Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGANTAR EKOLOGI
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan PengantarEkologi yang
diampu oleh FirdaAzZahar, S.Pd, M.Si
“INTERAKSI ANTAR SPESIES”

Oleh:
Nurul Ihza Hayati NIM.18231090
Citra Wulansari NIM. 18231112
Violetta Safitri NIM. 18231065
Syafa Ratu Ambesa NIM. 18231064
Nada Salsabila NIM. 18231087
Suci Rahma Fidra NIM.18231063
Wiwien Novamilenia NIM 18231096

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, dengan segenap hati dan keikhlasan yang mendalam,


penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“InteraksiAntarSpesies”.Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada dosen pembimbing
mata kuliah pengantar ekologi yaitu Ibu Firda Az Zahra, S.Pd, M. Si serta rekan- rekan yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen
pembimbing mata kuliah Pengantar Ekologidan rekan-rekan mahasiswa untuk kesempurnaan
makalah ini.

Padang, November 2019

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iv
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Kompetensi Hewan –Hewan Di Alam....................................................................................2
B. Parasitisme Dan Interaksi-Interaksi Inang...........................................................................4
C. Herbivora – Koevolusi Tumbuhan.........................................................................................7
D. Mutualisme Dan Mimikri......................................................................................................10
Penyebaran Dan Berkembang Biaknya Tumbuhan Oleh Hewan.....................................................13
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................16
3.2 SARAN.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tidak hanya satu organisme saja yang ada di muka bumi ini melainkan ada berbagai
jenis komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Setiap komponen
membutuhkan komponen lainnya untuk bertahan hidup. Antarorganisme, populasi,
komunitas, dan ekosistem saling berinteraksi satu sama lain. Keanekaragaman makhluk hidup
di permukaan bumi akan menimbulkan hubungan kekerabatan antara organisme tersebut,
mahluk hidup yang hidup di bumi selalu mengadakan interaksi (saling mempengaruhi)
dengan mahluk hidup lainnya, selain terjalinnya hubungan kekerabatan antar organisme maka
ada pula interaksi untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup setiap jenis. Adanya interaksi
antarorganisme ini dapat menyebabkan tidak adanya komponen dalam suatu ekosistem yang
dapat mandiri memenuhi kebutuhan hidupnya baik antara komponen biotik dengan
sesamanya maupun antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Dalam makalah ini
akan dibahas berbagai macam interaksi antar spesies, mulai dari kompetensi hewan-hewan di
alam, sampai pada penyebaran dan berkembangbiaknya tumbuhan oleh hewan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bentuk kompetensi hewan-hewan di alam ?


2. Bagaimana penjelasan mengenai parasitisme dan interaksi-interaksi inang ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai herbivora koevolusi tumbuhan ?
4. Bagaimana penjelasan mengenai mutualisme dan mimikri ?
5. Bagaimana penyebaran dan berkembangbiaknya tumbuhan oleh hewan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan bentuk kompetensi hewan-hewan di alam


2. Menjelaskan mengenai parasitisme dan interaksi-interaksi inang
3. Menjelaskan mengenai herbivora koevolusi tumbuhan
4. Menjelaskan mengenai mutualisme dan mimikri
5. Menjelaskan penyebaran dan berkembangbiaknya tumbuhan oleh hewan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kompetensi Hewan –Hewan Di Alam

Kompetensi adalah hubungan antara makhluk hidup dalam satu ekosistem di mana


makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain saling bersaing untuk
mendapatkan suatu yang diperlukan untuk hidupnya, misalnya ruang (tempat), makanan, air,
sinar matahari, udara, dan pasangan kawin. Hal ini terjadi karena masing-masing spesies
memiliki kebutuhan yang sama. Persaingan dapat mengakibatkan organisme atau spesies
yang kalah bersaing akan mati, tersingkir, atau berpindah ke tempat lain. Spesies yang
berkompetisi dengan lebih efektif akan mempunyai kemampuan hidup yang lebih baik
dibandingkan kompetitornya.
Kompetisi sendiri terbagi atas 2 macam, yaitu kompetisi intraspesifik dan kompetisi
interspesifik. Kompetisi intraspesifik merupakan sebuah kompetisi dalam ruang ekologi yang
terjadi antara individu yang sama spesiesnya. Kompetisi interspesifik adalah sebuah
kompetisi dalam ruang ekologi antara individu yang berbeda spesiesnya
1. Kambing dalam Satu Populasi

Dimana pada kasus ini kambing yang sama spesiesnya akan berebut makanan yang
berupa rumput yang terdapat pada satu wilayah tersebut demi kelangsungan hidupnya.
Mereka akan berlomba lomba satu sama lain untuk mencukupi kebutuhannya. Hal inilah
yang mengakibatkan terjadinya kompetisi dalam wilayah tersebut. Terlebih lagi, apabila
musim panas datang, tidak banyak rumput segar yang tumbuh, sehingga kopetisi diantara
masing masing individu menjadi ketat. Tidak mengherankan apabila kambing yang berada
dalam satu wilayah sama akan tetapi berat atau volume tubuhnya antara satu kambing dengan
yang lainnya terlihat berbeda.
2. Kambing dengan Kerbau

Dalam kompetisi kali ini biasanya terjadi dalam 2 kondisi yang berbeda. Kondisi pertama
adalah apabila keduanya berada dalam satu kandang kecil yang tempat makanannya saling
berhadapan. Dalam kondisi demikian, kerbau yang membutuhkan banyak tenaga tentunya
akan membutuhkan banyak makanan, akan tetapi di sisi lain kambing juga membutuhkan
makanan demi kelangsungan hidupnya. Kondisi kedua adalah apabila keduanya berada dalam
satu wilayah yang luas. Dalam kondisi demikian, pada mulanya mereka akan bebas memakan
rumput yang ada di sekitar mereka, akan tetapi apabila rumput tersebut sudah mulai sulit
tumbuh dan menyisakan sedikit saja, maka mereka akan berlomba untuk mendapatkannya.

2
3. Harimau dengan Singa

Pada interaksi kali ini, harimau dan singa sama sama berkompetisi untuk mendapatkan
makanannya. Yang dimaksud disini adalah rusa yang biasanya diburu oleh harimau dan
singa. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa di negara Eropa ataupun Afrika banyak harimau
dan singa yang berkeliaran dalam satu ekosistem. Pada interaksi kali ini mereka akan
berkelompok untuk mendapatkan makanannya. Jika ada seekor rusa yang masuk dalam
wilayah perburuan harimau dan singa mereka akan beradu cepat mendapatkan rusa tersebut
dengan kelompok mereka. Hal ini dikarenakan dalam wilayah tersebut biasanya sangat jarang
mangsa mereka menampakkan diri, sehingga muncullah kompetisi antara harimau dengan
singa. Selain berkompetisi memperebutkan makanan, mereka juga berkompetisi dalam
wilayah kekuasaannya. Hukum alam menyatakan ‘yang kuat adalah Raja’, itulah yang
menjadi dasar atas perebutan wilayah kekuasaan.
4. Tanaman dalam Satu Bidang

Dalam satu bidang tanah atau didekat pekarangan rumah terdapat berbagai macam
jenis tanaman itulah salah satu dari simbiosis kompetisi. Mengapa disebut demikian ? Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai simbiosis kompetisi karena lahan yang seharusnya ditanami
1-3 jenis tanaman malah ditanaman 3-6 jenis tanaman.
Hal ini mengakibatkan kompetisi antar tanaman tersebut dalam memperoleh cahaya
matahari, air, mineral, unsur hara serta komponen lain yang mereka butuhkan untuk
fotosintesis ataupun untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga tidak
mengherankan apabila dalam satu lahan yang terdapat berbagai jenis tanaman, beberapa
tanaman tidak tumbuh dengan pesat atau bahkan ada yang sampai layu.
Pada kasus kali ini memang sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Beberapa orang
mungkin berfikir untuk menghemat lahan, akan tetapi bagi tumbuhan hal tersebut sangatlah
merugikan, karena mereka akan berkompetisi. Maka alangkah lebih baik apabila satu jenis
tanaman ditanam dalam 1 pot saja atau jika terdapat lahan yang luas setidaknya tanamlah 2-4
jenis tanaman saja agar kompetisi antar tanaman tidak begitu ketat dan tentunya akan
menguntungkan kita karena dapat menghasilkan oksigen.
5. Kompetisi antar Ikan Hiu Jantan

Di laut yang luas tentu ada tingkat organisasi kehidupan. Dalam kasus kali ini, ikan
hiu yang menempati puncak akan berkompetisi dengan sesamanya untuk memperebutkan
daerah kekuasaannya. Adapun maksud kompetisi daerah kekuasaan tidak lain adalah untuk
mendapatkan makanan demi kelangsungan hidupnya, dimana apabila seekor ikan atau
mangsanya masuk di wilayahnya maka itu menjadi hak bagi ikan hiu yang menguasai
wilayah tersebut. Akan tetapi, terkadang apabila mereka kesulitan mendapatkan makanan
maka tidak heran apabila keduanya bertarung demi mendapatkan makanan.
Selain itu, para ikan hiu jantan juga berkompetisi dalam mendapatkan ikan hiu betina
untuk terus bergenerasi. Generasi ikan hiu sangatlah penting dalam siklus kehidupannya agar
masing masing dari mereka tidak punah. Meski demikian, hingga saat ini sudah banyak jenis
spesies hiu yang ada di perairan seluruh dunia. Hal ini dikarenakan ikan hiu tersebut beberapa
diantaranya mengalami seleksi alam.

3
6. Ikan dalam Kolam

Dalam suatu kolam yang sedang biasanya terdapat 2-3 jenis ikan di dalamnya.
Meskipun demikian, makanan yang mereka makan biasanya sama. Nah, ikan ikan yang ada
di kolam tersebut nantinya akan berkompetisi mendapatkan makanan yang diberikan oleh
manusia. Biasanya manusia akan memberikan makanan pada ikan yang ada di kolam dalam
jumlah yang sedikit, hal inilah yang menjadikan ikan yang berada di dalam kolam tersebut
menjadi berebut makanan dikarenakan masing masing dari ikan volume makananya sangatlah
berbeda.
Pada kasus ini katakanlah terdapat ikan lele dengan ikan mujair dalam satu kolam
tersebut. Dilihat dari volume ikannya, tentunya ikan lele membutuhkan makanan yang lebih
banyak untuk mempertahankan hidupnya, selain itu ikan mujair juga membutuhkan makanan
akan tetapi dalam volume yang lebih sedikit dibandingkan dengan ikan lele.
7. Ikan Kecil dengan Udang

Di laut tentu terdapat interaksi antar organisme satu dengan yang lain. Bahkan, di laut
yang luas terdapat berbagai jenis ikan dan tanaman yang hidup sehingga tercipta sebuah
keseimbangan ekosistem. Pada contoh kali ini terdapat ikan ikan kecil dan udang yang saling
berkompetisi untuk mendapatkan makanannya, yaitu plankton.
Plankton merupakan organisme yang menjadi buruan bagi kedua makhluk hidup
tersebut. Dalam kasus kali ini, plankton tidak selamanya ada dalam satu wilayah tersebut,
bisa jadi mereka hanya tersisa sedikit. Kejadian inilah yang membuat kompetisi diantara ikan
ikan kecil dengan udang tersebut, mereka akan berusaha mencari makanannya tersebut
dengan berkompetisi.

B. Parasitisme Dan Interaksi-Interaksi Inang

Parasit adalah organisme yang biasanya menelan makanan dari organisme lain,
sedangkan pada organisme makanan yang dicerna biasanya disebut sebagai inang.
Simbiosis Parasitisme adalah simbiosis yang terjadi antara dua makhluk hidup yang
berbeda, tetapi dalam hal ini dapat merugikan dari salah satu pihak dan pihak lain akan
mendapat manfaat. Ini berarti bahwa satu makhluk hidup bermanfaat atau akan diuntungkan
sedangkan merugikan pada makhluk hidup lainnya.
Secara umum, contoh simbiosis parasit adalah organisme parasit seperti kutu, cacing,
jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain. Organisme parasit lebih kecil dan mampu berkembang
biak lebih cepat. Parasit membutuhkan makhluk lain untuk memakan makanan, atau
menjadikannya tempat tinggal.

Contoh Simbiosis Parasitisme

4
1. Hubungan Cacing Pita dengan Manusia

Cacing pita yang hidup di dalam usus manusia mendapat keuntungan dikarenakan ia
bisa mendapat makanan secara gratis. Sedangkan manusia justru mengalami kerugian. Hal ini
karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan dalam metabolisme manusia jadi
berkurang akibat keberadaan cacing pita. Kehadiran cacing pita ini menyebabkan penyakit
yang disebut taeniasis dan sistiserkosis. Biasanya penderita akan mengalami pusing dan
mual.
2. Interaksi Tali Putri dengan Inangnya

Saat awal-awal tali putri bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya, tali putri hanya
membelit, melilit, dan kemudian hanya sedikit mengisap sari makanan dari tumbuhan inang.
Kebutuhan nutrisi, air, dan mineral untuk melanjutkan kehidupannya diambil dari tumbuhan
inang.Semakin lama tali putri tidak hanya “sedikit menghisap” nutrisi dari inangnya. Bahkan,
tali putri juga dapat beradu memperebutkan area dan pembagian cahaya matahari dengan
inangnya. Padahal awalnya hanya ia hanya melilitkan sulurnya pada bagian bawah tangkai
tumbuhan inang.
3. Interaksi Benalu dengan Inangnya

Pola interaksi benalu dan inangnya juga termasuk salah satu contoh simbiosis
parasitisme. Benalu sesungguhnya memiliki klorofil dan dapat melakukan proses fotosintesis
secara mandiri. Namun ia mengambil alih air dan unsur hara (mineral) yang berasal dari
inangnya. Hal ini mengingat ia tak punyai akses akar yang menuju ke tanah. Tumbuhan inang
seperti nangka, cempedak, atau beringin dirugikan sebab separuh dari hasil penyerapan akar
digunakan untuk perkembangan tanaman benalu.

5
4. Interaksi Cacing Tambang dengan Inangnya

Cacing tambang yang hidup di di dalam usus terlampau merugikan manusia. Mereka
menyerap darah manusia melalui pori usus dan mengakibatkan manusia mengalami gejala
anemia (kekurangan darah). Dari sistem tersebut, mereka mendapatkan keuntungan karena
bisa mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya.
Di dalam tubuh manusia, cacing tambang ini bergerak bersamaan dengan aliran darah.
Ia menuju jantung kemudian paru-paru, tenggorokan, dan tertelan masuk ke dalam usus. Pada
bagian usus ini, larva cacing tambang yang telah dewasa menghisap darah. Setiap satu ekor
cacing tambang jenis N. Americanus dapat menyerap darah sebanyak 0,00 s hingga 1 cc
setiap harinya.
5. Kutu dan Binatang Tempat Dia Tinggal
Kutu yang tinggal di tempat lebih kurang rambut akan menghisap darah hewan atau
manusia lewat kulit kepalanya. Selain meraih makanan bersama menghisap darah secara
gratis, kutu juga meraih keuntungan karena meraih tempat ia tinggal. Adapun hewan atau
manusia yang ditumpanginya justru mendapat kerugian karena mereka merasakan gatal dan
merasa tidak nyaman.
1. Rafflesia Arnoldi dan Inangnya

Bunga Rafflesia Arnoldi adalah bunga asli Bengkulu yang ternyata berwujud
parasitisme. Ia tidak memiliki akar, batang, maupun daun. Tanaman ini mendapatkan
makanan dengan cara menyerap makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan
inang. Karena itu inangnya merasa dirugikan sebab jumlah makanannya berkurang.
2. Hubungan antara Jamur panu dengan manusia

Contoh simbiosis parasitisme yang berikutnya bisa kita temukan pada pola interaksi
antara jamur panu dengan manusia. Jamur panu mendapatkan keuntungan karena ia
mendapatkan tempat hidup sekaligus makanan dari penyerapan protein di kulit manusia,
namun manusia dalam hal ini mendapat kerugian karena menjadi gatal dan merasa tidak
nyaman.Hubungan antara Lalat buah dengan buah
3. Hubungan lalat buah dengan buah

Lalat buah menyerang dengan menyuntikkan telur mereka ke dalam buah. Hal ini
akan membawa dampak pada buah. Sehingga buah akan menjadi busuk dan rontok sebelum
sanggup dipetik. Sasaran utama dari lalat buah adalah tanaman buah, terasa dari cabai, tomat,
pare, mentimun, terong, melon, nangka, jeruk, apel, jambu air, jambu biji, dan lain
sebagainya.Lalat buah yang menyerang adalah lalat betina. Lalat tersebut menyerang dengan
6
menusukkan alat peletak telurnya (ovipositor) ke dalam buah. Tujuannya adalah untuk
menempatkan telur-telur mereka di dalam buah. Dimana setelah itu telur-telur tersebut akan
menetas menjadi larva dan berkembang.
Larva inilah yang akan merusak daging buah. Sehingga buah menjadi busuk dan
gugur sebelum tua/masak. Buah yang gugur ini bisa menjadi biang serangan generasi
selanjutnya terkecuali jika dilakukan pemusnahan dengan segera.
4. Hubungan Antara Tikus Dengan Petani

Contoh simbiosis parasitisme yang paling mudah di amati adalah pola hubungan
antara tiks dan petani. Dimana tikus mendapatkan makanan dari tumbuhan petani di sawah.
Di lain pihak, para petani mengalami kerugian sebab tanamannya dimakan oleh tikus yang
menyebabkan hasil panennya menjadi berkurang.
5. Alang-alang dan Tanaman Produksi

Alang-alang memiliki nama ilmiah Imperata cylindrica merupakan gulma yang sangat


berpengaruh bagi budidaya tanaman produksi. Keberadaan alang-alang ini menjadi
merugikan karena ia menjadi saingan bagi tanaman produksi untuk mendapatkan mineral, air,
dan unsur hara lainnya dari tanah serta sinar matahari. Selain itu, alang-alang temrasuk gulma
dikarenakan ia mengeluarkan senyawa alelopati. Senyawa ini adalah racun yang dikeluarkan
oleh alang-alang untuk mencegah pertumbuhan tanaman produksi.
6. Hubungan antara Lintah dengan organisme hidup lain

Lintah juga termasuk organisme parasit yang selalu berbahaya bagi bentuk kehidupan
lainnya. Biasanya, lintah hidup di daerah yang lembab. Lintah dapat hidup dengan
menyerang makhluk lain dan memegangnya serta menghisap darah mereka juga. Keuntungan
dibuat oleh lintah, yang memiliki tempat tinggal dan makanan. Hilangnya makhluk lain oleh
lintah menyebabkan kekurangan darah dan juga dapat menyebabkan kematian.

C. Herbivora – Koevolusi Tumbuhan

Koevolusi adalah proses evolusi dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses
evolusi mahluk hidup lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hidup
disekitarnya, pada koevolusi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan oleh genetika
pada tiap spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua organisme.
Koevolusi dapat terjadi pada berbagai tingkatan biologis, ia dapat terjadi secara
makroskopis maupun mikroskopis.
Contoh adaptasi koevolusi
 Koevolusi Predator-Mangsa

Hubungan predator-mangsa adalah salah satu contoh paling umum dari koevolusi.
Dalam hal ini, ada tekanan selektif pada mangsa untuk menghindari penangkapan dan dengan
demikian, predator harus berevolusi menjadi pemburu yang lebih efektif. Dengan cara ini,
koevolusi pemangsa-pemangsa analog dengan perlombaan evolusi senjata dan

7
pengembangan adaptasi khusus, terutama pada spesies mangsa, untuk menghindari atau
mencegah pemangsaan.
 Herbivora dan tumbuhan

Mirip dengan hubungan predator-mangsa, contoh umum lain dari koevolusi adalah
hubungan antara spesies herbivora dan tanaman yang mereka konsumsi. Salah satu contohnya
adalah biji pinus lodgepole, yang baik tupai merah dan palang-palang makan di berbagai
daerah di Pegunungan Rocky. Kedua herbivora memiliki taktik yang berbeda untuk
mengekstraksi benih dari pinus lodgepole; tupai hanya akan mengunyah kerucut pinus,
sedangkan para burung crossbill memiliki mandibula khusus untuk mengekstraksi bijinya.
Jadi, di daerah di mana tupai merah lebih umum, pinus lodgepole lebih padat, mengandung
lebih sedikit biji, dan memiliki sisik lebih tipis untuk mencegah tupai memperoleh benih.
Namun, di daerah-daerah di mana persilangan lebih umum, pinus lebih jarang dan
mengandung sisik tebal, sehingga mencegah burung crossbill tidak dapat mengakses benih.
Dengan demikian, pinus lodgepole secara bersamaan hidup bersama dengan kedua spesies
herbivora ini.
 Semut akasia dan akasia

Contoh koevolusi yang bukan karakteristik perlombaan senjata, tetapi yang memberi
manfaat timbal balik bagi spesies tanaman dan serangga adalah semut akasia dan tanaman
akasia. Dalam hubungan ini, tanaman dan semut telah berkolusi untuk memiliki hubungan
simbiosis di mana semut memberikan tanaman dengan perlindungan terhadap serangga yang
berpotensi merusak lainnya, serta tanaman lain yang dapat bersaing untuk nutrisi dan sinar
matahari. Sebagai imbalannya, tanaman menyediakan semut dengan tempat tinggal dan
nutrisi penting untuk semut dan pertumbuhan larva mereka.

 Tanaman berbunga dan penyerbuk

Contoh lain koevolusi menguntungkan adalah hubungan antara tanaman berbunga dan
spesies serangga dan burung yang menyerbuki mereka. Dalam hal ini, tanaman berbunga dan
penyerbuk telah mengembangkan adaptasi bersama yang memungkinkan bunga untuk
menarik penyerbuk, dan serangga dan burung telah mengembangkan adaptasi khusus untuk

8
mengekstraksi nektar dan tepung sari dari tanaman.

Penelitian menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga ciri bahwa tanaman berbunga telah
berevolusi untuk menarik penyerbuk:
Isyarat visual yang berbeda: tanaman berbunga telah berevolusi warna cerah, garis, pola, dan
warna khusus untuk penyerbuk. Misalnya, tanaman berbunga yang ingin menarik serangga
penyerbuk biasanya berwarna biru ultraviolet, sedangkan merah dan oranye dirancang untuk
menarik burung.
Aroma: tanaman berbunga menggunakan aroma sebagai sarana untuk menginstruksikan
serangga ke lokasi mereka. Karena aroma menjadi lebih kuat lebih dekat ke tanaman,
serangga mampu mengasah dan mendarat di tanaman itu untuk mengekstrak nektarnya.
Beberapa bunga menggunakan bahan kimia dan alat taktil untuk meniru spesies serangga
betina untuk menarik spesies jantan. Sebagai contoh, anggrek mengeluarkan zat kimia yang
sama dengan feromon dari lebah dan spesies tawon. Ketika serangga jantan mendarat di
bunga dan mencoba untuk bersanggama, serbuk sari dipindahkan kepadanya.
Kolibri adalah jenis penyerbuk lain yang telah berkoevolusi untuk saling menguntungkan.
Kolibri berfungsi sebagai penyerbuk dan bunga-bunga memasok burung-burung dengan
nektar yang kaya nutrisi. Tanaman berbunga menarik kolibri dengan warna-warna tertentu,
bentuk bunga mengakomodasi keperluan burung, dan bunga seperti itu cenderung mekar
ketika kolibri berkembang biak

.
Koevolusi dari tanaman berbunga seperti itu dengan berbagai spesies burung kolibri
terbukti dengan bentuk dan panjang tabung bunga yang berbeda, yang telah beradaptasi
dengan bentuk dan panjang paruh burung kolibri yang menyerbuki tanaman itu. Bentuk
bunga juga telah beradaptasi sedemikian rupa sehingga serbuk sari menjadi melekat pada
wilayah tertentu pada burung saat mengkonsumsi nektar dari bunga.

9
D. Mutualisme Dan Mimikri

1. Mimikri

Secara etimologi, pengertian mimikri berasal dari bahasa yunani yaitu “mimetiokos”
sedangkan dalam bahasa inggris disebut “imitative” dan ketika di artikan dalam bahasa
indonesia adalah bersifat meniru. Mimikri adalah kemampuan khusus yang dimiliki hewan
untuk menyesuaikan diri dengan cara mengubah warna kulitnya atau sebagainya sesuai
dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Misalnya, seekor hewan yang berwarna hijau
kemudian berada di batang pohon yang berwarna coklat, hewan tersebut dapat merubah
warna kulitnya dari hijau ke coklat. Contoh hewan yang memiliki kemampuan mimikri
adalah bunglon.
Contoh Hewan Mimikri
1. Lalat Bunga

Kemampuan mimikri dengan cara menyerupai spesies lainnya dimiliki oleh lalat
bunga, terutama jenis lalat kerbau eropa. Lalat bunga secara tampilan mirip atau menyerupai
lebah/tawon. Lalat jenis ini sering menempel ke bunga dan menirukan perilaku tawon jika
bertemu dengan predator lalat tersebut. Mimikri ini bertujuan melindungi diri dari bahaya
dengan cara menyerupai dan berperilaku seperti hewan lain.

2. Bunglon

Bunglon merupakan salah satu hewan reptil yang sebagian besar menghabiskan
hidupnya di atas pohon. Bunglon adalah hewan ovovivipar yang memiliki kemampuan untuk 
menyesuaikan diri dengan menyamarkan warna kulitnya agar tidak terlihat oleh pemangsa
atau mangsanya. Mimikri ini bertujuan untuk melindungi diri dari bahaya yang ada disekitar.

10
2. Mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Jadi ketika ada interaksi antara 2 makhluk hidup yang berbeda, keduanya
akan mendapat manfaat.
1. Hubungan Antara Kupu-kupu dan Bunga

Kupu-kupu umumnya suka memakan sari manis atau nektar pada bunga. Sementara
bunga sebagai organ reproduksi pada tanaman terbantu karena serangga cantik ini membantu
menyebarkan serbuk sari. Saat kupu-kupu hinggap di atas bunga, kakinya akan menyentuh
putik dan benang sari pada bunga. Sehingga serbuk sari menempel pada putik dan terjadi
penyerbukan pada bunga.
2. Hubungan Antara Lebah dan Bunga

Selain kupu-kupu ada serangga lain seperti lebah yang dapat membantu proses
penyerbukan pada bunga agar lebih optimal. Lebah biasanya hinggap di bunga karena mereka
ingin mendapatkan madu atau madu sebagai makanan. Keberadaan lebah ini bisa membuat
proses penyerbukan pada bunga mudah. Sehingga bunga mendapat manfaat dari kehadiran
lebah yang hinggap padanya.

11
3. Hubungan Antara Mulai Semut dan Tumbuhan

  Semut Rangrang atau Oecophylla smaragdina adalah serangga yang biasa kita temui
pada tanaman bah seperti mangga, nangka, dan lainnya. Mungkin bagi kita keberadaan semut
ini sangat mengganggu karena menyulitkan kita untuk mengambil buah dari pohon. Namun
keberadaan semut ini sangat bermanfaat bagi tanaman ini. Ini karena semut Rangrang akan
melindungi tanaman dari serangan hama yang merusak tanaman. Semut Rangrang mendapat
manfaat karena mereka dapat membuat sarang di tanaman. Jadi ketika ada hama yang
menyerang tanaman, itu berarti hama menyerang sarang semut Rangrang. Serangga kecil ini
tidak akan tinggal diam sehingga akan menyerang kembali hama yang menyerang tanaman.

4. Simbiosis manusia dengan Bakteri

Bakteri Escherichia Coli adalah bakteri yang biasanya ditemukan di usus besar
manusia. Kehadiran bakteri E.coli bermanfaat untuk mengurangi pertumbuhan bakteri jahat
dan mempercepat proses pembusukan di usus besar. Selain itu bakteri E.coli juga memiliki
manfaat untuk membantu proses produksi vitamin K yang berguna dalam proses pembekuan
darah. Sementara bakteri ini mendapat manfaat karena mereka bisa mendapatkan makanan
dari sisa dari usus besar.
7. Hubungan antara kerbau dan jalak

  Burung Jalak biasanya hinggap di tubuh kerbau dan mendapatkan makanan dalam
bentuk kutu yang ada di tubuh kerbau. Sedangkan kerbau mendapat manfaat karena kutu di
tubuh mereka berkurang atau mungkin hilang menjadi nol.

12
E. Penyebaran Dan Berkembang Biaknya Tumbuhan Oleh Hewan
Dalam penyerbukannya beberapa tumbuhan dapat melakukan penyerbukan dengan
perantara hewan dikenal juga dengan Zoidiogami, dibedakan atas:
1. Entomogami, ialah penyerbukan dengan bantuan serangga (misalnya kupu-kupu,
kumbang bunga, dan lalat). Bunga menghasilkan madu, mengeluarkan bau khas,
mahkota bunga berwarna cerah, dan berukuran besar.

2. Ornitogami, ialah penyerbukan dengan perantaraan burung, terjadi pada tumbuhan


yang bunganya menghasilkan madu, bermahkota lebar dan tebal, dan berwarna cerah.

3. Kiropterogami, ialah penyerbukan dengan perantara hewan bersayap selaput tangan


(kelelawar, kalong, dan kampret). Terjadi pada bunga yang mekar di malam hari.

4. Malakogami, ialah penyerbukan dengan perantara siput.

13
Hasil dari perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan berbiji adalah
dihasilkan biji. Biji yang terbebtuk kemudian digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
perbanyakan dan penyebaran tumbuhan. Penyebaran biji tumbuhan dapat terjadi melalui
beberapa perantara, diantaranya:

a. Dengan bantuan angin (Anemokori)


b. Dengan bantuan air (Hidrokori)
c. Dengan bantuan manusia (Antropokori)
d. Dengan bantuan hewan (Zoidiokori)
o Dengan bantuan serangga (Entomokori)
o Dengan bantuan burung (Ornitokori)
o Dengan bantuan kelelawar (Kiropterokori).

" Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS Al-Hijr : 22) 
 
Pada surat Al-Hijr ayat 22 tersebut dijelaaskan secara gamblang bagaimana angin
berperan pada proses perkembang biakan tumbuhan.Sebagaimana telah kita sebutkan di atas
bahwa angin termasuk salah satu pengantar mempelai jantan (serbuk sari) kepada mempelai
betina yang bernama putik. Allah menjelaskan dalam ayat tersebut dengan kata
'mengawinkan' yang merujuk kepada angin sebagai subjek atau pelakunya.

Q.S Taha ayat 50

14
Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap
sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.

Musa berkata kepadanya, “Tuhan kami, ialah Yang telah memberikan segala sesuatu
kepada makhluknya bentuk ciptaan yang sesuai dengannya yang menjadi petunjuk keindahan
ciptaanNya dan kemudian memberi petunjuk kepada tiap-tiap makhluk untuk mengetahui
cara memanfaatkan semua yang telah diciptakan Allah baginya. “

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Interaksi antar spesies meliputi kompetensi hewan-hewan di alam. Kompetensi adalah


hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya saling bersaing
untuk mendapatkan suatu yang diperlukan untuk hidupnya, misalnya ruang (tempat),
makanan, air, sinarmatahari, udara, dan pasangan kawin. Parasitisme merupakan suatu
simbiosis antara dua makhluk hidup yang berbeda, tetapi dalam hal ini dapat merugikan salah
satu pihak sedang pihak lain di untungkan. Koevolusi adalah proses evolusi dua atau lebih
spesies yang mempengaruhi proses evolusi makhluk hidup lainnya. Mutualisme merupakan
suatu simbiosis antara dua makhluk hidup dimana keduanya sama-sama diuntungkan.
Sedangkan mimikri adalah kemampuan khusus yang dimiliki hewan untuk menyesuaikan diri
dengan cara mengubah warna kulitnya atau sebagainya sesuai dengan lingkungan yang ada di
sekitarnya.

3.2 SARAN

Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jelasnya mengenai interaksi spesies,
agar mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat dipungkuri bahwa dalam pembuatan
makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Kritik dan saran tetap
kami terima agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna untuk
diri saya pribadi dan khususnya untuk pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas


Biologi UGM.

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Marlina, ani. 2010. EkologiLingkunganHidup. Jakarta :Erlangga

Odum, EP. 1983. Basic Ecology. Sounders, Philadelphia.

Rasidi, Suswanto. 2004. EkologiTumbuhan. Jakarta ;Universitas Terbuka

Riyadi, Slamet. 1981. Ecology :IlmuLingkunganDasardanPengertiannya.

Surabaya : Usaha Nasional

Soerianegara, I danIndrawan, A. 1988. EkologiHutan Indonesia. LaboratoriumEkologi.


FakultasKehutanan. InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai