Anda di halaman 1dari 10

MODUL V

REKONSILIASI FISKAL

A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.)


yang menjelaskan secara umum sebagai berikut :
1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal.
2. Beda Tetap / Beda Waktu.
3. Koreksi Positif / Negatif.
4. Kredit Pajak Tahun Berjalan.
B. Setelah memahami materi perkuliahan tersebut diatas, diharapkan mahasiswa dapat
menyelesaikan tugas- tugas sebagai berikut :
1. Merekonsiliasi Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan fiskal
dapat menimbulkan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Jelaskan kedua
jenis koreksi fiskal tersebut dan berikan contoh masing- masing.
2. Akibat koreksi fiskal dari Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan
fiskal menyebabkan perbedaan antara laba komersial dengan laba fiskal. Perbedaan
tersebut diklompokkan menjadi : beda tetap ( permanent differences ) dan beda
waktu ( time differences ). Jelaskan pengertian kedua jenis perbedaan tersebut dan
berikan contoh masing- masing.
3. Pada akhir tahun pajak, dalam SPT Tahunan akan timbul :
a. PPh Kurang Bayar ( PPh Pasal 29 )
b. PPh Lebih Bayar ( PPh Pasal 28A )
c. PPh Nihil.
Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi !
4. Menurut anda apakah boleh jika laba yang dilaporkan ke Kantor Pajak berbeda
dengan laba yang dilaporkan ke pemegang saham. Jelaskan !
5. Apabila laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal, apakah perlu melakukan
pembukuan ganda ? Jelaskan upaya yang harus anda lakukan agar perbedaan laba
tersebut dapat difahami oleh pemegang saham maupun fiskus !

Soal :
Laporan Rugi-Laba PT Poki-Poki untuk periode tahun 2008 sebagai berikut :

( dalam rupiah )

Pejualan : 7.800.000.000

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 1 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
HPP: (4.210.000.000)

Penghasilan Bruto Usaha : 3.590.000.000

Biaya Operasional

Beban Pemasaran :

a. Gaji dan komisi salesman 475.000.000

b. Gaji dan upah bagian penjualan 275.000.000

c. Beban angkut penjualan 200.000.000

d. Beban promosi 180.000.000.

e. Beban cadangan piut tak tertagih 250.000.000

f. Beban kirim pos, telp, dan teleks 120.000.000

g. Depresiasi kendaraan 120.000.000

1.620.000.000

Beban administrasi dan Umum :

a. Gaji dan kesejahteraan pegawai 450.000.000

b. Beban premi asuransi 130.000.000

c. Beban konsultan 150.000.000

d. Beban supplies kantor 170.000.000

e. Depresiasi bangunan kantor 50.000.000

f. Depresiasi mebel dan alat kantor 150.000.000

1.100.000.000

Total Beban Usaha : 2.720.000.000

Laba / rugi Usaha : 870.000.000

Pendapatan dari luar usaha :

a. Pendapatan sewa tanah ( setelah PPh ) 125.000.000

b. Pendapatan bunga bank / jasa giro ( setelah PPh ) 75.000.000

c. Penghasilan dari sewa kendaraan ( setelah PPh ) 9.700.000

Jumlah 209.700.000

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 2 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
Beban dari luar usaha :

a. Beban bunga 50.000.000

b. Rugi selisih kurs 15.000.000

c. Denda PPh 10.000.000

Jumlah ( 75.000.000 )

Laba Bersih 1.004.700.000

Keterangan Tambahan :

1. Daftar aset tetap :

Harga Penystn. Penystn.


Perolehan Perole Komersia Fiskal
Jenis aset
NO han Garis Saldo
Lurus Menurun

1. Bangunan Kantor 1.250.000.000 Jan. 25 tahun 20 tahun


2006

2. Mebel dan alat 750.000.000 Jan. 5 tahun 8 tahun


kantor 2006

3. Kendaraan 600.000.000 Juni 5 tahun 8 tahun


2007

2. Dalam beban pomosi terdapat beban- beban :

Bantuan untuk Panitia HUT RI Rp. 5.000.000 dan beban entertainment ( tanpa
daftar nominal ) Rp. 10.000.000.

3. Dalam beban gaji dan kesejahteraan pegawai kantor terdapat beban- beban
sebagai brikut :

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 3 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
a. Tunjangan transportasi Rp. 40.000.000,-

b. Beban makan kantor Rp. 60.000.000,-

c. Pengobatan ditanggung perusahaan Rp. 20.000.000,-

d. Tunjangan PPh Pasal 21 Rp. 20.000.000,-

4. PPh Pasal 25 yang telah dibayar untuk tahun 2008 adalah Rp. 120.000.000,-

Pertanyaan :

Buatlah rekonsiliasi fiskal tahun 2008 untuk PT Poki- Poki.

C. Pembahasan Materi :
1. Definisi Rekonsiliasi ( koreksi ) Fiskal.
Rekonsiliasi ( koreksi ) Fiskal, adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang
berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto / laba yang sesuai
dengan ketentuan pajak. Perbedaan perbedaan antara akuntansi dengan fiskal trsebut
dapat dikelompokkan menjadi beda tetap / permanen ( permanent difference ) dan beda
waktu / sementara ( timing difference ).

2. Beda Tetap dan Beda Waktu.

a. Beda Tetap / Permanen :

Beda Tetap terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan


biaya menurut akuntansi dan menurut pajak, yaitu adanya penghasilan dan biaya
yang diakui menurut akuntansi komersial namun tidak diakui menurut fiskal, atau
sebaliknya. Beda tetap mengakibatkan laba / rugi menurut akuntansi ( pre tax
income ) berbeda secara tetap dengan Laba Kena Pajak menurut fiskal ( taxable
income ).

Beda Tetap biasanya timbul karena peraturan perpajakan mengharuskan


hal- hal berikut dikeluarkan dari perhitungan Penghasilan Kena Pajak :

1) Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final ( Pasal 4 ayat (2) UU PPh ).

2) Penghasilan yang bukan obyek pajak ( Pasal 4 ayat (3) UU PPh ).

3) Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha,


yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan serta
pengeluaran yang sifatnya pemakaian penghasilan atau jumlahnya melebihi
kewajaran ( Pasal 9 ayat (1) UU PPh ).

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 4 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
b. Beda Waktu / Sementara :

Sesuai namanya, beda waktu merupakan perbedaan perlakuan akuntansi


dan perpajakan yang sifatnya temporer. Artinya, secara keseluruhan beban atau
pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi berbeda
alokasi setiap tahunnya.

Beda waktu biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara
pajak dengan akuntansi dalam hal :

1) Akrual dan realisasi.

2) Penyusutan dan amortisasi.

3) Penilaian persediaan.

4) Kompensasi kerugian fiskal.

3. Koreksi Positif dan Negatif dari Rekonsiliasi Fiskal.

Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak yang pembukuannya


menggunakan pendekatan akuntansi komersial, yang bertujuan mempermudah
mengisi SPT Tahunan PPh dan menyusun Laporan Keuangan Fiskal yang harus
dilampirkan pada saat menyampaikan SPT Tahunan PPh.

Koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif dan negatif.

Koreksi positif terjadi apabila pendapatan menurut fiskal bertambah.

Koreksi positif biasanya dilakukan apabila adanya :

a. Beban yang tidak diakui oleh pajak ( non deductible expense ).

b. Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal.

c. Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal.

d. Penyesuaian fiskal posotif lainnya.

Koreksi negatif terjadi apabila pendapatan fiskal berkurang .

Koreksi negatif biasanya dilakukan akibat adanya :

a. Penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak.

b. Penghasilan yang digunakan PPh Final.

c. Penyusutan komersial lebih kecil dari pada penyusutan fiskal.

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 5 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
d. Amortisasi komersial lebih kecil dari pada amortisasi fiskal.

e. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya.

f. Penyesuaian fiskal negatif lainnya.

Contoh Soal :

PT Fast meminta bantuan anda menyusun rekonsiliasi fiskal berdasarkan data


Laporan Keuangan tahun 2008 sebagai berikut (dalam rupiah) :

Pejualan : 1.250.000.000

HPP: (500.000.000)

Penghasilan Bruto Usaha : 750.000.000

Biaya Operasional

a. Gaji : 55.000.000

b. Tunjangan Transport Karyawan : 45.000.000

c. Biaya makan kantor : 6.000.000

d. Biaya pengobatan ditanggung perusahaan : 20.000.000

e. Biaya training karyawa : 15.000.000

f. Biaya seragam satpam : 12.000.000

g. Biaya sanksi administrasi pajak : 10.000.000

h. Biaya pengangkutan : 4.500.000

i. Biaya bunga pinjaman : 7.000.000

j. Cadanganpenghapusan piutang : 5.000.000

k. Biaya jamuan tamu tanpa daftar nominatif : 10.000.000

l. Biaya listrik dan telepon kantor : 24.000.000

m. PBB dan Bea Meterai : 3.000.000

n. Penyusutan aset tetap : 40.000.000

o. Preni asuransi kebakaran pabrik : 10.000.000

p. Bantuan untuk panitia HUT RI : 5.000.000

Tota Biaya Operasional : 271.500.000

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 6 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
Laba Usaha : 478.500.000

Pendapatan Lain- lain :

a. Dividen dari PT Jaya ( setelah PPh ) : 85.000.000

( % kepemilikan 20% )

b. Sewa kendaraan box kepada Fa. Maju ( setelah PPh ): 9.700.000

c. Keuntungan selisih kurs : 5.000.000

d. Penerimaan pengembalian PBB yang telah

dibebankan : 5.000.000

e. Jasa giro Bank Mandiri ( sebelum PPh ) : 2.000.000

Total Pendapatan Lain- lain : 106.700.000

Laba Usaha Sebelum PPh : 585.200.000

Keterangan Tambahan :

Harga beli Nilai residu

Jenis aset Tahun beli ( dalam Rp ) ( dalam


Rp.)

Bangunan permanen 06 – 07 - 2006 400.000.000 50.000.000

Kelompok I 10 – 12 - 2007 60.000.000 10.000.000

Penyusutan fiskal menggunakan metode garis lurus.

Pertanyaan :

1. Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT Fast.

2. Berapa penghasilan neto fiskal perusahaan.

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 7 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
Jawab :

PT Fast

Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2008

( dalam ribuan rupiah )

Koreksi fiskal

Keterangan Mnrt Kete


Mnrt
fiskal rang
Postif Negtf
Aktns
an

Penjualan / Peredaran 1.250.000 -- -- 1.250.000


-/- HPP (500.000) -- -- (500.000)
Pengh Bruto Ush 750.000 -- -- 750.000
Biaya Usaha :
-Gaji 55.000 -- -- 55.000
-Tunjangan transpt Kary. 45.000 -- -- 45.000
-By. Makan kantor 6.000 -- -- 6.000
-ByPengobtn.dtng.Persh. 20.000 20.000 -- 0 A
-By training karywn 15.000 -- -- 15.000
-By sragam Satpam 12.000 -- -- 12.000 B
-Sanksi adm Pajak 10.000 10.000 -- 0
-By Pengangkutn 4.500 -- -- 4.500
-By Bunga Pinjaman 7.000 -- -- 7.000
-Cad Penghpsn Piut 5.000 5.000 -- 0 C
-By Jamuan tamu tanpa
Daftar nominatif 10.000 10.000 -- 0 D
-By Listrik & Telp Kantr 24.000 -- -- 24.000
-PBB & Bea Met 3.000 -- -- 3.000
-Penyst Aset Tetap 40.000 5.000 -- 35.000 E
-Premi ass Kebakr Pabrk 10.000 -- -- 10.000
-Sumbangan HUT RI 5.000 5.000 -- 0 F

Total Biaya Ush (271.500) (55.000) -- (216.500)


Pengh Neto dari Ush 478.500 55.000 -- 533.500
+/+Pengh dari Luar Ush
- Dividen dari PT Jaya 85.000 15.000 -- 100.000 G
- Trima ewa kendraan
Box dari Fa Maju 9.700 300 -- 10.000 H

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 8 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
- Keuntungn Sel Kurs. 5.000 -- -- 5.000
- Pen Pengmblian PBB yg 5.000 -- -- 5.000
telah dibebankan
2.000 -- 2.000 0 I
- Jasa giro Bank Mandiri

Total Pngh Luar Ush 15.300


106.700 2.000 120.000
-/- By dari Luar Ush -- -- -- --

Laba Bersih sbl Pajak 70.300


585.200 2.000 653.500

Keterangan :

A : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

B : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

C : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

D : SE Dirjen Pajak No. 27 /PJ.42/ 1986.

E : Pasal 11 UU PPh.

F : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

G : Pasal 4 ayat (1) UU PPh.

H : Pasal 4 ayat (1) UU PPh.

I : Pasal 4 ayat (2) UU PPh.

Penghasilan neto fiskal perusahaan adalah Rp. 653.500.000,-

- Atas koreksi fiskal yang dilakukan, perusahaan tidak perlu membuat jurnal.

- PPh terutang dihitung dengan mengalikan tarif PPh Pasal 17 terhadap Penghasilan
Kena Pajak. Sebelum dikalikan tarif PPh, Penghasilan Kena Pajak terlebih dahulu
dibulatkan ribuan kebawah.

4. Kredit Pajak tahun Berjalan.

Kredit pajak tahun berjalan terdiri atas :

a. Kredit pajak dalam negeri.

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 9 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana
Untuk WP Orang Pribadi, kredit pajak dalam negeri dapat terdiri atas PPh yang
dipotong / dipungut pihak lain, meliputi PPh Pasal 21, 22, 23. Sedangkan untuk WP
Badan, kredit pajak dalam negeinya dapat terdiri atas PPh Pasal 22 atau 23.

b. Kredit Pajak Luar Negeri.

Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar newgeri dapat
dikreditkan di Indonesia ( PPh Pasal 24 ). Pengkreditan PPh Pasal 24 dilakukan di
tahun pajak digabungkannya penghasilan tersebut. Namaun, kerugian di luar negeri
tidak boleh digabungkan.

c. PPh yang dibayar sendiri.

Pembayaran pajak yang dilakukan oleh WP sendiri berupa angsuran PPh Pasal 25
yang dibayar setiap bulan ataupun fiskal luar negeri.

-------------------------

Seminar Perpajakan Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 10 Samsuri SH,MM Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai