Anda di halaman 1dari 35

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT
ANGKATAN XV TAHUN 2022

“Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan


Gangguan Sistem Cardiovaskular Di Ruang Cardiac Intensif Care Unit

RSUD AL IHSAN Bandung Provinsi Jawa Barat "

Disusun oleh :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
NDH 11
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA BARAT
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT
ANGKATAN XV TAHUN 2022

Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan


Gangguan Sistem Cardiovaskular Di Ruang Cardiac Intensif Care Unit

RSUD AL IHSAN Bandung Provinsi Jawa Barat "

Disusun oleh :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
NDH 11
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

Bandung, 31 Agustus 2022

Mengetahui Menyetujui
Coach Mentor

Lina Marlina SST MPSSp Aam Amalia S.Kep.,Ners


NIP. 196712251993032007 NIP. 196906232006041004

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT
ANGKATAN XV TAHUN 2022

Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan


Gangguan Sistem Cardiovaskular Di Ruang Cardiac Intensif Care Unit

RSUD AL IHSAN Bandung Provinsi Jawa Barat "

Disusun oleh :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
NDH 11
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

Bandung, 31 Agustus 2022

Mengetahui Menyetujui
Coach Mentor

Lina Marlina SST MPSSp Aam Amalia S.Kep.,Ners


NIP. 196712251993032007 NIP. 196906232006041004

Penguji

Nurshiddieq, S.Sos.,M.Pd
NIP.197302181998031003

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Penerapan Dan Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Cardiovaskular Di Ruang Cardiac Intensif Care Unit RSUD AL IHSAN Bandung "
dengan lancar dan tepat waktu.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Hery Antasari, S.T., M.Dev.Plg, Selaku Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat;
2. Ibu Aam Amalia S.Kep.,Ners . selaku mentor yang telah meluangkan waktu, membimbing,
memberikan arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan rancangan
aktualisasi;
3. Lina Marlina SST MPSSp. selaku coach yang telah memberikan arahan, semangat,
danmasukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi;
4. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan arahan serta pemahaman
terkait nilai-nilai dasar ASN untuk dapat digunakan sebagai proses internalisasi dan aktualisasi
di unit kerja;
5. Para pendamping kelas dan seluruh Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Provinsi
Jawa Barat Tahun 2022;
6. Istri tercinta Wulan Sari dan anak tercinta Tanisha Nurzahsy Iskandar yang telah memberikan
doa, nasihat, dan semangat;
7. Seluruh rekan kerja di RSUD Al Ihsan tempat penulis bekerja yang telah bersedia memberikan
ilmu dan masukan bagi penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
8. Seluruh rekan-rekan CPNS pada kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 15 terutama
teman-teman di kelompok 2. Beserta rekan-rekan CPNS seperjuangan di RSUD Al Ihsan.
Dalam penulisan rancangan aktualisasi ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun dan memotivasi
penulis agar dapat menjalankan aktualisasi dengan baik.

Bandung,30 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................


A. Latar Belakag............................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................4
C. Ruang Lingkup.........................................................................................................4
BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PESERTA.....................................................................
D. Profil Instansi...........................................................................................................5
E. Profil Peserta............................................................................................................9
F. Nilai-nilai Dasar ASN (core Values) BerAKHLAK...............................................10

BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI............................................................................


A. Deskripsi Isu............................................................................................................13
1) Isu Ke-1...............................................................................................................13
2) Isu Ke-2...............................................................................................................14
3) Isu Ke-3.............................................................................................................15
B. Penetapan Core Isu..................................................................................................16
C. Penentuan Penyebab Core Isu..................................................................................17
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu....................................................................18
E. Matrik Rancangan Aktualisasi...................................................................................20
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (core Values BerAKHLAK)
..................................................................................................................... 27

BAB IV. RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI.............................................28


BAB V. PENUTUP.......................................................................................................... 29
REFERENSI..................................................................................................................... 30

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi

kualitas pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan memiliki konstribusi yang besar

terhadap citra sebuah rumah sakit sehingga perlu untuk melakukan evaluasi atas pelayanan

yang diberikan (Nursalam, 2015).

Joint Commission International (2017) adalah komisi internasional yang

mendedikasikan diri dalam peningkatan kualitas dan keselamatan kesehatan di dunia. Indonesia

telah mencanangkan Gerakan Nasional Keselamatan Pasien (GNKP) rumah sakit oleh Menteri

Kesehatan RI sejak bulan agustus tahun 2005. Selanjutnya dibentuk Komite Akreditasi Rumah

Sakit (KARS) Depkes (dalam Jurnal Susanti, 2015).

Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka Kejadian

Tidak Diharapkan (KTD) yang terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit. KTD dapat

bermula dari Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian

Tidak Cedera (KTC).KTD meliputi pasien jatuh hingga kejadian sentinel. KTD disebabkan

oleh berbagai faktor antara lain beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang

tepat, penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat dan lain-lain (Nursalam, 2015).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Foster & Rose (dalam jurnal Yulia 2010) di

UGD RS Pendidikan Otawa Kanada terhadap 399

1
pasien, didapatkan KTD sebanyak 24 kasus (6%), KTD dapat dicegah 17 kasus (71%), KTD

tidak dapat dicegah 6 kasus (25%), dan perpanjangan masa perawatan 15 kasus (62%).

Amerika Serikat juga menerbitkanpelaporan bahwa jumlah KTD di RS Colorado sebanyak 2,9

% dimana 6,6% meninggal dan KTD di New York Sebesar 3,7% dengan angka kematian

sebesar 13,6% (Suparna, 2015). Sedangkan penelitian yang dilakukan Mustikawati (2011)

menyebutkan laporan insiden keselamatan pasien berdasarkan provinsi pada tahun 2007

ditemukan di DKI Jakarta 37,9%, JawaTengah 15,9%, DIY 13,8%, Jawa Timur 11,7%,

Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%,

Aceh 10,7%, Sulawesi Selatan (0,7%).

Sesuai pasal 8 ayat 1 dan 2 peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011, mewajibkan setiap rumah sakit untuk mengupayakan

pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang meliputi dan tercapainya hal-hal sebagai berikut,

ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan

obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,

pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan resiko pasienjatuh.

Resiko jatuh adalah peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan

bahaya fisik (Wilkinson, 2011). Penilaian pencegahan pasien jatuh terdiri dari Humpty

Dumpty pada anak-anak, Penilaian Geriatri pada lansia dan morse fall score (MFS) pada

orang dewasa. MFS atau

2
pengkajian resiko jatuh skala morse bertujuan untuk menentukan besar resikoatau kerentanan

pasien untuk jatuh (Nursalam, 2015).

Pengkajian resiko jatuh skala morse dilakukan dengan cara mengisi format pengkajian

dengan melakukan cecklist untuk menentukan nilai besaran berdasarkan variabel atau

indikator penilaian resiko dan dilaksanakan mulai dari pasien masuk rumah sakit hingga keluar

sesuai perkembangan pasien. Untuk melakukan pengkajian resiko jatuh skala morse

dibutuhkan pengetahuan yang baik bagi perawat. Pengetahuan perawat tentang pengkajian

resiko jatuh sangat menentukan dalam pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien

(Nursalam, 2015).

Pengetahuan merupakan faktor penting bagi seseorang dalam mengambil keputusan

namun, tidak selamanya pengetahuan seseorang dapat menghindarkan dirinya dari kejadian

yang tidak diinginkan. Misalnya perawat yang pengetahuannya baik tidak selamanya

melaksanakan tindakan keselamatan pasien dengan baik karena segala tidakan yang dilakukan

beresiko untuk terjadi kesalahan Notoatmodjo (dalam jurnal Oktaviani dkk, 2015).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa optimalisasi berasal dari

kata optimal artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik atau

paling tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ICCU di dapatkan data bahwa

dalam aplikasinya penerapan manajemen resiko assessment pencegahan resiko jatuh masih

belum optimal. Misalnya dalam pelaksanaannya masih ada format yang belum terisi tentang

assessment resiko jatuh, juga berdasarkan persentase dalam pengisiaan assessment resiko jatuh

ini berdasarkan hasil pengamatan penulis selama berdinas di ruangan tersebut yakni sekitar 75-

90 %.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mencoba mengunggah bahwasanya dalam

penerapan sehari hari pengisian assement resiko jatuh sangatlah penting agar dapat

meminimalisir resiko yang terjadi terlebih menyangkut keselamatan pasien yang

di rawat di ruang intensif.

3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada rancangan aktualisasi ini adalah agar tidak terjadinya resiko kesakitan yang
terjadi akibat jatuh/cedera, sehingga dengan penilaian awal resiko jatuh dapat meminimalisir
angka kesakitan yang terjadi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada rancangan aktualisasi ini adalah agar para pelaksana pemberi layanan dalam
hal ini perawat dapat dengan sadar mengisi form resiko jatuh sebagai dasar meminimalisir resiko
cedera yang ada.

C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pada aktualisasi ini yaitu pada ruang Intensif Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Al
ihsan Bandung yang akan di laksanakan mulai tanggal 1 September 2022 s.d 05 Oktober 2022 dengan
fokus pada kesadaran perawat dalam melaksanakan atau mengisi formular resiko jatuh /assessment
resiko jatuh pada ruangan tersebut.

4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

D. Profil Instansi
RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat yang terletak di Jalan Kiastramanggala, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung. Lahirnya Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan diawali dengan penghimpunan dana hak
amilin BAZIS Jawa Barat yang kemudian didukung oleh bantuan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat dan para donator berubah menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLU)

Gambar 2.1 RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

Gambar 2.2 Ruangan ICCU RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

5
1. Visi Jawa Barat
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.

2. Misi Jawa Barat


a. Misi pertama, membentuk manusia Pancasila yang bertaqwa melalui peningkatan
peranmasjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban;
b. Misi kedua, melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif
melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif;
c. Misi ketiga, mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis
lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas
wilayah dan penataan daerah;
d. Misi keempat, meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha ekonomi umat
yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan
pusat- pusat inovasi serta pelaku pembangunan;
e. Misi kelima, mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang inovatif dan
kepemimpinan yang kolaboratif antara pemerintahan pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.

3. Visi RSUD Al Ihsan


“Menjadi RSUD Terdepan dan Rujukan Utama di Jawa Barat serta Rumah Sakit
Pendidikan Bertaraf Internasional”.

4. Misi RSUD Al Ihsan


a. Mewujudkan center of excellent ( (Pelayanan unggulan : jantung, trauma,
degeneratif, perinatal, stroke, diabetic, infeksi, emergensi).

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang profesional.


c. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
d. Mengembangkan kemitraan dalam bidang Yankes,dan pengembangan SDM rumah
sakit.
e. Melaksanakan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang
menunjang pelayanan kesehatan prima.
f. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berbasis pada sistem informasi
terpadu.

5. Nilai Organisasi RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

IKHLAS: Melindungi dari segala hal yang diharamkan Allah SWT

I : Ilmiah yang dijiwai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam

6
memberikan pelayanan kesehatan yang akan menghasilkan hidayah sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada Illahi.
K : Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah terbaik untuk kesembuhan pasien.
H : Hemat dan efisien dalam memenuhi proses penyembuhan pasien dalam hal biaya
dantenaga.
L : Lancar dalam setiap pelayanan.
A : Asri dan Aman lingkungan tempat pasien dirawat sehingga pasien merasa
nyaman.
S : Sabar, Santun, sopan serta senyum adalah sikap yang kami terapkan pada setiap
pelayanan.
6. Tugas Dan Fungsi Rumah Ssakit Umum Daerah Al Ihsan
a. Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Al ihsan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 17 tahun 2014

Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas

pokok melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan

berhasil guna, pelayanan rujukan kesehatan, penyelenggara pendidikan,

pelatihan tenaga kesehatan, penelitian dan pengembangan, pengabdian

masyarakat serta kerjasama di bidang kesehatan

b. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan


Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas tersebut,
RSUD menyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan pelayanan medik
2) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik
3) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
4) Penyelenggaraan usaha pendidikan dan pelatihan
5) Penyediaan fasilitas dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan bagi calon dokter, dokter spesialis, dan tenaga kesehatan lainnya
6) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan Kesehatan
7) Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan
8) Pelaksanaan program kesehatan nasional
9) Pelaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.

7
7. Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUD Al Ihsan

Tabel 2.1 Susunan Direksi RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

No Jabatan Nama Pegawai


1. Direktur dr. Dewi Basmala, MARS
2. Wadir Umum & Keuangan Hazairin Danial, SE.Ak., MM
3. Wadir Medik & Keperawatan dr. H. Ferry Achmad F.M, Sp.OG., MM
4. Wadir SDM & Pendidikan Mursid, S.Sos., M.Si

8
E. Profil Peserta
1. Identitas Peserta
Penulis merupakan seorang pesetra Latsar CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
Jabatan yang di lamar adalah perawat terampil. Berikut biodata penulis :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi 11 Desember 1992
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Diploma Keperawatan
Asal Universitas : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani cimahi

2. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta


Peserta diklat memiliki tugas sebagai Perawat Terampil di Rumah Sakit yang
tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Kemenpan RB Nomor 35 tahun
2019 Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional perawat kategori keterampilan sesuai jenjang
jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
Uraian tugas perawat terampil, meliputi:
a. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;

b. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;


c. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
d. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
e. Memberikan oksigenasi sederhana;
f. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal;
g. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
h. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area
medikal bedah;
i. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
j. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
maternitas;
k. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas;melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
l. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
m. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;

9
n. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
o. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
p. Melakukan perawatan luka; dan
q. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
F. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara professional sebagai pelayan publik menurut
Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dibutuhkan 7 nilai-nilai dasar profesi ASN,
yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif (BerAKHLAK). Berikut uraian lebih lanjut dari nilai-nlai dasar ASN tersebut.
a. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Berorientasi
pelayanan memiliki definisi memberikan pelayanan prima demi kepuasan pasien. Dengan
kata kunci responsivitas, kualitas dan kepuasan masyarakat. Panduan perilaku berorientasi
pelayanan diantaranya :
 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
 Melakukan perbaikan tiada henti

b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai atas kepercayaan yang
diberikan. Hal ini merujuk pada kewajiban setiap individu,kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama
yaitu sebagai peran demokrasi untukmenyediakan kontrol demokratis, peran konstitusional
untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan peran belajar untuk
meningkatkan efisiensi danefektivitas. Panduan perilaku akuntabel dapat dilakukan antara lain :
 Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas
tinggi.
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien.
 Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
Kompeten berarti terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Berikut panduan

1
perilaku kompeten :

 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;


 Membantu orang lain belajar;
 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

d. Harmonis
Harmonis memiliki arti saling peduli dan menghargai perbedaan. Penerapan sikap berperilaku
yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya saja berlaku untuk

sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku
ini bisa ditunjukkan dengan :
 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
 Suka menolong orang lain
 Membangun lingkungan kerja yang kondusif

e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nila yang terdapat dalam Core Values ASN yangdimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku. Panduan perilaku yang dilakukan antara lain :
 Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang sah.
 Menjaga nama naik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara.
 Menjaga rahasia jabatan dan negara

1
f. Adaptif
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan.
Dengan kemampuan adaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Contoh Panduan perilaku yang
dilakukan antara lain :
 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
 Bertindak proaktif

g. Kolaboratif
Kolaboratif memiliki arti membangun kerjasama yang sinergis dengan harapan bekerjasama
secara sinergis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Contoh perilaku kolaboratif
diantaranya :
 Memberi kesempayan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
 Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
 Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

1
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi dan penetapan isu selama penulis
bertugas di RSUD Al Ihsan. Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan, terdapat tiga isu
yang diangkat yaitu belum optimalnya pelaksanaan assessment resiko jatuh, belum optimalnya
pemilahan sampah medis dan non medis, serta belum optimalnya tingkat kepatuhan cuci tangan
five moments.

1. Isu Ke-1
“Belum Optimalnya Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh”

Gambar 3.1 Wawancara dengan Kepala Ruangan ICCU Pelaksanaan

asessment resiko jatuh bagi pasien yang memasuki ruang rawat inap

sangatlah penting di lakukan, hal ini bertujuan untuk menilai tingkat resiko yang mungkin terjadi.

Penilaian indikator tentang resiko jatuh dilakukan melalui form resiko jatuh, dimana Morse Fall

Score (MFS) untuk dewasa dan Humty dumpty untuk anak. Biasanya penilaian resiko jatuh di

lakukan 1x24 Jam setelah pasien berada di ruangan.

Fakta di lapangan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan inap

ICCU (Intensif Cardiac Care Unit ) menunjukan bahwa tingkat pelaksanaan form resiko jatuh

masih di bilang belum optimal, menurut beliau masih ada pemberi layanan dalam hal ini rekan

perawat yang harus selalu di ingatkan dalam pengisiannya. Berdasarkan hasil pengamatan

penulis selama berdinas di ruangan tersebut tingkat

keterisian form assessment resiko jatuh sendiri berkisar antara 75-90%.


1
Dampak yang terjadi apabila masalah ini tidak segera di tangani adalah di khawatirkan

adanya peningkatan kasus kejadian potensial cedera (KPC), kejadian nyaris cedera (KNC),

kejadian tidak di harapakan (KTD) atau pun kasus sentinel.

Dan ini pun tidak sesuai dengan core values BerAKHLAK pada point Berorientasi pada

pelayanan, Akuntable, Kompeten dimana dari ketiga core values tersebut kita dituntut

memberikan pelayanan prima,bertanggung jawab, dapat dipercaya serta kompeten.

2. Isu Ke-2

“Belum Optimalnya Pemilahan Sampah Medis dan Non Medis Di Ruangan ”

Gambar 3.2 Pembuangan sampah yang tidak sesuai

Dalam pelaksanaan sehari hari tidak bisa di pungkiri pemilahan sampah medis non medis di

beberapa ruang perawatan RSUD AL Ihsan masih belum optimal, hal ini di buktikan dengan masih

tercampurnya sampah yang seharusnya masuk ke kantong kuning (medis) malah masuk ke kantong

hitam (non Medis ) begitu pun sebaliknya. Salah satu contoh nya di ruang X masih di temukan

pembuangan botol infus ke kantong plastik hitam, begitu sebaliknya masih di temukan sisa plastik

yang di buang ke kantong plastik warna kuning (medis).

Fakta di lapangan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan

1
inap ICCU (Intensif Cardiac Care Unit ) menunjukan bahwa masih sering di temukannya

pembuangan sampah yang tidak tepat sehingga akan menimbulkan cost yang berlebih yang di

keluarkan oleh pihak rumah sakit.

Dampak yang terjadi apabila hal ini tidak terselesaikan atau tidak di tangani maka akan terjadi

berlebihnya cost yang di keluarkan pihak rumah sakit untuk membayar sampah tersebut terlebih

sampah medis yang cukup lumayan tinggi harganya.

3. Isu Ke-3

“Belum Optimalnya tingkat kepatuhan cuci tangan five moments”


Seperti yang kita ketahui cuci tangan / kebersihan tangan (hand hygine) bisa di lakukan

melalui dua metode yaitu dengan sabun dan air mengalir (Handwash) selama 40-60 detik atau

dengan alcohol (handscrub) selama 20-30 detik, tujuanya yaitu memutus mata rantai bakteri atau

virus yang ada di tangan kita. Sementara five moment di instansi Kesehatan adalah :

a. Sebelum bersentuhan/kontak dengan pasien

b. Sebelum tindakan aseptic

c. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

d. Setelah kontak dengan pasien

e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

Fakta yang di dapatkan di lapangan adalah masih adanya tenaga medis atau paramedis yang

melupakan/ melewatkan hal demikian, walaupun hanya beberapa moment yang mereka lewatkan.

Sering kali menemukan fakta di lapangan biasanya paramedis lupa cuci tangan setelah point

kontak dengan lingkungan pasien. Dampaknya apabila ini menjadi kebiasaan maka akan

merugikan pasien karena seperti yang kita ketahui bahwasanya penularan infeksi yang paling

sering terjadi yaitu melalui tangan.

B. Penetapan Core Isu


Untuk penetapan core isu dari isu-isu yang ada diatas, maka penulis menggunakan Teknik

analisis menggunakan USG (Urgency, Seriousness, & Growth). Metode USG merupakan

salah satu alat yang digunakan untuk Menyusun isu prioritas yang akan

1
diselesaikan. Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan

perkembangan isu dengan menggunakan angka skala angka (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor

tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang akan segera diselesaikan.

Tabel 3.1 Analisis USG

No Isu U S G Total Peringkat


1 Belum Optimalnya Pelaksanaan 4 5 4 13 1
Asessment Resiko Jatuh

2 Belum Optimalnya Pemilahan 4 3 3 10 3


Sampah Medis dan Non Medis
Di Ruangan

3 Belum Optimalnya tingkat 4 4 4 12 2


kepatuhan cuci tangan five
moments

Tabel 3.2 Deskripsi Kriteria Urgency


Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Isu sangat mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan
5 Sangat Mendesak
ditindaklanjuti
4 Mendesak Isu mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti
Isu cukup mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan
3 Cukup Mendesak
ditindaklanjuti
Isu kurang mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan
2 Kurang Mendesak
ditindaklanjuti
Isu tidak mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan
1 Tidak Mendesak
ditindaklanjuti

Tabel 3.3 Deskripsi Kriteria Seriousness


Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Isu yang ada sangat berdampak pada kinerja organisasi
5 Sangat Serius
untuk mencapai tujuan organisasi
Isu yang ada berdampak pada kinerja organisasi untuk
4 Serius
mencapai tujuan organisasi
Isu yang ada cukup berdampak pada kinerja organisasi
3 Cukup Serius
untuk mencapai tujuan organisasi
Isu yang ada kurang berdampak pada kinerja organisasi
2 Kurang Serius
untuk mencapai tujuan organisasi
Isu yang tidak berdampak pada kinerja organisasi untuk
1 Tidak Serius
mencapai tujuan organisasi

1
Tabel 3.4 Deskripsi Kriteria Growth
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Sangat Cepat Isu yang ada dapat sangat cepat memburuk dan
5
Memburuk memberikan dampak besar bagi organisasi
Isu yang ada dapat cepat memburuk dan memberikan
4 Cepat Memburuk
dampak besar bagi organisasi
Cukup Cepat Isu yang ada cukup cepat memburuk dan memberikan
3
Memburuk dampak besar bagi organisasi
Kurang Cepat Isu yang ada kurang cepat memburuk dan memberikan
2
Memburuk dampak besar bagi organisasi
Tidak Cepat Isu yang ada tidak cepat memburuk dan memberikan
1
Memburuk dampak besar bagi organisasi

Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut : “Belum

Optimalnya Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh”, dengan rumusan isu “Optimalisasi

Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem

Cardiovaskular Di Ruang Cardiac Intensif Care Unit RSUD AL IHSAN Bandung

Provinsi Jawa Barat”

C. Penentuan Penyebab Core Isu


Isu prioritas selanjutnya dianalisis dengan alat bantu Fishbone untuk mendapatkan

penyebab-penyebab yang perlu di intervensi dengan melakukan kegiatan/inovasi. Pendekatan

Fishbone diagram berupa memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang

terkait. Beberapa kategori penyebab isu dalam Fishbone diagram ini antara lain Man

(SumberDaya Manusia), Material (Bahan Baku), dan Method (Metode). Hasilnya dirumuskan

sebagai berikut :

1
Berdasarkan Teknik analisis isu menggunakan Fishbone, ditemukan penyebab dari belum
optimalnya pelaksanaan assessment resiko jatuh, yaitu :
Man :
 Jumlah Petugas yang terbatas mengakibatkann tingginya beba kerja petugas
sehingga belum optimal dalam pelaksanaannya, idealnya di ruangan intensif
maksimal petugas dalam memberikan layanan yaitu 2 orang atau 1 perawat
merawat 2 orang pasien.
 Kurangnya tingkat kesadaran petugas, ini di akibatkan oleh beban kerja yang
tinggi sehinga dalam pelaksanaanya kurang optimal.
Methode
 Tidak dilaksanakannya segera assessment resiko jatuh, ini di sebabkan oleh
tingkat kesadaran dari petugas yang kurang, tingkat kesadaran ini didasarkan
kemampuan petugas yang masih kurang yang di sebabkan karena belum
tersosialisasinya tentang manajement resiko jatuh
 Belum tersosialisasinya tentang pemaparan resiko jatuh dapat menyebabkan
kemampuan kurang sehingga mengakibatkan kurangnya kesadaran.
Material
 Banyaknya formulir dalam satu status pasien yang harus di isi menyebab
kanbelum terlaksananya secara optimal assessment resiko jatuh.

D. Gagasan Kreatif Penyelesain Core Isu


Berdasarkan isu yang diangkat yaitu “Belum Optimalnya pelaksanaan
assessment resiko jatuh pada pasien di ruang ICCU” di atas, maka gagasan
pemecahan isu prioritas adalah “Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko
Jatuh Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Cardiovaskular Di Ruang
Cardiac Intensif Care Unit RSUD AL IHSAN Bandung Provinsi Jawa Barat ”.
Metode sosialisasi ulang kepada petugas dengan awal kegiatan melaksanaan pre test,
sosialisasi ulang tentang SOP assessment resiko jatuh, pemaparan materi tentang resiko jatuh
dan terakhir post test serta sebagai bahan media menggunakan media leaflet dan atau media
edukasi berupa video digitalisasi.
Gagasan tersebut sesuai dengan Mata Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
mengenai Manajemen ASN dan Smart ASN. Pada pembelajaran Manajemen ASN,
memberikan gagasan solusi untuk menyelesaikan suatu isu merupakan implementasi dari
pelaksaan fungsi dan tugas ASN terutama dalam memberikan pelayanan publik. Pemberian
gagasan solusi merupakan bentuk profesionalisme dan tanggung jawab sebagai seorang ASN
kepada Instansi tempat bekerja serta masyarakat.

1
Sosialisasi dalam melaksanaan assessment resiko jatuh merupakan perwujudan dari Smart
Governance yang bertujuan mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja
birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik yang transparan, akuntabel,
efektif,efisien, inovatif serta berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

1
E. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Pelaksana/Terampil Perawat pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat UPTD RSUD Al Ihsan
Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Di Ruang ICCU
2. Belum Optimalnya Pemilahan Sampah Medis dan Non Medis Di Ruangan
3. Belum Optimalnya tingkat kepatuhan cuci tangan five moments

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh


Gagasan pemecahan Isu : Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler di Ruang
ICCU RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1 Konsultasi Bersama Mentor 1. Menghubungi mentor Output : Misi ke – 5 : I : Ilmiah yang dijiwai
Perihal Aktualisasi untuk menjadwalkan - Kesepakatan 1. Harmonis : Melaksanakan proses keimanan dan ketaqwaan
pertemuan konsultasi pertemuan dan Membangun lingkungan pendidikan, penelitian dan kepada Allah SWT dalam
konsultasi Aktualisasi kerja yang kondusif pengabdian masyarakat yang memberikan pelayanan
dengan mentor menunjang kesehatan yang akan
- Dokumentasi foto saat 2. Adaptif : pelayanan kesehatan prima menghasilkan hidayah
konsultasi, Bertindak proaktif untuk sehingga dapat
- Hasil kesepakatan meminta jadwal konsultasi dipertanggungjawabkan
berupa hari dan tanggal kepada Illahi.
3. Kolaboratif :
Membangun kerjasama S : Menerapkan senyum,
yang sinergis dengan salam, sapa, sesuai dengan
harapan bekerjasama nilai organisasi
secara sinergis untuk
mendapatkan hasil yang
lebih baik

2
2. Koordinasi Dengan Mendapatkan izin dan Berorientasi Pelayanan : Misi ke – 4 : Mengembangkan S : Sabar, Santun, sopan
Kepala ruangan Jadwal melakukan Menghubungi Kepala kemitraan dalam bidang serta senyum adalah sikap
ICCU Terkait kegiatan aktualisasi ruangan ICCU untuk Yankes,dan pengembangan yang kami terapkan pada
Pelaksanaan meminta ijin terkait SDM rumah sakit. setiap pelayanan
Aktualisasi pelaksanaan aktualisasi

Akuntabel :
Menyampaikan maksud dan
tujuan dengan penuh
tanggung jawab

Harmonis : Menjaga
keharmonisan dengan
petugas ruang rawat inap
iccu dengan menggunakan
Bahasa yang baik dan sopan

Kolaboratif :
Berkolaborasi dengan
sesama profesi

2 Mempersiapkan Bahan 1. Mempersiapkan bahan Lembar Survei Akuntabel : Mencari Misi ke – 5 : I : Ilmiah yang dijiwai
Media dan Lembar survei Sumber literatur dengan Melaksanakan proses keimanan dan ketaqwaan
Survey penuh tanggung jawab pendidikan, penelitian dan kepada Allah SWT dalam

2
pengabdian masyarakat yang
menunjang pelayanan
kesehatan prima.

Misi ke – 6 : memberikan pelayanan


Kompeten : Menambah Meningkatkan mutu kesehatan yang akan
wawasan untuk pelayanan kesehatan yang menghasilkan hidayah
meningkatkan berbasis pada sistem sehingga dapat
pengetahuan mencari informasi terpadu dipertanggungjawabkan
sumber media edukasi dan kepada Illahi.
survey
K : Kualitas pelayanan
yang kami berikan
adalah terbaik untuk
kesembuhan pasien.
2. Konsultasi dengan 1. Masukkan dari mentor Berorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan I : Ilmiah yang dijiwai
mentor perihal bahan perihal draft media Melakukan perbaikan tiada proses pendidikan, penelitian keimanan dan ketaqwaan
survey edukasi dan bahan henti dengan konsultasi dan pengabdian masyarakat kepada Allah SWT dalam
survey bersama mentor. yang menunjang pelayanan memberikan pelayanan
2. Persetujuan mentor kesehatan prima. kesehatan yang akan
perihal media edukasi Harmonis : menghasilkan hidayah
dan survey Berkomunikasi bersama Misi ke – 6 : sehingga dapat
mentor membangun Meningkatkan mutu dipertanggungjawabkan
lingkungan kerja kondusif pelayanan kesehatan yang kepada Illahi.
berbasis pada sistem K : Kualitas pelayanan yang
Adaptif : Cepat informasi terpadu kami berikan adalah terbaik
menyesuaikan diri untuk kesembuhan pasien.
dengan masukan dari Misi ke – 3 : Meningkatkan
mentor ketersediaan sarana dan
prasarana pelayanan
Kolaboratif : Kolaborasi kesehatan yang berkualitas.
bersama mentor

2
3. Membuat bahan survei - Terbuatnya Bahan survey membentuk sonergi dalam
pencapaian tujuan
aktualisasi

3 Melaksanakan Kegiatan 1. Melaksanakan Kegiatan - Mengetahui sejauh Berorientasi Pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan K : Kualitas pelayanan yang
Pre Test pre test untuk petugas mana pemahaman Memahami dan memenuhi proses pendidikan, penelitian kami berikan adalah terbaik
ICCU tentang resiko petugas kebutuhan masyarakat dan pengabdian masyarakat untuk kesembuhan pasien.
jatuh - Hasil Post test yang menunjang pelayanan
Terdapat foto Kompeten : kesehatan prima.
kegiatandan hasil Melaksanakan tugas
Pre-test dengan kualitas terbaik

Adaptif : Terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas

4 Melakukan Sosialisasi 1. Melakukan sosialisasi Terdapat foto kegiatan Beorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan S : Sabar, Santun, sopan
ulang tentang assessment dengan pembacaan Memberikan penyuluhan proses pendidikan, penelitian serta senyum adalah sikap
resiko Jatuh SOP dengan prinsip 5S, bersikap dan pengabdian masyarakat yang kami terapkan pada
ramah, interaktif yang menunjang pelayanan setiap pelayanan.
kesehatan prima.
Akuntabel :
Menyampaikan materi
dengan penuh tanggung

2
jawab Misi ke – 2 : Meningkatkan I : Ilmiah yang dijiwai
kualitas dan kuantitas SDM keimanan dan ketaqwaan
Kompeten : yang profesional. kepada Allah SWT dalam
Melaksanakan memberikan pelayanan
penyuluhan dengan kesehatan yang akan
kualitas terbaik menghasilkan hidayah
sehingga dapat
Loyal : Menjaga nama dipertanggungjawabkan
baik atasan, mentor kepada Illahi.
dengan memberikan
penyuluhan dengan baik

Adaptif : Bersikap
proaktif dalam proses
edukasi
2. Melakukan Sosilaisasi Terdapat foto kegiatan Beorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan S : Sabar, Santun, sopan
dengan media Leaflet, Memberikan penyuluhan proses pendidikan, penelitian serta senyum adalah sikap
dan video dengan prinsip 5S, bersikap dan pengabdian masyarakat yang kami terapkan pada
ramah, interaktif yang menunjang pelayanan setiap pelayanan.
kesehatan prima. K : Kualitas pelayanan yang
Akuntabel : Misi ke – 3 : Meningkatkan kami berikan adalah terbaik
Menyampaikan materi ketersediaan sarana dan untuk kesembuhan pasien.
dengan penuh tanggung prasarana pelayanan
jawab
Loyal : Menjaga nama
baik atasan, mentor
dengan memberikan
penyuluhan dengan baik

Kompeten :
Melaksanakan
penyuluhan dengan
kualitas terbaik

2
3. Memberikan Post-test Terdapat foto kegiatan Beorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan S : Sabar, Santun, sopan
setelah penyuluhan dan hasil Post-test Memberikan penyuluhan proses pendidikan, penelitian serta senyum adalah sikap
dengan prinsip 5S, bersikap dan pengabdian masyarakat yang kami terapkan pada
ramah, interaktif yang menunjang pelayanan setiap pelayanan.
kesehatan prima. K : Kualitas pelayanan yang
Akuntabel : kami berikan adalah terbaik
Menyampaikan materi untuk kesembuhan pasien.
dengan penuh tanggung
jawab

Kompeten :
Melaksanakan
penyuluhan dengan
kualitas terbaik

5 Evaluasi dan Pembuatan 1. Menganalisa hasil yang Tersusun hasil analisa Akuntabel : Misi ke – 5 : Melaksanakan I : Ilmiah yang dijiwai
Laporan Hasil Aktualisasi didapatkan dari evaluasi Melaksanakan tugas proses pendidikan, penelitian keimanan dan ketaqwaan
pertanyaan Pre-test dan dengan berintegritas dan pengabdian masyarakat kepada Allah SWT dalam
Post-test Penyuluhan dan tinggi yang menunjang pelayanan memberikan pelayanan
Hasil Survey kesehatan prima. kesehatan yang akan
Kompeten : menghasilkan hidayah
Melaksanakan tugas sehingga dapat
dengan kualitas terbaik dipertanggungjawabkan
kepada Illahi.
Adaptif :
Bertindak proaktif

2
2. Membuat laporan akhir Terbentuk laporan akhir Akuntabel : I : Ilmiah yang dijiwai
setelah kegiatan Melaksanakan tugas keimanan dan ketaqwaan
terlaksana dengan berintegritas kepada Allah SWT dalam
tinggi memberikan pelayanan
kesehatan yang akan
Kompeten : menghasilkan hidayah
Melaksanakan tugas sehingga dapat
dengan kualitas terbaik dipertanggungjawabkan
kepada Illahi.
Adaptif :
Bertindak proaktif
3. Konsultasi Kepada Terbentuk Notulensi Hasil Akuntabel : Misi kedua, melahirkan I : Ilmiah yang dijiwai
Mentor Tentang Hasil Konsultasi Melaksanakan tugas manusia yang berbudaya, keimanan dan ketaqwaan
Evaluasi dan Laporan dengan berintegritas berkualitas, bahagia dan kepada Allah SWT dalam
Akhir tinggi produktif melalui memberikan pelayanan
peningkatan pelayanan kesehatan yang akan
Kompeten : publik yang inovatif; menghasilkan hidayah
Melaksanakan tugas sehingga dapat
dengan kualitas terbaik dipertanggungjawabkan
kepada Illahi.
Adaptif :
Bertindak proaktif

2
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN
(BerAKHLAK)
Tabel 3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 perMP

1. Berorientasi Pelayanan 1 1 1 3 0 6

2. Akuntabel 2 2 0 3 3 10

3. Kompeten 2 2 1 3 3 11

4. Harmonis 2 1 0 0 0 3

5. Loyal 1 0 0 2 0 3

6. Adaptif 1 1 1 1 3 7

6. Kolaboratif 2 1 0 0 0 3

Jumlah Aktualisasi per 11 8 3 12 9 43


Kegiatan

2
BAB IV
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

No. September Oktober


Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 10 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5
1. Konsultasi Bersama
Mentor Perihal
Aktualisasi
2. Mempersiapkan
Bahan Media Edukasi
dan Lembar
Survey
3. Melaksanakan
Kegiatan Pre Test
4. Melakukan Sosialisasi
ulang tentang
assessment resiko
Jatuh
Post Test serta
observasi keterisian
assessment resiko
jatuh
5. Evaluasi dan
Pembuatan Laporan
Hasil Aktualisasi

2
BAB V
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini dibuat untuk menyelesaikan isu utama yang telah ditentukan dan

didiskusikan bersama dengan mentor penulis. Isu utama tersebut adalah “Belum Optimalnya

Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh di Ruangan ICCU . Untuk menyelesaikan isu tersebut

penulis memberikan gagasan kreatif berupa Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh

Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler di Ruang ICCU RSUD Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat.

Rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan dan kesalahan yang dibuat

oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar

aktualisasi dapat dijalankan dengan baik oleh penulis dan penulis juga dapat mengimplementasikan nilai-

nilai dasar ASN di lingkungan kerja dengan baik.

2
REFERENSI

Http://scholar.unand.ac.id › (2022, 22 Agustus). Contoh Latar Belakang Resiko Jatuh Keputusan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 35 Tahun 2019 Tentang
Jabatan dan Uraian tugas Perawat.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Berorietnasi Pelayanan.
Jakarta: Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Akuntabel. Jakarta:
Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Kompeten. Jakarta:
Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Harmonis. Jakarta:
Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Loyal. Jakarta:
Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Adaptif. Jakarta:
Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.2021. Modul Kolaboratif. Jakarta:
Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Rancangan Aktualisasi dr. Ilham Roni. 2022. Bandung

Anda mungkin juga menyukai