ANALISIS INSTRUMENTASI
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6 (OFF G)
A. TUJUAN
Mempelajari sifat kolorimetri dari dua senyawa kompleks
B. DASAR TEORI
Kolorimetri berarti analisis berdasarkan penyerapan cahaya tambpak oleh
molekul ion contoh dalam larutan. Jadi pada kolorimetri cahaya yang digunakan
adalah cahaya Nampak, yaitu cahaya yang meliputi panjang gelombang antara 400
hingga 750 nm.
Akan tetapi tidak semua zat atau ion mempunyai sifat-sifat warna yang baik,
jika dianalisis secara instrumentasi. Supaya zat yang demikian itu dapat diukur
serapannya secara kolorimetri, maka zat tersebut diubah terlebih dahulu menjadi suatu
zat yang memiliki sifat-sifat kolorimetri yang baik, yaitu dengan jalan
mereaksikannya dengan suatu pereaksi pembentuk warna (chromageic agent). Reaksi
yang menimbulkan warna ini, dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
pH = 1,7
Dipipet sebanyak 2 mL larutan induk Fe (III) kedalam labu ukur 1 dan
ditambahkan 0,5 mL NH2OH.HCl. Diputar-putar labu ukur selama beberapa detik dan
dibiarkan selama 1 hingga 2 menit. Kemudian ditambahkan 1 mL 0,3% larutan o-fen
dan diencerkan sampai tepat 50 mL dengan akuades , dikocok dengan baik
selanjutnya dengan segera diukur absorbansnya.
pH = 2
Dipipet sebanyak 2 mL larutan induk Fe (III) kedalam labu ukur 1 dan
ditambahkan 0,5 mL NH2OH.HCl. Diputar-putar labu ukur selama beberapa detik dan
dibiarkan selama 1 hingga 2 menit. Kemudian ditambahkan 1 mL 0,3% larutan o-fen
dan ditambahkan beberapa tetes NaOAc 2M hingga warna merah mulai timbul.
Selanjutnya diencerkan sampai tepat 50 mL dengan akuades , dikocok dengan baik
dan dengan segera diukur absorbansnya.
pH = 5
Dipipet sebanyak 2 mL larutan induk Fe (III) kedalam labu ukur 1 dan
ditambahkan 0,5 mL NH2OH.HCl. Diputar-putar labu ukur selama beberapa detik dan
dibiarkan selama 1 hingga 2 menit. Kemudian ditambahkan 1 mL 0,3% larutan o-fen
dan dimasukkan kertas congo dalam larutan, ditambahkan beberapa tetes NaOAc 2M
hingga warna kertas berubah dari biru menjadi merah. Selanjutnya diencerkan sampai
tepat 50 mL dengan akuades , dikocok dengan baik dan dengan segera diukur
absorbansnya.
pH = 9
Dipipet sebanyak 2 mL larutan induk Fe (III) kedalam labu ukur 1 dan
ditambahkan 0,5 mL NH2OH.HCl. Kemudian ditambahkan 1 mL 0,3% larutan o-fen
dan ditambahkan larutan NH3 pekat setetes demi setetes hingga larutan bersifat basa
terhadap kertas lakmus. Selanjutnya diencerkan sampai tepat 50 mL dengan akuades ,
dikocok dengan baik dan dengan segera diukur absorbansnya.
pH = 12
Dipipet sebanyak 2 mL larutan induk Fe (III) kedalam labu ukur 1 dan
ditambahkan 0,5 mL NH2OH.HCl. Kemudian ditambahkan 1 mL 0,3% larutan o-fen
dan ditambahkan 7 tetes larutan NaOH 4M. Selanjutnya diencerkan sampai tepat 50
mL dengan akuades , dikocok dengan baik dan dengan segera diukur absorbansnya.
Setelah diperoleh hasil, dialurkan absorbans terhadap pH masing-masing kelima
larutan ini.
c. Pengaruh Anion terhadap Absorbans Mutlak
Diambil larutan pada percobaan 1 bagian II yang telah disimpan, dimasukkan
kedalam kuvet dan ditambahkan sebutir kecil fluoride dikocok dengan kuat.
Selanjutnya diukur absorbans larutan pada panjang gelombang 512 nm. Apabila
ternyata tidak ada perubahan nilai absorbans, ditambahkan lagi sebutir fluoride dan
diulang pengocokan dan diukur kembali absorbansnya.
Segera sesudah itu dibilas kuvet sebersih mungkin dengan air dan akuades.
Dimasukkan lagi larutan pH 1 ke dalam kuvet dan ditambahkan sebutir kecil oksalat
dan diukur absorbans larutan. Diulangi perlakuan yang sama seperti diatas dengan
menambahkan tartrat dan Kalium dihidrogen fosfat. Dicatat hasil absorbans yang
diperoleh.
E. DATA PENGAMATAN
Pada percobaan ini pertujuan membandingan kestabilan warna dari besi (III)
tiosianat dan besi (III) ortofenantrolin. Pada besi (III) tiosianat larutan induk 2,5 ml
Besi(III) klirida ditanbah 1,5 ml NH4SCN kemudian diencerkan dalam labu takar 50
ml diperoleh larutan berwarna merah bata. Larutan merah bata tersebut merupakan
Besi(III) Tiosianat. Dalam hal ini pereaksi pembentuk warna adalah NH 4SCN dan
kemudian diukur absorban larutan tiap 15 menit selama 2 jam. Berdasarkan Kurva
dan data yang didapat tiap 15 menit selama 2 jam mengalami penurunan dan
kenaikan pada menit ke-60 lalu mengalami penurunan kembali absorbansnya secara
teratur. Terdapat data yang kurang sempurna dengan terlalu banyaknya selisih
penurunan pada menit ke-45 lalu mengalami kenaikan pada menit ke-60 lalu konstan
pada menit ke-75. Seharusnya data yang didapat yaitu mengalami penurunan terus
hingga menit ke-120 yang menunjukkan kestabilan dari besi (III) tiosianat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa besi (III) tiosianant tidak stabil karena mengalami
penyusutan warna larutan (fading).
Pada besi (III) ortofenantrolin larutan induk 2 ml Besi(III) klirida ditanbah 0,5
ml NH2OH.HCl dan 1mL o-fen kemudian diencerkan dalam labu takar 50 ml
diperoleh larutan berwarna merah bata. Larutan merah bata tersebut merupakan
Besi(III) Ortofenantrolin. Dalam hal ini pereaksi pembentuk warna adalah o-fen dan
kemudian diukur absorban larutan tiap 15 menit selama 1 jam. Berdasarkan kurva dan
data yang didapat tiap 15 menit selama 1 jam absorbans mengalami kenaikan secara
stabil. Hal ini dapat disimpulkan kestabilan warna dari besi (III) ortofenantrolin
memiliki kestabilan warna yang lebih baik.
1. NaF
2. Na-
Oksalat
3. Na-
Tartrat
4. K-
G. TUGAS
1. Berdarsarkan percobaan pengaruh waktu terhadap kestabilan, gambarkan secara
kasar bentuk kurva ideal dari senyawa kompleks agar dikatakan memiliki sifat
kolorimetri yang baik!
2. a. apa yang dapat anda simpulkan dari bentuk kurva absorbansi terhadap mL o-fen
dalam percobaan bagian II
b. andaikan kompleks Fe(III)o-fen terdisosiasi dalam jumlah besar, bagaimana
kiranya bentuk kurva absorbansi terhadap mL o-fen? Berikan hgambar kasar1
Jawab
1.
2. a. Tidak Dilakukan
b.
c.
d.Fungsi pereaksi-pereaksi berikut :
Natrium asetat : untuk mengatur pH sehingga warna kompleks Fe (II)-o-fen
dapat terbentuk lebih cepat
Hidroksilamin hidroklorida : untuk mereduksi Fe (III) menjadi Fe (II) yang
akan membentuk kompleks yang lebih baik dengan ortofenantrolin
H. KESIMPULAN
Sifat kolorimetri pada dua senyawa kompleks besi (III) tiosianat dengan besi
(III) ortofenantrolin dapat disimpulkan sebagai berikut :
I. DAFTAR PUSTAKA