Anda di halaman 1dari 28

PENGAWASAN INTERNAL

1. Audit intern adalah proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan
kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi, dan konsultasi terhadap
penyelenggara tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan
yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan kepemerintahan yang baik.

2. Pengertian consulting dan assurance adalah


o Assurance adalah kegiatan memberikan penilaian/pendapat objektif terkait suatu
entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subjek lainnya.
o Konsultansi adalah kegiatan pemberian saran, atau layanan lain dengan sifat dan
ruang lingkup berdasar kesepakatan antara auditor dengan yang disepakati dengan
manajemen.

3. Materi komunikasi audit intern, komunikasi yang dilakukan auditor dengan auditan
yaitu
o Menjaga penampilan sesuai dengan tugasnya sebagai auditor
o Menjalin interaksi yang sehat dengan auditan
o Menciptakan iklim kerja yang sehat dengan auditan
o Menggalang kerja sama yang sehat dengan auditan

4. Pemahaman terkait 6 prinsip kode etik audit yaitu integritas, objektivitas,


kerahasiaan, kompeten, akuntabel, professional
o Integritas : Jujur, berani, bijaksana, bertanggungjawab, taat hukum
o Objektivitas: Tidak berpihak, bertindak sesuai fakta, bebas dari intervensi
o Kerahasiaan : Menghormati privasi pemilik data, tidak membocorkan data
o Kompetensi : Berkompeten akan pengetahuan, keahlian, pengalaman,
keterampilan, bekeja secara efektif dan efisien, melaksanakan tugas secara tuntas,
mengedepankan kualitas.
o Akuntabel : Bertanggungjawab atas keterangan yang diberikan, menyampaikan
data yang benar
o Profesional : Menjaga dan meningkatkan kualitas mutu profesi, Tidak terlibat
aktivitas illegal yang menghilangkan kepercayaan, tidak mengambil alih
peran/tugas/fungsi/tanggung jawab auditan.

5. Contoh kasus kegiatan audit intern, seorang kepala desa A dan perangkatnya tidak
melakukan pelaporan/pertanggungjawaban keuangan/kinerja dengan baik karena
kurang pemahaman/keterampilan dalam hal itu, maka kegiatan apa yang dapat
dilakukan seorang auditor adalah
melakukan tindakan konsultasi seperti sosialiasi, memfasilitasi adanya pelatihan,
melakukan pendampingan (advisory)

6. Prinsip dasar APIP dan kode etik APIP, Bapak x memiliki pendidikan S2 di bidang audit,
sudah tersertifikasi, dan berpengalaman. Trade record sangat baik. Saat ini bpk x
ditugaskan untuk pekerjaan yg berhubungan dengan sistem IT karena beliau hanya
satu-satu yang memahami hal tersebut maka beliau menerima. Sikap beliau ketika
menjalankan tugas adalah …
Bisa menerima jika auditor berkomitmen untuk meningkatkan kompetensinya.
Sesuai dengan dasar-dasar audit dan kode etik audit kompetensi

7. Contoh kasus penerapan kode etik: Auditor ditugaskan mengaudit perusahaan


mertua bagaimana seharusnya sikap auditor (menolak, menerima)
Tindakannya adalah menolak agar bebas dari kepentingan-kepentingan maupun
intervensi pihak manapun yang dapat melanggar kode etik obyektivitas.

8. Auditor tidak menyelesaikan audit dimana tetangga x bekerja disitu bertentangan


dgn kode etik (perilaku profesional, obyektifitas)
Bertentangan dengan kode etik objektivitas karena auditor tersebut terpengaruh
oleh intervensi-intervensi luar.

9. Jika dirasa ada gangguan objektivitas dan independensi maka auditor harus melapor
kemana
Pimpinan APIP

10. Tanggung jawab audit internal terkait manajemen risiko adalah


mengetahui potensi fraud dan mengelolas potensi resiko fraud. Auditor harus
mengatasi resiko tersebut sesuai dengan tujuan penugasan dan waspada terhadap
potensi resiko lainnya.bb

11. Ruang lingkup komunikasi audit intern antara lain

12. Komunikasi antara komunikator dan komunikan dapat tercapai secara efektif apabila
adanya keselarasan isi pesan dengan elemen‐elemen lain dari proses komunikasi.
Elemen-elemen yang dimaksud adalah komunikator, encoding, decoding.

13. Komunikasi empatik adalah (sekalian komunikasi efektif dan persuasif adalah)
o Komunikasi efektif : komunikasi yang tujuan agar komunikan dapat memahami apa
yang disampaikan komunikator dan memberikan umpan balik
o Komunikasi empatik : komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian
antar komunikator dan komunikan
o Komunikasi persuasif : komunikasi yang tujuan membuat komunikan memberikan
umpan balik sesuai keinginan komunikator.

14. Sekumpulan prinsip atau nilai moral yg mengatur perilaku seseorang disebut
Kode etik

15. Tindakan preventif dan mitigasi


prevention digambarkan sebagai kegiatan pengendalian untuk mengurangi
probabilitas, sedang mitigasi digambarkan sebagai kegiatan pengendalian yang
dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari suatu kerugian yang mungkin terjadi.

16 Urutan penyusunan laporan audit adalah


Disusun oleh ketua Tim -> Direviu oleh pengendali teknis -> Direviu dan disetujui oleh
pengendali mutu/penanggung jawab

17. Isi laporan pemeriksaan apa saja

18. Pengertian SPIP adalah


Pengertian Sistem Pengendalian Intern menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
SPIP adalah:
"Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang‐undangan."

19. Elemen SPIP adalah


1. lingkungan pengendalian
2. penilaian risiko
3. aktivitas pengendalian
4. informasi dan komunikasi
5. serta pemantauan.

20. Prosedur audit paling efektif adalah


Jadi prosedur audit paling efektif adalah prosedur audit yang melakukan sesuatu
sesuai dengan tujuan audit dan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan
peraturan.

21. Yang harus dikomunikasikan auditor dengan manajemen dan dewan


Kepala Audit Internal (KAI) harus mengkaji secara periodik piagam audit internal
dan menyampaikannya kepada Manajemen Senior dan Dewan untuk memperoleh
persetujuan.
Kepala Audit Internal harus mendiskusikan Misi Audit Internal dan unsur-unsur
yang diwajibkan dari Kerangka Kerja Praktik Profesional Internasional dengan
Manajemen Senior dan Dewan.
Bentuk, isi, dan frekuensi komunikasi hasil Program Asurans dan Peningkatan
Kualitas ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dengan Manajemen Senior dan
Dewan, dan mempertimbangkan tanggung jawab aktivitas audit internal dan
Kepala Audit Internal sebagaimana tercantum pada piagam audit internal.
Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap Kode Etik dan Standar yang
mempengaruhi ruang lingkup operasi aktivitas audit internal secara umum,
Kepala Audit Internal harus mengungkapkan ketidaksesuaian tersebut dan
dampaknya kepada Manajemen Senior dan Dewan.
Kepala Audit Internal mengkomunikasikan rencana aktivitas audit internal dan
kebutuhan sumber daya, termasuk perubahan interim yang signifikan, kepada
Manajemen Senior dan Dewan untuk dikaji dan disetujui. Kepala Audit Internal
juga harus mengkomunikasikan dampak dari keterbatasan sumber daya.
Kepala Audit Internal harus melaporkan secara periodik tujuan, kewenangan,
tanggung jawab, dan kinerja aktivitas audit internal terhadap rencananya dan
kesesuaiannya dengan Kode Etik dan Standar. Laporan tersebut juga harus
mencakup risiko signifikan, pemasalahan tentang pengendalian, risiko terjadinya
kecurangan, masalah tata kelola, dan hal lainnya yang meminta perhatian dari
Manajemen Senior dan/atau Dewan.
Kepala Audit Internal harus mengkomunikasikan hasil penugasan kepada pihak
yang berkepentingan. Dalam penugasan konsultansi, permasalahan tata kelola,
manajemen risko, dan pengendalian, dapat sekaligus diidentifikasi. Apabila isu
tersebut berpengaruh signifikan terhadap organisasi, maka hal tersebut harus
dikomunikasikan kepada Manajemen Senior dan Dewan.

22. Yang harus dibahas dalam laporan audit adalah


dari standar audit tapi bener yang ini apa enggak aku gatau hehe
a. dasar melakukan audit intern
b. identifikasi auditi
c. tujuan/sasaran, lingkup dan metodologi audit intern
d. pernyataan bahwa penugasan dilaksanakan sesuai dengan standar audit
e. kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
f. hasil audit intern berupa simpulan, fakta, rekomendasi
g. tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab
h. pernyataan adanya keterbatasan dalam audit serta pihak-pihak yang
menerima laporan
i. pelaporan informasi rahasia apabila ada

23. Keputusan pimpinan APIP ketika ditemukan ketidaksesuaian dalam laporan akhir
Jika komunikasi hasil akhir mengandung kesalahan atau kelalaian yang signifikan,
pimpinan APIP harus mengomunikasikan informasi yang telah diperbaiki kepada
semua pihak yang menerima komunikasi aslinya.

24. Keamanan aset merupakan tujuan dari


Pengawasan intern pemerintah Indonesia (dalam kerangka konseptual pengawasan
AAIPI)

25. Hubungan yang diharapkan antar sesama auditor adalah


Dalam hubungan dengan sesama auditor, auditor intern pemerintah wajib:
a. menggalang kerjasama yang sehat dan sinergis;
b. menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan dan kekeluargaan;
c. saling mengingatkan, membimbing, dan mengoreksi perilaku.

26. Kasus unsur temuan; kondisi kriteria, sebab, akibat


Unsur-unsur temuan:
Kondisi: kondisi existing terkait kekurangan atau kelemahan yang terjadi ketika audit.
Kriteria: merupakan tolak ukur yang sebelumnya telah diuji dan diyakini sebagai
standar untuk membandingkan kondisi dengan apa yang seharusnya terjadi (rencana)
Sebab: penyebab kelemahan (kondisi) terjadi, mengapa terjadi perbedaan antara
kondisi dan kriteria
Akibat: dampak yang ditimbulkan akibat kondisi yang terjadi dan perbedaannya
dengan kriteria
Rekomendasi: apa yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.

27. Jenis risiko berdasarkan sumber


Risiko dari Sudut Pandang Sumbernya Risiko dari sudut pandang sumbernya,
meliputi:
1) Risiko eksternal (politik, ekonomi, bencana alam)
2) Risiko internal (reputasi, keamanan, manajemen, informasi untuk pengambilan
keputusan)

28. komponen COSO Internal control (The Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission)
Pengendalian Intern merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris suatu entitas, manajemen, dan personil lainnya, dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam
berbagai kategori:
- Efektivitas dan efisiensi kegiatan;
- Keandalan pelaporan keuangan;
- Ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku
COSO yang diadopsi dalam PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah merumuskan 5 komponen utama pengendalian internal yang
saling berkaitan, yaitu:
· Lingkungan pengendalian (control environment)
Ada 2 jenis pengendalian : Hard control dan soft control
Hard control " formal, objectif, kuantitatif (ex : AD ART, Kode Etik, SOP, Bagan
organisasi)
Soft control " informal, subjectif, kualitatif (ex : Penilaian pimpinan, tanggung jawab,
bebas KKN)
· Penilaian risiko (risk assessment)
Langkah penilaian resiko : Penetapan tujuan instansi, penetapan kegiatan,
identifikasi resiko, analisis resiko.
· Aktifitas pengendalian (control activities)
Aktifitas pengendalian ada 2 " prevention dan mitigation.
Prevention " pembuatan aturan untuk mengurangi probabilitas kejadian
Mitigation " pengadaan alat/tools untuk mengurangi dampak apabila kejadian itu
terjadi
· Informasi dan komunikasi (information and communication)
o Ada 2 unsur " sarana komunikasi dan manajemen sistem informasi
o Informasi harus sesuai kebutuhan, tepat waktu, mutahir, akurat, dapat
diakses
o Komunikasi internal dan eksternal yang efektif harus terjadi baik secara
vertikal maupun horizontal melalui komunikasi dua arah serta lintas
unit/instansi.
· Pemantauan (monitoring)
Pemantauan ada beberapa yaitu pemantauan Berkelanjutan (On‐Going
Monitoring), Evaluasi yang Terpisah (Separate Evaluations)

29. Proses referensi audit


Proses referensi adalah dimana proses dimana seorang auditor yang tidak terlibat
dalam kegiatan audit tersebut ikut menguji bahwa suatu fakta telah dilaporkan
dengan benar sesuai dengan standar audit. bahwa fakta telah didukung dengan
dokumentasi dan bahwa rekomendasi dan kesimpulan secara logis didasarkan pada
data pendukung.

30. Sering terjadi kecelakaan di sungai dengan penyebab kurangnya kemampuan


pemandu. Mitigasi yang dilakukan... Pilihannya (memberikan pltihan pemandu,
memberi saksi kepada pemandu, mencari pemandu yang lebih ahli, meningkat kan
saraan dan prasarana pemandu, pilihan satunya lupa)
mitigasi: mengurangi dampak dengan meningkatkan sarana dan prasarana. Di
dalamnya termasuk peningkatan kapasitas kemampuan pemandu, pengadaan
peralatan untuk keamanan, pemasangan rambu-rambu dan sebagainya.

31. Sama ini, jika hasil pengawasan APIP berupa terdapat kesalahan administratif yang
menimbulkan kerugian keuangan negara maka harus dilakukan pengembalian
kerugian keuangan negara paling lama.....
10 hari kerja sejak diterbitkan dan diputuskan hasil pengawasan

32. Terus auditor eksternal mengaudit auditor intern sekali dlm 5 thn ya guys. Tujuan nya
apa?
Auditor eksternal menyandang fungsi atestasi terhadap akuntabilitas pemerintah,
artinya memberikan pendapat terhadap kelayakan suatu pertanggungjawaban
pemerintah (attestation function).

33. Sama auditor merancang rencana kerja audit agar apa


Rencana kegiatan audit intern tahunan dengan prioritas pada kegiatan yang
mempunyai risiko terbesar dan selaras dengan tujuan APIP sesuai dengan peraturan
perundang‐undangan.

35. Tidak mengungkapkan fakta audit termasuk melanggar kode etik apa?
Integritas

36. Aplikasi IT yang digunakan untuk proses audit


ACL (Audit Command Language) dan IDEA (Interactive Data Extraction and Analysis)

37. Trus tadi soal nya lagi yg lain kalau auditor membantu mengerjakan laporan
pertanggungjawaban auditan melanggar prinsip apa Profesional

38. kriteria kecurangan menurut ACFE (Certified Fraud Examiner)

39. Cara mengendalikan risiko juga ada (accept, mitigate, transfer, avoid)
1. Menghindari risiko, yaitu memutuskan untuk tidak memulai atau
meneruskan satu aktivitas yang meningkatkan risiko.
2. Menerima risiko,yaitu memutuskan untuk tidak melakukan langkah
mitigasi risiko.
3. Mengurangi konsekuensi risiko, yaitu mengurangi potensi kerugian dari
dampak yang dihasilkan melalui penanganan dampak risiko (risiko telah
terjadi).
4. Mengurangi frekuensi risiko, yaitu mengurangi frekuensi terjadinya risiko
melalui langkah‐langkah preventif.
5. Membagi risiko, yaitu melibatkan pihak lain atau mengalihkan sebagian
risiko kepada pihak lain, umumnya dengan suatu hubungan timbal balik
yang disepakati.

40. modern auditing menurut buku siapa gitu, pengguna laporan auditor itu siapa

41. Ada soal manajemen risiko salah satu jenis jasa apa yg diberikan oleh auditor
(assurance, atestasi, lain2, dll lupa option)
Dalam manajemen risiko jasa yang diberikan auditor adalah jasa assurance dimana
auditor memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,
dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah
sepertinya ini

42. untuk mempermudah tugas audit, dikembangkan aplikasi (data management dll lupa
option nya apalagi), option nya itu data management, data interrogation trus lupa
apalagi
kayanya sih data management

43. Prosedur audit paling efektif untuk mendapatkan bukti yg kompeten terkait validitas
yaitu

44. Pengertian Mandat dan Konsesi


Konsesi adalah Keputusan Pejabat Pemerintahan yang berwenang sebagai wujud
persetujuan dari kesepakatan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dengan selain
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam pengelolaan fasilitas umum
dan/atau sumber daya alam dan pengelolaan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada
pemberi mandat.

45. Telaah sejawat

46. membantu penyelesaian laporan keuangan auditan, melanggar prinsip


Perilaku profesional

47. Program Inspektorat terkait kompetensi pegawainya melakukan pelatihan dan


sertifikasi

48. yang termasuk kriteria jelas, cukup, ringkas (kriteria komunikasi hasil audit)
Kriteria komunikasi hasil audit:
1. tepat waktu, tepat dan bijaksana tergantung pada pentingnya masalah
2. lengkap, tidak kekurangan apapun hal yang penting
3. akurat, bebas dari kesalahan dan distorsi
4. objektif, adil, tidak memihak
5. memyakinkan, harus dapat menjawab sasaran audit
6. konstruktif, mengarah pada perbaikan yang diperlukan
7. jelas,
8. Ringkas dan singkat, langsung ke titik masalah

49. tentang chief audit excecutive (auditor umum, director audit)


hal-hal penting yang harus dilakukan oleh chief audit executive sebagai berikut:
1.Mengembangkan proses audit internal untuk mengidentifikasi dan melaporkan
risiko-risiko baru. Menjadikan penilaian atas isu-isu baru sebagai kompetensi
penting audit internal, berkomunikasi kepada berbagai pihak di organisasi untuk
berbagi informasi dan pendapat mengenai isu-isu baru, menggunakan sumber data,
pengetahuan, serta informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi isu-isu baru.
2.Menilai efektivitas dari fungsi audit internal dengan mengembangkan pendekatan
audit internal untuk bergerak lebih cepat dalam melakukan tinjauan ulang dan
membuat penyesuaian terhadap rencana audit ketika profil risiko organisasi
berubah.
3.Melakukan tindakan komunikasi dengan pimpinan atau pemangku kepentingan,
tujuan komunikasi ini yaitu untuk membahas profil risiko dan perubahan atas
perencanaan audit secara cepat.
4.Melakukan pelaporan atas perubahan profil risiko dan relevansinya dengan
perubahan rencana audit.

50. yang menetapkan sasaran dan ruang lingkup pada proses evaluasi laporan keuangan
(auditor/ auditor&klien/klien/pimpinan apip)
kalau audit/assurance > auditor
kalau consulting > auditan

51 Ancaman yang didapat seorang auditor


52 Identifikasi Informasi dalam Audit
Auditor harus mengidentifikasi informasi audit intern yang cukup, kompeten,
dan relevan
● Informasi yang dikumpulkan oleh auditor akan digunakan untuk
mendukung kesimpulan, fakta, serta rekomendasi yang terkait.
● Informasi yang cukup berkaitan dengan jumlah informasi yang dapat
dijadikan sebagai dasar untuk penarikan suatu kesimpulan. Untuk
menentukan kecukupan informasi, auditor harus menerapkan pertimbangan
keahliannya secara profesional dan objektif.
● Informasi disebut kompeten jika Informasi tersebut sah dan dapat
diandalkan untuk menjamin kesesuaian dengan faktanya. Informasi yang
sah adalah Informasi yang memenuhi persyaratan hukum dan peraturan
perundangundangan. Informasi yang dapat diandalkan berkaitan dengan
sumber dan cara perolehan Informasi itu sendiri.
● Informasi disebut relevan jika Informasi tersebut secara logis mendukung
atau menguatkan pendapat atau argumen yang berhubungan dengan
tujuan dan kesimpulan
Contoh kasus :
Program sekitar 2,7 M, lalu auditor inspektorat menemukan penyimpangan senilai
70 juta & menyimpulkan bahwa program tersebut bermasalah, bukti2 temuan yang
ada apakah cukup, kompeten, relevan….?

TINDAK PIDANA KORUPSI

1. Undang-undang terkait Tipikor yaitu UU No. 31 Th.1999, UU No. 20 Th. 2001, UU


No. 30 Th. 2002

2. Sanksi mendapat gratifikasi menurut UU Tipikor adalah


Pasal 12B. Yang secara sadar menerima gratifikasi terkait kedudukannya maka
hukuman 4-20 tahun penjara denda 200-1M.
Kalau melaporkan gratifikasi maksimal 30 hari maka beralih ke pasal 12C. KPK akan
menentukan itu gratifikasi atau bukan.
3. Hukuman penyalanggunaan anggaran program bansos/kebencanaan adalah
Hukuman Mati

4. Pengertikan tentang suap dan gratifikasi, hadiah, pungutan liar


o Suap adalah bentuk pemberian yang dilakukan oleh korporasi berupa
pemberian barang, uang, janji, atau bentuk lainnya yang tujuannya untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan dari pihak penerima suap
o Gratifikasi adalah pemberian uang, barang, diskon, komisi, pinjaman, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan, dan fasilitas
lainnya tanpa terikat dalam pengambilan keputusan.

5. Contoh kasus, Memberikan uang kepada aparat seperti untuk pembuatan ktp, tilang
merupakan adalah tindakan suap

6. Kasus pencurian aset membuat pihak manajemen harus menanggungnya


merupakan perbuatan korupsi

7. Bentuk peran serta masyarakat menurut UU No. 31 Tahun 1999 adalah


8. Contoh kasus, Pimpinan perusahaan TRK menghimbau karyawannya untuk
menghentikan kebiasaan membawa oleh-oleh. Hal ini merupakan tindakan sikap
anti korupsi dan peran serta masyarakat

9. Contoh kasus, Saya seorang pegawai honorer di Kelurahan, membantu seorang


nenek (tetangga) untuk mengambil uang pensiunnya di Kantor Pos. Nenek tersebut
memberikan uang kepada saya dan saya terima. Hal ini merupakan tindakan
gratifikasi
10. Yang dapat dijadikan bukti di pengadilan tipikor adalah
Alat bukti yang sah dalam bentuk petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal
188 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
khusus untuk tindak pidana korupsi juga dapat diperoleh dari : a. alat bukti lain
yang berupa informasi yang diucapkan, dikirim, diterima, atau disimpan
secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu; dan b.
dokumen, yakni setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat,
dibaca, dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan
suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain
kertas, maupun yang terekam secara elektronik, yang berupa tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang
memiliki makna.

11. Contoh kasus, Jika masyarakat melakukan perlaporan terkait tindak pidana korupsi
kepada penegak hukum maka masyarakat memperoleh hak jawaban atas laporan
tersebut dalam waktu paling lama adalah 30 hari.

12. Jika menerima gratifikasi dan sudah melapor ke KPK bagaimana proses selanjutnya
Gratifikasi dilaporkan minimal 30 hari terhitung sejak tanggal gratifikasi diterima
dan selanjutnya KPK paling lambat 30 hari menetapkan gratifikasi tersebut milik
penerima atau milik negara

13. Hukuman tipikor


Kalau konteksnya menerima secara sadar dan dalam tujuan memperkaya diri sendiri
pasti 4-20 tahun 200-1 milyar.
yang lain tergantung kasus

14. Jika mendapat pemanggilan terkait tipikor dan tidak datang maka sanksinya adalah
Berdasarkan pasal 21 UU no 31 tahun 1999 pidana penjara min 3 tahun paling lama
12 tahun dengan denda 150 juta hingga 600 juta rupiah

15. Yang dapat dipanggil KPK untuk dimintai keterangan adalah


Setiap orang wajib memberi keterangan sebagai saksi atau ahli, kecuali ayah, ibu,
kakek, nenek, saudara kandung, istri atau suami, anak, dan cucu dari terdakwa tapi
saksi-saksi yang mendapat pengecualian dapat dipanggil jika mereka menghendaki
dan disetujui secara tegas oleh terdakwa.

16. Tipikor saksi yg berubp ibu,kakak,bapak jika ingin menjadi saksi dapat disetujui
secara tegas oleh terdakwa

17. Yg berhak melakukan penyidikan, penyelidikan dan penuntutan tipikor itu siapa
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK Pasal 6

18. Tipikor terkait pemalsuan dokumen dikenakan sanksi pidana dan denda?
Pasal 9 UU No 31 Tahun 1999 jo UU 20 Tahun 2001Dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan
sengaja memalsu buku-buku atau daftardaftar yang khusus untuk pemeriksaan
administrasi.

PENGELOLAAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

1.
Desentralisasi adalah penyerahan Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. pengertian ini sesuai dengan
Undang-undang nomor 23 tahun 2014.

2. Pengertian tentang pemprov/pemkab, kecamatan, kelurahan


- Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari
Daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat.
-

3. Kepala perangkat daerah provinsi diisi oleh


Pegawai negeri sipil berdasarkan undang-undang

4. Kewajiban pejabat pemerintah daerah antara lain


o mengelola dana secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel;

o menyinkronkan pencapaian sasaran program Daerah dalam APBD dengan


program Pemerintah Pusat; dan

o melaporkan realisasi pendanaan Urusan Pemerintahan yang ditugaskan sebagai


pelaksanaan dari Tugas Pembantuan.

5. Penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan bupati oleh


oleh Menteri Dalam Negeri yang diberikan kepada Gubernur dan diteruskan ke
Bupati

6. Sanksi jika BPK melakukan pemanggilan dan tidak datang


o Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjalankan kewajiban
menyerahkan dokumen dan/atau menolak memberikan keterangan yang
diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

o Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, menghalangi, dan/atau


menggagalkan pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

o Setiap orang yang menolak pemanggilan yang dilakukan oleh BPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 tanpa menyampaikan alasan penolakan secara tertulis
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan atau membuat palsu dokumen
yang diserahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(UU No. 15 2004 Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pasal 24)

7. Kewenangan Kementerian Dalam Negeri adalah


Koordinasi kepala daerah, otonomi daerah, pemilu
8. Untuk perluasan gedung kementerian, ada pejabat eselon yang memiliki lahan yang
akan digunakan untuk perluasan, maka yang menentukan batas tanah adalah BPN
(PP Nomor 63 Tahun 2013 Tentang Badan Pertanahan Nasional)

Kalau batas wilayah atau batas negara baru BNPP

Badan Nasional Pengelola Perbatasan yang selanjutnya disebut BNPP adalah Badan
Pengelola Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

9. Pembangunan daerah perbatasan merupakan tugas dari BNPP kalau gaada BNPP
diganti pemerintah pusat)

10. Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut paling
jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke
arah perairan kepulauan. Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang
dari 24 (dua puluh empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di
laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari wilayah
antar dua Daerah provinsi tersebut.

11. Pemindahtanganan dump truck seharga sekian milyar yang dimiliki oleh
kementerian (pemerintah pusat)
PUSAT
pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai lebih dari 10 M sampai 100 M dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
presiden. Kalau kurang dari 10 M ke Menteri Keuangan.
DAERAH
pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai maksimal 5 M dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
gubernur/bupati/walikota.

12. Pembebasan tanah milik eselon 1 dilakukan oleh BPN

13. Pejabat yang berwenang menyelenggarakan pemerintahan berdasarkan asas


● Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dilaksanakan berdasarkan
asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.
❏ Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
❏ Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum.
❏ Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah
provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

● Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi dan kabupaten/kota terdiri atas


kepala daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah. Menyelenggarakan
Pemerintahan Daerah berpedoman pada asas penyelenggaraan pemerintahan
negara yang terdiri atas:
a. kepastian hukum;
b. tertib penyelenggara negara;
c. kepentingan umum;
d. keterbukaan;
e. proporsionalitas;
f. profesionalitas;
g. akuntabilitas;
h. efisiensi;
i. efektivitas; dan
j. keadilan.

14. Hak pemerintah (memungut pajak, mengeluarkan uang, menyelenggarakan


pemerintahan secara umum)

15 pengertian penyelenggara negara & pegawai negeri


● Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
● Pegawai Negeri Sipil adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA/DAERAH (UU KEUANGAN NEGARA,


PERBENDAHARAAN NEGARA, & PEMERIKSAAN - PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA)

1. Kasus pengembalian kas negara, jika suatu instansi melakukan perjalanan dinas
dengan modal sebesar 13 juta dengan sisa uang misal 8 juta, namun yang terdapat
bukti fisiknya hanya pembelian sebesar 3 juta. Maka, uang yang dikembalikan ke kas
negara adalah 2 juta. Pokoknya kalau nggak ada bukti uangnya harus dibalikin.

2. Penyelesaian piutang, (UU No. 1 Th. 2004 tentang Kebendaharan Negara Pasal 36)
o Piutang negara, Kurang dari 10 Milyar (<10) kewenangan Menteri Keuangan
o Piutang negara, 10 M < X ≤ 100 M kewenangan presiden
o Piutang negara, > 100 M kewenangan presiden dengan pertimbangan DPR
o Piutang daerah, < 5 M kewangan Gubernur/Bupati/Walikota
o Piutang daerah, > 5 M kewangan Gubernur/Bupati/Walikota dengan
pertimbangan DPR
3. Rekening kas umum negara adalah rekening tempat penyimpanan uang
negara/daerah yang digunakan untuk menampung seluruh penerimaan
negara/daerah dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.
o Rekening kas umum negara ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara
o Rekening kas umum daerah ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota

4. Dalam kekuasaan pengelolaan negara yang bertindak sebagai Chief Financial Officer
(CFO) adalah
Dalam kekuasaan pengelolaan negara yang bertindak sebagai Chief Financial Officer
(CFO) adalah Menteri keuangan dan sementara setiap menteri/pimpinan lembaga
pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO)

5. Laporan keuangan pemerintah pusat disampaikan oleh presiden ke BPK paling


lambat adalah 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir

6. Tanah kosong bekas Gedung BUMN tidak lagi digunakan. Hak katas tanah tersebut
dikembalikan kepada pengelola barang milik negara dalam hal ini meteri keuangan

7. Perubahan fiskal dilakukan oleh


Menteri Keuangan

8. Tugas dari Petugas Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum
Daerah (BUD) adalah
● menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
● mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
● melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
● memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah;
● melaksanakan pemungutan pajak daerah;
● menetapkan SPD;
● menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah;
● melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
● menyajikan informasi keuangan daerah; dan
● melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan
barang milik daerah.

9. Penggantian kerugian negara (Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2016


tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai
Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain)
o Akibat perbuatan : Pihak Yang Merugikan/ Pengampu/Yang Memperoleh
Hak/Ahli Waris wajib mengganti Kerugian Negara/Daerah paling lama 90
(sembilan puluh) hari kalender sejak SKTJM (Surat Keterangan Tanggung Jawab
Mutlak) ditandatangani.
o Akibat kelalaian : Pihak Yang Merugikan/ pengampu/yang Memperoleh Hak/Ahli
Waris wajib mengganti Kerugian Negara/Daerah dalam waktu paling lama 24
(dua puluh empat) bulan sejak SKTJM ditandatangani.
10. Contoh kasus, ketika daerah mengirimkan perwakilan putra/putri daerah ke sebuah
acara harus mempertimbangkan

11. Pemerintah Prov Jawa Tengah mengirim 8 siswa/i dan 5 pendamping ke Korea
Selatan dalam rangka pertukaran pelajar (student exchange), program tersebut
dapat terlaksana karena... (a. Tuntutan masyarakat
b. Fokus Pemerintah pada pengembangan pengetahuan
c. ... dst lupa

12. Proses penyusunan APBD/APBN

Penyusunan dan Penetapan APBN / APBD


APBN
1. Pemerintah pusat menyusun kebijakan APBN ------ > DPR , Mei tahun
berjalan
2. Pemerintah pusat menyampaikan UU ttg APBN ----> DPR, Agustus tahun
sebelumnya
3. Keputusan DPR terkait UU APBN -----> 2 bulan sebelum tahun anggaran
dimulai
APBD
1. Pemerintah daerah menyusun kebijakan APBD ------ > DPRD , Juni tahun
berjalan
2. Pemerintah Daerah menyampaikan peraturan APBD ----> DPRD, Oktober
tahun sebelumnya
3. Keputusan DPRD terkait peraturan APBD -----> 1 bulan sebelum tahun
anggaran dimulai
Pelaksanaan APBN / APBD
APBN
1. Pemerintah pusat menyusun Laporan realisasi semester pertama APBN dan
prognosis untuk 6 bulan berikutnya
2. Laporan semester pertama ----> DPR, Akhir Juli tahun anggaran (dibahas
DPR & pemerintah pusat)
APBD
1. Pemerintah daerah menyusun Laporan realisasi semester pertama APBD dan
prognosis untuk 6 bulan berikutnya
2. Laporan semester pertama ----> DPRD , Akhir Juli tahun anggaran (dibahas
DPRD & pemerintah daerah)
Pertanggung Jawaban APBN / APBD
APBN
1. Presiden menyampaikan RUU pertanggungjawaban APBN (lapkeu Acc BPK) -
--- > DPR , 6 bulan setelah TA berakhir.
2. Laporannya berisi : Realisasi APBN; Neraca; Laporan Arus Kas; & Catatan
atas laporan keuangan
APBD
1. Gubernur/walkot/Bup menyampaikan Peraturan pertanggungjawaban APBD
(lapkeu Acc BPK) ---- > DPRD , 6 bulan setelah TA berakhir.
2. Laporannya berisi : Realisasi APBD; Neraca; Laporan Arus Kas; & Catatan atas
laporan keuangan

14. Proses Pelaporan LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat) ke BPK dan DPR

15. Proses Pelaporan LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) ke BPK dan DPRD

16. Bendahara penerimaan dan pengeluaran daerah termasuk jabatan apa jabatan
fungsional

17. Sanksi2 pada pelanggaran administrasi ringan (di uu administrasi)


18. Pada pengadaan barang dan jasa yang harus diperhatikan apa aja (kontrak barang
dan jasa,peraturan pengelolaan keuangan daerah,)

19. Dana perimbangan yg dialokasi dalam rangka desentralisasi


Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.

20. APBN di atur dalam undang undang, pelaksanaannya peraturan presiden (ya ga sih?)
(1) Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang, pelaksanaannya dituangkan
lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.
(2) Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan
lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.
(UU No. 17 Tahun 2003 Ttg Keuangan Negara Pasal 26)

21. Kas keuangan daerah diatur oleh siapa


Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

22. Waktu ganti kerugian negara karena kelalaian adalah 24 bulan setelah SKTJM
ditandatangani

23. pengurang kekayaan bersih

24. Tuntutan atas perampasan harta kekayaan yg dimiliki bukan atas hasil usaha sendiri
yg legal dilakukan oleh? Jaksa Penuntut Umum
25. RPJPD berapa tahun 20 thn

26. Gubernur BI harus memenuhi permintaan keterangan tentang keuangan terdakwa


selambat2nya brp hari
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja, terhitung sejak dokumen permintaan
diterima secara lengkap.

27. Pengembalian kerugian negara akibat penyelewengan jabatan, paling lambat brp
bulan
90 hari setelah SKTJM ditandatangin

28 Dalam keuangan daerah, yang bertindak selaku pemegang kuasa anggaran adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.

29. Program pengawasan tahunan harus mengacu pada


Klasifikasi Risiko
Ada beberapa kategori risiko, tergantung dari sudut pandang kita melihatnya.
a. Risiko dari Sudut Pandang Penyebab
Dilihat dari sebab terjadinya, ada dua macam risiko, yaitu:
1) Risiko keuangan : Risiko yang disebabkan oleh faktor‐faktor keuangan.
2) Risiko operasional : Risiko yang disebabkan oleh faktor‐faktor non keuangan,
misalnya manusia, teknologi, sistem dan prosedur, dan alam.
b. Risiko dari Sudut Pandang Akibat
Dilihat dari akibat yang ditimbulkan, ada dua macam risiko, yaitu:
1) Risiko murni : Apabila suatu kejadian berakibat hanya merugikan dan
tidak memungkinkan adanya keuntungan, misalnya
terjadi kebakaran.
2) Risiko spekulatif : Risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya kerugian
tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan,
misalnya risiko melakukan investasi.
c. Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Ada berbagai macam aktivitas yang dapat menimbulkan risiko, misalnya aktivitas
pemberian kredit oleh bank, aktivitas pelayanan kepada masyarakat.
d. Aktivitas dari Sudut Pandang Kejadian
Risiko dilihat dari sudut pandang kejadiannya, misalnya risiko kebakaran.
e. Risiko dari Sudut Pandang Jenis Risiko
Risiko dari sudut pandang jenis risikonya, mencakup:
1) Risiko teknologi
2) Risiko keuangan/ ekonomi
3) Risiko sumber daya manusia (kapasitas, hak intelektual)
4) Risiko kesehatan
5) Risiko politik
6) Risiko hukum
7) Risiko keamanan, dan lain‐lain.
f. Risiko dari Sudut Pandang Sumbernya
Risiko dari sudut pandang sumbernya, meliputi:
1) Risiko eksternal (politik, ekonomi, bencana alam)
2) Risiko internal (reputasi, keamanan, manajemen, informasi untuk pengambilan
keputusan)
g. Risiko dari Sudut Pandang Penerima Risiko
Risiko dari sudut pandang penerima risiko mencakup orang (human risk), risiko reputasi,
hasil program, bangunan dan aset, lingkungan, peyananan dan lain lain.
h. Risiko dari Sudut Pandang Tingkat Kemungkinan (Level/Status Risiko):
1) Risiko rendah
2) Risiko menengah
3) Risiko tinggi
i. Risiko dari Sudut Pandang Kemampuan Mengendalikan:
1) Risiko yang dangat terkendali (highly controllable risk)
2) Risiko yang kurang terkendali (low controllable risk)
3) Risiko yang tidak atau sangat sulit dikendalikan (uncontrollable risk)
j. Risiko dari Sudut Pandang Hierarki Risiko:
1) Risiko Strategis
2) Risiko Program
3) Risiko Proyek
4) Risiko Operasional
k. Risiko dari Sudut Pandang Penetapan Tujuan Organisasi:
1) Risiko Strategis, berhubungan dengan keselarasan dengan selera risiko
2) Risiko Operasional, berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi aktivitas operasi
3) Risiko Pelaporan, berhubungan dengan keandalan dalam proses pengambilan
keputusan
4) Risiko Ketaatan, berhubungan dengan kesesuaian terhadap regulasi yang berlaku.
MODUL KERANGKA KONSEPTUAL PENGAWASAN INTERN

1. Misi pengawasan intern adalah meningkatkan nilai tambah dan melindungi asset untuk
mencapai tujuan K/L pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah dengan
memberikan keyakinan yang memadai, penilaian professional, memfasilitasi
pelatihan/edukasi terkait tata kelola, manajemen resiko, dan pengendalian,
memberika rekomendasi untuk peningkatan efektivitas penyelenggaraan SPIP
2. Prinsip dasar APIP
• Menjaga dan mengedepankan integritas
• Meningkatkan kompetensi dan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
cermat, seksama, dan hati-hati.
• Bersifat objektif dan independen.
• Bekerja sesuai strategi, tujuan, dan resiko organisasi
• Mempunyai kedudukan kelembagaan yang tepat dan sumber daya yang cukup
• Berkualitas dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan
• Berkomunikasi secara efektif
• Memberikan keyakinan yang memadai dengan dasar pada resiko
• Berwawasan, proaktif, dan focus
• Mempromosikan perbaikan/inovasi
3. Secara konspetual,
• Output assurance  opini yang bersifat profesional (independen dan/atau obyektif)
terhadap tata kelola, manajemen resiko, dan pengendalian
• Output consulting  rekomendasi yang tentang peningkatan efektivitas SPIP terkait
manajemen resiko, pengendalian, dan pelatihan untuk membantu tata kelola
organisasi.
4. Peran Assurance  Audit, Reviu, Evaluasi, Pemantauan
• Audit : Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar audit¸untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisien, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah
o Audit kinerja  fokus pada pelaksanaan tugas dan fungsi intansi
Ex : Audit kinerja program ketahanan pangan, audit kinerja pengadaan barang,dll
o Audit atas aspek keuangan  fokus pada pengelolaan keuangan dari instansi
yang dibiayai oleh APBD/APDN.
Ex : Audit atas investasi jangka panjang, audit atas rekening persediaan di
neraca,dll
o Audit tujuan tertentu  fokus pada tujuan khusus di luar audit kinerja dan audit
aspek keuangan.
Ex : Audit investigatif, audit khusus, audit klaim,dll
• Reviu : Penelaahan ulang bukti-bukti kegiatan untuk memastikan kegiatan dilakukan
sesuai ketentuan, standar, rencana, atau norma yang ditetapkan.
• Evaluasi : Kegiatan membandingkan hasil atau prestasi kegiatan dengan ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kegiatan.
• Pemantauan : Proses penilaian kemajuan suatu kegiatan/program dalam mencapai
tujuan.
5. Peran consulting  kegiatan pemberian saran (advisory), pelatihan (training),
bimbingan teknis (fasilitative)
• Pelatihan (training)  untuk peningkatan kompetensi pegawai
• Bimbingan teknis (fasilitative)  untuk memberikan bimbingan teknis atau asistensi
dalam menemukan kelemahan manajemen dan membimbing untuk pengendalian
tersebut
• Pemberian saran (advisory)  fokus pada pemberian saran kepada manajemen.
Kegiatan dilakukan dengan bentuk kajian dan penyampaian rekomendasi.
MODUL TATA KELOLA, MANAJEMEN RESIKO, PENGENDALIAN INTERN, SISTEM
PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)
1. Pengawasan intern / audit intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi
dan konsultansi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan
dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik.
2. Sistem Pengedalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang‐undangan
3. COSO yang diadopsi dalam PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah merumuskan 5 komponen utama pengendalian internal yang saling
berkaitan, yaitu:
• Lingkungan pengendalian (control environment)
Ada 2 jenis pengendalian : Hard control dan soft control
Hard control  formal, objectif, kuantitatif (ex : AD ART, Kode Etik, SOP, Bagan
organisasi)
Soft control  informal, subjectif, kualitatif (ex : Penilaian pimpinan, tanggung jawab,
bebas KKN)
• Penilaian risiko (risk assessment)
Langkah penilaian resiko : Penetapan tujuan instansi, penetapan kegiatan,
identifikasi resiko, analisis resiko.
• Aktifitas pengendalian (control activities)
Aktifitas pengendalian ada 2  prevention dan mitigation.
Prevention  pembuatan aturan untuk mengurangi probabilitas kejadian
Mitigation  pengadaan alat/tools untuk mengurangi dampak apabila kejadian itu
terjadi
• Informasi dan komunikasi (information and communication)
o Ada 2 unsur  sarana komunikasi dan manajemen sistem informasi
o Informasi harus sesuai kebutuhan, tepat waktu, mutahir, akurat, dapat diakses
o Komunikasi internal dan eksternal yang efektif harus terjadi baik secara vertikal
maupun horizontal melalui komunikasi dua arah serta lintas unit/instansi.
• Pemantauan (monitoring)
Pemantauan ada beberapa yaitu pemantauan Berkelanjutan (On‐Going Monitoring),
Evaluasi yang Terpisah (Separate Evaluations)

4. Jenis-jenis pengendalian dan keterbatasan dalam pengendalian


• Pengendalian Kunci dan Pengendalian Tambahan (Key Controls and Secondary
Controls)
o Pengendalian kunci  pengendalian utama yang digunakan untuk mengurangi
resiko utama sehingga tujuan utama organisasi tercapai.
o Pengendalian tambahan  pengendalian yang digunakan untuk mitigasi resiko
diluar resiko utama dan mengurangi resiko ketika pengendalian utama tidak
berjalan.
• Pengendalian Preventif, Detektif, Korektif, dan Direktif
o Pengendalian preventif didesain untuk mencegah terjadinya hal yang tidak
diinginkan
o Pengendalian detektif didesain untuk menemukan kejadian yang tidak
diinginkan, namun telah terjadi.
o Pengendalian korektif adalah pengendalian yang memperbaiki kelalaian dan
kesalahan yang terdeteksi.
• Pengendalian Tingkat Entitas, Tingkat Proses dan Tingkat Transaksi
o Pengendalian tingkat entitas adalah pengendalian yang didesain untuk secara
langsung memitigasi risiko yang mungkin terjadi pada tingkat organisasi.
o Pengendalian tingkat proses adalah pengendalian yang ditetapkan oleh pemilik
proses untuk mengurangi risiko yang mengancam pencapaian tujuan proses.
o Pengendalian tingkat transaksi adalah pengendalian yang didesain untuk
memastikan bahwa kegiatan operasional individual dilakukan secara akurat dan
saat waktu yang tepat.
• Keterbatasan dalam pengendalian internal  pertimbangan kurang matang, gagal
menerjemahkan suatu perintah, pengabaian manajemen, kolusi.
• Peran kegiatan audit intern harus dapat mengevaluasi dan memberikan rekomendasi
yang sesuai untuk meningkatkan proses tata kelola sektor publik dalam pemenuhan
atas tujuan‐tujuan berikut:
o Mendorong penegakan etika dan nilai‐nilai yang tepat dalam organisasi auditi;
o Memastikan akuntabilitas dan kinerja manajemen auditi yang efektif;
o Mengomunikasikan informasi risiko dan pengendalian ke area‐area organisasi
auditi yang tepat; dan
o Mengoordinasikan kegiatan dan mengomunikasikan informasi di antara
pimpinan kementerian/lembaga/pemerintah daerah, auditor ekstern dan intern,
serta manajemen auditi.
• Peran kegiatan audit intern dalam proses manajemen resiko harus dapat mengetahui
potensi fraud dan mengelola potensi risiko fraud. Auditor harus mengatasi risiko
tersebut sesuai dengan tujuan penugasan dan waspada terhadap resiko lainnya. Hasil
audit ini dimasukkan kedalam proses manajemen resiko auditi.
• Peran audit intern dalam pengendalian adalah kegiatan audit intern harus
mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian intern pemerintah dalam
menanggapi risiko tata kelola auditi, operasi, dan sistem informasi mengenai:
o Pencapaian tujuan strategis auditi;
o Keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional;
o Efektivitas dan efisiensi operasi dan program;
o Pengamanan aset; dan
o Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kebijakan, prosedur, dan kontrak.
5. Nilai tambah audit intern bagi organisasi
• Audit intern = assurance (jaminan), insight (masukan), dan objectivity
• Audit intern memberikan assurance karena audit intern memberikan jaminan
tentang tata kelola organisasi (governance), manajemen resiko (risk), dan proses
pengendalian (control).
• Audit intern memberikan insight karena merupakan katalis untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi dengan memberikan wawasan dan rekomendasi
berdasarkan analisis dan penilaian data dan proses bisnis.
• Audit intern memberikan keobjektifan karena audit intern berkomitmen untuk
intergritas dan akuntabilitas, selain itu nilai tambah yang sebagai sumber yang
objektif berupa saran-saran yang independen pada proses tata kelola, manajemen
resiko dan pengendelian internal.

Anda mungkin juga menyukai