Dosen Pembimbing
dr. Nur Meity, M. Med., Ed
Kelompok 2 (Dua)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan kelompok ini.
Tak lupa kami mengirimkan Salawat serta Salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam besertakeluarga dan sahabat bahkan kepada kita sebagai umatnya yang
InsyaaAllah setia hingga akhir zaman.
Selain sebagai tugas laporan kelompok tahun akademik 2022, laporan ini juga disusun sebagai
salah satu bahan informasi bagi setiap pembaca dalam peningkatan atau menambah referensi dari segi
sosial dan ilmiahnya.Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
hingga terselesaikannya laporan ini.
Jika dalam pembuatan atau penulisan laporan ini terdapat kekeliruan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1. Skenario ................................................................................................................................. 1
1.2. Terminologi ........................................................................................................................... 2
1.3. Kalimat Kunci......................................................................................................................... 2
1.4. Pertanyaan.............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 4
1.
2.
2.1. Analisa Pertanyaan................................................................................................................. 4
A. Isu HAM dalam Skenario dan Pembidangan HAM......................................................... 4
B. Isu HAM menurut Hak atas Kesehatan berdasarkan Instrumen HAM Internasional dan
Nasional..........................................................................................................................
5
C. Daftar Tilik Empat Elemen Ha katas Kesehatan............................................................. 8
D. Daftar Tilik 3 Kewajiban Minimun Negara..................................................................... 11
E. Kasus HAM dalam Pandangan Islam.............................................................................. 14
1.1 SKENARIO
Kecamatan Lorei terletak di wilayah Kabupaten Donggala dan merupakan salah satu wilayah
terpencil disebabkan oleh keadaan wilayah di sekitarnya. Kecamatan Lorei ini terletak di tepi pantai
dan untuk mencapainya harus melewati sebuah gunung. Bila hendak bepergian ke kecamatan Lorei
dan tidak berniat untuk menginap, maka disarankan agar meninggalkan kecamatan tersebut sebelum
pukul 12 siang dikarenakan waktu air pasang akan segera dimulai dan jalanan keluar wilayah akan
tenggelam oleh air pasang. Jadi sebenarnya kecamatan Lorei merupakan sebuah pulau kecil yang
terletak di kaki gunung/bukit, cukup tinggi sehingga bisa ditinggali dan terhindar dari air pasang.
Untuk sampai di kecamatan Lorei harus memasuki sebuah kampung di kiri jalan poros Donggala
sejauh ±3 km, lalu melewati gunung dengan jalan tanah yang dibuat seadanya (agak sulit untuk mobil)
dengan gunung serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Sekitar 15 menit di jalanan gunung, lalu 15
menit melewati jalanan tanah lagi yang akan tenggelam bila air pasang setiap harinya. Secara
keseluruhan, wilayah ini hanya berjarak ± 2 jam dari kota Palu yang merupakan ibukota dari Provinsi
Sulawesi Tengah.
Mata pencaharian penduduk kecamatan Lorei adalah nelayan dan penyelam tradisional.
Terpencilnya wilayah akibat jalur transportasi yang kurang memadai mengakibatkan pelayanan dan
fasilitas pendidikan juga kesehatan masih belum memadai di wilayah tersebut sehingga pengetahuan
masyarakat pun masih rendah terkait permasalahan kesehatan yang sering dialami masyarakat wilayah
pesisir dan orang-orang yang melakukan penyelaman tradisional. Di kecamatan Lorei, banyak
anggota masyarakat yang menderita kelumpuhan juga kerusakan gendang telinga yang menurut
mereka disebabkan oleh kutukan hantu laut. Penyakit-penyakit akibat penyelaman yang dialami oleh
masyarakat disebabkan karena ketidaktahuan mereka akan prosedur penyelaman yang lebih aman dan
terjangkau dan juga penanganan cepat dan tepat oleh tenaga kesehatan tidak bisa didapatkan.
Penduduk yang mengalami kelumpuhan banyak yang masih berusia muda sehingga sudah tidak
produktif. Dan akhirnya tindakan yang sama juga dilakukan oleh anak-anak mereka yang telah
menggantikan pekerjaan orang tuanya, bahkan ada anak-anak yang masih berusia 12 tahun, sudah
tidak sekolah, harus bekerja menggantikan orang tuanya dan bisa menyelam sedalam 70 meter tanpa
peralatan penyelaman yang memadai.
Bangunan puskesmas di kecamatan Lorei hanya bisa digunakan diwaktu-waktu tertentu bahkan
lebih sering tidak bisa digunakan karena setengah bangunannya lebih sering terendam air laut setiap
harinya. Akhirnya pelayanan kesehatan lebih sering dilakukan di kantor Balai Desa setempat. Sudah 3
tahun tidak ada Dokter yang bertugas di wilayah tersebut. Yang biasanya membantu pelayanan
kesehatan adalah Bidan Wati yang tinggal di sebuah kampung di pinggir jalan dekat jalan poros di
sekitar wilayah tersebut. Bidan Wati biasa dibantu oleh teman-temannya ketika kuliah yang juga
pernah melakukan penelitian bersama mengenai permasalahan kesehatan masyarakat penyelaman.
Hasil penelitian mereka sudah pernah diajukan kepada pemerintah Provinsi mengenai pentingnya
perhatian dan penanganan terhadap wilayah tersebut khususnya masyarakat tapi belum mendapatkan
respon yang berarti.
1.2 TERMINOLOGI
1. Penyelaman tradisional :
seorang penyelam, dimana menyelam tidak menggunakan alat yang lengkap
tidak menggunakan alat apapun pada saat menyelam
yang menggunakan alat sederhana dari biasanya
penyelam yang hanya mengandalkan tahan nafas pada penyelaman
5 Kurangnya pelayanan Hak tentang tingkat Sudah tiga tahun tidak ada dokter
kesehatan kehidupan yang yang bertugas di wilayah tersebut. Ini
pantas terjadi karena bangunan puskesmas di
kecamatan lorei hanya bisa digunakan
diwaktu-waktu tertentu.
Pasal 29
(1) Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya di mana
dia dapat mengembangkan kepribadiannya dengan bebas dan penuh.
Pasal 28A
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya”.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
Pasal 28F
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
(2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Kesimpulan/ penjelasan: berdasarkan table, bahwa baik fasilitas tenaga kesehatan maupun
pelayanan kesehatannya itu perlu perhatian dan pengawasan dari pemerintah karena daerah
tersebut pelayanan kesehatannya sangat kurang.
KETERJANGKAUAN
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh setiap
v
lapisan masyarakat
2 Pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh kelompok
v
dengan kondisi ekonomi terendah di daerah tersebut
3 Letak pelayanan kesehatan relatif dekat dengan masyarakat v
PENERIMAAN
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Menghormati nilai-nilai sosial budaya masyarakat v
2 Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan etika medis v
3 Menghormati kaum minoritas v
4 Menghormati nilai-nilai individu v
KUALITAS
Tidak
No. Kriteria Ada TIdak
Dibahas
1 Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar minimal v
2 Petugas kesehatan teruji kompetensinya v
3 Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani wanita
yang sedang dalam keadaan hamil, melahirkan, dan v
menyusui
4 Fasilitas kesehatan mampu memberikan pelayanan imunisasi v
5 Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani
sepuluh penyakit terbanyak di daerah tersebut v
Kesimpulan/ penjelasan : dalam scenario, bisa dikatakan bahwa kewajiban negara dalam
melindungi hak-hak rakyatnya belum sempurna dilaksanakan. Pemerintah tidak memberikan
perlindungan dikarenakan susahnya akses jalan menuju ke daerah tersebut.
MENGHORMATI
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Refrain from introducing practices that might impede the
v
poor from seeking medical attention such as user fees
2 Sikap tanpa diskriminasi terhadap kelompok
v
minoritas atau kelompok rentan
3 Tidak menahan atau mispresent informasi mengenai
v
kesehatan yang penting
4 Mengikuti komitmen internasional tanpa mengukur
kemampuan masyarakatnya dalam menyadari hak untuk v
sehatnya
5 Memastikan pembuangan limbah industri dan rumah
tangga ditangani dan dilakukan dengan cara yang tidak v
membahayakan kesehatan pekerja ataupun masyarakat
local
6 Tidak melarang penggunaan pengobatan dan
v
perawatan tradisional yang aman
7 Tidak memasarkan atau mendistribusikan obat-obatan yang
v
tidak aman
MEMENUHI
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Menyediakan fasilitas, barang dan pelayanan kesehatan
v
untuk ibu, anak dan kesehatan reproduksi
1.
2.
3.
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan scenario dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa negara dalam hal ini
lebih ditekankan pada pemerintah setempat baik provinsi, kota, bahkan sampai pemerintah kecamatan
Lorei sendiri itu belum sempurna dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang memegang pilar
sebagai pihak penegak HAM yaitu pemerataan Hak atas Kesehatan pada masyarakat kecamatan Lorei.
Di mana hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai kekurangan baik dari segi tenaga medis,
tenaga kesehatan, dan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan seperti bangunan puskesmas dan
ketersediaan obat-obatan yang belum memadai.
3.2. SARAN
Sehingga upaya pemerintahan dalam pemenuhan/pemerataan pelayanan kesehatan, fasilitas
kesehatan perlu dikembangkan dan diperhatikan sebagaimana yang tertera pada aturan hukum dan
ketentuan yang telah disepakati baik secara nasional maupun internasional, sehingga HAM ini
kedepannya dapat dijangkau oleh semua kalangan warga negara khususnya di daerah yang terpencil
sekaligus.
Yaitu pemerintah Kecamatan Lorei diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut:
Membangun akses jalan terlebih dahulu, sehingga daerah Lorei dapat lebih mudah terjangkau
Kemudian mulai dengan memperbaiki atau memindahkan bangunan Puskesmas agar tidak
tergenang air pasang laut lagi
Menugaskan para petugas medis dan tenaga kesehatan lainnya
Mendistribusikan secara continue fasilitas kesehatan seperti alat kesehatan dan obat-obatan
Memulai program edukasi tentang dampak penyelaman tradisional dengan bekerja sama dengan
sektor kesehatan
Ataupun membuat himbauan ataupun pemberitahuan terkait bagaimana prosedur yang baik
sebagai pekerja penyelam tradisional serta memperkenalkan pekerjaan-pekerjaan lain seperti
pertanian/perkebunan/peternakan sebagai alternatif selain pekerjaan nelayan dan penyelaman.
Tidak lupa juga dengan membangun fasilitas-fasilitas Pendidikan serta pengedukasian tentang
pentingnya pendidikan