AKREDITASI RUMAH
1 2. Pelayanan Anastesi dan Beda ( SAKIT 2022 . Manajemen Rekam Medik dan
5
Informasi Kesehatan (MRMIK)
PAB)
@TiniAriyati2022
3. Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya . Dalam memilih prioritas perbaikan di tingkat rumah
2
KRS 5. Menetapkan
T
emberikan pelayanan untuk meningkatkan
m sakit maka Direktur dan pimpinan mengggunakan
program prioritas
mutu dan keselamatan pasien menggunakan kriteria prioritas meliputi poin a) – h) dalam maksud dan
berdampak luas (3 EP)
indikator mutu yang diukur di unit tersebut. tujuan.
minimal setahun sekali termasuk debriefing. . Di area tertentu yang rawan terhadap
3
pajanan telah dilengkapi dengan eye washer/
FK 5. Menerapkan pengelolaan B3 dan
M
. Rumah sakit membuat Program
3 body washer yang berfungsi dan terpelihara
pengelolaan bencana di rumah sakit FK 9. Proses
M .
H limbahnya (5 EP)
baik dan tersedia kit tumpahan/spill kit sesuai
berdasarkan hasil Analisa kerentanan bahaya/ penanganan bencana (6 KEDARURATAN ketentuan.
Hazard Vulnerability Analysis (HVA) setiap EP)
BENCANA
tahun. . Staf dapat menjelaskan dan atau
4
memperagakan penanganan tumpahan B3.
. Rumah sakit telah mengidentifikasi risiko
2 @TiniAriyati,2022
bencana internal dan eksternal dalam Analisa . Staf dapat menjelaskan dan atau
5
kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability memperagakan tindakan, kewaspadaan,
Analysis (HVA) secara proaktif setiap tahun
. PENGELOLAAN
D
prosedur dan partisipasi dalam penyimpanan,
dan diintegrasikan ke dalam daftar risiko/risk B3 DAN LIMBAH penanganan dan pembuangan limbah B3.
register dan profil risiko.
1 . Rumah sakit melakukan penyimpanan
1 . Rumah sakit menerapkan proses limbah B3 sesuai poin a)-k) pada maksud
pengelolaan bencana yang meliputi poin a)- dan tujuan.
h) pada maksud dan tujuan diatas.
. Rumah sakit mengolah limbah B3 padat
2
FK 5.1 Sistem
M secara mandiri atau menggunakan pihak
pengelolaan limbah B3 ketiga yang berizin termasuk untuk
. Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil
3
cair dan padat (3 EP) pemusnahan limbah B3 cair yang tidak bisa
pemantauan dan evaluasi pada EP 2 dan
dibuang ke IPAL.
didokumentasikan.
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN . Proses yang diterapkan sesuai dengan
3
RMIK 1. Proses manajemen
M ukuran rumah sakit, kompleksitas layanan,
informasi (5 EP) ketersediaan staf terlatih, sumber daya
teknis, dan sumber daya lainnya.
1 . Rumah sakit menentukan otoritas pengisian . Terdapat bukti rumah sakit telah
3
rekam medis termasuk isi dan format rekam melakukan tindakan perbaikan untuk
medis. meningkatkan keamanan data dan informasi.
1 . PPA mencantumkan identitas secara jelas 1 . Rumah sakit menetapkan regulasi tentang
pada saat mengisi RM. penyelenggaraan teknologi informasi
kesehatan
. Terdapat bukti rekam medis pasien
2
mengandung informasi yang memadai sesuai . Rumah sakit menerapkan SIMRS sesuai
2
butir a) – f) pada maksud dan tujuan. dengan ketetapan dan peraturan
RMIK 7. Menetapkan
M perundangan yang berlaku.
1 . Terdapat bukti rekam medis pasien telah informasi dalam RM (2 EP)
berisi informasi yang sesuai dengan RMIK 13. Sistem teknologi
M . Rumah sakit menetapkan unit yang
3
ketetapan rumah sakit dan peraturan informasi yankes, klinis, non bertanggung jawab sebagai penyelenggara
perundangan yang berlaku. klinis (5 EP) SIMRS dan dipimpim oleh staf kompeten.
PP1 1. Komite PPI dan sumber daya (4 EP) . RS telah menerapkan mekanisme koordinasi yang
3
melibatkan pimpinan RS dan komite/tim PPI untuk
melaksanakan program PPI sesuai dengan maksud
dan tujuan
.
A . Direktur RS memberikan dukungan sumberdaya
4
terhadap penyelenggaraan kegiatan PPI meliputi
PENYELENGGARAAN namun tidak terbatas pada maksud dan tujuan
. Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien,
3 PPI
keluarga, dan pengunjung 1 . Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN purna
PI 13. RS melakukan edukasi
P waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan kualifikasi
. Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf
2 tentang PPI kepada staf klinis . EDUKASI,
M sesuai ukuran rumah sakit, kompleksitas kegiatan,
klinik dan nonklinik sebagai bagian dari orientasi dan non klinis, pasien, tingkat risiko, cakupan program dan sesuai dengan
pegawai baru tentang regulasi dan praktik program keluarga pasien, erta petugas
PENDIDIKAN
PI 1.1 Menetapkan IPCN
P peraturan perundang-undangan.
PPI. lain yang terlibat dalam DAN PELATIHAN yang kompeten (2 EP)
pelayanan pasien (3 EP) . Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi
2
1 . Rumah sakit menetapkan program pelatihan dan pada semua kegiatan pencegahan dan pengendalian
edukasi tentang PPI yang meliputi a) – e) yang ada infeksi di rumah sakit
pada maksud dan tujuan.
1 . Rumah sakit menyediakan dan menempatkan . Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap pengelolaan
3
ruangan linen/laundry sesuai dengan prinsip PPI termasuk bila
untuk pasien dengan imunitas rendah dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit.
(immunocompromised) sesuai dengan peraturan PI 6. RS menerapkan
P
perundang undangan pengelolaan linen/ . Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan
2
F. MANAJEMEN LINEN laundry sesuai prinsip linen/laundry, termasuk pemilahan, transportasi,
PPI dan peraturan pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi
perundangan (3 EP)
. Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko
3
pengendalian infeksi (infection control risk 1 . Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang
assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan
dan demolisi sesuai dengan regulasi. peraturan perundang-undangan.
PI 9. RS menurunkan risiko
P
. Rumah sakit menerapkan penilaian risiko
2 infeksi pada fasilitas yang terkait
I. RISIKO INFEKSI
pengendalian infeksi (infection control risk dengan pengendalian mekanis PADA 1 . Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan limbah
assessment/ICRA) yang minimal meliputi a) – f) yang dan teknis serta saat KONSTRUKSI rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi yang
ada pada maksud dan tujuan. pembongkaran, konstruksi dan meliputi a) – e) pada maksud dan tujuan.
renovasi gedung (3 EP)
DAN RENOVASI
1 . Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan . Penanganan dan pembuangan darah serta komponen
2
teknis (mechanical dan engineering control) minimal darah sesuai dengan regulasi, dipantau dan dievaluasi,
untuk fasilitas yang tercantum pada a) – e) pada serta di tindak lanjutnya.
maksud dan tujuan. PI 7. RS mengurangi risiko
P
infeksi melalui pengelolaan
limbah infeksius(4 EP) . Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan
3
. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan dan
3 regulasi dan dilaksanakan pemantauan, evaluasi, serta
produk nutrisi dengan memperhatikan kesehatan tindak lanjutnya.
lingkungan meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan,
kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk . Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar
4
mengurangi risiko infeksi. rumah sakit harus berdasar atas kerjasama dengan
pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai
. Ada bukti pelaksanaan yang penyimpanan bahan
2 PI 8. RS mengurangi risiko
P dengan peraturan perundang-undangan
makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian, dan infeksi terkait . PELAYANAN
H
distribusi makanan sudah sesuai dengan peraturan penyelenggaraan 1 . Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai
MAKANAN dengan
perundang-undangan. pelayanan makanan (3 EP)
regulasi.
1 . Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan
makanan di rumah sakit yang meliputi a) – b) pada PI 7.1 RS menetapkan
P . Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar
2
maksud dan tujuan. pengelolaan kamar mayat bedah
G. LIMBAH INFEKSIUS dan kamar bedah mayat (3 mayat sudah dikelola sesuai dengan peraturan
EP) perundang-undangan.
1 . Rumah sakit telah memiliki tingkat supervisi yang . Terdapat bukti bahwa sarana prasarana, teknologi,
3
diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di . KOMPETENSI
B dan sumber daya lain di rumah sakit tersedia untuk
rumah sakit untuk setiap jenjang pendidikan. mendukung pendidikan peserta didik
DAN SUPERVISI
. Rumah sakit memiliki bukti staf klinis yang
3 @TiniAriyati2022
memberikan pendidikan klinis telah mengikuti
pendidikan sebagai pendidikan dan keprofesian
berkelanjutan.
AB 3. Pemberian
P . Peralatan dan perbekalan gawat darurat tersedia
2
. Waktu dimulai dan dihentikannya
3 sedasi moderat dan di tempat dilakukan sedasi moderat dan dalam serta
proses pemulihan dicatat di dalam dalam sesuai dipergunakan sesuai jenis sedasi, usia, dan kondisi
rekam medis pasien. regulasi (3 EP) pasien
AB 6.1 Status
P
. Pasien dipindahkan dari unit
2 . PPA yang terlatih dan berpengalaman dalam
3
pasca anestesi
pascaanestesi (atau pemantauan memberikan bantuan hidup lanjut (advance) harus
dipantau dan
pemulihan dihentikan) sesuai dengan selalu mendampingi dan siaga selama tindakan
didokumentasikan
kriteria baku yang ditetapkan dengan sedasi dikerjakan.
dan transfer pasien
alternatif a) - c) pada maksud dan
oleh PPA
tujuan. 1 . Tenaga medis yang diberikan
kompeten (3 EP)
kewenangan klinis memberikan sedasi
1 . Rumah sakit telah menerapkan moderat dan dalam harus kompeten
pemantauan pasien pascaanestesi dalam poin a) – d) pada maksud dan
baik di ruang intensif maupun di tujuan.
ruang pemulihan dan
AB 3.1 Tenaga
P
didokumentasikan dalam rekam . Profesional pemberi asuhan (PPA) yang
2
kompeten dan
medis pasien bertanggung jawab melakukan
berwenang
pemantauan selama pelayanan
. Pemantauan status fisiologis pasien sesuai
2 B. PELAYANAN SEDASI melakukan sedasi
sedasi moderat dan dalam harus
moderat dan dalam
dengan panduan praktik klinis (PPK) dan kompeten meliputi poin a) – d) pada
AB 6. Status
P serta monitoring (3
didokumentasikan dalam rekam medis pasien maksud dan tujuan.
fisiologis dipantau EP)
sesuai PPK dan
1 . Frekuensi dan jenis pemantauan selama . Kompetensi semua PPA yang terlibat
3
dicatat dalam RM (2
tindakan anestesi dan pembedahan dalam sedasi moderat dan dalam tercatat
EP)
didasarkan pada status praanestesi pasien, di file kepegawaian.
anestesi yang digunakan, serta prosedur
.
C
pembedahan yang dilakukan 1 . Rumah sakit telah menerapkan pengkajian
PELAYANAN prasedasi dan dicatat dalam rekam medis meliputi
. Pemberian informasi dilakukan
2 ANASTESI poin a) – e) pada maksud dan tujuan.
oleh dokter spesialis anastesi dan
didokumentasikan dalam formulir AB 5. Risisko,
P
AB 3.2 Panduan
P . Rumah sakit telah menerapakn pemantauan
2
persetujuan tindakan anastesi/sedasi. manfaat dan
praktik klinik sedasi pasien selama dilakukan pelayanan sedasi
alternatif sedasi
moderat dan dalam (3 moderat dan dalam oleh PPA yang kompeten dan
1 . Rumah sakit telah menerapkan atau anestesi
EP) di catat di rekam medik.
pemberian informasi kepada pasien didiskusikan
dan atau keluarga atau pihak yang dengaan pasien
. Kriteria pemulihan telah digunakan dan
3
akan memberikan keputusan tentang dan keluarga (2 EP)
didokumentasikan untuk mengidentifikasi pasien
jenis, risiko, manfaat, alternatif dan yang sudah pulih kembali dan atau siap untuk
analagsia pasca tindakan sedasi atau ditransfer/dipulangkan
anastesi
AB 4. PPA
P
. Pengkajian prainduksi telah dilakukan
2
kompeten diberi
secara terpisah untuk mengevaluasi ulang
kewenangan klinis (
pasien segera sebelum induksi anestesi
3 EP)
1 . Rumah sakit telah menetapkan regulasi @TiniAriyati2022 . Rumah sakit melakukan pelaksanaan dan
4
tentang pengendalian resistansi antimikroba evaluasi terhadap perencanaan dan pengadaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- sediaan farmasi, dan BMHP.
undangan.
. Rumah sakit melakukan pengadaan sediaan
5
farmasi, dan BMHP melibatkan apoteker untuk
memastikan proses berjalan sesuai peraturan
. Seluruh staf rumah sakit dilatih
4
perundang undangan.
terkait kesalahan obat
(medication error).
KP 6.1 Menerapkan
S
. Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian
2 . RS telah menerapkan proses identifikasi pasien
2
proses mengurangi
ulang risiko jatuh pada pasien rawat inap karena menggunakan minimal 2 (dua) identitas, dapat
risiko cedera akibat
adanya perubahan kondisi, atau memang sudah .
A memenuhi tujuan identifikasi pasien dan sesuai
jatuh di rawat inap (3 KP 1. Proses menjamin
S
mempunyai risiko jatuh dari hasil pengkajian. dengan ketentuan RS.
EP) IDENTIFIKASI ketepatan identitas (4
EP)
1 . Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko .
F PASIEN . Pasien telah diidentifikasi menggunakan minimal
3
jatuh untuk semua pasien rawat inap baik dua jenis identitas meliputi poin 1) - 4) dalam maksud
MENGURANGI @TiniAriyati2022
dewasa maupun anak menggunakan metode dan tujuan.
pengkajian yang baku sesuai dengan ketentuan RISIKO
rumah sakit. CEDERA . Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi
4
AKIBAT dengan tepat pada situasi khusus, dan penggunaan
. Tindakan dan/atau intervensi dilakukan untuk
2 label seperti tercantum dalam maksud dan tujuan.
mengurangi risiko jatuh pada pasien jika hasil skrining PASIEN JATUH
menunjukkan adanya risiko jatuh dan hasil skrining serta
intervensi didokumentasikan. KP 6. Proses
S
mengurangi risiko 1 . RS telah menerapkan komunikasi saat
cedera akibat jatuh di menerima instruksi melalui telepon: menulis /
1 . Rumah sakit telah melaksanakan skrining pasien rawat
rawat jalan (2 EP) menginput ke komputer - membacakan -
jalan pada kondisi, diagnosis, situasi atau lokasi yang
konfirmasi kembali” (writedown, read back,
dapat menyebabkan pasien berisiko jatuh, dengan
confirmation dan SBAR saat melaporkan
menggunakan alat bantu/metode skrining yang
kondisi pasien kepada DPJP serta di
ditetapkan rumah sakit
dokumentasikan dalam rekam medik.
KP 3.1 Proses
S . Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar
2
meningkatkan Instalasi Farmasi diperbolehkan hanya dalam
keamanan elektrolit (3 untuk situasi yang ditentukan sesuai dalam
EP) maksud dan tujuan.