Anda di halaman 1dari 4

Sosok Hitam di Lantai Dua

Maghfira Izzani R M / XII IPS 2 / 19

Rombongan kelas 8E SMPN 7 Magelang tiba di Malang untuk transit


perjalanan dalam rangka study tour.Tujuan mereka sebenarnya adalah kota batu
Malang yang berjarak lumayan jauh dari kota Malang.Ada satu kelompok
berisikan anak-anak bandel yang terdiri dari Mafi,Tegar,Gerris,dan Doni.Mereka
dijuluki oleh anak-anak SMPN 7 dengan nama fantastic four yang terkenal karena
kejahilannya.
Kembali ke kelas 8E, Anak-anak dan guru turun dari bis dan menuju ke
lobby hotel guna check in kamar mereka masing-masing.Setelah itu anak-anak
kelas 8E pun mulai masuk ke kamar mereka.Kelompok fantastic four mendapat
kamar di lantai atas.
Mereka lalu melanjutkan aktivitasnya.Menaruh barang-barang bawaan
mereka, bersih-bersih badan, mengganti pakaian, salat ashar, dan tidak lupa
mengganjal perut dengan makanan ringan yang mereka bawa dari rumah.Waktu
pun berlalu sampai pukul 6 petang.Ini artinya mereka harus keluar kamar dan
turun untuk menuju ke masjid.
“Ayo guys, sudah pukul 06.00 nih ayo kita salat dulu” kata Doni.
“Ah gaya lu Don solat segala.Pasti mau minta doa biar nanti malam nggak
digangguin ya sama penunggu sini? Kata Gerris sembari terkekeh.
“Enak aja kamu Ger, emangnya biasanya aku nggak pernah salat? Sahut Doni.
“Ah kalian ini bercanda terus, Ayo kita turun keburu ketinggalan salat
berjamaah!” Mafi dengan nada tegas.
Mereka langsung keluar kamar dan turun bergegas menuju ke masjid.
Saat perjalanan menuju masjid,di tangga tegar mengeluh “Capek juga ya, turun
tangga gini, rasanya nyawa seperti keluar dari tubuh ini”
“Apasih gar, lebay banget.Emang kamunya aja yang terlalu gemuk dan tidak
pernah olahraga makanya jangan kebanyakan makan tidur saja” kata Gerris nada
bercanda.Sontak Mafi dan Doni tertawa terbahak-bahak.
Mereka pun sampai di masjid mengambil air wudhu dan mulai salat
berjamaah.Terlihat barisan salat sudah penuh hanya menyisakan barisan paling
belakang yang cukup untuk mereka berempat.Selama salat Gerris terlihat
gelisah.Selepas salat,Tegar yang menyadari hal tersebut bertanya kepada Gerris.
“Ger,kamu kenapa sih tadi kamu salat kayak orang gelisah aku yang di sebelahmu
jadi terganggu tahu”
“Sejak salat tadi, aku merasa seperti ada yang menyentuh bahuku tetapi tidak ada
siapa-siapa karena kita di barisan salat paling belakang” kata Gerris.
“Haish,tak usah digubris kamu hanya kelelahan makanya berhalusinasi.Yuk kita
balik lagi ke kamar kita” tambah Doni.
Mereka pun bejalan naik kembali menuju kamar.Baru menginjak beberapa
anak tangga, mereka semua terkejut dengan bayangan dari atas lantai
dua.Bayangan itu menyerupai manusia yang tinggi besar dengan rambut yang
panjang.Mereka semua panik dan berlari putar balik ke arah masjid.
Merasa sudah terlalu banyak hal yang aneh terjadi mereka sudah tidak bisa
berpikir positif lagi.Nampak Pak Catur yang kebetulan masih ada di serambi
masjid.Mereka berlari ke arah Pak Catur.Mereka pun melaporkan hal-hal tersebut
kepada Pak Catur
“Paaak !! Paak!” Teriak mereka dengan nada panik.
“Welah dalah..Ada apa to ini bocah bocah kok lari kaya kesetanan” ucap Pak
Catur terheran-heran.
“Anu pak.. anu” kata Gerris terbata-bata.
“Apa sih..? coba ceritakan dengan benar , tenang dulu.. atur nafas” kata Pak Catur
santai mencoba menenangkan mereka semua.
“J j jadi gini pak..Tadi itu kita selesai salat Maghrib..saat hendak kembali ke
kamar yang kebetulan di lantai atas, dari tangga kita melihat bayangan sosok
tinggi besar sangat jelas sekali pak!” ucap Gerris dengan tergesa-gesa.
“Benar sekali pak,saya pun melihatnya juga dengan sangat jelas” sahut Mafi.
“Saya juga melihatnya pak bayangannya sangat jelas sekali karena pas didepan
mata” Tegar menambahkan.
“Ya Pak, saya juga melihatnya” Doni menyahut lagi.
“Kalau memang benar begitu, ayo kita cek saja keberadaan sosok yang kalian
lihat tadi daripada jadi penasaran dan kalian semua tidak bisa tidur” Pak Catur
menanggapi mereka dengan santai.
“Yang benar saja pak,pastinya makhluk itu sangat menyeramkan!” kata Gerris
pesimis.
“Kalian ini masih muda jangan penakut.Kalau tidak di cek kebenarannya mana
bisa tahu?” jawab Pak Catur.
Pak Catur,Gerris,Mafi,Tegar dan Doni menuju ke tempat sosok tadi yang
mereka lihat.Sesampainya disana terlihat ada ruangan karyawan.Pak Catur pun
mengetuk ruang karyawan tersebut.Tak lama mengetuk, keluarlah karyawan hotel
tersebut bagian petugas kebersihan berbadan tinggi besar.Karena tak ingin anak
didiknya panik, Pak Catur pun menceritakan kejadian tadi kepada karyawan hotel
tersebut.Dengan harapan mendapatkan informasi kebenaran mengenai kejadian
tadi.Setelah Pak Catur bercerita, karyawan hotel itu justru tersenyum tersenyum
sendiri.
“Anda ini kenapa senyum-senyum sendiri? Saya cerita serius karena anak didik
saya tadi yang bercerita kepada saya.Saya hanya menjalankan peran sebagai orang
tua mereka disini,makanya saya ingin klarifikasi kepada anda apakah betul disini
memang angker seperti itu?” kata Pak Catur tegas.
“Mohon maaf bapak , dan adik adik sekalian kalau menimbulkan kepanikan” kata
karyawan itu dengan sedikit nyeleneh.
“Maaf kenapa pak? jawaban anda belum menjawab pertanyaan dari guru kami”
Tegar tampak tak suka dengan jawaban karyawan tersebut.
“Jadi gini, yang tadi kalian lihat itu bayangan saya.Saya berdiri di balkon lantai 2
karena saya ingin mencari udara segar.Saya merasa gerah karena selesai
membersihkan kamar.” Kata karyawan tersebut menjelaskan.
Mendengar penjelasan karyawan bagian kebersihan itu mereka
memperlihatkan raut wajah lega.Pak Catur hanya menggaruk kepala sembari
mengatakan
“Haduh kalian ini,lain kali harus dicari tahu kebenarannya jangan asal takut
saja.Takut itu boleh tapi harus pakai akal sehat juga”
“Hehehe maaf pak lain kali kami ga begitu deh..” Ucap Gerris menahan malu.
“Yasudah kalau begitu kalian kembali ke kamar sana untuk istirahat, besok pagi
kita sudah harus berangkat ke batu Malang.Kita akan bersenang-senang disana”
“Baiklah pak,kami ke kamar dulu ya pak.Sampai jumpa besok pagi”Kata Gerris.
Mereka lalu kembali ke kamar.Fantastic four yang terkenal jahil dan tak
pernah mendengarkan kata guru akhirnya mendapat pelajaran.Sejak itu mereka
menjadi mendengarkan apa kata guru,pemberani,rasional dan menggunakan akal
sehat jika bertemu sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai