“Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata pelajaran PKWu dari guru pengajar Ni
Kadek Parwasih, S.Pd”
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Penyusun memanjatkan puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatnya penyusun bisa menyelesaikan makalah berjudul “Sistem kosinyasi pada penjualan
produk kerajinan untuk pasar lokal” bisa selesai tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran PKWu.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyampaikan mengenai system kosinyasi pada
penjualan produk kerajinan lokal. Penyusun berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat
memberikan informasi serta menjadi pembelajaran yang berguna bagi para pembaca.
Penyusun menyadari bahwa tulisan ini tidak sempurna dan masih memerlukan perbaikan.
Oleh karena itu, penyusun berharap ada masukan dari pembaca untuk menyempurnakan tulisan
ini sehingga bisa menjadi makalah yang baik dan bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
2. Tujuan............................................................................................................................ 2
1. Kesimpulan.................................................................................................................... 9
2. Saran .............................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di dalam dunia bisnis akan selalu berkaitan dengan hal transaksi jual beli, sehingga akan
selalu ada penjual dan pembeli. Dengan kata lain, tanpa adanya penjual dan pembeli, maka
dunia bisnis tidak akan berjalan dengan lancar. Penjual dan pembeli ini akan saling
memberikan keuntungan, penjual akan menghasilkan keuntungan dari produk yang dijual dan
pembeli bisa menggunakan produk dari penjual.
Sudah menjadi hal yang umum bagi para pegiat yang melakukan bisnis kalau kerja sama
menjadi salah satu kunci sukses dalam mengembangkan suatu bisnis. Kerja sama yang
dilakukan harus saling menguntungkan satu sama lain. Apabila suatu kerja sama tidak saling
menguntungkan, maka akan ada pihak yang dirugikan dan bisa menyebabkan kerja sama
gagal, sehingga bisa menghambat perkembangan suatu bisnis. Oleh sebab itu, ketika kita
melihat suatu bisnis yang sudah besar pasti dibaliknya ada kerja sama yang telah disepakati.
Supaya kerja sama bisa saling menguntungkan, maka sebagian pebisnis membuat
perjanjian kerja sama. Perjanjian kerja sama ini harus disepakati oleh kedua belah pihak agar
tidak terjadi kecurangan. Kerja sama ini sebenarnya banyak sekali bentuknya, sehingga setiap
orang atau kelompok yang menjalankan suatu bisnis harus memilih kerja sama yang benar-
benar bisa menguntukan dan bisa mengembangkan sebuah bisnis.
Salah satu kerja sama yang sangat bermanfaat untuk perkembangan suatu bisnis adalah
konsinyasi. Kerja sama ini dilakukan dengan menjual suatu produk yang diambil dari
produsen yang kemudian produk itu dijual kembali. Misalnya, ada sebuah toko yang
memberikan penawaran kerja sama untuk menjual produknya kepada Anda, kemudian
keuntungan dari penjualan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati.
Dengan adanya kerja sama seperti itu, maka risiko untuk mendapatkan kerugian akan
lebih kecil karena barang yang dijual bukan diproduksi langsung, melainkan dari produsen.
Selain itu, konsinyasi ini bisa mengembangkan suatu bisnis yang sedang dirintis karena
produsen akan mengetahui apakah produknya bisa diterima oleh orang banyak atau tidak,
1
sehingga bisa mengevaluasi apa yang harus dipertahankan dari suatu produk dan apa yang
harus diperbaiki dari suatu produk.
2. Rumusan masalah
1) Apa pengertian dari sistem kosinyasi?
2) Apa dasar hukum dalam perjanjian kosinyasi?
3) Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam perjanjian kosinyasi?
4) Apa contoh kerjasama kosinyasi?
5) Apa tips dalam melakukan perjanjian kosinyasi?
3. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran PKWu dari guru
pengajar Ni Kadek Parwasih, S.Pd.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kosinyasi
Sistem konsinyasi adalah suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu pihak
sebagai pemilik barang menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya dan
akan mendapatkan komisis tertentu yang sudah disepakati. Terdapat sebutan tersendiri untuk
kedua belah pihak yang melakukan konsinyasi. Pemilik barang disebut consignor, sedangkan
pihak yang dititipi atau penjual barang disebut dengan consignee.
Dengan kata lain, sistem kerjasama konsinyasi adalah consignor akan menyerahkan stok
barang atau inventaris kepada consignee, namun tidak membelinya secara langsung.
Consignee akan menjual barang tersebut pada konsumennya. Dari hasil penjualan tersebut,
consignor akan mendapatkan keuntungan dan memberikan komisi kepada
consignee. Uniknya dari konsinyasi bisnis ini adalah apabila semua barang diberikan
pemasok tidak laku, maka barang-barang tersebut bisa dikembalikan kepada pemasok tanpa
harus membayar ganti rugi. Sistem kerjasama konsinyasi produk ini seringkali dijadikan
metode hemat bagi pengecer untuk mengisi toko mereka. Pemasok pun akan mendapatkan
keuntungan dari barang yang terjual, sekaligus mendapatkan eksposur (atensi) tanpa harus
melakukan proses pemasaran. Bagi para pengecer atau penerima barang, kerja sama
konsinyasi ini sangat menghemat biaya karena tidak perlu membeli barang yang akan dijual,
tetapi barang-barang yang ada di toko pengecer bisa terpenuhi. Apabila pengecer dapat
menjual barang yang sudah diterima, maka penerima barang atau pemasok mendapatkan
keuntungan dan akan membayar komisi kepada pengecer. Pada umumnya, pemasok barang
akan memberikan komisi sekitar 20-60 persen dari penjualan akhir
Dalam kerja sama konsinyasi, pemberi barang dan penerima barang akan sama-sama
mendapatkan keuntungan karena pemberi barang bisa melihat perkembangan produknya dan
penerima barang bisa mendapatkan keuntungan dari produk yang dijualnya. Supaya pemberi
barang dan penerima barang selalu memperoleh win-win solution, maka dibuatlah perjanjian
konsinyasi yang telah disepakati kedua belah pihak.
3
2. Dasar Hukum Dalam Perjanjian Kosinyasi
Dalam pembuatan surat perjanjian konsinyasi khususnya untuk tujuan bisnis, dapat
berlandaskan pada peraturan dalam Pasal 1338 KUHPer tentang asas kebebasan berkontrak
dengan tidak melanggar syarat-syarat sahnya perjanjian dalam KUHPer. Sama halnya dengan
pembuatan surat perjanjian kerjasama lain syarat-syarat perjanjian diatur dalam Pasal 1320
sampai dengan 1337 KUHPer yaitu:
Kesepakatan yang dimaksud yaitu ada persesuaian kehendak yang bebas antara para
pihak mengenai hal-hal pokok yang diinginkan dalam surat perjanjian konsinyasi.
Kehendak bebas yang dimaksud yaitu para pihak harus memiliki kemauan (sukarela)
untuk mengikat diri dalam perjanjian.
Berdasarkan Pasal 1329 KUHPer, pada dasarnya semua orang cakap dalam membuat
perjanjian, kecuali ditentukan tidak cakap menurut undang-undang.
Sebab yang halal adalah isi perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai oleh para pihak. Isi dari perjanjian itu tidak bertentangan dengan undang-
undang, kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum. Hal ini diatur dalam pasal 1337
KUHPer.
4
3. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Perjanjian Sistem Kosinyasi
A. Kelebihan
Sistem konsinyasi disukai oleh pedagang pemula, karena metode niaga ini memiliki
banyak kelebihan, yaitu :
Sebagai perusahaan ataupun pemilik produk bisa menghemat SDM serta biaya
pelayanan. Karena pihak perusahaan tidak perlu lagi merekrut pegawai baru untuk
menjual produk. Selanjutnya pemilik produk tidak perlu melayani konsumen secara
langsung. Sehingga, biaya layanan usaha tidak membengkak.
Dengan adanya perjanjian atau konsinyasi, pihak pemilik barang akan merasa
diuntungkan terkait promosi produk. Pasalnya, pasaran yang dijangkau semakin luas.
Tergantung dari seberapa besar jaringan yang dimiliki penyalur. Kemudian pihak
pemilik barang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk promo. Karena itu sudah menjadi
tugas pihak yang diserahi tanggung jawab untuk menjual barang.
5
barang laku terjual. Namun jika barang tidak laku atau rusak, tentu komisi tersebut
tidak diberikan..
Biaya produksi tetap dikeluarkan oleh perusahaan consignor sebagai pihak yang
memiliki barang.Sekalipun tanpa mengeluarkan modal produksi, pihak penyalur
tetap mendapat komisi dari perusahaan. Dengan catatan produk yang ditawarkan
dibeli konsumen.
B. Kekurangan
6
b. Untuk Pihak Penyalur Atau Consignee
Pihak penjual atau consignee harus menjaga barang yang dititpkan dengan benar
dan harus rajin melakukan pemantauan stok. Hal ini dikarenakan biasanya dalam
perjanjian kesepakatan, kehilangan produk merupakan tanggung jawab penjual dan
akan ditagihkan sebagai barang yang laku terjual oleh pemilik produk.
Aktivitas bisnis dengan sistem perjanjian konsinyasi juga biasa dilakukan oleh
pelaku usaha kecil yang memiliki produk dengan skala menengah. Para pelaku usaha
tersebut sering mengajukan proposal untuk melakukan penjualan produk di supermarket
besar, dengan tujuan dapat menjual produk disana.
Tips pertama sistem konsinyasi adalah kedua pihak (consignor dan consignee)
harus terbuka mengenai kesepakatan yang diinginkan. Pastikan isi perjanjian tidak
merugikan salah satu pihak atau setidaknya meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi
di masa yang akan datang. Pertanyaan seperti besaran komisi, biaya tambahan, periode
konsinyasi, tagihan, kebijakan pengiriman dan pengembalian, komunikasi, dan lainnya
harus disepakati dengan jelas.
7
2. Selektif memilih mitra kerjasama
Baik sebagai consignor atau consignee, saat ingin melakukan konsinyasi pastikan
mitra kamu memiliki rekam jejak yang baik. Hal tersebut penting untuk mencegah risiko
kerugian akibat terjadinya pelanggaran dari salah satu pihak.
Hal itu akan berpengaruh besar pada penjualan barang kamu nantinya. Apabila
kamu pemasok makanan dengan harga tinggi, tidak akan cocok jika dititipkan di toko ritel
kecil. Kamu bisa menitipkannya di cafe, restoran, dan tempat lainnya yang kira-kira
sesuai.
Bagaimana produk ditampilkan atau dalam toko menjadi salah satu faktor penentu
penjualan. Semakin banyak pelanggan yang melihat produkmu, maka peluang untuk
terjual pun meningkat. Pastikan kamu bisa mengatur posisi barang di toko. Kamu juga
dapat berdiskusi dengan pemilik toko mengenai hal ini.
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sistem konsinyasi adalah suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu pihak
sebagai pemilik barang menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya.
Dalam pembuatan surat perjanjian konsinyasi khususnya untuk tujuan bisnis, dapat
berlandaskan pada peraturan dalam Pasal 1338 KUHPer tentang asas kebebasan
berkontrak dengan tidak melanggar syarat-syarat sahnya perjanjian dalam KUHPer.
2. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.justika.com/dokumen-bisnis/surat-perjanjian-konsinyasi/
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-konsinyasi/
https://jubelio.com/2020/pernah-mendengar-istilah-sistem-penjualan-konsinyasi
https://www.gramedia.com/best-seller/konsinyasi/
https://www.ekrut.com/media/konsinyasi-adalah
10