Anda di halaman 1dari 6

Tingkat Kesejahteraan Burung Unta (Struthio camelus) di Taman Safari

Gurun Putih Lestari, Aceh Besar

Welfare Level of Ostrich (Struthio camelus) in Taman Safari


Gurun Putih Lestari, Aceh Besar

Geubrina Rahmatan, Abdullah Abdullah, Devi Syafrianti


Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh
Email: geubrinarahmatan.bio16@fkip.unsyiah.ac.id
abdullah@unsyiah.ac.id
devisyafrianti@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Burung unta (Struthio camelus) merupakan burung yang tidak bisa terbang (Ratite) yang
dibudidayakan salah satu konservasi eksitu yaitu Taman Safari Gurun Putih Lestari, Aceh Besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan hewan pada burung unta.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2020. Pendekatan yang digunakan pada penelitian
ini merupakan deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan teknik observasi langsung. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pengukuran tingkat kesejahteraan burung unta untuk kriteria bebas dari
rasa lapar dan haus (nilai=3), kriteria bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit (nilai=3), kriteria
bebas dari penganiayaan (nilai=3), kriteria bebas dari ketidaknyamanan kandang (nilai=3), kriteria
bebas mengekspresikan perilaku alami (nilai=3), kriteria bebas dari rasa takut dan stress (nilai=2),
kriteria kesesuaian makanan (nilai=2), dan kriteria pengayoman penjaga (nilai=3). Total nilai
tingkat kesejahteraan burung unta di Taman Safari Gurun Putih Lestari yaitu 22 sehingga dapat
dikategorikan ke dalam kategori sejahtera.
Kata Kunci: kesejahteraan hewan, burung unta, kategori sejahtera.

Abstract
Ostrich (Struthio camelus) is a bird that unable to fly (Ratite), which is cultivated in one of
the ex-situ conservation namely Taman Safari Gurun Putih Lestari, located in Aceh Besar. This
study aims to determine animal welfare level of ostriches. Data collection was conducted in March
2020. The approach used in this research is quantitative descriptive, using direct observation
techniques. Based on research conducted measurements of ostrich welfare levels for criteria of
freedom from hunger and thirst (value = 3), criteria of freedom from pain, injury, and disease
(value = 3), criteria of freedom from persecution (value = 3), criteria of freedom from discomfort
(value = 3), criteria of freedom to express natural behaviors (value = 3), criteria of freedom from
fear and distress (value = 2), food suitability criteria (value = 2), and guardian guarding criteria
(value = 3). The total value of the ostrich welfare level in Taman Safari Gurun Putih Lestari is 22
so that it can be categorized into a welfare category.
Keywords: animal welfare, ostrich, welfare category.

1
Geubrina Rahmatan dkk: Tingkat Kesejahteraan Burung Unta………

Pendahuluan dasar utama dalam pengelolaan hewan liar,


Indonesia merupakan salah satu negara pengetahuan dari perilaku spesies hewan pada
yang terletak pada garis khatulistiwa yang penangkaran sangat mendukung keberhasilan
memiliki Keanekaragaman Hayati yang tinggi usaha tersebut.
dengan berbagai fauna menarik dan khas, Studi tentang perilaku untuk evaluasi
salah satu fauna yang banyak terdapat di kesejahteraan hewan (animal welfare) seperti
Indonesia adalah burung. Menurut Purningsih burung unta pada konservasi eksitu penting
(2019), sekitar 1777 spesies burung ada di dilakukan, dengan tujuan meminimalkan efek
Indonesia, mencakup spesies burung penetap stres yang dialami burung unta tersebut.
dan spesies burung migran yang setiap Kondisi stres dapat mempengaruhi
tahunnya berkunjung ke wilayah Indonesia. produktivitas burung unta (Shanawany dan
Burung unta merupakan salah satu Dingle, 1999:8). Kardena dkk. (2016:155)
burung yang mulai dibudidayakan di menyatakan bahwa kondisi stres dapat
Indonesia pada tahun 1996 (Ketaren, 1999:9). menyebabkan sistem imun hewan menurun
Burung unta termasuk ke dalam taxon Least sehingga hewan tersebut mudah terserang
Concern (Belum terancam) (IUCN, 2008:1). oleh penyakit. Kesejahteraan satwa
Hanif (2015:33) menambahkan bahwa Least merupakan indikator tentang gambaran
concern adalah yaitu taxon yang telah praktek pengelolaan yang dilakukan suatu
dievaluasi tetapi tidak memenuhi kriteria CR, lembaga konservasi.
EN, VU maupun NT. Burung unta adalah
satu-satunya spesies dari famili struthioidae. Metode Penelitian
Walaupun dikenal sebagai komoditas ternak Waktu dan Tempat Penelitian
yang baru, populasinya berkembang dengan
Penelitian dilakukan di Taman Safari
pesat di Indonesia (Ketaren, 1999:9).
Gurun Putih Lestari di jalan utama Jantho-
Taman Safari Gurun Putih Lestari
Lamno, Gampong Cucum, Jantho, Kabupaten
merupakan satu-satunya taman safari yang
Aceh Besar. Penelitian dilaksanakan pada
ada di Aceh yang juga membudidayakan
bulan Maret 2020.
burung unta, lokasi taman safari tesebut yaitu
di Desa Cucum, Kecamatan Jantho,
Kabupaten Aceh Besar. Taman Safari Gurun Metode Penelitian
Putih Lestari berfungsi sebagai sarana rekreasi Data tingkat kesejahteraan Burung unta
dan edukasi. Taman Safari ini mengoleksi diperoleh melalui observasi dan wawancara
ratusan jenis satwa dan tanaman bunga dari dengan penjaga burung unta.
berbagai daerah di Indonesia maupun
mancanegara, salah satunya adalah burung Pengumpulan Data
unta. Burung unta yang terdapat di Taman
Pengamatan tingkat kesejahteraan
Safari tersebut saat ini berjumlah 10 ekor, 4
ekor burung unta betina dan 6 ekor burung burung unta dilakukan selama 7 hari dalam
unta jantan, burung unta tersebut berumur 6 periode satu bulan dengan observasi langsung,
tahun dan ditangkarkan di lahan penangkaran wawancara, dan memberikan pertanyaan
dengan luas ± 500 m2. kepada narasumber yaitu pengelola
Sebagai bangsa unggas yang "baru" penangkaran eksitu Taman Safari Gurun Putih
dibudidayakan di Indonesia, maka banyak Lestari, baik secara langsung maupun secara
aspek kehidupan burung unta ini yang belum
tidak langsung, serta dokumentasi.
dikuasai, misalnya tentang bentuk
anatominya, faal tubuhnya, perilaku
(behaviour)-nya, reproduksinya, feeding Analisis Data
management-nya dan aspek kesehatan Data range tingkat kesejahteraan hewan
hewannya (Hardjoutomo dkk., 2002:115). dianalisis dengan rumus frekuensi distribusi
Perilaku hewan berguna sebagai kategorikal dengan pengelompokan
adaptasi terhadap perubahan lingkungan, frekuensinya terdiri dari data kualitatif yang
sehingga hewan tersebut dapat tetap hidup dan menyatakan jenis atau mewakili karakteristik
berkembang biak baik di habitat alami tertentu seperti jenis kelamin dan lain-lainnya.
maupun habitat buatan. Octavia dkk. Adapun rumus yang digunakan dalam
(2017:10) menyatakan ilmu perilaku adalah memilih kelas interval adalah:

2
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penilaian tingkat kesejahteraan burung
unta di Taman Safari Gurun Putih Lestari
dinilai berdasarkan peraturan direktur
Range Tingkat Kesejahteraan (Chandra,
perlindungan hutan dan konservasi alam
1995:48).
nomor: P.9/IV-SET/2011. Hasil analisis untuk
Sejahtera : 20 ≤ x ≤ 24
tingkat kesejahteraan burung unta disajikan
Kurang Sejahtera : 15 ≤ x ≤ 19
pada Tabel 1.
Tidak Sejahtera : x ≤ 14

Tabel 1. Tingkat Kesejahteraan Burung Unta


Nilai
No Kriteria
3 2 1
1 Bebas dari rasa lapar dan haus √ - -
2 Bebas dari ketidaknyamanan lingkungan √ - -
3 Bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit √ - -
4 Bebas dari rasa takut dan stress - √ -
5 Bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiah √ - -
6 Bebas dari penganiayaan √ - -
7 Kesesuaian makanan - √ -
8 Pengayoman penjaga √ - -
Total Nilai Kesejahteraan 22 (Sejahtera)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah lapar dan haus memperoleh nilai 3 yang
dilakukan pada burung unta di Taman Safari artinya kebutuhan makan dan minum burung
Gurun Putih Lestari, burung unta tersebut unta di Taman Safari Gurun Putih Lestari
dapat dinyatakan sejahtera (nilai=22). terpenuhi.

Bebas dari Rasa Lapar dan Haus Bebas dari rasa Sakit, Cidera, dan Penyakit.
Makan dan minum merupakan Pemeriksaan kesehatan pada burung
kebutuhan dasar hewan yang harus dipenuhi unta di Taman Safari Gurun Putih Lestari
pada setiap penangkaran. Penyediaan makanan dilakukan seminggu sekali agar burung unta
pada burung unta di Taman Safari Gurun Putih terbebas dari luka dan penyakit. Selain itu juga
Lestari dilakukan satu kali dalam sehari yaitu dilakukan vaksinasi 8 bulan sekali. Kondisi ini
pada pagi pukul 10:00-10:30, jenis makanan dipenuhi melalui penerapan pemeriksaan
yang diberikan yaitu pelet, dedak, dan sayur- medis yang regular. Apabila kondisi ini
sayuran seperti kangkung, sawi, dan kol. terabaikan maka akan memicu timbulnya
Minuman burung unta sudah tersedia di dalam penyakit dan ancaman transmisi penyakit baik
kandang, pemberian pakan dan minum burung pada hewan lain maupun manusia (Lubis,
unta sudah tercukupi kebutuhan hewan 2014: 70-71). Pengukuran tingkat
tersebut dalam sehari, hal ini berdasarkan kesejahteraan untuk kriteria bebas dari rasa
informasi yang peneliti dapatkan dari dokter sakit, luka, dan penyakit memperoleh nilai 3
hewan yang bertanggung jawab untuk yang artinya burung unta di Taman Safari
mengurus burung unta yang ada di Taman Gurun Putih Lestari tidak memiliki luka dan
Safari Gurun Putih Lestari. dalam keadaan sehat.
Jenis pakan yang diberikan haruslah
sesuai dengan pakan alami dengan kandungan Bebas dari Penganiayaan
nutrisi yang seimbang. Apabila keadaan ini Pengukuran tingkat kesejahteraan untuk
gagal dipenuhi maka akan memicu timbulnya kriteria bebas dari penganiayaan memperoleh
penyakit dan penderitaan pada hewan (Lubis, nilai 3 yang artinya burung unta di Taman
2014: 68-69). Pengukuran tingkat Safari Gurun Putih Lestari tidak mengalami
kesejahteraan untuk kriteria bebas dari rasa penganiayaan baik dari pengelola Taman

3
Geubrina Rahmatan dkk: Tingkat Kesejahteraan Burung Unta………

Safari Gurun Putih Lestari maupun dari oleh burung unta, hal ini sesuai dengan
pengunjung. Hal ini dikarenakan pengunjung penelitian Samson (1996:413), bahwa aktivitas
yang datang tidak dibenarkan membawa mematuk yaitu dimana seekor burung unta
benda-benda yang dapat menyakiti hewan, dan mematuk bulu-bulu dari bagian belakang ekor
untuk melihat hewan tersebut pengunjung burung unta lainnya yang disebabkan oleh
dibatasi dengan pagar agar menjaga keamanan stress, bosan dan pengurungan yang
baik dari hewan tersebut maupun dari berkepanjangan. Dan penelitian Menon, dkk.
pengunjung. (2014:3-6), aktivitas berjalan mondar-mandir
kadang juga disebut sebagai perilaku abnormal
Bebas dari Ketidaknyamanan Kandang yang terjadi karena kurungan dan pembatasan
Setiap hewan memiliki hak untuk gerakan. Aktivitas ini adalah indikator stres
hidup secara nyaman, pengukuran tingkat pada burung unta dan merupakan mekanisme
kesejahteraan untuk kriteria ini diperoleh nilai untuk mengatasi stres pada hewan tersebut.
3 yang artinya kandang burung unta di Taman Jordan (2005:518) menyatakan stres pada
Safari Gurun Putih dibersihkan secara berkala, satwa dapat terjadi saat satwa mengalami
tersedia air minum yang sering diganti dan luas kondisi fisik dan emosi yang terganggu.
kandang sesuai untuk kegiatan burung unta. Tindakan pencegahan yang dilakukan
Kandang burung unta memiliki luas ± 500 m2 untuk menghindari burung dari rasa takut dan
mencakup tempat berlindung burung unta stres ialah dengan melakukan pemantauan
(shelter). Kebersihan kandang dan rutin oleh penjaga burung unta, sehingga jika
kelengkapan burung di penangkaran perlu burung unta menunjukan perilaku yang tidak
diperhatikan, karena akan berhubungan dengan normal akan cepat diketahui dan dilakukan
kesehatan burung, hal ini sesuai dengan penanganan. Sedangkan penanganan yang
penelitian Setio dan Takandjandji (2007:57), dilakukan apabila ada burung unta yang stres
bahwa kandang yang terjaga kebersihannya ialah dengan memberikan vitamin bila satwa
cenderung dapat menghindarkan burung dari tidak nafsu makan, pendekatan oleh penjaga
penyakit, sementara kandang yang terlihat burung unta, serta memasukan satwa ke dalam
kotor akan memudahkan timbulnya serangan kandang perawatan jika diperlukan untuk
berbagai penyakit. menghindarkan satwa sementara dari
pengunjung.
Bebas Mengekspresikan Perilaku Alami
Berdasarkan hasil penelitian Kesesuaian Makanan
pengukuran tingkat kesejahteraan burung unta Kesesuaian makanan pada satwa
di Taman Safari Gurun Putih lestari untuk merupakan hal penting yang harus
kriteria bebas mengekspresikan perilaku alami diperhatikan oleh pengelola Taman Safari
diperoleh nilai 3 yang artinya burung unta Gurun Putih Lestari. Pakan burung unta yang
bebas mengekspresikan perilaku alami karena diberikan di Taman Safari tersebut adalah
terdapat ruang gerak yang luas, kualitas pelet, dedak, dan sayur-sayuran (kol,
kandang yang baik, fasilitas yang memadai, kangkung, dan sawi), hal ini dinilai kurang
dan terdapat teman dari jenis yang sama. Hal sesuai dengan penelitian Aganga (2003:60),
ini sejalan dengan Undang-Undang No. 9 bahwa pakan alami burung unta adalah rumput
Tahun 2011 tentang Perlindungan Satwa, hijau, beri, biji-bijian, tanaman sukulen, dan
menyebutkan bahwa harus terdapat fasilitas serangga kecil, mengingat pakan alami burung
yang memadai dalam kandang satwa, sehingga unta lebih sulit didapatkan. Maka dari itu,
satwa bebas dalam mengekspresikan perilaku pengukuran tingkat kesejahteraan untuk
alami. kriteria ini memperoleh nilai 2.
Pakan hewan di penangkaran harus
Bebas dari Rasa Takut dan Stres selalu tersedia dalam kuantitas dan kualitas
Berdasarkan hasil penelitian, yang cukup. Jenis-jenis pakan yang diberikan
pengukuran tingkat kesejahteraan untuk harus memperhatikan kesukaan burung
kriteria bebas dari rasa takut dan stres sebagaimana biasanya di alam, disamping
memperoleh nilai 2 karena terlihat adanya pertimbangan kualitas, harga, dan
individu burung unta yang mengalami stress, ketersediaannya.
ditandai dengan aktivitas mematuk bulu dan
aktivitas berjalan bolak-balik yang dilakukan Pengayoman Penjaga

4
Pengayoman penjaga burung unta di Taman Kardena, I. M., T. A. Putra., N. H. Septiani.,
Safari Gurun Putih Lestari sudah sesuai, hal D. A. W. K. Ningrat., P. D. Y. Utama., I
tersebut dibuktikan dengan kepedulian petugas D. G. T. Damayanthi., F. M. Siswanto.
menjaga hewan tersebut. Kepedulian petugas 2016. Pendekatan Psikoneuroimunologi
antara lain memperhatikan kebersihan dalam Penangana Penyakit Hewan.
kandang, memperhatikan kebersihan air Indonesia Medicus Veterinus, 5(2): 154-
minum untuk burung unta, memperhatikan 164.
pakan yang diberikan, dan memperhatikan Ketaren, P. P. 1999. Burung Unta sebagai
kesehatan burung unta apabila terdapat luka Komoditas Harapan: Klasifikasi dan
atau sakit dilaporkan ke dokter hewan yang Keunggulan Biologis Burung Unta
bertugas di Taman Safari Gurun Putih Lestari. (Struthio camelus). Wartazoa, 8(1): 9-
Maka dari itu, pengukuran tingkat 14.
kesejahteraan untuk kriteria ini memperoleh Lubis, M. A. 2014. “Status Konservasi dan
nilai 3. Tingkat Kesejahteraan Hewan di Taman
Hewan Pematang Siantar Sumatera
Simpulan dan Saran Utara”. Skripsi. Banda Aceh:
Simpulan Universitas Syiah Kuala.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Hardjoutomo, S., M. B. Poerwadikarta., K.
Barkah. 2002. Kejadian Antraks Pada
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Burung Unta Di Purwakarta, Jawa Barat,
tingkat kesejahteraan burung unta di Taman Indonesia. Jurnal Ilmu Ternak dan
Safari Gurun Putih Lestari berdasarkan Veteriner, 19(3): 114-120.
Peraturan Direktur Jendral Perindungan Hutan Jordan. B. 2005. Science-Based Assessment of
dan Konservasi Alam No: P.9/IV-SET/2011 Animal Welfare: Wild and Captive
dikategorikan dalam kategori sejahtera dengan Animals. Scientific and Technical
total nilai 22. Review of the Office International des
Epizooties (Paris), 24(2): 515-528.
Menon, D. G., D. C. Bennet., K. M. Cheng.
Saran 2014. Understanding the Behavior of
Melalui penelitian ini diharapkan dapat Domestic Emus: A Means to Improve
memberikan informasi ilmiah bagi seluruh Their Management and Welfare - Major
kalangan, dapat membantu pengajaran dalam Behaviors and Activity Time Budgets of
mata kuliah Ekologi Hewan. Adult Emus. Journal of Animals, 2014:
1-8.
Daftar Pustaka Octavia, D., R. Komala., A. Supiyani. 2017.
Aganga, A. A., , A. O. Aganga., U. J. Omphile. Studi Perilaku Harian dan Kesejahteraan
2003. Ostrich Feeding and Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra
Nutrition. Pakistan Journal of Desmarest, 1822) di Pusat Primata
Nutrition, 2(2), 60-67. Schumutzer. Bioma, 13(1): 18-22.
Chandra, B. 1995. Pengantar Statistik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
Kesehatan. Jakarta: EGC. 2009. Undang-Undang Republik
Hanif, F. 2015. Upaya Perlindungan Satwa Indonesia Nomor 18 Tahun 2009
Liar Indonesia Melalui Instrumen tentang Peternakan dan Kesehatan
Hukum dan Perundang-Undangan. Hewan. Lembaran RI Tahun 2009.
Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta: Sekretariat Negara.
2(2): 29-48. Peraturan Direktur Jendral Perindungan Hutan
[IUCN Redlist] The International Union for dan Konservasi Alam. 2011. Undang-
Conservation of Nature Red List of Undang Republik Indonesia Nomor 9
Threatened Species. 2008. “Struthio Tahun 2011 tentang Perlindungan
camelus, Common Ostrich”, Satwa. Lembaran RI Tahun 2011.
(Online),.(https://www.iucnredlist.org/sp Jakarta: Sekretariat Negara.
ecies/45020636/132189458., diakses Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
pada 2 April 2020). 2012. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 95 Tahun 2012
tentang Kesehatan Masyarakat

5
Geubrina Rahmatan dkk: Tingkat Kesejahteraan Burung Unta………

Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Canadian Veterinary Journal, 37(7):


Lembaran RI Tahun 2012. Jakarta: 412-414.
Sekretariat Negara. Shanawany, M. M., J. Dingle. (Eds). 1999.
Purningsih, D. 2019. “Tahun 2019 Spesies Ostrich Production Systems. Roma:
Burung Indonesia Bertambah 6 Jenis”, Food and Agriculture Organization.
(Online), Setio, P., M. Takandjandji. 2007. “Konservasi
(https://www.greeners.co/berita/tahun- Ex-Situ Burung Endemik Langka
2019-spesies-burung-indonesia- Melalui Penangkaran”. Prosiding
bertambah-6-jenis/., diakses 09 Ekspose Hasil-hasil Penelitian. Padang:
November 2019). Konservasi dan Rehabilitasi
Samson, J. 1996. Behavioral Problems of Sumberdaya Hutan.
Farmed Ostriches in Canada. The

Anda mungkin juga menyukai