PEMBAHASAN
3.2 PERMASALAHAN
- Faktor –faktor penyebab terjadinya tindak korupsi
- Menurut Analisa Umum
Pada umumnya faktor penyebab korupsi bersumber pada tiga aspek yaitu: Kerusakan
pada lingkungan makro (negara) di mana sistem hukum, politik, pengawasan, kontrol,
transparansi rusak.Kerusakan tersebut menjadi latar lingkungan yang merupakan faktor
stimulus bagi perilaku orang. Tentunya menjadi jelas ketika sistem tidak secara kuat
memberikan hukuman terhadap pelanggaran dan imbalan terhadap sebuah prestasi, tingkah
menyimpang (korupsi) malah akan diulang-ulang karena akan memberikan konsekuensi yang
menyenangkan.
Pengaruh dari iklim koruptif di tingkat kelompok atau departemen.
Karena faktor kepribadian Korupsi dan hungunannya dengan kepribadian anak
Sigmund Freud merupakan pendiri Psikoanalisis. Teori Psikoanalisis fokus pada pentingnya
pengalaman masa kanak-kanak. Intinya, masa kanak-kanak memegang peran menentukan
dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku manusia ketika dewasa
kelak. Ada lima tahap perkembangan kepribadian dalam Psikoanalisis. Menurut Freud,
manusia dalam perkembangan kepribadiannya melalui tahapan oral, anal, phallis, laten, dan
genital. Tahap oral, Pada tahap ini manusia melulu menggunakan mulutnya untuk merasakan
kenikmatan. Bayi selalu memasukkan ke mulutnya setiap benda yang dipegangnya. Tahapan
ini berlangsung pada 0-3 tahun. Tahap anal, Inilah tahapan ketika anak memperoleh
kenikmatan ketika mengeluarkan sesuatu dari anusnya. Anak menyukai melihat tumpukan
kotorannya. Pada tahap ini anak dapat berlama-lama dalam toilet.
Tahap phallis, Tahap phallis berlangsung pada umur 8-10 tahun. Anak memperoleh
kenikmatan dengan memainkan kelaminnya.
Tahap laten, Anak melupakan tahapan memperoleh kenikmatan karena sudah memasuki usia
sekolah. Anak mempunyai teman dan permainan baru.
Tahap genital, Inilah tahapan ketika perkembangan kedewasaan mencapai puncaknya.
Manusia sudah memasuki tingkat kedewasaan. Tahap-tahap perkembangan ini berjalan
normal, dari satu tahap ke tahap berikutnya. Namun, bisa saja orang terhambat dalam
perkembangan dini. Freud menyebutnya fiksasi. Penyebabnya beragam, bisa karena orang
tua, lingkungan sosial, atau konflik mental. Lantas apa relevansinya dengan perilaku korupsi?
Untuk menjawabnya, kita mesti melacak akar penyebab korupsi.
Suap menyuap, pembahasan jenis korupsi ini di cantumkan dalam pasal 5 ayat (1) a
UU No. 31 tahun 1999 dan UU No. 20 tahun 2001. unsure- unsure yang di anggap melanggar
pasal ini apabila :
1. setiap individu
2. memberikan/menjanjikan sesuatu
3. kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara
4. dengan maksud berbuat atau tidak berbuat sesuai dalam jabataannya sehsehingga
bertentangan dengan jabatannya.
Penyalahgunaan jabatan, jenis korupsi ini di atur dalam pasal 8 UU No. 31 tahun 1999
dan UU No. 20 tahun 2001 yang menyebutkan unsure – unsurnya adalah:
1. pegawai negeri atau bukan pegawai negeri yang di tugaskan untuk menjalankan suatu
jabatan umum secara terus- menerus atau sementara waktu
2. dengan sengaja
3. menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil/menggelapkan/membantu
melakukan perbuatan itu
4. uang atau surat berharga yang di simpan karena jabatannya.
Pemerasan, yang di maksud pemerasan disini adalah apabila seorang pegawai negeri
yang memiliki kekuasaan menyuruh orang lain (bawahannya) untuk melakukan tindakan
yang menguntungkan bagi dirinya. Jenis korupsi ini di atur dalam pasal 12 huruf e UU No. 31
tahun 1999 dan UU No. 20 tahun 2001, unsure – unsure dari jenis korupsi ini adalah :
1. pegawai negeri
2. dengan maksud menguntungkan diri atau orang lain
3. dengan cara melawan hokum
4. memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar atau menerima pembayaran yang
menguntungkan oknum – oknum yang menginginkan.
5. menyalahgunakan kekuasaan.
Kecurangan, dalam kecurangan yang di masukkan dalam jenis korupsi disini lebih di
tekannkan kepada TNI/POLRI yang melakukan kecurangan – kecurangan perihal senjata –
senjata, hal ini di atur dalam pasal 7 ayat (1) huruf c UU No. 31 tahun 1999 dan No.20 tahun
2001,dengan unsure – unsure sebagai berikut :
1. setiap orang
2. melakukan perbuatan curang
3. pada waktu menyerahkan barang keperluan TNI dan POLRI Negara RI
4. dapat membahayakan keselamatan Negara dalam keadaan perang