Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MODUL II

BLOK BIOETIK DAN HUMANIORA


KESEHATAN DALAM PRESPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

Dosen Pembimbing
dr. Nur Meity, M. Med., Ed

Kelompok 2 (Dua)

Rachman Saputra Hemeto 21777028


Muh. Naufal Subhan Fathullah 21777041
Fiardi Nur Anantama 21777044
Vinni Chintia Sampo 21777002
Nurul Rahmah 21777008
Fadhilah Azkiyah 21777027
Shinta Nur Eka Sari 21777030
Ainun Nisha Tamagola 21777032
Rizka Pratam P. Aminuddin 21777035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan kelompok ini.

Tak lupa kami mengirimkan Salawat serta Salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam besertakeluarga dan sahabat bahkan kepada kita sebagai umatnya yang
InsyaaAllah setia hingga akhir zaman.

Selain sebagai tugas laporan kelompok tahun akademik 2022, laporan ini juga disusun sebagai
salah satu bahan informasi bagi setiap pembaca dalam peningkatan atau menambah referensi dari segi
sosial dan ilmiahnya.Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
hingga terselesaikannya laporan ini.

Jika dalam pembuatan atau penulisan laporan ini terdapat kekeliruan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Palu, Juni 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1. Skenario ................................................................................................................................. 1
1.2. Terminologi ........................................................................................................................... 2
1.3. Kalimat Kunci......................................................................................................................... 2
1.4. Pertanyaan.............................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 4
1.
2.
2.1. Analisa Pertanyaan................................................................................................................. 4
A. Isu HAM dalam Skenario dan Pembidangan HAM......................................................... 4
B. Isu HAM menurut Hak atas Kesehatan berdasarkan Instrumen HAM Internasional dan
Nasional..........................................................................................................................
5
C. Daftar Tilik Empat Elemen Ha katas Kesehatan............................................................. 8
D. Daftar Tilik 3 Kewajiban Minimun Negara..................................................................... 11
E. Kasus HAM dalam Pandangan Islam.............................................................................. 14

BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 15


3.
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................ 15
3.2. Saran ...................................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 SKENARIO
Kecamatan Lorei terletak di wilayah Kabupaten Donggala dan merupakan salah satu wilayah
terpencil disebabkan oleh keadaan wilayah di sekitarnya. Kecamatan Lorei ini terletak di tepi pantai
dan untuk mencapainya harus melewati sebuah gunung. Bila hendak bepergian ke kecamatan Lorei
dan tidak berniat untuk menginap, maka disarankan agar meninggalkan kecamatan tersebut sebelum
pukul 12 siang dikarenakan waktu air pasang akan segera dimulai dan jalanan keluar wilayah akan
tenggelam oleh air pasang. Jadi sebenarnya kecamatan Lorei merupakan sebuah pulau kecil yang
terletak di kaki gunung/bukit, cukup tinggi sehingga bisa ditinggali dan terhindar dari air pasang.
Untuk sampai di kecamatan Lorei harus memasuki sebuah kampung di kiri jalan poros Donggala
sejauh ±3 km, lalu melewati gunung dengan jalan tanah yang dibuat seadanya (agak sulit untuk mobil)
dengan gunung serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Sekitar 15 menit di jalanan gunung, lalu 15
menit melewati jalanan tanah lagi yang akan tenggelam bila air pasang setiap harinya. Secara
keseluruhan, wilayah ini hanya berjarak ± 2 jam dari kota Palu yang merupakan ibukota dari Provinsi
Sulawesi Tengah.
Mata pencaharian penduduk kecamatan Lorei adalah nelayan dan penyelam tradisional.
Terpencilnya wilayah akibat jalur transportasi yang kurang memadai mengakibatkan pelayanan dan
fasilitas pendidikan juga kesehatan masih belum memadai di wilayah tersebut sehingga pengetahuan
masyarakat pun masih rendah terkait permasalahan kesehatan yang sering dialami masyarakat wilayah
pesisir dan orang-orang yang melakukan penyelaman tradisional. Di kecamatan Lorei, banyak
anggota masyarakat yang menderita kelumpuhan juga kerusakan gendang telinga yang menurut
mereka disebabkan oleh kutukan hantu laut. Penyakit-penyakit akibat penyelaman yang dialami oleh
masyarakat disebabkan karena ketidaktahuan mereka akan prosedur penyelaman yang lebih aman dan
terjangkau dan juga penanganan cepat dan tepat oleh tenaga kesehatan tidak bisa didapatkan.
Penduduk yang mengalami kelumpuhan banyak yang masih berusia muda sehingga sudah tidak
produktif. Dan akhirnya tindakan yang sama juga dilakukan oleh anak-anak mereka yang telah
menggantikan pekerjaan orang tuanya, bahkan ada anak-anak yang masih berusia 12 tahun, sudah
tidak sekolah, harus bekerja menggantikan orang tuanya dan bisa menyelam sedalam 70 meter tanpa
peralatan penyelaman yang memadai.
Bangunan puskesmas di kecamatan Lorei hanya bisa digunakan diwaktu-waktu tertentu bahkan
lebih sering tidak bisa digunakan karena setengah bangunannya lebih sering terendam air laut setiap
harinya. Akhirnya pelayanan kesehatan lebih sering dilakukan di kantor Balai Desa setempat. Sudah 3
tahun tidak ada Dokter yang bertugas di wilayah tersebut. Yang biasanya membantu pelayanan
kesehatan adalah Bidan Wati yang tinggal di sebuah kampung di pinggir jalan dekat jalan poros di
sekitar wilayah tersebut. Bidan Wati biasa dibantu oleh teman-temannya ketika kuliah yang juga
pernah melakukan penelitian bersama mengenai permasalahan kesehatan masyarakat penyelaman.
Hasil penelitian mereka sudah pernah diajukan kepada pemerintah Provinsi mengenai pentingnya
perhatian dan penanganan terhadap wilayah tersebut khususnya masyarakat tapi belum mendapatkan
respon yang berarti.

1.2 TERMINOLOGI
1. Penyelaman tradisional :
 seorang penyelam, dimana menyelam tidak menggunakan alat yang lengkap
 tidak menggunakan alat apapun pada saat menyelam
 yang menggunakan alat sederhana dari biasanya
 penyelam yang hanya mengandalkan tahan nafas pada penyelaman

1.3 KALIMAT KUNCI


 Terpencilnya wilayah akibat jalan transportasi yang kurang memadai mengakibatkan
pelayanan dan fasilitas Pendidikan juga kesehatan masih belum memadai di wilayah tersebut
sehingga pengetahuan masyarakat pun masih rendah terkait permasalahan kesehatan yang
sering dialami oleh masyarakat wilayah pesisir dan orang-orang yang melakukan penyelaman
tradisional.
 Jika ingin melewati kecamatan lorei harus dibawah jam 12 siang karena jika diatas jam 12
siang air akan pasang.
 Kecamatan lorei banyak anggota masyrakat yang menderita kelumpuhan.
 Mata pencaharian untuk kecamatan lorei adalah nelayan dan penyelam tradisional
 Anak-anak yang masih berusia 12 tahun sudah tidak sekolah lagi, harus bekerja menggantikan
orang tuanya dan bisa menyelam sedalam 70 meter tanpa peralatan penyelam yang memadai.
 Bangunan puskesmas di kecamatan lorei hanya bias digunakan di waktu-waktu tertentu
bahkan lebih sering tidak bias digunakan karena setengah bangunannya lebih sering
tersendam air laut setiap harinya, akirnya, pelayanan kesehatan lebih sering dilakukan di
kantor balai desa setempat.
 Selama 3 tahun, tidak ada dokter yang bertugas, hanya ada bidan wati yang biasa membantu
masyarakat di kecamatan lorei.
 Hasil penelitian mereka sudah pernah diajukan kepada pemerintah provinsi mengenai
pentingnya perhatian dan penanganan terhadap wilayah tersebut khususnya masyrakat tapi
belum mendapatkan respon yang berarti.
1.4 PERTANYAAN
 Jelaskan beberapa isu HAM yang terdapat pada kasus ini kedalam pembidangan HAM
 Bagaimana anda melihat isu HAM yang ada menurut Hak atas Kesehatan, baik menurut
Instrumen HAM Internasional maupun Nasional
 Analisis isu HAM pada kasus diatas kedalam matriks dan atau daftar 3 kewajiban
minimum negara atas kesehatan dan 4 elemen Hak atas Kesehatan.
 Analisa kasus diatas dalam perseptif Islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANALISA PERTANYAAN


A. ISU HAM DALAM SKENARIO SERTA PEMBIDANGAN HAM NYA:
No ISU HAM BIDANG HAM ANALISIS/PENJELASAN
1 Kurangnya fasilitas Hak tentang Dalam scenario dijelaskan bahwa
pendidikan pendidikan fasilitas Pendidikan juga kesehatan
masih belum memadai diwilayah
tersebut sehingga pengetahuan
masyarakat pun masih rendah.
Bahkan ada anak-anak yang masih
berusia 12 tahun sudah tidak sekolah,
harus bekerja menggantikan orang
tuanya. Ini merupakan isu HAM yang
menyangkut tentang Pendidikan.

2 Terpencilnya wilayah Hak pembangunan Pada kecamatan lorei, terletak


diwilayah kabupaten donggala dan
merupakan salah satu wilayah
terpencil disebabkan oleh keadaan
wilayah disekitarnya.

3 Penyakit-penyakit Hak tentang Disebabkan karena ketidaktahuan


akibat menyelam kehidupan yang layak mereka akan prosedur penyelam
yang dialami yang lebih aman dan terjangkau serta
masyarakat penanganan cepat dan tepat oleh
tenaga kesehatan tidak bisa
didapatkan. Hal ini dibuktikan
dengan banyak anggota masyarakat
yang menderita kelumpuhan juga
kerusakan gendang telinga.
4 Masalah mata Hak tentang Masalah mata pencaharian
pencaharian penduduk pekerjaan merupakan isu yang konkret, mata
kecamatan lorei pencaharian penduduki lorei adalah
nelayan dan penyelam tradisional.
Dan yang menjadi masalah adalah
terpencilnya wilayah tersebut akibat
jalur transportasi yang kurang
memadai sehingga pengetahuan
masyarakat pun masih rendah terkait
masalah kesehatan yang sering
dialami. Tentunya hal ini akan
mempengaruhi aktivitas penduduk.

5 Kurangnya pelayanan Hak tentang tingkat Sudah tiga tahun tidak ada dokter
kesehatan kehidupan yang yang bertugas di wilayah tersebut. Ini
pantas terjadi karena bangunan puskesmas di
kecamatan lorei hanya bisa digunakan
diwaktu-waktu tertentu.

B. ISU HAM MENURUT HAK ATAS KESEHATAN BERDASARKAN INSTRUMEN


HAM INTERNASIONAL DAN NASIONAL

1. INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL


 DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA
Pasal 25
(1) Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan
berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi
janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkannya
kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.
(2) Ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anak-
anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat
perlindungan sosial yang sama.

Pasal 29
(1) Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya di mana
dia dapat mengembangkan kepribadiannya dengan bebas dan penuh.

2. INSTRUMEN HAM NASIONAL


 UUD 1945 NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal 28A
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya”.

Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.

Pasal 28F
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.

Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
(2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.

Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

C. DAFTAR TILIK EMPAT ELEMEN HAK ATAS KESEHATAN


 KETERSEDIAAN
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Tersedia pelayanan antenatal care v
2 Tersedia pelayanan keluarga Berencana v
3 Tersedia pelayanan imunisasi v
4 Tersedia pelayanan dokter umum v
5 Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada kegawatan
dan kedaruratan v
6 Tersedia obat-obatan pokok (essential drugs) v
7 Tersedia pendidikan untuk menangani masalah kesehatan v
8 Tersedia promosi penyediaan makanan dan nutrisi yang v
seimbang
9 Tersedia fasilitas air bersih dan sanitasi dasar v

Kesimpulan/ penjelasan: berdasarkan table, bahwa baik fasilitas tenaga kesehatan maupun
pelayanan kesehatannya itu perlu perhatian dan pengawasan dari pemerintah karena daerah
tersebut pelayanan kesehatannya sangat kurang.

 KETERJANGKAUAN
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh setiap
v
lapisan masyarakat
2 Pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh kelompok
v
dengan kondisi ekonomi terendah di daerah tersebut
3 Letak pelayanan kesehatan relatif dekat dengan masyarakat v

4 Masyarakat relatif mudah mendapatkan informasi


mengenai kesehatan dan pelayanan kesehatan v
5 Setiap ibu hamil bisa mendapatkan perawatan
kesehatan sebelum, pada saat, dan setelah v
melahirkan
6 Setiap anak bisa mendapatkan pelayanan imunisasi pokok v

7 Masyarakat bisa mendapatkan obat-obatan untuk


sepuluh penyakit terbanyak di daerah tersebut
v
dengan mudah
8 Masyarakat kelompok ekonomi terendah bisa memeroleh
obat- obatan pokok (essential drugs)
9 Masyarakat kelompok ekonomi terendah dapat memeroleh
v
fasilitas air bersih dan sanitasi dasar
10 Masyarakat kelompok ekonomi terendah memeroleh
v
pengetahuan pengetahuan mengenai masalah kesehatan
11 Masyarakat kelompok ekonomi terendah memeroleh
v
pengetahuan mengenai makanan dan nutrisi tepat
Kesimpulan/ penjelasan : Terdapat berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang belum terpenuhi,
dikarenakan sangat sulit dijangkau oleh pemerintah sebab akses jalan yang sulit untuk dilintasi ke
daerah tersebut.

 PENERIMAAN
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Menghormati nilai-nilai sosial budaya masyarakat v
2 Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan etika medis v
3 Menghormati kaum minoritas v
4 Menghormati nilai-nilai individu v

Kesimpulan/ penjelasan : berdasarkan scenario, fasilitas pelayanan kesehatan dikecamatan lorei


sudah sesuai dengan etika medis.

 KUALITAS
Tidak
No. Kriteria Ada TIdak
Dibahas
1 Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar minimal v
2 Petugas kesehatan teruji kompetensinya v
3 Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani wanita
yang sedang dalam keadaan hamil, melahirkan, dan v
menyusui
4 Fasilitas kesehatan mampu memberikan pelayanan imunisasi v
5 Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani
sepuluh penyakit terbanyak di daerah tersebut v

6 Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani


kondisi kegawatan dan kedaruratan yang v
mengancam jiwa
7 Peralatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan berfungsi
dengan baik V

8 Obat-obatan pokok (essential drugs) tidak kadaluarsa v


9 Air minum aman dan bersih v
10 Sanitasi memadai v
Kesimpulan/ penjelasan : kualitas dari pelayanan kesehatan yang berada dikecamatan lorei belum
lengkap, sehingga belum bias menangani kondisi-kondisi tertentu seperti menangani ibu
melahirkan, imunisasi, dan kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa masyarakat di
kecamatan lorei.

D. DAFTAR TILIK TIGA KEWAJIBAN MINIMUM NEGARA


 MELINDUNGI
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Memastikan pengawasan dan pengaturan terhadap
v
perusahaan farmasi, penyedia layanan asuransi kesehatan,
penyedia
2 Memperkenalkan undang-undang, standar, regulasi, dan
guidelines untuk melindungi: tenaga kerja, konsumen dan v
lingkungan

3 Kontrol dan regulasi pemasaran dan distribusi bahan


v
berbahaya:

4 Kontrol dan regulasi praktik-praktik dan pengobatan


tradisional yang diketahui berbahaya bagi kesehatan v
5 Memastikan perempuan dan anak terlindungi dari kekerasan v

Kesimpulan/ penjelasan : dalam scenario, bisa dikatakan bahwa kewajiban negara dalam
melindungi hak-hak rakyatnya belum sempurna dilaksanakan. Pemerintah tidak memberikan
perlindungan dikarenakan susahnya akses jalan menuju ke daerah tersebut.

 MENGHORMATI
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Refrain from introducing practices that might impede the
v
poor from seeking medical attention such as user fees
2 Sikap tanpa diskriminasi terhadap kelompok
v
minoritas atau kelompok rentan
3 Tidak menahan atau mispresent informasi mengenai
v
kesehatan yang penting
4 Mengikuti komitmen internasional tanpa mengukur
kemampuan masyarakatnya dalam menyadari hak untuk v
sehatnya
5 Memastikan pembuangan limbah industri dan rumah
tangga ditangani dan dilakukan dengan cara yang tidak v
membahayakan kesehatan pekerja ataupun masyarakat
local
6 Tidak melarang penggunaan pengobatan dan
v
perawatan tradisional yang aman
7 Tidak memasarkan atau mendistribusikan obat-obatan yang
v
tidak aman

8 Do not impose coersive medical treatment v


9 Mengadopsi hukum dan kebijakan yang tidak
v
menghalangi hak bereproduksi
10 Melarang distribusi dan pemasaran bahan berbahaya
v
(misalnya tembakau)
11 Mengalokasikan dana kesehatan secara proporsional v

Kesimpulan/ penjelasan: dalam scenario tidak membahas tentang menghormati kewajiban


minimum negara, seperti mengadopsi hukum atau distribusi barang berbahaya.

 MEMENUHI
Tidak
No. Kriteria Ada Tidak
Dibahas
1 Menyediakan fasilitas, barang dan pelayanan kesehatan
v
untuk ibu, anak dan kesehatan reproduksi

2 Menyediakan pelayanan dan informasi mengenai


perencanaan keluarga, perawatan pre dan post natal serta v
pelayanan obstetric Darurat

3 Menyediakan fasilitas, barang dan pelayanan terhadap


v
kecelakaan, pelayanan darurat untuk luka-luka,
epidemi dan bencana alam

4 Menyediakan rumah sakit dan klinik-klinik dengan


v
staf dan peralatan yang lengkap

5 Menyediakan fasilitas, peralatan dan obat-obatan untuk v


penanganan penyakit dan luka-luka pada tingkat lokal
6 Menyediakan tenaga kesehatan terlatih serta petugas yang v
siap dipanggil untuk mencapai daerah terpencil

7 Penyediaan obat-obatan dasar yang cukup dengan fasilitas


v
penyimpanan yang sesuai

8 Menyediakan sistem survailans dan skrining untuk


v
mendeteksi dan merespon kejadian luar biasa dan epidemic

9 Menyediakan informasi dan pendidikan mengenai kesehatan


reproduksi dan seks; risiko yang berhubungan dengan cara v
penularan penyakit menular seksual

10 Menyediakan informasi dan pendidikan that address the v


social determinants of health and promote safety

11 Melakukan pelatihan, memberikan informasi secara


professional dan meningkatkan kesadaran terhadap HAM v
seperti melarang diskriminasi terhadap petugas kesehatan

12 Menyediakan informasi mengenai pilihan pelayanan yang


v
tersedia dan kemungkinan mendapatkan pengurangan biaya,
bagi masyarakat yang membutuhkan

13 Menyediakan air bersih yang aman untuk rumah tangga dan


v
sanitasi dasar yang baik

14 Penyediaan perumahan aman yang adekuat v

15 Penyediaan makana bergizi dalam jumlah yang cukup dan v


peringatan awal atas keamanan bahan makanan

16 Penyediaan jaminan sosial atau asuransi kesehatan v

17 Memenuhi hak setiap anak terhadap identitas (registrasi


v
kelahiran)
18 Bebas dari penelantaran, exploitasi dan kekerasan, bagi anak
v
dan wanita, termasuk perdagangan tenaga kerja dan
lingkungan Domestic
19 Menyediakan program vaksinasi dan imunisasi v
Kesimpulan/ penjelasan : pemerintah belum menyediakan fasilitas kesehatan serta fasilitas
Pendidikan yang memadai di daerah tersebut.

E. KASUS HAM DALAM PANDANGAN ISLAM


Dalam scenario diatas menurut pandangan islam, berkaitan dengan Al- Qur’an Surah Al – Alaq
ayat 5 dan At- Taubbah ayat 122 yaitu sebagai berikut :

1. SURAH AL ALAQ AYAT 5


Terjemahan : “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Tafsir : Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia adalah makhluk
yang potensial untuk berkarya melalui ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari Allah.
Manusia belajar baik dari alam sekitar yang merupakan ciptaan-Nya maupun dari wahyu yang
Allah sampaikan melalui para rasul.

2. SURAH AT TAUBAH AYAT 122


Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”
Tafsir :
Pada kalimat pertama dari ayat di atas, disebutkan bahwa tidak semua orang muslim harus
berangkat pergi ke medan perang (jihad). Menurut tafsir dari Al Quran Kemenag, hal ini
dapat berlaku bila peperangan tersebut dapat dilakukan oleh beberapa orang saja.
Untuk itu, ayat ke 122 ini juga menjelaskan pentingnya pembagian tugas dalam masyarakat
Islam. Pembagian tugas yang dimaksud yakni, ada yang bertugas di medan perang (berjihad)
dan pihak lainnya ada yang bertugas menuntut ilmu dan mendalami agama Islam.
Hal ini bertujuan, agar mereka yang tidak dapat meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu
karena harus berjuang di medan perang tetap menerima ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Ilmu tersebut bisa didapat dari mereka yang tidak ikut berperang dan menghabiskan waktu
untuk mendalami ilmu agama.
Sebagaimana bunyi hadis: "Harus ada sebagian dari umat Islam yang menggunakan waktu
dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama, agar kemudian setelah
mereka selesai dan kembali ke masyarakat, mereka dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta
menjalankan dakwah Islamiyah,"
BAB III
PENUTUP

1.
2.
3.
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan scenario dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa negara dalam hal ini
lebih ditekankan pada pemerintah setempat baik provinsi, kota, bahkan sampai pemerintah kecamatan
Lorei sendiri itu belum sempurna dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang memegang pilar
sebagai pihak penegak HAM yaitu pemerataan Hak atas Kesehatan pada masyarakat kecamatan Lorei.
Di mana hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai kekurangan baik dari segi tenaga medis,
tenaga kesehatan, dan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan seperti bangunan puskesmas dan
ketersediaan obat-obatan yang belum memadai.

3.2. SARAN
Sehingga upaya pemerintahan dalam pemenuhan/pemerataan pelayanan kesehatan, fasilitas
kesehatan perlu dikembangkan dan diperhatikan sebagaimana yang tertera pada aturan hukum dan
ketentuan yang telah disepakati baik secara nasional maupun internasional, sehingga HAM ini
kedepannya dapat dijangkau oleh semua kalangan warga negara khususnya di daerah yang terpencil
sekaligus.
Yaitu pemerintah Kecamatan Lorei diharapkan dapat melakukan hal-hal berikut:
 Membangun akses jalan terlebih dahulu, sehingga daerah Lorei dapat lebih mudah terjangkau
 Kemudian mulai dengan memperbaiki atau memindahkan bangunan Puskesmas agar tidak
tergenang air pasang laut lagi
 Menugaskan para petugas medis dan tenaga kesehatan lainnya
 Mendistribusikan secara continue fasilitas kesehatan seperti alat kesehatan dan obat-obatan
 Memulai program edukasi tentang dampak penyelaman tradisional dengan bekerja sama dengan
sektor kesehatan
 Ataupun membuat himbauan ataupun pemberitahuan terkait bagaimana prosedur yang baik
sebagai pekerja penyelam tradisional serta memperkenalkan pekerjaan-pekerjaan lain seperti
pertanian/perkebunan/peternakan sebagai alternatif selain pekerjaan nelayan dan penyelaman.
 Tidak lupa juga dengan membangun fasilitas-fasilitas Pendidikan serta pengedukasian tentang
pentingnya pendidikan

Anda mungkin juga menyukai