Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

“ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA”

“Pisikologi Keluarga

Penanaman Nilai & Penanganan Konflik Dalam Keluarga”

BUKU PEMBANDING

“PISIKOLOGI KELUARGA”

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd.

Di susun oleh :

NAMA : TARISA SAFIRA L

NIM : 5203144023

KELAS: A/2020

PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, yang
juga memberikan kesehatan dan nikmat yang luar biasa kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas
Laporan buku kritis (CBR) ini dengan tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa ada banyak kekurangan dari CBR ini,baik dari pada penyajian maupun materi-
materi yang dibahas. Kekurangan ini terjadi karena kurang paham dan ketelitian saya dalam mengerjakan
CBR ini.

Kehadiran tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah ILMU KESEJAHTERAAN
KELUARGA.

Saya berharap, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga saya dapat membuat
makalah ini akan menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Wassalamu`alaikum Wr.Wb

Medan, September 2020

TARISA SAFIRA L

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAK…………………………………………………………………………………………
IDENTITAS BUKU…………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..................................

A.Latar belakang……………………………………………………………………………………………

B.Tujuan ……………………………………………………………………………………………

C.Manfaat……………………………………………………………………………………………

BAB II ISI……………………………………………………………………………………………………

Ringkasan isi…………………………………………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………

A.Keunggulan ………………………………………………………………..……………………..

B.Kelemahan………………………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………………….

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………….

B.Saran ……………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………

IDENTITAS BUKU

BUKU PERTAMA BUKU PEMBANDING

JUDUL : PSIKOLOG KELUARGA JUDUL : PISIKOLOGI KELUARGA

PENGARANG : SRI LESTARI PENGARANG : Drs. Save M. Dagen

PENERBIT : PRENADAMED GROUP PENERBIT : PT RINEKA CIPTA

KOTA TERBIT : JAKARTA KOTA TERBIT : JAKARTA

ISBN : 978-602-9413-21-2 ISBN : 979-518-149-1

TAHUN TERBIT : 2016 TAHUN TERBIT : 2002

JUMLAH HALAMAN : 246 hlm JUMLAH HALAMAN : 169 hlm


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang
besar bagi bangsa dan negara. Dari keluargalah akan terlahir generasi penerus yang akan menentukan nasib
bangsa. Apabila keluarga dapat menjalankan fungsi dengan baik, maka dimungkinkan tumbuh generasi yang
berkualitas dan dapat diandalkan yang akan menjadi pilar-pilar kemajuan bangsa. Sebaliknya bila keluarga
tidak dapat berfungsi dengan baik, bukan tidak mungkin akan menghasilkan generasi-generasi yang
bermasalah yang dapat menjadi beban sosial masyarakat. Keberfungsian keluarga sangat ditentukan oleh
proses-proses yang berlangsung didalamnya.

Keluarga yang tentram, bahagia, dan sejahtera merupakan dambaan setiap manusia. Mengingat
keluarga terbentuk dari dua pribadi yang berasal dari keluarga berbeda, memiliki latar belakang dan
pengalaman hidup yang berbeda pula.keadaan tersebut sering kali menjadi pemicu terjadinya kesalah
pahaman dan keributan antar pasangan. Kalaupun sampai terjadi keributan, perlu diupayakan agar hal
tersebut dapat dihadapi dengan cara dewasa yakni dengan mengelolanya secara konstruktif sehingga
ditemukan jalan keluar yang dapat diterima bersama.

Wujud dari keluarga dapat berupa keluarga inti, yang terdiri dari bapak-ibu, dan anak, juga dapat
berupa keluarga besar (extended) yang terdiri dari bapak-ibu, anak, kakek, nenek, maupun anggota keluarga
lain. Tantangan dari dalam dapat timbul dari proses perkembangan yang dijalani berbeda-beda, sehingga
pengalaman hidup dan pemaknaan terhadap peristiwa dalam kehidupan yang berbeda pula. Dengan
demikian, kehidupan bersifat dinamis dan perlu untuk terus-menerus untuk saling mengerti dan memahami.
Sementara tantangan dari luar dapat berupa terjadinya perubahan sosial dlam masyarakat, tekanan ekonomi,
dan perubahan nilai-nilai yang terkait dengan perkembangan teknologi.

B. Tujuan Penulisan

1. .Melatih mahasiswa dalam membuat makalah.


2. Dapat memberi saran dan kritik untuk ke dua buku.
3. Sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah ikk.
4. Menjadi pedoman untuk pembaca dalam membangun keluraga

C. Manfaat Penulisan

1. Menambah wawasan bagi pembaca tentang ilmu yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga.
2. Makalah ini dapat menumbuhkan rasa kesejahteraan dalam keluarga apabila para pembaca dapat
menerapkannya.
3. Dapat melatih mahasiswa dalam membuat makalah.
BAB II

ISI BUKU

BUKU UTAMA

BAB I KELUARGA SEBAGAI SISTEM

A. pendahuluan

Keluarga merupakan warisan umat manusia yang terusb dipertahankan keberadaannya dan tidak
lekang oleh perubahn zaman.

B . Definisi Keluarga

Salah satu ilmuwan yang permulaan mengkaji keluarga adalah George Murdock. Dalam bukunya
Social Structure, Murdock menguraikan bahwa keluarga merupakan kelompokn sosial yang memiliki
karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Murdock, 1965).
Murdock menemukan tiga tipe keluarga, yaitu keluarga inti (nuclear family), keluarga poligami
(polygamous family), dan keluarga batih (extended family).

Ira Reiss (1965), salah satu pengkritik Murdock,berpendapat bahwa bukti lintas budaya menujukkan
adanya suatu masyarakat yang menjadikan kepuasan seksual, fungsi reproduksi, dan kerja sama ekonomi
tidak melekat dalam jenis hubungan yang disebut keluarga. Menurut Reiss keluarga adalah suatu kelompok
kecil yang terstruktur dalam pertaliaan keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi pemeliharaan
terhadap generasi baru.

C. Struktur Keluarga

Keluarga dapat dibedakn menjadi dua, yaitu keluarag inti (nuclear family) dan keluarga batih
(extended family). Keluarga inti adalah keluarag yang didalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu:
suami-istri. Istri-ibu, dan anak-sibling (Lee, 1982). Keluarga batih adalah keluarga yang didalamnya
menyertakan posisi lain selain ketiga posisi diatas (Lee,1982).

D. Relasi dalam Keluarga

1. Relasi Pasangan Suami Istri


2. Relasi Orang Tua- Anak
3. Relasi Antar saudara

E. Keberfungsian Keluarga

1. Keletingan keluarga, merupakan kemampuan untuk bangkit dari penderitaan, dengan menjadi lebih
kuat dan lebih memiliki sumber daya.
2. Kekukuhan keluarga, mengambbarkan kualitas relasi didalam keluarga yang menyumbang bagi
kesehatan emosi dan kesejahteraan bagi anggota didalamnya.

F. Teori Sistem Keluarga


Teori sistem dicetuskan pertama kali oleh Minuchin. Teori sistem memandang keluarga sebagai satu
kesatuan yang mempunyai struktur, senantiasa berkembang, dan beradaptasi dengan perubahan situasi dan
kondisi untuk mempertahankan kontinuitasinya.

BAB II PRAKTIK PENGASUHAN ANAK (PARENTING)

A. Pendahuluan

Istilah parenting menggeser istilah parenthood, sebuah kata benda yang bersifat keberadaan atau tahap
menjadi orang tua, menjadi kata kerja yang berarti melakukan sesuatu pada anak seolah-olah orang tualah
yang membuat anak menjadi manusia.

B. Kesadaran Pengasuhan

Pengasuh merupakan tanggung jawab utama orang tua, sehingga sungguh disayangkan bila masa kini
masih ada orang yang menjalni peran orang tua tanpa kesadaran pengasuhan. Adanya kesadaraan
pengasuhan yang tinggi akan mendorong orang tua untuk melakukan tuga-tugasnya sebaik mungkin
sehingga kesejahteraan anak dapat tercapai.

C. Perspektif Ekologis Pengasuhan

Dalam perspektif ekologi, Bronfenbrenner (2000) memaparkan bahwa pengasuhan anak tidak dapat
dilepaskan dari sistem-sistem yang melingkupinya, yakni macrosystem, mesosyestem, microsystem, dan
chronosystem.

D. Stres Pengasuhan (Parenting Stress)

Deater- Decker (2004) mendefinisikan stres pengasuhan sebagai serangkaian proses yang membawa
pada kondisi pisikologis yang tidak disukai dan reaksi pisikologis yang muncul dalam upaya beradaptasi
dengan tuntutan peran sebagai orang tua. Stres pengasuhan dapat dipahami sebagai stres atau situasi penuh
tekanan yang terjadi pada pelaksanaan tugas pengasuh anak.

E. Gaya Pengasuhan dan Interaksi Orang Tua-Anak

Gaya pengasuhan merupakan serangkaian sikap yang ditunjukkan oleh orang tua kepada anak untuk
menciptakan iklim emosi yang melingkupi interaksi orang tua anak. Gaya pengasuhan otoritatif dianggap
sebagai gaya pengasuhan yang paling efektif akibat akibat positif bagi anak.

F. Pengasuhan dalam Konteks Lintas Budaya

Dalam kajian antropologi diungkapkan bahwa pengasuhan anak dalam keluarga jawa lebih
menekankan pada kontrol emosi diri dan harmoni dalam hubungan sosial. Dan menurut hasil survei tingkat
pengasuhan disetiap budaya berbeda-beda. Oelh karena itu, pengasuhan anak harus dijaga ciri khasnya.

G. Perilaku dan Praktik Pengasuhan

1. Kontrol dan Pemantauan


2. Dukungan dan Keterlibatan
3. Komunikasi
4. Kedekatan
5. Pendisiplinan

H. Pengasuhan Bersama
Secara konsep pelaksanaan pengasuhan bersama ditengarai dipengaruhi oleh faktor status perkawinan,
konteks, karakteristik ayah, ibu, dan anak. Ayah dan ibu menjalankan peran yang berbeda dalam pengasuhan
anak, sehingga pengasuhan bersama akan memberikan hasil yang lebih baik jka sikap ayah dan ibu saling
mendukung.

BAB III NILAI DAN PENDIDIKAN NILAI

A. Pendahuluan

Nilai-nilai keluarga yang sesungguhnya dijunjung tinggi oleh budaya masyarakat kita. Sebagai
masyarakat dengan budaya kolektivistik, keluargga merupan sandi yang penting bagi kehidupan bangsa.

B. Definisi Nilai

Nilai merupakan keyakinan moral yang diinternalisasikan dan digunakan sebagai dasar rasional
terakhir dari tindakan-tindakan individu. Pada level kelompok, nilai adalah script ideal budaya yang
dipegang secara umum oleh anggota kelompok.

C. Nilai sebagai Prediktor Perilaku

nilai sebagai keyakinan individu mengenai kualitas yang diinginkan, berperan dalam mendorong dan
mengarahkan perilaku, serta menjadi acuan dan mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. hasil-
hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai yang menjadi prioritas dalam suatu budaya yang
berimplikasi pada perbedaan perilaku antar budaya.

D. Transmisi Nilai

dalam suatu budaya terjadi proses pewarisan budaya antar generasi, yang meliputi transmisi nilai,
sikap, peran, dan produksi produksi budaya lain dari generasi tua ke generasi yang lebih muda. dalam
keluarga, proses transmisi nilai terutama terjadi melalui sosialisasi nilai oleh orang tua kepada anak. proses
sosialisasi nilai yang dilakukan secara terstruktur dinamakan pendidikan nilai.

E. Nilai-nilai Kearifan Lokal

sistem nilai sebagai bagian esensial dalam suatu budaya mempengaruhi pola kehidupan dalam
masyarakat. sebagai contoh nilai budaya Jawa yang mementingkan keharmonisan sosial, mendorong pola
pergaulan masyarakat yang dilandasi olehSikap menghormati orang lain, sertaa falsafah hidup Madya.

karakter definisikan sebagai sekumpulan trait positif yang terefleksi dalam pikiran, perasaan, dan perilaku.
karakter terdiri dari tiga komponen yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. nilai
dasar yang menjadi landasan karakter adalah nilai hormat. keluarga dipandang sebagai pendidik karakter
utama pada anak selain sekolah.

BAB 4 KONFLIK DALAM KELUARGA

Dalam setiap hubungan antara individu akan selalu muncul konflik, tak terkecuali dalam hubungan
keluarga. konflik sering kali dipandang sebagai perselisihan yang bersifat permusuhan dan membuat
hubungan tidak berfungsi dengan baik. cara bahasa konflik identik dengan percekcokan, perselisihan, dan
pertengkaran. Konflik sebagai peristiwa sosial yang mencakup penentangan atau ketidak Setujuan. konflik
antara pribadi dapat bermanfaat atau merugikan tergantung pada strategi yang digunakan untuk mengolah
mengelolanya. konflik antar pribadi yang dikelola secara konstruktif justru dapat memperkukuh hubungan,
namun sebaliknya konflik yang tidak dikelola dapat merusak hubungan dan memunculkan emosi negatif.
Konflik dalam keluarga lebih sering terjadi dan bersifat mendalam, konflik dalam keluarga berturut-turut
adalah konflik antar saudara, konflik orang tua anak, dan konflik pasangan.

BAB 5(PENANAMAN NILAI DALAM KELUARGA)

Dalam bab ini akan dibahas mengenai harapan orang tua kepada anak dan upaya untuk mencapainya,
nilai-nilai yang disosialisasikan orang tua kepada anak dalam keluarga, perbedaan metode yang digunakan
orang tua dalam melakukan sosialisasi nilai pada anak, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan anak
terhadap nilai yang disosialisasikan orang tua. Keluarga merupakan lembaga sosialisasi yang pertama dan
utama bagi seorang anak. melalui keluarga anak belajar berbagai hal agar kelak dapat melakukan
penyesuaian diri dengan budaya di lingkungan tempat tinggalnya. orang tua memegang peran penting dalam
proses sosialisasi yang dijalankan seorang anak. Beberapa metode yang digunakan oleh orang tua dalam
melakukan sosialisasi dapat dipasarkan sebagai berikut. : memberikan memberikan nasehat, memberi contoh
yang baik, berdialog, memberikan instruksi si, pemberian hukuman. Adapun pembelajaran tentang
pendidikan nilai dan keluarga, secara umum terdapat 5 Nilai yang menjadi prioritas untuk disampaikan oleh
orangtua pada anak melalui pengasuhan yakni pentingnya ibadah, jujur, hormat, rukun, dan belajar. Orang
tua memiliki tujuan tertentu dalam menjalankan peran pengasuhan pada anak yang tercermin dalam harapan
orang tua pada anak. nilai-nilai yang mendapat prioritas untuk disosialisasikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya adalah rajin beribadah, bersikap jujur, bersikap hormat, rukun dengan saudara dan masyarakat, dan
berprestasi di sekolah.

BAB 6 POTRET KONFLIK ORANG TUA ANAK

konflik dan ketidak Setujuan dalam keluarga merupakan hal yang lazim terjadi. konflik dapat
berfungsi untuk menguji kualitas hubungan di dalam keluarga, keberadaan konflik dapat berfungsi untuk
menguji kualitas hubungan di dalam keluarga, mulai mencari yang digunakan untuk menangani dan
menyelesaikan konflik. pada bab sebelumnya terungkap bahwa penanganan konflik orang tua dan anak yang
tidak konstruktif dapat menjadi penghalang bagi proses penanaman nilai, Kedekatan anak dengan orang tua
dapat terbentuk melalui kebersamaan dalam melakukan aktivitas dan berbagai cerita. berita kedekatan
mempengaruhi pemakainya anak terhadap sikap dalam pengasuh. namun adanya kedekatan orang tua dan
anak bukan berarti menjadikan relasi orang tua dan anak tanpa konflik. kedekatan orang tua dan anak
memudahkan pengelolaan terhadap konflik orang tua dan anak, sehingga konflik tersebut tidak berdampak
negatif terhadap perkembangan anak. Dalam proses pengasuhan, anak Memiliki harapan yang berbeda
terhadap Ayah dan Ibunya. Ayah diharapkan oleh anak dapat memberikan keteladanan dalam bersikap dan
berperilaku, sedangkan ibu diharapkan merawat dengan kelembutan dan penuh kasih sayang. oleh karena
itu, sebagai dari mereka merasa lebih dekat dengan ibu daripada dekat dengan ayahnya.

BAB 7 PENUTUP

Keluarga merupakan tempat utama bagi anak dalam menjalani proses tumbuh dan berkembang. orang
tua terbukti memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi proses perkembangan yang dijalani
anak. harapan terhadap anak yang serupa yang dimiliki oleh orang tua belum tentu menimbulkan akibat
yang sama pula pada anak, karena relasi yang terbentuk antara orang tua dan anak yang berbeda-beda. relasi
orang tua anak yang berkualitas memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan proses sosialisasi
yang dijalankan orang tua.

BUKU PEMBANDING

BAB I

KONTROVERSI PERANAN AYAH

Ayah digambarkan sebagai orang yang tidak pernah ikut terlibat dalam pemeliharaan anak. Dan
menjadi pandangan ayah seperti sudah terkondisi bukan sebagai pengasuh anak, dan lebih sibuk mencari
nafkah. Tapi setelah munculnya gerakan feminisme, pandangannya sudah berbeda dan menjadi kesadaran
betapa pentingnya partisipan seorang ayah dalam pertumbuhan anak.

BAB II

CALON AYAH DAN KETIKA ISTRI HAMIL

Menjadi orang tua bukan lah secara tiba-tiba, tetapi melalui proses. Ia harus mengenal suka dua dalam
berkeluarga, menjalani proses kehamilan, dan mendidik anak. Ketika ibu menjalani proses kehamilan ibu
sangat mudah emosional maka dari itu harus ada yang menjaganya yaitu ayah, dan ketika saat itu pula lah
ayah mengambil perannya untuk membantu ibu merawat rumah dan anak- anak.

BAB III

AYAH BUTUH BAYI DAN BAYI BUTUH AYAH

Ketika seorang ayah memiliki bayi maka dia akan bersikap melindungi, memelihara, rasa kasih
sayang, rasa cinta kepada bayinya. Seorang laki-laki dalam berubah ketika dia memilki seorang anak. Ayah
sama seperti ibu mempunyai kesanggupan membedakan arti setiap tangisan bayi. Sebagi contoh, ayah bisa
membedakan tangisan bayi prematur dengan bayi biasa dalam denging, pekikian, dan tinggi suara, dengan
adanya ini menjadi bukti bahwa ayah juga memiliki kontak bathin dengan anaknya.

BAB IV

SOSIALISASAI, PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN, DAN PERAN AYAH

Pada bab ini menjelaskan bagimana peran ayah dalam keberhasilan anak dalam bersosialisasi,
berkembangnya kepribadian, ada tiga tahap perkembangan anak, yaitu: timbulnya rasa simpati terhadap
kehadiran orang lain, mengenal dan dapat membedakan orang, berkembangnya emosi.

BAB V
PERKEMBANGAN INTELIGENSI BAYI DAN ANAK

Kesuksesan anak dipengaruhi juga dari cara mendidik orang tuanya, dan ayah menjadi inspirasi
seorang anak untuk suksesnya. Karena ayah menjadi seorang pemimpin maka wajar jika anak sangat
mengidolakan ayahnya.

BAB VI

PERCERAIAN DAN DAMPAKNYA PADA ANAK

Perceraian ialah berpisah nya suatu keluarga. Dalam perceraian tidak jarang anak menghasilkan
dampak buruk kepada anak, yaitu anak akan menjadi menyimpang dalam berperilaku dan tidak jarang juga
anak itu menjadi remaja yang gagal dalam berkembang. Perceraian tidak akan memberikan dampak besar
apalagi orang tuanya berpisah dan tetap dekat serta bersatu dalam mendidik anak.

BAB VII

REVOLUSI PERAN AYAH

Kehidupan ayah dengan anggota keluarga tidak terpisah oleh situasi dan lingkungan. Keluarga hidup
dalam suatu komunitas dan dalam suatu kebudayan. Menurut Prof. Dr. Ross de Parke dalam bukunya
fathering: Ayah kurang dibutukan dalam hidup ini, jika mereka pernah ada semata-mata karena kebutuhan
biologis dan membawa malapetaka sosial. Tetapi, mereka sangat penting dlam hidup anaknya. Mereka
mempengaruhi anak dalam perkembangannya. Dan keintiman hubungan ayah dengan anak membawa
manfaat bagi sang ayah, seperti halnya si anak. Anak membutuhkan ayah, ayah juga membutuhkan anak.
BAB III

PEMBAHASAN

KEUNGGULAN

BUKU UTAMA

Buku ini menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami dan dilengkapi dengan diagram batang
serta catatan yang memudahkan pembaca untuk mengetahui isinya. Dan buku ini bisa menjadi referensi
buku seseorang yang mau berkeluarga agar menjadi keluarga nya berkulitas dan dapat menjadi contoh
keluarga lainnya. Buku ini juga sangat bagus dibaca oleh remaja sehingga mereka bisa mengetahui apa arti
keluarga dan kehidupan.

BUKU PEMBANDING

Buku ini menggunakan kata-kata yang mudah dipahami. Dan buku ini bisa menjadi pedoman seorang
ayah dalam berkeluarga dan mendidik anak. Untuk remaja dapat membaca buku ini agar mengerti apa peran
ayah untuk hidupnya karena banyaknya anak yang beranggapan bahwa ayah tidak memiliki peran dalam
pertumbuhannya, sehingga banyak anak yang kurang menghargai ayahnya. Dengan buku ini bisa membuka
wawasan mereka bahwa ayah memiliki sama sangat pentingnya dengan peran ibu.

KELEMAHAN

BUKU UTAMA

Buku ini memiliki warna cover yang kurang menarik dan kurang berwarna sehingga membuat pembaca
kurang tertarik untuk membaca buku ini. Buku ini sangat tebal dan membuat orang yang tidak suka
membaca menjadi jenuh dan malas membaca.

BUKU PEMBANDING

Buku ini tidak menggunakan rincian sehingga membuat pembaca jenuh. Buku ini tidak menggunakan
tabel sehingga membuat pembaca jenuh. Dan buku ini terlalu tebal.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan saya setelah menganalisis kedua buku ini adalah bahwasannya kesejahteraan keluarga itu
seutuhnya bisa kita dapatkan di dalam sebuah keluarga, namun harus ada yang namanya musyawarah dalam
upaya mendidik anak, dan meminimalisir kan konflik yang terjadi antar ayah-ibu, serta orang tua-ibu.tetapi
semua masalah tersebut dapat di atasi dengan cara berkonsultasi kepada konseler. Realitas perubahan zaman
yang terus bergerak dinamis ini ,terus menimbulkan berbagai perubahan pada nilai nilai keluarga,kunci
utama dalam membangun keluarga yang sakinah dan tidak egois dalam mengambil keputusan.

dengan meningkatkan komunikasi yang baik,karena dengan meninngkatkan komunikasi kelurga bisa
dapat bertukar cerita dan tidak ada lagi masalah yang tertutup,saling memberi solusi kepada sesame
pasangan atau anak adalah cara untuk meningkatkan keharmonisan. Jika suatu keluarga telah mengalami
kegoyahan,tak perlu untuk mengambil jalan perceraian,semua masalah kekeluargaan anatar suami-istri dapat
di atasi dengan mendatangi prikolog keluarga.

Orang tua juga jangan terlalu menekan serta menuntut kesuksesan atau pun jalan hidup anak. Berikan
keprcayaan untuk anak mengapai cita-cita nya, orang tua hanya perlu mendukung dan mengamati tanpa
harus ikut campur terlalu dalam. Tetapi bukan berarti orang tua akan hilang tanggung jawab hanya saja
orang tua harus mengamati dan menegur dengan bijak ketika anaknya melakukan kesalahan.

B.SARAN

Saya menyadari masih banyak sekali kekurangan penulias,sehingga saya menyampaikan saran yang bersifat
membangun.seperti yang telah saya sampaikan pada kelemahan kedua buku,sepertinya hal tersebut bisa di
perbaiki oleh penulis,hal itu bertujuan agar pembaca bisa meningkatkan minat bacanya. Dan saya sangat
berharap semoga pembaca dapat mengambil hal posistif dari buku tersebut, sehingga menjadikannya
pedoman dalam berkeluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Aavik,A., Aavik, T.,& Korgessar, J. (2006). Parenting practices and personal values: comparison between
parents of institutionalized and non-institutionalized adolescents. Trames, 10, 44-56

Eysenck, H.J., and W. Arnold R. Meilli (ed). Encylopedia of Psychology. London : Search Press, 1972

Anda mungkin juga menyukai