Nurmayulis
02 Manajemen Mutu
04 Bahan Obat
05 NPP
06
Pendahuluan
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB
APA ITU CDOB DAN APA TUJUAN DALAM PENERAPAN CDOB?
PENERAPANNYA?
Pemastian
Mutu
SEMUA PIHAK!
Rantai Distribusi Obat dan/atau Bahan Obat Bertanggung jawab dan menerapkan
Penyimpanan Penyaluran prinsip kehati-hatian (due diligence) untuk
Pengadaan memastikan mutu obat dan/atau bahan
obat selama rantai distribusi sesuai
Pengembalian dengan tugas & kewenangannya
masing-masing
PENERAPAN CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK
Sebagai National Regulatory Authority (NRA) di bidang Pengawasan Obat dan Makanan, Badan POM tidak
menetapkan standar ganda dalam pengawasan, baik ke fasilitas distribusi swasta maupun pemerintah
WHO NRA Benchmarking menilai apakah regulator suatu negara memiliki kecukupan sistem dalam menjamin
obat berkhualitas, efektif dan aman termasuk menentukan apakah produsen obat termasuk vaksin di Indoensia
dapat mensuplai obat dan vaksin secara global untuk program kesehatan dunia
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Keluhan, kembalian,
Bangunan Diduga palsu, recall
Operasional
& peralatan
Inspeksi diri
Sar Dist
berdasarkan kontrak
Transportasi
Penjaminan mutu dan integritas Terdapat 3 Bab pengelolaan komoditi Produk Rantai Dingin/Cold Chain
obat melalui penerapan 9 Bab dengan risiko khusus Product (CCP)
mengacu pada Bab khusus
CDOB Narkotika, Psikotropika & Prekursor
Farmasi
KepKaBPOM No. HK.00.05.3.2522
Tahun 2003 tentang Penerapan Pedoman
SEJARAH
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB
2003) PENERAPAN CDOB
PerKaBPOM No. HK.03.1.34.11.12.7542
Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Cara
DI INDONESIA
Distribusi Obat yang Baik (CDOB 2012)
- Mencabut CDOB 2003
PerBPOM No. 9 Tahun 2019 tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB 2019)
- Mencabut CDOB 2012 dan Merevisi Aneks III
PerBPOM No. 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan PerBPOM No. 9 Tahun 2019
- Merevisi beberapa bagian CDOB 2019:
BAB III, IV, VI, VII, VIII dan IX
Manajemen Mutu
Kaitan QMS dengan CDOB
Majemen Mutu secara umum mengacu pada ISO 9001:2015 tentang Sistem management Mutu/Quality
Management System (QMS)
Majemen Mutu secara khusus untuk pendistribusian obat dijelaskan secara detail pada CDOB
QMS Kepuasan
Q UALITY
Pelanggan dan Kepatuhan
Terhadap Peraturan
CDOB
Manfaat pelaksanaan manajemen mutu CDOB
QMS (ISO 9001:2015) Membantu perusahaan untuk menetapkan sasaran
• Arahan menuju kualitas secara umum dan mencapai sasaran mutu yang diharapkan
• Ruang lingkup luas
Fokus pada kepuasan pelanggan → peluang
CDOB : pertumbuhan bisnis
• Arahan detail dan spesifik untuk pendistribusian obat Kinerja yang lebih efisien
• Memastikan produk secara konsisten disimpan, dikirim, dan
ditangani sesuai kondisi yang dipersyaratkan oleh
spesifikasinya. Memenuhi persyaratan regulasi
MANAJEMEN MUTU
SISTEM MUTU KAJIAN DAN
Gabungan semua aspek PEMANTAUAN
dalam suatu sistem yang MANAJEMEN
melaksanakan kebijakan
Proses untuk mengkaji sistem manajemen
mutu serta memastikan
mutu secara periodik.
sasaran mutu terpenuhi
PENGELOLAAN
KONTRAK MANAJEMEN
- Memastikan dilakukan oleh pihak yg tepat RISIKO MUTU
dan diketahui oleh berbagai pihak yg 1
berkepentingan, Suatu proses sistematis untuk menilai, 0
- Tidak bertentangan dg kontrak lainnya mengendalikan, mengkomunikasikan dan
dan sesuai dg peraturan, mengkaji risiko terhadap mutu obat dan/atau
bahan obat.
Prinsip Umum
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu
01 yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah
manajemen risiko terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan
Pendistribusian
Obat – Bahan Obat Obat
Pengadaan
Penympanan
Penyediaan
Pengiriman
Adanya deteksi,
dokumentasi,
Tanggung jawab Tepat penerima Pencatatan real investigasi dan CAPA
Sesuai CDOB manajemen jelas Tepat waktu time penyimpangan
Sesuai persyaratan CDOB
Pengadaan dari sumber yang jelas legalitasnya dan melalui mekanisme pengadaan
sesuai peraturan
Penyimpanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan produk serta jenis produk
: berdasarkan peraturan
Format terstandar
• Tersedia formulir
• Mudah didapat
Dokumentasi & investigasi penyimpangan prosedur
Investigasi dilakukan secara komprehensif untuk
menemukan akar masalah
Kami mempunyai komitmen untuk kebijakan yang disebut TOTAL QUALITY – yang bertujuan untuk dapat memastikan
mutu obat dan/atau bahan obat sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya mulai
dari pengadaan, penyimpanan sampai dengan penyalurannya.
Komitmen ini hanya akan bisa tercapai bila kami semua tiap saat selalu melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab
secara benar dan selalu mencari perbaikan yang berkesinambungan dalam tiap hal yang terkait.
Kami menyadari bahwa Perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap obat dan/atau bahan obat yang kami
distribusikan kepada para pelanggan, oleh sebab itu obat dan/atau bahan obat yang kami distribusikan harus selalu memenuhi
mutu yang
dipersyaratkan.
Karena hal tersebut kami harus selalu memenuhi persyaratan Cara Distribusi Obat yang Baik dan akan selalu memberikan
pelatihan pada para karyawan kami untuk dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi sesuai dengan prosedur tertulis yang telah
disahkan serta mempertahankan pengendalian terhadap semua proses, aktivitas dan dokumentasi dari semua perubahan
dan perbaikan.
Ruang Lingkup
POB ini meliputi semua perubahan terutama perubahan kritis yang terjadi dalam proses distribusi, baik yang beroperasi secara manual
maupun dengan sistem komputer yang telah tervalidasi pada Fasilitas Distribusi. Proses kritis adalah proses yang berkaitan dengan mutu
dan regulasi.
Tanggung Jawab
• Semua Kepala Departemen terkait bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur ini untuk perubahan yang berlaku di departemen
masing-masing.
• Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan terhadap usulan perubahan, mengkoordinasi, dan memantau
pelaksanaan perubahan.
Contoh POB Pengendalian Perubahan (2)
Jenis perubahan yang ditangani melalui Pengendalian Perubahan
– Perubahan pada fasilitas dan sarana antara lain :
• Lokasi gudang penyimpanan
• Denah/tata letak ruang gudang penyimpanan
• Sistem penunjang misalnya sistem pengaturan suhu udara (AC)
– Perubahan pada peralatan antara lain:
• Peralatan untuk kalibrasi/validasi
• Peralatan untuk alat angkat/angkut di gudang (forklift, katrol, dll)
– Perubahan pada proses distribusi antara lain:
• Perubahan sistem penerimaan obat dan/atau bahan obat
• Perubahan sistem penyimpanan obat dan/atau bahan obat di gudang
• Perubahan sistem pengiriman obat/dan atau bahan obat
• Perubahan bahan dan cara pengemasan untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat
– Perubahan pada dokumen antara lain:
• Kebijakan mutu
• Semua POB yang terkait dengan CDOB
Contoh POB Penanganan Obat Palsu
1. Tujuan
a. Meminimalkan peredaran produk palsu.
b. Melakukan proses penanganan obat palsu secara benar.
c. Untuk menghindari penyalahgunaan pemakaian, baik yang berakibat pada keselamatan pasien, maupun kerugian
penjualan.
2. Ruang Lingkup
Menjamin bahwa produk palsu atau diduga palsu yang ditemukan atau dicurigai dapat segera
ditindaklanjuti.
3. Tanggung Jawab
Pimpinan dan Apoteker Penanggung Jawab, bertanggung jawab atas pelaksanaan proses penanganan produk palsu
atau diduga palsu
4. Prosedur
a. Informasi Produk Palsu atau Diduga Palsu
b. Penarikan Produk Palsu atau Diduga Palsu
c. Penyimpanan Produk Palsu atau Diduga Palsu
d. Pelaporan ke IF dan instansi terkait
Contoh POB Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan
POB ini bertujuan untuk memastikan bahwa Kebijakan Fasilitas Distribusi tentang Keselamatan
dan Kesehatan Lingkungan Kerja (K3L) diimplementasikan dengan baik dan benar di Fasilitas
Distribusi.
Sasaran dari pelaksanaan K3L di Fasilitas Distribusi adalah memastikan tidak ada kecelakaan
kerja
yang terjadi (zero accident).
Prosedur
• Tim Tanggap Darurat
• Penanganan Kondisi Darurat: terhadap petugas dan produk
Organisasi, Manajemen
dan Personalia
Prinsip Umum Titik Kritis
Harus ada personil yang cukup dan kompeten
untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi
tanggung jawab fasilitas distribusi.
Tanggung jawab, wewenang dan hubungan
Tanggung jawab masing-masing personil harus antar semua personil ditetapkan dengan jelas.
dipahami dengan jelas dan dicatat.
Jumlah dan Kompetensi personil harus terbagi
Semua personil harus memahami prinsip CDOB
merata sesuai beban kerja.
dan harus menerima pelatihan dasar maupun
pelatihan lanjutan yang sesuai dengan tanggung
jawabnya.
Manajemen dan personil tidak boleh memiliki
konflik kepentingan, sehingga dapat
mengintervensi integritas obat
Prosedur keselamatanAdd Contents
(misal: Titlepersonil
kemananan
dan sarana, perlindungan lingkungan dan integritas
obat dan/atau bahan obat)
PENANGGUNG JAWAB
• Penanggung jawab fasilitas distribusi harus seorang apoteker dan bekerja purna waktu.
• Penanggung jawab harus menjaga kompetensinya dalam CDOB melalui pelatihan rutin berkala.
Setiap personil harus memiliki uraian tugas tertulis yang telah ditandatangani
yang bersangkutan dan pihak perusahaan.
Mencakup :
– Kualifikasi
– Tugas dan Tanggung Jawab
– Hubungan Kerja
Pelatihan
01 Semua personil memenuhi kualifikasi sebelum memulai tugas
Pelatihan khusus untuk personil yang menangani obat/bahan obat berbahaya, bahan
04 radioaktif, narkotika, psikotropika, rentan disalahgunaka,sensitif terhadap suhu
o Higiene
o Pakaian kerja
• Dilarang menyimpan makanan, minuman, rokok atau obat
untuk penggunaan pribadi di area penyimpanan
Penanggung Jawab
Keterangan :
Jalur Lini ________
Jalur Koordinasi ______
Contoh Struktur Organisasi PBF Cabang
Penanggung Jawab
Pusat
Pimpinan Cabang
Penanggung Jawab
Cabang
Keterangan :
Jalur Lini
________
Jalur Koordinasi __
___
BAB X
BAHAN OBAT
TITIK KRITIS
Label yang tercantum pada wadah harus jelas, tidak memberikan penafsiran ganda, tertempel dengan
kuat dalam format yang telah ditetapkan oleh industri farmasi bahan obat asal.
I II III
Hanya untuk IPTEK • PETIDINA • KODEIN
• MORFINA • ETILMORFINA
Dilarang u/ pengobatan • FENTANIL • BUPRENORFIN
• METADON • dll
• Tanaman PAPAVER,
• OPIUM • SUFENTANIL
• HEROIN/PUTAW • dll
• KOKAIN/ CRACK (91) (15)
• GANJA/MARIHUANA/CANNABIS § UU No. 35 Th. 2009 ttg Narkotika
• SEDIAN OPIUM § PMK No. 13 Th. 2014 (Tidak Berlaku lagi)
• KATINONA/ METKATINONA § PMK No. 2 Th. 2017 (Tidak Berlaku lagi)
• MDMA § PMK No.41 Th.2017 (Tidak Berlaku lagi)
§ PMK No.58 Th. 2017 (Tidak Berlaku lagi)
• AMFETAMIN
§ PMK No. 7 Th. 2018 (Tidak Berlaku lagi)
• METAMFETAMIN § PMK No. 4 Th 2021
• PSILOSIBINA
• KARFENTANIL Perpindahan seluruh Gol I & sebagian besar Gol II
• KARISOPRODOL Psikotropika
(191)
PSIKOTROPIKA
(UU No. 5 Th. 1997 ttg Psikotropika)
I II III IV
• AMOBARBITAL
•AMINEPTINA • FLUNITRAZEPAM • NIMETAZEPAM
• DEKSKLOROKETAMIN
•METIL FENIDAT •PENTOBARBITAL • ALPRAZOLAM
• 2DEKSKLOROKETAMIN
• SEKOBARBITAL •SIKLOBARBITAL • DIAZEPAM
• FLUBROMAZOLAM
•ETILFENIDAT • DLL • BROMAZEPAM
• FLUALPRAZOLAM
•ETIZOLAM • LORAZEPAM
(4) •DICLAZEPAM
(8) • TRIAZOLAM
(6) • DIETIL PROPION
• KLORDIAZEPOKSIDA
• NITRAZEPAM
• KLONAZEPAM
• ZOLPIDEM
• DLL
(62)
PREKURSOR
(UU No. 35 Th. 2009 ttg Narkotika)
Tabel II
Tabel I 1. Acetone.
1. N-Acetylanthranilic Acid. 2. Anthranilic Acid.
2. Ephedrine. 3. Ethyl Ether.
3. Ergometrine. 4. Hydrochloric Acid.
4. Ergotamine. 5. Methyl Ethyl Ketone.
5. Isosafrole. 6. Phenylacetic Acid.
6. Lysergic Acid. 7. Piperidine.
7. 3,4-Methylenedioxyphe- 8. Sulphuric Acid.
nyl-2-propanone. 9. Toluene.
8. Norephedrine.
9. 1-Phenyl-2-Propanone.
10. Piperonal.
11. Pseudoephedrine.
12. Safrole. Yg diawasi BPOM adalah Prekursor Farmasi (Tabel I) khususnya
13. Potassium Permanganat. no. 2, 3, 4, 8 & 11
14. Acetic Anhydride.
•Cara Distribusi Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi harus dilakukan dalam rangka
pemenuhan CDOB termasuk untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan/atau kehilangan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dari jalur distribusi resmi.
PERIZINAN DAN
PENANGGUNG JAWAB
❑PBF Importir Psikotropika dan/atau Prekursor harus memiliki izin
sebagai Importir Terdaftar (IT) Psikotropika dan/atau Prekursor
❑PBF Importir Narkotika harus memiliki izin khusus dari Menteri
Kesehatan
❑PBF yg menyalurkan Narkotika wajib memiliki izin khusus dari
Menteri Kesehatan
❑Setiap PBF wajib memiliki izin dari Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
❑PBF Cabang wajib memperoleh pengakuan dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi di wilayah PBF Cabang berada
❑Penanggung Jawab PBF harus Apoteker yang telah memiliki:
✓STRA
✓SIPA
A. PENGADAAN & PENYALURAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & OBAT MENGANDUNG PREKURSOR
PBF
PBF Perhatikan izin dan
NARKOTIKA: APOTEK kewenangan sarana
tujuan penyaluran
IZIN KHUSUS PENYALURAN
IF SP
SP –>
–> ttd
ttd
INST. FARMASI RS
APJ/Ka.
APJ/Ka. Inst
Inst
INST.
Kualifikasi pelanggan
FARMASI
PEMERINTAH INST. FARMASI
PUSAT RSUP/TNI/POLRI
SPInst
SP –> ttd Ka.
INST. FARMASI
INST. RSUD/KLINIK DAERAH
FARMASI
PEMERINTAH
PUSKESMAS
DAERAH
LPLPO
A. PENGADAAN NPP
Pengadaan NPP harus berdasarkan surat pesanan dengan format khusus.
• Surat Pesanan narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika.
• Surat Pesanan psikotropika atau prekursor farmasi dapat digunakan untuk 1
(satu) atau beberapa jenis psikotropika atau prekursor farmasi.
• Ketentuan surat pesanan secara umum sama dengan obat golongan lain
(dijelaskan di BAB IX – Dokumentasi), namun terdapat kekhususan, yaitu:
MANUAL ELEKTRONIK
• Asli dan dibuat sekurang-kurangnya • Harus tersedia sistem back up
rangkap 3 (tiga). secara elektronik.
• Surat pesanan manual (asli) harus
diterima oleh pemasok selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah
adanya pemberitahuan secara
elektronik dari pihak pemasok bahwa
SURAT PESANAN
Catatan: SP yg tdk bisa dilayani/dipenuhi harus: a) dibuat Surat Penolakan Pesanan paling lama 7
hari kerja, b) tetap diarsipkan dan diberi tanda pembatalan yg jelas
PENGADAAN & PENYALURAN
KUALIFIKASI KUALIFIKASI
PEMASOK PELANGGAN
Pemasok yang menyalurkan narkotika wajib • Fasilitas distribusi harus memastikan
memiliki ijin khusus sebagai fasilitas penyaluran narkotika ke fasilitas
distribusi atau industri farmasi yang distribusi lain yang memiliki ijin
memproduksi narkotika.
khusus penyalur narkotika,
instalasi sediaan farmasi, apotek dan
rumah sakit yang memiliki
kewenangan menyalurkan atau
menyerahkan narkotika sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
• Fasilitas distribusi harus memastikan
penyaluran psikotropika dan
Prekursor ke fasilitas distribusi lain,
fasyanfar yang menyerahkan
psikotropika dan Prekursor sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
B PENERIMAAN NPP
PERIKSA:
1. KONDISI KEMASAN
• Penerimaan harus DALAM KEADAAN BAIK sesuai
berdasarkan Faktur 2. KESESUAIAN NAMA YANG
pembelian / SPB/ LPLPO DITERIMA DG SP/LPLPO
yang sah. 3. KESESUAIAN FISIK YANG
• Hanya dapat melakukan DITERIMA DG FAKTUR
penerimaan yang
ditujukan untuk Ketidaksesuaian ketidaksesuaia TTD
Fasyanfar sesuai dengan Pesanan n nomor bets FAKTUR/LPLPO/SPB
SP/LPLPO meliputi nama, atau tanggal & NAMA, SIPA/SIPTTK,
kekuatan, jumlah, STEMPEL
• Harus dilakukan oleh kondisi kemasan
kedaluwarsa
Apt/TTK PJ tidak baik
• Bila Apt/TTK PJ
berhalangan, dapat KOREKSI
didelegasikan ke Tenaga PRODUK BETS/KADALUARSA
kefarmasian (Surat DIKEMBALIKA & KONFIRMASI KE
pendelegasian) N PEMASOK
• Bila Apt PJ Puskesmas
berhalangan,
didelegasikan ke Tenaga 46
kefarmasian/ tenaga
medis/ tenaga kesehatan
C. PENYIMPANAN - UMUM
Tempat penyimpanan
Semua obat harus obat tidak dipergunakan
disimpan pada kondisi
Obat harus disimpan dalam untuk menyimpan
wadah asli dari pabrik sesuai sehingga terjamin barang lain yang
keamanan dan menyebabkan
stabilitasnya
kontaminasi
Sistem penyimpanan
memperhatikan bentuk
LASA (Look Alike Sound
sediaan dan kelas terapi Sistem FIFO / FEFO Alike)
serta disusun secara
alfabetis
tidak boleh dimasuki oleh orang lain tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin
tanpa izin Apoteker penanggung jawab Apoteker penanggung jawab / Apt yang
ditunjuk
hanya mempunyai pintu yang dilengkapi mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah
dengan pintu jeruji besi dengan 2 (dua) kunci yang berbeda
buah kunci yang berbeda;
Kunci dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai lain yang dikuasakan
PENYIMPANAN
❑ Penyimpanan harus dilengkapi dengan kartu stok (manual/elektronik)
❑ Kartu stok (manual/elektronik) paling sedikit terdiri atas:
No Komponen
2. Jumlah persediaan;
❑ Dokumen pencatatan berupa kartu stok (manual/elektronik) wajib disimpan sekurang-kurangnya selama 3
(tiga) tahun
❑ APJ dapat memberi kuasa penggunaan kunci Gudang/ Ruang khusus penyimpanan Narkotika, Psikotropika,
Prekursor kepada pegawai lain, bila berhalangan.
6. Jumlah yang diserahkan;
Pengembalian NPP
Saksi pemusnahan:
§ Balai POM setempat atau
§ Dinkes Provinsi/Kota/Kab
setempat
DOK. PENGADAAN
SP/Faktur/Surat Penolakan digabung dan diarsipkan
berdasarkan no. urut & tgl
DOK. PENYALURAN
SP/Faktur/Surat Penolakan digabung dan diarsipkan
berdasarkan no. urut & tgl
DOK. PENYERAHAN
Resep diarsipkan berdasarkan no. urut dan tanggal penyerahan
obat
§ Masing2 dok. di-file tersendiri
Laporan Pemusnahan & BA Pemusnahan (terpisah dari dok. lain)
§ Disimpan paling singkat 3 (tiga)
Dok. Laporan Hasil Investigasi & BA Hasil Investigasi selisih stok thn
§ Harus dapat ditunjukkan pd saat
pemeriksaan
Dok. Laporan Hasil Investigasi & BA Hasil Investigasi kehilangan
q Pencatatan meliputi:
Ø Nama, bentuk dan kekuatan sediaan
Ø Jumlah persediaan awal & akhir
Ø Tanggal, no. dokumen, sumber penerimaan/tujuan penyaluran
Ø Jumlah yang diterima/disalurkan
Ø No. bets, dan ED
Ø Paraf petugas
•
•
I. PELAPORAN
60