Anda di halaman 1dari 5

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA SAINS DAN TEKNOLOGI

TEACHING LABORATORY
PROGRAM PENDIDIKAN KOMPETENSI UMUM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Edisi Rev. Semester Gasal 2022/2023
PRAKATA
Dengan Kurikulum 2020 (K-2020) di Institut Pertanian Bogor dan menyesuaikan dengan
Standar Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI), mata kuliah Kimia Sains dan Teknologi
dilengkapi dengan praktikum diberikan kepada mahasiswa Tingkat Pertama di Program
Sarjana S1 IPB (Program Pendidikan Kompetensi Umum, PPKU). Perkuliahan membahas
tentang konsep-konsep dasar dan contoh-contoh aplikasi kimia sedangkan di laboratorium
mahasiswa melakukan praktikum yang dapat meningkatkan ketrampilan dan sekaligus
berlatih menerapkan konsep kimia di dalam laboratorium.

Penuntun praktikum Kimia PPKU ini disusun berdasarkan pada percobaan-percobaan yang
mendukung pokok bahasan yang diberikan dalam kuliah kimia. Isi penuntun praktikum
terdiri atas materi Pengenalan Peralatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium, Pengenalan
Bahan Kimia, Pembuatan Larutan, Ikatan Kimia: Ionik dan Kovalen, kinetika kimia, Polimer,
Hukum Gas, Sublimasi Iodin, Asam Basa Larutan Penyagga (Bufer), Kesetimbangan Kimia,
Model Molekul, dan Reaksi Redoks.

Diharapkan penuntun praktikum ini dapat membantu dan menjadi buku pegangan para
mahasiswa Programdalam mengikuti mata kuliah Kimia Sains dan Teknologi.

Bogor, Agustus 2022


Koordinator Kimia Sains dan Teknologi
PERCOBAAN 7
KESETIMBANGAN KIMIA

PENDAHULUAN

Pergeseran kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi zat,
volume, tekanan, dan suhu. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk, begitu pula sebaliknya. Fenomena pergeseran dapat diamati dengan
berubahnya warna bila warna pereaksi atau warna produk berbeda. Semakin pekat warna
produk artinya pergeseran berlangsung ke arah produk.

Konsentrasi larutan berwarna dapat diukur dengan Spektrofotometer Spectronic 20D+


(Gambar 7.1). Konsentrasi larutan sebanding dengan absorbans (jumlah cahaya yang diserap)
pada panjang gelombang tertentu. Semakin pekat warna suatu larutan maka semakin banyak
jumlah cahaya yang diserap oleh zat dan berarti semakin besar absorbansnya. Transmitans
merupakan intensitas sinar yang diteruskan oleh larutan. Absorbans adalah intensitas sinar
yang diserap oleh larutan. Absorbans dihitung menggunakan persamaan lambert beer dengan
rumus

A = ε.b.C

A = Absorbans larutan
ε = Absotivitas molar larutan (M-1.cm-1)
b= jarak tempuh sinar dalam contoh (cm)
C= konsentrasi larutan (M)

Secara sederhana tranmitans dan absorbans dihubungkan melalui persamaan berikut

A = -Log (%T/100)

T = Transmitans dituliskan dalam bentuk %.

LATAR BELAKANG
Dalam keadaan setimbang, konsentrasi masing-masing komponen sistem tidak berubah
terhadap waktu. Jika besi(III) klorida dicampurkan dengan kalium tiosianat (KSCN), maka akan
terbentuk kesetimbangan dengan reaksi sebagai berikut:

Fe3+(aq) + 6 KSCN(aq) ⇌ [Fe(SCN)6]3−


Kuning Tak Berwarna Merah darah
Terjadinya reaksi dapat diamati dengan perubahan warna yang terjadi. Begitu pula dengan
pergeseran kesetimbangan, dapat diamati melalui perubahan warna dan kekelamannya.

Pada reaksi kesetimbangan di atas, dengan penambahan salah satu pereaksi, warna larutan
akan bertambah merah. Hal ini menunjukkan bahwa [Fe(SCN)6]3− bertambah, berarti
kesetimbangan bergeser kearah kanan (produk). Sebaliknya, jika warna kuning semakin
kelam, artinya Fe3+ bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah kiri (pereaksi).

Gambar 7.1 Spektrofotometer Spectronic 20D+

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Setelah menyelesaikan praktikum ini, praktikan diharapkan: (1) terampil memprediksi
pergeseran kesetimbangan yang dipengaruhi konsentrasi dan volume; (2) terampil mengenali
reaksi perubahan kimia berdasarkan, dan (3) mempunyai keterampilan dasar
mengoperasikan instrument Spectronic 20D+.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan 80 mL air ke dalam gelas piala 100 mL lalu tambahkan 2 tetes KSCN 0.5 M dan 2
tetes FeCl3 0.5 M. Aduk larutan campuran.
2. Siapkan 5 buah tabung reaksi dan isi masing-masing dengan 10 mL campuran pada Langkah
1, kecuali tabung ke-5 isi dengan 5 mL campuran.
3. Tabung pertama biarkan sebagai kontrol, tabung kedua ditambahkan 1 tetes KSCN,
tabung ketiga ditambahkan 1 tetes FeCl3, tabung keempat tambahkan 1 tetes NaOH, dan
tabung kelima tambahkan 5 mL air.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.
5. Nyalakan instrumen Spectronic 20D+ dengan menekan tombol power, tunggu beberapa
waktu untuk pemanasan, sesuaikan tuas filter dengan pilihan panjang gelombang yang
akan digunakan.
6. Pilihlah mode transmitans untuk mengukur intensitas warna dan atur panjang gelombang
ke 490 nm.
7. Koreksi Spectronic 20D+ dengan menggunakan akuades yang sama untuk membuat
campuran. Atur transmitans hingga bernilai 100.
8. Ukur transmitans larutan pada tabung ke-1 sampai ke-5.
9. Catat nilai transmitans yang terukur dan hitung nilai absorbansnya.

Perhatian: Limbah bekas percobaan dimasukkan ke dalam 1 wadah limbah yang disediakan

Anda mungkin juga menyukai