Anda di halaman 1dari 21

 

LATAR BELAKANG

Perubahan pola perilaku dan gaya hidup masyarakat saat ini


menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan terutama perawat
sebagai begian yang berkewajiban melayani masyarakat melalui layanan

kesehatan. Perubahan ini membawa dampak positif yang signifikan


terhadap kesehatan, tetapi juga terdapat dampak negative terhadap
kesehatan masyarakat itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kebiasaan masyarakat saat ini jauh mengalami perubahan
dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat sepuluh hingga dua puluh
tahun yang lalu, terutama hal ini berdampak pada kebutuhan kesehatan.

Pola konsumsi menjadi titik berat perubahan yang terjadi.


Masyarakat saat ini cenderung mengabaikan kebutuhan makan makanan
sehat mereka. Mereka lebih suka mengkonsumsi makanan yang tidak
seimbang. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, jelas semua ini akan
berdampak pada organ tubuh manusia, terutama ginjal. Ginjal menjadi
alat yang bertugas sebagai penyaring darih darah yang mengalir diseluruh
tubuh. Banyak masalah yang akan timbul. Yang paling sering terjadi
adalah nefrolitiasis atau batu ginjal. Batu ginjal ini menjadi salah satu
gangguan yang disebabkan oleh pola perilaku masyarakat yang saat ini
menghiraukan pola hidup sehat. Contohnya saja, masyarakat sekarang
sangat jarang mengkonsumsi air minum yang seharusnya mereka
butuhkan dan masih banyak masalah yang lain.

Dengan timbunya penyakit seperti nefrolitiasis di atas, dibutuhkan


penanganan yang tidak mudah. Disinilah peran perawat yang bertugas
memberikan perawatan dan memberikan pertimbangan untuk
dilakukannya nefrostomi demi kebaikan pasien. Setelah itu, perawat
masih memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan juga keluarga.

nefrostomi  | 1
 

NEFROSTOMI

a. Definisi

Suatu tindakan pembedahan untuk menyalirkan urin atau nanah

dari sistem pelvikaliseal melalui insisi di kulit.

b. Ruang lingkup

Penderita yang datang dengan keluhan nyeri pinggang belakang,


pada pemeriksaan fisik teraba massa pada pinggang disertai nyeri ketok
pinggang disertai
disertai demam atau meng
menggigil,
gigil, dan anuria. Pa
Pada
da pemeriksaa
pemeriksaan
n
USG didapatkan adanya hidronefrosis atau pyonefrosis.

c. Indikasi operasi

1. Uropati obstruktif 
2. Pionefrosis

d. Kontraindikasi

1. Penyakit y
yg
g progresif meskipun s
sedang
edang dalam terapi
2. Memiliki masalah/k
masalah/komorbiditas
omorbiditas yg potensial me
membahyakn
mbahyakn jiwa
3. Status performance dengan skoring ECOG/Zubard >2 atau
Karlnofsky >60

4. Tidak ada terapi yg efektif 


5. Pasien tidak mau diobati
6. Terdapat nyeri yg tidak dapat diatasi pad
pada
a saat tindak
tindakan
an nefrostomi
7. Terdapat tanda2 overload sepe
seperti
rti oedem p
paru
aru & ses
sesak
ak napas
8. Terdapat asidosis metabolik
9. Terdapat hiperkalemia
10. Keadaan2 lain yg menyebabkan pasien tidak bisa diposisikan
tengkurap

nefrostomi  | 2
 

e. Manfaat

1. Hidronefris dapat dilakukan dekompresi & urine dapat langsung


keluar ke dalam kantong urin melalui kateter kulit.

2. Menilai fungsi masing2 ginjal

3. Pada kasus hipertensi akibat obstruksi (jarang ditemukan) dapat


memberi efek penurunan mean arterial pressure yg bermakna.

4. Pada kasus obstruksi supravesika yg menimbulkan fistula dr ureter,


dengan diversi urin melalui nefrostomi diharapkan fistula sembuh &
menutup spontan. Pada kasus fistula tanpa obstruksi,
penatalaksanaan dapat dengan tindakan nefrostomi dibantu dgn
pemasangan kateter ureter.

5. Sebagai media pemberian obat. Obat jamur yg mempunyai efek


samping bila digunakan secara sistemik seperti amfoterisin B dapat
disalurkan langsung melalui kateter nefrostomi sehingga
menghindari efek samping sistemik.

6. Pada obstruksi ureter yg letaknya tinggi, pemasangan kateter sukar 


dicapai secara retrogade melalui bawah. Untuk mengatasi maslah
ini, kateter ureter bisa dipasang melalui jalur nefrostomi perkutan yg
telah dibuat. Pd kasus stenosis atau striktura reter letak tinggi,
tindakan dilatasi dapat dilakukan melalui nefrostomi perkutan.

e. Diagnosis Banding untuk uropati obstruktif 

1. anuria pre renal


2. anuria intra renal

f. Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, kultur urin dan tes
kepekaan antibiotika, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG.

nefrostomi  | 3
 

g. Teknik Operasi

Nefostomi untuk uropati obstruktif dapat dilakukan dengan 2 cara,


yaitu terbuka dan tertutup. Nefrostomi terbuka dapat dialkukan dengan
dua teknik.

Nefrostomi Terbuka

  Teknik pertama

a. Bila k
korteks
orteks masih tebal, ginjal harus dibuka sampai terlihat
pelvis renalis.
b. Pelvis dib
dibuka
uka dengan sayatan k
kecil:
ecil: 1-1,5 c
cm.
m.

nefrostomi  | 4
 

c. Klem bengkok dimasukkan melalui sayatan pada pelvis tersebut


kearah kaliks inferior atau medius menembus korteks sampai
keluar ginjal
d. Kemudian kateter Foley Ch 20 dimasukkan kedalam pelvis
dengan cara dijepitkan pada klem

  Teknik kedua

a. Bila korteks sudah sangat tipis, denga


dengan
n sayatan 1-1,5 cm pa
pada
da
korteks langsung dimasukkan kateter Foley Ch 20 atau 22,
ujung kateter berada didalam pielum.
b. Isi balon de
dengan
ngan akua
akuades
des atau PZ steril 3 sampai 5 c
cc
c
c. Pada dinding g
ginjal
injal dibuat jahitan fiksas
fiksasii dengan be
benang
nang yang
dapat diserap (cat-gut, chromic atau polyglycolic-acid).

d. Jahitan dapat berupa jahitan fiksasi matras atau kantung


tembakau
e. Setelah fiksasi, yakinkan bahwa ujung kateter berada dalam
pielum atau didalam kaliks yang dapat menjadi drainase yang
baik dan adekuat.
f. Bila drainase kurang baik, jangan sega
segan-segan
n-segan melakukan
perbaikan.
g. Catat dengan baik ca
cairan
iran yang keluar: urin jernih ata
atau
u keruh,
pus purulen atau serus, berca
bercampur
mpur darah, berapa cc urin yang

keluar.
h. Luka operasi ditutup dengan ja
jahitan,
hitan, dan meninggalkan drain
drain
vakum sekitar ginjal. Bila mungkin, keluarkan kateter melalui
lubang yang terpisah dengan luka operasi.
i. Jangan lupa membuat fiksasi ya
yang
ng kokoh de
dengan
ngan benang
sutera
 j. Fiksasi ini sangat penting, karena fungsi ginjal penderia
tergantung pada drainase melalui kateter ini.
k. Hubungkan ujung kate
kateter
ter dengan ujung k
kantong
antong urin.

l.

nefrostomi  | 5
 

Nefrostomi Tertutup

1. Dilakukan dengan alat fluoroskopi.


2. Dengan pembiusan umum, regional atau lokal.
3. Posisi pronasi, perut sisi yang sakit diganjal
di ganjal bantal tipis.
4. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
5. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
6. Dilakukan pungsi ke arah ginjal, bila yang keluar urin, masukkan
kontras secukupnya sehingga tampak gambaran sistem kolekting di
monitor. Bila perlu lakukan pungsi kedua ke arah yang lebih tepat
(biasanya kaliks inferior atau medius).
7. Mandrin (isi jarum pungsi bagian dalam) dikeluarkan, masukkan
kawat penuntun (guide
(guide wire)
wire) ke dalam bungkus (sheath
(sheath)) jarum
pungsi.
8. Lakukan dilatasi dengan dilator khusus, masukkan kateter Foley Ch
20 dengan tuntunan kanula khusus. Kembangkan balon kateter 
dengan air 5-10 cc.
9. Fiksasi kateter dengan kulit.
10. Sambung jung kateter dengan kantong urin

nefrostomi  | 6
 

g. Komplikasi operasi

Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan, ekstravasasi urin.

nefrostomi  | 7
 

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

a. Biodata
Nama : Tn.X

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

 Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa

Status pernikahan : Duda

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Pensiunan PNS

 Alamat : Jln. Selamet 60

No. Registrasi : 12345678910

Tanggal MRS : 7 Juni 2010

Penanggungjawab

Nama : Avril

Umur : 34 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hubungan dengan pasien : Anak kandung

Pekerjaan : Wiraswasta

No. Yang bisa dihubungi :212133345687

b. Keluhan utama :

a) Nyeri punggg
pungggung
ung belakang, bersifat terus menerus pad
pada
a daerah
pinggang.
b) Hematuria
c) Urgency

nefrostomi  | 8
 

d) Kolik ginjal y
yang
ang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-
lahan
e) Anorexia, muntah dan perut kembung
f) Disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda-tanda gagal
ginjal

c. Riwayat penyakit sekarang 

Nyeri pinggang belakang sebelah kanan

d. Riwayat penyakit dahulu

Nyeri pinggang belakang sebelah kiri

e. Riwayat penyakit keluarga

1. Orang tua menderita penyakit urolithiasis


2. Penyakit Gout
3. Hipertensi

f. Riwayat penatalaksanaan medis

Lima tahun yang lalu menjalani operas


operasii pada gin
ginjal
jal kiri

g. Riwayat Psikososial 

- Perubahan sistem pada keluarga : perubahan pe


peran
ran keluarga

- Adanya perasaan cemas atau takut terhadap ha


hasil
sil akhir dari
pembedahan post nefrostomi

- Hubungan deng
dengan
an orang sek
sekitarnya
itarnya : adany
adanya
a perilaku menarik diri
atau malu akibat terpasangnya selang nefrostomi
- Gaya hidup ya
yang
ng kurang tepat s
sehingga
ehingga mengakib
mengakibatkan
atkan

nefrostomi  | 9
 

2. Pemeriksaan Fisik
a. Status pernapasan
pernapasan  

Pada setiap pembedahan, penggunaan anastesi meningkatkan resiko


komplikasi pernapasan. Oleh karena itu status pernapasan dikaji dengan

memantau frekuensi, kedalaman dan pola pernapasan. Lokasi insisi


sering menimbulkan rasa nyeri pada saat inspirasi dan batuk sehingga
pasien cenderung melakukan fiksasi dinding dada oleh karena itu
pernapasan cenderung dangkal. Auskultasi dilakukan untuk mengkaji
suara pernapasan normal & tambahan. Lokasi insisi membantu dalam
mengantisipasi masalah pernapasan & nyeri.

b. Status sirkulasi & kehilangan darah


darah  

TTV &tekanan darah arteri atau vena sentral dipantau. Warna, suhu

kulit dan keluaran urin juga akan memberikan informasi tentang


keadekuatan status sirkulasi. Keadaan luka insisi & selang drainase harus
sering diobservasi untuk membantu mendeteksi kehilangan darah serta
hemoragi yang tidak terduga.

c. Nyeri 
Nyeri 

Rasa nyeri merupakan permasalahan utama bagi pasien


pascaoperatif akibat lokasi insisi dan posisi pasien di atas meja operasi
untuk memungkinkan akses yang adekuat pada ginjal. Lokasi dan

intensitas nyeri dikaji sebelum dan sesudah pemberian preparat


analgesik. Distensi abdomen yang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman juga perlu dicatat.

d. Drainase urin
urin  

Keluaran urin & drainase dari selang yang dipasang pada saat
pembedahan dipantau dalam hal jumlah, warna, serta tipenya. Penurunan
atau tidak adanya drainase urin harus segera dilaporkan pada dokter 
karena hal tersebut dapat menunjukkan obstruksi yang menimbulkan

nyeri, infeksi serta gangguan pada jahitan.

nefrostomi  | 10
 

3. Penatalaksanaan Medis

a. ESWL/Lithotripsi 
ESWL/Lithotripsi 
 Adalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk meng hancurkan
batu dikhalik ginjal

b. Metode endourologi pengangkatan batu


batu  

Merupakan gabungan dari radiologi dan urologi untuk mengangkat


batu renal tanpa melalui prosedur pembedahan mayor. Nefrostomi
perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam
pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari
kateter yang tersumbat, menghancurkan batu ginjal.

c. Pengangkatan Bedah
Nefrolitotomi : insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika
batu terletak di dalam piala ginjal.

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Urin  
Urin

Pemeriksaan urin dapat menunjukkan lekosituria, hematuria, atau


normal bila obstruksi komplit. Biakan urin dapat postif atau negatif.
Penting mengetahui apakah ada infeksi saluran kemih atau tidak sebelum

melakukan terapi.Prinsip pemberian antibiotika: hanya diberikan sebagai


profilaksis bila akan dilakukan tindakan, dan diberikan sebagai terapi bila
batu sudah tidak ada atau pada keadaan bakteriemia dan urosepsis.

b. Darah  
Darah

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan laju endap darah yang


tinggi, dan pada infeksiyang akut terdapat lekositosis dan gambaran
hitung jenis yang menggeser ke kiri.

c. Faal ginjal

nefrostomi  | 11
 

Dapat normal atau abnormal. Pada keadaan abnormal, jangan lupa


keadaan ginjal yang kontralateral (yang tidak ada batu atau yang tidak ada
keluhan). Mungkin salah satuginjal sudah kurang/tidak berfungsi, atau
malahan agenesis atau sudah dinefrektomi sebelumnya.Kemungkinan
obstruksi bilateral juga harus dipikirkan

d. USG  
USG

Pemeriksaan USG pd ginjal digunakan untuk :

1) mendeteksi keberadaan & keadaan ginjal yg pd pemeriksaan PIV


menunjukkan nonvisualized
nonvisualized,,

2) penuntun pd saat dilakukan pungsi ginjal/nefrostomi perkutan,

3) pemeriksaan penyaring pd dugaan adanya trauma ginjal dengan

derajat ringan.

e. Pielografi Intravena
Intravena::

Foto yang dapat menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui


bahan kontras radio-opak. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya
kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Bahan kontras yang dipakai
adalah jodium dengan dosis 300mg/kg BB atau 1 ml/kg
m l/kg BB.

f. Pielogragi Retrogard (RPG)


(RPG)  

Pencitraan sistem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan


bahan kontras radio-opak langsung melalui kateter ureter yang
dimasukkan transuretra. Indikasi: jika ada kontraindiksi foto PIV atau PIV
belm bisa menjelaskan keadaan ginjal mau pun ureter antara lain pada
ginjal non visualized

g. Pielografi antegrad :

Pencitraan sisem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan


bahan kontras melalui kateter nefrostomi yang sebelumnya sudah

terpasang atau dapat pula melalui pungsi ginjal pada kaliks ginjal

nefrostomi  | 12
 

DIAGNOSA DAN INTERVENSI

Data  
Data Etiologi  
Etiologi Masalah  
Masalah

DO: wajah nefrolitiasis Nyeri


gelisahmeringis
↓  Rasa nyaman terganggu
DS: mengeluh nyeri
Pembedahan

↓ 

Luka insisi

Diagnosa : nyeri & gangguan rasa nyaman b.d insisis operatif,


pengaturan posisi peregangan otot selama pembedahan
ginjal

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam


pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang

Kriteria hasil :melaporkan penurun


penurunan
an nyeri yg progresif 

  memakai obat analgesik dengan frekuensi yang jarang


  membalikkan tubuh, batuk dan menarik napas

dalam seperti yang dianjurkan.


  melakukan ambulasi secara progresif 

Intervensi  
Intervensi Rasional  
Rasional

Kaji tingkat nyeri pasien Memberikan data dasar u/


mengevaluasi rasa nyeri

Berikan preparat analgesik seperti Meningkatkan pengurangan rasa


diresepkan nyeri

Lakukan kompres hangat & Meningkatkan relaksasi &


masase pd daerah otot yg terasa peredaan nyeri otot serta
pegal serta mengalami gangguan gangguan rasa nyaman
rasa nyaman

Fiksasi luka insisi dgn kedua Meminimalkan tarikan/tegangan

nefrostomi  | 13
 

belah tangan/bantal pd saat pasca luka insisi & memberikan


menarik napas dalam atau pd dukungan pd pasien.
saat lathn batuk

Bantu & dorong ambulasi dini Memeudhakan dilanjutkannya

kembali latihan aktivitas otot.

Diagnosa 2

Data Etiologi Masalah

DO: Pembedahan Risiko tinggi infeksi


syok/hipovolemia,penas
↓ 
& nyeri,warna kulit
kemerahan,perubahan Luka insisi
turgor kulit
↓ 
DS: mengeluh panas &
nyeri Penggunaan selang
nefrostomi

Diagnosa  
: rsiko tinggi infeksi b.d trauma jaringan sekunder 
saat prosedur pembedahan nefrostomi

Tujuan : tidak terjadi komplikasi selama pemasangan


nefrostomi

Kriteria hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi (tmor, rubor, kalor,


dolor, functio lasea)

Intervensi Rasional

Pertahankan selang nefrostomi Mencegah masukan bakteri dan


tetap steril infeksi lanjut

Observasi drainase luka insisi Adanya drain, insisi suprapubik,


meningkatkan risiko unfeksi

nefrostomi  | 14
 

Observasi TTV: perhatikan Mengetahui tanda-tanda infeksi


demam ringan, menggigil, nadi,
pernapasan cepat & gelisah

Ganti balutan sesuai dengan Balutan basah menyebabkan kulit

yang dianjurkan;pengeringan&
pembersihan sepanjang waktu iritasi & memberikan
pertumbuhan bakteri , media untuk
peningkatan
resiko infeksi luka

Jika pasien akan diplangkn dgn Pengethuan & pemahaman atau


sis.drainase mash penglhtan urin merupakan unsur 
terpasang/dengan pengalihan yg penting untuk mencegah infeksi
sliran urin,berikan petnjuk & komplikasi lainnya
perawatannya kepda pasien &
keluarga

Diagnosa 3

Diagnosa : kurang pengetahuan tentang tujuan tindakan yang


diprogramkan berhbungan dengan kurangnya informasi

Tujuan : pengeatahuan pasien tentang penyakitnya dan tindakan operatif 


meningkat

Kriteria hasil :

a) pasien dapa
dapatt menjelaskan kembali tentang sifat penyakit,
tujuan tindakan yang diprogramkandan pemeriksaan
diagnostik
b) pasien tidak bertany
bertanyaa lagi tentang ke
keadaan
adaan penyakit
penyakit dan
program pengobatanny
pengobatannya a
c) pasien kooperatif dalam program pengobatan dan
tindakan operatif yang diprogramkan

Intervensi Rasional

Kaji tingkat pengetahuan pasien Pengetahuan membantu


dan keluarga tentang penyakit mengembang kan kepatuhan
dan pengobatannya dan tindakan pasien dan keluarga terhadap
operatif  rencana terapeutik

nefrostomi  | 15
 

Berikan penjelasan tentang Untuk menambah pengetahuan


penyakit, tujuan pengobatan dan pasien
program operatif 

Berikan kesempatan pasien dan Meningkatkan kemampuan pasien

keluarga untuk dan


perasaannya mengekspresikan
mengajukan untuk memecahkan masalah
pertanyaan terhadap hal-hal yang
belum dipahami.

Diskusikan pentingnya banyak Untuk menambah pengetahuan


minum air putih 3  – 4 liter perhari pasien bahwa cairan dapat
selama tidak ada kontra indikasi. membantu pembersi han ginjal dan
dapat mengeluarkan batu kecil

Diskusikan tentang pentingnya Untuk menambah pengetahuan


diet rendah protein, rendah pasien
kalsium dan posfat
dan mencegah kekambuhan

Batasi aktifitas fisik yang berat Untuk mencegah kekambuhan

Diagnosa 4

Diagnosa : taku dan cemas berhubungan dengan hasil akhir pembedahan


dan perubahan pada fungsi urinarius

Tujuan : pengurangan rasa takut dan cemas

Kriteria hasil : turut berpartisipasi dalam aktivitas perawatan

Intervensi Rasional

Kaji ketakutan & kecemasan Meberikan data dasar u/


pasien sebelum pembedahan jika pengkajian pascaoperasi
hal ini dimungkinkan

Kaji pengetahuan pasien Membuktikan dasar u/ pengajran


mengenai prosedur pembedahan

nefrostomi  | 16
 

& kemungkinan hasil akhir  lebih lanjut


pembedahan

Evaluasi perubahan makna bagi Memudahkan pemahaman akan


pasien & anggota reaksi/respons paien terhdap

keluarga/pasangannya kemungkinan
pembedahan hasil akhir 

Dorong pasien u/ mengutarakan Verbalisasi respons sering


dgn kata2,reaksi,perasaan & diperlukan u/ mengkaji
ketakutannya pemahaman pasien trhdp hal2
tersebut & pmchannya

Diagnosa 5

Data Etiologi Masalah

DS: Pasien Penyakit yang dialami Gangguan citra tubuh


mengatakan malu
↓ 
 jika bergaul dgn
orang lain Tindakan operatif 
DO: menghindari (e.g: nefrostomi)
kontak mata ↓ 

Pasca operasi
(kepulangan Pasien)

selang masih
terpasang

↓ 

Perubahan
penampilan

Diagnosa : gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan


penampilan

Tujuan :

nefrostomi  | 17
 

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pengembangan/peningkatan


penerimaan diri pada kilen dapat tercapai kembali

Kriteria hasil :

e. peningkatan kemauan ntuk menerima keadaan


diri,partisipasi dalam tindakan keperawatan,
f. partisipasi dalam tindakan perawatan
g. mendemonstrasikan kemauan dan keinginan untuk
mengambil perawatan diri

Intervensi Rasional

Kaji adanya gangguan citra diri Gangguan citra diri akan menyertai
(menghindari kontak mata,ucapan setiap penyakit/keadaan yang
merendahkan diri sendiri). tampak nyata bagi klien, kesan
orang terhadap dirinya
berpengaruh terhadap konsep diri

Berikan kesempatan Klien membutuhkan pengalaman


pengungkapan perasaan didengarkan dan dipahami

Bantu klien yang cemas Menetralkan kecemasan yang


mengembangkan kemampuan tidak perlu
perlu terjadi dan memulihkan
untuk menilai diri dan mengenali realitas situasi, ketakutan merusak
masalahnya adaptasi klien

Dukung upaya klien untuk Membantu meningkatkan


memperbaiki citra diir  penerimaan diri dan sosialisasi.

Dorong klien agar bersosialisasi Membantu meningkatkan


dengan orang lain penerimaan diri dan sosialisasi

nefrostomi  | 18
 

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

A. KIE PADA KLIEN NEFROS


NEFROSTOMI
TOMI

1. Membatasi makanan : makanan kaya vit. D; garam meja;


produk susu; daging, ikan (otak, jantung, telur ikan dkk);
sayuran (lobak, kedelai, bayam, dkk); dsb
2. Patuhi program diet
3. Pertahankan masukan cairan
4. Minum dlm jmlah yg cukup
5. Hindari aktifitas berlebihan
6. Cari bantuan medis bila tanda2 in
infeksi
feksi muncu
muncull

B. KIE PERA
PERAWATAN
WATAN LUKA INSISI
1. Perawat memberitahu pasien agar tidak menyentuh luka
dengan tangan kotor 
2. Cuci tangan sesudah dan sebelu
sebelum
m melakukan perawatan luka
3. Membersihkan lu
luka
ka denga
dengan
n menggunak
menggunakan
an antiseptik dan tehnik
steril
4. Setelah dibersihkan luka dibalut dengan kasa steril
5. Memberi tahu perawat jika terdapat tanda2 infeksi seperti

yeri,bengkak,hangat, kemerahan dan perubahan bentuk


disekitar daerah luka
6. Menganjurkan pe
pemenuhan
menuhan n
nutrisi
utrisi yang ade
adekuat,
kuat, istirahat serta
posisi tubuh yang tepat→mempercepat penyembuhan 
7. Anjurkan klien untuk mengurangi mobilitas fisik
8. Anjurkan klien untuk cukup istirahat.
9. Ajarkan klien teknik relak
relaksasi
sasi sebag
sebagai
ai pengg
penggendalian
endalian ny
nyeri
eri

nefrostomi  | 19
 

C. KIE PEMULANGAN PASIEN DENGAN SELANG NEFROSTOMI


MASIH TERPASANG

1. Beritahukan klien dan keluarga untuk selalu mengganti urobag


setiap 7 hari sekali dan membuang isi urobag setiap terisi 2/3
penuh.
2. Untuk s
selang
elang permanen, pergantian selang setiap 6-8 minggu
oleh dokter bedah.
3. Jaga fiksasi sela
selang,
ng, jangan sampai geser atau lepas.
4. Bekali dan beri cont
contoh
oh cara perawatan s
selang
elang p
pada
ada klien dan
keluarga
5. Informasikan alat-alat yang diperlukan
6. Berikan kesempatan bertanya pada klien dan keluarga
7. Jadwalkan kontrol selanjutnya.

D. KIE RISIKO KEKAMBUHAN

1. Anjurkan klien untuk perilaku hidup sehat.


2. Anjurkan klien untuk mematuhi program diet.
3. Anjurkan klien untuk selalu melakukan kontrol kesehatan.
4. Anjurkan klien untuk menghindari faktor resiko.
5. Berikan semua informasi yang diperlukan klien

nefrostomi  | 20
 

DAFTAR RUJUKAN

Price S. A., Wilson L. M., 1995. Batu  Ginjal dan Saluran Kemih dalam
Patofisiologi, Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Purnomo, Basuki P. 2003. Dasar  – Dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto

nefrostomi  | 21

Anda mungkin juga menyukai