Anda di halaman 1dari 14

HIPERTIR

OID
Anggota:
1. Zaenal Alim
2. Siti Nur Azizah
3. Devi Cantika
4. Salsabila Syahraini
Definisi

01 02

Hipertiroidisme merupakan keadaan Penyakit Graves (PG) merupakan


yang disebabkan kelenjar tir o i d penyebab hipertiroidisme tersering.
memproduksi hormon tiroid • Sekitar 60-80% hipertiroidisme
berlebihan. Berbeda dengan disebabkan oleh PG
hipertiroidisme, tirotoksikosis adalah • PG ditandai dengan adanya
gejala klinis yang disebabkan hipertiroidisme, struma difusa dan
peningkatan kadar hormon tiroid di oftalmopati
dalam darah.
Patofisiologi pada
Penyakit Graves
• Penyakit Groves’ (PG)
merupakan penyakit autoimun
yang ditandai dengan produksi
antibodi terhadap reseptor TSG
pada folikel tiroid sehingga
merangsang kelenjar tiroid untuk
membentuk hormon tiroid secara
terus menerus
• Genetik+Lingkungan
• Graves’ oftalmopati
Manifestasi Klinis
Umum Mudah lelah, lemah
Neuropsikiatrik Gelisah, Insomnia, Iritabel
Mata Mata berair, fotopobia, sensasi benda asing, nyeri, mata menonjol, pandangan ganda,
gangguan penglihatan
Kardiovaskular Berdebar-debar, sesak saat aktivitas, edema, nyeri dada
Respiratorik Sesak napas
Gastrointestinal Peningkatan motilitas usus, sering buang air besar
Renal Poliuria, polidipsia
Reproduksi Gangguan siklus menstruasi, perubahan volume menstruasi, impotensi, ginekomastia
Neuromuskular Tremor, mudah lelah, kelemahan otot proksimal, kadang terjadi paralisis periodik
Hematologi Mudah memar
Metabolik Tidak tahan panas, penurunan berat badan, nafsu makan tetap atau meningkat, kontrol
gula pada pasien diabetes memburuk
Dermatologi Miksedema, lembab, berkeringat, onikolisis, alopesia, vitiligo, mixedema pretibial
Diagnosis

Diagnosis
banding 01 02 Anamnesis

Pemeriksaan
Pemriksaan Fisik 03 04
penunjang
Diagnosis Banding

Tiroktosikosis
tanpa Hipertiroidisme Hipertiroidisme
hipertiroidisme primer sekunder
• Silent thyroiditis • Mutasi TSH r01, G5a • Resistensi hormon
• Destruksi kelenjar: I- • Karsinoma tiroid yang tiroid
131, amiodaron, berfungsi • Tirotoksikosis
infark, adenoma, • Obat: Lithium, lodium gestasional (trimester
radiasi • Adenoma toksik pertama)
• Tiroiditis subakut (De • Struma ovarii ektopik • chGH secreting tumor
Quervain, viral) • Gondok multinodular • TSH secreting tumor
• Tirotoksikosis faktisia toksik
(Keadaan hormon
tiroid berlebih)
Tata Laksana
- Antitiroid
- Bedah
- Radiodin
Progno
sis
Tanpa tatalaksana optimal
● Komplikasi; penyakit jantung tiroid, aritmia, krisis tiroid,
eksoftalmos maligna
Remisi
● Faktor sebelum pengobatan
● Faktor saat pengobatan
Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Tanyakan riwayat timbulnya gejala yang berkaitan dengan metabolisme yang
meningkat, hal ini mencakup laporan klien dan keluarga mengenai keadaan klien
yang mudah tersinggung (irritabel) dan peningkatan reaksi emosionalnya.
b. Kaji dampak perubahan yang dialami pada interaksi klien dengan keluarga, sahabat
dan teman sekerjanya.
c. Tanyakan riwayat penyakit yang lalu mencakup faktor pencetus stres dan
kemampuan klie unruk mengatasinya.
d. Kaji status nutris
e. Kaji timbulnya gejala yang b.d haluaran sistem saraf yang berlebihan dan perubahan
pada penglihatan dan penampakkan mata.
f. Kaji keadaan jantung klien secara berkala meliputi frekuensi,, tekanan darah, bunyi
jantung, dan denyut nadi perifer.
g. Kaji kondisi emosional dan psikologis.
h. Pengkajian klien juga ditujukan untuk mendeteksi iritabilitas, ansietas, gangguan tidur,
apati, dan letargi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid adalah
sebagai berikut (Carpenito, 2007):
i. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
ii. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
iii. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan
berat badan).
iv. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
v. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
vi. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
3. INTERVENSI
Menurut Hidayat (2004), perencanaan keperawatan merukan suatu proses penyususnan bebrabagia intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien. Adapun
proses perencanaan keperawatan pada klien dengan hipertiroid adalah:
i. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengankebutuhan tubuh.
Kriteria hasil:
1) Nadi perifer dapat teraba normal
2) Vital sign dalam batas normal.
3) Pengisian kapiler normal
4) Status mental baik
5) Tidak ada disritmia
Intervensi:
1) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
2) Perhatikan besarnya tekanan nadi
3) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
4) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
5) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine
dan hipotensi
● 4. IMPLEMENTASI
● Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Dalam tahap ini
perawat harus mengetahui berbagai hal seperti bahaya fisik dan perlindungan pada klien,
tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang hak-hak
pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak (Hidayat ,2004).
Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi formatif
yang disebut juga evaluasi proses dan evaluasi jangka pendek adalah
evaluasi yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap tindakan
yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif yang disebut juga
evaluasi akhir adalah evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk
menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan menggambarkan
perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bentuk
evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”. Tujuan evaluasi
adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan,
nilai serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil
perbandingan standar yang telah ditentukan sebelumnya (Nursalam
2008).
Terima Kasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai