). Analisis Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 2 (2), 249-255.
c) Pakiding, S. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Hasil Belajar Matematika Melalui Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri Kecamatan

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Samarinda Utara. PENDAS MAHAKAM: Jurnal Pendidikan Dasar, 1 (2), 237-249.
d) Rahmah, Eva Hanifah. Peran Komunikasi Guru Dan Orang Tua Di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 5 Ciamis. Universitas Komputer Indonesia, 2020.
6 Pengembangan diri 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil
guru terhadap Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan kajian literatur dan hasil wawancara
model masalah didapat permasalahan yaitu: Kurangnya pengembangan diri guru terhadap dapat diketahui bahwa penyebab
pembelajaran pembelajaran inovatif karena nyaman dengan model pembelajaran klasik. masalah kurangnya pengembangan
inovatif yang masih diri guru terhadap model
kurang dan 2. Hasil Kajian Literatur: pembelajaran inovatif adalah:
Pemahaman Guru a) Menurut Anugrahini & Windrawanto (2017), pembelajaran menggunakan bantuan 1. Kurangnya pelatihan dan
tentang materi media pembelajaran yang didesain menarik dan menyenangkan mampu mengurangi pengembangan diri terhadap
HOTS (High Order rasa bosan siswa sehingga lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar, dengan bentuk bentuk materi
Thinking Skills) begitu mampu mendukung pembelajaran efektif dan efisien. pembelajaran terutama bentuk
masih kurang pembelajaran yang inovatif
b) Menurut Andari (2020), untuk menghasikan suatu ide, mengevaluasi dan sehingga guru kurang menguasai
menganalisis serta mengaplikasikan pemahaman siswa perlu mempunyai: model-model pembelajaran
1. Keterampilan, yang lebih bervariatif.
2. Motivasi, 2. Guru masih kurang memiliki
3. Pemahaman, kesadaran untuk
sehingga perlu adanya kesempatan bagi siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran mengembangkan kualitas diri
dengan adanya kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif. dan sistem pelayanan
pendidikan di sekolah yang
c) Menurut Kholiq dkk. (2021), keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak hanya terfokus sejalan dengan perkembangan
pada menghafal, tetapi terkait dengan pengelolaan informasi baru atau pengetahuan teknologi saat ini.
yang telah diketahui untuk memanipulasi, menganalisis, mengevaluasi informasi 3. Kurangnya kolaborasi guru
terkait dalam pemecahan masalah. dengan rekan guru lainnya
terutama di sekolah sehingga
d) Menurt Gowasa dkk. (2019), perbandingan pengunaan aplikasi powerpoint dengan menyebabkan kurangnya
video pembelajaran, diperoleh hasil bahwa kedua media tersebut mampu menunjang kerjasama dan pertukaran
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa namun penggunaan video pembelajaran pikiran apalagi yang
memiliki hasil yang lebih baik daripada menggunakan slide powerpoint saja. berhubungan dengan model-
model pembelajaran yang
e) Menurut Iskandar, D., & Senam, S. (2015), pembagian tingkatan pembelajaran

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
dimulai dari unsur C1(mengingat), C2(memahami), C3(mengaplikasikan) merupakan inovatif.
kategori Low Order Thinking Skills (LOTS) atau keterampilan berpikir tingkat rendah 4. Guru yang masih bersifat
sedangkan C4(menganalisis), C5(mengevaluasi), C6(menciptakan) termasuk dalam egosentris membuat guru tidak
High Order Thinking Skills (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi. mengetahui model mana yang
tepat untuk pembelajaran
f) Menurut Mawardi (2020), pada masa pandemi Covid-19 para guru ditantang untuk sehingga hanya terpusat pada
merancang pembelajaran daring secara inovatif. Kualitas rancangan pembelajaran satu model pembelajaran yang
daring itu sendiri ditentukan oleh kemampuan dosen dalam mempersiapkan monoton dan tidak berkembang.
komponen komponen pembelajaran dan mengintegrasikannya dengan baik. 5. Rendahnya fleksibilitas guru
dalam mengikuti perkembangan
g) Menurut Apino & Rernawati (2016), HOTS (High Order Thinking Skills) menuntut akses informasi sumber belajar
pemahaman serta pemikiran yang lebih kompleks untuk membaca situasi dan yang sesuai dengan
memecahkan masalah dimana salah satu aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi perkembangan era industri 4.0
adalah kemampuan menyelesaikan masalah. saat ini.

h) Menurut Pratama & Retnawati (2018), keterampilan berpikir tingkat tinggi


mendorong siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, mengkategorikan, serta
menciptakan cara baru untuk dapat menyelesaikan suatu persoalan. .

3. Hasil Wawancara:
Narasumber : Khendinovia, S.S. M.A.C.
Jabatan : Kepala Sekolah
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:17
Dari wawancara yang dilakukan, Ibu Khendinovia memberikan pendapat bahwa
pemahaman guru tentang materi HOTS di SMK Methodist Charles Wesley masih kurang.
Hal ini disebabkan oleh:
1. Terlihat dari materi soal dan pembelajaran yang diberikan masih banyak yang
bersifat LOTS.
2. Guru yang masih kurang melatih diri terutama yang membutuhkan kemampuan
berpikir kritis.

Narasumber : Kendy Wisantama, S.Kom., M.M.


Jabatan : Guru

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:18
Menurut hasil wawancara dengan Pak Kendy selaku guru sejawat, berpendapat bahwa:
1. Guru harus dapat memanfaatkan media pembelajaran selama pembelajaran,
salah satunya memanfaatkan teknologi TIK agar siswa dapat lebih tertarik untuk
belajar dan lebih inovatif.
2. Pembelajaran dapat dilakukan dengan blended learning, salah satunya dengan
cara menggabungkan pembelajaran tatap muka di sekolah dan memanfaatkan
LMS yang sudah dibuat dan disediakan sekolah.

Narasumber : Pipink Ertanto, S.E.


Jabatan : Wa. Ka. Sarana dan Prasarana
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 15:52
Menurut Bapak Pipink Ertanto, S.E. memberikan pendapat dalam wawancara sebagai
berikut:
1. Keterbatasan media pembelajaran dapat diatasi jika guru dapat mencari solusi
dalam proses belajar mengajar. Misalnya, guru dapat menggunakan video
pembelajaran untuk menjelaskan tentang hardware tanpa perlu membawa
murid untuk melihat secara langsung perangkat keras komputer.
2. Media pembelajaran yang tersedia juga harus memiliki guru yang terampil dalam
penggunaannya.
3. Guru harus terus belajar hal-hal yang baru dan up to date, sehingga guru dapat
memanfaatkan media tersebut dengan maksimal.

4. Daftar Pustaka:
a) Anugrahini, M. Y., & Windrawanto, Y. (2017). Pengembangan Game Bubble Match
sebagai Media Pembelajaran Pembagian dalam Bentuk Pengurangan Berulang untuk
Siswa Kelas 2 SD. Profesi Pendidikan Dasar, 4(1), 75–83.
b) Andari, R. (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi Kahoot!
pada Pembelajaran Fisika. ORBITA: Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, Dan Aplikasi
Pendidikan Fisika, 6(1), 135–137.
c) Kholiq, A., Sucahyo, I., Dzulkiflih, & Yantidewi, M. (2021). VLH Development as
Implementation Support for SFH (Study from Home) Policy during Covid-19
Pandemic: Analysis of Validity and Effectivity. J. Phys.: Conf. Ser. 1805 012041.

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
d) Gowasa, S., Harahap, F., & Suyanti, R. D. (2019). Perbedaan Penggunaan Media
Powerpoint dan Video Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
dan Retensi Memori Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V Sd. Jurnal Tematik,
9(1), 19–27.
e) Iskandar, D., & Senam, S. (2015). Studi kemampuan guru kimia sma lulusan UNY
dalam mengembangkan soal UAS berbasis HOTS. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 1 (1),
65-72.
f) Mawardi. (2020). Keefektifan Flexible Learning dalam Menumbuhkan Self-Regulated
Learning dan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 10 (3), 251-262.
g) Apino, E., & Rernawati, H. (2016). Develctinal Design to Improve Mathematical
Higher Order Skill of Students. J. Phys.: Conf. Ser. 812 012100.
h) Pratama, G. S., & Retnawati, H. (2018). Urgency of Higher Order Thinking Skills
(HOTS) Content Analysis in Mathematics Textbook. J. Phys.: Conf. Ser. 1097 012147.

7 Kemampuan siswa 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil


yang kurang dalam Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan kajian literatur dan hasil wawancara
menyelesaikan masalah didapat permasalahan yaitu: Kemampuan siswa yang kurang dalam dapat diketahui bahwa penyebab
persoalan HOTS menyelesaikan soal HOTS yang berbentuk naratif masih kurang. masalah kemampuan siswa yang
(High Order kurang dalam menyelesaikan
Thinking Skills) yang 2. Hasil Kajian Literatur: persoalan HOTS (High Order Thinking
berbentuk naratif a) Menurut Ichsan dkk. (2019), High Order Thinking Skills (HOTS) merupakan Skills) yang berbentuk naratif adalah:
kemampuan berpikir siswa pada jenjang atau tingkatan yang lebih tinggi yakni : 1. Kurangnya pelatihan yang
1. siswa mampu menganalisis, dilakukan oleh siswa terkait
2. siswa mampu mengevaluasi, pembelajaran yang bersifat
3. siswa mampu menciptakan suatu inovasi penyelesaikan masalah. HOTS (High Order Thinking
Skills).
b) Menurut Tanujaya dkk. (2017), keterampilan berpikir terintegrasi dengan proses 2. Dasar pembelajaran siswa
pembelajaran, siswa yang memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih mampu yang masih kurang terutama
meningkatkan prestasi belajar mereka, keterampilan berpikir tingkat tinggi akan dalam hal analisis dan
terpicu saat siswa menghadapi persoalan yang tidak biasa. mengevaluasi data sehingga
kurang mampu menyelesaikan
c) Menurut Setyowati, N., & Mawardi, M. (2018), menjelaskan bahwa yang diharapkan persoalan HOTS (High Order

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
dari siswa untuk mencapai kompetensi yang ingin tercapai dalam ruang lingkup Thinking Skills) terutama
muatan pelajaran adalah siswa mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan bersifat naratif.
kreatif serta mampu bekerjasama. 3. Kurangnya pembendaharaan
kata dalam bahasa Indonesia
3. Hasil Wawancara: oleh siswa sehingga ada
Narasumber : Anggun, S.Pd. beberapa kondisi siswa tidak
Jabatan : Guru dapat mengerti maksud dari
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:03 narasi di dalam persoalan
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Anggun selaku rekan guru menjelaskan, beberapa HOTS (High Order Thinking
hal yang membuat siswa sulit dalam menyelesaikan persoalan HOTS berbentuk naratif Skills) yang berbentuk narasi.
adalah: 4. Siswa yang terbiasa hanya
1. Siswa perlu menganalisa lebih dalam sebuah soal dan mereka belum terbiasa. menyontek dan
2. Materi belajar berbasis HOTS perlu pendampingan langsung terlebih dahulu. menggandakan hasil
3. Perlu sering latihan soal – soal HOTS. pekerjaan temannya sehingga
tidak terbiasa dan untuk
Narasumber : Sally berpikir kritis dan kreatif
Jabatan : Siswa kelas X SMK terutama di dalam hal
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:55 persoalan pembelajaran HOTS
Menurut anak didik kami Sally pada saat diwawancara, kemampuan siswa yang kurang (High Order Thinking Skills).
dalam menyelesaikan persoalan HOTS (High Order Thinking Skills) yang berbentuk naratif 5. Siswa terbiasa hanya
terjadi karena: menggandakan langsung hasil
1. Kreativitas siswa masih belum begitu terasah dan belum terbiasa. jawaban dari internet seperti
2. Semasa pandemi, 2 tahun siswa belajar online dengan mudah menyotek hasil google atau sejenisnya tanpa
dari teman sehingga tidak menyelesaikan dengan sendiri setiap permasalahan dibaca dan dianalisis sehingga
pembelajaran. tidak ada proses analisis yang
3. Kurang mengeksplorasi dengan baik untuk mendapat penyelesaian soal. baik terhadap suatu masalah
contohnya mencari jawaban di google tetapi tidak dibaca dan ditelaah dengan tugas dalam pembelajaran.
baik sehingga hanya asal-asalan akibatnya tidak terbiasa terlatih untuk
mengekplorasi dengan baik dan benar.

4. Daftar Pustaka:
a) Ichsan, I. Z., Sigit, D. V., Miarsyah, M., Ali, A., Arif, W. P., & Prayitno, T. A. (2019).
HOTS-AEP: Higher Order Thinking Skills From Elementary to Master Students in

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
Environmental Learning. European Journal of Educational Research, 8(4), 935– 942.
b) Tanujaya, B., Mumu, J., & Margono, G. (2017). The Relationship between Higher
Order Thinking Skills and Academic Performance of Student in Mathematics
Instruction. International Education Studies, 10(11), 78–85.
c) Setyowati, N., & Mawardi, M. (2018). Sinergi Project Based Learning dan
Pembelajaran Bermakna untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Scholaria:
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 8 (3), 253-263.

8 Pemanfaatan 1. Pengelompokan Masalah: Setelah mencermati data dari hasil


teknologi / inovasi Berdasarkan pada hasil eksplorasi penyebab masalah dengan kolaborasi pengelompokan kajian literatur dan hasil wawancara
dalam pembelajaran masalah didapat permasalahan yaitu: Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran siswa dapat diketahui bahwa penyebab
Siswa dan Guru dan guru yang masih kurang. masalah pemanfaatan teknologi
yang masih kurang. dalam pembelajaran siswa dan guru
2. Hasil Kajian Literatur: yang masih kurang adalah:
a) Menurut Hidayat, H., Hartono, H., & Sukiman, S. (2017), Pengembangan Learning 1. Guru masih tidak berupaya
Management System (LMS) dapat membantu siswa belajar secara mandiri tanpa mengeksplorasi strategi dan
harus tergantung kepada seorang pengajar, dengan Learning Management System metode-metode pembelajaran
(LMS) sebagai media dimana nantinya seorang siswa akan secara mandiri dapat baru yang dapat memudahkan
melakukan pembelajaran (self learning). siswa agar mencapai hasil
belajar terbaik.
b) Menurut Nikat dkk. (2021), ada beberapa point penting dalam pembelajaran masa 2. Rendahnya minat guru untuk
sekarang yaitu: mempelajari dan menguasai
1. Pembelajaran yang berkualitas tidak lepas dari peran guru yang mampu teknologi yang berkembang saat
menguasai teknologi dalam proses pembelajaran. ini untuk pembelajaran yang
2. Sebagai seorang guru, guru harus menguasai keterampilan inovatif menghadapi lebih baik.
era industri 4.0. 3. Rendahnya fleksibilitas guru
3. Guru dengan keterampilan inovatif akan menjadi agen pembaharuan yang dapat dalam mengikuti perkembangan
merubah pembelajaran menjadi inovatif dan menarik. akses informasi sumber belajar
4. Ketersediaan sumber dan media belajar harus sesuai dengan perkembangan era yang sesuai dengan
industri 4.0 yang interaktif dan menarik. perkembangan era industri 4.0
5. Institusi pendidikan harus memiliki fleksibilitas terhadap perkembangan akses dan tidak menerapkannya.
informasi sumber belajar. 4. Guru masih kurang dalam

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
6. Masih banyak sekolah yang masih menggunakan buku teks sebagai media memaksimalkan penggunaan
pembelajaran yang utama. komputer di dalam laboratorium
dikarenakan ketersedian
3. Hasil Wawancara: komputer tidak memenuhi rasio
Narasumber : Kendy Wisantama, S.Kom., M.M. 1:1 terhadap jumlah siswa.
Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 14:18
Menurut Bapak Kendy Wisantama, hal hal yang yang menyebabkan kurangnya
pemanfaatan teknologi karena:
1. Guru masih kurang memanfaatkan media pembelajaran selama pembelajaran
sehingga siswa dapat lebih tertarik untuk belajar dan lebih inovatif.
2. Perlu diskusi dengan pihak yayasan terkait jumlah komputer yang tidak memenuhi
1:1, serta beberapa siswa yang memiliki ego yang tidak ingin berbagi dengan
temannya saat praktikum di Lab.

Narasumber : Pipink Ertanto, S.E.


Jabatan : Wa. Ka. Sarana dan Prasarana
Waktu : Sabtu, 3-9-2022; 16:17
Menurut Bapak Pipink Ertanto, S.E. memberikan pendapat dalam wawancara sebagai
berikut:
1. Media Pembelajaran dalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar. Guru harus dapat lebih
memanfaatkan media yang tersedia saat ini, namun dapat juga menyampaikan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sehingga pesan atau informasi yang
disampaikan lebih baik.
2. Kurangnya jumlah komputer yang digunakan akibat digunakan secara bersamaan
oleh 3 jenjang pendidikan. Untuk jumlah komputer yang kurang, akan disampaikan
dan diusulkan kepada pihak yayasan.
3. Guru harus lebih kreatif dan mau belajar lagi untuk perkembangan saat ini
sehingga tidak ketinggalan dalam hal pemanfaatan teknologi.

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022
4. Daftar Pustaka:
a) Hidayat, H., Hartono, H., & Sukiman, S. (2017). Pengembangan Learning
Management System (LMS) untuk Bahasa Pemrograman PHP. Jurnal Ilmiah Core
IT: Community Research Information Technology, 5 (1).
b) Nikat, Rikardus Feribertus, and Novike Bela Sumanik. "Pelatihan Pembuatan E-Modul
Terintegrasi Media Pembelajaran Untuk Menunjang Kompetensi Inovatif Guru Di
SMPN 3 Merauke." Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat 5.2 (2021): 273-282.

Kesuma Heri – 201503422208@guruku.id


Methodist Charles Wesley Medan – Sumatera Utara
Teknik Komputer & Informatika PPG – Universitas Negeri Yogyakarta 2022

Anda mungkin juga menyukai