Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS FILM

“BUMI MANUSIA”

Disusun untuk memenuhi


Tugas Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran 2021/2022

Disusun oleh:

Muhammad Nabeel Fazli Pramono

SMA TELKOM BANDUNG


Jalan radio Plasari, Dayeuhkolot, Citeureup, Kec. Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat 40257 Telp / Fax: (022) 5229478 / 88884480
E-mail: Smatelkombdg@ypt.or.id
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis:
Analisis Film “Bumi Manusia”

Disusun untuk memenuhi


Tugas Sejarah Indonesia Tahun Pelajaran 2021/2022

Disusun Oleh:

Muhammad Nabeel Fazli Pramono

Wali Kelas Pembina

Annisa Dwi Yanti Tito Kuswati Fuji Hastuti, S.Pd

Pengesahan

Kepala SMA Telkom Bandung

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 4


BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 5
B. PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK ......................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 8
A. HASIL ANALISIS UNSUR INTRINSIK ................................................................... 8
B. HASIL ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK ............................................................. 10
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 11
A. SINOPSIS .................................................................................................................... 11
B. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
KATA PENGANTAR

Ungkapan puji sukur saya panjatkan kepada Allah SWT,yang telah memberikan
petunjuk dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Analisis Film yang berjudul
Bumi Manusia. Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan tugas analisis ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal
dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam tugas analisis ini. Saya melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki.

Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1.Bapak kepala sekolah SMA Telkom Bandung yang telah memberikan izin dan memberikan
kesempatan kepada saya dalam membuat tugas analisis film .
2. Kuswati Fuji Hastuti, S.Pd sebagai guru sekaligus pembimbing dalam tugas analisis film ini
serta selalu memberikan arahan dan dukungan
3.Teman-teman sekelompok yang membantu dan memberikan dukungan

Penulis masih menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam penyajian materi, unsur -unsur maupun nilai –
nilai yang terdapat dalam film, bahkan banyak kekurangan lain yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Karena penulis
masih dalam tahap belajar oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pihak
pembaca.

Dalam pembuatan ini penulis berharap semoga analisis film ini bermanfaat khususnya
bagi penulis pribadi dan umumnya bagi pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas analisis film ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bumi Manusia (secara internasional The Earth of Mankind) adalah sebuah film drama
biografi sejarah Indonesia tahun 2019 yang disutradarai Hanung Bramantyo dan ditulis
Salman Aristo. Film ini dialihwahanakan dari novel berjudul sama karya Pramoedya Ananta
Toer. Film ini dibintangi Iqbaal Ramadhan, Mawar Eva de Jongh, dan Sha Ine Febriyanti.
Film ini menceritakan kegamangan Minke antara kemajuan Eropa dan perjuangan membela
tanah airnya serta hubungannya dengan Annelies.

Proses produksi Bumi Manusia bermula ketika Falcon Pictures mendapatkan hak alih
wahana novel Bumi Manusia dan Perburuan pada 2014. Penggarapan dimulai ketika Anggy
Umbara ditunjuk menjadi sutradara pada 2015, tetapi tidak kunjung terlaksana. Kursi
sutradara berganti kepada Hanung dua tahun kemudian, dengan Salman sebagai penulis. Para
pemain film mulai terungkap ketika Sha dipilih memerankan Ontosoroh pada Mei 2018, yang
disebutnya sebagai keterlibatan pertamanya dalam industri komersial. Iqbaal, Mawar, Ayu
Laksmi, dan Donny Damara terpilih memerankan Minke, Annelies, ibu Minke, dan ayah
Minke beberapa hari kemudian, disusul pemeran lainnya di kemudian hari. Pemilihan
pemeran ini mendapatkan tanggapan yang biasa saja, kecuali Iqbaal yang memantik pelbagai
tanggapan dari warganet. Pemilihan Iqbaal ini juga mementahkan persyaratan awal yang
ditetapkan, karena tidak berhasil mendapatkan aktor yang tepat di kemudian hari.

Pengambilan gambar dilakukan pada akhir Juli hingga Agustus 2018 di Studio
Gamplong, Yogyakarta; Semarang, Jawa Tengah; dan Belanda. Rumah Ontosoroh yang
dibangun untuk produksi film dijadikan museum pada tahun berikutnya. Dalam proses
produksi film, Hanung sempat melakukan kekerasan fisik terhadap Iqbaal dan Annelies,
walau mereka menganggap tindakan itu lebih kepada pendalaman peran alih-alih hanya
kekerasan fisik. Film ini menghabiskan biaya sekitar Rp30 miliar.

B. PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK

Unsur instrinsik adalah unsur yang terkandung dalam karya sastra itu sendiri atau unsur
yang digunakan untuk membangun film. Unsur-unsur intrinsik bisa dilihat langsung di
dalam film. Kita juga bisa membuat penilaian dari unsur-unsur intrinsik tersebut saat melihat
film jika sudah memahami unsur-unsur intrinsik tersebut.

1. Tema

Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang menjadi latarbelakang keseluruhan
cerita yang ada. Tema bisa diambil dari pengalaman pribadi pengarang, permasalahan di
lingkungan sekitar, cerita lain, sejarah, dll.
2. Tokoh dan watak

Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut.
Penentuan watak dari tokoh dalam cerita disebut dengan penokohan. Ada 4 jenis tokoh
dalam film. Tokoh-tokoh tersebut yaitu tokoh antagonis, protagonis, tritagonis, dan
figuran.

3. Latar

Latar adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu serta
suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra.
• Latar tempat
• Latar waktu
• Latar suasana

4. Alur cerita / plot

Alur adalah urutan jalan cerita dalam film yang disampaikan oleh penulis. Alur
bisa memiliki tahap perkenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara penulis mengisahkan tokoh di dalamnya. Dengan


sudut pandang, penulis seolah-olah dapat menjadi pelaku utama atau menjadi orang lain
dalam cerita tersebut. Beberapa sudut pandang yang bisa digunakan dalam Film atau jenis
cerita lainnya,
yaitu:
• Sudut pandang orang pertama
• Sudut pandang orang ketiga
• Sudut pandang Campuran

6. Pesan / Amanat

Amanat adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ditulis.
Amanat bisa dituliskan langsung atau disampaikan secara tersirat

C. PENGERTIAN UNSUR EKSTRINSIK

Unsur ektrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra.

1. Nilai Agama

Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam
cerita yang berkaitan dengan ajaran agama.

2. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang
ada di dalam cerita dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.
3. Nilai Kesusilaan/Budi Pekerti

Nilai kesusilaan/budi pekerti dibagi menjadi beberapa indikator, diantaranya yaitu:

• Nilai yang berkaitan dengan watak.


• Nilai yang berkaitan dengan akhlak.

4. Nilai kecerdasan

Terbagi menjadi beberapa indikator, diantaranya yaitu:

• Nilai yang berkaitan dengan cara berpikir kritis


• Nilai yang berkaitan dengan cara berpikir logis,
• Nilai yang berkaitan dengan cara berpikir Kreatif

5. Nilai Kemandirian

Nilai tidak menggantung pada orang lain, percaya kepada kemampuan diri sendiri,
tidak merepotkan dan merugikan orang lain, berusaha mencukupi kebutuhan sendiri dengan
semangat bekerja dan mengembangkan diri.

6. Nilai Kesabaran

Kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai
nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Semakin tinggi
kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala
macam masalah yang terjadi dalam kehidupan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HASIL ANALISIS UNSUR INTRINSIK

1. Tema:

Bumi Manusia adalah salah satu film nasional karya dari:


Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis scenario : Salman Aristo
Produser : Frederica

Film ini memiliki tema tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan pribumi
Jawa (Minke) dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya ditengah
pergerakan Indonesia awal abad ke 20.

2. Tokoh & Wataknya

 Iqbaal Ramadhan sebagai Minke


→ watak tokoh = pribumi murid H.B.S surabaya, berpengetahuan luas, gemar menulis,
penyuka teknologi
 Mawar Eva de Jongh sebagai Annelies Mellema
→ watak tokoh = putri nyai Ontosoroh dan Herman mallema, bersifat manja dan kekanakan
namun memiliki kemampuan sebagai mandor di perusahaan keluarga
 Sha Ine Febriyanti sebagai Ontosoroh/Sanikem
→ watak tokoh = bernama asli Sanikem, dijual ayah nya sendiri ke Herman mallema demi
naik jabatan. namun iya berhasil mendidik diri setara dengan orang eropa
 Giorgino Abraham sebagai Robert Mellema
→ watak tokoh = putra sulung nyai Ontosoroh. Herman mallema. benci dengan darah
pribumi dalam dirinya dan maniak dengan eropa
 Bryan Domani sebagai Jan Dapperste/Panji Darman
→ watak tokoh = sesama pribumi dan teman Minke di HBS. anak angkat keluarga Belanda,
namun kabur dan ganti indentitas jadi Panji darman
 Jerome Kurnia sebagai Robert Suurhof
→ watak tokoh = teman Minke dari golongan orang belanda, mengenalkan winke annelies
dan nyai Ontosoroh, namun iya kemudian dengki dengan Minke karena berhasil bersama
annelies
 Donny Damara sebagai Bupati B, ayah Minke

3. Latar

- Waktu : Abad ke-20, pada tahun 1918 pada masa kolonialisme belanda
- Tempat : Surabaya
- Suasana : Menegangkan, romantsc, tragis, dan menyedihkan

4. Alur

Pada suatu hari di Surabaya, Minke diajak Robert Suurhof melawat ke rumah keluarga
Mellema, Boerderij Buitenzorg di Wonokromo. Kedatangan Minke disambut dengan penuh
kecurigaan oleh Robert Mellema yang justru menyambut Suurhof dengan penuh keakraban,
tetapi sebaliknya dengan adiknya Annelies Mellema serta ibunya Ontosoroh yang menerima
Minke dengan gembira. Minke mulai menjalin hubungan mesra dengan Annelies dan
Ontosoroh, walau Annelies sempat merasa belum terbiasa dengan Minke.

Keesokan harinya, Minke yang saat itu bersekolah di Hogereburgerschool (HBS)


berkhayal Ontosoroh menghampirinya ketika Magda Peters menerangkan pelajaran, sehingga
Magda menyadarkan Minke yang diikuti dengan tertawaan kawan-kawannya, termasuk
Suurhof. Sepulang sekolah, Minke menghampiri kawannya berkebangsaan Prancis bernama
Jean Marais yang melukis dan anaknya May Marais. Keesokan harinya, Annelies menceritakan
kehidupan ibunya, Sanikem, yang kemudian mengganti namanya menjadi Ontosoroh. Minke
terilhami dan menulis artikel di koran Surabaya dengan nama samaran Max Tollenaar. Malam
harinya, Minke tiba-tiba ditangkap polisi karena tulisannya tempo hari yang lalu.

Minke akhirnya kembali ke rumah dan disambut dengan kemarahan ayahnya karena
berhubungan dengan Annelies; hubungan itu dinilai ayahnya meninggalkan budaya dan tradisi
Jawa. Pada saat yang sama di Wonokromo, Ontosoroh menenangkan Annelies yang menangisi
kepergian Minke, tetapi Annelies langsung pergi meninggalkan Ontosoroh.
Kembali ke Wonokromo, Minke mulai dihadapkan dengan perkara yang sudah lama
mengganggu hatinya, yang tak lain antara jurang pemisah antara kaum yang "terperintah"
(bumiputra) dan "memerintah" (Eropa), serta hubungannya dengan Annelies. Keesokan
harinya, ayah Minke diangkat menjadi bupati. Beberapa hari kemudian, Minke meninggalkan
ayahnya ke rumah Annelies dan merasa dibuntuti Gendut Sipit di kereta api yang ditumpangi.
Di sekolah, Magda menyatakan keingintahuannya akan Max Tollenaar, yang kemudian
dibocorkan Suurhof, tetapi Magda justru memuji kepiawaian Minke dalam menulis. Suurhof
yang merasa tidak terima dengan pujian Magda menghina Minke dan kemudian Panji Darman,
yang dibalas dengan pukulan Panji. Karena perkelahian itu, kepala sekolah memanggil mereka.

Annelies yang berkeliling pertanian tiba-tiba pingsan, sehingga Annelies dirawat


Martinet. Minke tidur sekamar dan bersetubuh dengan Annelies. Keesokan harinya, Minke
mengaku kepada Martinet bahwa Minke bukanlah orang pertama yang menyetubuhi Annelies
karena sebelumnya Robert pernah memperkosa Annelies. Ketika berangkat ke sekolah, Minke
tiba-tiba meminta Darsam kembali ke rumah Annelies dan memutuskan menghabiskan waktu
bersama Annelies di sana.

Suatu hari, Gendut Sipit didapati penjaga rumah Annelies sedang memata-matai rumah itu,
sehingga memancing Darsam, Minke, dan Annelies mengejarnya hingga rumah pelacuran. Di
sana, Darsam menemukan Herman yang tewas karena keracunan dan maiko melarikan diri.

Pada akhirnya, Minke harus mengikhlaskan keberangkatan Annelies ke Belanda yang


disebabkan karena pernikahan Ontosoroh dan Herman diputuskan tidak sah oleh hakim
pengadilan, sehingga Annelies harus diserahkan kepada walinya di Belanda. Beberapa hari
kemudian, Minke yang membawa buku berdiri di depan tebing pantai, diiringi dengan
senandika dari Minke.

5. Sudut Pandang

Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis menceritakan apa saja
terkait tokoh utama, tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang
mendalangi sebuah kejadian. Selain menggunakan kata ganti “ia" atau “dia", kata ganti yang
digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri (Minke). Hal ini berlaku juga untuk sudut
pandang orang ketiga (pengamat).

6. Amanat

Pelajaran yang dapat kita petik dari film tersebut ialah hidup itu adalah tentang memilih,
dimana kita bebas untuk memilih sesuatu yang diinginkan ke depannya. Lalu Lawan lah
ketika ada seseorang yang berani menginjak nginjak diri kita. Dan selalu ingatlah tetap ada
orang-orang baik yang akan datang untuk menolong. Serta terdapat pesan bahwa meski sudah
jadi manusia modern, tetapi jangan sampai melupakan kebudayaan sendiri. Lalu ketika berani
jatuh cinta maka harus siap untuk menghadapi resikonya

B. HASIL ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK

1. Nilai Agama
 Tokoh Minke menganut agama Islam karena digambarkan mengucapkan "Masya
Allah", meskipun tidak dirincikan secara jelas.
2. Nilai social
 Pada awal abad 20, orang Belanda derajat sosialnya jauh lebih tinggi dan lebih
didahulukan kepentingannya daripada pribumi.
3. Nilai kesusilaan
 Melalui novelnya, si penulis menyinggung soal moral-moral tokoh yang kurang baik
namun tidak diketahui orang banyak. Selain itu, penulis juga menggambarkan
anggapan orang-orang pada zaman dahulu bahwa para pribumi Jawa itu merupakan
orang yang kolot, sedangkan kaum Belanda merupakan orang-orang yang maju dan
modern.
4. Nilai kecerdasan
 Tokoh Minke merupakan satu-satunya siswa H.B.S Surabaya yang berdarah pribumi.
Hal ini membuat Minke minder dan kecil hati, namun dia tidak patah semangat dan
terus belajar sambil menulis.
5. Nilai kemandirian
 Tokoh Minke adalah seseorang yang mencerminkan nilai kemandirian, yaitu ketika ia
masih duduk di sekolah dasar ia dibully oleh teman-temannya karena berpenampilan,
dan kurang pintar. Dan ketika ia sudah beranjak dewasa, ia dapat membuktikan bahwa
dirinya dapat berubah menjadi seseorang yang berkepribadian mandiri

6. Nilai kesabaran :
BAB III

PENUTUP

A. SINOPSIS

Bumi Manusia mengikuti kehidupan Minke, siswa HBS atau sekolah menengah atas
dengan pengantar bahasa Belanda. Minke—yang merupakan satu-satunya orang Indonesia di
antara siswa Belanda—mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di
sana karena ia keturunan priayi. Pada konteks masyarakat kala itu, golongan priayi tinggi diberi
hak istimewa untuk menduduki karier yang terhormat, selama ia patuh pada tuntutan sistem
yang ada. Sistem yang dimaksud adalah berperilaku dengan mengikuti kebudayaan priayi dan
tunduk pada kemauan penguasa kolonial, yang memanfaatkan golongan priayi untuk
mengukuhkan kekuasaan.

Dalam novel ini, Pram mengisahkan pula jalinan cinta Minke dengan Annelies, putri
Herman Mellema dengan Nyai Ontosuroh, dan akhirnya menikahinya. Hubungan ini pula yang
membawanya pada petualangan yang “menggugah", dan menjadi bumbu pelengkap dalam
kisah Minke.

Minke tergambar sebagai “sosok pribumi" penuh privilese, cerdas, dan liyan daripada
golongannya. Tulisan-tulisan Minke dalam majalah berbahasa Belanda misalnya, membuat
Asisten Residen mengundangnya sebagai tamu kehormatan, bahkan kemudian menjadikannya
sahabat keluarga.

Namun, kehidupan penuh privilese ini justru secara berangsur membuatnya tersadar, bahwa
dirinya berada dalam masyarakat rasialis. Ia menemukan pula bahwa sistem etis sekalipun,
tidak dapat menerima masyarakat bangsanya.

Di sisi lain, kondisi masyarakat Indonesia pada saat itu pun dihadapkan pada kehidupan
yang dengan ketat melaksanakan praktik feodalisme, termasuk oleh keluarganya sendiri. Dua
premis cerita tersebut lah yang menguat sepanjang isi novel.

Melalui interaksinya dengan masyarakat kolonial, membuatnya mengerti akan adanya


sistem yang bersifat rasialis dalam masyarakat. Juga, persahabatannya dengan pelukis Prancis,
Jean Marais, bekas prajurit KNIL yang pernah terlibat dalam perang Aceh, turut membongkar
sistem kolonial dari segi lain lagi.

Puncaknya, setelah kematian Herman Mellema, datang putusan pengadilan Amsterdam


untuk menyita seluruh harta kekayaan Herman Mellema di Hindia. Tak cukup sampai di situ,
pengadilan Belanda pun tidak mengakui perkawinan Minke dengan Annelies secara hukum
karena Annelies masih di bawah umur. Minke dan Nyai Ontosoroh pun terus berjuang melawan
hukum kolonial ini meskipun pada akhirnya menemui kegagalan.
B. KESIMPULAN DAN SARAN
Menurut saya, memiliki hal unik tersendiri, pernggambaran latar yang bagus menjadi
salah satu hal yang menarik ketika menonton film ini. Seperti hutan, rumah, kendaraannya,
kebun, dan tempat-tempat lainnya yang sangat bagus dan terlihar realistis ketika ditonton.
Apalagi, tokoh tokoh muda yang merupakan idola para remaja membuat banyak remaja
tertarik untuk menonton film ini yang merupakan film dengan cerita sejarah. Para tokoh
pun bisa berbicara bahasa belanda yang membuat film ini lebih terasa seperti sedsang
berada di jaman dulu.
Saya sangat merekomendasikan film ini untuk dikonsumsi oleh anak muda dan
masyarakat lainnya untuk dapat mengetahui lebih lagi tentang sejarah yang terjadi di
indonesia. Dan mereka dapat mendapatkan nilai-nilai etika yang positif dan baik dalam
film ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anon., 2021. Sinopsis Film Bumi Manusia. [Online]


Available at: https://www.matamata.com/life/2021/06/03/203000/sinopsis-film-bumi-
manusia-kisah-cinta-dengan-latar-zaman-kolonial
Liputan6.com, 2019. Liputan6. [Online]
Available at: https://surabaya.liputan6.com/read/4037765/yuk-kenali-sidoarjo-lokasi-kisah-
di-novel-bumi-manusia
[Diakses 22 Maret 2021].
Tim CNN Indonesia, 2019. CNN Indonesia. [Online]
Available at: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190815202321-244-
421745/infografis-para-karakter-kunci-bumi-manusia
[Diakses 22 Maret 2021].

Sutradara : Hanung Bramantyo

Produser : Frederica

Penulis : Hanung Bramantyo


Salman Aristo

Pengarang : Pramoedya Ananta Toer

Penerjemah : Maxwell Lane (Inggris)

Penerbit : Hasta Mitra

Tanggal Terbit: :1980

Halaman : Paperback, 535 Halaman

Anda mungkin juga menyukai