Anda di halaman 1dari 734

Ergonomi 2

• Hari lahir ergonomi 12 juli 1949 (the human research group,


interdisciplinary)
• Ergonomi = human engineering, human factors engirnnering, engineering
psychology
• Asal kata dari bahas Yunani (peresmian 16 februari 1950)
• Ergon = bekerja
• Nomos = hukum alam/ilmu pengetahuan

• Ergonomics menurut singleton:


• Physical ergonomics (basic ergonomics) = berhubungan dengan fisik,
anatomi, fisiologis
• Psychological ergonomics (advanced economics) = dipelajari lebih lanjut
dari mental, dampak dari mental, penggunaan alat ergonomic
berhubungan dengan manusia
Sejarah
• Taylor dan garvey 1966. time and motion study
• Gilbreth, standardisasi gerak
• Sociotechinal systems
Definisi
• The study of the interactions between human beings and the objects
they use and the environments in which they function (pulat)
• Design for human use
Tema pokok
• Fitting the “task” to the person
Sasaran (pulat)
Comfort

Ergono
mics
Efficiency:
Well being physical,
(kesejahter mental,
aan) production
Jenis jenis masalah ergonomi
• Anthropometri
• Kognisi
• Muskuloskeletal
• Cardiovasculer
• Psikomotor
Mengapa standard dibutuhkan
• Hemat dalam usaha manusia
• Meningkatkan kualitas kehidupan manusia
• Keselamatan kerja
• Kesehatan pekerja
• Kenyamanan bekerja
• Proteksi lingkungan
• Mengatasi hambatan budaya
• Keuntungan ekonomis
Kekuatan otot
• Tergantung dari banyaknya serat
• Kekuatan maksimum, serat otot 0.3-0.4 N/Mm2 (1 Kg = 10 N)
Dari cross section dapat mengangkat beban 3-4 Kg (30-40 N)
• Wanita dengan latihan yang sama dengan pria dapat mencapai
kurang dari 30% kekuatan pria
• Kekuatan paling besar pada saat permulaan kontraksi (relax)
Penggunaan optimal dari kekuatan otot
• Gerakan perlu diorganisir, efisien dan skillful
• Menggunakan sebanyak mungkin otot untuk Gerakan statis (15%
dibawah kekuatan maksimum)
• Paling kuat pada awal kontraksi dan paling baik dimulai pada posisi
paling meregang
• Kekuatan maksimum tergantung dari usia, jenis kelamin, konstitusi,
latihan dan motivasi sesaat
Peran oksigen pada kerja otot
• Aerobik = kerja dimana oksigen masih tersedia/dynamic effort
• Anaerobik = kerja dimana terdapat kekurangan oksigen, tidak ada
energi, Lelah/pegal dan lemas/static effort
Indicators of need for ergonomic attention
• Banyak produk yang ditolak dalam pengoperation
• Pekerja membuat banyak kesalahan
• Banyak bahan yang terbuang
• Jumlah karyawan yang keluar banyak
• Pekerja mengeluh tentang persyaratan kerja
• Absen terlalu tinggi
• Output produksi sangat rendah
• Terjadi banyak kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan
• Pekerja sering ke toilet
• Kualitas produk rendah
• Waktu dalam pelatihan terlalu lama
• Pekerja sering ambil istirahat
• Terlalu banyak mengambil waktu untuk istirahat atau hal hal pribadi
• Minta dipindahkan ke pekerjaan lain
• Standard prosukdi tidak dapat tercapai/pekerja sering tidak di tempat
• Waktu istirahat diambil terlalu lama
ERGONOMI – ANTHROPOMETRI
Displin
ilmu ergonomi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia
Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan
ergonomis adalah istilah anthropometri yang
berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan
“metron” yang berarti ukuran.

ANTHRO  MANUSIA
METRI  PENGUKURAN
Antropometrimerupakan kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta
penerapan dari data tersebut untuk
perancangan fasilitas atau produk.
 AntropometriSTATIS disebut juga dengan pengukuran dimensi
struktur tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan
pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam
keadaan diam atau dalam posisi standar. (Umur, Jenis kelamin,
Suku bangsa, Pekerjaan)
 Antropometri DINAMIS berhubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak
atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.

ANTROPOMETRI TERBAGI ATAS DUA CARA


PENGUKURAN (STATIS – DINAMIS)
Ruang lingkup utama dari data antropometri antara
lain adalah :
 Desain pakaian
 Desain tempat kerja
 Desain dari lingkungan
 Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin
Desain produk konsumer
“PENGUKURAN ANTHROPOMETRI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI BENTUK
DIMENSI TUBUH MANUSIA, AGAR PERALATAN YANG DIRANCANG LEBIH
SESUAI DAN DAPAT MEMBERIKAN RASA NYAMAN SERTA
MENYENANGKAN.”
HOW YOUR THOUGHTS?

ERGONOMIC
OR
NON-ERGONOMIC?
Human dan Faktor Ergonomi
Konsep dasar dan Aplikasinya
Definisi
• Definisi (internasional ergonomics association)
• Ergon (kerja) dan nomos (ilmu pengetahuan)
• Studi tentnag aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi dan desain/perancangan untuk mendapatkan suasana kerja yang sesuai
dengan manusianya

• Penerapan ergonomic dapat berupa


• Rancang bangun (design)
• Rancang ulang (re design)

• Dapat diterapkan untuk design pekerjaan pada suatu organisasi missal :


penentuan jam istirahat, pergantian shift, variasi pekerjaan dll
Ruang lingkup aplikasinya
• Aktivitas rancang bangun (design) dan rancang ulang (re design) meliputi

• Design/re design : perkakas kerja (tool), bangku kerja (benches), kursi, alat
pengendali (control) dll
• Design pekerjaan pada organisasi missal : waktu istirahat, pembagian shift
kerja, variasi kerja dll
• Design system kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu terhadap
system kerja kerangka dan otot manusia, kelelahan, ketidaknyamanan
visual dan postur tubuh
• Design dan evaluasi produk, untuk memberikan rasa aman dan nyaman
terhadap para pemakainya
Sejarah
• Disosialisasikan sebagai bidang ilmu dari tahun 1949
• Beberapa kejadian yang terkait dengan perkembangan ilmu ergonomi

• CT. Thackrah England 1831


• Postur tubuh manusia pada saat bekerja berhubungan dengan
Kesehatan kerja
• Pencahayaan, ventilasi dan temperature di lingkungan kerja
• Pembebanan kerja, jam kerja dan Gerakan yang berulang-ulang
• Fw Taylor USA 1898
• Metode ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam
melakukan pekerjaan
• Konsep ergonomi dan manajamen modern

• FB. Gilberth USA 1911


• Optimasi metode kerja dalam Analisa Gerakan
• Motion study posisi membungukuk dapat diatasi dengan meja yang
bisa naik-turun (adjustable)
• E. Mayo USA 1933
• Kuantifikasi pengaruh dari variable fisik seperti misal pencahayaan
dan lamanya waktu istirahat terhadap efisiensi dari para operator
kerja pada unit perakitan

• Pembentukan kelompok/asosiasi ergonomic


• The ergonomics research society, England 1949
• The international ergonomics association 1957
• The human factor society USA 1957
• The ergonomics society of Australia and new Zealand 1954
Dasar keilmuan dari ergonomi
• Ergonomi terkait dengan karakteristik fungsional dari manusia sperti
kemampuan penginderaan, respon, daya ingat, posisi optimum
tangan dan kaki dll
• Ergonomi membutuhkan pemahaman ilmu-ilmu terapan yang banyak
berhubungan dengan fungsi tubuh manusia seperti anatomi dan
fisiologi
Studi tentang system kerja (aplikasi)
• Contoh kasus studi perancangan system kerja untuk kasus design interior
kendaraan bermotor diantaranya
• Access (getting in and out)
• Resistant
• Visibility
• Seating
• Diplays (visibility lighting, speedometer, gas-meter, temperature)
• Controls (mudah dijangkau, kemudahan identifikasi dan operas, posisi,
pergerakan standar)
• Lingkungan (ventilasi, panas langsung, shar-contour utk panel)
Konsep tentang efisiensi kerja
Secara umum pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang
ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya.
Menurut Miraza (2004) efisiensi adalah pemakaian biaya atau bentuk pengorbanan
lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang berjalan secara wajar. Komponen
tersebut meliputi biaya, waktu, dan tenaga kerja. Sedangkan Menurut Siagian (2003) efisiensi
adalah perbandingan yang negatif antara input dan output. Negatif karena sumber, alat dan
tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Dan menurut Sedarmayanti
(2001) pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang
dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik
dalam hal mutu maupuan hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas
cara kerja yang maksimal. Perbandingan ini dilihat dari:
Segi waktu, Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila hasil kerja berdasarkan patokan ukuran yang
diinginkan untuk memperoleh sesuatu yang baik dan maksimal.
Segi kinerja, Yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam
setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jika efisiensi kerja
pada umunya merupakan hasil dari cara-cara kerja yang sesuai dengan prosedur kerja.Cara kerja
yang efisien adalah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti :
cara termudah, tercepat, termurah, teringan, dan terpendek.
Kelelahan / Keletihan Kerja
Menurut Mangkunegara (2005:108) bahwa keletihan kerja terdiri atas dua macam yaitu
keletihan psikis dan keletihan fisiologis. Penyebab keletihan psikis adalah kebosanan kerja akibat
kerja yang monoton, sedangkan keletihan fisiologis dapat menyebabkan meningkatnya absensi,
turn over, dan kecelakaan kerja. Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu
keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap individu, yang lelah tidak sanggup lagi untuk
melakukan aktivitasnya. Kelelahan yang terjadi pada setiap orang diakibatkan oleh dua hal, yaitu
kelelahan fisik dan kelelahan mental. Kelelahan fisik berkenaan dengan jasmani seseorang,
seperti badan pegal-pegal, otot tegang dan lain-lain. Sedangkan kelelahan mental berkenaan
dengan perasaan seseorang seperti kurang semangat, kurang motivasi yang berakibat kemalasan
dalam bekerja. Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi kelelahan kerja. Pemilihan cara
mengatasi kelelahan yang tepat dapat mempercepat proses pemulihan kelelahan kerja baik
kelelahan fisik maupun kelelahan mental. Pemulihan fatigue atau perasaan lelah ini dapat di atasi
dengan istirahat. Periode istirahat ini dibutuhkan bagi pekerjaan yang mengerahkan tenaga atau
pikirannya dan harus dilakukan apabila terjadi kelelahan. Semakin besar rasa lelah, maka waktu
yang dibutuhkan pada waktu istirahat untuk pemulihan akan menjadi semakin lama. Selain itu,
sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan menentukan tingkat kebutuhan akan periode
istirahat yang dilakukan.
Dampak Kelelahan ( fatigue ) :
Beberapa bentuk kelelahan yang terjadi pada dunia kerja merupakan suatu kondisi kronis
ilmiah. Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya
beban kerja, namun juga oleh tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu
masa yang panjang. Bila keadaan seperti ini berlarut-larut maka akan muncul tanda-tanda
memburuknya kesehatan yang lebih tepat disebut “ kelelahan Klinis atau Kronis ”. Pada keadaan
seperti ini, gejalanya tidak hanya muncul selama periode stress atau sesaat setelah masa stress,
tetapi cepat atau lambat akan sangat mengancam setiap saat perasaan lelah kerap kali muncul
ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan “
kebencian ” yang bersumber dari terganggunya emosi. Sejumlah orang kerap kali menunjukkan
gejala-gejala sebagai berikut :
 Munculnya tanda-tanda kelelahan psikosomatis di atas berpengaruh pula pada waktu-
waktu absent dari pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab ketidak hadiran
ditempat kerja, karena yang bersangkutan membutuhkan waktu istirahat yang lebih
banyak.
 Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis dan kesulitan-kesulitan lainnya
amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk kelelahan kronis dan sangatlah sulit
melepaskan keterkaitannya dengan maslah kejiwaan.
Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :
1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing
2. Tidak / kurang mampu berkonsentrasi
3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan
4. Persepsi yang buruk dan lambat
5. Tidak ada / berkurangnya gairah untuk bekerja
6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani
7. Gejala-gejala yang timbul ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas
kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut menifestasinya timbul berupa keluhan
oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja.
Faktor penyebab yang berhubungan Faktor penyebab yang tidak berhubungan
dengan pekerjaan dengan pekerjaan

 Shift kerja  Waktu tidur kurang memadai (kurang


tidur)
 Jam kerja berisiko tinggi (misalnya
malam hari antara jam 9 malam-6 pagi  Perjalanan jauh dari tempat tinggal ke
atau pagi hari antara jam 3 dan 7 pagi) tempat kerja dan kemacetan selama
perjalanan
 Jam kerja berlebih (50 jam atau lebih
dalam seminggu). Lembur menjadi  Beban keluarga, rasa tanggung jawab,
salah satu penyebab jam kerja dalam khawatir berlebihan, depresi dan
seminggu jadi lebih panjang. konflik yang kronis atau
berkepanjangan
 Periode istirahat di antara shift kerja
kurang memadai  Tingkat aktivitas di luar pekerjaan yang
tinggi/ kesibukan kehidupan sosial
 Pergeseran waktu shift kerja (durasi
shift kerja jadi lebih panjang)  Gangguan emosional (misalnya tekanan
dalam hubungan)
 Desain pekerjaan dan peralatan kerja
tidak memenuhi standar ergonomis  Usia
 Beban kerja yang tinggi atau bahkan  Kondisi kesehatan yang buruk atau
tidak melakukan apa-apa karena beban memiliki masalah kesehatan, seperti
kerja terlalu rendah gangguan tidur, diabetes, penyakit
ginjal, kanker, jantung, anemia, dan
 Keadaan monoton (pekerjaan/
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
lingkungan kerja yang membosankan)
 Menggunakan obat-obatan tertentu
 Keadaan lingkungan fisik (misalnya
kebisingan, penerangan, kualitas  Mengonsumsi alkohol secara rutin
udara, dll.)  Mengonsumsi kafein terlalu sering
 Tidak memiliki pola makan yang baik
dan bergizi
 Kurang minum air putih atau
mengalami dehidrasi.
Ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan pekerja untuk mencegah dan mengendalikan
fatigue yang mereka alami, baik yang berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.

Penyebab Solusi

 Menyiapkan diri dengan baik khususnya pada hari


pertama bekerja shift malam − bawa makanan berat
dan ringan yang sehat selama shift malam
 Mengatur gizi seimbang dengan konsumsi buah dan
sayuran
Shift malam  Tetap menjaga asupan makanan pada siang hari
secara normal
 Hindari makan antara jam 3 pagi hingga berakhirnya
shift malam
 Hindari makanan berenergi tinggi (tinggi lemak),
tinggi karbohidrat selama shift malam.

 Batasi aktivitas pada siang hari ketika Anda perlu


istirahat
 Tidur siang sebelum bekerja shift malam, khususnya
Pemulihan (recovery) sebelum jika ini pertama kalinya Anda bekerja shift malam
bekerja shift malam  Hindari sinar matahari ketika hendak beristirahat
pada siang hari
 Ciptakan suasana kamar tidur yang temaram, sunyi
dan sejuk.

 Turunkan berat badan jika Anda mengalami obesitas


Kondisi kesehatan yang
mempengaruhi tidur, seperti sleep  Berhenti merokok
apnea (henti napas saat tidur)  Konsultasikan dengan dokter.

Kebiasaan buruk sebelum tidur  Mandi menggunakan air hangat 90 menit sebelum
(misalnya menonton televisi di tidur dapat membuat tubuh menjadi relaks
tempat tidur, minum kopi atau
alkohol, atau makan makanan  Hindari mengonsumsi makanan berat, alkohol, teh
berat 1-2 jam sebelum tidur) atau kopi sebelum tidur.
 Buatlah tidur sebagai prioritas dan tetapkan jadwal
tidur
Kuantitas dan kualitas tidur yang  Matikan laptop, singkirkan ponsel dan jangan
tidak memadai meletakkan televisi di kamar tidur
 Membiasakan diri tidur dengan waktu yang cukup (7
– 8 jam /hari).

 Selalu sarapan dan cobalah untuk mengonsumsi


protein dan karbohidrat kompleks dalam setiap
Pola makan tidak teratur dan gizi waktu makan
tidak seimbang
 Mengatur gizi seimbang dengan konsumsi sayur dan
buah-buahan.

Depresi yang mempengaruhi Konsultasi dengan psikiater atau memakai obat-obatan


kondisi emosional dan fisik yang diresepkan dokter.

Secara bertahap kurangi asupan kopi, teh, cokelat, soft


Terlalu banyak kafein
drink dan obat-obatan yang mengandung kafein.

 Minum air putih dengan teratur


 Awali hari dengan minum air putih secukupnya.
Hindari alkohol dan minuman yang mengandung
Dehidrasi kafein karena dapat menyebabkan dehidrasi.
 Untuk pekerja lapangan yang terpapar panas,
minumlah satu gelas air setiap 15 menit, sekalipun
Anda belum merasa haus.

Rencanakan kegiatan Anda dan pastikan Anda cukup tidur


Kesibukan kehidupan sosial
sebelum kembali memulai pekerjaan.

 Melakukan olahraga secara teratur di samping


manajemen stres, tidak merokok dan tidak terpapar
asap rokok
 Melakukan medical check-up secara teratur
Lain-lain
 Mengubah metode kerja menjadi lebih efisien dan
efektif
 Menerapkan penggunaan desain pekerjaan dan
peralatan kerja yang memenuhi standar ergonomis
 Mengupayakan perbaikan lingkungan kerja untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman dan
nyaman
 Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja secara
periodik untuk mendeteksi adanya kelelahan lebih
dini dan segera menentukan cara pengendaliannya.

Terkadang, gejala fatigue muncul secara bertahap dan sulit bagi penderita menyadari
adanya masalah. Di sinilah peran rekan kerja dan keluarga sangat diperlukan untuk menyadari
adanya perubahan sehingga gejala fatigue dapat dideteksi lebih dini.
Penting diketahui, mengenali gejala fatigue lebih dini dapat membantu Anda melakukan
langkah pengendalian lebih awal sebelum kondisi fatigue semakin memburuk. Informasi
mengenai pengendalian fatigue pada tabel dapat membantu Anda mengendalikan fatigue di
tempat kerja.
1. Penurunan kemampuan kognitif
Kebanyakan pekerja tidak menyadari efek-efek akibat fatigue yang mereka alami. Banyak
dari pekerja juga kurang menyadari bahwa fatigue bisa berdampak pada menurunnya
kemampuan kognitif, antara lain:
 Mengurangi kemampuan mengambil keputusan
 Mengurangi kemampuan dalam melakukan perencanaan kerja yang kompleks
 Mengurangi kemampuan komunikasi
 Membuat produktivitas atau performa pekerja jadi menurun
 Mengurangi tingkat kewaspadaan dan perhatian
 Mengurangi kemampuan dalam menangani stres di tempat kerja
 Mengurangi kemampuan dalam mengingat sesuatu yang detail atau mudah lupa
 Membuat prestasi kerja jadi menurun
 Mengurangi semangat untuk bekerja.
2. Microsleep
Microsleep atau tidur sesaat biasanya dialami seseorang yang mengalami kelelahan atau
mengantuk. Kejadian microsleep pada umumnya hanya berlangsung beberapa detik. Seseorang
yang mengalami microsleep tidak akan menyadari jika dirinya tertidur atau akan memasuki
kondisi tidur. Microsleep ditandai dengan gerakan kepala seperti mengangguk, mengedipkan
mata yang terlalu sering atau bahkan dapat terjadi dalam keadaan mata terbuka dengan
pandangan kosong. Microsleep ini dapat menempatkan pekerja pada risiko serius jika mereka
melakukan pekerjaan berbahaya. Tidak hanya merugikan secara finansial, kecelakaan kerja dan
kecelakaan saat berkendara karena pekerja mengalami microsleep sering kali mengancam jiwa
pekerja.
Saat seseorang merasakan kelelahan ekstrem sehingga mengalami microsleep,
kemungkinan besar mereka kehilangan kesadaran dan perhatian. Inilah mengapa microsleep
yang disebabkan oleh fatigue sangat berbahaya dan berpotensi mematikan karena bisa
meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan juga kecelakaan saat berkendara yang dapat
mengakibatkan cedera ringan, cedera serius/ fatal hingga kematian.

3. Meningkatkan risiko kecelakaan kerja


Sebuah studi menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kelelahan berisiko lebih tinggi
mengalami kecelakaan kerja. Menurunnya kemampuan kognitif dan microsleep menghambat
kemampuan seorang pekerja untuk melakukan tugasnya dengan aman.
CEO National Safety Council (NSC), Deborah Hersman, menyatakan bahwa fatigue pada
pekerja menyumbang lebih banyak kecelakaan kerja, meningkatkan tingkat absensi pekerja,
biaya kesehatan dan merugikan finansial perusahaan.
Fatigue memberi kontribusi lebih dari 60 persen untuk kejadian kecelakaan kerja.
Tidak hanya itu, fatigue juga dapat meningkatkan risiko pekerja mengidap penyakit
jantung, diabetes dan masalah kesehatan lainnya.
Kebosanan dan kejenuhan kerja
Istirahat dalam kerja / Jam kerja
Otak manusia adalah alat yang kuat dan luar biasa. Fungsi otak dalam psikologi
memungkinkan kita untuk belajar, melihat, mendengar, mempersepsi, mengerti dan
menciptakan bahasa. Ketika otak mengalami kelelahan, hasilnya tidak akan bagus. Anda tidak
merasa santai dan mungkin akan merasa stres, yang pada akhirnya akan membuat kondisi tubuh
dan suasana hati menjadi menurun. Dalam kondisi demikian, Anda lebih mungkin membuat
kesalahan atau keputusan yang buruk.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika pikiran sedang tidak terorganisir, dampak
emosionalnya biasanya akan berupa dampak negatif. Itulah sebabnya sangat penting untuk
mengistirahatkan pikiran barang sejenak. Jika Anda menginginkan otak dapat bekerja dengan
baik maka harus ada waktu istirahat untuk pikiran Anda. Ketika otak dan pikiran diberi istirahat
maka Anda berhenti memforsirnya dan mulai mengisi ulang serta memperbaikinya. Otak akan
meregenerasi dirinya terutama ketika kita sedang tidur.
Mengistirahatkan Otak Anda
Otak didesain untuk mengalami periode istirahat reguler. Secara keseluruhan, otak
mempunyai dua mode utama untuk memproses. Pertama adalah orientasi kepada tindakan dan
membuat Anda dapat berkonsentrasi pada tugas, memecahkan masalah dan memproses
informasi. Kedua adalah ketika otak dan pikiran mengambil waktu istirahat untuk berpikir bebas.
Satu – satunya saat dimana otak bisa beristirahat adalah ketika tidak melakukan proses berpikir.
Agar otak tetap berada pada kondisi siaga dan dapat bekerja dengan optimal, lakukan cara
mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi berikut ini.
1. Berjalan kaki
Lakukan aktivitas berjalan kaki untuk menyegarkan pikiran Anda. Bahkan aktivitas jalan
kaki selama 20-30 menit dapat menumbuhkan sel otak baru bagi Anda terutama di bagian
memori. Dengan cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi, otak dan pikiran Anda
akan terus dibangun ulang dan diperbarui setiap hari. Ketahui juga mengenai tips meningkatkan
daya ingat, cara mengatasi lupa dalam psikologi dan penyebab lupa dalam psikologi.
2. Lakukan kegiatan sepele
Mencuci piring, berkebun, pergi berjalan – jalan, dan semua jenis aktivitas lainnya dapat
membawa dampak positif pada istirahat otak Anda. Mengistirahatkan otak tanpa melakukan
apapun akan membuat Anda merasa bosan dan justru dapat mendatangkan pikiran – pikiran
yang tidak baik. Melakukan tugas – tugas ringan akan memberi waktu penyegaran mental yang
lebih baik karena Anda tidak akan menjadi terlalu gelisah. Ketahui juga mengenai macam –
macam kecerdasan, ciri – ciri orang cerdas menurut psikologi dan kecerdasan spasial.
3. Menyimpan telepon Anda
Seperti kebanyakan orang, Anda mungkin memainkan smartphone kapan saja merasa
bosan, tetapi kebiasaan tersebut mengambil waktu istirahat mental Anda. Ambil waktu istirahat
dari layar telepon selama mungkin. Perhatikan bagaimana perbedaannya jika tidak ada pengalih
perhatian dan bagaimana pikiran Anda bebas selagi melakukan kegiatan tertentu tanpa
handphone. Menyimpan telepon akan memungkinkan Anda melihat dan mengamati dunia di
sekeliling dengan lebih baik. Hal itu juga akan membantu Anda untuk lebih fokus ketika
diperlukan.
4. Mengurangi media sosial
Beraktivitas di media sosial secukupnya bisa membawa dampak bagus untuk Anda, tetapi
terlalu banyak bisa menimbulkan kesulitan. Konten – konten di media sosial seringkali dapat
membawa stres dan gangguan pikiran bagi penggunanya. Coba amati kira – kira berapa lama
Anda menggunakan media sosial selama beberapa hari terakhir untuk mengetahui seberapa
banyak Anda menghabiskan waktu di dunia maya, dan bagaimana hal itu mempengaruhi Anda.
Jika perlu, tetapkan batas untuk diri sendiri, atau susutkan daftar pertemanan Anda menjadi
hanya orang – orang yang benar – benar dikenal.
5. Mencari udara segar
Cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi lebih baik dilakukan di alam
daripada di jalanan yang ramai. Anda bisa berjalan – jalan di taman untuk menjernihkan pikiran
agar efeknya lebih terasa daripada mengistirahatkan pikiran di jalanan yang ramai. Selain kurang
aman, banyaknya gangguan dari sesama pengguna jalan, klakson kendaraan, polusi dan lain
sebagainya kurang berdampak baik bagi ketenangan otak Anda. Sementara ruang terbuka hijau
seringkali mempunyai suara yang menenangkan seperti suara kicau burung, gesekan dedaunan
yang akan memberi pikiran Anda kebebasan.
6. Melakukan relaksasi
Pemenuhan perhatian juga bisa Anda dapatkan melalui teknik – teknik relaksasi untuk
cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi. Relaksasi akan memberikan keuntungan
pada otak untuk memulihkan diri. Ada banyak teknik relaksasi yang dapat dilakukan dalam waktu
kurang dari satu menit sehingga Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Relaksasi juga
dapat menjadi cara memelihara memori dalam psikologi dan cara menghilangkan beban pikiran.
7. Melakukan hobi Anda
Melakukan hal – hal yang disukai walaupun itu membutuhkan fokus tertentu, tetap dapat
menjadi jalan untuk memulihkan kondisi otak Anda. Lakukan hobi Anda bersama teman – teman
atau sendirian, misalnya bermain tenis, piano, menonton konser, membaca, mendengarkan
musik dan lain sebagainya akan menjadi cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi.
Carilah aktivitas yang membuat Anda merasa terpenuhi dan dapat dilakukan dengan mudah
untuk mengisi energi Anda kembali. Nikmati waktu Anda untuk mengalami emosi yang positif
dari kegiatan – kegiatan tersebut, dengan demikian otak juga dapat mengalami istirahat yang
dibutuhkan.
8. Mencukupi jam tidur malam
Tidur malam yang nyenyak sudah pasti dapat membuat Anda merasa lebih segar, tetapi
lebih penting lagi untuk mendapatkan waktu tidur yang teratur setiap hari yang sangat penting
untuk kesehatan otak. Tidur telah terbukti dapat meningkatkan memori, dan satu penelitian
bahkan menemukan bahwa tidur setelah mempelajari sesuatu yang baru akan menghasilkan
perubahan nyata pada otak dan memori. Penelitian lain mengungkap bahwa kekurangan tidur
dapat menghasilkan kerusakan otak yang serius, membunuh sel otak pada bagian tertentu.
9. Berolahraga
Olah raga tentunya memiliki banyak sekali keuntungan tetapi menurut beberapa
penelitian juga dapat meningkatkan kesehatan otak saat ini dan di masa yang akan datang. Orang
– orang yang berada pada kondisi fisik yang kurang baik pada usia paruh baya mengalami
kehilangan volume otak yang lebih besar di usia lanjut daripada mereka yang tetap fit di usia 40.
Olahraga juga dikaitkan dengan pembentukan sel otak baru, jadi jangan ragu lagi untuk memulai
berolahraga. Mulailah dengan aktivitas olahraga yang mudah, misalnya joging, berjalan kaki,
bahkan sekedar naik turun tangga di rumah dapat menjadi awal yang bagus.
10. Melakukan tugas satu persatu
Otak akan cepat lelah jika Anda terus menerus melakukan beberapa hal secara
bersamaan sekaligus. Sayangnya pada masa sekarang tuntutan pekerjaan dan gaya hidup kerap
mengharuskan seseorang untuk melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Jika Anda
sedang dibebani banyak pekerjaan, sebaiknya selesaikan satu tugas dalam satu waktu dan jangan
dalam waktu yang bersamaan sekaligus. Ketahui juga dampak psikologis dari gegar otak dan
konsep berfikir dalam psikologi.
11. Memusatkan perhatian
Untuk cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi, Anda dapat menyisihkan
waktu selama beberapa menit setiap harinya. Pada waktu tersebut Anda tidak perlu melakukan
apapun, cukup hanya membuka pikiran dan biarkan indra – indra Anda bekerja. Dengan
demikian, Anda sekaligus melatih fokus terhadap berbagai situasi dan aktivitas di sekitar sehingga
akan lebih perseptif dan mudah memusatkan perhatian dalam waktu lama. Terbiasa membuka
pikiran untuk mengamati sekeliling akan memudahkan Anda untuk menganalisa masalah dari
sudut pandang yang luas.
12. Mengatur waktu dengan baik
Pengaturan dan pembagian waktu yang baik untuk beraktivitas dapat membuat Anda
dapat mengistirahatkan otak dengan baik pula. Karena kesibukan, seringkali kita mengabaikan
pentingnya istirahat dan makan siang di kantor untuk tetap menyelesaikan tugas yang
menumpuk. Jika Anda dapat mengatur waktu dengan baik, maka kinerja otak pun tidak akan
terlalu terbebani karena memiliki waktu istirahat yang cukup.
13. Memanfaatkan waktu libur
Cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi bisa Anda lakukan ketika
mendapatkan waktu libur dari aktivitas sehari – hari yang melelahkan. Anda bisa
mengistirahatkan otak dari aktivitas yang melelahkan, mencari udara segar, berkumpul dengan
keluarga dan teman atau melakukan kegiatan yang disukai. Usahakan untuk menjauhkan pikiran
yang membebani dari otak Anda agar dapat benar – benar beristirahat.
14. Mengesampingkan asumsi dan dugaan
Mencoba melepaskan kebiasaan berasumsi dan menghakimi terhadap segala sesuatu di
sekitar Anda. Kebanyakan dari kita sudah membentuk opini mengenai lingkungan kita dan
mengenai orang – orangnya, dan terkadang hal itu sangat melelahkan dan membuat stress. Jika
Anda mampu melepaskan pendapat dan penilaian tersebut, Anda juga melepaskan ganjalan
besar di pikiran Anda.
15. Jangan biarkan pikiran mengendap
Pikiran – pikiran terutama yang tidak menyenangkan cenderung menempel di otak
seperti dilem. Lebih seringnya hal ini akan menuntun Anda kepada stress mengenai masa lalu
atai masa depan, dugaan yang tidak memiliki dasar fakta yang kuat. Segera, pikiran yang tidak
menyenangkan ini akan mempengaruhi hari – hari Anda, membuat Anda merana secara
emosional.
Tidak penting bagaimanapun sibuknya Anda, jangan mengorbankan aktivitas yang benar
– benar dapat menjadi cara mengistirahatkan kinerja otak menurut psikologi. Jangan berpikir
bahwa waktu istirahat adalah suatu kemewahan yang mengambil waktu kerja dan produktivitas
Anda. Faktanya, justru kebalikannya. Ketika Anda menginvestasikan waktu istirahat untuk
memproses informasi dan menyusun artinya dalam hidp Anda, Anda akan dapat memulihkan
pikiran dengan baik dan menyusun strategi yang baik mengenai apa yang ingin dicapai.
SISTEM KERANGKA
DAN OTOT MANUSIA
@awanjeminy
KERANGKA DAN
SAMBUNGAN KERANGKA
1. Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar
bentuk tubuh, penetuan tinggi seseorang,
perlindungan tubuh yang lunak, sebagai tempat
melekatnya otot-otot, mengganti sel-sel yang telah
rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak
pengendali (control) dan untuk menyerap reaksi dari
gaya/force beban kejut
tulang

• Tulang berfungsi sebagai alat untuk meredam


mendistribusikan gaya/tegangan yang ada
padanya
• Perkembangan tulang dirangsang oleh dinamika
gerakan tulang
• Tulang yang besar dan panjang selalu mempunya
bentuk berlubang yang berfungsi untuk
memberikan perbandingan yang seimbanng
terhadap beban yang terjadi pada tulanng
tersebut
Sambungan CARTILAGENOUS

• Adalah sambungan yang berfungsi untuk pergerakan yang


relatif kecil, seperi sambungan antara tulang iga dan pangkal
tulang iga
• Sambungan cartilagnous terletak anatara Vertebrae (ruas-ruas
tulang belakang) yang terdiri dari pembungkkus interveterbal discs.

• Vertebra tersebut juga terdapat bersama2 dengan ligament dan


otot, selain itu terdapat pula gerakan yang relatif kecil pada
setiap sambungannya.
• Mengakibatkan adanya fleksibelitas badan manusia untuk
membungkuk, menengadah, dan memeutar
Sambungan SYNOVIAL

• ADALAH sambungan yang terdapat paling


banyak pada tangan dan kaki yang berfungsi
untuk pergerakan/perputaran bebas, walaupun
kaki dan tangan tersebut amat terbatas
pergerakannya.seperti arah dan rentangannya.
• Ujung tulang pada sambungan tertentu tertutuf
oleh artikulasi cartilagenous pada permukaannya.
• Permukaan itu tertutup dalam capsule fibrous yang
segaris dalam pemberian synovial yang
mengeluarkan cairan pelumas synoval
LIGAMEN

• BERFUNGSI untuk membentuk bagian sambungan


dan menempel pada tulang.
• Ligamen berfungsi untuk menjegah adanya dislokasi
dan sekaligus berfungsi untuk membatasi rentang
gerakan.
• Hal tersebut disebabkan oleh sifat ligamen yang tidak
elastis dan dapat meregang dibawah gaya regang
(tension)tertentu
Sistem sambungan kerangka

• Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan


seseorang
• Batas jangkauan dapat menentukan ruang
gerak/aktiffitas yang digambarkan oleh sisitem
sambungan tulang
• Contohnya siku dan lutut
Work Environment in Ergonomics
I
(Pencahayaan)

@awanjeminy

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y 1
Penginderaan dalam
Ergonomi

– Panca Indera: Mata, telinga, hidung, mulut dan kulit.


– Kelima indera tersebut membantu manusia
berinteraksi dengan lingkungannya.
– Penginderaan: proses pertama yang dilakukan manusia
dalam bekerja, tetapi setiap manusia memiliki
kemampuan dan keterbatasan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor Manusia Tidak
Dapat menggunakan Indera
dengan Baik.
– Gangguan pada kemampuan penginderaan
– Rendahnya kualitas informasi yang diterima
– Kondisi lingkungan yang tidak mendukung
Alat penyampai informasi harus dirancang sehingga
mampu memahami keterbatasan manusia dalam
PENGLIHATAN dan PENDENGARAN sebagai alat indera
yang paling DOMINAN.
Sistem Penglihatan
– CAHAYA: pancaran energi yang dapat dievaluasi secara
visual, sebagai bagian dari spektrum radiasi
elektromagnetik.
– Cahaya yang tampak bagi manusia memiliki panjang
gelombang berkisar antara 400 sampai 700 nm, dengan
spektrum warna meliputi
UNGU BIRU HIJAU KUNING MERAH (urut dari panjang
gelombang yang paling pendek); spektrum tsb dibatasi o/
sinar ultraviolet dan inframerah.
Cont’d.
– Cahaya yang ditangkap mata biasanya perpaduan antara 3
warna primer: MERAH HIJAU dan BIRU.
– Wickens et al (2004): suatu stimulus cahaya dapat
dibedakan oleh hue (panjang gelombang dominan,
kombinasi dari 3 warna utama), saturation (kejenuhan,
kombinasi cahaya kromatik dan akromatik), dan
brightness (kecerahan dari gelap ke terang).
Konsep Pengukuran Cahaya
– Lampu memancarkan cahaya dengan intensitas cahaya
yang diukur dangan satuan candela (cd). Cahaya tsb
diterima oleh meja kerja yang berjarak d dari sumber
cahaya. Besaran cahaya tersebut disebut ILLUMINANCE
dengan satuan Lux (lx). Besaran Illuminance inilah yang
diukur oleh Light meter atau Lux meter.
Cont’d.
– Cahaya yang dipantulkan o/ benda atau meja kerja
diterima oleh mata, disebut Luminansi atau
LUMINANCE.
– Illuminance BEDA dengan Luminance.
– Luminance dipengaruhi oleh Illuminance dan
kemampuan reflektasi (kemampuan objek
memantulkan cahaya)
Cont’d..

– Menurut Grandjean (1988), Wiesberg (1993) dan Wardana dkk


(1997) ketidaknyamanan cahaya di tempat kerja dapat menimbulkan
beban visual berupa ketidaknyamanan mata secara umum, mata
merah, iritasi mata, pandangan yang mengabur dan kesulitan
membaca obyek gambar.
– Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan
seseorang tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat dan
tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan
liungkungan kerja yang menyenangkan. Sifat-sifat dari penerangan
yang baik ditentukan oleh pembagian luminansi dalam lapangan
penglihatan, pencegahan kesilauan, arah sinar, warna dan panas
penerangan terhadap keadaan lingkungan
Pencahayaan
Untuk memahami suatu bentuk, seseorang
memerlukan:

a. Kemampuan visual yang memadai.


b. Penyajian informasi yang sesuai, termasuk juga ukuran,
pencahayaan, perbedaan dan rancangan suatu display.
c. Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki dalam upaya
pemahaman tentang display.
Unit-Unit yang dihubungkan dengan pencahayaan, sebelum
memperhatikan efek-efek pencahayaan pada ketajaman
penglihatan harus diperhatikan dulu prinsip dasar dari
pengukuran cahaya. Alat pengukur cahaya yang khusus dan
mempunyai response spectral sejenis dengan manusia
seharusnya digunakan untuk tujuan ini
Kadar Cahaya

– Kadar cahaya (ilumination intensity) didefinisikan sebagai


kepadatan (density) sinar yang mengalir dari sebuah
sumber cahaya (sumber energi radian). Sumber cahaya
yang dipakai sebagai standar internasional ialah Candela
(Cd) dipakai sebagai satuan ukuran cahaya. Lumen (lm)
dipakai juga sebagai satuan ukuran aliran sinar, yang
nilainya ekivalen dengan 0,1 Candela. Disamping itu
dewasa ini satuan ukuran yang banyak dipakai untuk kadar
cahaya atau banyaknya cahaya yang jatuh pada sebuah
bidang ialah LUX.
Kecerahan (Brightness)

– Kecerahan merupakan ukuran dari sebuah permukaan yang


memancarkan sinar atau yang memantulkan sinar dari
sumber cahaya. Satuan ukuran dari kecerahan ialah
Aspostilb (asb) atau Stilb (Sb)
Contrast

– Contrast merupakan perbedaan dari warna-warna dari


beberapa objek yang menjadi objek visual. JIka target
pandang berada dalam suatu lingkungan pandang yang
menenggelamkannya seperti ditengah keramaian objek lain
atau karena warnanya tidak contrast dengan
lingkungannya, maka yng terjadi adalah derau pandang.
Kejadian ini membuat menuntut mata untuk berkontraksi
buat mengarahkan pandangannya ke tempat target.
Reflecitivity (daya pantul)

– Kalau Stilb dipakai sebagai pengukur dari sumber cahaya


panas, maka Apostilb dapakai untuk mengukur kadar
cahaya dingin seperti dinding, mabel dan lain-lain
perlengkapan
1. Pencahayaan Alami

– Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang


berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak
keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat
membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan
alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang
besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas lantai.
– Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan
sinar alami mendapat keuntungan, yaitu: Variasi intensitas
cahaya matahari Distribusi dari terangnya cahaya Efek
dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan,
Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
2. Pencahayaan Buatan

– Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan


oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan
buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai
oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak
mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang
diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan
dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni
melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan
visual secara mudah dan tepat.
b. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara
mudah dan aman.
Cont’d…

c. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang


berlebihan pada tempat kerja
d. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap
menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak
menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
e. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan
meningkatkan prestasi.
Cont’d…

f. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan


penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka
perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Seberapa jauh
pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami. 2) Tingkat pencahayaan yang
diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk
pencahayaan umum. 3) Distribusi dan variasi iluminasi yang
diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau
tefokus pada satu arah. 4) Arah cahaya, apakah ada maksud
untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang
diterangi atau tidak. 5) Derajat kesilauan obyek ataupun
lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.
BEST FOR You
@awanjeminy

Work
Environment in
Ergonomics
Kondisi lingkungan kerja yang
representative dalam Ergonomi.
Penjelasan Faktor-Faktor
Mengenai Lingkungan Kerja
Kondisi kualitas lingkungan yang baik akan
memberikan rasa nyaman dan sehat yang
mendukung kinerja dan produktivitas
manusia.
Kualitas lingkungan kerja yang baik dan
sesuai dengan kondisi manusia sebagai
pekerja akan mendukung kinerja dan
produktivitas kerja yang dihasilkan.
BEST FOR You 2
O R G A N I C S C O M P A N Y
Cont’d
Pengendalian dan penanganan faktor-
faktor lingkungan kerja seperti
kebisingan, temperatur, getaran dan
pencahayaan merupakan suatu masalah
yang harus ditangani secara serius dan
berkesinambungan.
Suara yang bising, temperatur yang
panas getaran dan pencahayaan yang
kurang di dalam tempat kerja
merupakan salah satu sumber yang
mengakibatkan tekanan kerja dan
BEST FOR You
O R G A N I C S penurunan produktivitas kerja.
C O M P A N Y
3
Work Environment in Ergonomics
III

- Temperatur / Suhu -

@awanjeminy

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Temperatur

Manusia selalu berusaha mempertahankan


keadaan normal tubuh dengan sistem tubuh yang
sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi diluar tubuhnya.
Tubuh manusia menyesuaikan diri karena
kemampuannya untuk melakukan proses
konveksi, radiasi, dan penguapan jika terjadi
kekurangan atau kelebihan yang membebaninya.

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Cont’d.
Tetapi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar
jika perubahannya tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35%
untuk kondisi dingin terhadap temperatur normal ± 24 °C.
Temperatur udara lebih rendah dari 37 C berati temparatur udara ini
dibawah kemampuan tubuh unutk menyesuaikasn diri (35% dibawah
normal), maka tubuh manuasia akan mengalami kedinginan, karena
hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi
dan radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya jika
temperatur udara terlalu panas dibanding temperatur tubuh, maka
tubuh akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh
lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan tubuhnya
malalui sistem penguapan.
“Hal ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan
tingginya temperatur udara. Temparatur yang terlalu dingin akan
mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur udara
yang terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan
tubuh dan cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja.”

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Temperatur dan Ergonomi.
Secara fundamental, ergonomi merupakan studi tentang penyerasian
antara pekerja dan pekerjaannya untuk meningkatkan performansi
dan melindungi kehidupan. Untuk dapat melakukan penyerasian
tersebut kita harus dapat memprediksi adanya stressor yang
menyebabkan terjadinya strain dan mengevaluasinya. Mikroklimat
dalam lingkungan kerja menjadi sangat penting karena dapat
bertindak sebagai stressor yang menyebabkan strain kepada pekerja
apabila tidak dikendalikan dengan baik. Mikroklimat dalam
lingkungan kerja terdiri dan unsur suhu udara (kering dan basah),
kelembaban nisbi, panas radiasi dan kecepatan gerakan udara.

*Mikroklimat: “Kondisi yang berpengaruh atau berhubungan langsung


dengan kehidupan”

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Temperatur ruang kerja di
Indonesia.
Kaitannya dengan suhu panas lingkungan kerja, Grandjean (1993)
memberikan batas toleransi suhu tinggi sebesar 35-40°C, kecepatan
udara 0,2 m/detik, kelembaban antara 40-50%, perbedaan suhu
permukaan <4°C.
Dengan demikian jelas bahwa mikroklimat yang tidak dikendalikan
dengan baik akan berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pekerja
dan gangguan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan beban kerja,
mempercepat munculnya kelelahan dan keluhan subjektif serta
menurunkan produktivitas kerja.

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Temperatur ruang kerja di
Indonesia.
Menurut Sutalaksana, dkk (1979) berbagai tingkat temperatur akan
memberikan pengaruh yang berbeda-beda sebagai berikut:
a. 49 °C: Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh
di atas tingkat kemampuan fisik dan mental.
b. ± 30°C: Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan
cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul
kelelahan fisik.
c. ± 24 °C: Kondisi optimum.
d. ± 10 °C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul.
*Besaran suhu di atas tidak mutlak berlaku untuk setiap orang, karena
sebenarnya kemampuan beradaptasi tiap orang berbeda-beda, tergantung di
daerah bagaimana dia biasa tinggal.

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Temperatur ruang kerja di
Indonesia.
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja
yang masih dapat dihadapi tenaga kerja dalam bekerja sehari-hari
dimana tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk
waktu kerja terus menerus selama 8 jam kerja sehari dan 40 jam
seminggu.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
405/Menkes/SK/XI/2002, NAB terendah untuk temperatur
ruangan adalah 18° C dan NAB tertinggi adalah 30° pada
kelembaban nisbi udara antara 65% sampai dengan 95%.

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Work Environment in Ergonomics
IV

- Penerangan –
Pendahuluan mengenai Pencahayaan telahditerangkan padav-Class sebelumnya. Padaslide PDF
inimerupakan pelengkap dariPDF sebelumnya.

@awanjeminy

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Penerangan dalam pekerjaan

Semakin halus pekerjaan dan menyangkut inspeksi serta pengendalian


kualitas, atau halus detailnya dan kurang kontras, makin tinggi
illuminasi yang diperlukan, yaitu antara 500 lux sampai dengan 100
lux (Suma'mur, 1996).
Tenaga kerja disamping harus dengan jelas dapat melihat obyek-obyek
yang sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula
benda atau alat dan tempat disekitarnya yang mungkin
mengakibatkan kecelakaan. Maka penerangan umum harus memadai.
Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi
dua yaitu, penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan
alamiah (dan sinar matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi
disarankan untuk mengunakan penerangan alamiah, akan tetapi setiap
tempat kerja harus pula disediakan penerangan buatan yang memadai.

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Hal-hal yang diakibatkan dari
pencahayaan yang tidak sesuai
Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan
baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama
kerja. Pengaruh dan penerangan yang kurang memenuhi syarat akan
mengakibatkan dampak, yaitu:
1. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja
(Kehilangan produktivitas, Kualitas kerja rendah, Banyak terjadi
kesalahan, Kecelakan kerja meningkat).
2. Kelelahan mental.
3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4. Kerusakan indra mata dan lain-lain

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Intensitas Pencahayaan
di ruang kerja
Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan
Minimun (Lux)
Pekerjaan Kasar dan tidak terus-menerus 100
Ruang penyimpanan dan peralatan atau instalasi yang
200
memerlukan pekerjaan kontinyu
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan
300
rutin
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan
500-1000
perakitan
Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin
1500
halus dan perakitan halus Pekerjaan sangat halus
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan
mesin, dan perakitan yang sangat halus Pekerjaan 3000
terinci

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Work Environment in Ergonomic

(Kebisingan)

@awanjeminy
BEST FOR You 15
O R G A N I C S C O M P A N Y
Kebisingan
Kebisingan adalah salah satu polusi
yang tidak dikehendaki manusia.
Dikatakan tidak dikehendaki karena
dalam jangka panjang, bunyi-bunyian
tersebut akan dapat mengganggu
ketenangan kerja, merusak
pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi bahkan
kebisingan yang serius dapat
mengakibatkan kematian.

BEST FOR You 16


O R G A N I C S C O M P A N Y
Cont’d.
Pengukuran kebisingan dilakukan
dengan menggunakan sound level
meter. Prinsip kerja alat ini adalah
dengan mengukur tingkat tekanan
bunyi.
Tingkat tekanan bunyi dari berbagai
bunyi yang sering kita jumpai
dinyatakan dalam skala Pa dan dB.
1. Sumber kebisingan diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
a. Bising Interior
b. Bising Eksterior BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
17
a. Bising Interior.
Bising yang berasal dari
manusia, alat-alat rumah tangga
atau mesin-mesin gedung yang
antara lain disebabkan oleh
radio, televisi, alat-alat musik,
dan juga bising yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin
yang ada digedung tersebut
seperti kipas angin, motor
kompresor pendingin, pencuci
piring dan lain-lain.
BEST FOR You 18
O R G A N I C S C O M P A N Y
b. Bising Eksterior.
Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara,
dan alat-alat konstruksi.
Dalam dunia industri jenis-jenis bising yang sering dijumpai antara lain
meliputi:
• Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang luas. Misalkan suara yang
ditimbulkan oleh mesin bubut, mesin frais, kipas angin, dan lain-lain.
• Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang sempit. Misalkan bising
yang dihasilkan oleh suara mesin gergaji, katup gas, dan lain-lain.
• Bising terputus-putus (intermittent). Misal suara lalu lintas, suara kapal
terbang.
• Bising impulsive seperti pukulan palu, tembakan pistol, dan lain-lain.
BEST FOR You 19
O R G A N I C S C O M P A N Y
Sifat Kebisingan
Sifat suatu kebisingan ditentukan
oleh intensitas suara, frekuensi
suara, dan waktu terjadinya
kebisingan, berbentuk tetap atau
terus-menerus (steady) atau tidak
tetap (intermittent).

BEST FOR You 20


O R G A N I C S C O M P A N Y
2. Pengukuran Tingkat Kebisingan
Sumber kebisingan di perusahaan biasanya berasal dari mesin-mesin untuk proses produksi
dan alat-alat lain yang dipakai untuk melakukan pekerjaan.
penilaian tingkat intensitas kebisingan di perusahaan secara umum dimaksudkan untuk
beberapa tujuan, yaitu:
a. Memperoleh data intensitas kebisingan pada sumber suara.
b. Memperoleh data intensitas kebisingan pada penerima suara (pekerja dan masyarakat
sekitar perusahaan).
c. Menilai efektivitas sarana pengendalian kebisingan yang telah ada dan merencanakan
langkah pengendalian lain yang lebih efektif.
d. Mengurangi tingkat intensitas kebisingan baik pada sumber suara maupun pada
penerima suara sampai batas diperkenankan.
e. Membantu memilih alat pelindung dari kebisingan yang tepat sesuai dengan jenis
kebisingannya. BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
21
Cont’d.
Setelah intensitas dinilai dan dianalisis, selanjutnya hasil yang diperoleh harus
dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja sudah
melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan atau belum.
Dengan demikian akan dapat segera dilakukan upaya pengendalian untuk
mengurangi dampak pemaparan terhadap kebisingan.
NAB kebisingan di tempat kerja berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No. Kep. 51/MEN/1999 yang merupakan pembaharuan dari Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1978, dan Keputusan Menteri Kesehatan
No: 405/Menkes/SK/XI/2002 besarnya rata-rata 85 dB-A untuk batas waktu
kerja terus-menerus tidak lebih dari 8 jam atau 40 jam seminggu.

BEST FOR You 22


O R G A N I C S C O M P A N Y
3. Pengaruh kebisingan
Pengaruh pemaparan kebisingan
secara umum dapat dikategorikan
menjadi dua berdasarkan tinggi
rendahnya intensitas kebisingan
dan lamanya waktu pemaparan.
Pertama, pengaruh pemaparan
kebisingan intensias tinggi (di atas
NAB) dan kedua, pengaruh
pemaparan kebisingan intensitas
rendah (di bawah NAB)

BEST FOR You 23


O R G A N I C S C O M P A N Y
3. Pengaruh kebisingan (Cont’d)
a. Pengaruh kebisingan intensitas tinggi, sebagai berikut:
• Pengaruh pemaparan kebisingan intensitas tinggi adalah terjadinya
kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan
daya dengar baik yang bersifat sementara maupun bersifat permanen atau
ketulian.
• Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya
terputus-putus dan sumber kebisingannya tidak diketahui.
• Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti: meningkatnya tekanan darah dan tekanan
jantung, resiko serangan jantung meningkat, dan gangguan pencernaan.
• Reaksi masyarakat, apabila kebisingan dari suatu proses produksi demikian
hebatnya sehingga masyarakat sekitarnya menuntut agar kegiatan
tersebut dihentikan. BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
24
3. Pengaruh kebisingan (Cont’d)
b. Pengaruh kebisingan intensitas tingkat rendah
Kehadirannya sering dapat menyebabkan penurunan performansi kerja,
sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres
yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan
terjadinya kelelahan dini, kegelisahan dan depresi. Secara spesifik stres karena
kebisingan dapat menyebabkan dampak, yaitu:
• Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur.
• Gangguan reaksi psikomotor.
• Kehilangan konsentrasi.
• Penurunan performansi kerja yang dapat menimbulkan kehilangan efisiensi
dan produktivitas kerja.
BEST FOR You 25
O R G A N I C S C O M P A N Y
4. Rencana dan langkah
pengendalian kebisingan
di tempat kerja
Sebelum dilakukan langkah pengendalian
kebisingan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat rencana
pengendalian yang didasarkan pada hasil
penilaian kebisingan dan damapak yang
ditimbulkan

BEST FOR You


O R G A N I C S C O M P A N Y
Rencana pengendalian dapat
dilakukan dengan pendekatan melalui
perspektif manajemen resiko
kebisingan. Manajemen resiko yang
dimaksud adalah suatu pendekatan
yang logik dan sistemik untuk
mengendalikan resiko yang mungkin
timbul.

4.a. Cont’d.
a. Mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan yang berada
di tempat kerja.
b. Menilai resiko kebisingan yang berakibat serius terhadap
penyakit dan cedera akibat kerja.
c. Mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
mengendalikan atau meminimasi resiko kebisingan.

Langkah manajemen resiko kebisingan


BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
a. Pendekatan jangka pendek (Short-term gain) -

b.Pendekatan jangka panjang (Long-term gain) dari hirarki


pengendalian. - Teknik pengendaliannya secara berurutan
adalah mengeliminasi sumber kebisingan, secara
teknik, secara administratif, dan penggunaan alat
pelindung diri.

4.b. (Cont’d.) Pendekatan Pelaksanaan


BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
• Pada teknik eliminasi ini dapat dilakukan dengan penggunaan
tempat kerja atau pabrik baru sehingga biaya pengendalian dapat
diminimalkan.
• Pada tahap tender mesin-mesin yang akan dipakai, harus
mensyaratkan maksimum intensitas kebisingan yang dikeluarkan dari
mesin baru.
• Pada tahap pembuatan pabrik dan pemasangan mesin, konstruksi
bangunan harus dapat meredam kebsisingan serendah mungkin

Teknik Pengendalian.
a. Eliminasi sumber kebisinganBEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
• Pengendalian kebisingan pada sumber suara.
Penurunan kebisingan pada sumber suara dapat dilakukan dengan
menutup mesin atau mengisolasi mesin sehingga terpisah dengan
pekerja.

• Pengendalian kebisingan pada bagian transmisi kebisingan.


Cara lain adalah dengan menambah atau melapisi dinding, plafon, dan
lantai dengan bahan penyerap suara.

Teknik Pengendalian.
b. Pengendalian kebisingan secara
BESTteknik
FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
Teknik pengendalian ini lebih difokuskan pada manajemen
pemaparan. Langkah yang ditempuh adalah dengan mengatur rotasi
kerja antara tempat yang bising dengan tempat yang lebih nyaman
yang didasarkan pada intensitas kebisingan yang diterima.

Teknik Pengendalian.
c. Pengendalian kebisingan secara
BESTadministratif
FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
Jenis pengendalian ini dapat dilakukan dengan pemakaian alat
pelindung telinga (tutup atau sumbat telinga). Menurut Pulat (1992)
pemakaian sumbat telinga dapat mengurangi kebisingan sebesar ±30
dB. Sedangkan tutup telinga dapat mengurangi kebisingan sedikit lebih
besar 40-50 dB. Namun demikian, banyak ditemukan kendala dalam
pemakaian tutup atau sumbat telinga seperti, tingkat kedisplinan
pekerja, mengurangi kenyamanan kerja, dan mengganggu pembicaraan.

Teknik Pengendalian.
d. Pengendalian pada penerimaBEST
atauFORpekerja
You (APD)
O R G A N I C S C O M P A N Y
Table
Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan
Minimun (Lux)
Pekerjaan Kasar dan tidak terus-menerus 100
Ruang penyimpanan dan peralatan atau instalasi yang
200
memerlukan pekerjaan kontinyu
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan
300
rutin
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan
500-1000
perakitan
Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin
1500
halus dan perakitan halus Pekerjaan sangat halus
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan
mesin, dan perakitan yang sangat halus Pekerjaan 3000
terinci

BEST FOR You 34


O R G A N I C S C O M P A N Y
Beberapa faktor umum yang menghambat tingkat produktivitasan di tempat kerja,
kecuali......

Select one:
a. Pengoperasian peralatan yang cacat
b. Kurangnya peralatan keselamatan
c. Pekerjaan berabahaya
d. Perbaharuan mesin dan peralatan
e. Jadwal pekerjaan yang padat
Feedback

The correct answer is: Perbaharuan mesin dan peralatan

Question 2
Correct
Mark 25.00 out of 25.00

Flag question

Question text

Berikut merupakan posisi kerja yang tidak ergonamis, kecuali....

Select one:
a. Tegak lama
b. Membungkuk
c. Di luar jarak jangkauan
d. Dalam posisi leher miring yang lama
e. Kaki menyentuh lantai
Feedback

The correct answer is: Kaki menyentuh lantai

Question 3
Correct
Mark 25.00 out of 25.00

Flag question

Question text
Salah satu tujuan awal dibentuknya standard keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
adalah....

Select one:
a. Perang
b. Kelaparan
c. Bencana alam
d. Moral
e. Kemiskinan
Feedback

The correct answer is: Moral

Question 4
Incorrect
Mark 0.00 out of 25.00

Flag question

Question text

Beberapa keterbatasan manusia yang menghambat tingkat produktivitasan di tempat


kerja, kecuali.......

Select one:
a. Penglihatan
b. Usia
c. Persepsi
d. Gaji
e. Kemampuan motorik
Feedback

The correct answer is: Gaji


PERAN GIZI PADA KERJA OTOT:

• GLUKOSA PALING PENTING UNTUK SUPLAI ENERGI PADA KERJA BERAT FISIK
• LEMAK DAN PROTEIN PENTING UNTUK SUPLAI ENERSI PADA KERJA MODERAT
• PROTEIN PENTING UNTUK SUPLAI PADA KERJA OTAK
Definisi

Definisi (International Ergonomics Association).

ERGON (Kerja) dan NOMOS (Ilmu Pengetahuan),

Studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan untuk mendapatkan suasana kerja yang
sesuai dengan manusian

Penerapan Ergonomi dapat berupa

• Rancang Bangun (design)


• Rancang Ulang (re-design)

Dapat diterapkan untuk design pekerjaan pada suatu organisasi, misal: penentuan jam istirahat,
pergantian shift, variasi pekerjaan, dll.

Ruang Lingkup Aplikasinya

• Aktivitas Rancang Bangun (Design) dan Rancang Ulang (Re-Design), meliputi:


• Designre-design perkakas kerja (tool), bangku kerja (benches), Kursi, alat pengendali
(control), dll.
• Design pekerjaan pada organisasi, misal: waktu istirahat, pembagian shift kerja, variasi kerja,
dll.
• Design sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu terhadap sistem kerja kerangka
dan otot manusia, kelelahan, ketidaknyamanan visual dan postur tubuh.
• Design dan evaluasi produk, untuk memberikan rasa aman dan nyaman terhadap para
pemakainya.

Sejarah

Disosialisasikan sebagai bidang ilmu dari tahun 1949. Beberapa kejadian yang terkait dengan
perkembangan ilmu ergonomi:

• CT. Thackrah england 1831


• Postur bekerja berhubungan dengan kesehatan kerja
• Pencahayaan, ventilasi dan temperatur di lingkungan kerja,
• Pembebanan kerja, jam kerja, dan gerakan yang berulang ulang.
Sejarah

FW Taylor, USA, 1898.

>> Metode ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan pekerjaan.

>> Konsep ergonomi dan majemen modem.

FB. Gilbreth, USA, 1911.

>> Optimasi metode kerja, dalam Analisa Gerakan.

»Motion Study, posisi membungkuk dapat diatasi dengan meja yang bisa naik-turun (adjustable).

E. Mayo. USA, 1933.

»Kuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti misal pencahayaan dan lamanya waktu istirahat
terhadap efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

Pembentukan Kelompok/Asosiasi Ergonomi.

»The Ergonomics Research Society, England, 1949.

»The International Ergonomics Assosiation, 1957.

» The Human Factor Society, USA, 1957.

»The Ergonomics Society of Australia and New Zealand, 1954.

Dasar Keilmuan dari Ergonomi

• Sistem kerangka otot manusia, yang meliputi: Kinesiologi. >> Mekanika pergerakan manusia
(mechanics of human movement).
• Bio-mekanika , >> Aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis sistem kerangka-otot
manusia.
• Anthropometri, » Pengukuran dan diskripsi dimensi tubuh manusia.
• Industrial Hygiene, » Pengendalian resiko kesehatan dalam kerja.
• Industrial Psychology, » Sikap dan Prilaku manusia dalam bekerja.

Studi Tentang Sistem Kerja (Aplikasi)

Contoh kasus Studi Perancangan Sistem Kerja. untuk kasus design interior kendaraan bermotor,
diantaranya:

• Access (getting in and out)


• Resistant
• Visibility
• Seating
• Displays (visibility lighting, speedometer, gas-meter, temperatur)
• Controls (mudah dijangkau, kemudahan identifikasi dan operasi, posisi, pergerakan standar)
• Lingkungan (ventilasi, panas langsung, sharp-contour utk panel)
ERGONOMI
#12
ERGONOMI 63

• ANTHROPOMETRI 1
• THE STUDY OF HUMAN BODY DIMENSIONS
• APLIKASINYA PADA :
• CLOTHING DESIGN
• WORKSPACE DESIGN
• ENVIRONMENT DESIGN
• DESIGN OF EQUIPMENT, TOOLS AND MACHINERY
• CONSUMER PRODUCT DESIGN
ERGONOMI 64

• ANTHROPOMETRI 2:
• PERALATAN DAN PENGUKURAN:
• ANTHROPOMETER DAPAT MENGUKUR SAMPAI DIBELAKANG SUDUT DAN LIPATAN2, SPREADING
CALIPERS, TAPE YANG DILETAKKAN PADA BADAN DAN MEMAKAN WAKTU
• MORANT TECHNIGUE, PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG PADA TUBUH
• PHOTOGRAPHY HORRON DAN JUGA DARI BAUGHSMAN DAPAT MENYIMPAN DATA DAN MELIHAT TIGA
DEMENSI TAPI CARA INI MAHAL
• MANIKIN (DUA DAN TIGA DWEMENSI) DAN MODEL2 KOMPUTERISASI
ERGONOMI 65

• ANTHROPOMETRI 3

• DESIGNER HARUS MENYESUAIKAN BODY DIMENSIONS DENGAN POPULASI


YANG AKAN MENGGUNAKAN SUATU ALAT
• PALING TIDAK 90 – 95 % DARI POPULASI HARUS DAPAT MENGGUNAKAN
SUATU DESIGN
• ADJUSTABLKE DESIGN BERGUNA UNTUK PENGOPERASIAN YANG UNIVERSAL
ERGONOMI 66

• ANTHROPOMETRI 4

• TIDAK ADA MANUSIA YANG DALAM SEMUA HAL TERMASUK “AVERAGE”


• ADA KALANYA DIGUNAKAN NILAI RATA2
• ADA KALANYA DIGUNAKAN NILAI2 YANG EKSTRIM (5TH ATAU 95TH PERCENTILE)
ERGONOMI 67

• ANTHROPOMETRI 5:
• FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI:
• USIA
• PRIA, 10 % MASIH TUMBUH SETELAH USIA 21.2 TAHUN
• WANITA , 10 % MASIH TUMBUH SETELAH USIA 21.1
• DI USIA 40 TAHUN MANUSIA MULAI MEMENDEK
• WANITA MEMENDEK LEBIH BANYAK DUBANDINGKAN DENGAN PRIA
• JENIS KELAMIN
• PRIA PADA UMUMNYA MEMPUNYAI UKURAN 2 YANG LEBIH BESAR DARI WANITA, KECUALI UNTUK PINGGUL DAN PAHA
• POSISI TUBUH
• ADA ORANG2 YANG TIDAK TEGAP, PERBEDAAN SAMPAI 2 CM
• PAKAIAN
• BAHAN PAKAIAN HARUS DIPERTIMBANGKAN
• PAKAIAN TEBAL BERPENGARUH PADA WORKING SPACE
ERGONOMI 68

• ANTHROPOMETRI 6:
• KATEGORI:
• STRUCTURAL DIMENSIONS = STATIC ANTHROPOMETRI
• Data diambil dalam posisi berbagai posisi standard dan diam
• FUNCTIONAL DIMENTIONS = DYNAMIC ANTHROPOMETRI
• Data diambil dalam berbagai posisi kerja
ERGONOMI 69

• ANTHROPOMETRI 7:
• UNTUK PENGGUNA KURSI RODA:
• JENIS HANDICAPPED:
• KONDISI YANG MEMBUAT SESEORANG MENGGUNAKAN KURSI RODA
• “EYE LEVEL” ORANG HANDICAPPED BERBEDA, YAITU 40 CM LEBIH RENDAH DARI ORANG BERDIRI
• PENGGUNA TERPERANGKAP DALAM LINGKUNGAN YANG SEMPIT TETAPI MENGGUNAKAN
RUANG YANG BANYAK
ERGONOMI 70

• ANTHROPOMETRI 8:
• PERTIMBANGAN UNTUK YANG HAMIL:

• YANG HAMIL SUKAR DAPAT MELAKUKAN AKTIVITAS TERTENTU


• MAKIN TUA KEHAMILAN MAKIN SUKAR MEMBUNGKUK
Psikologi Kerja

PENDAHULUAN
Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata
psyche Yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan (Hamilton). Akan
tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, arti dari psikologi mengalami
kemajuan dan memiliki berbagai macam arti. Salah satunya, psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan binatang (Wertheimer, 1972).
Setiap makhluk hidup di dunia ini mempunyai kemampuan untuk berfikir,
berkembang, bertambah umur, memiliki emosi seperti ketakutan dan marah,
kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, dan mengambil suatu langkah
penting yang dapat membuat sel-sel tubuh memanas. Seperti yang di
kemukakan oleh Plato (Hutchins,1952) bahwa Kita ini terbentuk dari hasrat,
emosi, dan pengetahuan. Hasrat datang dari pinggul, emosi datang dari aliran
dan tekanan darah didalam hati, dan pengetahuan datang dari kepala. Kemudian
untuk memperkuat pernyataannya itu, Plato juga menambahkan bahwa Apakah
darah merupakan elemen yang mana kita pikir, ataukah udara, ataukah api?
Atau mungkin otaklah yang mungkin merupakan sumber kekuatan utama dalam
pendengaran, penglihatan, penciuman, pengingat, dan muncullah pendapat dari
itu semua. Dengan pernyataan Plato ini, dapat diketahui bahwa sumber dari
segala tingkah laku berasal dari otak. Apa yang di dengar, di cium, dan di lihat,
semuanya terekam dalam kepala.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Psikologi Kerja
Kerja merupakan suatu hal yang pasti dilakukan setiap orang. Karena
dengan bekerja seseorang akan mendapatkan upah guna mempertahankan
hidupnya. Selain itu, dengan bekerja maka kita akan menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi orang lain. Karena itu psikologi kerja secara umum dapat diartikan
sebagai gabungan dari beberapa ide, metode, atau konsep, dan memiliki
pengertian yang sangat mendalam mengenai ekonomi, sosial, dan psikologi.
Psikologi kerja merupakan psikologi yang dikaitkan dengan keadaan
kerja. Psikologi kerja erat kaitannya dengan keadaan mental tenaga kerja.
Keadaan mental tenaga kerja selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di dalam
lingkungan kerja, juga dipengaruhi oleh factor-faktor di luar kerja. Kondisi mental
tenaga kerja yang tidak baik dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
kesehatan jiwa, dan dapat berpengaruh terhadap sasaran atau tujuan kesehatan
kerja, sehingga psikologi kerja juga erat kaitannya dengan kesehatan kerja.

Dalam psikologi kerja terdapat dua hal yang mudah untuk diingat, yaitu
menyesuaikan orang dengan pekerjaannya dan menyesuaikan pekerjaan
dengan orangnya. Kedua hal tersebut hanya merupakan sebagian dari psikologi
kerja. Cherrington (1989:27 mengemukakan pendapatnya mengenai psikologi
kerja, yaitu Perilaku organisasi yang merupakan perkembangan dari psikologi,
sosiologi, dan antropologi. Dimana setiap disiplin ilmu itu menyumbangkan
idenya untuk organisasi dan kemudia bergabung menjadi perilaku organisasi.
Selain itu juga, ada tiga disiplin ilmu yang mempunyai pengaruh kecil dalam
perkembangan perilaku organisasi yang ekonomi, poltik, dan sejarah. Dari
pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa psikologi kerja merupakan
pengembangan dari psikologi, sosiologi, dan antropologi. Selain itu juga, didalam
psikologi kerja juga terdapat ekonomi, politik, dan sejarah yang bergabung dan
membentuk perilaku suatu organisasi.

Kondisi Untuk Menggambarkan Psikologi Kerja Seorang Tenaga Kerja

1. Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita
pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan
menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Bakat (aptitude) adalah
kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masihperlu dikembangka n
atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuandan keterampilan
khusus, bukan merupa kan manipulasi lingkungan sesudah anakdilahirkan.
Misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan
lainlain.Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama
dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai
keterampilantersebut.
2. Minat
John Holland, ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberikan
pengertiansebagai aktivitas atau tugas tugas yang membangkitkan perasaan
ingin tahu,perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat
menjadiindikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana ia akan
termotivasiu ntuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Minat
bersifategosentris karena perbedaa n minat pada setiap anak tergantung pada
kebutuhandan apa yang dirasa menguntungkan bafi anak. Psikolog Verauli,
M.Psi mengatakan minat dan bakat memiliki perbedaan. Menurutnya,
bakatbersifat majemuk, dapat mencakup bakat musik, berpikir logis matematis,
interpersonal, intrapersonal, dan sebagainya. Sedangkan minat
adalahkecenderungan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu atau
bisadisamakan dengan kesenangan, yang sifatnya bisa berubah ubah dan
dapatdipengaruhi oleh lingkungan. Minat bisa merupakan dorongan dari naluri
namunbisa pula dorongan dari pemikiran yang disertai perasaan. Minat yang
hanyamuncul dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah berubah sesuai
denganperubahan perasaannya.
3. Kepribadian
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan
dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002).
Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter
dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk
kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan
(Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat
diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
4. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan
pergerakan. Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang
menggerakkan seseorang kearah beberapa jenis tindakan (Haggard, 1989) dan
sebagai suatu kesediaan peserta didik untuk menerima pembelajaran, dengan
kesiapan sebagai bukti dari motivasi (Redman, 1993). Menurut Kort (1987),
motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan hasil
eksternal saja. Hal yang tersirat dari motivasi adalah gerakan untuk memenuhi
suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. Setiap pimpinan perlu
memahami proses-proses psikologikal apabila berkeinginan untuk membina
karyawan secara berhasil dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran
keorganisasian. Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri
individu berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara te rtentu untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian dapat diartikan
sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak,
berusaha untuk mencapai tujuan organisasional (Silalahi, 2002).
5. Intelegensia
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari
proses berpikir rasional itu Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai
kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada
individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang
disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk
menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera
diketahui lewat tes inteligensi.
6. Edukasi
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta
atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri
(self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan
Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang
ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok,
keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati,
2008).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Psikologi Kerja Seorang Tenaga Kerja


1. motivasi kerja

Motif seringkali diistilahkan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga


tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif
tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk
bertingkah laku dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu
(Moch. As’ad, 1995: 45). Motivasi secara sederhana dapat diartikan
“Motivating” yang secara implisit berarti bahwa pimpinan suatu organisasi
berada di tengah-tengah bawahannya, dengan demikian dapat memberikan
bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan (Siagian, 1985:
129). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa motivasi adalah
keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang untuk
melakukan tindakan (Winardi, 2000: 312). Motivasi adalah dorongan yang
ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan sesuatu
(Wursanto, 1987: 132).
Motivasi kerja merupakan motivasi yang terjadi pada situasi dan
lingkungan kerja yang terdapat pada suatu organisasi ataulembaga.
Keberhasilan dan kegagalan pendidikan memang sering dikaitkan dengan
motivasi kerja guru. Pada dasarnya manusia selalu menginginkan hal yang
baik-baik saja, sehingga daya pendorong atau penggerak yang memotivasi
semangat kerjanya tergantung dari harapan yang akan diperoleh mendatang
jika harapan itu menjadi kenyataan maka seseorang akan cenderung
meningkatkan motivasi kerjanya.
Motivasi kerja diartikan sebagai keadaan dalam diri individu yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan diwujudkan
dalam satu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan
(Reksohadiprodjo dan Handoko,1990).
2. Kepuasan Kerja
Menurut Kreitner dan Kinicki (2001;271) kepuasan kerja adalah
“suatu efektifitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan”. Davis dan Newstrom (1985;105) mendeskripsikan “kepuasan
kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau
tidaknya pekerjaan mereka”. Menurut Robbins (2003;78) kepuasan kerja
adalah “sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan
perbedaan antara jumlah penghargaan yag diterima pekerja dan jumlah
yang mereka yakini seharusnya mereka terima”.

3. Seleksi dan Penempatan Pegawai


Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk
menerima atau menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu
berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon
untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada pekerjaannya. Tugas
seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang
atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang paling
memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula. Penempatan
adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan para
calon pada pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan suatu dugaan
tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk berhasil pada setiap
pekerjaan yang berbeda. Tugas dari penempatan adalah untuk menilai
para calon dan untuk mencocokan kualifikasi mereka dengan persyaratan
yang telah ditetapkan semula dari setiap pekerjaan. Pada seleksi
sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka (sejauh mana
mereka memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula)
dengan suatu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat
kesesuaiannya untuk sejumlah pekerjaan yang berbeda-beda. Dari
jumlah calon dipilih sejumlah orang yang dinilai secara keseluruhan paling
sesuai untuk pekerjaan yang berbeda-beda yang tersedia.
4. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan adalah usaha yang terencana dari
organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan pegawai. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini.
Pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk
melakukan pekerjaan di masa yang akan datang.

5. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkan
adanya kaitanoutput dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja
untuk menghasilkan produk. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan
melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap pegawai selama
sebulan. Seorang pegawai dapat dikatakan produktiv apabila ia mampu
menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan
pegawai lain dalam waktu yang sama ( J. Ravianto, 1986 ).

6. Stres Kerja
Menurut Anwar (1993:93) Stres kerja adalah suatu perasaan yang
menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi
pekerjaannya. Yoder dan Staudohar (1982 : 308) mendefinisikan Stres Kerja
adalah Job stress refers to a physical or psychological deviation from the
normal human state that is caused by stimuli in the work environment. yang
kurang lebih memiliki arti suatu tekanan akibat bekerja juga akan
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana
tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut
berada. Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17),
mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang
merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau
situasi kerja yang tertentu. Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang
/ karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu
kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk menghadapi
lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya (Handoko 1997:200)
Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres kerja adalah suatu bentuk
tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di
lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya
terancam. Gibson dkk (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah
suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan
individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari
setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang
menetapkan permintaan psikologis dan
atau fisik berlebihan kepada seseorang. Beehr dan Franz (dalam
Retnaningtyas, 2005 : 8), mendefinisikan stres kerjasebagai suatu proses
yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atautegang karena
pekerjaannya, tempat kerja atau situasi kerja tertentu.

Efek Kondisi Psikologi Kerja Memburuk


1. Stres Kerja

Timbulnya stress kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap yaitu
tahap pertama, reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan timbulnya
beberapa gejala/tanda,namun masih dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan
diri. Tahap kedua, reaksi pertahanan yang merupakan adaptasi maksimum dan
pada masa tertentu dapat kembali kepada keseimbangan. Bila stress ini terus
berlanjut terus dan mekanisme pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka
berlanjut ke tahap ketiga, yaitu kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi
telah kolaps (layu).

Menurut Anoraga ( 2001) dalam Oktaria (2009), gejala stres adalah sebagai
berikut:

a. Menjadi mudah marah dan tersinggung


b. Bertindak secara agresif dan defensive
c. Merasa selalu lelah
d. Sukar konsentrasi ,pelupa
e. Jantung berdebar-debar
f. Otot tegang,nyeri sendi
g. Sakit kepala,perut dan diare.
Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja
dapat berupa:

 Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun


operasional kerja.
 Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.
 Menurunkan tingkat produktivitas.
 Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.

2. Kelelahan/keletihan kerja
Menurut Mangkunegara (2005:108) bahwa keletihan kerja terdiri atas dua
macam yaitu keletihan psikis dan keletihan fisiologis. Penyebab keletihan psikis
adalah kebosanan kerja akibat kerja yang monoton, sedangkan keletihan
fisiologis dapat menyebabkan meningkatnya absensi, turn over, dan kecelakaan
kerja. Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada setiap individu, yang lelah tidak sanggup lagi untuk
melakukan aktivitasnya. Kelelahan yang terjadi pada setiap orang diakibatkan
oleh dua hal, yaitu kelelahan fisik dan kelelahan mental. Kelelahan fisik
berkenaan dengan jasmani seseorang, seperti badan pegal-pegal, otot tegang
dan lain-lain. Sedangkan kelelahan mental berkenaan dengan perasaan
seseorang seperti kurang semangat, kurang motivasi yang berakibat kemalasan
dalam bekerja. Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi kelelahan kerja.
Pemilihan cara mengatasi kelelahan yang tepat dapat mempercepat proses
pemulihan kelelahan kerja baik kelelahan fisik maupun kelelahan mental.
Pemulihan fatigue atau perasaan lelah ini dapat di atasi dengan istirahat. Periode
istirahat ini dibutuhkan bagi pekerjaan yang mengerahkan tenaga atau pikirannya
dan harus dilakukan apabila terjadi kelelahan. Semakin besar rasa lelah, maka
waktu yang dibutuhkan pada waktu istirahat untuk pemulihan akan menjadi
semakin lama. Selain itu, sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan
menentukan tingkat kebutuhan akan periode istirahat yang dilakukan.
Dampak Kelelahan ( fatigue ) :

Beberapa bentuk kelelahan yang terjadi pada dunia kerja merupakan


suatu kondisi kronis ilmiah. Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu
sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan-
tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang panjang. Bila
keadaan seperti ini berlarut-larut maka akan muncul tanda-tanda memburuknya
kesehatan yang lebih tepat disebut “ kelelahan Klinis atau Kronis ”. Pada
keadaan seperti ini, gejalanya tidak hanya muncul selama periode stress atau
sesaat setelah masa stress, tetapi cepat atau lambat akan sangat mengancam
setiap saat perasaan lelah kerap kali muncul ketika bangun di pagi hari, justru
sebelum saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan “ kebencian ” yang
bersumber dari terganggunya emosi. Sejumlah orang kerap kali menunjukkan
gejala-gejala sebagai berikut :

 Munculnya tanda-tanda kelelahan psikosomatis diatas berpengaruh pula


pada waktu-waktu absent dari pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
penyebab ketidak hadiran ditempat kerja, karena yang bersangkutan
membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak.
 Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis dan kesulitan-
kesulitan lainnya amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk kelelahan
kronis dan sangatlah sulit melepaskan keterkaitannya dengan maslah
kejiwaan.

Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :

1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing


2. Tidak / kurang mampu berkonsentrasi
3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan
4. Persepsi yang buruk dan lambat
5. Tidak ada / berkurangnya gairah untuk bekerja
6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani
7. Gejala-gejala yang timbul ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan
efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut menifestasinya
timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak
masuk kerja.

Efek Kondisi Kerja Membaik


1. Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja terhadap
pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja.
Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya,
penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu
nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai
situasi kerjanya daripada tidak menyukainya. Perasaan-perasaan yang
berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja cenderung
mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-
pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-
harapan untuk masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan
kebutuhan-kebutuhan dasar.
Kondisi kerja yang baik dapat membuat kita bekerja lebih
maksimal dan kondisi kerja yang baik juga akan mempengaruhi pada
motivasi serta hasil kerja karyawan itu sendiri. Menurut Siswanto
(2000:35), semangat kerja sebagai keadaan psikologis seseorang.
Semangat kerja dianggap sebagai keadaan psikologis yang baik bila
semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang mendorong
seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Nitisemito
(2002:56), semangat kerja adalah kondisi seseorang yang menunjang
dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di dalam
sebuah perusahaan. Semangat kerja yang tinggi. Apabila karyawan
merasa bergairah, bahagia, optimis.
Instrumen-Instrumen Untuk Mengetahui Kondisi Psikologi Kerja
1. Illumination

Menurut Newstrom (1996:469-478), cahaya atau penerangan sangat


besar manfaatnya bagi para karyawan guna menbdapat keselamatan dan
kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu: cahaya yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan
berupa lampu. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan
(cahaya) yang terang tetpai tidak menyilaukan. Dengan penerangan yang
baik para karyawan akan dapat bekerja dengan cermat dan teliti sehingga
hasil kerjanya mempunyai kualitas yang memuaskan. Cahaya yang kurang
jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga
pekerjaan menjadi lambat, banyak mengalami kesalajhan, dan pada
akhirtnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanbkan pekerjaan,
sehingga tujuan dari badan usaha sulit dicapai.

2. Temperature
Menurut Newstrom (1996:469-478), bekerja pada suhu yang panas
atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi
yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik
yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan kinerjanya
akan menurun.

3. Noise
Menurut newstrom (1996:469-478) bising dapat didefinisikan
sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi
yang menjengkelkan suara bising adalah suatu hal yang dihindari oleh
siapapun, lebih-lebih dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karena
konsentrasi perusahaan akan dapat terganggu. Dengan terganggunya
konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul
kesalahan ataupun kerusakan sehingga akan menimbulkan kerugian.
4. Motion
Menurut Newstrom (1996:469-478) kondisi gerakan secara umum
adalah getaran. Getaran-getaran dapat menyebabkan pengaruh yang
buruk bagi kinerja, terutama untuk aktivitas yang melibatkan penggunaan
mata dan gerakan tangan secara terus-menerus.

5. Pollution
Menurut Newstrom (1996:469-478) pencemaran ini dapat
disebabkan karena tingkat pemakaian bahan-bahan kimia di tempat kerja
dan keaneksragaman zat yang dipakai pada berbagai bagian yang ada di
tempat kerja dan pekerjaan yang menghasilkan perabot atau perkakas.
Bahan baku-bahan baku bangunan yang digunakan di beberapa kantor
dapat dipastikan mengandung bahan kimia yang beracun. Situasi
tersebut akan sangat berbahaya jika di tempat tersebut tidak terdapat
ventilasi yang memadai.

6. Aesthetic Factors
Menurut newstrom (1996:469-478) faktor keindahan ini meliputi:
musik, warna dan bau-bauan. Musik, warna dan bau-bauan yang
menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dalam melaksankan
pekerjaanya.

Kondisi Psikologis Dari Lingkungan Kerja


Rancangan fisik dan desain dari pekerjaan, sejumlah ruangan kerja yang
tersedia dan jenis-jenis dari perlengkapan dapat mempengaruhi perilaku pekerja
dalam menciptakan macam-macam kondisi psikologi. Menurut newstrom
(1996:494) Psychological conditions of the work environment that can affect work
performance include feelings of privacy or crowding, the status associated with
the amount or location of workspace, and the amount of control over the work
environment. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat mempengaruhi
kinerja yang meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status
dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan
atau lingkungan kerja.
Faktor-Faktor Dari Kondisi Psikologis Meliputi:

1. Feeling of privac
Menurut Newstrom (1996:478), privasi dari pekerja dapat dirasakan dari
desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk seorang pekerja,
adapula yang didesain untuk beberapa orang, sehingga penyelia untuk
mengawasi interaksi antar karyawan.
2. Sense of status and impotance
Menurut Newstrom (1996: 478), para karywan tingkat bawah senang
dengan desain ruang yang terbuka karena memberi kesempatan kepada
karyawan untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer
merasa tidak puas dengan desain ruang yang terbuka karena banyak
gangguan suara dan privasi yang dimiliki terbatas.

Kondisi Sementara Dari Lingkungan Kerja

Menurut Newstrom (1996:480), “The temporal condition-the time structure


of the work day. Some of the more flexible work schedules have developed in an
effort to give workers a greater sense of control over the planning and timing of
their work days”. Kondisi sementara meliputi stuktur waktu pada hari kerja.
Mayoritas dari pekerja bekerja dengan jadwal 5-9 jam dimana pekerja akan diberi
waktu 1 jam untuk istirahat dan makan siang.Faktor-faktor dari kondisi sementara
meliputi:

1. Shift
Menurut Newstrom (1996:481) dalam satu hari sistem kerja shift dapat
dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, shift psore, dan shift malam. Dan
berdasarkan banyak penelitian bahwa shift malam dianggap banyak
menimbulkan masalah seperti stres yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan
kinerja yang jelek.
2. Compressed work weeks
Menurut Newstrom (1996:481), maksudnya adalah mengurangi jumlah
hari kerja dalam seminggu, tetapi menambah jumlah jam kerja perhari.
Mengurangi hari kerja dalam seminggu mempunyai dampak yang positif dari
karyawan yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja
karena masa liburnya lebih lama dan juga dapat mengurangi tingkat absensi
dari karyawan.

3. Flextime
Menurut Newstrom (1996:481) adalah suatu jadwal kerja dimana karywan
dapat memutuskan kapan mulai bkerja dan kapan mengakhiri pekerjaannya
selama karywan dapat memenuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan oleh
badan usaha. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang
diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan. Kondisi kerja dipandang mempunyai peranan yang cukup
penting terhadap kenyamanan, ketenangan, dan keamanan kerja.
Terciptanya kondisi kerja yang nyaman akan membantu para karyawan
untuk bekerja dengan lebih giat sehingga produktivitas dan kepuasan kerja
bisa lebih meningkat. Kondisi kerja yang baik merupakan kondisi kerja yang
bebas dari gangguan fisik seperti kebisingan, kurangnya penerangan,
maupun polusi seta bebas dari gangguan yang bersifat psikologis maupun
temporary seperti privasi yang dimiliki karyawan tersebut maupunpengaturan
jam kerja.

KESIMPULAN

1. Psikologi kerja merupakan psikologi yang dikaitkan dengan keadaan


kerja.
2. Dalam psikologi kerja terdapat dua hal yang mudah untuk diingat, yaitu
menyesuaikan orang dengan pekerjaannya dan menyesuaikan pekerjaan
dengan orangnya.
3. Kondisi yang dapat menggambarkan psikologis kerja seseorang adalah
bakat, minat, intelegensia, motivasi, edukasi, dan kepribadian
SUMBER PUSTAKA

http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/7.pelatihan-dan-pengembangan.pdf
http://eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf
http://eprints.uny.ac.id/9035/3/BAB%202%20-08404241017.pdf
http://arsip.uii.ac.id/files/2012/08/05.2-bab-297.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7518/3/BAB%202-09409131010.pdf
parhusip.files.wordpress.com/2008/10/psikologi-kerja.pps
thesis.binus.ac.id/asli/bab2/2010-2-00330-jp%20bab%202.pdf
PERTEMUAN 5
KONDISI DALAM
LINGKUNGAN KERJA DAN
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
1. PENCAHAYAAN
1. PENCAHAYAAN

A. Definisi Cahaya

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,


pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

Pencahayaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan merupakan


salah satu faktor penting dalam meningkatkan kenyamanan dalam bekerja.
Pencahayaan yang kurang baik dapat menyebabkan berbagai keluhan
kesehatan khususnya pada kesehatan mata. Beberapa keluhan yang terkait
dengan pencahayaan yang kurang baik di tempat kerja adalah sakit kepala,
kelelahan mata, mata kering, mata perih, serta keluhan pada leher dan bahu.
Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang
berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan
tidak menjadi lebih baik hanya dari jumlah atau
kuantitas cahaya, tetapi juga dari kualitasnya.

Cahaya alam yang masuk melalui jendela dapat dipakai


sebagai sumber pencahayaan di dalam bangunan,
sekaligus upaya untuk menghemat energi. Oleh karena
itu perlu strategi desain pencahayaan dengan
memanfaatkan cahaya alam secara optimal. Desain
pencahayaan yang optimal meliputi: optimasi kuantitas
cahaya langit, menjaga kenyamanan visual, dan menjaga
kesejukan, serta menghemat energi(Harten P.Van,
Setiawan E, 1985: 36-42).
B. SYARAT PENCAHAYAAN YANG BAIK UNTUK BEKERJA

Instalasi Pencahayaan
FUNGSI Pencahayaan adalah untuk :
➢ Melihat obyek dengan jelas
➢ Memudahkan pekerjaan
➢ Menghindari kecelakaan kerja
➢ Meningkatkan kesan menyegarkan
➢ Membantu menciptakan lingkungan kerja
yang aman dan nyaman
C. SUMBER CAHAYA :
• Penerangan alami: Berapa banyak cahaya matahari mencapai di
dalam sebuah ruangan, tergantung pada jumlah dan arah sinar
matahari, awan, dataran lokal, dan musim. Selain itu, ukuran, orientasi
dan kebersihan dari jendela adalah penting. Jumlah cahaya matahari
memasuki tempat kerja dapat dikendalikan dengan kaca berwarna,
fentilasi, dan tirai sehingga tidak menyebabkan silau atau membuat
area kerja terlalu terang.
• Penerangan buatan (lampu) : Jumlah cahaya, warna cahaya itu
sendiri, dan warna yang bervariasi dengan objek yang tampil harus
sesuai dengan tempat kerja dan tugas
D. KEGUNAAN PENCAHAYAAN DITEMPAT KERJA

Untuk melihat dengan mudah pekerjaan-pekerjaan yang bersifat


visual, dapat memberikan lingkungan kerja yang aman dan
menjaga/mempertahankan efesiensi kerja

E. JENIS PENCAHAYAAN
❑Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari matahari
❑Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu

Penerangan Alami yang baik


❑Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-banguna harus
sedemikian rupa tidak menganggu masuknya cahaya kedalam
ruangan
❑Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup
untuk melakukan pekerjaan
G. AKIBAT YANG DITIMBULKAN DARI PENCAHAYAN TERHADAP
PERSEPSI
➢ Kualitas pencahayaan yang memadai merupakan salah satu
aspek yang mendukung terlaksananya suatu aktivitas.
Aktivitas seperti membaca, menulis atau mengerjakan tugas
akan membutuhkan standar tingkat kualitas pencahayaan
yang berbeda. Untuk mengukur terpenuhinya standar tingkat
kualitas pencahayaan masing-masing pekerjaan tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengukuran
langsung menggunakan lux meter atau dengan mengetahui
persepsi pengguna terhadap cahaya.

➢ Berdasarkan persepsi pengguna, kualitas pencahayaan yang


memadai adalah yang memberikan intensitas pencahayaan
sesuai standar
H. ALAT PELINDUNG DARI CAHAYA
Alat – alat pelindung mata ( Eyes Protection ) dan muka
❑ Fungsi alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya ,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air. Percikan
benda-benda kecil panas, atau uap panas,radiasi gelombang elektromagnetik
yang mengion maupun yang tidak mengion , pancaran cahaya , benturan atau
pukulan benda keras atau benda tajam.

❑ Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
( spectacles ) goggles, tameng muka ( face shield ). Masker selam , tameng
muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan ( full face masker )
http://medansafety.com/fungsi-jenis-alat-pelindungan-diri/
J. KONDISI DAN TATA LETAK
MATA TERHADAP CAHAYA Lokal-penerangan umum menggunakan perlengkapan
Penerangan umum menyediakan ‘overhead’, selain perlengkapan langit-langit untuk
pencahayaan yang cukup meningkatkan tingkat pencahayaan untuk penggunaan
seragam. Sebuah contoh : perlengkapan tertentu.
langit-langit yang menyala di area yang
luas

Lokal (atau tugas) pencahayaan meningkatkan tingkat


cahaya di atas pekerjaan dan lingkungan
sekitarnya. Pencahayaan setempat sering memungkinkan
pengguna untuk menyesuaikan dan kontrol pencahayaan
dan menyediakan fleksibilitas untuk setiap pengguna.
Berbagai jenis lampu dirancang untuk mendistribusikan cahaya dalam cara yang berbeda. Perlengkapan ini
dikenal sebagai:
• langsung,
• langsung-tidak langsung,
• tidak langsung, dan
• terlindung (berbagai jenis).

Langsung : 90 sampai 100 persen dari cahaya terdiditribusikan ke bawah menuju area kerja. Pencahayaan
langsung cenderung untuk menciptakan bayangan.

Langsung-tidak langsung : mendistribusikan cahaya lampu yang sama ke atas dan ke bawah. Mereka
memantulkan cahaya dari langit-langit dan permukaan ruangan lainnya. Sedikit cahaya dipancarkan
horizontal, berarti dapat mengurangi silau.
Tidak langsung : mendistribusikan 90 sampai 100 persen dari cahaya ke atas. Dinding langit-langit dan bagian
atas harus bersih dan sangat reflektif untuk memungkinkan cahaya untuk mencapai area kerja. Mereka
menyediakan penerangan yang paling baik dari semua jenis, dan paling sedikit silau. Jenis ini biasa digunakan di
kantor.

Terlindung : menggunakan diffusers, lensa, dan tirai untuk menutupi lampu dari pandangan langsung, sehingga
membantu untuk mencegah silau dan mendistribusikan cahaya. Diffusers yang tembus atau semi-transparan
(tembus) mencakup dibuat biasanya dari kaca atau plastik. Mereka digunakan pada bagian bawah atau sisi
lampu untuk mengontrol kecerahan.
I. DAMPAK FISIK DAN PSIKOLOGIS YANG DITIMBULKAN
DARI PENCAHAYAAN

DAMPAK FISIK :
1. Kelelahan Mata
Dulhadi (1994), mengatakan penerangan yang kurang dari cukup
intensitasnya akan menyebabkan kelelahan pada mata yang sangat
membahaya karyawan. Sistem pencahayaan yang buruk dapat
mengakibatkan kelelahan (Tarwaka dkk., 2004). Kelelahan adalah
fungsi mekansime perlindungan tubuh agar terhindar dari
kerusakan serius yang berdampak menurunnya effisiensi kerja dan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Menurut Dessler (1997)
bahwa kelelahan pada individu dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja.
2. Keluhan Pegal di daerah mata
Pencahayaan yang tidak memadai akan menyebabkan kelelahan
pada otot dan saraf mata yang berlanjut pada
kelelahan lokal mata dan akhirnya kelelahan keseluruhan
fisiologis pada seorang pekerja. Kelelahan yang timbul
kemudian akan mengakibatkan turunnya konsentrasi kerja,
meningkatkan tingkat kesalahan dalam bekerja yang berujung
pada tingginya cacat produksi.

3. Meningkatnya kecelakaan kerja


Menurut Lianto & Kurniawan (2002), penerangan yang terlalu
besar membuat rasa panas dan menimbulkan kegelisahan,
sebaliknya penerangan yang kurang dapat mempengaruhi aspek
fisiologis pekerja seperti mengantuk dan dapat mempengaruhi
konsentrsi kerja yang menimbulkan kesalahan kerja yang
tinggi.
DAMPAK PSIKOLOGIS
Kelalahan Mental
Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia
untuk melihat obyek secara jelas, cepat tanpa
menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan
yang baik, akan makin diperlukan apabila kita
mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan
ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu
suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah
karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana
lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih
jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya
mata, karena bisa menyilaukan.
Macam Instalasi Pencahayaan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, standar pencahayaan di
tempat kerja (perkantoran) minimal adalah 100 lux. Pencahayaan yang
baik di tempat kerja bermanfaat untuk:
1. Mampu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan masalah kesehatan
2. Konsentrasi dan ketelitian yang lebih baik di tempat kerja
3. Tempat kerja yang lebih terang, lebih bersih sehingga menghasilkan
lingkungan yang aktif dan bersemangat
4. Hasil kerja yang baik
5. Visibilitas dan ketelitian yang lebih baik serta meningkatkan
kecepatan kerja dalam menghasilkan produk
2. SUHU
a. Definisi Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan
untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk
mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan
teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

b. Suhu yang baik dalam bekerja


Indor climate adalah kondisi fisik sekeliling dimana kita melakukan aktifitas tertentu yang
meliputi hal-hal sebagai berikut : temperatur udara, temperatur permukaan sekeliling,
kelembaban udara, dan aliran perpindahan udara.

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia memiliki suhu yang berbeda-beda. Tubuh
manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini dengan suatu sistem tubuh
yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi
diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia untuk menyesuaikan ini memiliki batas, yaitu bahwa
tubuh mausia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan suhu luar jika perubahan suhu di luar
tubuh tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas, dan 35 % untuk kondisi dingin. Kesemuanya dari
keadaan normal tubuh.
➢ Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya
untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika
terjadi kekurangan atau lebih panas. Menurut penyelidikan,
apabila suhu udara lebih rendah dari 17 ºC, berarti suhu udara ini
ada dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35%
dibawah normal), maka tubuh manusia akan mengalami
kedinginan karena hilangnya panas tubuh yang sebagian besar
diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil akibat
penguapan.

➢ Sebaliknya apabila temperatur udara terlampau panas


dibandingkan temperatur normal tubuh, maka akan
menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh
lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan
dirinya melalui sistem penguapan. Ini menyebabkan suhu
tubuh menjadi ikut naik dengan lebih tingginya suhu
udara.
Kemampuan beradaptasi setiap orang berbeda, tergantung pada daerah tempat
orang tersebut biasa hidup. Orang yang biasa hidup di daerah panas berbeda
kemampuan beradaptasinya dengan orang yang biasa hidup di daerah dingin atau
sedang. Tichauer telah menyelidiki pengaruh suhu terhadap produktivitas pada
pekerja penenun kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi paling tinggi
dicapai pada kondisi suhu antara 75 – 80 °F (24 – 27 ºC).

c. Menjaga Suhu Tubuh


➢ Manusia memiliki mekanisme pengaturan untuk bisa mempertahankan suhu tubuh
tetap optimal dalam berbagai macam kondisi lingkungan. Suhu tersebut, utamanya
dipertahankan pada suhu 37 °C apabila diukur secara oral atau melalui mulut.
Akan tetapi, suhu tubuh masih dianggap normal apabila suhu tubuh dalam rentang
35,5⁰ C pada pagi hari hingga 37,7⁰C pada malam hari. Rata-ratanya adalah 36,7⁰C.
Pengaturan suhu ini amat penting supaya metabolisme sel tetap optimal.

➢ Suhu tubuh bagian dalam, seperti pada organ-organ dalam, umumnya tetap konstan
37,8 ⁰C. Sementara itu, pada tubuh bagian luar seperti kulit, suhunya lebih rendah
serta lebih bervariasi. Perubahan suhu tersebut juga berfungsi dalam pengaturan
suhu supaya suhu pada organ-organ dalam tetap terjaga dalam batas optimal.
D. SUHU KERJA DI DALAM DAN DI LUAR RUANGAN

KENYAMANAN SUHU ( Thermal Comfort )


Kenyamanan suhu terdiri dari dasar fisiologi suatu kenyaman,efek sampingan dari suatu ketidak
nyamanan,daerah temperatur secara fisiologi,rentang temperatur yang nyaman,empat faktor klimatik dan
kenyamanan

ketidaknyamanan merupakan suatu proses biologi yang sederhana untuk semua jenis mahluk yang berdarah
panas untuk menstimulasi agar melakukan suatu langkah utama untuk meretorasi kembali suatu proses
pertukaran pana yang benar. ketidaknyamanan akan mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang
bersesuaian pada tubuh manusia.

jika seseorang ditempatkan pada suatu ruangan dan diberikan temperatur yang berbeda maka akan terjadi
rentang pertukaran panas yang menyatakan kondisi tubuh dalam keadaan setimbang karena dalam rentang
ini pertukaran panas akan dapat dijaga dengan mengalirnya darah keseluruh organ tubuh. rentang
temperatur dimana manusia merasakan kenyamanan adalah sangat bervariasi bergantung pada,pertama dari
jenis pakaian yang dipakai,kedua dari aktivitas fisik yang telah dilakukan
d. Suhu dan Luas Ruangan

Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002


TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA, dalam PERSYARATAN DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KERJA PERKANTORAN
Point 3 mengenai :
III. UDARA RUANGAN
A. Persyaratan 1. Suhu dan kelembaban
- Suhu : 18 – 28 0 C
- - Kelembaban : 40 % - 60 %
- Pertukaran udara :Untuk ruangan kerja yang tidak menggunakan pendingan harus memiliki lubang ventilasi
minimal 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistim ventilasi silang:

- Suhu dan kelembaban Agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
- a) Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.
- b) Bila suhu udara > 28 0 C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin,
dll. 6
- c) Bila suhu udara luar < 18 0 C perlu menggunakan pemanas ruang.
- d) Bila kelembaban udara ruang kerja > 60 % perlu menggunakan alat dehumidifier.
- e) Bila kelmbaban udara ruang kerja < 40 % perlu menggunakan humidifier (misalnya : mesin pembentuk
aerosol).
PERTUKARAN UDARA
- Agar pertukaran udara ruang perkantoran dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan upaya-upaya
sebagai berikut :
- a) Untuk ruangan kerja yang tidak ber AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan
menerapkan sistem ventilasi silang.
- b) Ruang yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara
secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin.
- c) Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan pabrik.

e. Alat Pelindung Dari Suhu


https://www.academia.edu/15491795/ALAT_PELINDUNG_DIRI?auto=download
F. Dampak Fisik dan Psikologis yang ditimbulkan dari suhu

➢ Peningkatan suhu dapat menghasilkan kenaikan prestasi kerja, namun disisi lain dapat
pula menurunkan prestasi kerja. Kenaikan suhu pada batas tertentu dapat menimbulkan
semangat yang akan merangsang prestasi kerja, tetapi setelah melewati ambang batas
tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang dapat
mengakibatkan terganggunya prestasi kerja

➢ Yang terpenting adalah mengkondisikan ruangan kerja agar setiap pekerja didalamnya
dapat merasa nyaman bekerja tanpa merasakan gangguan panas atau dingin. Kondisi
ekstrem pada lingkungan kerja sebaiknya dihindari, karena tekanan/terpaan panas yang
mengenai tubuh manusia dapat mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan
hingga kematian. Kematian tersebut diakibatkan oleh berbagai penyakit yang
diakibatkan oleh terpaan panas pada tubuh
Berbagai penyakit tersebut meliputi:
Heat Rash
merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini
berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian.
Penyakit ini mungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada
area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu.

Heat Syncope
adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat
berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.

Heat Cramp
merupakan penyakit yang menimbulkan gejala seperti rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan abdomen
banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak seimbangan cairan dan garam selama
melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas.
Heat Exhaustion
merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume
darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi
dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat
banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing
dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C
– 40°C).

Heat Stroke
merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan
pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan
koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu
tubuh tinggi 40oC atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau
kemerahan, tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, mual, pusing,
kebingungan mental dan pingsan.

Multiorgan-dysfunction Syndrome Continuum


merupakan rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/
sebagian anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya
Berikut akan ditunjukkan kondisi-kondisi manusia dimana suhu tubuhnya terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Keadaan Kondisi Tubuh Saat Kondisi Panas:

37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).


38°C (100.4°F) – berkeringat, sangat tidak nyaman, sedikit lapar.
39°C (102.2°F) – Berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung bedenyut kencang, kelelahan,
merangsang kambuhnya epilepsi.
40°C (104°F) – Pingsang, dehidrasi, lemah, sakit kepala, muntah, pening dan berkeringat.
41°C (105.8°F) –Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung, sakit kepala, halusinasi, napas sesak, mengantuk
mata kabur, jantung berdebar.
42°C (107.6°F) – Pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah dan terjadi gangguan hebat.
Tekanan darah menjadi tinggi/rendah dan detak jantung cepat.
43°C (109.4°F) –Umumnya meninggal, kerusakan otak, gangguan dan goncangan hebat terus menerus, fungsi
pernafasan kolaps.
44°C (111.2°F) or more – Hampir dipastikan meninggal namun ada beberapa pasien yang mampu bertahan
hingga diatas 46°C (114.8°F).
Keadaan Tubuh Saat Kondisi Dingin:

37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).


36°C (96.8°F) – Menggigil ringan hingga sedang.
35°C (95.0°F) –(Hipotermia suhu kurang dari 35°C / 95.0°F) Menggigil keras, kulit menjadi biru/keabuan.
Jantung menjadi berdegup.
34°C (93.2°F) –Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan bingung. Terjadi perubahan perilaku.
33°C (91.4°F) –Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi, berhenti menggigil, denyut jantung lemah,
napas pendek dan tidak mampu merespon rangsangan.
32°C (89.6°F) –Kondisi gawat. Halusinasi, gangguan hebat, sangat bingung, tidur yang dalam dan menuju
koma, detak jantung rendah , tidak menggigil.
31°C (87.8°F) –Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, jantung sangat lamabat. Terjadi gangguan irama
jantung yangs serius.
28°C (82.4°F) –Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian.
24-26°C (75.2-78.8°F) or less - Terjadi kematian namun beberapa pasien ada yang mampu bertahan hidup
hinggan dibawah 24-26°C (75.2-78.8°F)
PERTEMUAN 5 (Lanjutan..)
KONDISI DALAM
LINGKUNGAN KERJA DAN
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
2. SUHU, BISING DAN GETARAN
3. KEBISINGAN

Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat
mengganggu pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang
terpapar (WHS, 1993).

Menurut Babba (2007), kebisingan di tempat kerja diklasifikasikan ke dalam dua


jenis golongan, yaitu :
a. Kebisingan yang tetap (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua
jenis, yaitu :
Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise). Kebisingan
ini merupakan nada-nada murni pada frekuensi yang beragam. Contohnya suara
mesin, suara kipas dan sebagainya.

Kebisingan tetap (Broad band noise), kebisingan dengan frekuensi terputus


dan Brod band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady
noise). Perbedaannya adalah broad band noise terjadi pada frekuensi yang lebih
bervariasi
b. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang
waktu tertentu.
Intermitent noise, kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah. Contoh
kebisingan lalu lintas.
Kebisingan impulsif (Impulsive noise), kebisingan ini dihasilkan oleh suara-suara berintensitas
tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata dan
alat-alat sejenisnya.

2. DAMPAK KEBISINGAN TERHADAP KESEHATAN


Menurut Babba (2007) kebisingan dengan intensitas tinggi dapat berdampak buruk pada
kesehatan antara lain :
a. Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis adalah gangguan yang pertama timbul akibat bising, fungsi pendengaran
secara fisiologis dapat terganggu. Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat
didengar secara jelas, sehingga dapat menimbulkan gangguan lain seperti: kecelakaan.
Pembicaraan terpaksa berteriak-teriak sehingga memerlukan tenaga ekstra dan juga menambah
kebisingan
b. Gangguaan psikologis
Gangguan fisiologis apabila terjadi terlalu lama dapat menimbulkan gangguan psikologis.
Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi psikologis, seperti rasa khawatir,
jengkel, takut dan sebagainya.

c. Gangguan patologis organis


Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat pendengaran atau
telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanen.

d. Komunikasi
Kebisingan dapat menganggu pembicaraan dan kebisingan mengganggu kita dalam menangkap dan
mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain.

Pengaruh akibat terpapar kebisingan keras lainnya adalah adanya rasa mual, lemas, stres, sakit
kepala bahkan peningkatan tekanan darah (Pulat, 1992). Menurut Chanlett (1979), selain
berdampak pada gangguan pendengaran, terdapat efek kebisingan lainnya, yaitu: gangguan tidur
dan istirahat, mempengaruhi kapasitas kerja pekerja. Dari segi fisik gangguan kebisingan dapat
berupa pupil yang membesar, dari segi psikologis kebisingan dapat menimbulkan stress, penyakit
mental, dan perubahan sikap atau kebiasaan.
3. JENIS-JENIS GANGGUAN PENDENGARAN

a. Gangguan pendengaran konduktif


Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika getaran suara di udara tidak sampai
ke telingabagian dalam sebagaimana mestinya. Jika ada sesuatu yang menghalangi saluran telinga
(zat lilin, cairan, penumpukan kalsium pada tulang telinga), maka terjadi ganguan pendengaran
konduktif. Biasanya suara masih bisa terdengar namun lemah, teredam atau terdistorsi.
Umumnya, gangguan pendengaran konduktif tidak menyebabkan ketulian total.

b. Gangguan pendengaran saraf


Gangguan pendengaran saraf (tuli saraf) terjadi ketika saraf pendengaran dari liang telinga yang
menuju ke otak gagal membawa informasi suara ke otak. Ketulian saraf akan menyebabkan
hilangnya kenyaringan atau kejelasan dalam suara yang diterima.

c. Gangguan pendengaran campuran


Gangguan pendengaran campuran merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif
dan saraf.
ALAT PELINDUNG TELINGA

Alat pelindung telinga adalah alat untuk menyumbat telinga atau penutup telinga yang digunakan atau
dipakai dengan tujuan melindungi, mengurangi paparan kebisingan masuk kedalam telinga. Fungsinya adalah
menurunkan intensitas kebisingan yang mencapai alat pendengaran. Alat pelindung umumnya dapat
dibedakan menjadi:
1. Sumbat Telinga (Ear Plug)
Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan bahkan antar kedua
telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh karena itu sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran,
bentuk, posisi saluran telinga pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi paling
banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada yang
lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai dengan 30 dB.
2. Tutup telinga (ear muff)
Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung untuk tutup telinga, dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi
untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian yang lama, sering ditemukan efektifitas telinga
menurun yang disebabkan oleh bantalan mengeras dan mengerut akibat reaksi bahan bantalan dengan minyak
kulit dan keringat. Tutup telinga digunakan untuk mengurangi bising s/d 40-50 dB dengan frekuensi 100-
8000Hz.
3. Helmet/enclosure
Menutupi seluruh kepala dan digunakan untuk mengurangi intensitas bising maksimum 35 dBA pada 250 Hz
sampai 50 dBA pada frekuensi tinggi.
Alat Pelindung Telinga

Sumbat telinga (ear plug) dan


penutup telinga (ear muff).

Berfungsi untuk melindungi alat


pendengaran terhadap
kebisingan atau tekanan.
4. GETARAN

Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission ) dari pada
tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyangan ( osilattor ). Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada
ditempat kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh :
- Mesin-mesin diesel, mesin produksi
- Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
- Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer ( pembuka jalan ),
pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll )

A. Jenis-jenis getaran kerja


1. Getaran Umum ( Whole body vibration )
Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh, dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga kerja yang menopang
seluruh tubuh. Misalnya : kaki saat berdiri, pantat pada saat duduk, punggung saat bersandar, lengan saat
bersandar. Getaran ini mempunyai frekwensi 5 – 20 Hz.

2. Getaran Setempat ( Hand arm vibration )


Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan dari operator atal yang bergetar. Getaran ini mempunyai
frekwensi 20 – 500 Hz.
Pengaruh getaran terhadap tenaga kerja

A. Getaran Umum ( wbv )


Sesuai dengan tingkatnya dapat dibagi menjadi 3 macam :
- Mengganggu kenyamanan kerja
- Mempercepat timbulnya kelelahan kerja
- Menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja

Gangguan kesehatan yang ditimbulkan Wbv yaitu :


1 Gangguan aliran darah
2 Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif syaraf.
3 Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen dalam paru-paru
4 Gangguan pada otot atau persendian

Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal, kaki kesemutan.
Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv biasanya berkisar antara 1 – 20 Hz
Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka panjang.
Pada stadium I
Terjadi gangguan perut : kembung, mual, kolik usus
gangguan penglihatan : mata berkunang – kunang
gangguan syaraf : insomnia, gangguan keseimbangan
Pada stadium II
Terjadi gangguan : pada otot / sendi
B. Getaran setempat ( Hav )

Sensitivitas maximum pada frekwensi 12 – 16 Hz.


Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah WFS ( white fingers syndrome )
Gangguan dapat berupa penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf perifer, gangguan tulang sendi dan
otot. Gejala yang timbul berupa jari-jari pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhu / sentuhan. Terjadinya
gejala tersebut memerlukan jangka waktu 3 – 6 tahun dengan melalui beberapa stadium yaitu :

Stadium I : Ujung jari pucat,rasa kaku pada waktu dingin atau bangun tidur.
Stadium II : Perluasan jari pucat, kesemutan, rasa kaku.
Stadium III : Gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.
Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome

Pekerja yang tangannya terpapar alat-alat kerja yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama
berpotensi besar mengalami gangguan fungsi tangan, salah satunya hand-arm vibration syndrome (HAVS).
Jika dibiarkan, para pekerja yang tangannya terpapar alat-alat tersebut bisa mengalami kerusakan
pembuluh darah, kehilangan sensoris secara permanen, kerusakan tulang dan otot menjadi lemah.

HAVS adalah penyakit kerja akibat getaran mekanis yang menyerang tangan dan lengan pekerja. Penyakit
ini dapat menimbulkan gejala vaskuler, neurologi, dan muskuloskeletal pada jari, tangan, dan lengan yang
disebabkan penggunaan alat yang bergetar secara terus-menerus, seperti penggunaan bor (drill), gerinda,
bor listrik, gergaji, dan alat penghancur beton (jackhammer).

Gejala-gejala HAVS:
1. Gejala vaskuler
Gejala ini dikenal sebagai fenomena Raynaud. Gejala
vaskuler ditandai dengan pemucatan jari (jari-jari
memutih) dan menjadi dingin, jari-jari tersebut
kemudian berubah warna jadi kebiruan akibat kurangnya
suplai oksigen, dan kemudian jari-jari tersebut jadi
memerah. Perubahan warna ini tidak selalu dialami para
penderita. Namun, keluhan tidak nyaman, jari pucat dan
dingin tetap muncul.
Lamanya gejala bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Gejala tersebut dapat muncul
bila dirangsang oleh udara dingin atau pekerja menyentuh benda dingin. Kondisi ini dapat menimbulkan
keluhan seperti kesemutan, kram, atau nyeri. Nyeri pada tangan biasanya timbul pada malam hari,
terkadang rasa nyeri menjalar sampai lengan bawah, siku, dan leher, serta rasa nyeri yang dirasakan bisa
mengakibatkan sulit untuk menggenggam dan mengepal.

2. Gejala sensorineural
Gejala sensorineural yang timbul meliputi rasa baal dan/ atau kesemutan pada satu atau lebih jari.
Tingkat gejala sensorineural yang dirasakan setiap penderita bisa berbeda. Pada gejala ringan, rasa baal
atau kesemutan pada jari sifatnya hilang timbul. Namun, jika gejala berlangsung lebih dari satu jam,
Anda perlu mewaspadainya.
Gejala yang dirasakan penderita bisa bertambah parah bila paparan terhadap alat bergetar terus
berlanjut dalam jangka waktu yang lama.

Mengapa pekerja bisa terkena HAVS?


Pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau mengoperasikan peralatan atau mesin yang menimbulkan
getaran berisiko besar terkena HAVS. Getaran yang berasal dari peralatan atau mesin tersebut akan
ditransmisikan kepada tangan dan lengan pekerja. Bila pekerja terpapar getaran secara terus-menerus,
efek getaran dapat menimbulkan gangguan atau kelainan dalam peredaran darah dan saraf, kerusakan
ada persendian dan tulang, memengaruhi konsentrasi kerja dan mempercepat kelelahan.
Efek getaran yang dirasakan pekerja bisa berbeda-beda tergantung dari intensitas getaran, frekuensi
getaran, dan durasi getaran atau lamanya penggunaan alat. Semakin lama pekerja menggunakan
peralatan atau mesin yang bergetar dan semakin cepat getarannya, maka semakin tinggi pula risiko
pekerja tersebut terkena HAVS.
Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?

HAVS biasanya dialami oleh seseorang yang


bekerja di industri:
•Konstruksi dan pemeliharaan jalan raya atau
jalur kereta api
•Konstruksi dan pembongkaran bangunan
•Kehutanan
•Pengecoran logam
•Manufaktur
•Pertambangan
•Perakitan dan perbaikan kendaraan bermotor
•Sarana publik (misalnya air, gas, listrik,
telekomunikasi)
•Pembuatan dan perbaikan kapal.
Apa upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
HAVS?

Dilansir dari hse.gov.uk, ada beberapa upaya pencegahan HAVS yang bisa
dilakukan pekerja di antaranya:
• Mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi paparan
pada tangan dan lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan,
Anda bisa mengurangi efek getaran dengan cara meredam getaran
(damping). Damping adalah suatu mekanisme untuk meredam getaran
dengan cara menempelkan suatu sistem resonansi pada sumber getaran
• Gunakan alat-alat yang bergetar tidak lebih dari 2 jam (tergantung nilai
percepatan getaran). Energi yang dipindahkan oleh suatu getaran
tergantung pada lama pemaparan. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya penyakit akibat getaran terhadap pekerja, maka ILO tahun
1978 menganjurkan waktu pemaparan tidak lebih dari 2 jam. Sedangkan
di Indonesia, peraturan mengenai batas waktu pemaparan getaran
tertuang dalam Kepmenaker No: KEP-51/MEN/ 1999 tentang nilai
ambang batas faktor fisika di tempat kerja.
• Gunakan alat-alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan.
Tujuannya agar pekerja bekerja lebih efisien, cepat, dan
mengurangi paparan getaran pada tangan dan lengan
• Lakukan pemeriksaan pada alat-alat kerja secara berkala.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari peningkatan getaran
yang disebabkan oleh kesalahan atau pemakaian umum dan
menjaga efek getaran pada alat tetap minimum.
• Pastikan mesin pemotong tetap terjaga ketajamannya.
Sebab, alat-alat yang tumpul akan menimbulkan getaran
lebih kuat dibandingkan alat-alat yang terjaga
ketajamannya.
• Lakukan istirahat 10 menit setiap jam selama menggunakan
alat-alat yang bergetar. Pekerja yang menggunakan alat-alat
yang bergetar perlu mengambil waktu istirahat untuk
menghindari paparan getaran secara terus menerus.

• Lakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja. Pekerja yang ditempatkan pada
pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu melakukan pemeriksaan
kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan
penanganan terhadap HAVS. Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah
abnormal, Raynaud's Syndrome, atau pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS
sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan alat yang bergetar apapun.
• Gunakan sarung tangan dengan multi lapisan dan berbahan kenyal (karet, karet
busa, plastik busa, wol) atau menggunakan sarung tangan anti getaran bila
memungkinkan. Jagalah tangan Anda tetap hangat dan kering. Bila tangan Anda
basah atau dingin, segera keringkan dan gunakan sarung tangan sebelum terpapar
getaran. Pekerja yang terpapar udara dingin biasanya lebih rentan terkena HAVS.
• Hindari memegang alat-alat yang bergetar secara kuat. Semakin kuat memegang,
maka semakin kuat getaran yang disalurkan ke jari-jari dan tangan. Bila
memungkinkan, selain memegang dengan ringan, pekerja bisa memegangnya
dengan posisi tangan bervariasi.
• Letakkan alat-alat yang bergetar di tempat yang tepat dan operasikan hanya bila
perlu dan dengan kecepatan yang minimum untuk mengurangi paparan getaran.
• Pastikan Anda mendapatkan pelatihan dan memahami tentang bahaya getaran dan pengendaliannya.
• Hindari merokok bila Anda bekerja dengan alat-alat yang bergetar setiap harinya. Pekerja yang merokok
lebih rentan terkena HAVS daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau dapat
memengaruhi aliran darah dan pekerja yang terkena HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah.
• Lakukan langkah-langkah pengendalian yang sudah diatur oleh perusahaan untuk mengurangi risiko HAVS.

Sumber: www.SafetySign.co.id

ALAT PELINDUNG TANGAN

Sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain


kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung
tangan yang tahan bahan kimia.

Berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan


dari paparan api, getaran, suhu panas, suhu dingin,
radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik,
bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi
zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
ERGONOMI
Fatigue (Kelelahan)

1
TERMINOLOGI
Kelelahan adalah keadaan yang familiar dalam
kehidupan sehari-hari. Istilah ini biasanya
merujuk pada kondisi hilangnya efisiensi dan
kecenderungan untuk melakukan suatu usaha.

2
KELELAHAN OTOT
◍ Fenomena penurunan kinerja otot setelah stres disebut
dengan 'kelelahan otot' dalam fisiologi dan ditandai tidak
hanya oleh berkurangnya kekuatan tetapi juga oleh
gerakan yang lebih lambat.
◍ Saat terjadinya kontraksi otot, terjadi proses kimia yang
menyediakan energi yang diperlukan untuk upaya
mekanis. Setelah kontraksi, ketika otot rileks dan
beristirahat, cadangan energi diisi kembali, baik
gangguan pelepasan energi dan sintesis pemulihan energi
terjadi pada otot yang bekerja. Jika permintaan energi
melebihi kekuatan regenerasi dan keseimbangan
metabolisme terganggu, dapat mengakibatkan hilangnya
kemampuan kinerja otot. 3
LANJUTAN
◍ Sebuah literatur menyatakan bahwa setelah otot telah
habis oleh kontraksi sukarela yang berulang, masih
merespon stimulus elektrikal yang diberi pada kulit. Hal
ini menunjukkan bahwa bentuk kelelahan ini adalah
fenomena sistem saraf pusat (otak). Interpretasi ini tidak
dapat dikonfirmasi dalam setiap kasus. banyak ahli
fisiologi telah membuat pengamatan yang berlawanan,
yaitu ketika otot itu sendiri dalam keadaan kelelahan itu
tidak berkontraksi lagi, meskipun impuls saraf motorik
lebih lanjut yang dikirim oleh otak terlihat pada
elektromiogram. Tampaknya kelelahan kini telah menjadi
fenomena periferal yangmemengaruhi serat-serat otot.
4
Elektromiografi pada
kelelahan otot

Kelelahan otot, tampaknya bisa mengacu


pada defisit motor, sebuah persepsi atau
penurunan pada fungsi mental, dapat
menggambarkan penurunan bertahap
dalam kapasitas kekuatan otot atau titik
akhir dari aktivitas yang berkelanjutan,
dan dapat diukur sebagai pengurangan
kekuatan otot, perubahan pada aktivitas
elektromiografi.
5
Kelelahan Umum
Sensasi Kelelahan Berbagai Jenis Kelelahan

Gejala kelelahan utama adalah Selain kelelahan otot murni. jenis kelelahan
sensasi yang umum. Kita lainnya dapat dibedakan:
merasakan diri kita terhambat dan 1. Kelelahan mata: timbul karena terlalu
kegiatan kita terganggu, fisik kita membebani sistem visual.
terasa berat, mengantuk, lelah. 2. Kelelahan tubuh secara umum: kelebihan
Perasaan kelelahan bukanlah hal fisik seluruh organisme
yang tidak menyenangkan jika
kita dapat beristirahat tetapi 3. Kelelahan mental: disebabkan oleh
sangat menyedihkan jika kita pekerjaan mental atau intelektual.
tidak dapat membiarkan diri kita 4. Kelelahan syaraf : kelelahan yang
untuk rileks. Kelelahan mencegah disebabkan oleh tekanan berlebihan pada salah
kita dari melatih diri sendiri satu bagian sistem psikomotor, seperti pada
secara berlebihan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
memberikan waktu untuk proses 5. Kelelahan kronis: kelelahan akibat
pemulihan terjadi. akumulasi efek jangka panjang.
6. Kelelahan sirkadian: bagian dari ritme siang-
malam dan memulai periode tidur yang baru.
6
Keadaan Fungsional
Setiap saat manusia berada dalam satu keadaan fungsional
tertentu, di suatu tempat antara tidur ekstrem di satu sisi. Dalam
rentang ini ada sejumlah negara, seperti yang ditunjukkan dalam
ringkasan berikut:

◍ Tidur nyenyak
◍ Tidur nyenyak, mengantuk
◍ Lelah, sulit bangun
◍ Santai, istirahat
◍ Segar, waspada
◍ Sangat waspada, terstimulasi
◍ Dalam keadaan alarm

7
◍ Terlihat dalam konteks ini, kelelahan adalah keadaan fungsional
yang dalam satu arah berubah menjadi tidur, dan dalam arah yang
berlawanan akan berubah menjadi kondisi santai dan tenang.
◍ Electroencephalogram (EEG), mencatat aktivitas listrik otak. Ketika
mempelajari subyek manusia, elektroda biasanya diaplikasikan pada
kulit kepala, dimana mereka mendeteksi dan mendaftarkan
gelombang potensi klektrik di serebral korteks. EEG yang dihasilkan
memungkinkan untuk mempelajari berbagai amplitudo dan frekuensi
gelombang ini.

8
Dalam bentuk yang sangat disederhanakan, fitur paling
penting yang direkam dalam electroencephalogram adalah
sebagai berikut:
 Ritme alfa terdiri dari gelombang dalam pita frekuensi 8-12 Hz. Gelombang alfa
hadir selama jam bangun dan diblokir oleh impuls sensorik, sehingga komponen
gelombang alfa tinggi menunjukkan kondisi santai dan berkurangnya kesiapan
untuk bereaksi terhadap rangsangan. Komponen alfa yang lebih rendah,
ditambah dengan komponen beta yang lebih tinggi, menunjukkan keadaan yang
lebih waspada.

 Ritme theta (4-7 Hz) adalah gelombang jangka panjang yang lambat, yang
menggantikan gelombang alfa saat kita tidur. Tidur ditandai oleh serangkaian
fenomena lain, yang telah dibahas oleh Horne (1988) dan berkenaan dengan
shiftwork oleh Kroemer et al. (1994)

 Ritme delta juga gelombang lambat, kurang dari 4 Hz, yang hadir hanya saat
tidur.

9
Apa yang telah dikatakan sampai sekarang
memberi kesan bahwa untuk setiap keadaan
fungsional yang dapat kita gambarkan dengan
istilah-istilah seperti 'lelah' atau 'hidup' harus
ada pola khas pada EMG.

10
Kesadaran dilokalisasi, termasuk kekuatan
persepsi, perasaan subjektif, refleksi dan
kemauan. Oleh karena itu, peningkatan
sensitivitas korteks akan membawa semua
fungsi sadar kesadaran dilokalisasi, termasuk ke
tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi.

Dengan demikian tampak bahwa formasi


reticular mengendalikan tingkat kewaspadaan,
termasuk perhatian, dan kesiapan untuk
bertindak.

Semakin tinggi tingkat aktivitas retikuler,


semakin tinggi tingkat kewaspadaan, yang
berujung pada kondisi alarm
11
Kontrol Umpan Balik (Feedback
Control)
Saluran saraf yang berasal dari korteks serebral membawa
impuls dari bola sadar ke dalam sistem pengaktif retikuler.
Sirkuit tertutup kemudian diatur; sistem pengaktif reticular
membangkitkan korteks serebral dan mengingatkan
persepsi sadar. Jika ini menghasilkan sinyal signifikan yang
diterima, rangsangan ini mengirim impuls kembali
sepanjang saluran saraf dari korteks ke sistem pengaktif
reticular. Hasilnya adalah sistem umpan balik, analog untuk
itu di banyak perangkat elektronik.

12
Sistem Sensorik Aferen
Sumber rangsangan lain untuk sistem pengaktif retikular adalah
aliran rangsangan aferen dari organ-organ indera. Setiap impuls kuat
yang berasal dari telinga, mata atau saraf menyampaikan rasa sakit
dapat menaikkan level aktivitas reticular dalam sekejap.

Sinyal yang masuk ke dalam tubuh dari dunia luar dialihkan ke


sistem pengaktif retikuler dan menjadikannya lebih aktif ini
mengingatkan korteks serebral dan dengan demikian memastikan
bahwa otak siap untuk memperhatikan dan bertindak atas apa yang
terjadi di luar tubuh

Hubungan antara sistem pengaktif retikuler dan sistem sensorik


aferen adalah prasyarat penting untuk reaksi sadar terhadap dunia
luar. 13
Sistem Limbik dan Tingkat Aktivitas
◍ Sistem limbik berfungsi sebagai bagian yang berperan dalam
kebahagiaan, emosi, dan motivasi.
◍ Tingkatan aktivitas pada cerebral cortex dan segala yang
berkaitan dengan itu pada seluruh organisme, akan terpengaruh
dengan apa yang terjadi pada sistem limbik.

Sistem Penghambat
Struktur penghambat dalam korteks otak mampu
menginduksi atau menyebabkan tidur.

14
Hubungan dengan Ergotropic Setting
fungsi vegetative Meningkatnya sensitivitas
◍ Kenaikan stimulasi dari yang menyebar dari sistem
sistem aktivasi reticular aktivasi ke semua bagian
disertai oleh sebuah tubuh seperti otak, anggota
rangkaian perubahan sistem koordinasi, dan
pada organ dalam organ dalam sampai
◍ Bertambahnya detak seluruhnya siap untuk
jantung, kenaikan melakukan kegiatan yang
tekanan darah, lebih mengkonsumsi energy
banyak gula yang besar.
diproduksi oleh liver, dan
peningkatan metabolism.

15
Trophotropic Setting Kontrol Humoral Adrenalin
Proses mempercepat fungsi Efek humoral berperan ◍ Pengaruh eksternal
penyembuhan dengan sebagai penyetel sistem dominan: orang
mencerna lebih banyak aktivasi bersamaan tersebut merasa
makanan dan menganti juga dengan mengatur sangat bersemangat
energy yang telah hilang. sensitivitas sistem dan gugup dan siap
limbik. untuk bertindak
baik secara fisik
maupun mental.
◍ Pengaruh inhibiting
dominan: sistem
peredam menang;
orang tersebut
merasa lamban,
mengantuk, dan
lesu.

16
Kelelahan dalam praktik
industri
◍ Tingkat kelelahan adalah kumpulan dari
semua tekanan yang berbeda setiap harinya.
◍ untuk menjaga kesehatan dan efisiensi,
proses penyembuhan harus menghilangkan
stres.
◍ Pemulihan terjadi terutama saat tidur malam
hari tetapi periode bebas di siang hari dan
semua jenis jeda/istirahat selama bekerja
juga memberikan kontribusi.

17
Gejala kelelahan bersifat subjektif
dan objektif, yang paling penting
adalah:
◍ Perasaan subyektif kelelahan, mengantuk,
pingsan dan benci untuk bekerja
◍ Berpikir lamban
◍ Berkurangnya kewaspadaan
◍ Persepsi yang buruk dan lambat
◍ Keengganan untuk bekerja
◍ Penurunan kinerja fisik dan mental.

18
◍ Beberapa kondisi kelelahan yang timbul dari praktik
industri bersifat kronis. Ini adalah kondisi yang
disebabkan bukan oleh satu hal yang terlalu melelahkan
tetapi oleh tekanan yang berulang selama beberapa hari
atau bahkan periode yang lebih lama.
◍ Karena kondisi seperti ini biasanya juga disertai dengan
tanda-tanda kesehatan yang buruk, hal ini dapat disebut
juga dengan kelelahan klinis atau kronis.
◍ sebab dan akibat sulit dibedakan dalam kasus-kasus
kelelahan klinis. Penyebabnya mungkin tidak menyukai
pekerjaan, tugas langsung atau tempat kerja, atau
sebaliknya ini mungkin menjadi penyebab
ketidaksesuaian pekerjaan atau lingkungan.
◍ Dalam kondisi ini, gejala-gejalanya terjadi tidak hanya
selama periode stres atau setelahnya tetapi bersifat
hampir sepanjang waktu.
19
◍ Orang-orang yang kelelahan sering menunjukkan gejala-gejala
berikut:
 Meningkatkan ketidakstabilan psikis (pertengkaran dan perilaku
terkait)
 Depresi (kekhawatiran tanpa dasar)
 Secara umum melemahnya drive dan keengganan untuk bekerja
 Meningkatnya kemungkinan penyakit
◍ Beberapa gejala yang lebih umum adalah:
1. Sakit kepala
2. Pusing
3. Kurang tidur
4. Hentakan panas yang tidak teratur
5. Tiba-tiba berkeringat
6. Kehilangan selera makan
7. Masalah pencernaan (sakit perut, diare, sembelit). 20
Mengukur kelelahan
Ilmu ergonomi juga tertarik pada pengukuran kuantitatif
kelelahan seperti halnya industri itu sendiri. Apa hubungan
antara kelelahan, hasil kerja dan tingkat stres? Reaksi tubuh
manusia terhadap berbagai tekanan dapat diukur untuk
mengembangkan cara-cara meningkatkan pekerjaan dan
membuatnya kurang melelahkan. Pertanyaan yang diajukan oleh
industri seringkali hanyalah apakah kondisi kerja membuat
tuntutan berlebihan pada operator atau apakah tekanan yang
terlibat dapat diterima secara fisiologis.
◍ Metode pengukuran yang saat ini digunakan dibagi menjadi
enam kelompok:
1. kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilakukan
2. merekam persepsi subjektif tentang kelelahan
3. electroencephalography
4. mengukur frekuensi flicker-fusion mata
5. tes psikomotorik
6. tes mental
Pengukuran seperti ini sering dilakukan sebelum, selama
dan setelah tugas dilakukan, dan tingkat kelelahan disimpulkan
dari ini. Sebagai aturan, hasilnya hanya memiliki signifikansi
relatif karena memberikan nilai untuk dibandingkan dengan
subjek baru atau setidaknya dengan orang "kontrol" yang tidak
sedang stres.
Korelasi dengan Kualitas dan kuantitas output:
perasaan subjektif: ◍ Kualitas dan kuantitas output kadang-kadang digunakan
Perasaan kelelahan sebagai cara tidak langsung untuk mengukur kelelahan
subyektif sangat penting industri. Kuantitas output dapat dinyatakan sebagai
dan juga harus jumlah item yang diproses, waktu yang diambil per
dipertimbangkan. item atau sebaliknya sebagai jumlah operasi yang
Pengukuran faktor fisik dilakukan per unit waktu. Kelelahan dan tingkat
perlu didukung oleh produksi tentu saling terkait sampai batas tertentu tetapi
persepsi subyektif sebelum yang terakhir tidak dapat digunakan sebagai ukuran
dapat dinilai dengan benar langsung dari yang pertama karena ada banyak faktor
sebagai indikasi kelelahan. lain yang harus dipertimbangkan: target produksi,
faktor sosial dan sikap psikologis terhadap pekerjaan.
◍ Kelelahan perlu dipertimbangkan dalam kaitannya
dengan kualitas output (pengerjaan yang buruk, produk
yang salah, penolakan langsung) atau dengan frekuensi
kecelakaan, dan kelelahan bukan satu-satunya faktor
kasual.

23
Electroencephalography Frekuensi flicker-fusion mata
Electroencephalograph sangat Telah digunakan sebagai indikator
cocok untuk penelitian standar di tingkat kelelahan, prosedur yang
laboratorium, di mana variasi jejak dimodifikasi oleh Gierer adalah sebagai
dalam arti peningkatan berikut:
sinkronisasi (peningkatan ritme Subjek penelitian terpapar lampu
alfa dan theta, pengurangan berkelap-kelip dan frekuensi kelap-kelip
gelombang beta) ditafsirkan meningkat hingga kelip tampak menjadi
sebagai indikasi keadaan kelelahan cahaya yang berkepanjangan. Frekuensi
dan kantuk. Teknik pendeteksian di mana ini terjadi disebut frekuensi
dan perekaman telah ditingkatkan flicker-fusion subyektif. Sumber cahaya
baru-baru ini sehingga harus memiliki area yang menyudutkan
elektroensefalograf sekarang dapat sudut 1-2 derajat pada mata dan harus
digunakan dengan sukses untuk ditempatkan sedemikian rupa sehingga
memantau aktivitas tidak bergerak, tidak memerlukan akomodasi optik apa
seperti mengendarai kendaraan. pun.

24
Menurunkan frekuensi flicker-fusion
Telah diamati bahwa pengurangan frekuensi flicker-fusion 0,5-6 Hz terjadi setelah
tekanan mental, serta di bawah berbagai tekanan industri. Namun sebuah survei literatur
menunjukkan bahwa tidak setiap jenis stres membawa pengurangan sebesar itu.
Pengalaman sampai saat ini dapat diringkas ke perkiraan pertama sebagai berikut:
1. Penurunan frekuensi flicker-fusion yang berbeda dapat diharapkan selama tekanan
mental tingkat tinggi yang tak terputus. Contohnya adalah melakukan aritmatika mental,
bekerja sebagai seorang telephonist, mengemudikan pesawat terbang dan mengerjakan
pekerjaan visual yang menuntut
2. Baik sedikit menurun dari pekerjaan yang hanya membutuhkan upaya mental moderat
dan yang memungkinkan kebebasan tindakan komparatif atau melibatkan upaya fisik.
Contohnya adalah pekerjaan kantor, menyortir pekerjaan dan pekerjaan berulang pada
tingkat sedang
◍ Selama beberapa penelitian, pengurangan flicker-fusion disertai oleh perubahan paralel
tanda-tanda kelelahan lainnya, terutama oleh meningkatnya perasaan lelah dan
mengantuk. Misalnya, dalam percobaan oleh Weber et al. (1973) delapan subjek dalam
masing-masing tiga tes diberi dosis 5 mg Diazepam (Valium) untuk menghasilkan
kelelahan farmakologis '.

◍ Dalam percobaan kontrol, subjek yang sama diberi plasebo (tablet yang sama tanpa obat).
Pengukuran diambil dari frekuensi flicker-fusion dan perasaan subyektif kelelahan, yang
terakhir dengan menggunakan kuesioner bi-polar. Hasilnya, yang ditetapkan dalam
Gambar 11.7, menunjukkan bahwa setelah pemberian Valium terdapat penurunan
frekuensi fusi flicker yang berbeda, rata-rata sekitar 2 Hz.

• Catatan simultan perasaan subjektif dengan kuesioner bi-polar menunjukkan bahwa dalam
10 dari 15 item perasaan yang bertentangan ada perubahan signifikan dalam arah yang
mengindikasikan peningkatan kelelahan.
• Hasil ini menunjukkan korelasi yang baik antara frekuensi flicker-fusion dan perasaan
subjektif dari kelelahan.
• Statistik menunjukkan bahwa subjek yang sama yang menunjukkan penurunan frekuensi
flicker-fusion yang ditandai juga menunjukkan kelelahan subyektif yang cukup besar.
• Terlepas dari ini dan pengamatan serupa lainnya, kita masih bisa mengatakan tidak ada
aplikasi umum tentang hubungan antara frekuensi flicker-fusion dan perasaan kelelahan
subyektif, karena korelasi individu yang dicatat di sini belum dikonfirmasi oleh eksperimen
lain.
• Namun demikian, percobaan ini secara kolektif telah mendorong sebagian besar penulis
untuk menginterpretasikan penurunan frekuensi flicker-fusion sebagai tanda kelelahan.
◍ Dalam beberapa tahun terakhir frekuensi flicker-fusion subyektif kurang digunakan dalam
studi kelelahan.
◍ Alasan utama untuk ini mungkin beberapa hasil yang kontroversial, ketidakmungkinan
mendapatkan ukuran quantitative kelelahan dan korelasi langka dengan gejala kelelahan
lainnya.
◍ Tes psikomotor mengukur fungsi yang melibatkan persepsi, interpretasi, dan reaksi
motorik.
◍ Berikut ini adalah tes yang sering digunakan: tes waktu reaksi sederhana dan selektif
yang melibatkan kotak sentuh atau tusukan dalam tes grid tes keterampilan mengemudi
dalam kondisi simulasi; mengetik tes tachistoskopi untuk mengukur kinerja yang
melibatkan persepsi.
◍ Dalam tes seperti ini, juga diasumsikan bahwa penurunan kinerja dapat dianggap sebagai
tanda kelelahan.
◍ Namun, karena kemampuan untuk melakukan tes psikomotorik tergantung pada faktor-
faktor lain seperti, misalnya, motivasi, kadang-kadang diragukan apakah keadaan
kelelahan umum benar-benar penyebab utama penurunan kinerja.
◍ Kerugian lebih lanjut dari tes psikomotorik muncul dari segi yang seringkali tes itu
sendiri membuat tuntutan berat pada subjek, sehingga meningkatkan tingkat
kegembiraan.
◍ Mengingat apa yang telah kami katakan sebelumnya, ada kemungkinan bahwa tes
tersebut akan menyebabkan beberapa jenis aktivitas otak, yang setidaknya setidaknya
untuk sementara menutupi kemungkinan tanda-tanda kelelahan.
◍ Performa tes mental sering melibatkan: masalah perhitungan tes konsentrasi (mis. Uji
cross-out), tes estimasi (mis. Estimasi interval waktu), tes memori.
◍ Pemesanan yang sama harus dilakukan seperti untuk tes psikomotorik: tes itu sendiri
dapat menggairahkan minat orang yang sedang diperiksa dan membatalkan tanda-tanda
kelelahan.
◍ Faktor-faktor lain yang mengganggu adalah efek pelatihan dan
pengalaman, dan, jika tes itu berlarut-larut, kelelahan disebabkan oleh tes
itu sendiri. dalam kondisi industri, lalu lintas dan di sekolah-sekolah.

◍ Pengaturan dan hampir tidak ada yang dapat disimpulkan dari hubungan
antara stres dan kelelahan. akan diberikan herc; untuk lebih jelasnya,
pembaca disebut Kelelahan telah diselidiki dalam banyak studi lapangan
yang dilakukan karena aturan yang penting terbatas pada masalah
tertentu pada suatu aplikasi tertentu atau akan mengarah pada
generalisasi tentang Namun demikian, beberapa indikasi tentang
beberapa literatur bidang studi dari studi lapangan hubungan antara stres
dan kelelahan.
◍ Namun demikian, beberapa indikasi tentang beberapa kepada akan
diberikan disini; untuk lebih jelasnya pembaca disebut literatur. Untuk
waktu yang lama kelelahan adalah masalah di antara operator telepon,
dan telah menjadi subyek studi oleh Grandjean (1959, 1971) dan
Grandjean et al (1966, 1970) yang juga melakukan penyelidikan pada
karyawan layanan pos dan kereta api dan udara. pengontrol lalu lintas.

◍ Suatu kepentingan khusus melekat pada studi kelelahan dalam lalu lintas
karena masuk akal untuk menganggap bahwa kelelahan adalah faktor
kontribusi penting dalam kesalahan dan kecelakaan.
◍ Pada awal 1936, Ryan dan Warner menyimpulkan dari sebuah studi ekstensif pada
pengemudi truk bahwa mengemudi dalam waktu lama menyebabkan berkurangnya
kemampuan untuk membedakan antara kesan sensorik tertentu dan hilangnya
efisiensi dalam beberapa fungsi motor. Beberapa penulis telah menunjukkan dengan
jelas bahwa sekitar 4 jam berkendara terus-menerus sudah cukup untuk menurunkan
tingkat kewaspadaan dan dengan demikian meningkatkan risiko kecelakaan.
Sebagian besar studi dilakukan hingga pertengahan 1970-an tentang kelelahan dalam
lalu lintas jalan telah dijelaskan secara rinci oleh Lecret (1976).

◍ Investigasi antara pengemudi bus dan pengontrol lalu lintas udara menunjukkan
kesamaan yang menarik. Kedua pekerjaan menyerukan berkelanjutan kewaspadaan;
dalam kedua kasus, tanda-tanda pertama penurunan efisiensi muncul setelah sekitar 4
jam dan ini menjadi sangat ditandai setelah 7 atau 8 jam. Penurunan kewaspadaan ini
adalah gejala dari kondisi kelelahan, yang menunjukkan dirinya pada kedua
kelompok sebagai: penurunan kelelahan subjektif dalam penurunan frekuensi flicker-
fusion dalam penurunan efisiensi psikomotor dalam presisi mengemudi, detak
jantung yang tidak teratur, penurunan detak jantung yang tidak teratur, kenaikan
detak jantung pada gelombang alfa di EEG.

◍ Sulit untuk menyangkal asumsi yang jelas bahwa semua gejala ini adalah ekspresi
dari penurunan tingkat aktivasi (gairah) sistem saraf pusat. Satu kesimpulan akhir
tidak bisa dihindari. Tugas yang menuntut kewaspadaan berkelanjutan harus
direncanakan dengan masa kerja dan masa istirahat sehingga risiko kecelakaan tidak
meningkat melalui kelelahan operator. Pekerjaan penelitian rinci di atas
menunjukkan bahwa kondisi ini sering tidak terpenuhi saat ini. Ringkasan Ada
berbagai jenis kelelahan 'mulai dari otot tertentu hingga fenomena umum. Berjam-
jam kerja berat dan juga kerja malam adalah penyebab kelelahan yang terkenal.
THANK
YOU

30
ERGONOMI :
JAM KERJA & KEBIASAAN
MAKAN
Waktu kerja harian dan
mingguan
WAKTU KERJA HARIAN
Banyak penelitian telah hasil survei Inggris kuno Sebaliknya, membuat hari
menunjukkan bahwa (vernon, 1921), hasil ini kerja lebih lama dapat
perubahan panjang hari mengkonfirmasi menyebabkan
kerja banyak menghasilkan pengalaman umum bahwa tempo pekerjaan melambat
output yang lebih tinggi atau memperpendek hari kerja dan output per jam turun.
lebih rendah. dapat hubungan
dalam edisi keempat buku ini, menghasilkan output per jam skematis antara pekerjaan
grandjean (1988) melaporkan yang lebih tinggi; pekerjaan sehari dan total output hari
bahwa di selesai telah dibuat
pabrik ditemukan bahwa lebih cepat, dengan istirahat sketsa oleh Lehmann (1962).
memperpendek jam kerja dari sukarela yang lebih sedikit Dalam banyak kasus
8 ¾ menjadi 8 berhenti. pekerjaan fisik
jam meningkatkan output perubahan dalam ritme kerja sedang atau lebih berat,
antara 3 dan 10 persen, ini biasanya terjadi dalam bahkan telah ditemukan
dengan pekerjaan beberapa bahwa peningkatan
manual yang dominan hari, meskipun kadang- jam harian di atas 10
menunjukkan peningkatan kadang mungkin beberapa menghasilkan penurunan total
lebih besar daripada bulan sebelum output karena
mesin operasi. efeknya terlihat. perlambatan pekerjaan yang
dilakukan per jam.
Efek pada tingkat penyakit TINJAUAN
Banyak pengamatan telah memberik HISTORIS WAKTU
an bukti bahwa lembur yang
berlebihan tidak hanya mengurangi KERJA MINGGUAN
output per jam tetapi juga
disertai dengan peningkatan Waktu kerja karyawan 'barat' biasanya disepakati
karakteristik absen karena sakit dan dalam jumlah jam
kecelakaan. Waktu kerja, katakanlah per minggu. Di Swiss, tindakan pabrik federal
pertama diterima dalam
8 jam per hari, yang membuat plebisit pada tahun 1877 dan ditetapkan 65 jam
operator cukup lelah tetapi tidak per minggu (11 jam
serius, tidak dapat ditingkatkan setiap hari kerja dan 10 jam pada hari Sabtu).
Amandemen pada
menjadi 9 jam atau lebih tanpa efek tahun 1914 memperpendek ini menjadi 48 jam
negatif. seminggu.
EMPAT HARI SEMINGGU telah dibahas
LIMA HARI SEMINGGU umum di
dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar
600 perusahaan Amerika, dan baru-baru
mana-mana dengan 40 jam
ini beberapa perusahaan Jerman dan
seminggu. Biasanya pabrik-pabrik
Perancis, dikatakan memiliki pengalaman
menemukan bahwa pergantian
yang menguntungkan (Maric, 1977).
dari minggu enam menjadi lima
hari menyebabkan absensi yang Total waktu bekerja dalam empat hari
lebih sedikit. biasanya 40 jam atau kurang di Amerika
Serikat dan Eropa. Di Eropa khususnya
Pengalaman menunjukkan bahwa ada kecenderungan menuju empat hari
tenaga kerja pada umumnya, dan seminggu sekitar 30 jam yang sudah
terutama perempuan, lebih suka dipraktikkan di beberapa industri dan
lima hari seminggu, terutama kantor.
karena alasan sosial. Keuntungan yang dikemukakan adalah
tiga hari bebas di akhir pekan, lebih
Faktor-faktor sosial ini, sedikit lalu lintas ke dan dari tempat
dikombinasikan dengan kerja, dan kemungkinan meningkatkan
peningkatan kesempatan untuk pekerjaan dengan mengambil lebih
istirahat dan relaksasi, sebagian banyak pekerja yang sangat penting
besar untuk mengurangi selama kondisi pengangguran yang
ketidakhadiran. meluas.
Pengurangan dalam hari kerja mingguan menjadi empat
atau bahkan tiga hari, dalam banyak kasus, akan disertai
dengan peningkatan yang cukup besar dalam jam kerja
harian.
Beberapa ahli medis dan ergonomis menganggap shift kerja
yang terlalu lama itu mungkin merusak kesehatan. Kritik ini
tentu saja valid.
Harus memungkinkan seseorang untuk pulih dalam setiap
periode 24-jam, melelahkan diri sendiri selama empat hari
dan ingin pulih selama tiga hari istirahat berikutnya.
Shift kerja terus-menerus dari 9 atau 10 jam sering
menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan meningkatnya
ketidakhadiran karena sakit, kecuali hanya beberapa upaya
fisik yang diperlukan yang beragam dan menarik: shift
petugas pemadam kebakaran seringkali 12 jam, tetapi
sebagian besar waktu mereka siaga.
Dalam edisi 1988 buku ini, empat hari, 40 jam setiap
minggu ditolak dengan alasan medis dan fisiologis.
Hal ini masih berlaku tetapi pertimbangan teoretis
serta pengalaman yang dilaporkan saat itu (disusun
oleh Costs, 1996; Kogi, 1966; Kroemer, et, al., 1994,
1997) menunjukkan bahwa 'minggu kerja yang
dikompres' dapat cocok dan diterima, bahkan lebih
disukai oleh orang-orang dengan pekerjaan seperti
keperawatan, pekerjaan klerikal, operasi pasokan
atau proses pengawasan atau otomatis.
Flexible working hours

Jam kerja ini ditandai dengan waktu kerja yang


tetap dengan adanya blok atau waktu inti.
Lamanya kerja sangat fleksibel tergantung dari
individu.
Semua karyawan harus hadir sesuai waktu
yang sudah ditentukan baik itu perhari,
perminggu, atau bahkan perbulan. Tetapi
tidak semua jenis pekerjaan dapat
menggunakan sistem flexible working hours
ini, seperti seorang resepsionis, operator,
polisi, atau pengatur lalu lintas.
Biological Importance

Setiap fungsi tubuh manusia memiliki


keseimbangan ritme antara bekerja dan
beristirahat.
Istirahat sangat diperlukan sebagai persyaratan
fisiologis agar tubuh tetap dapat bekerja secara
efektif dan efisien.
Istirahat tidak hanya dibutuhkan untuk
pekerjaan yang melibatkan fisik, tetapi juga
pekerjaan yang melibatkan otak atau pikiran.
4 jenis istirahat

SPONTANEOUS DISGUISED PAUSES AS PART PAUSES


PAUSES PAUSES OF THE NATURE PRESCRIBED BY
OF THE WORK MANAGEMENT
Istirahat yang
Istirahat yang dilakuakan
dilakukan atas Istirahat yang Istirahat yang
pekerja dengan dilakukan karena
inisiatif pekerja, menyelingi sudah diatur
biasanya terjadi adanya waktu waktunya. Misal
aktivitas kerja untuk menunggu.
pada pekerjaan dengan ketika istirahat
yang berat. Misal, menunggu makan siang atau
aktivitas lain mesin
diluar coffee break.
menyelesaikan
pekerjaannya. suatu pekerjaan/
menunggu pembeli
datang.
Interrelationship between pauses
Setiap jenis istirahat tersebut saling
berhubungan
Rest pauses in heavy work
Istirahat dalam pekerjaan berat
terutama pekerjaan yang
Rest pauses and output membutuhkan waktu delapan jam
Istirahat yang terorganisisr terbukti perhari sangatlah dibutuhkan.
dapat meningkatkan keefektifan Apabila dalam bekerja tidak ada
kerja. Kelelahan biasanya terjadi di waktu istirahat, hal tsb akan
akhir waktu kerja, oleh karena itu menyebabkan overstressed,
istirahat sangat diperlukan untuk terutama pada pekerja dgn usia
mengurangi resiko pekerjaan. yang sudah lebih tua.

Rest pauses in moderately heavy work


Semua pekerjaan dalam bidang manufaktur, perakitan, atau industry,
atau bahkan dalam kantor, waktu istirahat yang direkomendasikan
adalah 15 menit pada pagi hari dan 15 menit pada sore hari. Hal itu
bertujuan untuk mencegah kelelahan, sebagai penyegaran, dan
memberikan waktu untuk melakukan kontak sosial dengan pekerja
lain.
MASALAH WAKTU TERKAIT PEKERJAAN
Pekerjaan yang terkait waktu, jeda 3-5 menit TIME SCHEDULE UNTUK PEKERJAAN
setiap jam mengurangi kelelahan dan KOMPUTER
meningkatkan konsentrasi
Karena pekerjaannya sangat berulang dan
cepat, biasanya diberikan banyak jeda atau
DALAM PELATIHAN memperpendek waktu kerja.
Istirahat penting dilakukan untuk mencegah
kelelahan dan membuat peserta lebih
NUTRISI DI TEMPAT KERJA
memahami proses pelatihan
Manusia membutuhkan makanan sebagai
energi, material pelindung sebagai ‘pelumas’,
dan cairan untuk tujuan pendinginan.
KEBUTUHAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA
perempuan: kebutuhan energi 8400-12500 kJ
per hari
Pekerja berat: 12 500-17 000 Kj
(mengabaikan beberapa yang pekerjaannya
sangat parah membutuhkan 17.000-21.000 U KEBUTUHAN PEKERJA MANUAL
per hari).
Mereka membutuhkan makanan yang kaya energi,
tetapi tidak besar, dan cenderung memilih makanan
KEBUTUHAN PEKERJA YANG MENETAP yang mengandung protein dan lemak.
Pekerja menetap akan disarankan untuk
mengurangi kaya energi dan sangat halus PENTINGNYA PROTEIN DAN LEMAK
Supaya tidak kelebihan berat badan
Protein hewani : pembentukan tubuh dan
kekuatan otot
Lemak : bahan yang paling kaya energi
• Istirahat tengah hari 45-60 menit biasanya cukup untuk
relaksasi, asalkan ada juga istirahat jeda 10-15 menit, baik di
pagi dan sore hari, untuk relaksasi dan makan camilan

• Camilan kecil setiap 2 jam menjaga gula darah dan efisiensi


pada tingkat yang lebih tinggi sepanjang hari kerja

• Efek camilan pada gigi adalah kekhawatiran dengan kesehatan


gigi karena hubungan antara asupan gula harian dan kejadian
karies gigi

• Dari sudut pandang gigi, berikut ini adalah item yang


direkomendasikan untuk camilan antara waktu makan: apel,
kacang-kacangan, buah segar, air atau susu skim, roti dan
mentega, keju, yoghurt, sosis dan daging.
• Seseorang tidak hanya membutuhkan makanan, untuk
menyediakan energi, tetapi juga air, untuk menjaga
keseimbangan air yang benar.

• Kebutuhan rata-rata adalah sekitar 35 g air untuk setiap


kilogram berat badan per 24 jam (2-2,5 liter / hari) tetapi
umumnya sekitar 0,5-1 liter, naik menjadi 2 liter dan lebih pada
hari musim panas. Jumlah air yang kita minum diatur oleh
perasaan haus, yang pada gilirannya tergantung terutama pada
konsentrasi garam dalam darah.

• Dalam minggu kerja dibagi menjadi 8-jam Ada banyak


pekerjaan yang harus lebih pendek dari 8 jam Tergantung pada
kondisi aktual, mengatur jam kerja dan istirahat yang tepat, dan
pasokan makanan dan minuman yang baik
MAKANAN KANDUNGAN ENERGI (kj)
1 cangkir air 0
1 cangkir sup 40-60
1 cangkir teh dg 2 sdm gula 150
1 cangkir kopi dg susu dan 155
2 sdm gula
1 cangkir jus apel 270
1 cangkir susu/yoghourt 275
1 cangkir ovaltine dlm susu 540
Roti (50 g) 500
Roti dengan buah 1000
Roti dengan keju 1250
Roti dan sosis 1250
Kopi, teh dan minuman ringan dengan kafein
adalah minuman yang sangat populer sebagai
makanan ringan karena mereka memiliki efek
stimulasi langsung, meskipun ini sedikit dan
tidak bertahan lama. Jika seorang pekerja
merasa perlu untuk stimulan yang sering
seperti ini, asalkan mereka tidak berlebihan
Kerja Malam dan Kerja Shift
Waktu tidur pagi dan malam

Manusia normal  ergotropic


phase dan trophotropic phase

Pekerja malam  not in a good


mood

Menghadapi masalah dalam


jadwal perencaanaan pekerjaan
pada tiap shift  mengurangi
bahaya, tetap sehat, punya
kehidupan sosial
Kerja
• Panjang dan kualitas tidur siang hari → 6 jam
Malam • Tidur siang hari tercermin dalam EEG

dan • Kapasitas untuk bekerja di malam hari → organ


tubuh manusia berorientasi pada kinerja pada siang hari
dan siap untuk istirahat di malam hari.
Kerja Shift
• Produktivitas dan frekuensi kecelakaan → asumsi
bahwa kerja malam akan kondusif tidak hanya untuk
menurunkan output tetapi juga untuk kecelakaan yang
lebih sering.
• Pembalikan ritme sirkadian → dipengaruhi oleh
berbagai penanda waktu
Kerja Malam dan Kesehatan
Tingkat Penyakit
Penyakit pencernaan dan
gangguan saraf yang jauh lebih
signifikan → Survei Evensen
Penyebab
Siklus ‘kerja’ yang diberlakukan
menantang siklus ‘terang-gelap’
Pilihan Positif Pekerja Malam alami dan siklus ‘kontak sosial’

Gejala
Kelelahan kronis dengan gejala
Penyakit akibat Pekerja di kalangan
yang terkait  kebiasaan makan
Malam
tidak sehat
• Gangguan makan
• Gangguan Tidur
• Masalah Pencernaan Kerentanan Individu
- Kesehatan yang buruk
- Cepat atau lambat
meninggalkan pekerjaan
Survei menunjukkan bahwa pekerja shift
dalam kelompok umur diatas 40 tahun
jelas lebih rentan tidur dan mengeluh sakit.
Hermae (1996) merekomendasikan :
• Pengaturan waktu kerja harus
mempertimbangkan preferensi pribadi
pekerja yang lebih tua
• Banyak pekerja yang lebih tua lebih suka
mulai bekerja daripada pekerja shift yang
lebih muda dan tidak menyukai shift
malam
• Kerja malam yang berkelanjutan harus
bersifat sukarela
EFEK USIA • Pemeriksaan kesehatan secara teratur
harus dilakukan setelah usia 40 tahun
Resiko spesifik untuk wanita
Costa (1996) menyatakan bahwa shift kerja,
terutama kerja malam hari mungkin
memiliki efek buruk pada kesehatan wanita.
Terkait fungsi tubuh hormonal periodik dan
untuk kegiatan domestik tambahan terutama
bagi mereka yang memiliki anak.
Aspek sosial dari kerja shift
Kesejahteraan sosial berkaitan erat dengan
kesehatan fisik, gangguan terhadap
kehidupan keluarga, gannguan dengan
kontak sosial di antara teman – teman,
keluhan terhadap waktu yang lebih sedikit.
TIGA SHIFT KERJA
Shift Pagi Hari
Dari 8-16 jam sesuai dengan irama tubuh
01 yang teratur siang/malam dan pengaturan
gaya hidup.

Shift Malam
02 Biasanya dari 16-24 jam, sangat buruk
untuk kehidupan sosial.

Shift Malam buruk dari semua sudut

03 Kehidupan keluarga sering terbatas


pada makan malam bersama dan
semua kehidupan sosial harus
disesuaikan dengan jam kerja yang
diikuti
CIRCARDIAN RHYTHM
EFEK  Aturan :
FUNGSI TUBUH MANUSIA  siklus 24
0301 a.jam  diurnal / circardian rhythm  time
saat siang hari adalah waktunya organ dan
keepers

fungsi tubuh beraksi.


Circardian bodily funtions

02 b.Suhu
saattubuh,
malamdetakhari adalah
jantung, waktu dimana
tekanan
darah, volum respirasi, produksi
adrenalin,Circadian
seluruh eksresi padabodily
17 keto-steroid,
functions ditekan
kemampuan mental, frekuensi kedipan
mata, pelepasan hormone ke dalam
atau
alirandipendam danmelantonin.
darah, produksi yang dilakukan adalah
memulihkan dan mengganti energi tubuh.
Tidur Normal Kualitas Tidur
6-8 jam sehari untuk tidur Terbaik  tahap tidur lelap
Fungsi : kesehatan, (deep sleep)  melewati 3
kesejahteraan, efisiensi tahap terdahulu

Tidur pada pekerja malam


Terganggu  suara dari
lingkungan, kegelisahan
tertentu  tidur tidak
menyegarkan
Rotasi Shift
Mott (1965) dan kromer
(1964) melihat
keuntungan sosial
tertentu dalam
pengaturan ini tetapi
dalam jangka
panjang kerja malam
yang berkelanjutan
tidak dapat diterima,
baik alasan sosial
atau medis
Kriteria
Dalam merancang perputaran shift ada dua macam
Shift Kerja yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Kekurangan istirahat atau tidur hendaknya ditekan


sekecil mungkin sehingga dapat meminimumkan
kelelahan.

2. Sediakan waktu sebanyak mungkin untuk kehidupan


keluarga dan kehidupan sosial.
Kriteria Perencanaan pertama shift untuk memenuhi persyaratan ini,
yaitu memiliki shift malam tunggal, terisolasi, masing-masing

Shift Kerja segera diikuti dengan istirahat penuh 24 jam. (Dapat dilihat pada
gambar 16.5).

Dari sini kita bisa melihat bahwa selama periode empat


minggu hanya ada satu minggu yang shift malamnya selama tiga
kali berturut-turut, yaitu di minggu ke empat. Untuk semua shift
malam yang lain tersebar secara terpisah yang masing-masing
diikuti dengan hari libur. Fitur ini sangat bagus dalam distribusi
perencanaan bebas shift, sepanjang tahun yang termasuk kedalam
13 akhir pekan lengkap, termasuk hari sabtu sampai senin.
Gambar 16.5 (atas) contoh perpindahan shift dimana shift malam tersebar luas. (bawah) ringka
san bebas shift (periode istirahat) sepanjang tahun.
Perencanaan kedua, yang banyak digunakan di negara Inggris. Sistem
Kriteria kerja shift rotasi yang umum digunakan adalah sistem 2 – 2 – 2 yang disebut
dengan sistem metropolitan rota, dan sistem 2 – 2 – 3 yang disebut

Shift Kerja dengan continental rota. Kedua sistem ini termasuk sistem kerja shift rotasi cepat
atau pendek. Hal ini dapat dilihat pada gambar 16.6 dan 16.7.

Dapat dilihat bahwa dalam satu sistem hari libur mengikuti setelah kerja
dua malam dan sistem lainnya mengikuti setelah pekerjaan selama tiga malam. Pada
sistem 2 – 2 – 2, hari libur Sabtu dan Minggu akan terjadi sekali dalam delapan
minggu. Sedangkan pada sistem 2 – 2 – 3, hari libur Sabtu dan Minggu akan terjadi
setiap empat minggu. Oleh karena itu, para pekerja umumnya lebih menyukai
sistem 2 – 2 – 3, karena lebih menguntungkan. Hal ini karena adanya libur di akhir
pekan terjadi setiap empat minggu.

Rotasi jangka cepat pendek ini membuat lebih sulit karena mereka
kadang menghendaki produksi di akhir pekan.
Gambar 16.6 sistem shift 2-2-2 (metropolitan rota)
Jika kerja shift malam tidak dapat dihindari maka rekomendasi
berikut harus dapat dipertimbangkan, yaitu :

1. Pekerja shift malam tidak boleh terlibat bila mereka berusia di bawah
25 tahun atau lebih dari 50 tahun

2. Pekerja tidak boleh bekerja pada pekerjaan malam jika mereka


memiliki kecenderungan penyakit perut dan usus, secara emosional
tidak stabil, rentan terhadap gejala psikosomatik atau kurang tidur.

3. Sistem tiga shift biasa, yang berubah pada 6-14-22 jam, akan lebih baik
diubah menjadi 7-15-23 jam atau 8-16-24 jam.

4. Rotasi jangka pendek lebih baik daripada yang jangka panjang.

5. Pekerjaan malam terus menerus tanpa rotasi harus dihindari.


6. Sebuah rotasi shift yang baik adalah meratanya pekerjaan untuk satu
malam di tempat atau yang lainnya antara lain dengan rotasi 2-2-2 atau
2-2-3.

7. Apakah satu, dua atau tiga malam bekerja berturut-turut, mereka harus
segera diikuti setidaknya istirahat 24 jam.

8. Rotasi ke depan atau menyambung lebih disukai.

9. Setiap rencana shift harus mencakup beberapa akhir pekan dengan


setidaknya selama dua hari istirahat berturut-turut.

10. Setiap shift harus mencakup satu lagi istirahat yang panjang yaitu
untuk makan, untuk memastikan terpenuhinya makanan serta nutrisi
yang cukup.
Kesimpulan

Secara singkat, tubuh dan pikiran manusia dimaksudkan


untuk tidur di malam hari dan aktif di siang hari. Beberapa
pekerja dapat beradaptasi untuk bekerja terus menerus sepanjang
malam tetapi sebenarnya berada dalam gangguan kesehatan yang
sangat menonjol. Jika bekerja terus menerus atau rotasi (berputar)
selama jam malam harus dilakukan, maka cara-cara tertentu
untuk membuat rejimen kerja semacam itu dapat ditoleransi dan
harus diikuti.
Thank you
Any questions?
ERGONOMI
:SISTEM MANUSIA
MESIN
Closed Loop System
Suatu 'sistem mesin manusia' menyatakan bahwa
manusia dan mesin memiliki hubungan timbal balik satu
sama lain di mana manusia memegang posisi kunci karena
keputusan ada padanya.
Berdasarkan kekuatan interpretasinya, dan mengingat
pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, manusia
membuat keputusan.
Langkah selanjutnya adalah mengomunikasikan
keputusan ini ke mesin dengan menggunakan kontrol, yang
pengaturannya dapat ditampilkan oleh instrumen.
Mesin kemudian melakukan proses produksi seperti
yang diprogram

2
Roles of machine and human
'Titik-titik interchange' (disebut antarmuka)
informasi dan energi dari manusia ke mesin
dan dari mesin ke manusia sangat penting bagi
insinyur faktor manusia. Ada dua antarmuka
yang sangat menarik.
1. Layar menampilkan 'umpan balik kepada
manusia tentang status mesin atau perilaku
seluruh sistem.
2. Kontrol yang digunakan input masukan oleh
operator untuk memengaruhi sistem

3
Membaca nilai-nilai
⊷ Jika itu hanya tentang membaca nilai yang tepat
dari jumlah tertentu, the digital counter adalah
yang terbaik karena itu adalah yang tercepat dan
paling akurat untuk mencatat amplitude atau arah
perubahan, petunjuk yang bergerak pada skala
tetap memberikan informasi itu paling mudah.
Skala yang bergerak dengan tanda indicator dapat
juga digunakan untuk tujuan ini. Jika proses
mencangkup rentang skala yang luas, maka
instrument skal bergerak akan berfungsi lebih
baik.

4
Memperbaiki skala
⊷ Disaat digital display adalah yang terbaik untuk
memeriksa nilai yang stabil, biasanya memperbaiki
skala dengan mengganti pointer adalah cara yang
paling terbaik daripada mengaturnya.
Membaca kesalahan
⊷ Pada tahun sesudah perang dunia ke dua barulah
menyadari betapa pentingnya tata letak
instrument pada pesawat terbang dan kendaraan
transportasi.

5
Membaca kesalahan
⊷ Pada tahun sesudah perang dunia ke dua barulah
menyadari betapa pentingnya tata letak
instrument pada pesawat terbang dan kendaraan
transportasi.
Altimeters
⊷ Sebuah contoh instruktif yang membutuhkan
untuk instrument suara adalah desain dari
altimeters. Yang tidak mengakibatkan kecelakaan
pesawat terbang. Alimeter tradisional memiliki tiga
point (tangan) yang pertama membaca ratusan
kaki, yang kedua untuk ribuan da dan yang ketiga
untuk puluhan ribu. Membaca kesalahan bisa
diperbaiki dengan mendisain altimeter yang
6 berbeda.
Memasangkan display dengan
informasi requirmen
⊷ Sangat penting bahwa instrument
hanya memberikan informasi pada
operator. Terkadang operator tidak
membutuhkan pembacaan yang
tepat tapi membutuhkan jarak seperti
kerendahan untuk menyelamatkan
keterbatasan atau dingin, panas dan
terlalu panas.

7
Memasangkan display dengan
informasi requirmen
⊷ Gradituasi skala
⊷ Walaupun lebih penting dari ukuran adalah skala dari
gradituasi. Pencahayaan dan kontras tidak selalu ideal dan
beberapa faktor lain juga mempengaruhi pada tempat kerja.
Kita menyarankan gradituasi yang besar seperti; jika
pemandangan yang terbaik berjarak jauh dalam mm maka
dimensi minimum gradituasi harus :
⊷ Tinggi dari gradituasi terbesar : a/90
⊷ Tinggi dari gradituasi tengah : a/125
⊷ Tinggi dari gradituasi terkecil : a/200
⊷ Ketebalan dari gradituasi : a/5000
⊷ Jarak antara dua gradituasi kecil :a/600
⊷ Jarak antara dua gradituasi besar :a/50
8

9
Rekomendasi
untuk desain
scale
graduation
⊷ Dari diskusi di atas, ditambah satu atau dua pertimbangan nyata lainnya, desain
ergonomis skala kelulusan dapat diringkas sebagai berikut:
⊷ Ketinggian, ketebalan, dan jarak scale graduation harus cukup sehingga dapat dibaca
dengan tingkat kesalahan minimum, bahkan jika kondisi pencahayaan tidak ideal
⊷ Informasi yang disajikan harus sesuai dengan yang diinginkan: pembagian skala tidak
boleh lebih kecil dari akurasi yang diperlukan; Informasi kualitatif harus sederhana dan
tidak salah
⊷ Scale graduation harus memberikan informasi yang mudah diinterpretasikan dan
dimanfaatkan. Sangat sulit untuk melipatgandakan pembacaan instrumen dengan
beberapa faktor dan jika ini tidak dapat dihindari, maka faktor tersebut harus
sesederhana mungkin, katakanlah x10 atau x100
⊷ Subdivisi harus 1/2 atau 1/5: yang lainnya sulit dibaca
⊷ Angka harus terbatas pada scale graduation besar
⊷ Ujung pointer tidak boleh mengaburkan angka atau kelulusan dan jika mungkin tidak
boleh lebih luas dari garis skala. Cara terbaik adalah jika ujung pointer sedekat mungkin
dengan skala, tanpa benar-benar menyentuhnya
⊷ Pointer harus sedekat mungkin dalam bidang yang sama dengan skala yang
diturunkan untuk menghindari kesalahan dan mata harus diposisikan sehingga garis
pandang berada pada sudut yang tepat untuk dial dan pointer.

11
Huruf dan angka
⊷ Huruf hitam pada latar belakang putih lebih
disukai pada prinsipnya karena karakter
putih cenderung kabur dan latar belakang
hitam dapat mengatur silau relatif terhadap
lingkungan yang lebih terang.

⊷ Di sisi lain, simbol putih tampak lebih baik


dalam pencahayaan yang buruk terutama
jika simbol dan pointer bercahaya.

12
Ukuran karakter
⊷ Ukuran huruf dan angka, ketebalan
garis dan jaraknya harus terkait
dengan jarak pandang antara mata
dan layar. Formula berikut ini dapat
digunakan:
Tinggi huruf atau angka dalam mm
=
jarak menonton dalam mm dibagi
dengan 200
13
Rekomendasi ketinggian tulisan

14
Kontrol
adekuat
Kontrol merupakan "umpan maju" kedua
"antarmuka" antara manusia dan mesin. kita dapat
membedakan diantara yang berikut ini :
1. Kontrol yang membutuhkan sedikit upaya
manual : tombol push, sakelar sakelar, tuas
tangan kecil, tombol putar dan bar. yang
semuanya dapat dengan mudah dioperasikan
dengan jari.
2. Kontrol yang membutuhkan upaya otot :
roda tangan, engkol, pengungkit berat dan
pedal ;yang melibatkan kelompok otot utama
lengan atau kaki.

16
Panduan Pengaturan
Kontrol
1. Kontrol harus memperhitungkan anatomi dan
fungsi tungkai. jari dan tangan harus
digunakan untuk gerakan cepat, tepat; lengan
dan kaki yang digunakan untuk operasi yang
membutuhkan kekuatan
2. Kontrol yang dioperasikan dengan tangan
harus mudah dijangkau dan digenggam,
antara siku dan tinggi bahu, dan berada dalam
tampilan penuh
3. Jarak antara kontrol harus memperhitungkan
anatomi manusia. dua kenop atau sakelar
yang dioperasikan oleh jari-jari tidak boleh
terpisah kurang dari 15 mm; kontrol yang
dioperasikan oleh seluruh tangan harus
17 terpisah 50 mm
Panduan Pengaturan
Kontrol (Lanj.)
1. Push botton, toggle switch, dan knop yang
berputar cocok untuk operasi yang
membutuhkan sedikit gerakan atau upaya
berotot, perjalanan kecil dan presisi tinggi, dan
untuk operasi berkelanjutan atau bertahap
(click-stops)
2. Pengungkit radius panjang, engkol, roda
tangan dan pedal cocok untuk operasi yang
membutuhkan upaya otot selama perjalanan
panjang dan relatif sedikit presisi.

18
coding

19
Identifikasi Menghindari
Kebingungan Kontrol
1. Pengaturan.
Misalnya, urutan operasi atau perbedaan antara gerakan vertikal dan
horisontal dapat digunakan, tetapi hanya sejumlah kecil kontrol yang dapat
diidentifikasi dengan cara ini.
2. Struktur dan bahan.
Gambar 9,8 menunjukkan kenop dari 11 yang berbeda bentuk yang
dikembangkan dari eksperimen awal oleh Jenkins (1947). Ini adalah bentuk
yang paling tidak sering bingung dengan operator mata tertutup. Selain
bentuk dan ukurannya, kenop dapat dibuat masih lebih khas oleh tekstur
permukaan mereka (halus, matang dan seterusnya). Karakteristik ini paling
membantu jika kontrol harus ditangani tak terlihat, baik dalam kegelapan
atau sementara perhatian diarahkan ke tempat lain.
3. Warna dan labelling.
Ini dapat berguna, tetapi hanya dalam cahaya yang baik dan di bawah
kontrol visual.

20
Jarak yang terpisah
(distance apart)
⊷ Jika kontrol harus dioperasikan secara bebas dan benar, tanpa secara tidak
sengaja memindahkan kontrol berdampingan, mereka harus memiliki jarak
minimal

21
Push Button / Tombol tekan
Push botton dioprasikan dengan cara
ditekan menggunakan tangan atau jari yang
memerlukan sedikit ruang dan terbuat dari
bahan material yang khas dan mempunyai
berbagai macam warna.
Besar area tombol untuk
mengoprasikannya haruslah cukup untuk jari
atau tangan untuk dapat memakainya dengan
mudah. Rekomendasi ukuran untuk tombol
tekan:
⊷ Diameternya sebesar 12-15 mm
⊷ Terdapat tombol darurat sebesar 30-40 mm
⊷ Resisten 2.5 N-5N
22
Toggle Switches / Saklar Toggle

Saklar sederhana dan mudah digunakan. Saklar ini


hanya menggunakan dua posisi yaitu “on” untuk
meyala atau menghidupkan, dan “off” untuk
mematikan. Karena ukuran toggle switches ini kecil
dan dapat digunakan pada perakitan alat teruama
tempat yang relatif kecil.
Tuas toggle dioprasikannya dengan cara menaikan
atau menurunkan tuasnya.
Tuas ini memiliki tiga posisi, paling tidak mempunyai
sisi kemiringan 40’ masing-masing posisi.
23
Hand Levers / Tuas tangan

Jika toggle itu lebih panjang dari 50 mm itu


disebut dengan hand levers dan kekuatan yang
dipakai lebih besar daripada toggle. Arah gerakan
yang dimiliki hand levers bisa naik-turun, atau
maju-mundur, tidak selalu ‘on’ dan ‘off’.

tuas tangan mungkin memiliki tombol yang


berbeda, sesuai dengan fungsinya:
pegangan jari, diameter 20 mm
pegangan untuk telapak tangan, diameter 30-40
24 mm
Rotating Knobs / Tombol pemutar
Rotating knobs memiliki banyak variasi bentuk
yaitu bulat, berbentuk panah, kombinasi tombol dan
gagang.
Persyaratan penting untuk semua jenis adalah
bahwa mereka harus pas di tangan dengan nyaman dan
memutar dengan mudah dan mereka harus dalam
pandangan penuh selama operasi

25
Rotating Knobs / Tombol pemutar
mereka harus memiliki resistensi yang agak lebih
tinggi daripada tombol untuk rotasi terus menerus.

Level resisten yang harus dimiliki adalh 0.15 Nm


adalah yang terbaik untuk direkomendasi,
selebihnya tidak lebih dari 15 derajat.

26
Kenop untuk penggunaan iklan langkah-demi-langkah (klik
berhenti) Margin monched membuatnya lebih mudah untuk
mengontrol Kos saat klik berhenti cocok untuk gulasi ulang yang
baik dan tepat dalam rentang yang luas. Busur 120 dapat diputar
tanpa menggeser pegangan dan di bawah kontrol yang tepat untuk
berbalik lebih jauh, cengkeraman haad dapat diubah tanpa
kesulitan. Kenop seperti itu dapat dinyalakan dengan jari atau
seluruh tangan, dan ini membantu permukaan kenop sedikit
berlekuk atau diperkeras.
Tombol-tombol untuk rotasi berkelanjutan : Pemberhentian klik
bebas cocok untuk perhitungan ulang yang baik dan tepat pada
rentang yang luas. Busur 120 dapat diputar tanpa menggeser
pegangan dan di bawah kontrol yang tepat; untuk berbalik lebih
jauh, cengkeraman haad dapat diubah tanpa kesulitan. Kenop
seperti itu dapat dinyalakan dengan jari atau seluruh tangan, dan ini
membantu permukaan kenop sedikit beralur atau kasar.

27
Tombol batang yang runcing : Tombol-tombol batang berbentuk
panah atau runcing memiliki keunggulan untuk menempatkan
pengaturan dengan cepat dan mudah, dan harus berukuran 25-30
mm, diukur di sepanjang bilah. Gambar 9.13 menunjukkan bilah
seperti itu untuk digunakan dengan pemberhentian klik Cantrols
yang mengandalkan kekuatan miuskular dan perjalanan panjang,
tetapi tingkat presisi yang lebih tinggi, dapat dioperasikan oleh
handwheel atau pedal engkol, cocok untuk pengaturan kontrol
atau memberikan penyesuaian terus menerus ketika berbagai
gerakan (perjalanan panjang) diperlukan. Gearing mungkin kasar
atau halus. sesuai dengan tingkat presisi yang dibutuhkan. Engkol
dapat dioperasikan lebih cepat jika pegangan dapat diputar dengan
sendiri.

28
⊷ Sumbu tetapi pegangan exed lebih presisi, Dimensi berikut
direkomendasikan Panjang lengan tuas untuk torsi rendah
hingga 200 rpm Panjang lengan rata-rata untuk torsi tinggi
hingga 160 rpm Panjang lengan tuas untuk pengaturan
cepat 120sss 60-120 mm. Menurut Van Cott dan Kinkade
(1972), kita dapat mengharapkan kecepatan putaran
penggulingan (rpm) sehubungan dengan radio engkol:
⊷ Mm Rpm
⊷ 20 270
⊷ 50 255
⊷ 120 185
⊷ 240 140

29
⊷ Karena itu, semakin lambat kecepatan rotasi engkol,
semakin lama seharusnya, dan sebaliknya. Rasio antara
panjang engkol dan ketahanan terhadap operasi harus:
⊷ Panjang engkol 120 mm, ketahanan 3-4Nm
⊷ Panjang engkol 240 mm, ketahanan 0,5-2,5 Nm
⊷ Kisaran ini, 120-240 mm, adalah panjang engkol terbaik
untuk kontrol yang halus dan presisi. Dimensi genggaman
tangan harus sebagai berikut: Panjang Diameter untuk
operasi satu tangan 80-120 mm Panjang untuk operasi dua
tangan 190-250 mm 25-30 mm

30
⊷ Handwheels: Handwheels direkomendasikan ketika gaya
besar harus diterapkan karena memungkinkan penggunaan
kedua tangan dan pengaruh yang relatif lama ketika
kecepatan belok rendah
⊷ Kontrol pedal tidak sering membutuhkan kekuatan kaki lebih
dari 100 N meskipun lebih banyak dapat muncul dalam
mesin yang digunakan dalam pertanian, pengangkutan
tanah, konstruksi bangunan dan kadang-kadang dalam
industri. Pedal rem dari kendaraan bermotor juga termasuk
dalam kategori ini, padahal power assist gagal. Pedal sangat
cocok untuk ini karena kaki manusia mampu tenaga yang
sangat tinggi, hingga 2000 N, dalam kondisi duduk yang
sesuai. Untuk meningkatkan kekuatan pedal yang kuat,
penting untuk memiliki yang berikut:
⊷ sandaran yang memberikan reaksi mendukung sudut pada
putaran antara 140 dan 160 sudut pada pergelangan kaki
antara 90 dan 100 pedal hampir setinggi buritan.

31
Kecepatan gerakan relatif
⊷ Jarak relatif dari tuas kontrol atau tombol dan penunjuk
instrumen sangat penting selama detik ini, tahap presisi.
Penyesuaian kasar lebih mudah ketika pointer bergerak lebih
cepat daripada kontrol, tetapi untuk cairan yang tepat kontrol
harus berjalan lebih cepat daripada pointer, Rasio terbaik
sangat bervariasi dalam situasi yang berbeda sehingga tidak
mungkin untuk merumuskan aturan kuantitatif yang akan
berlaku secara umum.
⊷ Shackel (1974) untuk penyesuaian yang tepat menggunakan
tombol putar dan pointer bergerak melalui skala. Satu putaran
knob yang lengkap harus membuat pointer bergerak melalui
50-100 mm, memungkinkan toleransi pembacaan 02-0,4 mm.
Untuk toleransi pembacaan yang lebih tinggi sebesar
0,42.5mm, gerakan penunjuk harus 100-150 mm per putaran
32
Perbedaan etnis
⊷ mengingatkan kita bahwa beberapa reaksi stereotip mungkin
dipengaruhi oleh tradisi budaya. beberapa pengaturan peralatan harus
disesuaikan dengan konvensi nasional termasuk reaksi stereotip. di
antara banyak contoh adalah saklar electrial, yang harus selalu 'aktif' di
arah yang sama tetapi ini naik di beberapa negara dan 'turun' di lain.
⊷ lebih jauh, tidak semua stereotip sama-sama mapan dan kadang-kadang
ada penyimpangan individu yang cukup besar. dengan demikian, tidak
semua tata letak yang dirancang untuk operasi tangan kanan sama-sama
cocok untuk orang kidal.
⊷ ada juga 'aturan' bahwa rotasi searah jarum jam berarti peningkatan apa
pun yang sedang dikontrol tetapi persediaan air dan gas seringkali
dikendalikan oleh penghenti yang mematikan searah jarum jam. ini
dapat menyebabkan masalah ketika seseorang harus mengendalikan air /
gas dan listrik pada saat yang bersamaan. dalam kasus seperti itu
beberapa solusi harus dicari yang melibatkan risiko kecelakaan paling
kecil dan beberapa tingkat kendali sadar
33
Kontrol dan tampilan yang sesuai
Di bawah ini kita akan membahas beberapa aturan yang berharga untuk peralatan industri di
seluruh dunia. Prinsip penting adalah bahwa kontrol dan instrumen yang terkait secara
fungsional harus membuat gerakan yang sesuai yang sesuai dengan stereotip kita sendiri.
Gambar 9.15 menunjukkan contoh koordinasi antara arah pergerakan kontrol dan instrumen
dengan laut vertikal atau horizontal. Beberapa aturan dapat diringkas sebagai berikut:
1. Ketika kontrol dipindahkan atau berbelok ke kanan, pointer juga harus bergerak tepat di
atas skala bulat atau horizontal; pada skala vertikal, penunjuk harus bergerak ke atas
2. Saat kontrol dipindahkan ke atas atau ke depan, penunjuk harus bergerak ke atas atau ke
kanan.
3. Rotasi tangan kanan atau searah jarum jam secara naluriah menunjukkan peningkatan,
sehingga tampilan iustrument juga harus mencatat peningkatan.
4. Hoyos (1974) merekomendasikan bahwa skala bergerak dengan indikator tetap harus
bergerak ke kanan ketika kontrol dipindahkan ke kanan tetapi nilai skala harus meningkat
dari kanan ke kiri, sehingga rotasi skala ke kanan memberikan peningkatan bacaan
5. Ketika tuas tangan digerakkan ke atas, atau ke depan, atau ke kanan. bacaan tampilan
harus meningkat atau peralatan harus dinyalakan 'on'. Untuk mengurangi pembacaan, atau
untuk mematikan, itu adalah naluriah untuk menarik tuas ke tubuh atau memindahkannya ke
34 kiri, atau ke bawah. Stereotip ini mempengaruhi tuas tangan diilustrasikan
Panel kendali
Masalah reaksi stereotip juga mungkin muncul ketika merancang panel kontrol besar. Tata
letak yang masuk akal dari kedua kontrol dan instrumen tampilan akan membuat
pengawasan lebih mudah dan mengurangi risiko pembacaan dan tindakan yang salah. Lima
prinsip harus dipertimbangkan ketika merancang panel kontrol:
⊷ Sejauh mungkin, instrumen tampilan harus diletakkan dekat dengan kontrol yang
memengaruhi mereka. Kontrol harus ditempatkan di bawah layar atau, jika perlu, di
sebelah kanannya.
⊷ Jika perlu, kontrol berada dalam satu panel! dan memajang instrumen di tempat
lain, maka kedua set harus diletakkan dalam urutan dan pengaturan yang sama.
⊷ Label identifikasi harus ditempatkan di atas kontrol dan label identik di atas
tampilan yang sesuai.
⊷ Jika beberapa kontrol biasanya dioperasikan secara berurutan, maka mereka dan
monitor yang sesuai harus diatur pada panel dalam urutan itu, dari kiri ke kanan.
⊷ Jika, di sisi lain, kontrol pada panel tertentu tidak dioperasikan dalam urutan
reguler, maka kedua tampilan yang sesuai harus diatur dalam kelompok

35
Ringkasan
Menampilkan dan kontrol sebagai antarmuka utama
antara manusia dan mesin telah menjadi subjek
penelitian 'klasik' di rekayasa manusia. Oleh karena
itu, rekomendasi ergonomi komprehensif untuk
desain dan penggunaannya sudah dekat.

36
Want big impact? Use big image.

37
IKLIM KERJA
ERGONOMI
 Istilah 'iklim' berlaku untuk kondisi fisik lingkungan tempat kita
hidup dan melakukan pekerjaan.Komponen utamanya adalah :

A Temperatur Udara

B Suhu permukaan di sekitarnya

C Kelembaban udara

D Pergerakan udara

E Kualitas udara
D
Thermoregulasi
Tubuh Manusia
D
SUHU TUBUH
Suhu manusia tidak seragam di seluruh tubuh.
Suhu konstan, yang sedikit berfluktuasi sekitar
37 celcius, dan suhu ini hanya ditemukan di
bagian dalam otak, jantung, dan organ perut

KULIT DALAM UDARA & SUHU DINGIN


Aturan dasarnya adalah bahwa energi selalu
mengalir dari yang lebih hangat ke yang lebih di
ngin. Ketika udara di sekitarnya dingin dan
jika tubuh ingin mencegah panas keluar,
sirkulasi darah ke kulit berkurang banyak,

D
membuat kulit terlihat pucat dan menurunkan su

D
hunya sehingga ada sedikit kehilangan panas.

KULIT DI UDARA PANAS


Di lingkungan yang hangat, tugas kulit adalah m
embuang panas, namun kulit akan tetap

THERMOREGULASI
panas, karena membawa darah panas melewati n
adi yang berada dibawah kulit, keringat
merupakan alat terpenting tubuh untuk
menghilangkan panas.
THERMOREGULASI
PROSES KONTROL KONVEKSI
Pusat kontrol panas terletak di Jika pertukaran panas dengan u
batang otak. Ini mengarahkan pengaturan te dara atau dengan air, disebut pr
rmal tubuh, sebanding dengan oses konveksi.
termostat ruangan.

KONDUKSI PANAS PENGUAPAN KERINGAT

Pertukaran panas dengan konduksi Kehilangan panas karena berkeringat


tergantung pada konduktivitas benda terjadi terus-menerus karena beberapa
dan bahan yang memiliki kontak keringat di kulit selalu menguap, dan
dengan kulit. Siapa pun yang menyentuh mengeluarkan panas. Penguapan ini
materi berbeda di ruangan yang sama sangat penting, dan jelas terasa di
dapat merasakan konduksi panas. lingkungan yang panas
THERMOREGULASI
RADIASI PANAS TRANSPORTASI PANAS
OLEH DARAH

Item terpenting dalam


Benda hangat memancarkan termoregulasi adalah fungsi t
gelombang elektromagnetik d ransportasi panas darah.
ari gelombang yang relatif pa Darah mengambil panas,
njang, yang diserap oleh terutama di kapiler, dari
benda lain dan diubah jaringan hangat dan
menjadi panas. menghilang ke jaringan
yang lebih dingin.
THERMOREGULASI

SEKRESI KERINGAT GEMETARAN


Mekanisme pengaturan kedua yang d Mekanisme pengaturan ketiga adalah
iarahkan oleh pusat kontrol untuk meningkatkan laju di mana panas d
panas adalah sekresi ihasilkan oleh tubuh, suatu proses yang di
keringat ke kulit lakukan setiap kali tubuh mengalami
pendinginan berlebihan.
4 PROSES PERGANTIAN PANAS
PERGANTIAN
PANAS Konduksi, Pertukaran panas dengan konduksi
tergantung pada konduktivitas benda dan
bahan kontak dengan kulit.

Konveksi, Jika pertukaran panas terjadi


dengan gas ataupun air maka ini disebut
dengan konveksi
Tubuh mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik dan panas. Evaporasi keringat, berkeringat terus menerus
Tubuh menggunakan panas ini untuk m terjadi karena beberapa keringat di kulit selalu
enyeimbangkan suhu inti yang menguap dan mengonsumsi panas. Hal ini biasa
terjadi di udara ataupun cuaca yang panas. Pada
konstan dan menghilangkan panas
kondisi normal tiap orang biasanya melakukan
berlebih disekitarnya. Dengan evaporasi sekitar seliter perhari.
demikian ada pertukaran panas yang ko
nstan antara tubuh dan lingkunganyang Radiasi, Benda hangat ataupun panas memancarkan
diatur oleh kontrol fisiologis gelombang elektromagnetik dengan gelombang
yang relative panjang, yang diserap oleh benda lain d
yang mengikuti hukum fisika biasa an diubah menjadi panas.
KESEIMBANGAN PANAS KESELURUHAN

Suhu udara untuk


pertukaran panas secara
konveksi
1 Suhu permukaan yang b
erdekatan
Gerakan udara untuk 3
konveksi Kelembapan relative udara
2 untuk hilanganya panas dengan
penguapan keringat
4
Sensasi dari ketidaknyaman dapat meningkat dari mulai gangguan
hingga rasa sakit
Menurut tingkat keseimbangan panas yang terganggu,
Ketidaknyamanan merupakan alat biologis praktis yang dimiliki
oleh semua makhluk berdarah panas, yang merangsang mereka
untuk mengambil langkah2 yang diperlukan untuk mengembalikan ke
seimbangan panas dengan benar.

KENYAMANAN Efek samping dari ketidaknyamanan mengenai perubahan fungsional m


ungkin berefek ke seluruh tubuh.
 Kepanasan akan membuat
 kelelahan dan kantuk
 mereduksi kemampuan fisik
 meningkatkan kemungkinan untuk melakukan error.
D
D

Pemeliharaan akan kenyamanan iklim kerja sangatlah penting bagi


kesejahteraan dan efisiensi maksimal performansi.
ZONA SUHU
D

SECARA PSIKOLOGIS
D
1
Zona regulasi vasomotor
(zone of vasomotor regulation)
zona nyaman adalah saat individu
ditempatkan dalam suatu ruang iklim dan
memiliki suhu yang berbeda, jangkauannya d
apat ditemukan saat pertukaran panas
tubuh individu berada dalam kondisi
seimbang.
Zona kontrol Zone of
evaporasi body cooling

(zone of evaporation control) Terjadi jika suhu di bawah


Jika sedikit peningkatan suhu zona regulasi vasomotor atau
panas diatas comfort level dibawah zona nyaman.
(zona nyaman), maka dapat Ditandai oleh keseimbangan
menghangatkan bagian- panas yang negatif bagi tubuh
bagian tubuh dan meningkatk karena lebih banyak
an pengeluaran keringat. kehilangan suhu panas yang
Tetapi jika kenaikan suhu daripada yang dihasilkan
melebihi batas dan terjadi secara internal oleh tubuh.
dalam waktu yang cepat Suhu dingin yang ekstrim
akan menyebabkan kematian. (hipotermia ekstrim) dapat
menyebabkan kematian
Jangkauan Suhu yang Nyaman
Biasanya orang-orang merasa nyaman
100
hanya ketika sistem regulasi vasomotor
90 tidak dalam kondisi stress berat, yakni
80
ketika sirkulsi darah ke kulit tidak lebih
dari fluktuasi normal.
70 Jangkauan suhu di mana seseorang merasa n
60 yaman sangat bervariasi. Hal utamanya
bergantung pada jumlah lapisan pakaian
50
yang dikenakan dan banyaknya aktivitas
40 fisik yang dilakukan.
Faktor lain seperti makanan, iklim, cuaca,
30
ukuran tubuh, usia, gender, dan
20 kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan juga be
10 rpengaruh.
4 FAKTOR IKLIM DAN KENYAMANAN

SUHU UDARA

SUHU PERMUKAAN YANG


BERDEKATAN

KELEMBABAN

PERPINDAHAN UDARA
SUHU
YANG
EFEKTIF
Houghten dan Yaglou (1923) yang pertama k
ali menginvestigasi kombinasi suhu dan
kelembapan pada udara akan menghasilkan s
uhu yang efektif.
Suhu yang efektif ini terjadi saat
kelembaban relatif kemudian dikurangi dan s
uhunya divariasikan sehingga subjek uji
merasakan sensasi hangat yang sama
seperti sebelumnya.
Penelitian fisiologis telah menunjukkan bahwa suhu efektif (yang di
rasakan) pada dasarnya adalah rata-rata antara udara dan permukaan
yang bersebelahan. Dinyatakan sebagai rumus:
D
𝑻𝑨 + 𝑻 𝑺
Suhu Efektif :
D

TA = suhu udara rata-rata dan


TS = permukaan yang berdekatan,
Kelembaban udara

Sebagian besar dinding atau Terdapat aturan praktis yang baik,


bahwa suhu rata-rata daerah yang
jendela dingin sangat tidak
berdekatan harus berbeda dari udara,
nyaman, bahkan jika suhu udara Yaitu lebih dari 2 atau 3 ° C, baik suhu
memadai. rata-rata naik atau turun.

Ambang batas di mana ruangan mulai terasa pengap t


Koch & Nevins (1966) telah erletak di antara pasangan nilai berikut:
menunjukkan bahwa setelah tinggal lama 80 persen RH dan 18 ° C , 60 persen RH dan 24 ° C
di ruangan yang sama, kesan suhu sedikit
Jika kelembaban relatif turun, 30 persen udara
dipengaruhi oleh kelembaban udara
menjadi kering
PERGERAKAN UDARA
Fanger (1972) telah menunjukkan bahwa perpindahan udara lebih dari 0,5 m/s
tidak menyenangkan, bahkan ketika udara hangat dan ketidaknyamanan
tergantung pada arah di mana udara mengalir dan pada bagian-bagian tubuh yang
terpapar

Arus udara dari Hawa dingin lebih


Leher dan kaki sangat
belakang lebih tidak tidak menyenangkan
sensitif terhadap angin
menyenangkan daripada daripada hawa hangat
arus udara yang langsung depan.
Simple Portfolio
Namun, dari pengalaman umum dapat dikatakan, apabila pekerja ya
Designed
ng duduk merasakan pergerakan udara lebih dari 0,2 m / s hal
tersebut membuat pekerja tidak nyaman. Kadang-kadang, ketika pe
kerjaan yang sangat tepatGetsedang dilakukan, yang membuat
a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
operator tidak bergerak untukEasy
designed. waktu yang
to change colors,lama, pergerakan
photos and Text. You can simply
impress your audience and add a
udara hanya 0,1 m/s dapat menjadi tidak nyaman juga.
unique zing and appeal to your
Presentations. Get a modern
Sebaliknya, pekerjaan berdiri, terutama jika itu melibatkan upaya
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. Easy to change
colors, photos and Text. You can
fisik yang berat, dapat dilakukan tanpa efek buruk dalam
simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
pergerakan udara hingga 0,5 m / s.
photos and Text.
KERINGNYA UDARA
D

DIMUSIM DINGIN
D
• Pada iklim sedang, masalah musim dingin biasanya adalah kekeringan ud
ara, kebanyakan orang akan memilih untuk menetap dirumah,
menghidupkan penghangat dan bekerja dirumah.

• Penghangat rumah yang selalu dinyalakan saat musim dingin


menyebabkan kelembaban relatif menjadi lebih rendah

• Tim peneliti Grandjean melakukan random test dibeberapa perusahaanpa


da musim dingin dan musim panas untuk mengukur kelembaban
udara. Banyak spesialis THT berpikir bahwa saat ini kecenderungan
terhadap udara yang sangat kering di ruangan berpemanas
menyebabkan peningkata insiden penyakit catarrhal dan iritasi kronis pad
a saluran hidung dan bronkial. Mereka sering mencatat
pengeringan selaput lendir saluran udara, yang mereka pikir
menghambat aliran lendir di saluran ciliary, yang mengakibatkan
berkurangnya resistensi terhadap infeksi.
Ada variasi yang cukup besar dalam
apa yang orang anggap sebagai suhu
yang nyaman dan studi lapangan
menekankan hal ini. Hasil dari
McConnell dan Spiegelman (1940)
yang merekam pandangan dari 745
pekerja kantor di New York pada
musim panas adalah 65% mengatakan
bahwa suhu 24ºC merupakan suhu
yang nyaman, sedangkan yang lain
mengatakan terlalu panas atau terlalu
dingin.
Sedangkan Grandjean (1973) melakukan
pengamatan studi pada saat musim dingin
tahun 1964/5. Ia melakukan pengukuran
di 168 kantor tanpa AC dan pada waktu
yang sama bertanya pada 410 karyawan
(140 laki-laki dan 270 perempuan)
mengenai suhu saat itu. Suhu udara cukup
tinggi, variasi antara 22ºC dan 24ºC pada
sebagian besar waktu. Jawaban 'nyaman'
menjadi lebih jarang daripada suhu naik,
sementara 'terlalu hangat'
menggantikannya. Namun ada banyak
Pada kantor tanpa AC, suhu rata-rata antara 20ºC balasan 'nyaman' ketika suhu hanya 21ºC.
dan 27ºC; sedangkan pada kantor ber-AC batas atas s
uhu biasanya 24ºC.
Rekomendasi untuk ruangan yang ny
aman
Pedoman berikut dapat diterapkan untuk pekerjaan menetap yang melibatkan sedikit atau
tidak ada upaya manual :

Suhu permukaan Konsep pada


Kelembaban relatif tingkat antara kepala dan
benda yang
berdekatan harus di dalam ruangan lutut
Suhu ruangan saat pada suhu yang kira2 tidak boleh <30% saat tidak boleh
musim dingin sama dengan udara, musim dingin, jika melebihi 0,2 m / s
sebaiknya antara tidak lebih dari 2ºC / tidak, akan ada (keceptan aliran udara)
20ºC dan 21ºC dan 3ºC bedanya. Tidak masalah pengeringan d
ada satu permukaan Arah aliran udara
saat musim panas a isaluran pernapasan.
pun yang dinginnya
ntara 20ºC dan
lebih dari 4ºC daripada
24ºC. di dalam ruangan.
01
Harus ditunjukkan bahwa suhu udara yang disukai
mungkin sedikit berbeda dari satu negara ke negara
lain, terutama karena perbedaan pakaian dan kebiasaan. S
ebagai contoh, diketahui bahwa di ruang musim
dingin suhu udara umumnya lebih tinggi di AS dan
sering lebih rendah di Inggris. Tentunya, kondisi di
daerah tropis akan sangat berbeda.

02
Dengan kegiatan fisik, suhu tubuh akan meningkat.
Semakin banyak orang aktif, semakin banyak
panas yang dihasilkan. Jika ingin tetap nyaman,
suhu udara di dalam ruangan harus diturunkan
sehingga lebih mudah untuk menyingkirkan
kelebihan panas.
Pada kelembaban relatif 50 persen berbagai j Recommended room
enis aktivitas memerlukan suhu ruangan temperatures for
yang tercantum dalam Tabel 20.2. various activities

Type of Work Temperatures ( Derajat Celcius )


Sedentary mental (Mental yang menetap). 21

Sedentary light manual (Manual ringan 19


menetap).
Standing light manual (Manual ringan 18
berdiri).
Standing heavy manual (Manual berat 17
berdiri)
Severe work (Kerja berat ). 15 - 16
Ketika suhu naik di atas tingkat kenyamanan,
timbul masalah, pertama bersifat subyektif dan
kemudian masalah fisik yang mengganggu
efisiensi pekerja. Kondisi yang sangat panas
dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang serius.

Ketika bekerja di suhu tinggi, sekresi dan


penguapan keringat sangat penting untuk menjaga k
eseimbangan panas fisiologis
Jika suhu sekitar naik, efek fisiologis berikut dapat dihasilkan:

Kelelahan meningkat,
disertai hilangnya Mengurangi aktivitas
efisiensi untuk tugas organ pencernaan
fisik dan mental.

Naik tekanan darah.


Sedikit peningkatan suhu
inti dan kenaikan tajam
pada suhu cangkang (suhu k
ulit dapat naik dari 32 ° C m
Detak jantung meningkat. enjadi 36-37 ° C).
Efek dari Overheating Demam dan olahraga
Survei klinis telah menunjukkan Suhu inti dapat naik sangat tinggi (41°C)
bahwa selama latihan militer, suhu selama demam, dan hingga 39,5°C
inti sekitar 39°C telah mengakibatkan dalam kegiatan olahraga yang berat,
stroke panas, diikuti oleh kematian,
meskipun Robinson dan Gerking
(1947) melaporkan bahwa dengan
1 2
tanpa memicu stroke panas. Dalam
kondisi ini pusat panas mampu
mengatasi kenaikan suhu inti, menjaga
suhu 39-40°C, tidak selalu berakibat fa fungsi vital selama demam dan
tal. mempertahankan kinerja tinggi selama

3 4
olahraga.

Stroke Panas Toleransi Panas


Saat panas tubuh naik, gejala-gejala pertama Dari sudut pandang psikologis bahwa suh
seperti kelesuan, kehilangan kinerja, kulit u tidak boleh melebihi dan batas
merah dan peningkatan detak jantung atas 38°C dan beberapa penulis telah men
dengan denyut nadi lemah dll. Tahap terakhir a yusun indeks faktor-faktor iklim
dalah ketidaksadaran, yang mungkin yang akan memastikan bahwa batas
berakhir dengan kematian dalam waktu pikologisnya tidak terlampaui.
24 jam, terlepas dari perhatian medis.
PRACTICAL
LIMIT

Bagan dibawah ini berlaku untuk pria muda yang tidak berpakaian formal dan secara fisik
berkemampuan tinggi dan terbiasa dengan panas, karena itu mereka tidak dapat diterapkan pada
kondisi lingkungan industri. Bagan tersebut harus dipindahkan setidaknya 5-10oC ke kiri untuk
membuatnya dapat diterapkan pada kondisi kerja industri, dan bahkan lebih jauh ke kiri untuk
pekerja lebih tua dan pekerjaan yang membutuhkan pakaian pelindung atau alat bantu pernapasan.
Working under radiant heat

Panas radiasi sering diukur dengan menggunakan thermometer gl


obe. Thermometer globe biasanya terbuat dari bola berongga
tembaga, berdiameter sekitar 150 mm yang akan dimasukkan me
rcury thermometer normal kedalamnya. Permukaan luar
D

bola tembaga di cat hitam, untuk menyerap radiasi dan


D

mengubahnya menjadi panas. Thermometer globe biasanya


menunjukkan nilai rata-rata antara suhu udara dan
permukaan sekitarnya.
Batas Fisiologi
s
Dalam praktiknya, biasanya sangat sulit untuk mengekspresikan
beban panas dan tingkat pekerjaan fisik secara tepat, sehingga cara-
cara fisiologis harus dicari untuk menilai ini. Seperti yang telah kita
lihat, detak jantung, suhu inti (suhu rektal) dan keringat semua dapat
digunakan untuk tujuan ini. Batas atas dari parameter ini untuk
bekerja dalam panas sepanjang hari kerja adalah:

Denyut jantung (rata-rata harian) 100-110 denyut / mnt


Suhu dubur 38oC
Evaporasi keringat 0,5 liter / jam
Pengalaman menunjukkan bahwa perlu waktu untuk terbiasa bekerja di bawah kondisi ya
ng sangat panas dan hanya setelah beberapa minggu kinerjanya sama dengan
pekerja yang sudah 'beradaptasi dengan panas'. Ini adalah aklimatisasi asli tubuh
terhadap panas, yang berlangsung dengan langkah-langkah berikut:

1 Tubuh secara bertahap meningkatkan keringatnya, kehilangan lebi


h banyak panas dalam prosesnya. Seorang pekerja yang beradaptas
i terhadap panas dapat kehilangan 2 liter keringat per jam dan hing
ga 6 liter per hari kerja.

2 Sebagai bagian dari proses aklimatisasi, keringat menjadi lebih lem


but, dengan konsentrasi garam yang lebih rendah. Kelenjar keringat
'belajar' untuk melestarikan garam sehingga jumlah keringat yang le
bih besar dapat diproduksi tanpa membuat garam berbeda di dalam
tubuh. Defisit seperti itu dapat menyebabkan kram otot dan akhirny
a kelelahan, dan mungkin kematian.
3 Selama aklimatisasi ada penurunan berat badan, yang
membantu hilangnya panas dengan mengurangi jumlah
lemak isolasi dan mengurangi konsumsi energi.

4 Saat aklimatisasi berlangsung, pekerja minum lebih banyak


cairan untuk mengimbangi jumlah air yang hilang karena be
rkeringat.

5 Sistem darah dan jantung juga menyesuaikan diri untuk me


mberikan peningkatan kinerja setelah aklimatisasi.
REKOMENDASI
Aklimatisasi terhadap panas diperlukan. Yang Semakin tinggi beban panas dan semakin
terbaik dicapai secara bertahap. Seseorang harus m besar upaya fisik yang dilakukan di bawah
encoba memulai dengan menghabiskan hanya
tekanan panas, semakin lama dan semakin
50 persen dari waktu kerja di panas dan
meningkatkan ini sebesar 10 persen setiap hari.
sering harus jeda (periode pendinginan). Jika
Prosedur yang sama harus diikuti ketika seseorang batas toleransi panas terlampaui, hari kerja
kembali bekerja karena sakit atau absen lama harus dipersingkat.

Seseorang harus minum sedikit Jika dibutuhkan cairan dalam jumlah


cairan secara berkala; tidak lebih besar, sebaiknya minum air putih, mungkin s
dari 0,25 liter pada suatu waktu, dan satu can esekali minum teh atau kopi. Minuman
gkir setiap 10-15 menit hangat atau hangat lebih cepat diserap oleh s
dianjurkan. istem pencernaan daripada minuman
dingin.
REKOMENDASI

Air minum harus tersedia di


dekat tempat kerja sehingga
Minuman es, jus buah, dan seseorang dapat minum
minuman beralkohol tidak d kapan saja diperlukan.
ianjurkan. Susu dan
minuman susu campuran REKOMENDA
juga tidak cocok untuk beke SI
rja dalam kondisi panas kare Jika panas radiasi berlebihan (
na mereka lebih menekanka mis. Dekat blast furnace),
n pada organ pekerja harus dilindungi
pencernaan.
oleh layar perangkat
pelindung mata.
D
D
Thank you
ERGONOMI KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)

01.PENGANTAR
A. PENDAHULUAN
 Setiap pekerjaan/aktifitas selalu ada risiko kegagalan
 Salah satu risiko pekerjaan adalah kecelakaan kerja (work accident),
yang berakibat kerugian (loss).
 Untuk itu perlu K3 yang harus terpadu semua orang yang ada dalam
lingkungan perusahaan/pekerjaan.
 PT Jamsostek mencatat selama 2013 terjadi sebanyak
103.285 kasus kecelakaan.
 Degradasi keselamatan terjadi akibat transisi dari masy agraris (low
risk society) menuju masy industri (high risk society).
 Kecelakaan berdampak pada daya saing tingkat global.

 Sebagian masyarakat merasa tidak memerlukan K3, bahkan dianggap


sebagai barang mewah.

3
B. FILOSOFI K3
 Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya, melalui upaya- upaya pengendalian
semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat
kerjanya.
 Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas
standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi
lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi
lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan
berdampak terhadap peningkatan produktivitas.

3
B. FILOSOFI K3
Menurut International Association of Safety Professional, Filosofi
K3 terbagi menjadi 8 filosofi yaitu:
1.Safety is an ethical responsibility.
2.Safety is a culture, not a program.

3.Management is responsible.

4.Employee must be trained to work safety.

5.Safety is a condition of employment.

6.All injuries are preventable.

7.Safety program must be site specific (tempat khusus).

8.Safety is good business.

4
C. SEJARAH K3
1. Era revolusi industri (abad XVIII)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah penggantian
tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai
sumber energi
2. Era industrialisasi
Sejak era revolusi industri di atas sampai dengan pertengahan abad 20, penggunaan
teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini.
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device, interlock,
dan alat-alat pengaman)
3. Era Manajemen
Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan dalam
suatu sistem manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari
aspek input proses dan output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-
standar internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000.
4. Era Mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada
permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja.
Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk 6
masyarakat luas.
D.1. KONSEP K3
1. Konsep lama
a. Kecelakaan merupakan nasib sial risiko yang harus
dan merupakan diterima.
b. Tidak perlu berusaha mencegah
c. Masih banyak pengganti pekerja
d. Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
e. Menjadi faktor penghambat produksi
2. Konsep masa kini
a. Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.
b. Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah
c. Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15
% sampai 20 %
d. Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
7
e. Peran pimpinan sangat penting & menentukan
D.2. PENGERTIAN K3
Ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan
sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit,
dan sebagainya
1.Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan,
tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
melancarkan proses produksi.
2.Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu
(the degree of physiological and psychological well being of the individual).
Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan
untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan
memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
8
E. PERATURAN TENTANG K3
1. Undang-Undang yang terkait K3
2. Peraturan Pemerintah yang terkait K3
3. Peraturan Menteri yang terkait K3
4. Keputusan Menteri yang terkait K3
5. Instruksi Menteri yang terkait K3
6. Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3

8
F. TUJUAN PENERAPAN K3
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang- Undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1.Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja.
2.Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
3.Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

9
02.
1
KECELAKAAN AKIBAT KERJA
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK)
Definisi:
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 adalah suatu kejadian
yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda.
 Menurut Pemerintah c/q Departemen Tenaga Kerja RI, arti kecelakaan
kerja adalah suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak disangka-
sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada penyebabnya.
 Heinrich et al., 1980:
Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang
berpontensi menyebabkan merusak lingkungan. Selain itu, kecelakaan
kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak
terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi
suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau
kemungkinan akibat lainnya.
2
1. KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode kecelakaan
kerja, salah satunya adalah standar Australia AS 1885- 1 tahun 1990, sebagai
berikut:
Jatuh dari atas ketinggian
Jatuh dari ketinggian yang sama
Menabrak objek dengan bagian tubuh
Terpajan oleh getaran mekanik
Tertabrak oleh objek yang bergerak
Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
Terpajan suara yang lama
Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari suara)
Pergerakan berulang dengan pengangkatan otot yang rendah

 Otot tegang lainnya


3
1. KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode kecelakaan
kerja, salah satunya adalah standar Australia AS 1885- 1 tahun 1990, sebagai
berikut:
Kontak dengan listrik
Kontak atau terpajan dengan dingin atau panas
Terpajan radiasi
Kontak tunggal dengan bahan kimia
Kontak lainnya dengan bahan kimia
Kontak dengan, atau terpajan faktor biologi
Terpajan faktor stress mental
Longsor atau runtuh
Kecelakaan kendaraan/Mobil

 Lain-lain dan mekanisme cidera berganda atau banyak


4
 Mekanisme cidera yang tidak spesifik
2. DAMPAK KECELAKAAN KERJA

 Lack of control (kurang kontrol): tdk terpenuhinya sistem, standar, penyesuaian.


 Immediate causes (penyebab langsung):
 Loss (kerugian): unintended (tdk diinginkan), harm (bahaya), dan/atau kerusakan/kerugian 5
3.CIDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Pengertian cidera berdasarkan Heinrich et al. (1980) adalah patah,
retak, cabikan, dan sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan.
Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor (2008) menyatakan
bahwa bagian tubuh yang terkena cidera dan sakit terbagi menjadi:
Kepala; mata.
Leher.
Batang tubuh; bahu, punggung.

Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan, tangan selain jari,
jari tangan.
Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari kaki
Sistem tubuh.
Banyak bagian

6
3.CIDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Tujuan analisis cidera atau sakit:
Tujuan menganalisa cidera atau sakit yang mengenai anggota
bagian tubuh yang spesifik adalah untuk membantu dalam
mengembangkan program untuk mencegah terjadinya cidera karena
kecelakaan, sebagai contoh cidera mata dengan penggunaan kaca
mata pelindung. Selain itu juga bisa digunakan untuk menganalisis
penyebab alami terjadinya cidera karena kecelakaan kerja.

7
4. KLASIFIKASI CIDERA AKIBAT KEC.KER.
Banyak standar referensi penerapan yang digunakan berbagai oleh
perusahaan, salah satunya adalah standar Australia AS 1885-1 (1990) .
Berikut adalah pengelompokan jenis cidera dan keparahannya:
a.Fatality

b.Loss Time Injury

c.Loss Time Day

d.Restricted duty

e.Medical Treatment Injury

f.First aid injury

g.Non Injury Incident

8
5. DEFINISI RATE
a. Incident rate.
Adalah jumlah kejadian/kecelakaan cidera atau sakit akibat kerja setiap seratus
orang karyawan yang dipekerjakan.
b. Frekwensi rate.
Adalah jumlah kejadian cidera atau sakit akibat kerja setiap satu juta jam kerja.
c. Loss Time Injury Frekwensi Rate.
Jumlah cidera atau sakit akibat kecelakaan kerja dibagi satu juta jam kerja.
d. Severity Rate.
Waktu (hari) yang hilang dan waktu pada (hari) pekerjaan alternatif yang hilang
dibagi satu juta jam kerja.
e. Total Recordable Injury Frekwensi Rate.
Jumlah total cidera akibat kerja yang harus dicatat (MTI, LTI & Cidera yang tidak
mampu bekerja) dibagi satu juta jam kerja.
9
6. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA

a. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan


sikap.
b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan pekerja.
c. Faktor sumber bahaya yaitu:
• Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode kerja yang
salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya;
• Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan
mesin atau peralatan, lingkungan, proses, sifat pekerjaan
d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/ perawatan
mesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna

10
6. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet dan
Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “kejadian yang tidak
dapat diduga“. Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau
diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh
karena itu kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta
perlengkapan produksi sesuai dengan standar yang diwajibkan. Kecelakaan kerja
yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki porsi 80 % dan
kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya
disebabkan oleh:
a.Sikap dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap
b.Keletihan

c.Gangguan psikologis

11
7. TEORI PENYEBAB KEC. KERJA

a. Teori Domino:
Konsep dasar model tersebut adalah:
• Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang berurutan.
Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.
• Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
• Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja. 12
• Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia.
7. TEORI PENYEBAB KEC. KERJA

b. Teori Bird & Loftus:


Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich,
yaitu adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak
lagi melihat kesalahan terjadi pada manusia/pekerja semata, melainkan
lebih menyoroti pada bagaimana manajemen lebih mengambil peran
dalam melakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan. 13
7. TEORI PENYEBAB KEC. KERJA

c. Teori Swiss Cheese:


Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap komponen
yang terlibat dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses dapat
dilukiskan sebagai “lubang” dalam setiap lapisan sistem yang berbeda. Dengan
demikian menjelaskan apa dari tahapan suatu proses produksi tersebut yang
gagal.
14
7. TEORI PENYEBAB KEC. KERJA
Sebab-sebab suatu kecelakaan, dibagi menjadi:
a.Direct Cause.

Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan


yang menimbulkan kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut
terjadi. Kebanyakan proses investigasi lebih konsentrasi kepada
penyebab langsung terjadinya suatu kecelakaan dan bagaimana
mencegah penyebab langsung tersebut.
b.Latent Cause.
Tetapi ada hal lain yang lebih penting yang perlu di identifikasi yakni
“Latent Cause”. Latent cause adalah suatu kondisi yang sudah terlihat
jelas sebelumnya dimana suatu kondisi menunggu terjadinya suatu
kecelakaan.

15
8. KATEGORI KECELAKAAN KERJA
1. Kecelakaan industri (industrial accident)
yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya
sumber bahaya atau bahaya kerja.

2. Kecelakaan dalam perjalanan (commuty accident) yaitu


kecelakaan yan terjadi di luar tempat kerja dalam
kaitannya dengan adanya hubungan kerja.

16
10. UKURAN STATISTIK KECELAKAAN
a. Tingkat kekerapan (Frequency Rate, FR).

Jumlah kecelakaan yg terjadi x 1.000.000


FR =
jam kerja orang

b. Tingkat keparahan (Severity rate, SR).


Tingkat keparahan (SR) dapat dihitung berdasarkan “jumlah hari yang hilang” akibat
kecelakaan.

Jumlah hari hilang x 1.000.000


SR =
jam kerja

18
10. CONTOH HITUNGAN
PT. Kaniogan dalam semester I tahun 1983 dengan jumlah jam kerja
260.000 jam, telah terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan:
a) 1orang kehilangan sebelahmata
b) 1orang kehilangan sebelah ibujari
c) 1orang kehilangankelingking
d) 12orang sementara tidak mampu masuk kerja selama 150 hari

Analisis:
a) 1 orang kehilangan sebelah mata = 1.800 hari
b) 1 orang kehilangan sebelah ibu = 600 hari
jari
c) 1 orang kehilangan kelingking = 200 hari
d) 12 orang sementara tidak mampu
19
masuk kerja selama 150 hari = 150 hari
Jumlah = 2.750 hari
10. CONTOH HITUNGAN
Perhitungan:

Jumlah hari hilang x 1.000.000


SR =
jam kerja
2.750 x 1.000.000
SR = = 10.576
260.000

Angka SR = 10.576 berarti dalam perusahaan tersebut


dalam waktu 1.000.000 jam waktu produktif, selama
10.576 hari hilang. Dengan demikian kerugian perusahaan
akibat terjadinya kecelakaan kerja dapat dinilai dengan
uang.

20
Angka jumlah hari yang hilang tidak sama bagi seluruh negara.
Oleh Internatinal Labour Organization (ILO) ditetapkan angka-
angka sebagai berikut:

CATATAN ”ILO” :
1. Setiap kematian = 6.000 hari
2. Lumpuh sama sekali = 6.000 hari
3. Lumpuh sebagian, tangan hilang
sebagian:
3.1. dari sambungan kuku sampai siku = 4.500 hari
3.2. dari siku sampai pergelangan = 3.600 hari
4. Tangan
4.1. dari pergelangan sampai sambungan = 3.000 hari
jari
5. Jempol (ibu jari)
5.1. dari permulaan sambungan sampai
sambungan tengah = 600 hari
5.2. sesudah sambungan tengah = 300 hari 21
6. Jari-jari tangan (kecuali ibu jari)
1. dari permulaan sambungan sampai sambungan tengah = 3.000 hari
2. bagian sebelum sambungan tengah = 150 hari
3. bagian jari sampai sambungan akhir kecuali tulang rusuk = 75 hari
4. ibu jari tangan = 600 hari
5. telunjuk = 400 hari
6. jari tengah = 300 hari
7. jari manis = 240 hari
8. kelingking = 200 hari
7. Paha
1. semua bagian tubuh di atas lutut hari
= 4.500
2. semua bagian di atas mata kaki sampai lutut hari
= 3.000
8. Kaki
1. mata kaki dan sebelum sambungan jari-jari kaki
= 2.400 hari
2. jempol kaki sebelum sambungan termasuk sambungan jari-jari kaki
3. jempol kaki pada atau sebelum sambungan tengah = 300 hari
4. dua jempol kaki hari
= 150
9. Kehilangan fungsi dari: hari
= 600
1. satu mata/buta
2. satu telinga/tuli
= 1.800 hari hari
3. kedua telinga/tuli 22 hari
= 600
= 3.000
3. PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

1
1. PENGERTIAN PAK
 Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Dengan demikian, penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang
artifisual atau man made disease. Sejalan dengan hal tersebut terdapat
pendapat lain yang menyatakan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK)
ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang
ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi
yang berhubungan dengan pekerjaan.( Hebbie Ilma Adzim, 2013)

2
2. PENYEBAB PAK
Tedapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja,
berikut beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab dari
penyakit yang ada di tempat kerja.
a.Golongan fisik:
bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan
b.Golongan kimiawi:
semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
c.Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll

d.Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.

e.Golongan psikososial:
stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan

3
2. PENYEBAB PAK
 Efek pencahayaan pada mata, kekuatan pencahayaan beraneka ragam,
yaitu berkisar 2.000-100.000 lux di tempat terbuka sepanjang hari dan
pada malam hari dengan pencahayaan buatan 50-500 lux.
 Kelelahan pada mata ditandai oleh:
a. Iritasi pada mata / conjunctiva
b. Penglihatan ganda
c. Sakit kepala
d. Daya akomodasi dan konvergensi turun
e. Ketajaman penglihatan
 Upaya perbaikan penggunaan pencahayaan di tempat kerja. Grandjean
(1980) menyarankan sistem desain pencahayaan di tempat kerja sebagai
berikut:
a. Hindari sumber pencahayaan lokal langsung dalam penglihatan pekerja
b. Hindari penggunaan cat mengkilap terhadap mesin-mesin, meja, kursi, dan
tempat kerja
c. Hindari pemasangan lampu FL/TL yang tegak lurus dalam garis 4
penglihatan
3. MACAM-MACAM PAK
 Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa
alamiah maupun ulah manusia, yaitu lewat kegiatan industri dan
teknologi. Partikel yang mencemari udara banyak macam dan
jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan
teknologi yang ada. Partikel-partikel udara sangat merugikan
kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang tercemar oleh partikel
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau
pneumoconiosis.
 Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam
paru-paru. Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari
jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap kedalam paru-paru.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di
daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu
silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan beriliosis.
5
3. MACAM-MACAM PAK
a. Penyakit Silikosis
b. Penyakit Asbestosis
c. Penyakit Bisnosis
d. Penyakit Antrakosis
e. Penyakit Beriliosis
f. Penyakit Saluran Pernafasan
g. Penyakit Kulit
h. Kerusakan Pendengaran
i. Gejala pada Punggung dan Sendi
j. Kanker
k. Coronary Artery
l. Penyakit Liver
m. Masalah Neuropsikiatrik
6
n. Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
3. A. PENYAKIT SIKLOSIS
Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi
(mengikir, menggerinda) dll. Selain dari itu, debu silika juga
banyak terdapat di tempat penampang besi, timah putih dan tambang
batu bara. Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar juga banyak
menghasilkam debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika
akan keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama dengan partikel yang
lainya, seperti debu alumunia, oksida besi dan karbon dalam bentuk
debu. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu
mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan yamg ketat sebab penyakit silikosis belum ada obatnya yang
tepat. 7
3. B. PENYAKIT ASBESTOSIS
Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari
berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah magnesium
silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang
menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes
dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan
mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk- batuk yang disertai dahak.
Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak besar/melebar. Apabila
dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak debu asbes dalam
dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan
kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan
lingkungan agar jangan mengakibatkan asbestosis ini.

8
3. C. PENYAKIT BISNOSIS
Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran
debu kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam
paru-paru. Pencemaran ini dapat dijumpai pada pabrik pemintalan
kapas, pabrik tekstil, perusahaan, atau pergudangan kapas. Masa
inkubasi penyakit bisnosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-
tanda awal penyakit bisnosis ini berupa sesak nafas, terasa berat pada
dada, terutama peda hari senin (yaitu hari awal kerja pada setiap
minggu). Pada bisnosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut
biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin
juga disertai dengan emphysema.

9
3. D. PENYAKIT ANTRAKOSIS
Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh debu batu bara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang
banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara
pada tanur besi, lokomotif (stoker), dan juga pada kapal laut bertenaga
batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan
bakar batubara. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu: penyakit
antrakosis murni, penyakit silikoantrakosis, dan penyakit
tuberkolosilkoantrakosis.

10
3. E. PENYAKIT BERILIOSIS
Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam
murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat
menyebabkan penyakit saliran pernafasan yang disebut beriliosis. Debu
logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis, dan
pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering,
dan sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja
industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja
pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan juga pada
pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.

11
3. F. PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN
Penyakit Saluran Pernafasan
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.
Akut misalnya asma akibat kerja. Sering didiagnosis sebagai
tracheobronchitis akut atau karena virus kronis, misal: asbestosis.
Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau
edema paru akut. Penyakit ini disebabkan oleh bahan kimia seperti
nitrogen oksida.

3. G. PENYAKIT KULIT
Penyakit Kulit
Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam
kehidupan, dan kadang sembuh sendiri. Dermatitis kontak yang
dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan
pekerjaan. Penting riwayat pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan
yang merupakan penyebab, membuat peka, atau karena faktor lain. 12
3. H. KERUSAKAN PENDENGARAN
Kerusakan Pendengaran
Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat pajanan kebisingan
yang lama, ada beberapa kasus bukan karena pekerjaan.
Riwayat pekerjaan secara detail sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan
gangguan pendengaran. Dibuat rekomendasi tentang pencegahan terjadinya
hilang pendengaran.

3. I. GEJALA PADA PUNGGUNG DAN SENDI


Gejala pada Punggung dan Sendi
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung
yang berhubungan dengan pekerjaan daripada yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan. Penentuan kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan. Artritis
dan tenosynovitis disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar
13
3.J. KANKER
Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang
disebabkan oleh pajanan di tempat kerja. Bukti bahwa bahan di tempat kerja
(karsinogen) sering kali didapat dari laporan klinis individu dari pada studi
epidemiologi. Pada Kanker pajanan untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun
sebelum diagnosis.

3.K. CORONARY ARTERY


Penyakit ini disebabkan oleh karena stres atau Carbon Monoksida dan bahan
kimia lain di tempat kerja.

3.L. PENYAKIT LIVER


Sering didiagnosis sebagai penyakit liver oleh karena hepatitis
virus atau sirosis karena alkohol. Penting riwayat tentang pekerjaan,
serta bahan toksik yang ada.
14
3.M. MASALAH NEUROPSIKIATRIK
Masalah Neuropsikiatrik
Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering
diabaikan. Neuropatiperifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian
alkohol, atau tidak diketahui penyebabnya. Depresi oleh karena
penyalahgunaan zat-zat atau masalah psikiatri. Kelakuan yang tidak baik
mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan dengan
pekerjaan. Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat menyebabkan
depresi. Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, methyl, butyl
ketone) dapat menyebabkan neuropati perifer. Selain itu, Carbon disulfide
dapat menyebabkan gejala seperti psikosis.

3.N. PENYAKIT YANG TIDAK DIKET SEBABNYA

Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya


Alergi dan gangguan kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia
atau lingkungan sick building syndrome. Multiple Chemical Sensitivities
15
(MCS), misal: parfum, derivate petroleum, rokok.
4. FAKTOR PENYEBAB PAK
a. Faktor Fisik
b. Faktor Kimia
c. Faktor Biologi
d. Faktor Ergonomi/Fisiologi
e. Faktor Psikologi

16
4.A. FAKTOR FISIK
Penyebab:
1)Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
2)Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi,
Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion, dan Heat Stroke
3)Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan
katarak
4)Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
5)Radio aktif: alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan
terhadap sel tubuh manusia
6)Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
7)Getaranmenyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan metabolisme,
Polineurutis

17
4.A. FAKTOR FISIK
Pencegahannya:
1)Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.
2)Pengaturan ventilasi dan penyediaan air
minum yang cukup memadai.
3)Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
4)Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
5)Pelindung mata untuk sinar laser
6)Filter untuk mikroskop

18
4.B. FAKTOR KIMIA
Penyebab:
Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk),
sisa produksi atau bahan buangan. Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan kulit dan
mukosa. Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis. Efek terhadap tubuh:
iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik, kanker, kerusakan kelainan
janin.
Terjadi pada petugas/ pekerja yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan
obat-obatan seperti antibiotika. Demikian pula dengan solvent yang banyak
digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling
karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif
terhadap kesehatan. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis
kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan)
dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik (trichloroethane,
tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat
menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan
basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang 19
terpapar.
4.B. FAKTOR KIMIA
Pencegahannya:
1)Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3)Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
4)Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata
dan lensa.
5)Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

20
4.C. FAKTOR BIOLOGI
 Penyebab:
❖ Viral Desiases: rabies, hepatitis
❖ Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus
❖ Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
 Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable
bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama
kuman-kuman
pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-
benda yang terkontaminasi, dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak
dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hepatitis B) dapat menginfeksi
pekerja sebagai akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores
atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi.
Secara teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai
contoh dokter di Rumah Sakit mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3
kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi
petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
dengan bahan yang tercemar kuman patogen maupun debu beracun
mempunyai peluang terkena infeksi. 21
4.C. FAKTOR BIOLOGI
 Pencegahannya:
1)Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
 epidemilogi, dan desinfeksi.
2) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan pekerja untuk
memastikan dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk
bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3) Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
Laboratory Practice).
4) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.

5) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan


infeksius, dan spesimen secara benar.
6) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
7) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8) Kebersihan diri dari petugas. 22
4.D. FAKTOR ERGONOMI/FISIOLOGI
 Faktor ini sebagai akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan
kerja yang salah, dan kontruksi yang salah. Efek terhadap tubuh: kelelahan
fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan
kecelakaan.
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi, dan seni berupaya menyerasikan alat, cara,
proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan, dan batasan
manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi
bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut
dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah,
bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator
peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang
impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi
kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga
kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan
gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering 23
adalah nyeri pinggang kerja (low back pain)
4.E. FAKTOR PSIKOLOGI
Faktor ini sebagai akibat organisasi kerja (tipe kepemimpinan,
hubungan kerja komunikasi, keamanan), tipe kerja (monoton, berulang-
ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shift, dan terpencil).
Manifestasinya berupa stress. Beberapa contoh faktor psikososial
yang dapat menyebabkan stress antara lain:
1) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan- tamahan
2) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan
atau sesama teman kerja.
4) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor
formal ataupun informal.
24
5. DIAGNOSIS PAK
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu
perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat.
Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat
digunakan sebagai pedoman:
1) Menentukan diagnosis klinis
2) Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
3) Menentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
4) Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar
untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut.
5) Menentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi.
6) Mencari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan
penyebab penyakit.
7) Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh 25
pekerjaannya.
6. PENCEGAHAN PAK
Berikut ini beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1)Memakai alat pelindung diri secara benar dan teratur
2)Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut
3)Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan

Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh seperti
berikut ini:
1)Pencegahan Pimer – Healt Promotion

2)Pencegahan Skunder – Specifict Protection

3)Pencegahan Tersier
26
6. PENCEGAHAN PAK
a. Pencegahan Pimer – Healt Promotion
• Perilaku kesehatan
• Faktor bahaya di tempat kerja
• Perilaku kerja yang baik
• Olahraga
• Gizi
b. Pencegahan Skunder – Specifict Protection
• Pengendalian melalui perundang-undangan
• Pengendalian administratif/organisasi: rotasi/pembatas jam kerja
• Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
• Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c. Pencegahan Tersier
• Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
• Pemeriksaan kesehatan berkala
• Pemeriksaan lingkungan secara berkala
• Surveilans
• Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja 27
• Pengendalian segera ditempat kerja
6. PENCEGAHAN PAK
Ada dua faktor yang membuat penyakit mudah dicegah:
a.Bahan penyebab penyakit mudah diidentifikasi, diukur, dan dikontrol.
b.Populasi yang berisiko biasanya mudah didatangi dan dapat diawasi secara
teratur serta dilakukan pengobatan.

Pedoman deteksi dini menurut WHO:


a.Perubahan biokimiawi dan morfologis yang dapat di ukur melalui analisis
laboraturium. Misalnya hambatan aktifitas kolinesterase pada paparan
terhadap pestisida organofosfat, penurunan kadar hemoglobin (HB), sitologi
sputum yang abnormal, dan sebagainya.
b.Perubahan kondisi fisik dan sistem tubuh yang dapat dinilai melalui
pemeriksaan fisik laboraturium. Misalnya elektrokardiogram, uji kapasitas
kerja fisik, uji saraf, dan sebagainya.
c. Perubahan kesehatan umum yang dapat dinilai dari riwayat medis. Misalnya
rasa kantuk dan iritasi mukosa setelah paparan terhadap pelarut-pelarut
organik. 28
6. PENCEGAHAN PAK
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh
yaitu pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi:
a.Pemeriksaan sebelum penempatan
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum seorang dipekerjakan atau ditempatkan pada pos
pekerjaan tertentu dengan ancaman terhadap kesehatan yang mungkin terjadi.
Pemeriksaan fisik yang ditunjang dengan pemeriksaan lain seperti darah, urine,
radiologis, serta organ tertentu, seperti mata dan telinga, merupakan data dasar yang
sangat berguna apabila terjadi gangguan kesehatan tenaga kerja setelah sekian lama
bekerja.
b.Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala sebenarnya dilaksanakan dengan selang waktu teratur
setelah pemeriksaan awal sebelum penempatan. Pada medical check-up rutin tidak selalu
diperlukan pemeriksaan medis lengkap, terutama bila tidak ada indikasi yang jelas.
Pemeriksaan ini juga harus difokuskan pada organ dan sistem tubuh yang memungkinkan
terpengaruh bahan-bahan berbahaya di tempat kerja, sebagai contoh, audiometri adalah
uji yang sangat penting bagi tenaga kerja yang bekerja pada lingkungan kerja yang
bising. Sedang pemerikaan radiologis dada (foto thorax) penting untuk mendeteksi
tenaga kerja yang berisiko menderita pneumokonosis, karena lingkungan kerja tercemar
debu.
29
Daylight, colours and
music for a pleasant
work environment
1.
Cahaya Matahari
Selain memberikan penerangan, cahaya matahari yang
menembus ke dalam ruangan juga memberikan kontak ke dunia
luar, yaitu memberikan pemandangan sekitar dan
mengindikasikan waktu dan juga keadaan cuaca.

Sebagai aturan, secara psikologis dan fisiologis ada keinginan untuk mendapatkan cahaya
yang menyebar secara merata, semakin tingi sinar matahari, semakin rendah keinginan kita
untuk menggunakan pencahayaan buatan, terutama di musim dingin. Pada hari berawan di
bulan desember di Zurich, Swiss, intensitas pencahayaan matahari di ruangan mencapai 500
lx hanya dalam 4 jam, dari jam 10.00 sampai 14.00.

3
Di dalam ruangan, tingkat pencahayaan siang hari paling utama
bergantung pada posisi dan tipe jendela, ketinggian jendela sangat menentukan
cahaya masuk ke dalam ruangan. Lebar dan tinggi jendela tentunya membantu
penyebaran cahaya siang hari di dalam ruangan, kekurangannya, pekerja harus
menerima banyaknya panas matahari yang masuk, terutama ketika musim
panas jika mereka menghadap selatan atau barat daya.

Selain itu, saat musim dingin jendela akan berubah menjadi


permukaan yang dingin, dengan efek yang merugikan terhadap iklim ruangan.
Jendela yang terang dapat menjadi sumber cahaya yang menyilaukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Ukuran jendela tidak bisa ditentukan
hanya dengan efek cahaya matahari yang masuk; harus ada ‘kertas
pertimbangan’ (yang digunakan untuk mencatat pro dan kontra tersebut)


4
Aturan yang berhubungan dengan
pencahayaan dalam ruangan:
1. Jendela tinggi lebih efektif daripada jendela yang lebar karena
penembusan cahaya dapat lebih jauh ke dalam ruangan. Lintel tidak
boleh lebih dalam dari 300 mm.

5
2. Kusen jendela harus setara dengan tinggi meja. Jika jendela lebih panjang dibawah meja,
itu akan terasa dingin saat musim dingin dan menyebabkan silau jika seseorang melihat ke
bawah ketika seseorang sedang membaca.

Benar Salah

6
3. Jarak dari jendela ke tempat kerja tidak boleh lebih dari dua kali dari tinggi jendela.
4. Untuk ruang kerja, area jendela harus seperlima dari luas lantai. Ini hanya aturan umum
yang dapat dimodifikasi tergantung situasi.
5. Kaca harus memancarkan banyak cahaya. kaca bening memiliki transparasi lebih dari
90%, sedangkan kaca buram, kaca frosted atau kaca insulasi (yang dapat mengisolasi panas)
dapat memiliki transparasi 70% sampai 30%.

7
6. sangat penting dalam menjamin penglihatan yang baik dan
kenyamanan dalam ruangan. Metode yg paling efisien adalah
kerai eksternal yang dapat disesuaikan. Tirai venetian blinds
di dalam jendela, atau diantara panel kaca ganda adalah
sebuah kesalahan karena mereka menghasilkan perlindungan
yg minim terhadap radiasi panas.

Panel jendela isolasi (yang menggunakan kaca


insulasi) menghalangi aliran panas dari kedua arah. Di musim
panas, panel dapat menangkap panas di dalam ruangan (efek
rumah kaca) yang membutuhkan pendingin udara untuk
menghindari panas.
Mereka mengurangi jumlah cahaya yg masuk,
yang tidak diinginkan saat musim dingin. Balkon, atap yang
menurun, dan proyeksi bangunan lainnya juga menimbulkan
masalah dengan memotong sebagian cahaya di cuaca yang
8
berawan.
7. Setiap jendela harus menerima cahaya langsung dari langit dan bagian langit perlu terlihat
dari tempat kerja
8. Bangunan terdekat setidaknya harus dua kali jauhnya dari tinggi bangunan tersebut. (jd
kalo tinggi bangunan 50m harus 100 m jaraknya, biasanya susah diterapkan kalo di kota
modern)
9. Warna2 pucat harus digunakan baik di dalam ruangan itu sendiri ataupun di luar halaman
untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin.

9
Rumah kaca dan
pabrik tanpa jendela
10
Dinding kaca, atau area jendela yang sangat besar, memancarkan panas di musim
dingin dan mengakui panas di musim panas. Di sisi lain, cahaya alami
memungkinkan penghuni untuk melihat lebih banyak dari dunia luar.
Bangunan pabrik yang tidak disediakan dengan jendela sama sekali dapat diberi
iklim internal yang seragam (melalui AC) dan bahwa pencahayaan internal, yang
seluruhnya buatan, dapat dikendalikan oleh teknik modern.
Argumen umum yang menentang adalah bahwa tidak adanya jendela membuat
manusia merasa 'dipenjara' dan 'terputus, dan bahwa orang membutuhkan kontak
dengan dunia luar ketika mereka sedang bekerja.

11
Skylights dan Fanlights
Lampu langit di atap dan lampu kipas di dinding atau
pintu sering kali merupakan aksesori yang berguna di
gedung berlantai satu, di loteng dan loteng, dan di
ruangan lain dengan cahaya siang yang tidak cukup.
Berikut ini adalah jenis panel siang hari terpenting di
atap:

Pitched roofs Skylight di bubungan atap


Sangat baik jika tempat kaca di atas sumbu longitudinal
kerja diatur sehingga bangunan. sangat cocok untuk
masing-masing terletak di toko-toko tinggi di mana para
antara dua skylight pada pekerja membutuhkan
sudut yang sama, dan penerangan terbaik.
menyala dari kedua sisi
12
Lanjutan
◉ Atap Mansard
skylight ditempatkan di bagian atap yang miring, di atas jendela,
memberikan tingkat cahaya siang yang relatif tinggi di sepanjang
dinding luar. Kekurangan disini adalah resiko silau dan tidak
memberikan banyak cahaya tambahan kepada orang-orang di tengah
ruangan.
◉ Atap gudang Zig-zag
area kerja memiliki kaca bening di atasnya, panel menghadap ke utara
dan kemiringan yang curam, sudut 60 °. sisi sebaliknya dari masing-
masing zig-zag buram, menghadap ke selatan dan lereng pada sudut
sekitar 30 °. Pengaturan ini memberikan nilai siang hari tertinggi dan
paling seragam dan terutama direkomendasikan untuk bengkel besar.
13
Warna di tempat kerja
◉ Prinsip fisik
Warna yang terlihat dari spektrum mencakup pita-pita panjang gelombang tertentu, dalam nanometer
(1 nm = 10-9m sepersejuta mm). Berikut gambaran spektrum masing masing warna :
 Ungu 380-436
 Biru 436-495
 Hijau495-566
 Kuning 566-589
 Orange 589-627
 Merah 627-780 14
Lanjutan
Warna yang kita lihat muncul karena struktur molekul permukaan benda hanya
memantulkan panjang gelombang tertentu dari semua yang terjadi. Refleksi inilah
yang kami rasakan. Misalnya, mesin yang dicat hijau menyerap semua cahaya yang
ada kecuali lampu hijau.
reseptor warna di retina yaitu sel kerucut, yang mampu membedakan lebih dari
100.000 warna.

15
Warna yang dipantulkan
Warna di dalam dan di sekitar tempat kerja memiliki fungsi-fungsi berikut
◉ Untuk mencapai keteraturan.
◉ Untuk menunjukkan perangkat keamanan.
◉ Untuk menghasilkan kontras yang mempermudah pekerjaan.
◉ Untuk mempengaruhi orang secara psikologis.
Bagian seluruh mesin, kamar, lorong dan bangunan dapat diberi kode warna. Ini membantu
dalam mempertahankan bangunan. Misalnya, menempatkan barang ke area tertentu,
mengidentifikasi pipa yang membawa cairan berbeda, petunjuk jalan. Secara umum, menjaga
keseluruhannya bekerja berdasarkan rencana yang teratur.
16
Warna
Keamanan

17
Pada warna kemanan, umumnya ada beberapa kode warna yang umum digunakan,
yaitu:

Merah Bahaya

Kuning Peringatan

Hijau Keamanan

Biru Arahan

18
Kontras warna dari area yang luas

Ketika kita memutuskan kontras Warna area yang luas harus dipilih
warna pada area besar dan luas sehingga memiliki pantulan yang
seperti furnitur, maka harus sama, untuk menghindari area
dipertimbangkan secara terpisah yang luas dari kecerahan kontras,
dari area kecil seperti percikan dan berdekatan, hal ini merupakan
warna yang dimaksudkan untuk faktor penting dalam memastikan
menarik perhatian pada detail ketajaman visual yang baik.
furnitur.

19
Area yang luas dan terdapat benda-benda besar tidak boleh ditutupi oleh warna-warna murni, atau
dengan cat fluoresen, karena hal ini akan menyebabkan retina lokal terlalu banyak, dan menyebabkan
produksi after-image.

Oleh karena itu dinding, partisi, puncak meja dan sebagainya harus dicat dengan warna-warna tak jenuh
dalam warna matt. Karena akan lebih mudah untuk meletakkan material kerja dan memilih yang
diperlukan jika warnanya berbeda dari lingkungan terdekatnya.

Misalnya :

Bahan biru keabu-abuan seperti baja dan logam lainnya tampak bagus dengan latar belakang gading
gelap atau krem terang. Area di sekitar mesin, atau meja kerja, dapat dicat dengan warna-warna dingin
dan netral, dari hijau kuning ke biru pastel.

20
Ide yang baik untuk menyediakan beberapa penangkap mata di
tempat kerja menandai hal-hal seperti pegangan yang lebih
penting, tuas, roda kontrol, kenop dan sebagainya.

Jika eye-catcher kecil, tidak lebih dari beberapa sentimeter


persegi, mereka harus sangat kontras, tidak hanya dalam warna
tetapi juga dalam kecerahan.

Kode warna membuat kontrol lebih mudah ditemukan,


mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencarinya dan
karenanya mengurangi pengalihan perhatian dari pekerjaan itu
sendiri.

21
Warna yang
menarik
Warna eye-catching adalah bintik-bintik kecil warna yang sangat kontras
digunakan untuk menarik perhatian dan untuk 'menangkap mata'.

Warna digunakan di alam seperti: stroberi merah di antara dedaunan hijau,


bunga-bunga cemerlang yang menarik serangga dan makhluk lain dengan
kontras warnanya.

Di sisi lain, alam juga menggunakan warna untuk penyembunyian. Hewan liar
yang tak berdaya sering netral dalam warna dan bergabung ke latar belakang
sehingga mereka hampir tidak terlihat.

22
Lanjutan

 Mata manusia melihat warna kontras diantara warna kuning


dan hitam karena otak kita menambahkan secara bersama
efek warna dan intensitas.
 Bahaya terbesar dalam perencanaan warna dan khususnya
penangkapan cahaya adalah kelebihan cahaya, karena jika
terlalu banyak rangsangan visual dengan warna yang
berbeda, maka seluruh tempat kerja menjadi gelisah dan
terganggu.
Effek Psikologis
Warna-warna
tertentu memiliki
efek psikologis
Efek psikologis juga khusus.
dapat dipengaruhi Efek khusus yang
oleh warna-warna di paling penting
Berdasarkan efek sebuah ruangan,
psikologis dari menyangkut jarak,
yang dapat suhu dan efek
warna, yaitu ilusi membangkitkan
optik dan fenomena yang diduga pada
perasaan suka atau kondisi mental.
dipicu oleh warna. tidak suka.

24
Lanjutan

◉ Jika pekerjaan yang terjadi di ruangan


menuntut konsentrasi yang ketat, warna harus
dipilih dengan hati-hati untuk menghindari
gangguan yang tidak perlu dan barang-barang
yang tidak mengganggu.
◉ Jika ruang kerja sangat besar, itu dapat dibagi
secara visual dengan menggunakan warna
yang berbeda.

”25
Musik dan Pekerjaan
Selama berabad-abad music telah digunakan untuk
meringankan kerja manusia dan banyak lagu untuk
para pekerja beberapa yang dikenal yaitu lagu the
volga Boatmen.

26
Efek Fisiologis

 Rangsangan akustik melewati sepanjang saraf pendengaran


ke sistem aktivasi dan membawa seluruh kesadaran dari
korteks serebral ke dalam keadaan siap untuk bertindak.

 Musik yang sangat ritmis, dengan variasi yang jelas dalam


kenyaringan, mempengaruhi otak dengan cara yang serupa,
membawa seluruh organisme ke ‘status tindakan'.

 Tingkat pengalihan dan gangguan yang dipicu oleh musik


sangat tergantung pada sifatnya hingga dimana pendengar
merasa nyaman.

27
Industri Penelitian

Pada tahun 1946, Kerr menanyai 666 pekerja di sebuah pabrik AS tentang
bagaimana mereka ingin musik didistribusikan sepanjang hari. Mayoritas
menginginkan musik terus menerus sepanjang hari. Jika harus dibatasi, maka
musik didistribusikan secara merata sepanjang hari. Pertengahan pagi dan
pertengahan sore adalah periode ketika musik disambut dengan baik. Tampaknya
karyawan yang lebih muda dan pekerja wanita lebih menyukai musik daripada
yang lain.

28
Lanjutan

Grandjean (1988) melaporkan penelitian serupa yang


dilakukan di pabrik-pabrik Inggris, Prancis dan Swiss, yang
pada umumnya mengkonfirmasi hasil ini. Setelah ulasan
literatur yang baru terdapat topik tersebut, Kroemer (1994)
mengingatkan bahwa efek 'musik di tempat kerja' sangat
tergantung, tetapi agak tidak terduga.

29
Latar Belakang Musik

Awalnya, musik di tempat kerja berirama,


dengan melodi yang jelas. Para pekerja
mendengarkannya secara sadar dan kadang-
kadang menyenandungkan lagunya.
Ini disebut 'latar belakang atau' wallpaper musik
'atau' muzak ', yang dimaksudkan untuk
mengelilingi seseorang dengan suara yang
menyenangkan.

30
Rekomendasi
Sejauh pengetahuan sekarang berjalan, pertanyaannya apakah musik di tempat kerja adalah hal
yang baik atau tidak, dapat dijawab sebagai berikut.

 Musik di tempat kerja dapat membantu menciptakan suasana yang menyenangkan namun
tidak mengganggu, hal-hal yang merangsang pekerja.
 Ketika musik yang dipilih bukan dari jenis latar belakang yang tenang, tetapi tegas atau
membangkitkan semangat, hal dapat itu menarik perhatian atau mendengarkan dengan
cermat dan harus dimainkan hanya untuk sebagian waktu kerja.
 Musik yang dipilih seperti menggugah perhatianbanyak sehingga dapat mengganggu kerja
terus menerus dan merangsang aktivitas emosional dan fisik.

31
Thanks!
Any questions?

32
Aktivitas di tempat kerja
Tempat Aktivitas Kerja di Industri

Tempat kerja merupakan suatu tempat yang dapat menciptakan interaksi antara manusia dengan
alat-alat, mesin dan bahan dengan objek pekerjaan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk

Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Sebagaimana diperinci dalam pasal 2 (UU Nomor 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Sikap Kerja yang Ergonomis
02 04
0 03
1 Beban statis Dilakukan sikap
menjadi seminimal berdiri dan duduk
Pembuatan/penentua
mungkin secara bergantian
Menghindarkan n kriteria dan ukuran
sikap yan tidak baju peralatan kerja
alamiah saat (meja,kursi dll)
bekerja
Aktivitas di tempat kerja
Setiap jenis pekerjaan memiliki karakteristik yang sangat beragam, hal
ini terkait dengan hasil yang diharapkan dan faktor-faktor penunjang
seperti peralatan yang disiapkan

a.SIKAP KERJA DUDUK


Beberapa jenis pekerjaan ada yang harus dilayani oleh pekerja dengan
posisi duduk seperti juru tik, pekerjaan di laboratorium, tukang jahit
manual atau bertenaga motor listrik (garment), pengedit film, sopir dan
sebagainya.

Posisi duduk atau bekerja dengan duduk, ada beberapa


persyaratan :
1.Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.
2.Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
3.Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan
Sikap kerja duduk
1. Menurut Grandjean (1993) pelayanan pekerjaan dengan posisi duduk memiliki keuntungan,
antara lain pembebanan pada kaki, penggunaan energi sehingga keperluan untuk sirkulasi
darah dapat dikurangi, dibandingan dengan bekerja pada posisi berdiri

2. Posisi pelayanan kerja dengan posisi duduk, tetunya tidak dapat digeneralisasikan sebab juru
ketik yang menghadap monitor dengan penuh konsentrasi akan berbeda dengan tukang jahit
manual

3. Keuntungan
 Mengurangi kelelahan pada kaki
 Terhindarnya sikap yg tidak alamiah
 Berkurangnya pemakaian energi

4. Kerugian
 Melembeknya otot perut
 Melengkungnya punggung
 Efek buruk bagi organ bagian dalam
Sikap kerja duduk
1. Ditinjau dari aspek kesehatan, bekerja pada posisi duduk yang
memerlukan waktu lama dapat menumpulkan otot perut semakin,
tulang belakang melengkung, otot bagian mata terkonsentrasi
sehingga cepat merasa lelah. Kejadian teresebut, jika tidak
diimbangi dengan rancangan tempat duduk yang baik, tidak
menutup kemungkinan terjadi gangguan dibagian punggung,
ginjal dan mata.

Alat yang digunakan dalam posisi kerja duduk


Bagian Meja:
Alas meja dapat disetel/disesuaikan dengan tinggi siku tenaga kerja sehingga
terbentuk performen tenaga kerja tinggi siku sebesar 10 cm-15 cm di atas meja,
ini agar terjadi performen kerja yang nyaman (comnfortable).

Bagian Kursi:
Tinggi kursi dapat disetel naik atau turun dengan cara memutar tiang
sandaran kursi. Penyetelan ini digunakan untuk menyesuaikan duduk setiap
tenaga kerja sehingga terbentuk awal performen lutut kaki tenaga kerja pada
sudut siku 90 derajat. Pada sandaran kursi juga dapat disetel naik turun, hal ini
dugunakan untuk penyesuaian pinggang tenaga kerja agar tetap dalam
tertahan oleh sandaran kursi, sehingga otot rangka tidak mengalami
kelelahan yang berlebihan.
Sikap kerja duduk
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam posisi kerja duduk

 Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala


agak kedepan

 Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di


atas landasan kerja

 Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun


dan naik
Sikap kerja
berdiri
Pekerjaan teknik yang dilayani dengan posisi
berdiri dan waktunya relatif rutin, seperti
pelayanan permesinan, pemintalan benang,
dan perakitan komponen elektronik pada
meja konveyor. Bekerja dalam posisi berdiri
memerlukan tenaga yang lebih besar
dibandingkan dengan posisi duduk,
mengingat kaki sebagai tumpuan tubuh.
Sikap kerja
berdiri
 Berdiri dengan posisi yang benar dengan tulang
punggung yang lurus dan bobot badan terbagi rata pada
kedua tungkai.

 Selain itu, sikap tubuh dalam pekerjaan sangat


dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan
penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat
penunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam gerak,
arah dan kekuatan) (Suma’mur, 1996).

 Keuntungan : Otot perut tidak kendor, sehingga


vertebra (ruas tulang belakang) tidak rusak bila
mengalami pembebanan

 Kerugian : Otot kaki cepat lelah


Pemenuhan kondisi kerja
berdiri
1. Diperlukan mobilitas atau jalan berpindah tempat

2. Diperlukan jangkauan tangan yang lebih panjang

3. Terjadi kecenderungan mengerahkan tenaga yang


besar

4. Ruang kerja yang cukup luas untuk selonjor kaki


pekerja bila harus duduk
PRINSIP DUDUK DAN BERDIRI
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bekerja dengan
posisi berdiri
1. Berdiri bergantian dengan duduk dan berjalan
2. Ketinggian pekerja tergantung pada tugas
3. Ketinggian meja kerja harus disesuaikan
4. Menyediakan cukup ruang untuk kaki
5. Hindari jangkauan berlkebihan
6. Perubahan postur
7. Variasi tugas dan kegiatan
8. Postur duduk alternatif
9. Postur tangan dan lengan
10. Pilih model alat yg tepat
11. Alat genggam tidak boleh terlalu berat
12. Pemeliharaan alat kerja
13. Perhatikan bentuk genggaman
14. Hindari melakukan tugas diatas bahu
15. Hindari bekerja tangan di belakang tubuh
16. Lakukan gerakan yg diperlukan
posisi kerja & jangkauan kerja
SIKAP KERJA MENGANGKAT DAN

MEMBAWA BEBAN
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,
dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban
yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan
yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak melebihi
aturan yang ditetapkan ILO sbb:

Kemampuan beban yang dapat


diangkat
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
SIKAP KERJA MENGANGKAT DAN
 POSISI BADAN
MEMBAWA BEBAN
Kekuatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain :
¨ Berat beban
¨ Kelenturan badan
¨ Posisi lengan
¨ Kecepatan proses lifting
¨ Kecenderungan tubuh bagian atas ke samping
¨ Memutar badan
¨ Ketegangan otot

 Ketika mengangkat dan membawa barang dengan


beban maka posisi punggung dalam keadaan lurus
(diskus intervertebralis), terihat pada gambar 1
biru.Dengan posisi ini beban akan terdistribusi
keseluruh sendi yang berbeda (lutut, tulang
belakang).
SIKAP KERJA MENGANGKAT DAN
MEMBAWA BEBAN

MENGANGKAT YANG TEPAT DAN MEMBAWA

Mengangkat dan memindahkan barang dalam


pekerjaan maupun dalam bengkel/ laboratorium
maupun di kantor sangat sering terjadi
Pekerjaan yang rutin tersebut tidak memerlukan
pelatihan atau training secara khusus, tetapi mesih
diperlukan suatu instruksi yang tepat.
Dalam bengkel/laboratorium megangkat dan
membawa serta memindahkan barang diajarkan secara
teratur dan diawasi secara terus menerus.
SIKAP KERJA MENGANGKAT DAN
MEMBAWA BEBAN

Posisi persiapan mengangkat tabung .


Tempatkan beban dibahu angkat bagian bawah Posisi berjalan dengan mengangkat beban ,
dengan posisi jongkok tegak waktu berjalan badan dimiringkan ke sisi
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan dengan
benar dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu maka teknik mengangkat
dan mengangkut yang benar serta alat mengangkat dan mengangkut yang
ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi
kerja.
Kegiatan mengangkat dan mengangkut dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu
1.Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2.Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turun, dll.
3.Ketrampilan bekerja.
4.Peralatan kerja.
5.Ukuran beban yang akan diangkut.
6.Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi
kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan
mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu :
7.Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
8.Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Mengangkat dengan posisi membung kukkan badan, karena
posisi tersebut sangat tidak aman dan beban diterima
langsung pada ujung tulang belakang dekat kepala.
Mengangkat dengan posisi seperti ini ,beban daapat
meningkat menjadi lebih dari duakali lipat berat
sesungguhnya

Tidak diperbolehkan

Mengangkat baban dengan bentuk tertentu perlu


diperhatikan , pertama adalah cara menangkap atau
mengunci beban tidak meluncur/lepas, dengansatu tangan
dan posisi jongkok tegak (punggung lurus), benda dapat
mulai diangkat,otot kaki yang bergerak keatas

mengangkat beban bentuk tertentu


Mengangkat beban pada posisi jongkok seperti yg dilakukan
oleh seorang olahraga angkat besi, dimana titik berat beban
berada pada posisi titik ideal posisi angkat. Posisi jongkok
punggung dijaga lurus

mengangkat beban sport

Mengubah arah kakiiketika pengangkatan lebih baikd


mengangkat.transportasi barang aripada memutar pinggul
Memindahkan barang dari kiri ke kanan atau
sebaliknya dengan cara memutar badan sangat
tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal
tersebut dapat memutar tulang belakang saat
mengangkat dan menurunkan barang .
Yangperlu diperhatikan adalah posisi berdiri,
dimana benda yang akan dipindah berada
didepan kita, arah kaki lurus, sedang arah
berputar, posisi kaki 90 0 tidak boleh lebih.
memindahkan beban
Sikap kerja

membungkuk
Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman untuk
diterapkan dalam pekerjaan adalah membungkuk.

 Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika bekerja.


Pekerja mengalami keluhan nyeri pada bagian punggung
bagian bawah bila sikap kerja ini dilakukan berulang
dengan periode yang cukup lama.

 Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan “slipped


disks” bila dibarengi dengan pengangkatan beban
berlebih.

 Prosesnya sama dengan sikap kerja membungkuk, tetapi


akibat tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen pada
sisi belakang rusak dan terjadi penekanan pada
pembuluh darah
Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.
Metode kinetik dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
1.Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot
punggung
2.Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan
momentum berat badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :


o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
Thank
You
Kondisi dalam
lingkungan kerja
Pertemuan 4 & 5
1. Pencahayaan
A. Definisi Cahaya
 Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif.

 Pencahayaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kenyamanan dalam bekerja.

 Pencahayaan yang kurang baik dapat menyebabkan berbagai keluhan kesehatan khususnya pada kesehatan mata.
Beberapa keluhan yang terkait dengan pencahayaan yang kurang baik di tempat kerja adalah sakit kepala,
kelelahan mata, mata kering, mata perih, serta keluhan pada leher dan bahu.

 Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak
menjadi lebih baik hanya dari jumlah atau kuantitas cahaya, tetapi juga dari kualitasnya.

 Cahaya alam yang masuk melalui jendela dapat dipakai sebagai sumber pencahayaan di dalam bangunan, sekaligus
upaya untuk menghemat energi. Oleh karena itu perlu strategi desain pencahayaan dengan memanfaatkan cahaya
alam secara optimal.

 Desain pencahayaan yang optimal meliputi: optimasi kuantitas cahaya langit, menjaga kenyamanan visual, dan
menjaga kesejukan, serta menghemat energi

2
B. Syarat Pencahayaan yang baik ditempat kerja
Instalasi Pencahayaan
Pencahayaan dimaksudkan untuk :
1. Melihat obyek dengan jelas
2. Memudahkan pekerjaan
3. Menghindari kecelakaan kerja
4. Meningkatkan kesan menyegarkan
5. Membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
nyaman

What sets us apart? 3


C. Sumber Cahaya·
1. Penerangan alami
Berapa banyak cahaya matahari mencapai di dalam sebuah ruangan,
tergantung pada jumlah dan arah sinar matahari, awan, dataran lokal,
dan musim. Selain itu, ukuran, orientasi dan kebersihan dari jendela
adalah penting. Jumlah cahaya matahari memasuki tempat kerja dapat
dikendalikan dengan kaca berwarna, fentilasi, dan tirai sehingga tidak
menyebabkan silau atau membuat area kerja terlalu terang.

2.· Penerangan buatan (lampu)


Jumlah cahaya, warna cahaya itu sendiri, dan warna yang bervariasi
dengan objek yang tampil harus sesuai dengan tempat kerja dan tugas

About us 4
D. Kegunaan Pencahayaan ditempat kerja
 Untuk melihat dengan mudah pekerjaan-pekerjaan yang bersifat visual, dapat
memberikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan
efesiensi kerja

E. Jenis Pencahayaan
Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari matahari
Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu
 Penerangan Alami yang baik
• Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-banguna harus sedemikian rupa
tidak menganggu masuknya cahaya kedalam ruangan
• Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk
melakukan pekerjaan

5
G. Akibat yang ditimbulkan dari pencahayaan terhadap
persepsi

 Kualitas pencahayaan yang memadai merupakan salah satu aspek yang


mendukung terlaksananya suatu aktivitas.

 Aktivitas seperti membaca, menulis atau mengerjakan tugas akan


membutuhkan standar tingkat kualitas pencahayaan yang berbeda.

 Untuk mengukur terpenuhinya standar tingkat kualitas pencahayaan


masing-masing pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan pengukuran langsung menggunakan lux meter atau
dengan mengetahui persepsi pengguna terhadap cahaya.

 Berdasarkan persepsi pengguna, kualitas pencahayaan yang memadai


adalah yang memberikan intensitas pencahayaan sesuai standar

6
Alat – alat pelindung mata ( Eyes Protection ) dan
muka
 Fungsi alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan
kimia berbahaya , paparan partikel-partikel yang melayang di udara
dan di badan air. Percikan benda-benda kecil panas, atau uap
panas,radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun
H. Alat -pelindung yang tidak mengion , pancaran cahaya , benturan atau pukulan
dari cahaya benda keras atau benda tajam.

 Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata


pengaman ( spectacles ) goggles, tameng muka ( face shield ).
Masker selam , tameng muka dan kacamata pengaman dalam
kesatuan ( full face masker )

7
J. Kondisi dan tata letak mata terhadap cahaya

Penerangan umum menyediakan pencahayaan yang Lokal-penerangan umum menggunakan


cukup seragam. Sebuah contoh : perlengkapan langit- perlengkapan ‘overhead’, selain perlengkapan
langit yang menyala di area yang luas langit-langit untuk meningkatkan tingkat
pencahayaan untuk penggunaan tertentu.

Lokal (atau tugas) pencahayaan meningkatkan


tingkat cahaya di atas pekerjaan dan lingkungan
sekitarnya. Pencahayaan setempat sering
memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan dan
kontrol pencahayaan dan menyediakan fleksibilitas
untuk setiap pengguna.

8
Berbagai jenis lampu dirancang untuk mendistribusikan cahaya dalam cara yang berbeda. Perlengkapan ini
dikenal sebagai:
· langsung,
· langsung-tidak langsung,
· tidak langsung, dan
· terlindung (berbagai jenis).

Langsung : 90 sampai 100 persen dari cahaya terdiditribusikan ke bawah menuju area kerja. Pencahayaan
langsung cenderung untuk menciptakan bayangan.

Langsung-tidak langsung : mendistribusikan cahaya lampu yang sama ke atas dan ke bawah. Mereka memantulkan
cahaya dari langit-langit dan permukaan ruangan lainnya. Sedikit cahaya dipancarkan horizontal, berarti dapat
mengurangi silau.

9
Tidak langsung : mendistribusikan 90 sampai 100 persen dari cahaya ke atas. Dinding langit-langit
dan bagian atas harus bersih dan sangat reflektif untuk memungkinkan cahaya untuk mencapai area
kerja. Mereka menyediakan penerangan yang paling baik dari semua jenis, dan paling sedikit silau.
Jenis ini biasa digunakan di kantor.

Terlindung : menggunakan diffusers, lensa, dan tirai untuk menutupi lampu dari pandangan
langsung, sehingga membantu untuk mencegah silau dan mendistribusikan cahaya. Diffusers yang
tembus atau semi-transparan (tembus) mencakup dibuat biasanya dari kaca atau plastik. Mereka
digunakan pada bagian bawah atau sisi lampu untuk mengontrol kecerahan.

10
I. Dampak fisik dan psikologis yang ditimbulkan dari pencahayaan
DAMPAK FISIK :
1. Kelelahan Mata
Dulhadi (1994), mengatakan penerangan yang kurang dari cukup intensitasnya akan menyebabkan
kelelahan pada mata yang sangat membahaya karyawan. Sistem pencahayaan yang buruk dapat
mengakibatkan kelelahan (Tarwaka dkk., 2004). Kelelahan adalah fungsi mekansime perlindungan
tubuh agar terhindar dari kerusakan serius yang berdampak menurunnya effisiensi kerja dan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Menurut Dessler (1997) bahwa kelelahan pada individu dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja.

2. Keluhan Pegal di daerah mata


Pencahayaan yang tidak memadai akan menyebabkan kelelahan pada otot dan saraf mata yang
berlanjut pada kelelahan lokal mata dan akhirnya kelelahan keseluruhan fisiologis pada seorang
pekerja. Kelelahan yang timbul kemudian akan mengakibatkan turunnya konsentrasi kerja,
meningkatkan tingkat kesalahan dalam bekerja yang berujung pada tingginya cacat produksi.

3. Kerusakan Indera mata

4. Meningkatnya kecelakaan kerja


Menurut Lianto & Kurniawan (2002), penerangan yang terlalu besar membuat rasa panas dan
menimbulkan kegelisahan, sebaliknya penerangan yang kurang dapat mempengaruhi aspek fisiologis
pekerja seperti mengantuk dan dapat mempengaruhi konsentrsi kerja yang menimbulkan kesalahan
kerja yang tinggi.

11
I. Dampak fisik dan psikologis yang ditimbulkan dari pencahayaan
DAMPAK PSIKOLOGIS :

1. Kelelahan Mental
 Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat
tanpa menimbulkan kesalahan.

 Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu
pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan.

 Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan
berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi
keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan.

12
Macam Instalasi Pencahayaan

 Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, standar pencahayaan di tempat kerja (perkantoran) minimal adalah
100 lux. Pencahayaan yang baik di tempat kerja bermanfaat untuk:
1. Mampu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan masalah kesehatan
2. Konsentrasi dan ketelitian yang lebih baik di tempat kerja
3. Tempat kerja yang lebih terang, lebih bersih sehingga menghasilkan lingkungan yang aktif dan bersemangat
4. Hasil kerja yang baik
5. Visibilitas dan ketelitian yang lebih baik serta meningkatkan kecepatan kerja dalam menghasilkan produk

13
2. Suhu
A. Definisi Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur
suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung
menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid.

B. Suhu yang baik dalam bekerja


Indor climate adalah kondisi fisik sekeliling dimana kita melakukan aktifitas tertentu yang meliputi hal-hal sebagai
berikut : temperatur udara, temperatur permukaan sekeliling, kelembaban udara, dan aliran perpindahan udara.

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia memiliki suhu yang berbeda-beda. Tubuh manusia selalu
berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini dengan suatu sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga
dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia
untuk menyesuaikan ini memiliki batas, yaitu bahwa tubuh mausia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan suhu
luar jika perubahan suhu di luar tubuh tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas, dan 35 % untuk kondisi dingin.
Kesemuanya dari keadaan normal tubuh.

14
 Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi,
radiasi, dan penguapan jika terjadi kekurangan atau lebih panas.

 Menurut penyelidikan, apabila suhu udara lebih rendah dari 17 ºC, berarti suhu udara ini ada dibawah
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35% dibawah normal), maka tubuh manusia akan
mengalami kedinginan karena hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan
radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan.

 Sebaliknya apabila temperatur udara terlampau panas dibandingkan temperatur normal tubuh, maka
akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk
mendinginkan dirinya melalui sistem penguapan. Ini menyebabkan suhu tubuh menjadi ikut naik dengan
lebih tingginya suhu udara.

 Kemampuan beradaptasi setiap orang berbeda, tergantung pada daerah tempat orang tersebut biasa
hidup. Orang yang biasa hidup di daerah panas berbeda kemampuan beradaptasinya dengan orang yang
biasa hidup di daerah dingin atau sedang. Tichauer telah menyelidiki pengaruh suhu terhadap
produktivitas pada pekerja penenun kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi paling tinggi
dicapai pada kondisi suhu antara 75 – 80 °F (24 – 27 ºC).

15
 Manusia memiliki mekanisme pengaturan untuk
bisa mempertahankan suhu tubuh tetap optimal
dalam berbagai macam kondisi lingkungan.
 Suhu tersebut, utamanya dipertahankan pada
suhu 37 °C apabila diukur secara oral atau
melalui mulut. Akan tetapi, suhu tubuh masih
dianggap normal apabila suhu tubuh dalam
rentang 35,5⁰ C pada pagi hari hingga 37,7⁰C
pada malam hari. Rata-ratanya adalah 36,7⁰C.
Pengaturan suhu ini amat penting supaya
Menjaga Suhu Tubuh
metabolisme sel tetap optimal.
 Suhu tubuh bagian dalam, seperti pada organ-
organ dalam, umumnya tetap konstan 37,8 ⁰C.
Sementara itu, pada tubuh bagian luar seperti
kulit, suhunya lebih rendah serta lebih bervariasi.
Perubahan suhu tersebut juga berfungsi dalam
pengaturan suhu supaya suhu pada organ-organ
dalam tetap terjaga dalam batas optimal.

16
SUHU KERJA DI DALAM DAN DI
LUAR RUANGAN

- Jika seseorang ditempatkan pada suatu


KENYAMANAN SUHU ( Thermal Comfort ) ruangan dan diberikan temperatur yang
berbeda maka akan terjadi rentang
- Kenyamanan suhu terdiri dari dasar
fisiologi suatu kenyaman,efek sampingan pertukaran panas yang menyatakan
dari suatu ketidak nyamanan,daerah kondisi tubuh dalam keadaan setimbang
temperatur secara fisiologi,rentang karena dalam rentang ini pertukaran
temperatur yang nyaman,empat faktor
klimatik dan kenyamanan panas akan dapat dijaga dengan
mengalirnya darah keseluruh organ
- Ketidaknyamanan merupakan suatu proses tubuh.
biologi yang sederhana untuk semua jenis
mahluk yang berdarah panas untuk
menstimulasi agar melakukan suatu langkah
utama untuk meretorasi kembali suatu - Rentang temperatur dimana manusia
proses pertukaran pana yang benar. merasakan kenyamanan adalah sangat
- Ketidaknyamanan akan mengakibatkan bervariasi bergantung pada,pertama dari
perubahan fungsional pada organ yang jenis pakaian yang dipakai,kedua dari
bersesuaian pada tubuh manusia. aktivitas fisik yang telah dilakukan

17
PERTUKARAN UDARA

Agar pertukaran udara ruang perkantoran dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut :

a) Untuk ruangan kerja yang tidak ber AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai dengan
menerapkan sistem ventilasi silang.

b) Ruang yang menggunakan AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara secara
alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan kipas angin.

c) Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan pabrik.

19
Dampak fisik dan psikologis
yang ditimbulkan dari suhu

 Peningkatan suhu dapat menghasilkan kenaikan prestasi kerja, namun disisi lain
dapat pula menurunkan prestasi kerja. Kenaikan suhu pada batas tertentu dapat
menimbulkan semangat yang akan merangsang prestasi kerja, tetapi setelah
melewati ambang batas tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu
tubuh yang dapat mengakibatkan terganggunya prestasi kerja

 Yang terpenting adalah mengkondisikan ruangan kerja agar setiap pekerja


didalamnya dapat merasa nyaman bekerja tanpa merasakan gangguan panas atau
dingin. Kondisi ekstrem pada lingkungan kerja sebaiknya dihindari, karena
tekanan/terpaan panas yang mengenai tubuh manusia dapat mengakibatkan
berbagai permasalahan kesehatan hingga kematian. Kematian tersebut
diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada
tubuh

20
Dampak Fisik dari Suhu

1. Heat Rash
Merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan
panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada
sebgaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali
normal untuk 4 sampai 6 minggu.

2. Heat Syncope
Adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam
lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.

3. Heat Cramp
Merupakan penyakit yang menimbulkan gejala seperti rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan abdomen banyak
mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak seimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang
berat di lingkungan yang panas.

21
Dampak Fisik dari Suhu

4. Heat Exhaution
Merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah air
yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat
banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C
– 40°C).

5. Heat Stroke
Merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan
lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu
tubuh tinggi 40oC atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, tidak ada keringat di tubuh korban,
pening, menggigil, mual, pusing, kebingungan mental dan pingsan.

6. Multiorgan-dysfunction Syndrome Continuum


Merupakan rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian anggota tubuh akibat heat stroke,
trauma dan lainnya

22
Berikut akan ditunjukkan kondisi-kondisi manusia dimana suhu tubuhnya terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Keadaan Kondisi Tubuh Saat Kondisi Panas:


• 37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).
• 38°C (100.4°F) – berkeringat, sangat tidak nyaman, sedikit lapar.
• 39°C (102.2°F) – Berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung bedenyut kencang, kelelahan,
merangsang kambuhnya epilepsi.
• 40°C (104°F) – Pingsang, dehidrasi, lemah, sakit kepala, muntah, pening dan berkeringat.
• 41°C (105.8°F) –Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung, sakit kepala, halusinasi, napas sesak,
mengantuk mata kabur, jantung berdebar.
• 42°C (107.6°F) – Pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah dan terjadi gangguan
hebat. Tekanan darah menjadi tinggi/rendah dan detak jantung cepat.
• 43°C (109.4°F) –Umumnya meninggal, kerusakan otak, gangguan dan goncangan hebat terus menerus,
fungsi pernafasan kolaps.
• 44°C (111.2°F) or more – Hampir dipastikan meninggal namun ada beberapa pasien yang mampu
bertahan hingga diatas 46°C (114.8°F).

23
Keadaan Tubuh Saat Kondisi Dingin:

• 37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).


• 36°C (96.8°F) – Menggigil ringan hingga sedang.
• 35°C (95.0°F) –(Hipotermia suhu kurang dari 35°C / 95.0°F) Menggigil keras, kulit menjadi biru/keabuan.
Jantung menjadi berdegup.
• 34°C (93.2°F) –Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan bingung. Terjadi perubahan perilaku.
• 33°C (91.4°F) –Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi, berhenti menggigil, denyut jantung
lemah, napas pendek dan tidak mampu merespon rangsangan.
• 32°C (89.6°F) –Kondisi gawat. Halusinasi, gangguan hebat, sangat bingung, tidur yang dalam dan menuju
koma, detak jantung rendah , tidak menggigil.
• 31°C (87.8°F) –Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, jantung sangat lamabat. Terjadi gangguan
irama jantung yangs serius.
• 28°C (82.4°F) –Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian.
• 24-26°C (75.2-78.8°F) or less - Terjadi kematian namun beberapa pasien ada yang mampu bertahan
hidup hinggan dibawah 24-26°C (75.2-78.8°F)

24
 Gunakan alat-alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan.
Tujuannya agar pekerja bekerja lebih efisien, cepat, dan
mengurangi paparan getaran pada tangan dan lengan

 Lakukan pemeriksaan pada alat-alat kerja secara berkala. Hal


ini dimaksudkan untuk menghindari peningkatan getaran
yang disebabkan oleh kesalahan atau pemakaian umum dan
menjaga efek getaran pada alat tetap minimum.

 Pastikan mesin pemotong tetap terjaga ketajamannya. Sebab,


alat-alat yang tumpul akan menimbulkan getaran lebih kuat
dibandingkan alat-alat yang terjaga ketajamannya.

 Lakukan istirahat 10 menit setiap jam selama menggunakan


alat-alat yang bergetar. Pekerja yang menggunakan alat-alat
yang bergetar perlu mengambil waktu istirahat untuk
menghindari paparan getaran secara terus menerus.

Image 25
• Lakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja.

• Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan
penanganan terhadap HAVS.

• Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah abnormal, Raynaud's Syndrome, atau pekerja yang pernah
mendapat gejala HAVS sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan alat yang bergetar apapun.

• Gunakan sarung tangan dengan multi lapisan dan berbahan kenyal (karet, karet busa, plastik busa, wol)
atau menggunakan sarung tangan anti getaran bila memungkinkan.

• Jagalah tangan Anda tetap hangat dan kering. Bila tangan Anda basah atau dingin, segera keringkan dan
gunakan sarung tangan sebelum terpapar getaran. Pekerja yang terpapar udara dingin biasanya lebih
rentan terkena HAVS.

26
• Pastikan Anda mendapatkan
pelatihan dan memahami tentang
bahaya getaran dan
pengendaliannya.
Hindari memegang alat-alat yang • Hindari merokok bila Anda bekerja
bergetar secara kuat. dengan alat-alat yang bergetar setiap
Semakin kuat memegang, maka semakin harinya. Pekerja yang merokok lebih
kuat getaran yang disalurkan ke jari-jari
rentan terkena HAVS daripada
dan tangan. Bila memungkinkan, selain
memegang dengan ringan, pekerja bisa mereka yang tidak merokok. Hal ini
memegangnya dengan posisi tangan disebabkan karena tembakau dapat
bervariasi. memengaruhi aliran darah dan
pekerja yang terkena HAVS dengan
Letakkan alat-alat yang bergetar di merokok biasanya menderita lebih
tempat yang tepat dan operasikan hanya parah.
bila perlu dan dengan kecepatan yang
minimum untuk mengurangi paparan • Lakukan langkah-langkah
getaran. pengendalian yang sudah diatur oleh
perusahaan untuk mengurangi risiko
HAVS.

27
3. Kebisingan
 Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu pendengaran dan dapat
menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar (WHS, 1993).

 Menurut Babba (2007), kebisingan di tempat kerja diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan, yaitu :
a. Kebisingan yang tetap (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise). Kebisingan ini
merupakan nada-nada murni pada frekuensi yang beragam. Contohnya suara mesin, suara
kipas dan sebagainya.

2. Kebisingan tetap (Broad band noise), kebisingan dengan frekuensi terputus dan Brod band
noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise). Perbedaannya
adalah broad band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi

3. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu
tertentu. Intermitent noise, kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah. Contoh
kebisingan lalu lintas.

4. Kebisingan impulsif (Impulsive noise), kebisingan ini dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi
(memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata dan alat-alat
sejenisnya.

28
Dampak Kebisingan terhadap Kesehatan

Menurut Babba (2007) kebisingan dengan intensitas tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan antara lain
:
1. Gangguan Fisiologis
Gangguan fisiologis adalah gangguan yang pertama timbul akibat bising, fungsi pendengaran secara fisiologis dapat
terganggu. Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas, sehingga dapat menimbulkan
gangguan lain seperti: kecelakaan. Pembicaraan terpaksa berteriak-teriak sehingga memerlukan tenaga ekstra dan juga
menambah kebisingan

2. Gangguan Psikologis
Gangguan fisiologis apabila terjadi terlalu lama dapat menimbulkan gangguan psikologis. Kebisingan dapat mempengaruhi
stabilitas mental dan reaksi psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan sebagainya.

3. Gangguan Patologis Organis


Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat pendengaran atau telinga, yang dapat
menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanen.

29
Dampak Kebisingan terhadap Kesehatan

4. Komunikasi
Kebisingan dapat menganggu pembicaraan dan kebisingan mengganggu kita dalam menangkap dan mengerti apa yang
dibicarakan oleh orang lain.

Pengaruh akibat terpapar kebisingan keras lainnya adalah adanya rasa mual, lemas, stres, sakit kepala bahkan
peningkatan tekanan darah (Pulat, 1992). Menurut Chanlett (1979), selain berdampak pada gangguan
pendengaran, terdapat efek kebisingan lainnya, yaitu: gangguan tidur dan istirahat, mempengaruhi kapasitas
kerja pekerja. Dari segi fisik gangguan kebisingan dapat berupa pupil yang membesar, dari segi psikologis
kebisingan dapat menimbulkan stress, penyakit mental, dan perubahan sikap atau kebiasaan.

30
31
3. JENIS-JENIS GANGGUAN PENDENGARAN

a. Gangguan pendengaran konduktif


Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika getaran suara di udara tidak sampai ke bagian
dalam sebagaimana mestinya. Jika ada sesuatu yang menghalangi saluran telinga (zat lilin, cairan,
penumpukan kalsium pada tulang telinga), maka terjadi ganguan pendengaran konduktif.
Biasanya suara masih bisa terdengar namun lemah, teredam atau terdistorsi. Umumnya, gangguan
pendengaran konduktif tidak menyebabkan ketulian total.

b. Gangguan pendengaran saraf


Gangguan pendengaran saraf (tuli saraf) terjadi ketika saraf pendengaran dari liang telinga yang
menuju ke otak gagal membawa informasi suara ke otak. Ketulian saraf akan menyebabkan
hilangnya kenyaringan atau kejelasan dalam suara yang diterima.

c. Gangguan pendengaran campuran


Gangguan pendengaran campuran merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif
dan saraf.
ALAT PELINDUNG TELINGA

Alat pelindung telinga adalah alat untuk menyumbat telinga atau penutup telinga yang digunakan atau dipakai dengan tujuan
melindungi, mengurangi paparan kebisingan masuk kedalam telinga. Fungsinya adalah menurunkan intensitas kebisingan yang
mencapai alat pendengaran. Alat pelindung umumnya dapat dibedakan menjadi:
1. Sumbat Telinga (Ear Plug)
Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan bahkan antar kedua telinga dari individu
yang sama berlainan. Oleh karena itu sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran telinga
pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga
manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada yang lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai dengan 30 dB.

2. Tutup telinga (ear muff)


Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung untuk tutup telinga, dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk menyerap
suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian yang lama, sering ditemukan efektifitas telinga menurun yang disebabkan oleh bantalan
mengeras dan mengerut akibat reaksi bahan bantalan dengan minyak kulit dan keringat. Tutup telinga digunakan untuk
mengurangi bising s/d 40-50 dB dengan frekuensi 100-8000Hz.

3. Helmet/enclosure
Menutupi seluruh kepala dan digunakan untuk mengurangi intensitas bising maksimum 35 dBA pada 250 Hz sampai 50 dBA
pada frekuensi tinggi.
Alat Pelindung Telinga

Sumbat telinga (ear plug) dan penutup


telinga (ear muff).

Berfungsi untuk melindungi alat


pendengaran terhadap kebisingan
atau tekanan.
4. GETARAN

Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan penjalaran ( Transmission ) dari pada
tenaga mekanik yang berasal dari sumber goyangan ( osilattor ). Getaran kerja adalah getaran mekanis yang ada
ditempat kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Getaran dihasilkan oleh :
- Mesin-mesin diesel, mesin produksi
- Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
- Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin : jack hammer ( pembuka jalan ),
pneumatic hammer ( pabrik besi ), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll )

A. Jenis-jenis getaran kerja


1. Getaran Umum ( Whole body vibration )
Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh, dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga kerja yang
menopang seluruh tubuh. Misalnya : kaki saat berdiri, pantat pada saat duduk, punggung saat bersandar,
lengan saat bersandar. Getaran ini mempunyai frekwensi 5 – 20 Hz.

2. Getaran Setempat ( Hand arm vibration )


Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan dari operator atal yang bergetar. Getaran ini mempunyai
frekwensi 20 – 500 Hz.
Pengaruh getaran terhadap tenaga kerja

A. Getaran Umum ( wbv )


Sesuai dengan tingkatnya dapat dibagi menjadi 3 macam :
- Mengganggu kenyamanan kerja
- Mempercepat timbulnya kelelahan kerja
- Menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja

Gangguan kesehatan yang ditimbulkan Wbv yaitu :


1 Gangguan aliran darah
2 Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif syaraf.
3 Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen dalam paru-paru
4 Gangguan pada otot atau persendian

Gejala yang timbul yaitu pusing, ngantuk, sakit perut, mual, pegal-pegal, kaki kesemutan.
Mesin-mesin yang menghasilkan Wbv biasanya berkisar antara 1 – 20 Hz
Efek terhadap gangguan kesehatan berlangsung jangka panjang.
Pada stadium I
Terjadi gangguan perut : kembung, mual, kolik usus
gangguan penglihatan : mata berkunang – kunang
gangguan syaraf : insomnia, gangguan keseimbangan
Pada stadium II
Terjadi gangguan : pada otot / sendi
B. Getaran setempat ( Hav )

Sensitivitas maximum pada frekwensi 12 – 16 Hz.


Gangguan kesehatan yang ditimbulkan adalah WFS ( white fingers syndrome )
Gangguan dapat berupa penyempiten pembuluh darah, gangguan syaraf perifer, gangguan tulang sendi dan otot. Gejala yang timbul
berupa jari-jari pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhu / sentuhan. Terjadinya gejala tersebut memerlukan jangka waktu 3 – 6 tahun
dengan melalui beberapa stadium yaitu :

Stadium I : Ujung jari pucat,rasa kaku pada waktu dingin atau bangun tidur.
Stadium II : Perluasan jari pucat, kesemutan, rasa kaku.
Stadium III : Gejala semakin luas disertai rasa sakit yang hebat.
Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome

Pekerja yang tangannya terpapar alat-alat kerja yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama berpotensi besar mengalami
gangguan fungsi tangan, salah satunya hand-arm vibration syndrome (HAVS). Jika dibiarkan, para pekerja yang tangannya terpapar alat-
alat tersebut bisa mengalami kerusakan pembuluh darah, kehilangan sensoris secara permanen, kerusakan tulang dan otot menjadi lemah.

HAVS adalah penyakit kerja akibat getaran mekanis yang menyerang tangan dan lengan pekerja. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala
vaskuler, neurologi, dan muskuloskeletal pada jari, tangan, dan lengan yang disebabkan penggunaan alat yang bergetar secara terus-
menerus, seperti penggunaan bor (drill), gerinda, bor listrik, gergaji, dan alat penghancur beton (jackhammer).

Gejala-gejala HAVS:
1. Gejala vaskuler
Gejala ini dikenal sebagai fenomena Raynaud. Gejala vaskuler ditandai
dengan pemucatan jari (jari-jari memutih) dan menjadi dingin, jari-jari
tersebut kemudian berubah warna jadi kebiruan akibat kurangnya suplai
oksigen, dan kemudian jari-jari tersebut jadi memerah. Perubahan warna
ini tidak selalu dialami para penderita. Namun, keluhan tidak nyaman, jari
pucat dan dingin tetap muncul.
Lamanya gejala bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Gejala tersebut dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin
atau pekerja menyentuh benda dingin. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan seperti kesemutan, kram, atau nyeri. Nyeri pada tangan
biasanya timbul pada malam hari, terkadang rasa nyeri menjalar sampai lengan bawah, siku, dan leher, serta rasa nyeri yang dirasakan
bisa mengakibatkan sulit untuk menggenggam dan mengepal.

2. Gejala sensorineural
Gejala sensorineural yang timbul meliputi rasa baal dan/ atau kesemutan pada satu atau lebih jari. Tingkat gejala sensorineural yang
dirasakan setiap penderita bisa berbeda. Pada gejala ringan, rasa baal atau kesemutan pada jari sifatnya hilang timbul. Namun, jika
gejala berlangsung lebih dari satu jam, Anda perlu mewaspadainya.
Gejala yang dirasakan penderita bisa bertambah parah bila paparan terhadap alat bergetar terus berlanjut dalam jangka waktu yang
lama.

Mengapa pekerja bisa terkena HAVS?


Pekerja yang sehari-harinya menggunakan atau mengoperasikan peralatan atau mesin yang menimbulkan getaran berisiko besar terkena
HAVS. Getaran yang berasal dari peralatan atau mesin tersebut akan ditransmisikan kepada tangan dan lengan pekerja. Bila pekerja
terpapar getaran secara terus-menerus, efek getaran dapat menimbulkan gangguan atau kelainan dalam peredaran darah dan saraf,
kerusakan ada persendian dan tulang, memengaruhi konsentrasi kerja dan mempercepat kelelahan.
Efek getaran yang dirasakan pekerja bisa berbeda-beda tergantung dari intensitas getaran, frekuensi getaran, dan durasi getaran atau
lamanya penggunaan alat. Semakin lama pekerja menggunakan peralatan atau mesin yang bergetar dan semakin cepat getarannya,
maka semakin tinggi pula risiko pekerja tersebut terkena HAVS.
Siapa saja yang berisiko terkena HAVS?

HAVS biasanya dialami oleh seseorang yang bekerja di industri:


•Konstruksi dan pemeliharaan jalan raya atau jalur kereta api
•Konstruksi dan pembongkaran bangunan
•Kehutanan
•Pengecoran logam
•Manufaktur
•Pertambangan
•Perakitan dan perbaikan kendaraan bermotor
•Sarana publik (misalnya air, gas, listrik, telekomunikasi)
•Pembuatan dan perbaikan kapal.

Apa upaya yang harus dilakukan untuk mencegah HAVS?

Dilansir dari hse.gov.uk, ada beberapa upaya pencegahan HAVS yang bisa dilakukan pekerja di antaranya:
• Mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi paparan pada tangan dan lengan. Bila pendesainan ulang tidak
memungkinkan, Anda bisa mengurangi efek getaran dengan cara meredam getaran (damping). Damping adalah suatu mekanisme untuk
meredam getaran dengan cara menempelkan suatu sistem resonansi pada sumber getaran
• Gunakan alat-alat yang bergetar tidak lebih dari 2 jam (tergantung nilai percepatan getaran). Energi yang dipindahkan oleh suatu getaran
tergantung pada lama pemaparan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat getaran terhadap pekerja, maka ILO tahun
1978 menganjurkan waktu pemaparan tidak lebih dari 2 jam. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai batas waktu pemaparan
getaran tertuang dalam Kepmenaker No: KEP-51/MEN/ 1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja.
• Gunakan alat-alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan. Tujuannya agar pekerja bekerja lebih efisien, cepat, dan mengurangi paparan
getaran pada tangan dan lengan
• Lakukan pemeriksaan pada alat-alat kerja secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari peningkatan getaran yang disebabkan
oleh kesalahan atau pemakaian umum dan menjaga efek getaran pada alat tetap minimum.
• Pastikan mesin pemotong tetap terjaga ketajamannya. Sebab, alat-alat yang tumpul akan menimbulkan getaran lebih kuat dibandingkan
alat-alat yang terjaga ketajamannya.
• Lakukan istirahat 10 menit setiap jam selama menggunakan alat-alat yang bergetar. Pekerja yang menggunakan alat-alat yang bergetar
perlu mengambil waktu istirahat untuk menghindari paparan getaran secara terus menerus.
• Lakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja. Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS. Pekerja
yang memiliki riwayat sirkulasi darah abnormal, Raynaud's Syndrome, atau pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS sama sekali tidak
boleh bersentuhan dengan alat yang bergetar apapun.
• Gunakan sarung tangan dengan multi lapisan dan berbahan kenyal (karet, karet busa, plastik busa, wol) atau menggunakan sarung tangan
anti getaran bila memungkinkan. Jagalah tangan Anda tetap hangat dan kering. Bila tangan Anda basah atau dingin, segera keringkan dan
gunakan sarung tangan sebelum terpapar getaran. Pekerja yang terpapar udara dingin biasanya lebih rentan terkena HAVS.
• Hindari memegang alat-alat yang bergetar secara kuat. Semakin kuat memegang, maka semakin kuat getaran yang disalurkan ke jari-jari
dan tangan. Bila memungkinkan, selain memegang dengan ringan, pekerja bisa memegangnya dengan posisi tangan bervariasi.
• Letakkan alat-alat yang bergetar di tempat yang tepat dan operasikan hanya bila perlu dan dengan kecepatan yang minimum untuk
mengurangi paparan getaran.
• Pastikan Anda mendapatkan pelatihan dan memahami tentang bahaya getaran dan pengendaliannya.
• Hindari merokok bila Anda bekerja dengan alat-alat yang bergetar setiap harinya. Pekerja yang merokok lebih rentan terkena HAVS
daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau dapat memengaruhi aliran darah dan pekerja yang terkena
HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah.
• Lakukan langkah-langkah pengendalian yang sudah diatur oleh perusahaan untuk mengurangi risiko HAVS.

Sumber: www.SafetySign.co.id

ALAT PELINDUNG TANGAN

Sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain
berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.

Berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari paparan api,
getaran, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi
mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
Thank You

43
Index

01

Kerja Malam & 02

Shif Kerja 03
Pertemuan 7

04

05
Index
Masalah
Waktu Siang-Malam
01
 Manusia secara alami dalam fase ergotropiknya (disanggupkan untuk performa)
di siang hari dan dalam fase trophotropiknya (dipergunakan dengan
penyembuhan dan penggantian energi) sewaktu malam.
02
 Karenanya, pekerja malam bekerja tidak dalam suasana hati untuk kinerja
tetapi dalam fase santai pada siklus harian. Aspek lain adalah beban yang
dihadapkan pada kehidupan keluarga dan isolasi sosial.
03
 Oleh karena itu, ergonomi dihadapkan pada masalah perencanaan jadwal kerja
sedemikian rupa sehingga kerja shift tidak membahayakan seminimal mungkin
terhadap kesehatan dan kehidupan sosial.
04

05
RITME
SIRKADIAN
 Berbagai fungsi tubuh manusia Dalam kondisi normal ritme
dan hewan berfluktuasi dalam sirkadian endogen disinkronisasi
siklus 24 jam, yang disebut ritme menjadi siklus 24 jam oleh
diurnal atau ritme sirkadian berbagai 'pencatat waktu':
(diurnus = harian, circa dies =  Perubahan dari terang ke gelap
kira-kira satu hari). dan sebaliknya
 Kontak sosial
 Bahkan jika pengaruh normal  Pekerjaan dan kejadian terkait
siang dan malam dikecualikan,  Pengetahuan tentang waktu jam
(misal di Arktik atau di ruangan
tertutup dengan pencahayaan  Fungsi tubuh yang paling
buatan yang tidak berubah) mencolok adalah tidur, kesiapan
semacam jam internal mulai untuk bekerja, dan juga banyak
dimainkan, yang disebut ritme proses vegetatif otonom seperti
endogen. Biasanya beroperasi metabolisme. Suhu tubuh, denyut
dalam siklus antara 22 dan 25 jam. jantung, tekanan darah dan
pelepasan hormon.
Temperatur tubuh
Denyut jantung
Tekanan darah
Volume pernapasan
Produksi adrenalin
Fungsi Tubuh
Ekskresi 17 ketosteroid
Sirkandian
Kemampuan mental
Frekuensi fusi berkedip mata
Pelepasan hormon ke dalam
aliran darah
Produksi melatonin
Index

Efek Ritme Sirkandian


01

 Tren diurnal ini selama 24 jam namun tidak semuanya mencapai


maksimal dan minimal pada saat bersamaan; Ada beberapa
perbedaan fase yang berbeda di antara mereka. Namun, secara
02
keseluruhan:
• Selama waktu siang seluruh organ dan fungsinya siap untuk


beraksi (fase ergotropik).
Saat malam sebagian besar dikurangi dan organisme
03
dipergunakan dengan penyembuhan dan pembaharuan
cadangan energinya (fase trophotoprik).
04

05
Index

Tidur Normal 01

 Orang yang kekurangan dalam tidur dapat


02
mengganggu kesehatan, kesejahteraan dan efisiensi

 Lamanya waktu tidur seseorang dipengaruhi oleh usia.


03
 Pada bayi yang baru lahir sampai 6 bulan pertama
membutuhkan waktu tidur 15 sampai 17 jam perhari,
sedangkan pada orang dewasa waktu tidur yang
dibutuhkan 6 sampai 8 jam per malam, namun
04
setiap orang memiliki waktu tidur yang berbeda-beda

05
Index

Tahap-tahap Tidur
1. Stage 1: EEG menunjukkan amplitude yang rendah dengan banyak 01
gelombang theta. Ini adalah tahap menuju tidur. Tahap ini akan
berlangsung selama 1 sampai 7 menit.

2. Stage 2: EEG masih menunjukkan amplitude yang rendah. Pada tahap 02


ini selain gelombang theta ada juga yang disebut dengan tidur spindle
(sleep spindles), puncak kekuatannya antara 12 sampai 14 Hz secara
berurutan. Pada tahap 2 ini terjadi keadaan tidur yang ringan dengan
durasi sekitar 50% dari total durasi tidur. 03
3. Stage 3: EEG menunjukkan tidur yang lebih dalam dengan peningkatan
jumlah amplitudo dan penurunan frekuensi hingga 50% dari gelombang
dibawah 2 Hz. Banyaknya irama delta, diselingi dengan tidur spindle
(sleep spindles).

4. Stage 4: Lebih dari 50% dari gelombang pada EEG berada dibawah 2 Hz.
Sinkronisasi maksimal dan pada tahap ini adalah fase tidur yang
terdalam.
Index

Kualitas Tidur
 Tahap 3, 4 dan 5 memiliki manfaat untuk pemulihan. Tahap ini menunjukkan 01
kualitas tidur seseorang.
 Perubahan siklus berlangsung selama tidur dengan sekitar empat tahap penurunan
sampai ke tahap tidur yang dihubungkan oleh intervensi pada periode yang dangkal.
02

03

04

05
WAKTU TIDUR SIANG LAMA DAN KUALITAS DARI
UNTUK PEKERJA MALAM TIDUR DI SIANG HARI

Penelitian yang dilakukan Lille (1967),


 Tidur pada siang hari terhadap 15 orang pekerja malam
untuk pekerja malam mengenai tidur siang mereka.
dapat dikaitkan dengan Menunjukkan hasil:
kebisingan  Tidur di siang hari memiliki
waktu yang lebih pendek
ketimbang tidur di malam hari
 Tidur pada siang hari  Saat para pekerja tersebut
menurut para pekerja mengambil waktu istirahat
malam tidak cukup mereka, rata-rata lama tidur
menyegarkan mereka pada siang hari yaitu 6
jam, sedangkan rata-rata waktu
istirahat yang mereka butuhkan
bervariasi antara 8 sampai 12
jam dengan tidur lebih lama di
hari kedua daripada hari
pertama pada waktu istirahat
mereka.
 Satu hari istirahat tidak akan
cukup untuk membayar
kekurangan tidur mereka
TIDUR SIANG LAMA DAN KUALITAS DARI
TERCERMIN DALAM EEG TIDUR DI SIANG HARI

 Kualitas dari durasi tidur siang


nampak pada saat EEG dianalisis
secara rinci.  Baik kapasitas kerja mental dan
fisik menunjukkan ritme
 Hal itu menunjukkan adanya sirkadian yang khas.
gangguan pada pekerja malam,
terbukti dengan sejumlah besar  Laporan tentang tertidur
periode tidur ringan dan gerakan menunjukkan siklus harian yang
tubuh lebih. jelas, dengan satu puncak di
sore hari dan puncaknya bahkan
 Perbandingan antara tidur di lebih jelas pada malam hari.
lingkungan yang bising dan ruang
kedap suara menunjukkan bahwa  Hal ini menunjukkan bahwa
gangguan itu tidak disebabkan oleh kesiapan untuk beraktivitas
kebisingan tapi suatu fitur integral adalah pada saat siang hari dan
dari tidur di siang hari. rendah pada malam hari.
Index

PRODUKTIVITAS DAN
FREKUENSI
 Fakta-fakta ini menyebabkan asumsi bahwa kerja malam akan kondusif tidak 01
KECELAKAAN
hanya untuk output yang lebih rendah tetapi juga untuk kecelakaan lebih
sering.

 Beberapa penulis telah mencatat statistik kecelakaan, yang disusun oleh Costa 02
(1996), namun fakta-fakta tidak jelas mendukung hipotesisnya, dalam beberapa
kasus tingkat kecelakaan di malam hari tampaknya hampir diubah, atau bahkan
berkurang.
03
 Mungkin kontradiksi antara teori dan praktek mencerminkan kondisi sekitar
para pekerja malam, seperti gangguan lebih sedikit dari orang lain, upah yang
lebih tinggi, berbagai jenis pekerjaan dan sebagainya, dibandingkan dengan
keadaan kerja di siang hari. 04
 Banyak para pekerja malam melakukan pekerjaannya dengan baik pada malam
hari karena “upah”.
05
Index

PEMBALIKAN RITME
SIRKADIAN
01
 Ritme sirkadian dipengaruhi oleh berbagai penanda waktu. Selain jam
nyata, terang dan gelap mereka termasuk makanan dan semua
kebiasaan rutin lainnya. 02

 Ritme sirkadian bisa ‘diulang' oleh penanda waktu yang baru; ini
umumnya dialami ketika seseorang bepergian ke zona waktu lain
03
dengan terbang, katakanlah, dari Perancis ke australia. ketika
melakukan kerja malam secara teratur ritme secara permanen diubah.

04

05
Index

KERJA MALAM DAN


KESEHATAN
01

 Ketika kerja shift meningkat setelah perang dunia 2 soal penyesuaian ritme
sirkadian (atau ketiadaan) dan takut hasil kesehatan negatif menjadi topik 02
penting dalam industri obat-obatan.

 Hal itu dianalisis secara rinci dalam beberapa penelitian lapangan besar. Berikut
ditampilkan tingkat kelemahan di antara pekerja shift di pabrik-pabrik Norwegia. 03
Studi yang dilakukan antara tahun 1948 dan 1959 oleh Thiis-Evensen (1955) dan
Aanonsen (1964).

04

05
ANGKA PENYAKIT
 Survey besar pertama datang dari scandivania. Dalam Norway
Thiis Evensen (1958) dan Aanonsen (1964) yang mempelajari
tingkat penyakit antara 6000 dan 1100 pekerja.

 Survey Thiis, Evensen, secara signifikan menunjukan gangguan


pencernaan dan gangguan syaraf oleh pekerja shift.

FITRI
PENYAKIT PADA PEKERJA SHIFT MALAM
1. Gejala-gejala pada penyakit pada pekerja shift malam, selain kelelahan kronis, sebagai
berikut:
● Kelelehan, bahkan setelah waktu tidur
● Mental yang tidak stabil
● Depresi
● Kehilangan vitalitas dan keengganan untuk bekerja

2. Keadaan kelelahan kronis disertai dengan peningkatan pasti pada gangguan


psikosomatik, yang pada pekerja shift malam biasanya ditandai daftar berikut:
● Kehilangan nafsu makan
● Gangguan tidur
● Masalah pada pencernaan
Kelelahan kronis pada pekerja shift malam, dikombinasikan dengan kebiasaan makan
yang tidak sehat, mungkin menjadi penyebab utama untuk menambah masalah
pencernaan mereka.
GEJALA-GEJALA
DAY NIGHT

Gangguang ritme sirkadian

Kurang tidur

Kelelahan kronis

Masalah syaraf Masalah pencernaan


KELEMAHAN INDIVIDU PENGARUH UMUR

 Setiap pekerja mengalami ● Ketahanan terhadap


kelemahan individu dengan tekanan khususnya untuk
cara yg tidak sama kerja malam menurun
 Sekitar 2/3 pekerja shift seiring dengan usia
mengalami tingkat ● *Pekerja yang lebih tua
kesehatan yang buruk kurang beradaptasi dan
 Mereka sekitar 1/4 kali lebih lebih mudah lelah.
cepat meninggalkan kerja ● Banyak survei
shift karena masalah menunjukkan bahwa
kesehatan atau pekerja shift pada kelompok
ketidakmampuan untuk usia di atas 40 adalah jelas
menyesuaikan secara sosial lebih rentan terhadap
gangguan tidur dan
mengeluh sakit.
Setelah meninjau literatur, Haermae (1996) merekomendasikan:
 Pengaturan waktu bekerja harus mempertimbangkan pekerja
yang lebih tua; referensi pribadi.
 Banyak pekerja yang lebih tua lebih memilih untuk mulai bekerja
lebih awal dari pekerja yang lebih muda, dan mereka tidak suka
shift malam.
 Kerja malam yang berkelanjutan harus bersifat sukarela.
 Pemeriksaan kesehatan rutin harus dilakukan setelah usia 40
tahun
RESIKO KHUSUS UNTUK
PEREMPUAN ASPEK SOSIAL KERJA SHIFT

● Costa (1996) menyatakan bahwa ● Sejak 'kesejahteraan sosial'


kerja shift, terutama kerja malam, berkaitan erat dengan kesehatan
mungkin memiliki efek buruk fisik, kita harus segera
tertentu pada kesehatan mempertimbangkan dampak sosial
perempuan. dari kerja shift.
● Costa menemukan bukti bahwa ● Dampak sosial dari kerja shift
perempuan yang bekerja shift diantaranya adalah kehidupan
malam lebih mengalami keluarga dan hubungan sosial
kegelisahan serta menstruasi yang dengan teman terganggu serta
lebih nyeri. lebih sedikit kesempatan untuk
● Perempuan pekerja shift malam berpartisipasi dalam kegiatan
yang mempunyai anak-anak, kelompok
memiliki waktu tidur lebih
pendek dan lebih sering
terganggu.
WAKTU SENGGANG POLLING PEKERJA SHIFT

● Pekerja shift malam merasa Polling pendapat menunjukkan bahwa


dikucilkan dari masyarakat banyak orang memiliki dua pendapat yang
● Beberapa penulis berbicara berlawanan tentang kerja shift. Di satu sisi
dalam konteks ini, ada mereka menentang karena hambatan untuk
kecenderungan pekerja shift kesehatan dan kehidupan sosial, sementara
merasa di 'pinggirkan di sisi lain mereka melihat keuntungan
masyarakat' atau bahkan berada tertentu di dalamnya, seperti dibayar lebih
dalam status 'isolasi sosial'. atau lebih banyak kebebasan untuk
● Jika sedang tidak ada teman merencanakan liburan mereka. Secara
kerja disekitar mereka, pekerja keseluruhan, bagaimanapun, kekurangan
shift malam sering melakukan lebih mendominasi.
hobi-hobi mereka untuk
mengisi waktu luang
Index

3 Shift dalam Bekerja


01

1
Shift Pagi (08.00 – 02
16.00)

Shift Sore (16.00 – 03


Shift 2
24.00)

04
Shift Malam (00.00
3
– 08.00)
05
Index

Pengorganisasian Kerja Shift (1)


01
a. Distribusi Shift dalam Sehari
Dengan sistem tiga shift, sehari dibagi dalam periode masing-
masing 8 jam. Sistem yang biasanya dipakai di Eropa
02
adalah :
 Shift Pagi : 06.00 – 14.00
 Shift Siang : 14.00 – 22.00
 Shift Malam : 22.00 – 06.00 03

04

05
Index

Pengorganisasian Kerja Shift


01
Variasi lain :
1. Di Amerika contohnya, sistem dengan jam 8 – 16 – 24 lebih biasa
digunakan dan terlihat lebih menguntungkan, baik dalam sisi
psikologis maupun sosial. Setiap shift memungkinkan keluarga 02
setidaknya melakukan makan bersama dan tersedianya waktu tidur
yang cukup untuk orang yang bekerja di shift pagi maupun malam.

2. Beberapa aturan memiliki sistem kerja dua shift dengan 12 jam pada 03
tiap shift nya, namun bekerja selama 12 jam tidak bisa
direkomendasikan dari segi kesehatan dan ergonomi dalam industri.
Disisi lain, pengecualian mungkin diberikan kepada pekerjaan yang
tidak membutuhkan banyak tenaga atau pikiran, dengan pekerjaan 04
yang memiliki waktu istirahat yang lama. Saat sebuah shift selama
shift ini, tiap shift, baik pagi maupun malam, dilengkapi dengan 2
hari istirahat dan banyak pekerja menyukai ini.
05
Index

Pengorganisasian Kerja Shift (2)


01
b. Perotasian Shift
Di Eropa, rotasi periodik untuk shift adalah peraturan,
namun di Amerika tidak aneh jika bekerja dalam shift yang sama 02
selama satu tahun penuh.
Mott dkk (1965) dan Kroemer (1994) melihat keuntungan
sosial yang jelas dalam pembagian seperti ini, namun bekerja shift
malam secara berkala dan terus-menerus tidaklah dibenarkan, baik 03
dari segi sosial maupun medis.

04

05
Pengorganisasian Kerja Shift (3) Index

 Hingga sekitar 1960, banyak ahli memiliki opini bahwa interval antara
pergantian shift harus selama mungkin. Rekomendasi untuk rotasi
setiap 3 atau 4 minggu didasari oleh asumsi bahwa “orang-orang 01
memerlukan beberapa hari untuk mengganti ritme biologis mereka dan
beradaptasi dengan shift yang baru” mampu diterima jika beberapa
minggu dibolehkan.
 Hari ini, kita tahu bahwa interpretasi diatas salah karena bebas kerja 02
pada akhir minggu terkadang menggagalkan penyesuaian yang baru
saja dimulai. Bahkan setelah adaptasi belum selesai, terutama yang
berkaitan dengan tidur, salah satu fungsi tubuh yang paling penting.
Tidur siang yang dilakukan para pekerja shift malam tetap tidak cukup, 03
baik secara kuantitas maupun kualitas, untuk waktu yang lama.
 Bagaimanapun, bertentangan dengan para pendukung siklus rotasi
yang panjang, rekomendasi terakhir adalah rotasi dari shift harus
dalam jangka waktu yang singkat. Jelas, terdapat banyak asumsi 04
implisit dalam opini ini, seperti gaya hidup “kebaratan” sekarang,
kebutuhan akan akhir minggu tanpa pekerjan, ketidaktersediaannya
jadwal tidur yang pas, dan semua orang lebih menyukai interaksi sosial
selama waktu normal, terutama saat sore dan malam hari. Deviasi dari 05
norma-norma dapat menimbulkan pilihan yang berbeda dalam pilihan
Kriteria untuk Perputaran Shift Index

Berikut ini adalah persyaratan yang paling penting: 01


 Hilangnya waktu tidur harus seminimal mungkin, sehinga
dapat mengurangi kelelahan
02
 Harus ada waktu yang cukup untuk keluarga dan kontak sosial
lainnya.

 Dua rencana yang banyak digunakan di Inggris adalah sistem 03


2-2-2 yang disebut “metropolitan rota” dan sistem 2-2-3 yang
disebut “continental rota”. Keduanya adalah rota singkat.
04

05
Rekomendasi Index

1. Pekerja shift malam tidak boleh dilibatkan bila mereka 01


berusia di bawah 25 tahun atau lebih dari 50 tahun

2. Pekerja tidak boleh bekerja pada pekerjaan malam jika


mereka memiliki kecenderungan penyakit perut dan usus, 02
secara emosional tidak stabil, rentan terhadap gejala
psikosomatik atau kurang tidur.
03
3. Sistem Tiga-shift Biasa, yang berubah mulai 6-14-22h, akan
berubah menjadi 7-15-23 atau 8-16-24 jam.

4. Rotasi jangka pendek lebih baik daripada yang jangka 04


panjang.

5. Pekerjaan malam terus menerus tanpa rotasi harus dihindari. 05


Rekomendasi Index

7. Sebuah rotasi shift yang baik adalah meratanya pekerjaan


untuk satu malam di tempat atau yang lainnya antara lain 01
dengan rotasi 2-2-2 atau 2-2-3.

8. Apakah satu, dua atau tiga malam bekerja berturut-turut,


mereka harus segera diikuti setidaknya 24 jam istirahat. 02

9. Rotasi menyambung lebih disukai.


03
10. Rencana pergeseran harus mencakup beberapa akhir pekan
dengan setidaknya dua hari istirahat berturut-turut.

11. Setiap shift harus mencakup satu lagi istirahat yaitu untuk 04
makan, untuk memastikan terpenuhinya nutrisi bagi para
pekerja.
05
Index

01

Kesimpula 02

n
Secara singkat, tubuh dan pikiran manusia
diperuntukkan tidur di malam hari dan aktif di siang hari.
03
Beberapa pekerja dapat beradaptasi untuk bekerja terus
menerus sepanjang malam namun sesungguhnya berada
dalam gangguan kesehatan yang sangat menonjol. Jika 04
pekerjaan terus menerus atau rotasi pada jam malam
harus dilakukan, maka cara tertentu untuk membuat
rejimen kerja semacam itu dapat ditolerir harus diikuti.
05
Thankyou
Cahaya di siang
hari dan warna
Pertemuan 10
C AHAY A DI SIANG HAR I
C AHAY A DISIANG HAR I
• Cahaya pada siang hari yang natural lebih disukai kebanyakan orang daripada
cahaya buatan yang tidak alami.

• Cahaya siang hari tidak hanya berfungsi sebagai penerangan saja, melainkan
memberikan pencahayaan bagi lingkungan dan pemandangan sekitar dan
menunjukan keadaan cuaca.

• Secara psikologis dan fisiologis, manusia memiliki keinginan untuk mendapatkan


sebanyak cahaya yang mereka butuhkan. Semakin banyak tingkat cahaya alami
yang mereka dapatkan maka akan mengurangi kebutuhan terhadap cahaya buatan
yang tidak alami, terutama bagi negara yang mengalami musim dingin.
C AHAY A DISIANG HAR I
• Di dalam ruangan, cahaya siang hari bergantung pada posisi dan bentuk dari
jendela, dimana tinggi dari jendela menentukan seberapa dalam masuknya cahaya
pada suatu ruangan.

• Ukuran jendela tidak boleh semata-mata ditentukan dalam hubungannya dengan


cahaya siang hari, harus ada keseimbangan dari semua kelebihan dan
kekurangannya.
R E KO ME NDASI
1. Jendela yang tinggi lebih berdampak pada masuknya
cahaya jika dibandingkan dengan jendela yang lebar.
2. Batas ukuran jendela sebaiknya berada pada tinggi meja.
Jika perpanjangan jendela berada di bawah meja akan
terasa dingin saat musim dingin dan menyebabkan cahaya
yang menyilaukan ketika orang-orang melihat ke bawah.
3. Jarak antara jendela ke area kerja sebaiknya tidak lebih dari
dua kali tinggi jendela.
4. Untuk ruangan kerja, area jendela sebaiknya berukuran
seperlima dari luas lantai. Tetapi aturan ini dapat
dimodifikasi sesuai keadaan.
5. Kaca harus menyalurkan cahaya yang cukup. Kaca yang
terang memiliki transparansi lebih dari 90 persen, dimana
frosted glass, glass bricks atau special heat-insulating glass
memiliki transparansi antara 70 persen sampai 30 persen.
R E KO ME NDASI
6. Perlindungan yang efektif terhadap silau, atau sinar matahari
langsung, dan terhadap perpindahan panas berkelanjutan dari
dan ke area jendela yang penting dalam mengamankan jarak
pandang dan kenyamanan di dalam ruangan, seperti tirai
venetian atau penutup jendela. Tirai Venesia di dalam jendela,
atau di antara panel kaca ganda, adalah kesalahan karena sedikit
memberi perlindungan terhadap panas yang berkelanjutan.
7. Setiap jendela sebaiknya menerima cahaya langsung dari langit
dan hal itu berkaitan dengan seberapa banyak langit dapat
terlihat dari tempat kerja.
8. Gedung yang paling dekat sebaiknya berada dua kali tinggi
gedung tersebut-kebutuhan yang sulit dipenuhi di kota yang
maju.
9. Warna-warna pucat sebaiknya digunakan, di kedua ruangan dan
lapangan sekitar, untuk memantulkan cahaya sebanyak
R umah kac a & pabrik tanpa jendela
 Dinding kaca, atau area jendela yang sangat besar, memancarkan panas di musim dingin dan
menerima panas di musim panas. Di sisi lain, mereka menerima cahaya alami dan
memungkinkan penghuni untuk melihat lebih banyak dunia luar. Masalah pengaturan iklim
ruangan sulit dan mahal untuk diselesaikan, namun perkembangan terkini dalam
konduktivitas jendela telah mengurangi masalah ini.

 Permasalahan yang sama adalah bangunan pabrik yang tidak dilengkapi dengan jendela sama
sekali. Argumen yang mendukung bangunan semacam itu adalah bahwa mereka dapat diberi
iklim internal yang seragam (melalui AC) dan pencahayaan internal, yang seluruhnya buatan,
dapat dikendalikan dengan teknik modern. Argumen yang berlawanan adalah bahwa tidak
adanya jendela membuat manusia merasa 'dipenjara' dan 'terpotong', dan orang membutuhkan
kontak dengan dunia luar saat mereka bekerja.
Skylight dan Fanlights
(Jendela Di Atap dan Lampu Sorot)

Jendela di atap dan lampu sorot di dinding atau pintu sering


kali berguna di bangunan bertingkat satu, di loteng dan atas
loteng, serta di kamar lain dengan cahaya siang yang tidak
mencukupi. Berikut adalah jenis paling penting dari panel siang
hari di atap:
1. Atap yang tebal.
2. Langit di atap punggungan.
3. Atap Mansard.
4. Atap Zig-zag.
W arna
ditempat
Kerja
C AHAY A DISIANG HAR I
Prinsip-prinsip Fisik
Spektrum warna yang terlihat mencakup pita-pita dengan panjang gelombang tertentu, dalam
nanometer (1 nm = 10-9 m = sepersejuta mm).
Warna Spektrum
Violet 380 – 436
Biru 436 – 495
Hijau 495 – 566
Kuning 566 – 589
Oranye 589 – 627
Merah 627 – 780

Gelombang elektromagnetik yang lebih panjang dari 780 nm adalah inframerah, terasa seperti
pancaran panas; Panjang gelombang yang lebih pendek dari 380 nm adalah sinar ultraviolet, yang
sangat penting untuk sintesis vitamin D dalam tubuh dan pertumbuhan organik yang normal.
Warna yang kita lihat muncul karena struktur molekul permukaan benda hanya memantulkan
panjang gelombang tertentu dari semua kejadian. Pantulan inilah yang kita rasakan. Misalnya, mesin
yang dicat hijau menyerap semua cahaya kecuali hijau. Reseptor warna di retina adalah kerucut, yang
mampu membedakan lebih dari 100.000 warna.
WAR NA Y ANG
DIP ANTU LKAN

Ketika menentukan warna di dalam dan di sekitar tempat


kerja, perlu mempertimbangkan daya pemantulan. Warna di dalam
dan di sekitar tempat kerja memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk mencapai ketertiban.
2. Untuk menunjukkan perangkat pengaman.
3. Untuk menghasilkan kontras yang membuat pekerjaan
menjadi lebih mudah.
4. Secara psikologis dapat mempengaruhi seseorang.
Ketertiban
Bagian atau keseluruhan mesin, ruangan, lorong dan bangunan dapat
dikodekan dengan warna. Hal ini membantu dalam menjaga bangunan dan
secara umum, menjaga agar keseluruhan kerja tetap pada rencana yang tertib.

Warna Keselamatan

Jika warna yang sama selalu digunakan untuk menunjukkan bahaya


tertentu, atau tempat bantuan dalam keadaan darurat, asosiasi yang benar dan
reaksi mereka menjadi otomatis. Praktek ini sekarang diikuti di sebagian besar
negara dengan cara yang seragam sesuai dengan standar ISO internasional.
Berikut adalah beberapa kode warna yang umum:
1. Merah adalah warna 'bahaya': Berhenti, menghentikan, dilarang. Merah juga
merupakan warna peringatan untuk 'api' yang digunakan pada alat pemadam dan
peralatan pemadam kebakaran.
2. Kuning berarti bahaya tabrakan, perhatian, awas, risiko tersandung. Garis-garis
kuning di atas hitam sering digunakan sebagai warna peringatan dalam
transportasi.
3. Hijau berarti layanan penyelamatan, jalan keluar aman dan 'segala sesuatunya
sesuai'. Ini digunakan untuk menunjukkan semua bentuk peralatan penyelamatan
dan pertolongan pertama.
4. Biru sebenarnya bukan warna pengaman, tapi digunakan untuk memberi arahan,
dan indikasi umum.
Warna Kontras dari
Area Luas
Warna Kontras dari Area Luas
• Warna kontras adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari
warna yang bersebrangan, terdiri dari atas warna primer dan warna sekunder. Contoh warna kontras adalah merah
dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

• Warna area luas harus dipilih sehingga memiliki pantulan serupa (lihat tabel), agar memiliki kontras warna tanpa
perbedaan pencahayaan.

• Lebih mudah untuk meletakkan bahan kerja dan memilih yang dibutuhkan jika warnanya berbeda dari lingkungan
sekitarnya. Ini harus dipertimbangkan saat tempat kerja dirancang namun kontras yang tidak menyenangkan
dalam pencahayaan dan intensitas warna harus dihindari.
• Misalnya, jika bahan kerja terbuat dari kulit, kayu atau bahan sejenis warna kuning atau kuning oker, warna yang
sesuai untuk latar belakang berwarna hijau, hijau zaitun atau biru kebiruan. Bahan biru keabu-abuan seperti baja
dan logam lainnya muncul dengan baik dengan latar belakang gading gelap dari krem ringan. Area yang
mengelilingi mesin, atau meja kerja, bisa dicat dengan warna netral dan sejuk, dari warna hijau kehijauan sampai
biru pastel.
Warna Kontras dari
Area Luas

Warna eye-catching
• Warna eye-catching adalah bintik-bintik kecil warna yang sangat kontras yang digunakan untuk menarik
perhatian.
• Sebaiknya berikan beberapa penangkap mata di tempat kerja, tandai hal-hal seperti pegangan, tuas, roda
kemudi, kenop dan sebagainya.
• Jika penangkap mata berukuran kecil, tidak lebih dari beberapa sentimeter persegi di daerah, mereka harus
kontras yang kuat, tidak hanya dalam warna tetapi juga dalam kecerahan.
• Kode warna membuat kontrol lebih mudah ditemukan, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
mencarinya dan karenanya mengurangi pengalihan perhatian dari pekerjaan itu sendiri.
E fek P sikologis

• Dengan ‘psychological effects’ warna yang kita maksud dengan ilusi optik dan fenomena
lainnya adalah efek yang dipicu oleh warna.

• Efek psikologis juga bisa diinduksi oleh warna dalam ruangan, membangkitkan
perasaan suka atau tidak suka.

• Karena bagaimanapun, banyak ruangan harus melayani fungsi tertentu, warna mereka
tidak hanya memiliki konsekuensi estetika: efek fisiologis dan efek psikologis mereka juga
harus diperhitungkan. Namun, selalu ada banyak garis lintang untuk pertimbangan
estetik.
Tabel Psikologi dari Efek WARNA

Warna Efek jarak Efek Suhu Efek Mental


Biru Lebih Jauh Dingin Tenang
Hijau Lebih Jauh Dingin sampai netral Sangat Tenang
Merah Lebih Dekat Hangat Sangat merangsang
tidak Tenang

Jingga Harus lebih dekat Sangat Hangat Menyenangkan


Kuning Lebih Dekat Sangat Hangar Mengenangkan
Coklat Harus lebih dekat Netral Tenang
Ungu/Violet Harus lebih dekat Dingin Agresif; Tidak
tenang, melelahkan
Mengenal Kelompok Warna Dalam Lingkaran Warna

Warna-warna di atas adalah warna-warna alami yang netral dan cocok


dengan kebanyakan warna lainnya. Warna-warna tersebut merupakan
pengingat akan elemen alam seperti pasir, tanah, dan batu. Akan tetapi,
kelompok warna ini juga mengandung warna-warna seperti putih pucat.
Penjelasan
Dengan lingkaran warna, Anda bisa melihat warna-warna apa saja yang berdekatan turunannya
(hue). Warna-warna tersebut biasanya terletak berdekatan dalam satu sisi. Dalam lingkaran warna juga
ada beberapa pengelompokan warna yaitu:
1. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran
warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, dan marah. Warna
panas mengesankan jarak yang dekat.
2. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam
lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, dan nyaman.
Warna dingin mengesankan jarak yang jauh.
3. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan
lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga)
terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk
kontras warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna. Contohnya, warna merah dengan hijau,
kuning dengan ungu dan biru dengan oranye.
4. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan
kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga
komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
Efek Khusus Warna

Warna khusus memiliki efek psikologis khusus, yang sifatnya kurang lebih
serupa untuk orang-orang dengan latar belakang budaya dan asuhan yang sama.
Efek khusus yang paling penting menyangkut suhu, jarak dan dianggap
mempengaruhi keadaan mental.
Secara umum, semua warna gelap menindas dan melelahkan, mereka
menyerap cahaya dan sulit untuk tetap bersih. Semua warna terang bersinar,
ramah dan ceria; Mereka menyebarkan lebih banyak cahaya, mencerahkan
ruangan dan mendorong kebersihan yang lebih besar.
Berdasarkan kondisi jenis-jenis warna, warna dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata
lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga
komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
2. Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras
bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas
warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras
warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah
dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.
3. adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran
warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb.
Warna panas mengesankan jarak yang dekat.
4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran
warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb.
Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh.
Warna di Ruangan
Sebelum mulai merencanakan warna ruangan, harus ada pertimbangan matang
mengenai fungsinya dan siapa yang akan menggunakannya. Setelah itu akan
memungkinkan untuk merencanakan warnanya dalam kaitannya dengan faktor psikologis dan
fisiologis.
Misalnya, apakah cenderung monoton atau apakah itu membuat tuntutan konsentrasi
berat? Jika pekerjaannya monoton, disarankan untuk memasukkan beberapa bidang warna yang
keluar, namun hanya beberapa item seperti tiang atau kolom, pintu atau dinding partisi, bukan
area besar seperti dinding utama atau langit-langit.
Jenis Ruang Kerja
Jika pekerjaan yang berlangsung di ruangan menuntut konsentrasi yang
ketat, warnanya harus dipilih dengan hati-hati untuk menghindari gangguan
yang tidak perlu dan barang yang tidak tenang. Dalam hal ini dinding, plafon
dan elemen struktur lainnya semaksimal mungkin dicat dengan warna terang
sehingga tidak menarik perhatian.

Jika ruang kerja sangat besar, bisa dibagi secara visual dengan
menggunakan warna yang berbeda, sehingga membuatnya kurang anonim.
Jenis Ruang Kerja Besar
dan Ergonomis
● Dinding dan langit-langit yang dilukis kuning, merah, atau biru mungkin sangat
atraktif pada pandangan pertama tapi seiring berjalannya waktu mereka bisa
menjadi beban pada mata. Oleh karena itu, ruangan seperti itu seringkali menjadi
tidak menyenangkan setelah beberapa saat.

● Warna yang lebih intens dapat digunakan dengan aman di ruangan yang terutama
digunakan secara singkat. Misalnya; Lorong masuk, koridor, labolatorium, gudang.
Di sini, warna yang kuat dapat membantu mencerahkan ruangan dan membuatnya
lebih menyenangkan.
Tata Ruang Setiap Bagian
Thank Y ou
ANTROPOMETRI
Kalibrasi Dimensi Tubuh manusia

Pertemuan 12
Materi-materi yang akan dibahas adalah proses rancang
bangun yang diterapkan untuk mendesain fasilitas
akomodasi secara ergonomis agar mendapat kepuasan baik
dari si pengguna jasa (masyarakat) maupun pemberi jasa
produksi.
1. Beberapa sumber
variabilitas
M enu ru t Stev enson dan N u rm ianto
perb edaan antara satu popu lasi dengan popu lasi y ang lain
diseb ab kan b eb erapa faktor, seb agai b eriku t
1. Keacakan / Random
2. Jenis Kelamin
3. Suku Bangsa (Ethnic Variability)
4. Usia
5. Jenis Pekerjaan
6. Pakaian
7. Faktor Kehamilan pada Wanita
8. Cacat Tubuh Secara Fisik
2. Penggunaan Distribusi Normal

a. Antropometri
Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991),
antrhopometri adalah satu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik
fisik tubuh manusia ditinjau dari ukuran, bentuk
dan kekuatan serta penerapan dari data
tersebut untuk penanganan masalah desain.
● Sesuatu masalah praktis yang
disebabkan oleh variabilitas besar
yang diberikan dalam buku karangan
K. W. Kennedy adalah menunjukkan
perbedaan tinggi badan para pilot
penerbangan Amerikat Serikat dan
dari berbagai Negara lain yang
mungkin akan menggunakan
pesawat terbang yang sama yaitu
Jepang atau Vietnam. Yang lebih
utama dari dimensi tinggi badan
untuk tujuan perancangan cockpit
(compartment) pesawat terbang
adalah dimensi tinggi pada saat
duduk (seating height).
• Pada gambar 5.5. dan 5.6. menunjukkan variasi untuk tujuan
perancangan produk yang berupa cockpit pesawat terbang. Variasi yang
menarik di antara kelompok anggota masyarakat (ethnic group)
proporsi tubuh seperti ditunjukkan pada gambar 5.4. yaitu
membandingkan di antara bangsa Jepang, kulit putih Amerika, dan
kulit hitam Amerika.

• Untuk lebih menggambarkan secara global perbandingan antara satu


bangsa dengan bangsa lain, maka data-data berikut ini diharapkan
dapat membantu.
 Data Antropometri
Dimensi tubuh yang umum dipakai diilustrasikan pada table 5.1.
(Stevenson, 1989). Dia juga memberikan datanya pada berbagai kelompok
usia dan bangsa yang lain. Dua diantaranya ditunjukkan pada table
5.1. dan 5.2. Adapun aplikasinya didapat dari Nurmianto (1991), yaitu
dalam Proceeding SITRA di IPTN, Bandung.

 Penggunaan Data Antropometri


Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan data ini, maka ada
baiknya kita bahas istilah “The Fallacy of the Average Man or Average
Woman”.
• Istilah ini mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam
perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika berdasar
pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua
dimensi adalah merupakan rata-rata.

Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti


misalnya jangkauan ke depan (forward reach), maka penggunaan
rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan suatu
alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50% populasi akan tidak
mampu menjangkaunya.

Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-


rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka belum tentu,
bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi
lainnya.
Memperkirakan dimensi
yang lain
Metode yang benar adalah dengan cara memperikrakan
nilai standar deviasi dari dimensi yang baru dan
kemudian menghitung persentilnya dengan cara seperti
diatas.

Adapun nilai standar deviasi tersebut dapat diperkirakan


dengan menggunakan koefisien variansi yang telah
diperkirakan relatif terhadap sejumlah dimensi yang lain.
Adapun data yang
direkomendasikan oleh J.A
Roebuck et.al. untuk
berbagai macam kelompok
dimensi tubuh tersebut MACAM DIMENSI f. Var., v. (%)
ditabulasikan sebagai
Anggota Tubuh Memanjang (tinggi
berikut : 3,7
badan, tinggi duduk, tinggi mata)
Anggota Tubuh Memanjang (yang lebih
4,6
pendek)
Lebar Tubuh (lebar pinggul, lebar bahu) 5,9
Tebal Tubuh (tebal dada, tebal perut) 8,8
Ukuran Kepala (panjang, lebar kepala) 3,5
Jika sekarang kita bahas kembali Variabel Xf, nilai v yang mana yang
akan dipakai untuk memperkitakan SDx ?

Karena dalam hal ini yang berkepntingan adalah dimensi lebar perut,
maka kita pilih koefisien variansi sebesar 8,8 dari data diatas. Dengan
menggunakan rumus: SDx = v.X maka didapat:

8,8
SDx = 100 x 510 %

= 44,9 mm
= 45 mm
Sehingga untuk nilai 5 persentilnya adalah :
= Xf – 1,645 x SDx
= 510 – 1,645 x 44,9
= 436 mm
Contoh Perancangan dengan
Menggunakan data Antropometri Statis
1. Tinggi Pintu
Dalam perancangan ini adalah cukup beralasan jika
menggunakan 99 persentil populasi pria yang diperkirakan akan
menggunakan pintu tersebut. Dan hal ini hanya akan
mengakibatkan 1% populasi pria yang terantuk pada saat
memasuki ruangan tersebut. Dengan menggunakan data dari
tabel, nilai 99 persentil tersebut adalah dengan mengaplikasikan
rumus sebagai berikut :
= X + 2,325 SD
= 1740 + (2,325 x 70)
= 1903 mm
Perlu adanya penambahan 30 mm untuk tebal sepatu, 50 mm untuk
tinggi topi dan 50 mm untuk dynamic clearance (kelonggaran dinamis).
Oleh karena tinggi badan manusia akan relatif bertambah pada
berjalan atau berlari sebagai pengaruh dinamis (dynamic effect).
Sehingga total tinggi pintu :
Tp = 1903 + 30 + 50 + 50
= 2033 mm
Ini adalah tinggi pintu yang sesuai dengan perancangan riil. Standard
British untuk tinggi pintu adalah 2040 mm.
2. Perangcangan Rak
Tinggi untuk jangkauan ke depan maksimum, misalnya untuk :
● Dalam jangkauan untuk rak dalam posisi kerja sambil berdiri
● Jarak jangkauan alat pengendali (control) dalam posisi kerja
sambil duduk.
● Disini sebaiknya kita menggunakan persentil kecil dari populasi
yang akan memakai rak untuk menjamin bahwa setiap orang
akan dapat menggunakannya.

● Jadi dimensi yang terkecil bisa saja berdiri sambil jinjit (perlu
ditambah 75 mm untuk dimensi berdiri) atau dibantu dengan jinjit
pada saat berdiri. Kesimpulannya pilih 5 persentil.
● Dimensi tinggi bahu akan menggambarkan tinggi rak yang akan
memberikan jangkauan maksimum, 5 persentil dimensi tinggi
badan untuk wanita adalah 1215 mm.

● Sedangkan jangkauan maksimum untuk tinggi rak tersebut


didapat dengan menghitung selisih antara dimensi 26 (jangkauan
ke depan) dan dimensi tebal dada yaitu : 650 mm – 210 mm = 440
mm
3. Tinggi Genggaman Kopor

Analisanya bahwa kopor tersebut tidak boleh menggeser di lantai


pada saat dibawa. Oleh karenanya dimensinya tidak boleh lebih
besar dari dimensi tinggi genggaman tangan pada saat berdiri,
atau disebut knucke height. Jika kopor tersebut dirancang untuk
masyarakat awam suatu jenis populasi maka 5 persentil dimensi
tinggi genggaman tangan pada saat berdiri untuk wanita
sebaiknya dipilih. Sehingga perhitungannya menjadi :
H = 660 mm + tinggi sepatu
= 660 mm + 30 mm
= 715 mm
4. Tinggi Tempat Duduk
● Tempat duduk yang akan digunakan harus mudah diatur (adjustable). Untuk kursi di
perkantoran diharapkan telapak kaki akan terletak pada permukaan lantai, dan
tinggi tempat duduk harus diatur sehingga tidak ada tekanan pada paha bagian
bawah.
● Menurut standar Australia, Ergonomics in Factory and Office Work, rentang yang
direkomendasikan adalah 340-480mm.
● Sementara itu Dreyfuss dalam bukunya The Measure of Man merekomendasikan
sebesar 381-457mm.
5. Ukuran Hadle (Pegangan Tangan)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan handel yaitu:
● Ruang dalam handel (L x W) sebaiknya cukup besar.
● Diameter handel D, sebaiknya cukup kecil.
● Sebisa mungkin hindari adanya segi hasil proses cetakan agar tidak melukai jari-
jemari.
6. Perancangan Pengaman Mesin Perkakas

● Perancangan pengaman dalam mesin perkakas sangat penting


untuk menghindari jari dan tangan dari resiko bahaya.
● Material atau benda siap potong akan memasuki mesin perkakas,
dimana tangan mempunyai kecenderungan untuk ikut serta
masuk maka pertimbangan yang utama dalam perancangan
pengaman mesin perkakas adalah:
○ Persentil kecil dari ketebalan jari
○ Persentil besar dari panjang jari.
● British Standar merekomendasikan dimensi pengaman mesin
perkakas, dari diagram yang direkomendasikan pembuka
pelindung adalah 15mm cukup untuk kedalaman rentang 90-
140mm.
Thank You
M usik &
P ekerjaan
Pertemuan 11
M usik & P ekerjaan

Sepanjang zaman, musik telah digunakan untuk meringankan


tenaga kerja manusia dan ada banyak lagu untuk pekerjaan.
Beberapa yang paling terkenal adalah the soldiers, marching-
song atau the song of the Volga boatmen.
E fek F isio lo g is
 Musik dapat membantu menstimulasi syaraf-syaraf
untuk bergerak terutama di saat-saat situasi yang
membosankan.

 Menurut keterangan Dr. Amit Sood, dokter pengobatan


integratif Mayo Clinic, mengatakan bahwa dalam
istilah biologi suara melodi membantu mendorong
pelepasan zat kimia dopamine di area otak. Pelepasan
dopamine seperti yang terjadi ketika seseorang makan
makanan lezat, atau mencium aroma yang harum,
sehingga membuat seseorang merasa tenang.
E fek F isio lo g is
 Namun musik juga memiliki efek mendistract
konsentrasi sehingga aktivitas yang membutuhkan
pemikiran dan kewaspadaan akan terganggu maka dari
itu penting untuk memilih musik yang sesuai dengan
kebutuhan.

 Musik perlu disediakan di tempat kerja bagi jenis


pekerjaan yang monoton dan pekerjaan tangan (manual
work) yang berulang misalnya mengetik, mengecek
surel, dan mengisi data kantor. serta pekerjaan lain
yang memerlukan aktivitas mental namun efeknya tidak
pasti pada pekerjaan intelektual.
S tudi di Industri

■ Pada tahun 1946, Kerr menanyai 666 pekerja di pabrik AS tentang


bagaimana mereka menginginkan musik dimainkan setiap harinya.
Mayoritas menginginkan musik dimainkan secara terus menerus
sepanjang hari. Jika musik harus dibatasi, maka sebagian besar
pekerja memilih antara 10 dan 16 seri periode musik, yang
diberikan secara merata sepanjang hari. Tengah hari dan sore
hari adalah saat dimana musik biasanya dibutuhkan.

■ Grandjean (1988) melaporkan penelitian serupa yang dilakukan di


pabrik-pabrik Inggris, Prancis, dan Swiss, yang menegaskan
hasil dari penelitian tersebut.

■ Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mindlab International


melibatkan 26 pekerja sebagai subjek penelitian, dimana dari
penelitian tersebut dijelaskan jenis musik yang didengarkan pun
ternyata memiliki pengaruh terhadap performa kerja. Misalnya,
musik klasik terbukti baik untuk pekerja yang harus bekerja
fokus pada detail, musik pop bagus untuk pekerja yang dikejar
tenggat waktu dan musik elektronik instrumental yang
menenangkan bagus untuk pekerja yang harus memecahkan
permasalahan matematika.
M usik sebag ai latar
belakang

■ Awal mula musik bersifat Ritmis


denga Nada yang jelas.
■ Kantor administrasi, rumah bisnis,
salon, stasiun kereta api, ruang
tunggu, restoran dan bahkan ruang
hunian dilengkapi dengan jenis
musik yang berbeda.
■ Maksud dari “latar belakang” ialah
bertujuan agar lingkungan
disekelilig kita terisi oleh suara-
suara yang menyenangkan.
R eko mendas
i
Musik di tempat kerja dapat membantu menciptakan suasana yang
menyenangkan namun tidak mengganggu. Musik yang kurang cukup
sebagai latar belakang, namun menarik perhatian dan mudah untuk
didengar dapat dimainkan dalam periode tertentu saja (Awal dan
Akhir).
Kesimpulan
Beberapa kondisi dapat membuat kita menjadi puas dan
aktif, seperti pencahayaan, warna dan musik. Hal
tersebut dapat mempengaruhi semua orang, walaupun
orang tersebut memiliki kegiatannya masing-masing.
Ergonomi sebagai rekomendasi tersedia untuk membantu
lingkungan kerja menjadi menyenangkan.
T hank
Y ou
Started on Wednesday, 23 March 2022, 11:51 AM
State Finished
Completed on Wednesday, 23 March 2022, 11:55 AM
Time taken 4 mins 1 sec
Grade 7.50 out of 10.00 (75%)

Question 1 Dibawah ini merupakan sikap kerja yang ergonomis, kecuali..


Correct

Mark 2.50 out of Select one:


2.50
a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah saat bekerja

b. Dilakukan sikap berdiri dan duduk secara bergantian

c. Beban statis menjadi semaksimal mungkin 

d. Pembuatan/penentuan kriteria dan ukuran baju peralatan kerja (meja,kursi dll)

Your answer is correct.

The correct answer is: Beban statis menjadi semaksimal mungkin

Question 2 Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan  slipped disks bila dibarengi dengan pengangkatan beban berlebih

Correct

Mark 2.50 out of Select one:


2.50
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 3 Posisi duduk yang memerlukan waktu lama dapat menumpulkan otot perut  tulang belakang melengkung, otot bagian
Correct mata terkonsentrasi sehingga cepat merasa lelah. 

Mark 2.50 out of


2.50 Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 4 Berikut adalah pertanyaan mengenai posisi kerja berdiri


Incorrect

Mark 0.00 out of Hal -hal yang perlu diperhatikan ketika sikap kerja berdiri Otot perut tidak kendor 
2.50
Keuntungan dari sikap kerja berdiri Hindari bekerja tangan di belakang tubuh 

Your answer is incorrect.


The correct answer is: Hal -hal yang perlu diperhatikan ketika sikap kerja berdiri → Hindari bekerja tangan di belakang
tubuh, Keuntungan dari sikap kerja berdiri → Otot perut tidak kendor

◄ Forum Jump to... Materi ►


Started on Wednesday, 30 March 2022, 8:13 PM
State Finished
Completed on Wednesday, 30 March 2022, 8:18 PM
Time taken 5 mins 2 secs
Grade 10.00 out of 10.00 (100%)

Question 1 Pencahayaan Langsung-tidak langsung yaknimendistribusikan cahaya lampu yang sama ke atas dan ke bawah. Mereka
Correct memantulkan cahaya dari langit-langit dan permukaan ruangan lainnya. Sedikit cahaya dipancarkan horizontal, berarti
Mark 2.50 out of dapat menambah silau.
2.50

Select one:
True

False 

The correct answer is 'False'.

Question 2 Suhu tubuh bagian dalam, seperti pada organ-organ dalam, umumnya tetap konstan 37,8 ⁰C

Correct

Mark 2.50 out of Select one:


2.50
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 3 Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan
Correct sebagainya. 
Mark 2.50 out of

2.50

Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 4 Pencahayaan Terlindung  menggunakan diffusers, lensa, dan tirai untuk menutupi lampu dari pandangan langsung,
Correct sehingga membantu untuk mencegah silau dan mendistribusikan cahaya

Mark 2.50 out of


2.50 Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

◄ Forum Jump to... Kerja Malam & Shift Kerja ►


Started on Saturday, 16 April 2022, 10:37 PM
State Finished
Completed on Saturday, 16 April 2022, 10:43 PM
Time taken 5 mins 47 secs
Grade 10.00 out of 10.00 (100%)

Question 1 Pekerja shift malam tidak boleh dilibatkan bila mereka berusia di bawah 25 tahun atau lebih dari 60 tahun
Correct

Mark 2.50 out of


2.50
Select one:
True

False 

The correct answer is 'False'.

Question 2 Fase trophotropik dipergunakan untuk penyembuhan dan penggantian energi) sewaktu malam
Correct

Mark 2.50 out of


2.50
Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 3 Selama waktu siang seluruh organ dan fungsinya siap untuk beraksi yang dinamakan fase ergotropik
Correct

Mark 2.50 out of


2.50
Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 4 Keadaan kelelahan kronis pada pekerja shift malam biasanya ditandai minat makan yang berlebih
Correct

Mark 2.50 out of


2.50

Select one:
True

False 

The correct answer is 'False'.

◄ Kerja Malam & Shift Kerja Jump to... Forum ►


Dashboard / My courses /
ATA 2021/2022 | 3PA28 | Ergonomi | ALIA RIZKI FAUZIAH /
MINGGU KE-10 /
QUIZ

Started on Friday, 20 May 2022, 5:36 PM


State Finished
Completed on Friday, 20 May 2022, 5:40 PM
Time taken 4 mins 32 secs
Grade 10.00 out of 10.00 (100%)

Question 1
Warna di dalam dan di sekitar tempat kerja memiliki fungsi Untuk menghasilkan kontras yang membuat pekerjaan
Correct menjadi lebih mudah
Mark 2.00 out of

2.00

Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 2 Jendela yang tinggi lebih berdampak pada masuknya cahaya jika dibandingkan dengan jendela yang lebar
Correct

Mark 2.00 out of


2.00
Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 3 Warna yang lebih intens dapat digunakan dengan aman di ruangan seperti Lorong masuk, koridor, labolatorium dan
Correct gudang

Mark 2.00 out of


2.00 Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 4 Kaca yang terang memiliki transparansi lebih dari 50 persen, dimana frosted glass, glass bricks atau special heat-
Correct insulating glass memiliki transparansi antara 20 persen sampai 30 persen
Mark 2.00 out of

2.00

Select one:
True

False 

The correct answer is 'False'.


Question 5  Warna netral menjadi simbol kelembutan, sejuk, dan nyaman serta mengesankan jarak yang jauh.

Correct

Mark 2.00 out of Select one:


2.00
True

False 

The correct answer is 'False'.

◄ FORUM Jump to... Musik dan Pekerjaan ►


Dashboard / My courses /
ATA 2021/2022 | 3PA28 | Ergonomi | ALIA RIZKI FAUZIAH /
MINGGU 13 /
Kuis

Started on Wednesday, 6 July 2022, 7:11 PM


State Finished
Completed on Wednesday, 6 July 2022, 7:16 PM
Time taken 5 mins 33 secs
Marks 2.00/2.00
Grade 10.00 out of 10.00 (100%)

Question 1
Metode untuk mengukur dimensi adalah dengan cara memperikrakan nilai standar deviasi dari dimensi yang baru dan
Correct kemudian menghitung persentilnya
Mark 1.00 out of
1.00 Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

Question 2 Kursi di perkantoran diharapkan telapak kaki akan terletak pada permukaan lantai, dan tinggi tempat duduk harus diatur
Correct sehingga tidak ada tekanan pada paha bagian bawah.
Mark 1.00 out of

1.00

Select one:
True 

False

The correct answer is 'True'.

◄ FORUM Jump to... Materi ►


Ergonomi
Tujuan Ergonomi
• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja

• Meningkatkan kesejahtaran sosial melalui peningkatan kualitas


kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna
dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia
produktif maupun setelah tidak produktif

• Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek : teknis,


ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang
tinggi
Konsep Keseimbangan Ergonomi

1. Work capacity : personal capacity, fisiological


capacity, psicological capacity, biomechanical
capacity
2. Task demand : material characteristics,
task/work place characteristics, organizational
characteristics, Environmental characteristics
3. Performance ditentukan oleh kapasitas
kerja/kemampuan kerja dan tuntutan tugas
Konsep keseimbangan ergonomi

 Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress, discomfort,
lelah, cidera,celaka, sakit, produktivitas
 Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja => under stress, bosan, lesu,
tidak produktif
 Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan tugas =>
performa optimal
JENIS2 MASALAH2 ERGONOMI:

ANTHROPOMETRI
KOGNISI
MUSKULOSKELETAL
CARDIOVASCULER
PSIKOMOTOR
MENGAPA STANDARD DIBUTUHKAN:

1. HEMAT DALAM USAHA MANUSIA


2. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN
MANUSIA
3. KESELAMATAN KERJA
4. KESEHATAN PEKERJA
5. KENYAMANAN BEKERJA
6. PROTEKSI LINGKUNGAN
7. MENGATASI HAMBATAN BUDAYA
8. KEUNTUNGAN EKONOMIS
ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam
meningkatkan produktivitas kerja di Perusahaan.

• Ada beberapa aspek dalam penerapan ergonomi


yang perlu diperhatikan, antara lain :
Faktor Manusia

• Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human


Centered Design (HCD) atau Perancangan berpusat
pada manusia.
• Menurut Sutalaksana (1999), perancangan demikian
merupakan perancangan produk ergonomi yang
sesungguhnya, yaitu merancang (mengupayakan)
agar produk menjadi ergonomis atau memiliki
beberapa sifat keergonomisan ketika produk itu telah
selesai dirancang segala-galanya.
• Perancangan dengan prinsip HCD, berdasarkan pada
karakter - karakter manusia yang akan berinteraksi
dengan produknya.
• Sebagai titik sentral maka unsur keterbatasan
manusia haruslah menjadi patokan dalam penataan
suatu produk yang ergonomis.
• Ada beberapa faktor yang berlaku sebagai faktor
pembatas yang tidak boleh dilampaui agar dapat
bekerja dengan aman, nyaman dan sehat, yaitu :
1. Faktor dari dalam (internal factors)
Tergolong dalam faktor ini adalah yang berasal
dari dalam diri manusia, seperti : umur, jenis
kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh
lainnya.

2. Faktor dari luar (external factors)


Banyak faktor dari luar yang dapat
mempengaruhi kerja atau berasal dari luar
manusia, seperti : penyakit, gizi, lingkungan kerja,
sosial ekonomi, adat istiadat, dan lain sebagainya.
Ergonomi
Anthropometri

• Anthropometri merupakan suatu pengukuran yang


sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk
beluk dimensional ukuran dan bentuk tubuh
manusia.
• Anthropometri yang merupakan ukuran tubuh
digunakan untuk merancang atau menciptakan suatu
sarana kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh
pengguna sarana kerja tersebut.
• Oleh para ahli rancang bangun, anthropometri
digunakan untuk mendapatkan suatu bentuk
rancang bangun yang disebut sebagai suatu rancang
bangun yang ergonomik, karena menggunakan
ukuran tubuh pengguna rancang bangun sebagai
dasar perancangan sarana kerja.
• ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan posisi
kerja tenaga kerja, dengan demikian penerapan
anthropometri mutlak diperlukan untuk menjamin
adanya system kerja yang baik.
• Dalam pelaksanaan pengukuran anthropometri,
dikenal 2 macam pengukuran :
1. Anthropometri statis
2. Antrhopometri dinamis
• Alat yang digunakan untuk pengukuran
antrhopometri adalah anthropometer.
• Jika alat-alat kerja tersebut tidak sesuai ukurannya
dengan ukuran tubuh tenaga kerja sebagai pelaku
produksi, maka tenaga kerja tersebut akan merasa
tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam
bekerja, yang pada akhirnya akan timbul suatu
kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain
akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang
tidak alamiah.
Sikap Tubuh Dalam Bekerja

• Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan


interaksinya terhadap sarana kerja akan
menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas
kerja, selain SOP (Standard Operating Procedures)
yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan.
• Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh
orang yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih
tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya.
• Tanpa disadari tenaga kerja tersebut akan sedikit
membungkuk saat melakukan pekerjaannya.
• Hal ini akan menyebabkan terjadinya kelelahan lokal
didaerah pinggang dan bahu.
• Namun karena penderitanya tidak mencolok maka
biasanya keluhan tersebut dianggap “bukan
masalah”, tetapi kerugian yang ditimbulkannya bisa
berwujud hilangnya jam kerja, terhambatnya
produksi dan lainnya.
• Pada waktu bekerja diusahakan agar bersikap secara
alamiah dan bergerak optimal.
• Dalam system kerja angkat dan angkut, sering dijumpai
nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan dalam
mengangkat maupun mengangkut, baik itu mengenai
teknik maupun berat/ukuran beban.
• Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa
yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang
tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya.
• Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya
keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk
dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan
setempat yang berlebihan didaerah pinggang dan
inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja.
• Untuk jenis pekerjaan angkat dan angkut, maka
beban maksimum yang diperkenankan, agar tidak
menimbulkan kecelakaan kerja, sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi No.Per.01/MEN/1978 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan
Pengangkutan Kayu.

DEWASA TENAGA KERJA MUDA


JENIS
PRIA (Kg) WANITA (Kg) PRIA (Kg) WANITA (Kg)

Sekali-sekali 40 15 15 10 – 11

Terus Menerus 15 - 18 10 10 - 15 6-9


• Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara
ergonomik adalah yang memberikan rasa
nyaman, aman, sehat dan selamat dalam bekerja,
yang dapat dilakukan antara lain dengan cara :
a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam
bekerja.
b. Diusahakan beban statis menjadi sekecil-kecilnya.
c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran
baku tentang peralatan kerja yang sesuai dengan
ukuran anthropometri tenaga kerja penggunanya.
d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan
berdiri secara bergantian.
Mesin - Manusia
• Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi
akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik
antara manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai
sarana kerjanya.
• Dalam proses produksi, hubungan ini menjadi sangat
erat sehingga merupakan satu kesatuan. Secara
ergonomis, hubungan antara manusia dengan mesin
haruslah merupakan suatu hubungan yang selaras,
serasi dan sesuai.
• Fungsi manusia dalam hubungan manusia – mesin
dalam rangkaian produksi ini adalah sebagai
pengarah atau pengendali jalannya mesin tersebut.
• Manusia menerima informasi dari mesin melalui
indera mata untuk membuat keputusan untuk
menyesuaikan atau merubah kerja mesin melalui alat
kendali yang ada pada mesin itu.
• Pada umumnya setiap mesin sudah mempunyai
prosedur standar pengoperasiannya.
• Kemudian mesin menerima perintah tersebut untuk
kemudian untuk menjalankan tugasnya.
• Jelas disini bahwa bekerjanya mesin sangat
tergantung pada manusia sebagai pengendaliannya.
• Disain alat kendali yang baik pada mesin merupakan
salah satu faktor yang penting yang akan
mempengaruhi manusia sebagai operatornya.
Ergonomi
Pengorganisasian Kerja
• Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu
kerja, waktu istirahat, kerja lembur dan lainnya yang
dapat menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi
tenaga kerja.
• Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat yang baik, terutama untuk kerja fisik yang
berat.
• Jam kerja selama 8 jam/hari diusahakan sedapat
mungkin tidak terlampaui, apabila tidak dapat
dihindarkan, perlu diusahakan group kerja baru atau
perbanyakan kerja shift.
• Untuk pekerjaan lembur sebaiknya ditiadakan,
karena dapat menurunkan efisiensi dan
produktivitas kerja serta meningkatnya angka
kecelakaan kerja dan sakit.
• Disamping itu kerja lembur yang melebihi 25 % dari
jam kerja tidak akan melindungi tenaga kerja dari
pengaruh buruk bahaya dari lingkungan kerja dan
beban tambahan lainnya.
Pengendalian Lingkungan Kerja
• Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi
merupakan faktor pendorong bagi kegairahan dan
efisiensi kerja.
• Sedangkan lingkungan kerja yang buruk (melampaui
Nilai Ambang Batas yang telah ditetapkan), yang
melebihi toleransi manusia untuk menghadapinya,
tidak hanya akan menurunkan produktivitas kerja
tetapi juga akan menyebabkan penyakit akibat kerja,
kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan sehingga
tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya tidak
mendapat rasa aman, nyaman, sehat dan selamat.
• Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang
berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan dan
efisiensi serta produktivitas kerja, yaitu faktor fisik
seperti : pengaruh kebisigan, penerangan, iklim kerja,
getaran ; faktor kimia seperti : pengaruh bahan kimia,
gas, uap, debu ; faktor fisiologis seperti : sikap dan cara
kerja, penentuan jam kerja dan istirahat, kerja gilir,
kerja lembur ; faktor psikologis seperti : suasana tempat
kerja, hubungan antar pekerja dan faktor biologis
seperti : infeksi karena bakteri, jamur virus, cacing.
• Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat
dilakukan melalui beberapa tahapan/cara, yaitu
pengendalian secara teknik, pengendalian secara
administratif dan pengendalian dengan pemberian
Alat Pelindung Diri (APD).
• Banyak dijumpai adanya tenaga kerja yang enggan
menggunakan alat pelindunga diri, meskipun
ditempat kerjanya terjadi pencemaran bahan kimia di
udara tempat kerja.
• 49 ºC Suhu yang dapat ditolerir selama ± 1 jam.
Kemampuan Fisik dan Mental jauh
menurun.
• 29,5 ºC Aktifitas mental dan daya tangkap menurun
dan tenaga kerja dapat melakukan kesala –
lahan dalam melakukan kesalahan. Timbul
Kelelahan Fisik.
• 24 ºC Kondisi Optimum
• 10 ºC Kekakuan mulai terjadi
Kelelahan Kerja
• Penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya
kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja
merupakan faktor dominan bagi menurunnya atau
rendahnya produktivitas kerja seorang tenaga kerja.
• Suasana kerja yang tidak ditunjang oleh kondisi
lingkungan kerja yang sehat antara lain adalah
sebagai penyebab timbulnya kelelahan kerja.
• Banyak dijumpai kasus kelelahan kerja sebagai akibat
pembebanan kerja yang berlebihan, antara lain irama
kerja yang tidak serasi, pekerjaan yang monoton dan
kondisi tempat kerja yang tidak menggairahkan.
• Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi yang
telah dikenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah
kelelahan pada umumnya mengarah pada kondisi
melemahnya tenaga untuk melakukan suatu
kegiatan, walaupun ini bukan merupakan satu-
satunya gejala.
• Kelelahan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam
yaitu :
a. Kelelahan otot (muscular fatigue)
b. Kelelahan umum (general fatigue)
• Kedua bentuk kelelahan ini muncul dari proses
fisiologik yang berbeda sama sekali.
• Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit
nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit disekitar
sendi, sedangkan kelelahan umum dapat terlihat
pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa
perasaan lamban dan keengganan beraktivitas.
• Menurut para ahli, terdapat keterkaitan antara
kelelahan dengan tingkat stress.
• Hal ini dapat ditunjukkan melalui reaksi tubuh
terhadap jenis stress yang berbeda-beda.
• Untuk itu perlu dilakukan pengukuran untuk
mendapatkan solusi bagi kecenderungan
implikasi kelelahan yang diderita oleh tenaga
kerja terhadap kinerja perusahaan.
• Kesulitan terbesar dalam pengukuran kelelahan
adalah karena tidak adanya cara yang langsung
dapat mengukur sumber penyebab kelelahan itu
sendiri.
• Belum ada satupun ukuran yang mutlak dalam
pengukuran kelelahan.
• Pengukuran kelelahan hanya mampu mengukur
“indikator” kelelahan saja.
“Kenyamanan Suhu dan Faktor Iklim pada Ruang Kerja”
Kenyamanan Suhu dan Faktor Iklim pada Ruang
Kerja
Indoor Climate (Faktor Iklim dalam Ruangan)

(Menurut Grandjean, 1986) Suatu kondisi fisik sekeliling dimana kita


melakukan suatu aktivitas tertentu yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Temperatur udara

2. Temperatur permukaan sekeliling

3. Kelembaban udara

4. Aliran perpindahan udara

Analisa keteraturan panas dalam tubuh manusia meliputi:

1. Temperatur badan 5. Gerakan otot yang cepat

2. Pengendalian proses panas 6. Pertukaran Panas

3. Transportasi panas oleh aliran darah a. Konduksi c. Evaporasi

4. Berkeringat b. Konveksi d. Radiasi


Pertukaran Panas Total
a. Temperatur udara (untuk pertukaran panas melalui konveksi)
b. Aliran udara (juga untuk konveksi)
c. Temperatur yang berdekatan dengan tubuh manusia dinding plafon
(ceiling) dan floor (untuk pertukaran panas secara radiasi)
d. Kelembaban udara relatif (untuk hilangnya panas karena evaporasi
keringat)

Kenyamanan Suhu
• Dasar fisiologi suatu kenyamanan
• Efek sampingan dari suatu ketidaknyamanan
• Daerah temperatur secara fisiologi
• Rentang temperatur yang nyaman
• Empat faktor klimatik dan kenyamanan
a) Temperatur udara c) Kelembaban udara
b) Temperatur permukaan dinding yang berdekatan d) Aliran udara
Keseimbangan Panas dalam Tubuh
Rumus keseimbangan panas dalam tubuh manusia
Menurut (Sanders, 1987)

S = M – E ± R ± C – W ………....…..(1)

Dimana:
S = Kondisi keseimbangan tubuh manusia
M = Metabolisme tubuh
E = Panas yang hilang karena proses evaporasi
R = Pertukaran panas sebagai akibat dari proses radiasi
C = Pertukaran panas sebagai akibat dari proses konveksi
W = Aktivitas Kerja
(Jika tubuh dalam keseimbangan maka S = nol)
Rumusan diatas untuk menghitung panas yang hilang karena proses
evaporasi (E) berubah menjadi (jika S=0):

E = M ± R ± C – W………...………...(2)

Dimana:

M = Dapat ditentukan dari pengukuran konsumsi oksigen atau dari data


yang di ketahui dari tabel

R = Dipengaruhi oleh temperatur dari medium yang berdekatan

C = Dipengaruhi oleh temperatur udara sekeliling dan aliran udara

E = Dipengaruhi oleh kelembaban relatif dan aliran udara

W = Ditentukan dari beban kerja


Suatu pengukuran termal ruangan dengan suatu indeks tertentu yaitu
dengan menggunakan WBGT (Wet Globe Temperatur).

Metode pengukuran ini menurut stevenson (1989).

Untuk suatu “indoor work” hanya akan ada dua macam pengukuran
yang dibutuhkan yaitu :

1. Natural wet bulb temperature, diukur dengan termometer merkuri


sederhana (simple mercury thermometer) dengan “bulb”nya dibungkus
dalam suatu pembungkus transparan basah, yang di pengaruhi oleh
temperatur, kelembaban dan pergerakan udara.

2. Globe temperature, diukur dengan menggunakan simple mercury


thermometer dengan bulbnya dibungkus di dalam bola terbuat dari copper
(copper sphere) dengan diameter 150mm, dengan berwarna hitam.
Model Komputasi Ergonomi Secara Grafis

Metode perancangan dengan menggunakan CAD (Computer Aided Design)


cukup dikenal oleh para insinyur karena sumbangsihnya terhadap faktor
fleksibilitas rancang bangun jika dibandingkan dengan metode yang
konvensional.
Sistem CAD yang telah ada menurut Porter (1980) antara lain
adalah sebagai berikut :
BOEMAN dikembangkan oleh Boeing Corporation,washington pada tahun 1969 yang
dipakai untuk evaluasi stasiun kerja pilot.
BUFORD dikembangkan oleh Rockwell International, calofornia. Menggambarkan
model sederhana dari astronot dengan atau tanpa pakaian ruang angkasa.
COMBIMAN dipakai untuk angkatan udara amerika serikat pada tahun 1973 untuk
membantu dalam rancang bangun dan evaluasi stasiun kerja awak pesawat terbang.
CYBERMAN digunakan untuk stasiun kerja interior alat transportasi darat misalnya
mobil fungsi permodelannya adalah untuk evaluasi ergonomi terhadap bentuk
kemiringan segmen dan posisi sambungan tubuh dari operatornya.
SAMMIE Tujuan dari sistem permodelan ini adalah untuk penerapan yang lebih luas
dari permodelan-permodelan yang disebutkan diatas. Sistem ini juga dapat
memberikan sumbangan fungsional antara komponen-komponen yang terdapat
dalam keseluruhan sistem
Ergonomi
• HARI LAHIR ERGONOMI:

•12 JULI 1949


(THE HUMAN RESEARCH GROUP,
INTERDISCIPLINARY)
PENGERTIAN

• Ergon = kerja
• Nomos = aturan
• Ergonomi = aturan/tatacara dalam
bekerja (secara harfiah)
• Ergonomi adalah ilmu yang
mempelajari manusia dalam hubungan
dengan pekerjaan, dengan segala
aspek dan ruang lingkupnya
Konsep dasar ergonomi

• What is ergonomic ?
- Berasal dari bahasa Yunani,”ergon =
kerja,”nomos = aturan
-Biotechnology >>>> Scandinavia
-Personal research >>>> Amerika Utara
-Human engineering >>>> Inggris & USA
. Why is ergonomic ?
-Pekerjaan yg tidak ergonomis menyebabkan
ketidak nyamanan, biaya tinggi,penurunan
performa,efisiensi,daya kerja dan kecelakaan
Konsep dasar ergonomi

• Where is ergonomi applied ?


- Diterapkan dimana saja: di rumah, di tempat
kerja, di perjalanan dll.
. When is ergonomic ?
- Diterapkan kapan saja selama 24 jam
. Who must apply ergonomics ?
- Setiap individu maupun kelompok dari usia
bayi sampai dewasa
. How is ergonomics applied ?
- Semua disiplin ilmu
Ergonomi sebagai applied sciences

• Enginering & Physical sciences (mekanika,


matematika,fisika dan kimia)

• Biological sciences ( anatomi dan fisiologi)

• Social & behavioral sciences (sosiologi, psikologi,


antropologi
BIOLOGICAL SCIENCES : ANATOMI, FAAL

ERGONOMI ENGINEERING & PHYSICAL SCIENCES :


MEKANIK, MATHEMATIK, FISIKA

SOCIAL & BEHAVIOUR SCIENCES :


SOSIOLOGI, PSIKOLOGI
FISIOLOGI

ANATOMI PSIKOLOGI

ERGONOMI
ENGINEERING MANAJEMEN

PERANCANGAN
Tujuan Ergonomi
• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan
beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja

• Meningkatkan kesejahtaran sosial melalui peningkatan


kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja
secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif

• Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek :


teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi
Konsep Keseimbangan Ergonomi

1. Work capacity : personal capacity, fisiological


capacity, psicological capacity, biomechanical
capacity
2. Task demand : material characteristics,
task/work place characteristics, organizational
characteristics, Environmental characteristics
3. Performance ditentukan oleh kapasitas
kerja/kemampuan kerja dan tuntutan tugas
Konsep keseimbangan ergonomi

 Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja


=> over stress, discomfort, lelah,
cidera,celaka, sakit, produktivitas
 Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja
=> under stress, bosan, lesu, tidak
produktif
 Harapannya adalah antara tuntutan tugas
= kemampuan tugas => performa optimal
JENIS2 MASALAH2 ERGONOMI:

ANTHROPOMETRI
KOGNISI
MUSKULOSKELETAL
CARDIOVASCULER
PSIKOMOTOR
MENGAPA STANDARD DIBUTUHKAN:

1. HEMAT DALAM USAHA MANUSIA


2. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN
MANUSIA
3. KESELAMATAN KERJA
4. KESEHATAN PEKERJA
5. KENYAMANAN BEKERJA
6. PROTEKSI LINGKUNGAN
7. MENGATASI HAMBATAN BUDAYA
8. KEUNTUNGAN EKONOMIS
ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI
• Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam
meningkatkan produktivitas kerja di Perusahaan.

• Ada beberapa aspek dalam penerapan ergonomi


yang perlu diperhatikan, antara lain :
Faktor Manusia

• Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human


Centered Design (HCD) atau Perancangan berpusat
pada manusia.
• Menurut Sutalaksana (1999), perancangan demikian
merupakan perancangan produk ergonomi yang
sesungguhnya, yaitu merancang (mengupayakan)
agar produk menjadi ergonomis atau memiliki
beberapa sifat keergonomisan ketika produk itu
telah selesai dirancang segala-galanya.
• Perancangan dengan prinsip HCD, berdasarkan
pada karakter - karakter manusia yang akan
berinteraksi dengan produknya.
• Sebagai titik sentral maka unsur keterbatasan
manusia haruslah menjadi patokan dalam penataan
suatu produk yang ergonomis.
• Ada beberapa faktor yang berlaku sebagai faktor
pembatas yang tidak boleh dilampaui agar dapat
bekerja dengan aman, nyaman dan sehat, yaitu :
1. Faktor dari dalam (internal factors)
Tergolong dalam faktor ini adalah yang berasal
dari dalam diri manusia, seperti : umur, jenis
kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh
lainnya.

2. Faktor dari luar (external factors)


Banyak faktor dari luar yang dapat
mempengaruhi kerja atau berasal dari luar
manusia, seperti : penyakit, gizi, lingkungan kerja,
sosial ekonomi, adat istiadat, dan lain sebagainya.
Anthropometri

• Anthropometri merupakan suatu pengukuran yang


sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk
beluk dimensional ukuran dan bentuk tubuh
manusia.
• Anthropometri yang merupakan ukuran tubuh
digunakan untuk merancang atau menciptakan
suatu sarana kerja yang sesuai dengan ukuran
tubuh pengguna sarana kerja tersebut.
• Oleh para ahli rancang bangun, anthropometri
digunakan untuk mendapatkan suatu bentuk
rancang bangun yang disebut sebagai suatu rancang
bangun yang ergonomik, karena menggunakan
ukuran tubuh pengguna rancang bangun sebagai
dasar perancangan sarana kerja.
• ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan
posisi kerja tenaga kerja, dengan demikian
penerapan anthropometri mutlak diperlukan untuk
menjamin adanya system kerja yang baik.
• Dalam pelaksanaan pengukuran anthropometri,
dikenal 2 macam pengukuran :
1. Anthropometri statis
2. Antrhopometri dinamis
• Alat yang digunakan untuk pengukuran
antrhopometri adalah anthropometer.
• Jika alat-alat kerja tersebut tidak sesuai ukurannya
dengan ukuran tubuh tenaga kerja sebagai pelaku
produksi, maka tenaga kerja tersebut akan merasa
tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam
bekerja, yang pada akhirnya akan timbul suatu
kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain
akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang
tidak alamiah.
Sikap Tubuh Dalam Bekerja

• Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan


interaksinya terhadap sarana kerja akan
menentukan efisiensi, efektivitas dan
produktivitas kerja, selain SOP (Standard Operating
Procedures) yang terdapat pada setiap jenis
pekerjaan.
• Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku
oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh yang
lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil
kerjanya.
• Tanpa disadari tenaga kerja tersebut akan sedikit
membungkuk saat melakukan pekerjaannya.
• Hal ini akan menyebabkan terjadinya kelelahan
lokal didaerah pinggang dan bahu.
• Namun karena penderitanya tidak mencolok maka
biasanya keluhan tersebut dianggap “bukan
masalah”, tetapi kerugian yang ditimbulkannya bisa
berwujud hilangnya jam kerja, terhambatnya
produksi dan lainnya.
• Pada waktu bekerja diusahakan agar bersikap
secara alamiah dan bergerak optimal.
• Dalam system kerja angkat dan angkut, sering
dijumpai nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan
dalam mengangkat maupun mengangkut, baik itu
mengenai teknik maupun berat/ukuran beban.
• Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa
yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja
yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya.
• Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya
keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan
bentuk dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi
pembebanan setempat yang berlebihan didaerah
pinggang dan inilah yang menyebabkan nyeri
pinggang akibat kerja.
• Untuk jenis pekerjaan angkat dan angkut, maka
beban maksimum yang diperkenankan, agar tidak
menimbulkan kecelakaan kerja, sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi No.Per.01/MEN/1978 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Penebangan dan Pengangkutan Kayu.
DEWASA TENAGA KERJA MUDA
JENIS
PRIA (Kg) WANITA (Kg) PRIA (Kg) WANITA (Kg)

Sekali-sekali 40 15 15 10 – 11

Terus Menerus 15 - 18 10 10 - 15 6-9


• Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara
ergonomik adalah yang memberikan rasa
nyaman, aman, sehat dan selamat dalam bekerja,
yang dapat dilakukan antara lain dengan cara :
a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam
bekerja.
b. Diusahakan beban statis menjadi sekecil-kecilnya.
c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran
baku tentang peralatan kerja yang sesuai dengan
ukuran anthropometri tenaga kerja penggunanya.
d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan
berdiri secara bergantian.
Mesin - Manusia
• Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi
akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik
antara manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai
sarana kerjanya.
• Dalam proses produksi, hubungan ini menjadi
sangat erat sehingga merupakan satu kesatuan.
Secara ergonomis, hubungan antara manusia
dengan mesin haruslah merupakan suatu hubungan
yang selaras, serasi dan sesuai.
• Fungsi manusia dalam hubungan manusia – mesin
dalam rangkaian produksi ini adalah sebagai
pengarah atau pengendali jalannya mesin tersebut.
• Manusia menerima informasi dari mesin melalui
indera mata untuk membuat keputusan untuk
menyesuaikan atau merubah kerja mesin melalui
alat kendali yang ada pada mesin itu.
• Pada umumnya setiap mesin sudah mempunyai
prosedur standar pengoperasiannya.
• Kemudian mesin menerima perintah tersebut untuk
kemudian untuk menjalankan tugasnya.
• Jelas disini bahwa bekerjanya mesin sangat
tergantung pada manusia sebagai pengendaliannya.
• Disain alat kendali yang baik pada mesin
merupakan salah satu faktor yang penting yang
akan mempengaruhi manusia sebagai operatornya.
Pengorganisasian Kerja
• Pengorganisasian kerja terutama menyangkut
waktu kerja, waktu istirahat, kerja lembur dan
lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan
dan efisiensi tenaga kerja.
• Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat yang baik, terutama untuk kerja fisik yang
berat.
• Jam kerja selama 8 jam/hari diusahakan sedapat
mungkin tidak terlampaui, apabila tidak dapat
dihindarkan, perlu diusahakan group kerja baru
atau perbanyakan kerja shift.
• Untuk pekerjaan lembur sebaiknya ditiadakan,
karena dapat menurunkan efisiensi dan
produktivitas kerja serta meningkatnya angka
kecelakaan kerja dan sakit.
• Disamping itu kerja lembur yang melebihi 25 % dari
jam kerja tidak akan melindungi tenaga kerja dari
pengaruh buruk bahaya dari lingkungan kerja dan
beban tambahan lainnya.
Pengendalian Lingkungan Kerja
• Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi
merupakan faktor pendorong bagi kegairahan dan
efisiensi kerja.
• Sedangkan lingkungan kerja yang buruk
(melampaui Nilai Ambang Batas yang telah
ditetapkan), yang melebihi toleransi manusia untuk
menghadapinya, tidak hanya akan menurunkan
produktivitas kerja tetapi juga akan menyebabkan
penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, pencemaran
lingkungan sehingga tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya tidak mendapat rasa
aman, nyaman, sehat dan selamat.
• Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang
berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan dan
efisiensi serta produktivitas kerja, yaitu faktor fisik
seperti : pengaruh kebisigan, penerangan, iklim
kerja, getaran ; faktor kimia seperti : pengaruh bahan
kimia, gas, uap, debu ; faktor fisiologis seperti : sikap
dan cara kerja, penentuan jam kerja dan istirahat,
kerja gilir, kerja lembur ; faktor psikologis seperti :
suasana tempat kerja, hubungan antar pekerja dan
faktor biologis seperti : infeksi karena bakteri, jamur
virus, cacing.
• Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat
dilakukan melalui beberapa tahapan/cara, yaitu
pengendalian secara teknik, pengendalian secara
administratif dan pengendalian dengan pemberian
Alat Pelindung Diri (APD).
• Banyak dijumpai adanya tenaga kerja yang enggan
menggunakan alat pelindunga diri, meskipun
ditempat kerjanya terjadi pencemaran bahan kimia
di udara tempat kerja.
• 49 ºC Suhu yang dapat ditolerir selama ± 1 jam.
Kemampuan Fisik dan Mental jauh
menurun.
• 29,5 ºC Aktifitas mental dan daya tangkap menurun
dan tenaga kerja dapat melakukan kesala –
lahan dalam melakukan kesalahan. Timbul
Kelelahan Fisik.
• 24 ºC Kondisi Optimum
• 10 ºC Kekakuan mulai terjadi
Kelelahan Kerja
• Penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya
kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja
merupakan faktor dominan bagi menurunnya atau
rendahnya produktivitas kerja seorang tenaga kerja.
• Suasana kerja yang tidak ditunjang oleh kondisi
lingkungan kerja yang sehat antara lain adalah
sebagai penyebab timbulnya kelelahan kerja.
• Banyak dijumpai kasus kelelahan kerja sebagai
akibat pembebanan kerja yang berlebihan, antara
lain irama kerja yang tidak serasi, pekerjaan yang
monoton dan kondisi tempat kerja yang tidak
menggairahkan.
• Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi yang
telah dikenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah
kelelahan pada umumnya mengarah pada kondisi
melemahnya tenaga untuk melakukan suatu
kegiatan, walaupun ini bukan merupakan satu-
satunya gejala.
• Kelelahan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam
yaitu :
a. Kelelahan otot (muscular fatigue)
b. Kelelahan umum (general fatigue)
• Kedua bentuk kelelahan ini muncul dari proses
fisiologik yang berbeda sama sekali.
• Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit
nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit disekitar
sendi, sedangkan kelelahan umum dapat terlihat
pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa
perasaan lamban dan keengganan beraktivitas.
• Menurut para ahli, terdapat keterkaitan antara
kelelahan dengan tingkat stress.
• Hal ini dapat ditunjukkan melalui reaksi tubuh
terhadap jenis stress yang berbeda-beda.
• Untuk itu perlu dilakukan pengukuran untuk
mendapatkan solusi bagi kecenderungan
implikasi kelelahan yang diderita oleh tenaga
kerja terhadap kinerja perusahaan.
• Kesulitan terbesar dalam pengukuran kelelahan
adalah karena tidak adanya cara yang langsung
dapat mengukur sumber penyebab kelelahan itu
sendiri.
• Belum ada satupun ukuran yang mutlak dalam
pengukuran kelelahan.
• Pengukuran kelelahan hanya mampu mengukur
“indikator” kelelahan saja.
CTD (CULMULATIVE TRAUMA DISORDER)
• CTD dapat diterjemahkan sebagai Kerusakan
Trauma Kumulative.
• Penyakit ini timbul Karena terkumpulnya
kerusakan-kerusakan kecil akibat trauma berulang
yang membentuk kerusakan yang cukup besar dan
menimbulkan rasa sakit.
• Hal ini sebagai akibat penumpukan cedera kecil
yang setiap kali tidak sembuh total dalam jangka
waktu tertentu yang bisa pendek dan bisa lama,
tergantung dari berat ringannya trauma setiap hari,
yang diekspresikan sebagai rasa nyeri, kesemutan,
pembengkakan dan gejala lainnya.
• Gejala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan
yang monoton, sikap kerja yang tidak alamiah,
penggunaan atau pengerahan otot yang melebihi
kemampuannya.
• Biasanya gejala yang muncul dianggap sepele
atau dianggap Over Exertion.
1. Over Stretching
2. Over Compressor
• CTD dapat digolongkan sebagai penyakit akibat
kerja, apabila dapat dibuktikan terdapat
pemaparan dari dua atau lebih faktor resiko
ergonomi di tempat kerja.
• Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD,
yaitu :
a. Terdapat Posture atau sikap tubuh yang janggal.
b. Gayanya yang melebihi kemampuan jaringan.
c. Lamanya waktu pada saat melakukan posisi
janggal.
d. Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal
per-menit.
• Beberapa contoh CTD :
 TENDINITIS
Tendon yang meradang, gejala :
o sakit, bengkak
o nyeri tekan
o lemah ditempat yang terpapar (siku, bahu)

 ROTATOR CUFF TENDINITIS


Satu atau lebih dari empat rotator cuff tendon pada
bahu meradang, gejala :
o Sakit
o Gerakan terbatas pada bahu
 TENOSYNOVITIS
Pembengkakan pada tendon & sarung yang menutupi
tendon, gejala :
o pembengkakan
o nyeri tekan
o sakit pada tempat yang terpapar (siku, tangan, lengan,
dll)
 CARPAL TUNNEL SYNDROME
Penyebab :
o Tekanan yang terlalu berat pada syaraf medianus yang
melalui pergelangan tangan.
Gejala :
o mati rasa
o kesemutan, pegal
o sakit pada pergelangan tangan
 EPICONDYLITIS (TENNIS ELBOW)
Peradangan pada tendon di siku, gejala :
o sakit
o sedikit bengkak
o lemah

 WHITE FINGER
Pembuluh darah di jari-jari rusak, gejala :
o pucat di jari-jari
o mati rasa
o perasaan seakan jari terbakar
Kesegaran Jasmani dan Musik
• Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, seorang
tenaga kerja tidak hanya memerlukan makanan
yang sehat dan bergizi dengan nilai kalori cukup
sesuai dengan jenis pekerjaannya, tetapi juga
membutuhkan kesegaran jasmani yang baik pula.
• Meskipun secara fisik tenaga kerja dalam keadaan
sehat, dengan asupan gizi yang cukup, tetapi
apabila tidak segar dan bugar maka tenaga kerja
tersebut dalam melakukan pekerjaannya akan cepat
menjadi lelah.
• Pekerja yang sehat, segar dan bugar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan.
• Mengingat kondisi masing-masing tidak sama,
maka sebaiknya kegiatan kesegaran jasmani perlu
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
kebutuhan masing-masing perusahaan.
• Pengadaan musik ditempat kerja sebaiknya
dilakukan untuk jenis pekerjaan yang monoton
dan pekerjaan tangan (manual work) yang berulang
serta pekerjaan lain yang memerlukan aktivitas
mental.
• Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghindari kebosanan dan kejenuhan dalam
bekerja.
Ergonomi
CTD (CULMULATIVE TRAUMA DISORDER)
• CTD dapat diterjemahkan sebagai Kerusakan
Trauma Kumulative.
• Penyakit ini timbul Karena terkumpulnya kerusakan-
kerusakan kecil akibat trauma berulang yang
membentuk kerusakan yang cukup besar dan
menimbulkan rasa sakit.
• Hal ini sebagai akibat penumpukan cedera kecil yang
setiap kali tidak sembuh total dalam jangka waktu
tertentu yang bisa pendek dan bisa lama, tergantung
dari berat ringannya trauma setiap hari, yang
diekspresikan sebagai rasa nyeri, kesemutan,
pembengkakan dan gejala lainnya.
• Gejala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan
yang monoton, sikap kerja yang tidak alamiah,
penggunaan atau pengerahan otot yang melebihi
kemampuannya.
• Biasanya gejala yang muncul dianggap sepele
atau dianggap Over Exertion.
1. Over Stretching
2. Over Compressor
• CTD dapat digolongkan sebagai penyakit akibat
kerja, apabila dapat dibuktikan terdapat
pemaparan dari dua atau lebih faktor resiko
ergonomi di tempat kerja.
• Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD,
yaitu :
a. Terdapat Posture atau sikap tubuh yang janggal.
b. Gayanya yang melebihi kemampuan jaringan.
c. Lamanya waktu pada saat melakukan posisi
janggal.
d. Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal
per-menit.
• Beberapa contoh CTD :
 TENDINITIS
Tendon yang meradang, gejala :
o sakit, bengkak
o nyeri tekan
o lemah ditempat yang terpapar (siku, bahu)

 ROTATOR CUFF TENDINITIS


Satu atau lebih dari empat rotator cuff tendon pada
bahu meradang, gejala :
o Sakit
o Gerakan terbatas pada bahu
 TENOSYNOVITIS
Pembengkakan pada tendon & sarung yang menutupi
tendon, gejala :
o pembengkakan
o nyeri tekan
o sakit pada tempat yang terpapar (siku, tangan, lengan,
dll)
 CARPAL TUNNEL SYNDROME
Penyebab :
o Tekanan yang terlalu berat pada syaraf medianus yang
melalui pergelangan tangan.
Gejala :
o mati rasa
o kesemutan, pegal
o sakit pada pergelangan tangan
 EPICONDYLITIS (TENNIS ELBOW)
Peradangan pada tendon di siku, gejala :
o sakit
o sedikit bengkak
o lemah

 WHITE FINGER
Pembuluh darah di jari-jari rusak, gejala :
o pucat di jari-jari
o mati rasa
o perasaan seakan jari terbakar
Kesegaran Jasmani dan Musik
• Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, seorang
tenaga kerja tidak hanya memerlukan makanan yang
sehat dan bergizi dengan nilai kalori cukup sesuai
dengan jenis pekerjaannya, tetapi juga membutuhkan
kesegaran jasmani yang baik pula.
• Meskipun secara fisik tenaga kerja dalam keadaan
sehat, dengan asupan gizi yang cukup, tetapi apabila
tidak segar dan bugar maka tenaga kerja tersebut
dalam melakukan pekerjaannya akan cepat menjadi
lelah.
• Pekerja yang sehat, segar dan bugar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan.
• Mengingat kondisi masing-masing tidak sama,
maka sebaiknya kegiatan kesegaran jasmani perlu
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
kebutuhan masing-masing perusahaan.
• Pengadaan musik ditempat kerja sebaiknya
dilakukan untuk jenis pekerjaan yang monoton
dan pekerjaan tangan (manual work) yang berulang
serta pekerjaan lain yang memerlukan aktivitas
mental.
• Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghindari kebosanan dan kejenuhan dalam
bekerja.
Shift Kerja
Management Shift Kerja
Seseorang akan berbicara mengenai shift kerja bila dua atau lebih
pekerja bekerja secara berurutan pada lokasi kerja yang sama

Alasan adanya shift kerja…?

Adanya kebutuhan sosial di lingkungan kerja misalnya

 Pekerjaan di rumah sakit


 Kepolisian
 Perhotelan
 perusahaan tranportasi
 Restoran
 Tempat hiburan
 dan lain lain
Aturan jam kerja dalam perputaran waktu

3 shift
• Note : biasanya dengan
beda satu atau 24 jam panjang
dua jam lebih waktu
yang
dulu ditiap shift
sama
sesuai ketentuan
yang berlaku

Shift malam Shift sore Shift pagi


20.00-06.00 14.00-20.00 06.00-14.00
Karakteristik dan kriteria shift kerja

 Rotation (berputar)

 Permanent (tetap)

Lima faktor utama yang harus diperhatikan dalam shift kerja

• Jenis shift

• Panjang waktu tiap shift

• Waktu dimulai dan diakhirinya satu shift.

• Distribusi waktu istirahat.

• Arah transisi shift.


Kriteria dalam mendesain suatu shift kerja
• Setidaknya ada jarak 11 jam antara permulaan dua shift yang berurutan

• Seseorang pekerja tidak boleh bekerja lebih dari 7 hari berturut-turut. Harus ada
waktu libur

• Rotasi shift harus mengikuti matahari

• Buat jadwal yang sederhana dan mudah diingat

Pengaruh shift kerja terhadap kesehatan fisik


umum
Gangguan tidur
nya
Mengalami Kelelahan
Para pekerja permasalahan Penyakit jantung
shift malam kesehatan  Tekanan darah
tinggi
 Gastrointestinal
Sistem Shift Kerja
Ada beberapa jenis sistem shift kerja yang dikenal perusahaan. Kogi (1985) mencatat empat hal
penting dari sebuah sistem shift, yaitu:
1. Apakah shift kerja tersebut dilakukan pada waktu tidur seseorang yang normal?
2. Apakah kerja dilakukan pada seminggu penuh atau pemasukan hari istirahat diantaranya?
3. Bagaimana pembagian shift yang dilakukan dalam satu hari kerja?
4. Apakah pekerja melakukan shift yang sama setiap hari atau mengalami rotasi dengan shift
lain?
Memilih sistem shift kerja yang sesuai
1. Kesehatan dan Keselamatan kerja
penjadwalan kerja seharusnya diatur sehingga tidak mengganggusistem syaraf secara
berlebihan
2. Performansi kerja
pada beberapa pekerjaan, interaksi yang terjadi pada kesenjangan kebutuhan kerja-kondisi
tubuh dengan kesulitan tidur dapat menimbulkan penurunan secara signifikan pada performansi
dan keselamatan pekerja malam
3. Interaksi Sosial
permasalahan pokok yang berhubungan dengan shift kerja adalah terkadang pekerja tidur saat
kegiatan sosial berlangsung, hal ini menyebabkan pekerja sulit memberikan waktunya kepada
keluarga, berkumpul dengan teman atau berinteraksi pada masyarakat untuk mendapatkan nilai
sosial yang besar
Dari peninjauan psikologis, fisiologis, performansi dan tingkah
laku sosial, rekomendasi berikut patut dijadikan acuan bagi
perencanaan shift kerja, yaitu:
1. Aktivitas kerja harus mengikuti pola kebiasaan tubuh.

2. Pelaksanaan kerja di siang hari lebih disukai.

3. Shift sore harus lebih disukai dari pada shift malam.

4. Bila pembagian shift diperlukan terdapat dua aturan yang berlawanan: (1). Pekerja
hanya melakukan satu shift malam atau sore dalam satu minggu kerja. (2). Secara
permanen melakukan shift malam.

5. Waktu kerja cukup dilakukan 8 jam selama satu shift, tetapi bagi pekerjaan yang
membutuhkan perhatian mental atau fisik tinggi, sebaiknya waktu kerjantya
dipersingkat.

6. Jam kerja minggu yang terkonmpresi sebaiknya dilakukan pada pekerjaan yang rutin.
Contohnya 10 jam pada 4 hari kerja.
Strees
Dari peninjauan psikologis, fisiologis, performansi dan tingkah
laku sosial, rekomendasi berikut patut dijadikan acuan bagi
perencanaan shift kerja, yaitu:
1. Aktivitas kerja harus mengikuti pola kebiasaan tubuh.

2. Pelaksanaan kerja di siang hari lebih disukai.

3. Shift sore harus lebih disukai dari pada shift malam.

4. Bila pembagian shift diperlukan terdapat dua aturan yang berlawanan: (1). Pekerja
hanya melakukan satu shift malam atau sore dalam satu minggu kerja. (2). Secara
permanen melakukan shift malam.

5. Waktu kerja cukup dilakukan 8 jam selama satu shift, tetapi bagi pekerjaan yang
membutuhkan perhatian mental atau fisik tinggi, sebaiknya waktu kerjantya
dipersingkat.

6. Jam kerja minggu yang terkonmpresi sebaiknya dilakukan pada pekerjaan yang rutin.
Contohnya 10 jam pada 4 hari kerja.
Circadian Rhythm

Bermacam-macam fungsi tubuh manusia dan hewan berfluktuasi dalam


siklus 24 jam, dinamakan circadian rhythm (circa dies = kira-kira 1 hari).
Fungsi tubuh ditandai dengan circadian adalah tidur, kesiapan untuk
bekerja, dan banyak proses otonom, vegetatif seperti metabolisme,
temperatur tubuh, detak jantung dan tekanan darah.
Tabel standar internasional bagi pekerja malam
STRESS
Stress bukanlah hanya hal-hal yang membuat cemas melainkan meliputi semua keadaan, baik

sedih maupun bahagia, alergi, sakit fisik, keadaan yang tidak diharapkan, dan sebagainya.

Sehingga hal ini menyebabkan banyak orang yang terus-menerus membawa stress

dipundaknya tanpa pernah menyadarinya. Banyak orang menganggap stress sebagai kondisi

psikologis yang muncul ketika ada persepsi dari ketidakseimbangan antara keinginan

seseorang dan kemampuannya dalam memenuhi keinginan tersebut.

BEBERAPA MACAM STRESS


• 1. Stress Emosional
• 2. Stress Fisik
• 3. Stress Lingkungan
• 4. Stress Asap Rokok
• 5. Stress Hormonal
• 6. Stress Tanggung Jawab
• 7. Stress Alergi
MODEL LIMA TAHAP SEDERHANA DARI STRESS
KELELAHAN
Kelelahan merupakan konsekuensi kehabisan persediaan energi tubuh, baik
secara fisik maupun mental. Misalnya kelelahan ini akibat dari kebanyakan
tugas pekerjaan dengan proses psikologis yang lebih halus.

Pada pekerjaan yang berulang, tanda pertama kelelahan merupakan


peningkatan dalam rata-rata panjang waktu yang diambil untuk
menyelesaikan suatu siklus aktivitas.
KONDISI DALAM
LINGKUNGAN KERJA DAN
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
1. PENCAHAYAAN
1. PENCAHAYAAN
A. Definisi Cahaya

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah
penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Pencahayaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kenyamanan dalam bekerja. Pencahayaan yang kurang baik dapat menyebabkan berbagai
keluhan kesehatan khususnya pada kesehatan mata. Beberapa keluhan yang terkait dengan pencahayaan yang
kurang baik di tempat kerja adalah sakit kepala, kelelahan mata, mata kering, mata perih, serta keluhan pada
leher dan bahu.

Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang berlebihan tidak akan menjadi lebih baik.
Penglihatan tidak menjadi lebih baik hanya dari jumlah atau kuantitas cahaya, tetapi juga dari kualitasnya.

Kuantitas dan kualitas pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio
pencahayaan pada ruangan. Selain aspek kuantitas dan kualitas pencahayaan, perlu juga memperhatikan
aspek efisiensi konsumsi energi dengan memanfaatkan cahaya alam untuk mendapatkan keuntungan yang
besar

Cahaya alam yang masuk melalui jendela dapat dipakai sebagai sumber pencahayaan di dalam bangunan,
sekaligus upaya untuk menghemat energi. Oleh karena itu perlu strategi desain pencahayaan dengan
memanfaatkan cahaya alam secara optimal. Desain pencahayaan yang optimal meliputi: optimasi kuantitas
cahaya langit, menjaga kenyamanan visual, dan menjaga kesejukan, serta menghemat energi(Harten P.Van,
B. SYARAT PENCAHAYAAN YANG BAIK UNTUK BEKERJA

Instalasi Pencahayaan
Pencahayaan dimaksudkan untuk :
 Melihat obyek dengan jelas
 Memudahkan pekerjaan
 Menghindari kecelakaan kerja
 Meningkatkan kesan menyegarkan
• Membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman

C. SUMBER CAHAYA :
 Penerangan alami: Berapa banyak cahaya matahari mencapai di dalam sebuah ruangan, tergantung pada jumlah
dan arah sinar matahari, awan, dataran lokal, dan musim. Selain itu, ukuran, orientasi dan kebersihan dari
jendela adalah penting. Jumlah cahaya matahari memasuki tempat kerja dapat dikendalikan dengan kaca
berwarna, fentilasi, dan tirai sehingga tidak menyebabkan silau atau membuat area kerja terlalu terang.
 Penerangan buatan (lampu) : Jumlah cahaya, warna cahaya itu sendiri, dan warna yang bervariasi dengan objek
yang tampil harus sesuai dengan tempat kerja dan tugas
D. KEGUNAAN PENCAHAYAAN DITEMPAT KERJA

Untuk melihat dengan mudah pekerjaan-pekerjaan yang bersifat visual, dapat memberikan lingkungan
kerja yang aman dan menjaga/mempertahankan efesiensi kerja

E. JENIS PENCAHAYAAN
 Cahaya (Penerangan) Alami berasal dari matahari
 Cahaya (Penerangan) Buatan berasal dari lampu

Penerangan Alami yang baik


 Jarak antara gedung-gedung atau bangunan-banguna harus sedemikian rupa tidak menganggu masuknya
cahaya kedalam ruangan
 Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang cukup untuk melakukan pekerjaan

F. Pengaruh Pencahayaan Terhadap Mata


 Kelelahan Mata
 Kelelahan Mental
 Keluhan Pegal di Daerah Mata
 Kerusakan Indera Mata
 Meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja
G. AKIBAT YANG DITIMBULKAN DARI PENCAHAYAN TERHADAP PERSEPSI
 Kualitas pencahayaan yang memadai merupakan salah satu aspek yang mendukung terlaksananya suatu
aktivitas. Aktivitas seperti membaca, menulis atau mengerjakan tugas akan membutuhkan standar
tingkat kualitas pencahayaan yang berbeda. Untuk mengukur terpenuhinya standar tingkat kualitas
pencahayaan masing-masing pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
pengukuran langsung menggunakan lux meter atau dengan mengetahui persepsi pengguna terhadap
cahaya.
 Menurut Siderus, persepsi pengguna terhadap pencahayaan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni kontras
antara detail pekerjaan dengan tempat pekerjaan itu dilakukan, intensitas pencahayaan, jenis
pekerjaan dan lama waktu pekerjaan (Achsani,2015)
 Achsani (2015) dalam penelitiannya menunjukkan adanya karakteristik penggunaan pencahayaan alami
yang terletak disamping meja kerja, penggunaan pencahayaan alami berupa lampu ruangan dan
penggunaan kedua pencahayaan dengan karakteristik diatas akan memberikan kualitas pencahayaan
yang memadai
 Berdasarkan persepsi pengguna, kualitas pencahayaan yang memadai adalah yang memberikan intensitas
pencahayaan sesuai standar
 Konsep kualitas pencahayaan pada masingmasing pekerjaan menyimpulkan bahwa pelajar/ mahasiswa
merumuskan kualitas pencahayaan ideal dengan adanya sebuah konsep integrasi antara pencahayaan
alami, buatan dan interior. Desainer masih akan melakukan pilihan antara pencahayaan alami dan
buatan yang dirasa akan memenuhi kualitas pencahayaan yang dibutuhkannya. Karyawan swasta lebih
melihat dari segi kualitas seperti intensitas dan efek yang dihasilkannya.
 Dosen memilih bahwa adanya sistem bangunan yakni terkait kontroling akan
membuat kualitas pencahayaan yang memadai. Penelitian terhadap persepesi
pengguna atas tingkat pencahayaan di sekelilingnya merupakan hal yang penting
untuk dibahas. Hal tersebut dikarenakan manusia adalah subjek dari arsitektur,
desain yang dibuat haruslah mem-buat pengguna merasa nyaman untuk tinggal
didalamnya. Penelitian ini mengambil responden dengan jenis pekerjaan yang
berbeda-beda dan jumlah responden yang sedikit, sehingga kesimpulan hanya
dapat sebatas eksploratorif dan kurang dapat digeneralisasi. Konsep pencahayaan
ideal diatas masih perlu diteliti lebih lanjut untuk melihat bagaimana konsep
tersebut akan mendukung pengguna melaksanakan aktivitasnya secara nyata.

H. ALAT PELINDUNG DARI CAHAYA


Alat – alat pelindung mata ( Eyes Protection ) dan muka
Fungsi alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya , paparan partikel-
partikel yang melayang di udara dan di badan air. Percikan benda-benda kecil panas, atau
uap panas,radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion ,
pancaran cahaya , benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman ( spectacles )
goggles, tameng muka ( face shield ). Masker selam , tameng muka dan kacamata
pengaman dalam kesatuan ( full face masker )
http://medansafety.com/fungsi-jenis-alat-pelindungan-diri/
I. DAMPAK FISIK DAN PSIKOLOGIS YANG DITIMBULKAN
DARI PENCAHAYAAN

DAMPAK FISIK :
1. Kelelahan Mata
Dulhadi (1994), mengatakan penerangan yang kurang dari cukup intensitasnya akan
menyebabkan kelelahan pada mata yang sangat membahaya karyawan. Sistem
pencahayaan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan (Tarwaka dkk., 2004). Kelelahan
adalah fungsi mekansime perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan serius yang
berdampak menurunnya effisiensi kerja dan kapasitas kerja serta ketahanan
tubuh. Menurut Dessler (1997) bahwa kelelahan pada individu dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.
2. Keluhan Pegal di daerah mata
Pencahayaan yang tidak memadai akan menyebabkan kelelahan pada otot dan saraf mata
yang berlanjut pada kelelahan lokal mata dan akhirnya kelelahan keseluruhan fisiologis
pada seorang pekerja. Kelelahan yang timbul kemudian akan mengakibatkan turunnya
konsentrasi kerja, meningkatkan tingkat kesalahan dalam bekerja yang berujung pada
tingginya cacat produksi.
3. Kerusakan Indera mata
4. Meningkatnya kecelakaan kerja
Menurut Lianto & Kurniawan (2002), penerangan yang terlalu besar membuat rasa panas
dan menimbulkan kegelisahan, sebaliknya penerangan yang kurang dapat mempengaruhi
DAMPAK PSIKOLOGIS
1. Kelalahan Mental
Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara
jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik,
akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan
ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata
pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya
mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa
menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan.

Keuntungan pencahayaan yang baik :


a. Meningkatkan semangat kerja.
b. Produktivitas.
c. Mengurangi kesalahan.
d. Meningkatkan housekeeping.
e. Kenyamanan lingkungan kerja.
f. Mengurangi kecelakaan kerja.
Cara Pengendalian Terhadap Penerangan
Pengendalian terhadap penerangan buruk dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengendalian secara teknis
 Memperbesar ukuran obyek (sudut penglihatan) dengan menggunakan
kaca pembesar dan kaca pembesar dan layer monitor.
 Memperbesar intensitas penerangan.
 Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek.
 Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan agar jalan
masuknya sinar tidak terhalang.

b. Pengendalian secara administrative


Untuk pekerjaan malam atau yang membutuhkan ketelitian tinggi,
memperkerjakan tenaga kerja yang berusia relatif masih muda dan tidak
menggunakan kacamata adalah lebih baik.
Menjaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu dan perangkatnya
penting untuk diperhatikan. Perawatan tersebut sebaiknya dilakukan
minimal 2 kali dalam 1 tahun, karena kotoran atau debu yang ada
ternyata dapat mengurangi intensitas penerangan.
Berikut ini adalah jenis umum dari lampu.
Tabel
Light Bulbs *

Jenis Aplikasi Umum Efisiensi Warna Rendering **

Pijar rumah miskin baik

Berpendar kantor baik adil baik

Air raksa pabrik, kantor adil adil moderat

Sodium tekanan rendah jalan raya baik miskin

Natrium tekanan tinggi pabrik, komersial baik adil baik

Halida logam pabrik, komersial baik baik

*yang sering disebut sebagai lampu dalam publikasi teknis banyak. Ada tiga jenis dasar
** Warna render efek cahaya pada warna objek.
pencahayaan:
 umum,
 lokal-umum, dan
J. KONDISI DAN TATA LETAK
MATA TERHADAP CAHAYA Lokal-penerangan umum menggunakan perlengkapan
Penerangan umum menyediakan ‘overhead’, selain perlengkapan langit-langit untuk
pencahayaan yang cukup meningkatkan tingkat pencahayaan untuk penggunaan
seragam. Sebuah contoh : perlengkapan tertentu.
langit-langit yang menyala di area yang
luas

Lokal (atau tugas) pencahayaan meningkatkan tingkat


cahaya di atas pekerjaan dan lingkungan
sekitarnya. Pencahayaan setempat sering memungkinkan
pengguna untuk menyesuaikan dan kontrol pencahayaan
dan menyediakan fleksibilitas untuk setiap pengguna.
Berbagai jenis lampu dirancang untuk mendistribusikan cahaya dalam cara yang berbeda. Perlengkapan ini
dikenal sebagai:
 langsung,
 langsung-tidak langsung,
 tidak langsung, dan
 terlindung (berbagai jenis).

Langsung : 90 sampai 100 persen dari cahaya mereka ke bawah menuju area kerja. Pencahayaan langsung
cenderung untuk menciptakan bayangan.

Langsung-tidak langsung : mendistribusikan cahaya lampu yang sama ke atas dan ke bawah. Mereka
memantulkan cahaya dari langit-langit dan permukaan ruangan lainnya. Sedikit cahaya dipancarkan
horizontal, berarti dapat mengurangi silau.
Tidak langsung : mendistribusikan 90 sampai 100 persen dari cahaya ke atas. Dinding langit-langit dan bagian
atas harus bersih dan sangat reflektif untuk memungkinkan cahaya untuk mencapai area kerja. Mereka
menyediakan penerangan yang paling baik dari semua jenis, dan paling sedikit silau. Jenis ini biasa digunakan di
kantor.

Terlindung : menggunakan diffusers, lensa, dan tirai untuk menutupi lampu dari pandangan langsung, sehingga
membantu untuk mencegah silau dan mendistribusikan cahaya. Diffusers yang tembus atau semi-transparan
(tembus) mencakup dibuat biasanya dari kaca atau plastik. Mereka digunakan pada bagian bawah atau sisi
lampu untuk mengontrol kecerahan.
Macam Instalasi Pencahayaan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri, standar pencahayaan di tempat kerja (perkantoran) minimal adalah 100 lux.
Pencahayaan yang baik di tempat kerja bermanfaat untuk:
1. Mampu mengurangi risiko kecelakaan kerja dan masalah kesehatan
2. Konsentrasi dan ketelitian yang lebih baik di tempat kerja
3. Tempat kerja yang lebih terang, lebih bersih sehingga menghasilkan lingkungan yang aktif
dan bersemangat
4. Hasil kerja yang baik
5. Visibilitas dan ketelitian yang lebih baik serta meningkatkan kecepatan kerja dalam
menghasilkan produk
Sistem manusia-mesin adalah suatu proses yang
dinamis dari suatu presentasi visual indera penglihatan.
Kebanyakan desain tersebut lebih mengutamakan
faktor kesan (impression) dari pada faktor
fungsionalnya, sehingga tidak sedikit jumlah
kecelakaan kerja (operartor industri).
Display berfungsi sebagai suatu “sistem
komunikasi” yang menghubungkan antara fasilitas
kerja maupun mesin kepada manusia. Yang bertindak
sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan
perantaraan alat peraga sedangkan manusia disini
berfungsi sebagai operator yang dapat diharapkan
untuk melakukan suatu respon yang diinginkan.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang
nilai kuantitatif dari suatu variabel. Contoh : temperatur

 Perancangan dasar untuk alat peraga kuantitatif


- skala tetap dengan jarum penunjuk berputar
- skala berputar dengan jarum penunjuk tetap
- alat peraga numerik
Pada alat ini operator biasanya lebih tertarik pada
nilai approksimasi dari variabel komtinyu.
Ada 3 macam cara untuk pembacaan kualitatif :
1. Untuk menentukan status variabel
2. Untuk menjaga suatu kondisi nilai tertentu
3. Mengamati kecenderungan perubahan, kecepatan
perubahan dan lain-lain
Check Reading merupakan aktivitas pengontrolan
apakah sesuatunya berjalan normal atau abnormal.
Check reading terjadi juga dalam kasus untuk
pembacaan kualitatif.
Status Indicator merupakan suatu instrumen kualitatif
yang digunakan check reading atau identifikasi status
tertentu, instrumen tersebut dapat dirubah menjadi
indikator penunjuk.
contoh status indikator berupa lampu seperti Traffic
Lights dengan banyak warna (merah, kuning, hijau).
Heglin (1973) memberikan beberapa alternatif pertimbangan untuk
pemilihan alat peraga sebagai berikut:
a. Secara umum, dipilih jarum penunjuk bergerak dengan skala tetap
(moving pointer, fixed scale).
b. Jika nilai dari variabel numerik lebih ditonjolkan seperti: “lebih-kurang”
atau “atas-bawah”
c. Tidak dicampur-adukan berbagai macam penggunaan indikator skala dan
jarum penunjukanya, untuk menghindari kesalahan baca yang diakibatkan
informasi yang bersifat anagonis.
d. Agar didapat kompatibilita yang tinggi, maka arah gerakan dari kontrol/
pengendali dan alat peraga harus jelas.
e. Perubahan pergerakan/perubahan variebel kuantitas
f. Adanya nilai numerik jika diinginkan.
Sistem kontrol adalah suatu sistem
yang membahas tindakan manusia untuk
merubah keadaan mesin.
Sebagian dari sistem teknologi,
sistem kontrol seringkali dirancang
untuk membuat mesin menjadi lebih
canggih dibandingkan dari manusianya.
• Fungsi kontrol tidak jelas.
• Membutuhkan terlalu banyak cara pengoperasian.

• Petunjuk pengoperasian yang tidak standard atau tidak layak.

• Lokasi yang tidak semestinya agar pengontrolan mesin mudah


diamati.
• Dapat dioperasikan dengan kurang hati-hati

• Tidak ada umpan balik atas respon pengoperasian kontrol.

• Dalam posisi yang tidak standard.


 Definisi fungsi kontrol yaitu apakah yang akan dilakukan terhadap
mesin dan jenis masukan mana yang diperlukan.
 Ketentuan pada bagian tubuh digunakan untuk mengoperasikan
kontrol dan rancangannya
 Menempatkan tempat kontrol dengan tepat dalam sudut pandang
bagian-bagian tubuh yang akan digunakan
 Jarak atau ruang kontrol untuk menghadapi kecelakaan atau
gangguan dalam pengoperasian di tempat kerja
 Lindungi kontrol dimana kecelakaan pada waktu pengoperasian
akan membahayakan
 Tempat kontrol agar dioperasikan dengan nyaman ketika operator
mempunyai pandangan yang penuh terhadap situasi mesin yang
sedang di kontrol
 Penentuan tempat dan pengenalan kontrol membuat pergerakan-pergerakan
mereka dapat digabungkan dengan gerakan mesin yang sedang dikontrol
 Dimana tata letak yang standar untuk kontrol yang ada akan ditempatkan
menurut posisi yang sesuai
 Mempertimbangkan apakah ada popoulasi dengan bentuk yang tetap yang
akan mempengaruhi cara manusia yang akan mencoba lebih alami untuk
mengoperasikan kontrol
 Menggunakan kontrol penyesuian yang terpisah (bunyi berhenti) atau
susuna tombol-tekan lebih baik daripada kontrol yang berkesinambungan
ketika suatu nilai terpisah harus selalu di tempatkan
 Menggunakan kontrol yang berkesinambungan hanya ketika menyesuaikan
ketepatan
 Membuat kontrol lebih mudah diidentifikasikan
 Dalam suatu panel pengontrol, secara fungsional kombinasi
kontrol-kontrol harus dioperasikan dalam suatu susunan
 Melengkapi beberapa umpan balik pada operator karena
gerakan kontrol sudah cukup dan telah terdaftar pada mesin
 Membangun beberapa ketahanan pada kontrol dengan cara
lain juga memelihara ditempat yang terang dan keras
BAB 14
Kecakapan dan keputusan manusia tertentu
tidak selalu dapat diasumsikan sehingga
menimbulkan masalah:
1. Kesulitan menjaga kecakapan dalam jangka
waktu yang cukup lama
2. Keputusan yang disertai dengan tanggung
jawab yang besar
3. Kurangnya komunikasi antar manusia
4. Pengaruh kelelahan,obat-obatan,dan alkohol.
Kinerja dari suatu sistem sering dibatasi oleh
karakteristik manusia yang meliputi:
1. Waktu respon manusia
2. Waktu respon sebagai fungsi jumlah alternatif
keputusanya
3. Daya Ingat jangka pendek
4. Kewaspadaan
5. Kelelahan kerja
6. Kelelahan Otot
7. Batasan Untuk pembebasan otot statis
secara umum ditandai dengan :
Kelelahan visual (indera penglihatan), kelelahan
seluruh tubuh, Kelelahan mental, kelelahan urat
syaraf , stress, rasa malas bekerja, dan
mengantuk.
EVALUASI Terhadap kelelahan secara umum
Beberapa pendekatan:

1. Kuantitas dan kualitas output


2. Frekuensi dari flicker –fusion
3. Tes psychomotor
Rasa bosan dapat dikategorikan sebagai
kelelahan. Rasa bosan ini merupakan
manifestasi dari reaksi adanya suasana
monoton dalam pekerjaan.
5/25/22, 11:16 AM UTS ERGONOMI PILIHAN GANDA: Attempt review

Dashboard / My courses /
ATA 2021/2022 | 3PA25 | Ergonomi | AWAN JEMINY PUTRA E
/
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) - ERGONOMI - ATA 2021/2022 /
UTS ERGONOMI PILIHAN GANDA

Started on Wednesday, 25 May 2022, 10:30 AM


State Finished
Completed on Wednesday, 25 May 2022, 11:12 AM
Time taken 42 mins 28 secs
Grade 16.00 out of 20.00 (80%)

Question 1 Berikut merupakan beberapa faktor ergonomis yang perlu diperhatikan di tempat kerja, kecuali...
Correct

Mark 1.00 out of Select one: 1


1.00 Online
a. Temperatur

b. Atmosfer

c. Berat

d. Gerakan 

e. Keadaan lingkungan

The correct answer is: Gerakan

Question 2 Berikut merupakan jenis-jenis kelelahan yang terdapat pada manusia, kecuali...
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Kelelahan fisik

b. Kelelahan materi 

c. Kelelahan mental

d. Kelelahan monoton

e. Kelelahan visual

The correct answer is: Kelelahan materi

https://v-class.gunadarma.ac.id/mod/quiz/review.php?attempt=6377860&cmid=926688#question-6424199-12 1/5
5/25/22, 11:16 AM UTS ERGONOMI PILIHAN GANDA: Attempt review

Question 3

Partially correct Pastikan Anda menjawab dengan teliti dan benar ! Selalu pahami
Mark 3.00 out of dahulu bahan bacaan yang sudah Anda unduh !
5.00

Salah satu usaha untuk mengurangi


kebisingan adalah dengan mendesain
mesin memakai remote control.
Selain itu
dapat dilakukan redesain landasan mesin - Teknik Pengendalian Kebisingan secara Teknik
dengan bahan anti getaran. Termasuk 
dalam Teknik Pengendalian apakah
usaha-usaha tersebut ?

Tutup telinga / Headset dapat


- 40 - 50 db
mengurangi kebisingan sebesar...?


Dalam pengendalian kebisingan perlu
untuk melakukan pengambilan langkah- 1
langkah yang sesuai untuk - Langkah manajemen resiko kebisingan Online
mengendalikan kebisingan, disebut 
dengan ?

Perusahaan "X" adalah sebuah


perusahaan MICE (Perhotelan dan
Pelayanan Acara) gedungnya berlantai
empat namun hanya memiliki akses
tangga untuk menuju ke setiap lantainya.
Perusahaan tersebut  ingin membuat lift
untuk menaikkan statusnya dan menarik
pelanggan. Namun Perusahaan - Teknik Pengendalian secara Administratif
mempunyai syarat untuk lelang tender, 
salah satunya pemegang proyek harus
memiliki alat dengan tingkat kebisingan
terendah, agar para karyawan dan
pelanggan tidak terganggu dengan
pembuatan lift. Perusahaan tersebut
menggunakan Pendekatan Pelaksanaan ?

Ketika mendapatkan gangguan


kebisingan dari luar ruangan secara
terus-menerus sehingga diperlukannya
- Teknik Pengendalian pada penerima atau pekerja (Penggunaan APD)
sebuah rotasi posisi kerja ke posisi yang
dianggap lebih nyaman, dinamakan

dengan Teknik Pengendalian ?

Your answer is partially correct.

You have correctly selected 3.


The correct answer is:
Salah satu usaha untuk mengurangi kebisingan adalah dengan mendesain mesin memakai remote control.
Selain itu
dapat dilakukan redesain landasan mesin dengan bahan anti getaran. Termasuk dalam Teknik Pengendalian apakah
usaha-usaha tersebut ?

→ - Teknik Pengendalian Kebisingan secara Teknik,


Tutup telinga / Headset dapat mengurangi kebisingan sebesar...?

→ - 40 - 50 db,
Dalam pengendalian kebisingan perlu untuk melakukan pengambilan langkah-langkah yang sesuai untuk
mengendalikan kebisingan, disebut dengan ?

→ - Langkah manajemen resiko kebisingan,


Perusahaan "X" adalah sebuah perusahaan MICE (Perhotelan dan Pelayanan Acara) gedungnya berlantai empat namun
hanya memiliki akses tangga untuk menuju ke setiap lantainya. Perusahaan tersebut  ingin membuat lift untuk
menaikkan statusnya dan menarik pelanggan. Namun Perusahaan mempunyai syarat untuk lelang tender, salah satunya
pemegang proyek harus memiliki alat dengan tingkat kebisingan terendah, agar para karyawan dan pelanggan tidak
terganggu dengan pembuatan lift. Perusahaan tersebut menggunakan Pendekatan Pelaksanaan ?

https://v-class.gunadarma.ac.id/mod/quiz/review.php?attempt=6377860&cmid=926688#question-6424199-12 2/5
5/25/22, 11:16 AM UTS ERGONOMI PILIHAN GANDA: Attempt review

→ - (Teknik Pengendalian) Eliminasi Sumber Kebisingan,


Ketika mendapatkan gangguan kebisingan dari luar ruangan secara terus-menerus sehingga diperlukannya sebuah
rotasi posisi kerja ke posisi yang dianggap lebih nyaman, dinamakan dengan Teknik Pengendalian ?

→ - Teknik Pengendalian secara Administratif

Question 4 Berikut merupakan posisi kerja yang tidak ergonamis, kecuali....


Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Kaki menyentuh lantai 

b. Tegak lama

c. Di luar jarak jangkauan

d. Membungkuk

e. Dalam posisi leher miring yang lama

The correct answer is: Kaki menyentuh lantai

Question 5 Beberapa keterbatasan manusia yang menghambat tingkat produktifitasan di tempat kerja, kecuali.......
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Kemampuan motorik

b. Gaji 

c. Penglihatan

d. Persepsi

e. Usia

The correct answer is: Gaji

Question 6 Beberapa jenis resiko yang bisa dimiliki oleh pekerja di tempat kerja, kecuali....
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Kimia

b. Lingkungan

c. Fisik

d. Psikologis

e. Agama 

The correct answer is: Agama

https://v-class.gunadarma.ac.id/mod/quiz/review.php?attempt=6377860&cmid=926688#question-6424199-12 3/5
5/25/22, 11:16 AM UTS ERGONOMI PILIHAN GANDA: Attempt review

Question 7 Berikut merupakan beberapa indikator ergonomis yang perlu diperhatikan di tempat kerja, kecuali...
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Pekerja terlalu sering istirahat

b. Kualitas produksi rendah

c. Harga produksi cenderung tinggi 

d. Pekerja membuat banyak kesalahan

e. Tingkat turn over tinggi

The correct answer is: Harga produksi cenderung tinggi

Question 8 Anthroponmetri dapat digunakan sebagai dasar, kecuali...


Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Perancangan area kerja

b. Perancangan alat kerja

c. Perancangan lingkungan kerja fisik

d. Perhitungan tunjangan 

e. Perancangan produk-produk konsumtif

The correct answer is: Perhitungan tunjangan

Question 9 Yang mempengaruhi Anthropometri antara lain, kecuali....


Incorrect

Mark 0.00 out of Select one:


1.00
a. Pekerjaan 

b. Kelamin

c. Umur

d. Iklim

e. Kehamilan

The correct answer is: Kelamin

Question 10 Perusahaan dapat mengurangi perilaku berbahaya yang biasa dilakukan dengan cara, kecuali.....
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Penyusunan kebijakan

b. Inspeksi rutin

c. Pelatihan

d. Mengganti manager 

e. Menempelkan poster

The correct answer is: Mengganti manager

https://v-class.gunadarma.ac.id/mod/quiz/review.php?attempt=6377860&cmid=926688#question-6424199-12 4/5
5/25/22, 11:16 AM UTS ERGONOMI PILIHAN GANDA: Attempt review

Question 11 Salah satu tujuan awal dibentuknya standar keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah....
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Bencana alam

b. Perang

c. Kemiskinan

d. Moral 

e. Kelaparan

The correct answer is: Moral

Question 12 Beberapa faktor umum yang menghambat tingkat produktifitasan di tempat kerja, kecuali......
Correct

Mark 1.00 out of Select one:


1.00
a. Perbaharuan mesin dan peralatan 

b. Kurangnya peralatan keselamatan

c. Jadwal pekerjaan yang padat

d. Pekerjaan berabahaya

e. Pengoperasian peralatan yang cacat

The correct answer is: Perbaharuan mesin dan peralatan

Question 13 Isilah kotak-kotak yang kosong tersebut dengan memilih satu di antaranya yng paling sesuai dengan pernyataan
Partially correct berikut ! (Lihat PDF yang sudah Anda unduh)
Mark 3.00 out of
Dalam konsep pengukuran cahaya disebutkan mempunyai beberapa perbedaan pancaran cahaya. candela 
4.00
   merupakan satuan dalam mengukur cahaya yang dipancarkan oleh lampu, sedangkan
Lux (lx)
   menjadi satuan ukur dalam menentukan besaran cahaya tersebut.
Iluminance
   menjadi salah satu faktor pengaruh dari cahaya yang dipantulkan oleh benda yang
Luminasi
kemudian diterima oleh mata, atau    .

kemampuan reflektasi

Light meter atau Lux meter

Your answer is partially correct.

You have correctly selected 3.


The correct answer is:
Isilah kotak-kotak yang kosong tersebut dengan memilih satu di antaranya yng paling sesuai dengan pernyataan
berikut ! (Lihat PDF yang sudah Anda unduh)
Dalam konsep pengukuran cahaya disebutkan mempunyai beberapa perbedaan pancaran cahaya. [candela ] merupakan
satuan dalam mengukur cahaya yang dipancarkan oleh lampu, sedangkan [Lux (lx)] menjadi satuan ukur dalam
menentukan besaran cahaya tersebut. [kemampuan reflektasi] menjadi salah satu faktor pengaruh dari cahaya yang
dipantulkan oleh benda yang kemudian diterima oleh mata, atau [Luminasi].

◄ Soal Latihan (E-Learning Ergonomi 4


Jump to...
Minggu 10)

https://v-class.gunadarma.ac.id/mod/quiz/review.php?attempt=6377860&cmid=926688#question-6424199-12 5/5

Anda mungkin juga menyukai