Anda di halaman 1dari 3

membelainya dan membuatnya selalu tersenyum.

Meski Dara
tahu diam-diam Ibunya sering menangis dan kecewa dengan
hidup ini, tapi Ibu selalu tersenyum tegar dan memberikan
kehangatan pada anak-anaknya.

Dari pintu Dara mengintip Ibunya yang sedang terlelap,


perlahan Dara menghampiri dengan langkah kaki sangat
hati-hati. Dara menggenggam tangan Ibunya yang keriput,
memandang wajah Ibunya dengan seksama. Wajah itu kini
telah menua, masa mudanya tercermin di wajah Dara
yang cantik tanpa jerawat. Dulu Ibu sangat cantik, menawan
bagai mawar yang mengundang kumbang-kumbang, bagai
bidadari yang tegar menghadapi kejamnya perubahan.
Senyum manis yang selalu mengembang dan membuat
pesona tersendiri bagi orang-orang yang mencintainya. Ibu...
Dara meneteskan air matanya, dia ingin melihat senyum yang
seperti bidadari itu tersungging dibibirnya kembali. Ketika
Dara menghapus air mata yang tidak sengaja menetes, Dara
melihat Ibunya tersenyum, tangannya menggenggam dengan
kuat.

“Ibu,” panggil Dara.

“Anakku,” jawab Ibunya.

“Aku sayang Ibu,” kata Dara.

Ibunya tidak berkata apa-apa lagi. Senyum terakhir Ibunya itu


membuat pukulan yang amat berat bagi Dara. Dara tidak tahu
harus menyalahkan siapa, nasib hanya menuntunnya bukan
menuntutnya atau menghakiminya. Tangisan Dara pecah,
menggelegar seperti petir. Ini adalah awal kehidupannya yang
baru, tanpa seorang Ibu.

28 Seri Kumpulan Cerpen



“Aku sayang mama,” kata Irene anaknya Dara yang berusia
tujuh tahun.

“Mama juga sayang kamu nak,” jawab Dara.

Irene menangis dipangkuan Dara ketika Irene mendengarkan


kisah tentang neneknya, yang photonya terpajang didinding
ruang tamu. Wajahnya mirip dengan Dara, sama persis
tiada beda, begitu juga dengan senyuman bidadarinya yang
memiliki lesung pipit dikedua pipinya.

Dara menjadi orang yang berkecukupan ketika dia


memenangkan undian satu milyar yang tanpa sengaja telah
ditemukannya, satu hal yang Dara sadari adalah bukan banyak
uang yang menjadi mimpinya dan kebahagiaannya tetapi
senyum Ibunya yang terpenting dalam hidupnya. Kemiskinan
tidak menjadikan seseorang menjadi hina tetapi kebahagiaan
batin membuat diri seseorang mulia.


Ungkapkanlah rasa sayang kepada orang-orang yang kita
cintai sebelum semuanya terlambat.

Senyum Bidadari 29
Selamat
Jalan koko
Cici Metta

“Aku bagai rajawali kokoh yang telah jatuh dan siap terinjak.
Tidak ada lagi kepakan sayapku yang menjadi kebanggaanku.
Namun aku beruntung, di sisa hidupku ini kutemukan sebuah
arti hidup.”

Itulah curahan hati kakakku Ming saat ia divonis gagal ginjal.


Keluarga yang dicintainya menginginkan kematiannya.
Catatan hariannya sangat menyentuh hati dan membuat kita
sadar agar bisa menghargai kehidupan. Akhirnya ia menyadari
bahwa hidup bukan hanya menggapai kekayaan duniawi,
mengejar mimpi belaka, tetapi juga harus mengisinya dengan
cinta kasih, kebaikan dan kasih sayang.

KEPERGIAN KAKAK TERCINTA MEMBUATKU MENANGIS


BERHARI HARI

Panasnya mentari, tidak memberiku kehangatan. Sejuknya


angin berhembus, tidak menyejukan hatiku. Hatiku beku
dan penuh kesedihan. Aku tidak pernah rela melepaskan
kepergiaan kakakku selamanya. Aku menangis berhari hari,
penuh air mata dan kerinduan. Karena kepergiannya terkesan
tragis dan begitu menderita di akhir hidupnya.

30 Seri Kumpulan Cerpen

Anda mungkin juga menyukai