Disusun oleh :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
NDH 11
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
Disusun oleh :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
NDH 11
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
Mengetahui Menyetujui
Coach Mentor
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
NDH 11
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
Mengetahui Menyetujui
Coach Mentor
Penguji
Nurshiddieq, S.Sos.,M.Pd
NIP.197302181998031003
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Penerapan Dan Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Cardiovaskular Di Ruang Cardiac Intensif Care Unit RSUD AL IHSAN Bandung "
dengan lancar dan tepat waktu.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Hery Antasari, S.T., M.Dev.Plg, Selaku Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat;
2. Ibu Aam Amalia S.Kep.,Ners . selaku mentor yang telah meluangkan waktu, membimbing,
memberikan arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan rancangan
aktualisasi;
3. Lina Marlina SST MPSSp. selaku coach yang telah memberikan arahan, semangat,
danmasukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi;
4. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan arahan serta pemahaman
terkait nilai-nilai dasar ASN untuk dapat digunakan sebagai proses internalisasi dan aktualisasi
di unit kerja;
5. Para pendamping kelas dan seluruh Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Provinsi
Jawa Barat Tahun 2022;
6. Istri tercinta Wulan Sari dan anak tercinta Tanisha Nurzahsy Iskandar yang telah memberikan
doa, nasihat, dan semangat;
7. Seluruh rekan kerja di RSUD Al Ihsan tempat penulis bekerja yang telah bersedia memberikan
ilmu dan masukan bagi penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
8. Seluruh rekan-rekan CPNS pada kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 15 terutama
teman-teman di kelompok 2. Beserta rekan-rekan CPNS seperjuangan di RSUD Al Ihsan.
Dalam penulisan rancangan aktualisasi ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun dan memotivasi
penulis agar dapat menjalankan aktualisasi dengan baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi
terhadap citra sebuah rumah sakit sehingga perlu untuk melakukan evaluasi atas pelayanan
mendedikasikan diri dalam peningkatan kualitas dan keselamatan kesehatan di dunia. Indonesia
telah mencanangkan Gerakan Nasional Keselamatan Pasien (GNKP) rumah sakit oleh Menteri
Kesehatan RI sejak bulan agustus tahun 2005. Selanjutnya dibentuk Komite Akreditasi Rumah
Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) yang terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit. KTD dapat
bermula dari Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian
Tidak Cedera (KTC).KTD meliputi pasien jatuh hingga kejadian sentinel. KTD disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang
tepat, penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat dan lain-lain (Nursalam, 2015).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Foster & Rose (dalam jurnal Yulia 2010) di
1
pasien, didapatkan KTD sebanyak 24 kasus (6%), KTD dapat dicegah 17 kasus (71%), KTD
tidak dapat dicegah 6 kasus (25%), dan perpanjangan masa perawatan 15 kasus (62%).
Amerika Serikat juga menerbitkanpelaporan bahwa jumlah KTD di RS Colorado sebanyak 2,9
% dimana 6,6% meninggal dan KTD di New York Sebesar 3,7% dengan angka kematian
sebesar 13,6% (Suparna, 2015). Sedangkan penelitian yang dilakukan Mustikawati (2011)
menyebutkan laporan insiden keselamatan pasien berdasarkan provinsi pada tahun 2007
ditemukan di DKI Jakarta 37,9%, JawaTengah 15,9%, DIY 13,8%, Jawa Timur 11,7%,
pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang meliputi dan tercapainya hal-hal sebagai berikut,
obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,
pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan resiko pasienjatuh.
Resiko jatuh adalah peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan
bahaya fisik (Wilkinson, 2011). Penilaian pencegahan pasien jatuh terdiri dari Humpty
Dumpty pada anak-anak, Penilaian Geriatri pada lansia dan morse fall score (MFS) pada
2
pengkajian resiko jatuh skala morse bertujuan untuk menentukan besar resikoatau kerentanan
Pengkajian resiko jatuh skala morse dilakukan dengan cara mengisi format pengkajian
dengan melakukan cecklist untuk menentukan nilai besaran berdasarkan variabel atau
indikator penilaian resiko dan dilaksanakan mulai dari pasien masuk rumah sakit hingga keluar
sesuai perkembangan pasien. Untuk melakukan pengkajian resiko jatuh skala morse
dibutuhkan pengetahuan yang baik bagi perawat. Pengetahuan perawat tentang pengkajian
resiko jatuh sangat menentukan dalam pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien
(Nursalam, 2015).
namun, tidak selamanya pengetahuan seseorang dapat menghindarkan dirinya dari kejadian
yang tidak diinginkan. Misalnya perawat yang pengetahuannya baik tidak selamanya
melaksanakan tindakan keselamatan pasien dengan baik karena segala tidakan yang dilakukan
beresiko untuk terjadi kesalahan Notoatmodjo (dalam jurnal Oktaviani dkk, 2015).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa optimalisasi berasal dari
kata optimal artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik atau
paling tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan ICCU di dapatkan data bahwa
dalam aplikasinya penerapan manajemen resiko assessment pencegahan resiko jatuh masih
belum optimal. Misalnya dalam pelaksanaannya masih ada format yang belum terisi tentang
assessment resiko jatuh, juga berdasarkan persentase dalam pengisiaan assessment resiko jatuh
ini berdasarkan hasil pengamatan penulis selama berdinas di ruangan tersebut yakni sekitar 75-
90 %.
penerapan sehari hari pengisian assement resiko jatuh sangatlah penting agar dapat
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada rancangan aktualisasi ini adalah agar tidak terjadinya resiko kesakitan yang
terjadi akibat jatuh/cedera, sehingga dengan penilaian awal resiko jatuh dapat meminimalisir
angka kesakitan yang terjadi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada rancangan aktualisasi ini adalah agar para pelaksana pemberi layanan dalam
hal ini perawat dapat dengan sadar mengisi form resiko jatuh sebagai dasar meminimalisir resiko
cedera yang ada.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pada aktualisasi ini yaitu pada ruang Intensif Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Al
ihsan Bandung yang akan di laksanakan mulai tanggal 1 September 2022 s.d 05 Oktober 2022 dengan
fokus pada kesadaran perawat dalam melaksanakan atau mengisi formular resiko jatuh /assessment
resiko jatuh pada ruangan tersebut.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
D. Profil Instansi
RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat yang terletak di Jalan Kiastramanggala, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung. Lahirnya Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan diawali dengan penghimpunan dana hak
amilin BAZIS Jawa Barat yang kemudian didukung oleh bantuan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat dan para donator berubah menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLU)
5
1. Visi Jawa Barat
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.
I : Ilmiah yang dijiwai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam
6
memberikan pelayanan kesehatan yang akan menghasilkan hidayah sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada Illahi.
K : Kualitas pelayanan yang kami berikan adalah terbaik untuk kesembuhan pasien.
H : Hemat dan efisien dalam memenuhi proses penyembuhan pasien dalam hal biaya
dantenaga.
L : Lancar dalam setiap pelayanan.
A : Asri dan Aman lingkungan tempat pasien dirawat sehingga pasien merasa
nyaman.
S : Sabar, Santun, sopan serta senyum adalah sikap yang kami terapkan pada setiap
pelayanan.
6. Tugas Dan Fungsi Rumah Ssakit Umum Daerah Al Ihsan
a. Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Al ihsan
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas
7
7. Struktur Organisasi
8
E. Profil Peserta
1. Identitas Peserta
Penulis merupakan seorang pesetra Latsar CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
Jabatan yang di lamar adalah perawat terampil. Berikut biodata penulis :
Nama : Dede Yogi Iskandar
NIP 199212112022031011
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi 11 Desember 1992
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Diploma Keperawatan
Asal Universitas : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani cimahi
9
n. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
o. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
p. Melakukan perawatan luka; dan
q. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
F. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara professional sebagai pelayan publik menurut
Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dibutuhkan 7 nilai-nilai dasar profesi ASN,
yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif (BerAKHLAK). Berikut uraian lebih lanjut dari nilai-nlai dasar ASN tersebut.
a. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Berorientasi
pelayanan memiliki definisi memberikan pelayanan prima demi kepuasan pasien. Dengan
kata kunci responsivitas, kualitas dan kepuasan masyarakat. Panduan perilaku berorientasi
pelayanan diantaranya :
Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
Melakukan perbaikan tiada henti
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai atas kepercayaan yang
diberikan. Hal ini merujuk pada kewajiban setiap individu,kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama
yaitu sebagai peran demokrasi untukmenyediakan kontrol demokratis, peran konstitusional
untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan peran belajar untuk
meningkatkan efisiensi danefektivitas. Panduan perilaku akuntabel dapat dilakukan antara lain :
Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas
tinggi.
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien.
Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
Kompeten berarti terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Berikut panduan
1
perilaku kompeten :
d. Harmonis
Harmonis memiliki arti saling peduli dan menghargai perbedaan. Penerapan sikap berperilaku
yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya saja berlaku untuk
sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku
ini bisa ditunjukkan dengan :
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Suka menolong orang lain
Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nila yang terdapat dalam Core Values ASN yangdimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku. Panduan perilaku yang dilakukan antara lain :
Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang sah.
Menjaga nama naik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara.
Menjaga rahasia jabatan dan negara
1
f. Adaptif
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan.
Dengan kemampuan adaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Contoh Panduan perilaku yang
dilakukan antara lain :
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Bertindak proaktif
g. Kolaboratif
Kolaboratif memiliki arti membangun kerjasama yang sinergis dengan harapan bekerjasama
secara sinergis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Contoh perilaku kolaboratif
diantaranya :
Memberi kesempayan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
1
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi dan penetapan isu selama penulis
bertugas di RSUD Al Ihsan. Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan, terdapat tiga isu
yang diangkat yaitu belum optimalnya pelaksanaan assessment resiko jatuh, belum optimalnya
pemilahan sampah medis dan non medis, serta belum optimalnya tingkat kepatuhan cuci tangan
five moments.
1. Isu Ke-1
“Belum Optimalnya Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh”
asessment resiko jatuh bagi pasien yang memasuki ruang rawat inap
sangatlah penting di lakukan, hal ini bertujuan untuk menilai tingkat resiko yang mungkin terjadi.
Penilaian indikator tentang resiko jatuh dilakukan melalui form resiko jatuh, dimana Morse Fall
Score (MFS) untuk dewasa dan Humty dumpty untuk anak. Biasanya penilaian resiko jatuh di
Fakta di lapangan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan inap
ICCU (Intensif Cardiac Care Unit ) menunjukan bahwa tingkat pelaksanaan form resiko jatuh
masih di bilang belum optimal, menurut beliau masih ada pemberi layanan dalam hal ini rekan
perawat yang harus selalu di ingatkan dalam pengisiannya. Berdasarkan hasil pengamatan
adanya peningkatan kasus kejadian potensial cedera (KPC), kejadian nyaris cedera (KNC),
Dan ini pun tidak sesuai dengan core values BerAKHLAK pada point Berorientasi pada
pelayanan, Akuntable, Kompeten dimana dari ketiga core values tersebut kita dituntut
2. Isu Ke-2
Dalam pelaksanaan sehari hari tidak bisa di pungkiri pemilahan sampah medis non medis di
beberapa ruang perawatan RSUD AL Ihsan masih belum optimal, hal ini di buktikan dengan masih
tercampurnya sampah yang seharusnya masuk ke kantong kuning (medis) malah masuk ke kantong
hitam (non Medis ) begitu pun sebaliknya. Salah satu contoh nya di ruang X masih di temukan
pembuangan botol infus ke kantong plastik hitam, begitu sebaliknya masih di temukan sisa plastik
1
inap ICCU (Intensif Cardiac Care Unit ) menunjukan bahwa masih sering di temukannya
pembuangan sampah yang tidak tepat sehingga akan menimbulkan cost yang berlebih yang di
Dampak yang terjadi apabila hal ini tidak terselesaikan atau tidak di tangani maka akan terjadi
berlebihnya cost yang di keluarkan pihak rumah sakit untuk membayar sampah tersebut terlebih
3. Isu Ke-3
melalui dua metode yaitu dengan sabun dan air mengalir (Handwash) selama 40-60 detik atau
dengan alcohol (handscrub) selama 20-30 detik, tujuanya yaitu memutus mata rantai bakteri atau
virus yang ada di tangan kita. Sementara five moment di instansi Kesehatan adalah :
Fakta yang di dapatkan di lapangan adalah masih adanya tenaga medis atau paramedis yang
melupakan/ melewatkan hal demikian, walaupun hanya beberapa moment yang mereka lewatkan.
Sering kali menemukan fakta di lapangan biasanya paramedis lupa cuci tangan setelah point
kontak dengan lingkungan pasien. Dampaknya apabila ini menjadi kebiasaan maka akan
merugikan pasien karena seperti yang kita ketahui bahwasanya penularan infeksi yang paling
analisis menggunakan USG (Urgency, Seriousness, & Growth). Metode USG merupakan
salah satu alat yang digunakan untuk Menyusun isu prioritas yang akan
1
diselesaikan. Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan
perkembangan isu dengan menggunakan angka skala angka (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor
tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang akan segera diselesaikan.
1
Tabel 3.4 Deskripsi Kriteria Growth
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
Sangat Cepat Isu yang ada dapat sangat cepat memburuk dan
5
Memburuk memberikan dampak besar bagi organisasi
Isu yang ada dapat cepat memburuk dan memberikan
4 Cepat Memburuk
dampak besar bagi organisasi
Cukup Cepat Isu yang ada cukup cepat memburuk dan memberikan
3
Memburuk dampak besar bagi organisasi
Kurang Cepat Isu yang ada kurang cepat memburuk dan memberikan
2
Memburuk dampak besar bagi organisasi
Tidak Cepat Isu yang ada tidak cepat memburuk dan memberikan
1
Memburuk dampak besar bagi organisasi
Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut : “Belum
Fishbone diagram berupa memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang
terkait. Beberapa kategori penyebab isu dalam Fishbone diagram ini antara lain Man
(SumberDaya Manusia), Material (Bahan Baku), dan Method (Metode). Hasilnya dirumuskan
sebagai berikut :
1
Berdasarkan Teknik analisis isu menggunakan Fishbone, ditemukan penyebab dari belum
optimalnya pelaksanaan assessment resiko jatuh, yaitu :
Man :
Jumlah Petugas yang terbatas mengakibatkann tingginya beba kerja petugas
sehingga belum optimal dalam pelaksanaannya, idealnya di ruangan intensif
maksimal petugas dalam memberikan layanan yaitu 2 orang atau 1 perawat
merawat 2 orang pasien.
Kurangnya tingkat kesadaran petugas, ini di akibatkan oleh beban kerja yang
tinggi sehinga dalam pelaksanaanya kurang optimal.
Methode
Tidak dilaksanakannya segera assessment resiko jatuh, ini di sebabkan oleh
tingkat kesadaran dari petugas yang kurang, tingkat kesadaran ini didasarkan
kemampuan petugas yang masih kurang yang di sebabkan karena belum
tersosialisasinya tentang manajement resiko jatuh
Belum tersosialisasinya tentang pemaparan resiko jatuh dapat menyebabkan
kemampuan kurang sehingga mengakibatkan kurangnya kesadaran.
Material
Banyaknya formulir dalam satu status pasien yang harus di isi menyebab
kanbelum terlaksananya secara optimal assessment resiko jatuh.
1
Sosialisasi dalam melaksanaan assessment resiko jatuh merupakan perwujudan dari Smart
Governance yang bertujuan mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja
birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik yang transparan, akuntabel,
efektif,efisien, inovatif serta berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
1
E. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Pelaksana/Terampil Perawat pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat UPTD RSUD Al Ihsan
Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh Pada Pasien Di Ruang ICCU
2. Belum Optimalnya Pemilahan Sampah Medis dan Non Medis Di Ruangan
3. Belum Optimalnya tingkat kepatuhan cuci tangan five moments
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1 Konsultasi Bersama Mentor 1. Menghubungi mentor Output : Misi ke – 5 : I : Ilmiah yang dijiwai
Perihal Aktualisasi untuk menjadwalkan - Kesepakatan 1. Harmonis : Melaksanakan proses keimanan dan ketaqwaan
pertemuan konsultasi pertemuan dan Membangun lingkungan pendidikan, penelitian dan kepada Allah SWT dalam
konsultasi Aktualisasi kerja yang kondusif pengabdian masyarakat yang memberikan pelayanan
dengan mentor menunjang kesehatan yang akan
- Dokumentasi foto saat 2. Adaptif : pelayanan kesehatan prima menghasilkan hidayah
konsultasi, Bertindak proaktif untuk sehingga dapat
- Hasil kesepakatan meminta jadwal konsultasi dipertanggungjawabkan
berupa hari dan tanggal kepada Illahi.
3. Kolaboratif :
Membangun kerjasama S : Menerapkan senyum,
yang sinergis dengan salam, sapa, sesuai dengan
harapan bekerjasama nilai organisasi
secara sinergis untuk
mendapatkan hasil yang
lebih baik
2
2. Koordinasi Dengan Mendapatkan izin dan Berorientasi Pelayanan : Misi ke – 4 : Mengembangkan S : Sabar, Santun, sopan
Kepala ruangan Jadwal melakukan Menghubungi Kepala kemitraan dalam bidang serta senyum adalah sikap
ICCU Terkait kegiatan aktualisasi ruangan ICCU untuk Yankes,dan pengembangan yang kami terapkan pada
Pelaksanaan meminta ijin terkait SDM rumah sakit. setiap pelayanan
Aktualisasi pelaksanaan aktualisasi
Akuntabel :
Menyampaikan maksud dan
tujuan dengan penuh
tanggung jawab
Harmonis : Menjaga
keharmonisan dengan
petugas ruang rawat inap
iccu dengan menggunakan
Bahasa yang baik dan sopan
Kolaboratif :
Berkolaborasi dengan
sesama profesi
2 Mempersiapkan Bahan 1. Mempersiapkan bahan Lembar Survei Akuntabel : Mencari Misi ke – 5 : I : Ilmiah yang dijiwai
Media dan Lembar survei Sumber literatur dengan Melaksanakan proses keimanan dan ketaqwaan
Survey penuh tanggung jawab pendidikan, penelitian dan kepada Allah SWT dalam
2
pengabdian masyarakat yang
menunjang pelayanan
kesehatan prima.
2
3. Membuat bahan survei - Terbuatnya Bahan survey membentuk sonergi dalam
pencapaian tujuan
aktualisasi
3 Melaksanakan Kegiatan 1. Melaksanakan Kegiatan - Mengetahui sejauh Berorientasi Pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan K : Kualitas pelayanan yang
Pre Test pre test untuk petugas mana pemahaman Memahami dan memenuhi proses pendidikan, penelitian kami berikan adalah terbaik
ICCU tentang resiko petugas kebutuhan masyarakat dan pengabdian masyarakat untuk kesembuhan pasien.
jatuh - Hasil Post test yang menunjang pelayanan
Terdapat foto Kompeten : kesehatan prima.
kegiatandan hasil Melaksanakan tugas
Pre-test dengan kualitas terbaik
Adaptif : Terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas
4 Melakukan Sosialisasi 1. Melakukan sosialisasi Terdapat foto kegiatan Beorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan S : Sabar, Santun, sopan
ulang tentang assessment dengan pembacaan Memberikan penyuluhan proses pendidikan, penelitian serta senyum adalah sikap
resiko Jatuh SOP dengan prinsip 5S, bersikap dan pengabdian masyarakat yang kami terapkan pada
ramah, interaktif yang menunjang pelayanan setiap pelayanan.
kesehatan prima.
Akuntabel :
Menyampaikan materi
dengan penuh tanggung
2
jawab Misi ke – 2 : Meningkatkan I : Ilmiah yang dijiwai
kualitas dan kuantitas SDM keimanan dan ketaqwaan
Kompeten : yang profesional. kepada Allah SWT dalam
Melaksanakan memberikan pelayanan
penyuluhan dengan kesehatan yang akan
kualitas terbaik menghasilkan hidayah
sehingga dapat
Loyal : Menjaga nama dipertanggungjawabkan
baik atasan, mentor kepada Illahi.
dengan memberikan
penyuluhan dengan baik
Adaptif : Bersikap
proaktif dalam proses
edukasi
2. Melakukan Sosilaisasi Terdapat foto kegiatan Beorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan S : Sabar, Santun, sopan
dengan media Leaflet, Memberikan penyuluhan proses pendidikan, penelitian serta senyum adalah sikap
dan video dengan prinsip 5S, bersikap dan pengabdian masyarakat yang kami terapkan pada
ramah, interaktif yang menunjang pelayanan setiap pelayanan.
kesehatan prima. K : Kualitas pelayanan yang
Akuntabel : Misi ke – 3 : Meningkatkan kami berikan adalah terbaik
Menyampaikan materi ketersediaan sarana dan untuk kesembuhan pasien.
dengan penuh tanggung prasarana pelayanan
jawab
Loyal : Menjaga nama
baik atasan, mentor
dengan memberikan
penyuluhan dengan baik
Kompeten :
Melaksanakan
penyuluhan dengan
kualitas terbaik
2
3. Memberikan Post-test Terdapat foto kegiatan Beorientasi pelayanan : Misi ke – 5 : Melaksanakan S : Sabar, Santun, sopan
setelah penyuluhan dan hasil Post-test Memberikan penyuluhan proses pendidikan, penelitian serta senyum adalah sikap
dengan prinsip 5S, bersikap dan pengabdian masyarakat yang kami terapkan pada
ramah, interaktif yang menunjang pelayanan setiap pelayanan.
kesehatan prima. K : Kualitas pelayanan yang
Akuntabel : kami berikan adalah terbaik
Menyampaikan materi untuk kesembuhan pasien.
dengan penuh tanggung
jawab
Kompeten :
Melaksanakan
penyuluhan dengan
kualitas terbaik
5 Evaluasi dan Pembuatan 1. Menganalisa hasil yang Tersusun hasil analisa Akuntabel : Misi ke – 5 : Melaksanakan I : Ilmiah yang dijiwai
Laporan Hasil Aktualisasi didapatkan dari evaluasi Melaksanakan tugas proses pendidikan, penelitian keimanan dan ketaqwaan
pertanyaan Pre-test dan dengan berintegritas dan pengabdian masyarakat kepada Allah SWT dalam
Post-test Penyuluhan dan tinggi yang menunjang pelayanan memberikan pelayanan
Hasil Survey kesehatan prima. kesehatan yang akan
Kompeten : menghasilkan hidayah
Melaksanakan tugas sehingga dapat
dengan kualitas terbaik dipertanggungjawabkan
kepada Illahi.
Adaptif :
Bertindak proaktif
2
2. Membuat laporan akhir Terbentuk laporan akhir Akuntabel : I : Ilmiah yang dijiwai
setelah kegiatan Melaksanakan tugas keimanan dan ketaqwaan
terlaksana dengan berintegritas kepada Allah SWT dalam
tinggi memberikan pelayanan
kesehatan yang akan
Kompeten : menghasilkan hidayah
Melaksanakan tugas sehingga dapat
dengan kualitas terbaik dipertanggungjawabkan
kepada Illahi.
Adaptif :
Bertindak proaktif
3. Konsultasi Kepada Terbentuk Notulensi Hasil Akuntabel : Misi kedua, melahirkan I : Ilmiah yang dijiwai
Mentor Tentang Hasil Konsultasi Melaksanakan tugas manusia yang berbudaya, keimanan dan ketaqwaan
Evaluasi dan Laporan dengan berintegritas berkualitas, bahagia dan kepada Allah SWT dalam
Akhir tinggi produktif melalui memberikan pelayanan
peningkatan pelayanan kesehatan yang akan
Kompeten : publik yang inovatif; menghasilkan hidayah
Melaksanakan tugas sehingga dapat
dengan kualitas terbaik dipertanggungjawabkan
kepada Illahi.
Adaptif :
Bertindak proaktif
2
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN
(BerAKHLAK)
Tabel 3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 perMP
1. Berorientasi Pelayanan 1 1 1 3 0 6
2. Akuntabel 2 2 0 3 3 10
3. Kompeten 2 2 1 3 3 11
4. Harmonis 2 1 0 0 0 3
5. Loyal 1 0 0 2 0 3
6. Adaptif 1 1 1 1 3 7
6. Kolaboratif 2 1 0 0 0 3
2
BAB IV
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
2
BAB V
PENUTUP
Rancangan aktualisasi ini dibuat untuk menyelesaikan isu utama yang telah ditentukan dan
didiskusikan bersama dengan mentor penulis. Isu utama tersebut adalah “Belum Optimalnya
Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh di Ruangan ICCU . Untuk menyelesaikan isu tersebut
penulis memberikan gagasan kreatif berupa Optimalisasi Pelaksanaan Asessment Resiko Jatuh
Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler di Ruang ICCU RSUD Al Ihsan
Rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan dan kesalahan yang dibuat
oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar
aktualisasi dapat dijalankan dengan baik oleh penulis dan penulis juga dapat mengimplementasikan nilai-
2
REFERENSI