Anda di halaman 1dari 6

KASUS 5

SINUSITIS MAXILLARIS
SINUSITIS MAXILLARIS

A. Tinjauan Teori
1. Secara Medis Barat
a. Definisi
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Sesuai
anatomi sinus yang terkena, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila,
sinusitis etmoid, sinusitis frontal, dan sinusitis sfenoid. (Hilger 1989
dalam Soetjipto dan Mangunkusumo 2005). Bila mengenai beberapa
sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus
paranasal disebut pansinusitis. Yang paling sering ditemukan ialah
sinusitis maksila dan sinusitis sfenoid. Pada anak hanya sinus
maksila dan sinus etmoid yang berkembang, sedangkan sinus frontal
dan sinus sphenoid belum berkembang.
Sinus maksila disebut juga anthum Highmore, merupakan
sinus yang sering terinfeksi, oleh karena (1) merupakan sinus
paranasal yang terbesar, (2) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar,
sehingga aliran secret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung
dari gerakan silia, (3) dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi
(prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan
sinusitis maskila, (4) ostium sinus maksila terletak di meatus
medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempit, sehingga mudah
tersumbat.
b. Etiologi
Penyebab utama dari sinusitis antara lain adalah obstruksi
mekanik, seperti deviasi septum, hipertrofil konka media, benda
asing di hidung, polip serta tumor dalam rongga hidung merupakan
faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu rinitis kronis serta
rhinitis alergi juga menyebabkan obstruksi ostium sinus serta
menghasilkan lendir yang banyak, yang merupakan media
tumbuhnya bakteri. Sebagai faktor perdisposisi lain ialah
lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering, yang dapat
mengakibatkan perubahan pada mukosa serta kerusakan silia.
c. Patofisiologi
Bila terjadi edema di kompleks ostiomeatal, mukosa yang
letaknya berhadapan akan saling bertemu, sehingga silia tidak dapat
bergerak dan lender tidak dapat dialirkan. Maka terjadi
gangguandrenase dan ventilasi di dalam sinus, sehingga silia
menjadi kurangaktif dan lender yang diproduksi mukosa sinus
menjadi lebih kentaldan merupakan media yang baik untuk
tumbuhnya bakteri pathogen. Bila sumbatan terjadi terus maka akan
terjadi hipoksia dan retensi lendir, sehingga timbul infeksi oleh
bakteri anaerob. Selanjutnya terjadi perubahan jaringan menjadi
hipertrofil, polopoid atau pembentukan polip dan kista.
d. Manifestasi Klinis

1) Nyeri wajah yang memburuk saat menunduk.


2) Keluar cairan kental kuning kehijauan dari hidung atau belakang
tenggorokan.
3) Hidung mampet yang menyebabkan kesulitan bernapas.
4) Muncul tekanan pada telinga.
5) Sakit kepala.
6) Batuk.
7) Bau napas tidak sedap.
8) Kelelahan.
e. Penatalaksanaan
1) Pengobatan Sinusitis Akut
a) Saline nasal irrigation
b) Penggunaan dekongestan
c) Obat pereda nyeri
d) Kostikosteroid semprot hidung
e) Antibiotik
f) Imunoterapi
2) Pengobatan Sinusitis Kronis

1) Kortikosteroid tablet atau injeksi


2) Obat anti-jamur
3) Perawatan mandiri di rumah, seperti kompres hangat, untuk
membantu meringankan gejala

2. Secara Medis Timur


a. Definisi
Sinusitis dikaitkan dengan perubahan patologis pada paru-
paru, limpa, dan kandung empedu. Ketika angin dan panas atau
angin dan dingin menyerang eksterior, dua hal tersebut dapat
berubah menjadi lembab sehingga menyebabkan stagnasi. Adanya
stagnasi ini menghambat kemampuan paru-paru untuk menyebarkan
dan menurunkan Qi paru.
b. Etiologi dan Patofisiologi
1) Penyebab lainnya adalah karena asupan makanan manis dan
berminyak yang berlebihan.
2) Adanya panas dan lembab di limpa dan perut, yang
menyebabkan nafsu makan yang buruk.
3) Gagalnya qi untuk naik dan Yin untuk turun menyebabkan
panas di meridian Yangming dan merusak hidung.
4) Penyakit yang berkepanjangan dan kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan defisiensi Qi Paru, paru-paru tidak dapat
menyebar dan menurunkan qi paru, sehingga faktor
pathogen akan berhenti di bagian hidung yang memulai
timbulnya penyakit ini.
c. Diferensiasi Sindrom
1) Angin panas di meridian paru
2) Stagnasi panas di meridian kandung empedu
3) Lembab panas di meridian limpa
4) Defisiensi qi paru
5) Defisiensi qi limpa
d. Penatalaksanaan
1) Titik Utama:
EX-HN 3 Yintang
LI 4 Hegu
LI 20 Yingxiang
GV 23 Shangxing
2) Titik Tambahan:
GB 20 Fengchi BL 13 Feishu
LI 7 Lieque LU 9 Taiyuan
GB 43 Xiaxi BL 20 Pishu
LV 2 Xingjian ST 36 Zusanli
SP 9 Yinlingquan ST 44 Neiting
3) Akupunktur Telinga
Titik hidung internal, inferior apextragus, dahi dan paru
4) Moksa
EX HN 3 Yintang
GV 20 Baihui
GV 2 Shangxiang
LI 20 Yintang
3. Anjuran dan Saran
1) Bila dirasa flu segera diberi tatalaksana
2) Hindari polusi udara misalnya dengan menggunakan masker
3) Berhenti merokok dan kurangi alcohol
4) Perbanyak minum air putih
5) Gunakan pakaian yang hangat saat suhu dingin
4. Evidence Based

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3139975/

Anda mungkin juga menyukai