Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL BUSINESS PLAN

PUMPUMP CENDOLEO (ES CENDOL LABU KUNING)

Disusun Oleh :
1. Hani Wijihardini (2014340083)
2. Mutiara Ulfa (2014340058)
3. Rizka Utami (2014340100)
4. Sofi Nurjanah (2014340060)
5. Yosua Andika (2014340040)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2018
BAB I
DESKRIPSI BISNIS

A. Latar Belakang
Es cendol merupakan salah satu minuman tradisional dari Jawa Barat yang
terbuat dari bahan baku tepung beras yang ditambahkan dengan santan dan gula
merah. Es cendol sering kita temukan di pinggir jalan yang dijajakan
menggunakan gerobak ataupun sepeda dengan kemasan plastik. Minuman
tradisional ini sangat digemari oleh kalangan menengah ke bawah karena
harganya yang terjangkau, mudah ditemukan atau didapat, dan rasanya yang segar
sehingga dapat melepas dahaga. Namun, es cendol kurang diminati oleh kalangan
menengah ke atas dengan berbagai alasan antara lain kemasan yang kurang
menarik, tidak ada inovasi rasa, dan memiliki citra atau image sebagai minuman
untuk kalangan menengah ke bawah. Maka dari itu, kami melakukan inovasi
untuk mempertahankan eksistensi es cendol di semua kalangan khususnya
kalangan remaja agar minuman tradisional ini dapat bertahan di tengah ketatnya
persaingan industri minuman-minuman modern atau kekinian.
Inovasi yang kami lakukan terhadap es cendol antara lain inovasi kemasan,
inovasi rasa, dan membentuk citra atau image sebagai minuman yang modern atau
kekinian. Inovasi kemasan yang kami lakukan yaitu dengan mengubah kemasan
plastik menjadi kemasan cup plastik yang telihat lebih menarik dan praktis. Tak
hanya kemasan, kami juga melakukan inovasi rasa dengan menggunakan bahan
pangan lokal Indonesia yaitu penambahan labu kuning sebagai salah satu
campuran pembuatan es cendolnya. Labu kuning dipilih berdasarkan harga yang
terjangkau, mudah didapat, dan merupakan salah satu bahan pangan lokal
Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi minuman sebagai
bentuk nilai tambah dengan nilai kalori yang tinggi sebagai salah satu sumber
energi. Kami juga membentuk citra atau image es cendol agar menjadi minuman
yang modern atau kekinian dengan cara tampilan yang menarik atau instagram-
able, penjualan di mall atau cafe, dan promosi melalui media sosial. Maka dari itu,
kami membuka usaha es cendol labu kuning yang kami beri nama brand yaitu
“Pumpump Cendoleo”.
B. Gambaran Usaha
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka usaha yang
kami kembangkan yaitu es cendol labu kuning dengan nama brand “Pumpump
Cendoleo” dibawah rumah produksi 7th floor Universitas Sahid Jakarta sebagai
bentuk nyata atau tujuan akhir dari mata kuliah Praktikum Pengembangan Produk
sehingga dapat menumbuhkan minat kewirausahaan mahasiswa dimana
merupakan visi Universitas Sahid Jakarta. Potensi usaha ini cukup besar
dikarenakan produk es cendol labu kuning dapat dikatakan sebagai salah satu
pangan fungsional, diversifikasi pangan lokal (labu kuning), ready to eat, inovasi
minuman tradisional (inovasi rasa dan kemasan), dan mempertahankan eksistensi
minuman tradisional itu sendiri.
Potensi usaha ini di masa depan masih cukup besar dengan catatan kami
harus terus melakukan inovasi untuk mengikuti kemauan pasar dengan syarat
tetap menggunakan bahan pangan lokal Indonesia sebagai salah satu campurannya
agar bahan pangan lokal memiliki nilai tambah dan nilai jual yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan bahan segarnya. Maka dari itu, peluang pasar dari
usaha ini dapat dikatakan cukup besar dikarenakan pesaing di pasaran belum
banyak dan es cendol cukup diminati di pasaran sebagai minuman tradisional asli
Indonesia.

C. Visi dan Misi


1. Visi
“Untuk mengembangkan produk dan meningkatkan konsumsi minuman
tradisional dengan target pasar semua kalangan khususnya remaja di Jakarta”

2. Misi
1) Untuk mengembangkan hasil bahan pangan lokal.
2) Untuk meningkatkan citra minuman tradisional menjadi minuman yang
kekinian dan bergizi.
3) Untuk menarik minat konsumen remaja terhadap minuman tradisional
dengan tampilan yang unik dan instagram-able.
4) Untuk menjaga eksistensi minuman tradisional asli Indonesia.
BAB II
STRATEGI PEMASARAN

A. Segmentasi dan Target Pasar


Segmen pasar dari usaha pembuatan es cendol labu kuning berdasarkan
geografisnya adalah kampus, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar tempat
produksi. Selain itu, es cendol labu kuning juga dapat dibeli secara online untuk
daerah tebet dan sekitarnya. Secara demografisnya, es cendol labu kuning
menargetkan untuk dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dengan
umur dan jenis kelamin berbeda, sehingga dapat dikonsumsi siapa saja. Secara
psikografis, es cendol labu kuning memberikan varian berbeda dengan es cendol
pada umumnya, karena menggunakan labu kuning sebagai bahan baku sehingga
memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi, dan memiliki dua rasa yaitu, gula
merah dengan santan serta gula merah dengan susu kental manis, sehingga
konsumen dapat memilih berdasarkan selera. Sehingga, es cendol labu kuning
dapat dikonsumsi oleh anak-anak, remaja, dewasa baik laki-laki maupun
perempuan.

B. Positioning
a. Produk : “Es Cendol Labu Kuning” Minuman tradisional.
b. Pasaran : Golongan masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, dan karyawan.
c. Manfaat: Mudah dikonsumsi dan memiliki kandungan gizi yang baik
d. Harga : Ekonomis

C. Strategi Pemasaran Perusahaan


Strategi pemasaran perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan
alat analisis sesuai menurut kottler terdiri dari :

1. Produk
Produk yang dijual adalah es tradisional yaitu “Es Cendol Labu Kuning“.
Produk yang dihasilkan memiliki manfaat dan kualitas yang tinggi. Pengawasan
kualitas dilakukan untuk bahan baku, pengawasan proses produksi, dan
pengawasan terhadap produk jadi. Pengawasan kualitas bahan baku dilakukan
dengan memakai labu kuning, agar-agar, tepung beras, garam, air, pewarna
makanan, santan, susu, dan gula merah berkualitas baik. Pengawasan kualitas
proses dilakukan dengan memastikan alat – alat yang digunakan kering dan
bersih, dan menggunakan kemasakan yang tepat. Sementara itu pengawasan
produk jadi dilakukan dengan memperhatikan keseragaman berat, kerapihan
pengemasan, dan pencantuman waktu kedaluwarsa dikemasan.

2. Price
Ada dua cara untuk menentukan harga jual yaitu cara dulu dan sekarang :
1) Cara klasik
Harga jual ditentukan terakhir yaitu dengan menambahkan semua biaya
yang dikeluarkan ditambah dengan laba yang diinginkan.

2) Cara sekarang
Harga jual ditentukan pertama kali. Setelah itu biaya-biaya yang lain
disesuaikan. Harga Jual = Harga awal (biaya produksi) + laba (keuntungan yang
diinginkan).

3. Promosi
Adapun usaha –usaha yang kami lakukan untuk mempromosikan produk yaitu :
1) Mulut ke mulut
Hal pertama yang kami lakukan untuk mempromosikan produk kami jual
adalah memberikan contoh produk yang dapat dicicipi secara gratis (tester)
kepada teman-teman terdekat, dan tetangga. Karena berita mulut ke mulut akan
tersebar dengan cepat.

2) Media sosial
Kami mempromosikan produk melalui media sosial seperti instagram,
whatsapp, facebook, dan platform e-commerce yang tersedia lainnya sehingga
orang lain akan dapat lebih cepat mengetahui produk es cendol labu kuning ini.
3) Buka stand di event-event tertentu
Produk yang kami jual biasanya kami jual dan promosikan ditempat-
tempat yang menyelenggarakan event-event seperti Car Free Day (CFD), bazaar,
festival pangan, seminar dan konser, sehingga produk kami dikenal dan cepat
terjual.

4. People
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha “Es Cendol
Labu Kuning” ini terdiri dari 5 orang yang bertugas sebagai pemimpin
perusahaan, administrasi, produksi dan logistik, pemasaran, serta distribusi.

e. Process
Proses produksi dilakukan menggunakan bahan, alat, dan cara yang
sederhana. Awalnya dilakukan pencampuran bahan kering dan basah seperti agar-
agar powder, tepung beras, garam, dan labu kuning (yang telah dikukus dan
dihancurkan menggunakan blender) kemudian ditambahkan pewarna makanan
(merah, kuning, dan hijau). Proses selanjutnya adalah memasak adonan sampai
mengental dan matang. Setelah diangkat dicetak dengan cetakan cendol ke dalam
wadah yang berisi air dan es batu. Setelah itu, masukkan ke dalam wadah lalu
tambahkan kuah cendol. Kuah cendol yang tersedia adalah ‘caramelow’ yang
terbuat dari susu dan gula merah sehingga rasanya seperti caramel dan ‘gula
mantan’ yang terbuat dari campuran gula merah dan santan. Tambahkan es batu
ke dalam kemasan, kemudian ditutup. Es cendol labu kuning siap dikonsumsi.

f. Physical Evidence
Tempat produksi es cendol labu kuning berada di Laboratorium Pengolahan
Pangan lantai 7 Universitas Sahid (7th floor). Tempat produksi ini tidak
menyebabkan polusi baik dalam bentuk debu, suara, maupun limbah karena tidak
menggunakan peralatan mesin yang menimbulkan kebisingan sehingga
keberadaan tempat produksi dapat diterima dengan baik.
BAB III
ANALISA PESAING

Untuk melakukan analisis terhadap kondisi persaingan pada usaha industri


rumahan pembuatan “Pumpump Cendoleo”, maka kami menggunakan analisis
SWOT, yaitu :
A. Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
 Produk inovasi yang mempunyai pilihan kuah rasa dan kemasan yang
menarik.
 Menggunakan bahan pangan lokal yang mudah didapat, bergizi, dan
harganya terjangkau.
 Kualitas dan harga produk terjangkau.
2. Weakness (Kelemahan)
 Hanya bisa dikonsumsi dalam keadaan dingin dan langsung dihabiskan.
 Disimpan dalam freezer selama 5 hari saja, dan tidak tahan lama karena
tidak menggunakan bahan pengawet.
 Jika harga bahan-bahan mengalami kenaikan, otomatis harga es cendol
ini juga ikut mengalami kenaikan.
3. Opportunity (Peluang)
 Belum ada produk inovasi sejenis di pasaran.
 Menerima pesanan untuk event tertentu.
 Dukungan dari masyarakat sekitar untuk tetap mempertahankan
eksistensi minuman tradisional.
4. Threat (Ancaman)
 Adanya pesaing yang memproduksi jenis produk yang sama dengan
harga lebih murah.
 Produk yang ditawarkan kurang diminati masyarakat, sehingga sulit
untuk membangun pangsa pasar.
 Produk es cendol yang berada dipasaran menggunakan bahan pengawet,
sehingga lebih tahan lama lagi.
B. Strategi Analisis SWOT
a. Strategi S-O
 Mengembangkan produk dipasar dikarenakan belum adanya produk
inovasi sejenis yang mempunyai aneka rasa dan bervariasi.
 Menerima pesanan untuk event tertentu karena bahan yang digunakan
merupakan bahan pangan lokal yang mudah didapat, bergizi, dan
harganya terjangkau.
 Kualitas dan harga produk yang terjangkau serta mendapat dukungan
dari masyarakat sekitar untuk tetap mempertahankan eksistensi
minuman tradisional menjadi minat konsumen untuk membeli.
b. Strategi W-O
 Harus disimpan dalam freezer jika tidak langsung dihabiskan.
 Menerima pesanan untuk event tertentu dengan penyajian yang dingin
dan langsung dihabiskan.
 Dukungan dari masyarakat sekitar akan meningkatkan kinerja produsen
sehingga harga produk dapat mengikuti pasaran.
c. Strategi S-T
 Terus melakukan pengembangan atau inovasi produk secara berkala
agar tetap dapat bertahan di pasaran dan pesaing baru.
 Meningkatkan kegiatan promosi dengan berbagai cara agar produk terus
dikenal oleh masyarakat luas dan menarik minat konsumen untuk
membeli.
 Harga tetap terjangkau dan kualitas produk lebih bermutu lagi tanpa
penggunaan bahan pengawet.
d. Strategi W-T
 Tetap menjaga kualitas dan harga yang terjangkau agar tidak beralih ke
produk pesaing.
 Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen agar produk lebih
diminati masyarakat dan dapat membangun pangsa pasar.
 Melakukan perbaikan atau evaluasi produk agar menjadi produk yang
lebih bermutu dan berkualitas.
BAB IV
RENCANA DESAIN PRODUK DAN PENGEMBANGAN BISNIS

A. Desain Produk dan Spesifikasi


7th Floor Universitas Sahid Jakarta telah memproduksi produk makanan
berupa produk minuman tradisional yaitu es cendol labu kuning dengan brand
“Pumpump Cendoleo” yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 29 Oktober
2017. Pumpump Cendoleo merupakan minuman tradisional yang terbuat dari
bahan dasar labu kuning, agar-agar powder, tepung beras yang dicampur dengan
bahan lainnya dan lebih nikmat dikonsumsi pada suhu dingin. Produk ini
diproduksi dengan bahan dasar berkualitas serta sistem produksi yang aman dan
higienis. Produk ini dibuat tanpa menambahkan bahan pengawet sehingga aman
untuk dikonsumsi. Bahan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
Pumpump Cendoleo merupakan bahan-bahan pilihan. Pumpump Cendoleo dijual
dengan harga Rp.10.000/pcs.

Gambar 1. Produk pumpump cendoleo


Gambar 2. Logo produk Gambar 3. Desain kemasan
B. Rencana Pengembangan Bisnis
1) Evaluasi lokasi
Lokasi yang kami pilih untuk menjalankan usaha industri rumahan
pembuatan Pumpump Cendoleo di 7th Floor Universitas Sahid Jakarta. Namun,
untuk lokasi penjualan dan pemasaran berlokasi di stand event, mall, café, dan
platform e-commerce lainnya.
2) Sarana dan prasarana
Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami
adalah dengan memanfaatkan : Alat-alat produksi, kipas, meja, kursi, kendaraan,
dan lain-lain sedangkan untuk prasarananya yaitu tempat produksi, ruang tunggu,
tempat parkir.
3) Tenaga ahli dan tenaga biasa
Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha
toko kami adalah tenaga ahli administrasi, produksi, pemasaran, distribusi serta
teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha.
4) Bahan-bahan utama
Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha industri rumahan
pembuatan Pumpump Cendoleo antara lain : labu kuning, agar-agar powder,
tepung beras, garam, air, susu, gula merah, santan, dan pewarna makanan dengan
kualitas yang baik.
5) Bangunan dan tata letak bangunan
Bangunan yang digunakan merupakan laboratorium dengan tata letak
bangunannya yang efektif dan efisien sebagai rumah produksi. Bangunan terbuat
dari bahan yang kokoh, tidak mudah rusak, dan terbebas dari cemaran lingkungan.
Tata letak bangunan dibuat berdasarkan persyaratan teknik higiene agar mudah
dibersihkan.
6) Jadwal pelaksanaan
7th Floor Universitas Sahid Jakarta sudah mulai beroperasi sejak Oktober
2017. Produk makanan berupa minuman tradisional dengan nama brand
“Pumpump Cendoleo” yang pertama kali diluncurkan pada bulan Januari 2018.

BAB V
RENCANA OPERASIONAL DAN MANAJEMEN

A. Proses Produksi
1. Alat :
a. Wadah/baskom
b. Pisau
c. Talenan
d. Blender
e. Panci
f. Cetakan cendol
g. Kompor
h. Sendok
i. Spatula
j. Timbangan
k. Saringan

2. Bahan :
a. Bahan cendol :
- Tepung beras
- Labu kuning
- Agar-agar
- Air
- Garam

b. Bahan kuah cendol :


- Caramelow : Gula merah, gula pasir, santan, air, daun pandan.
- Gula mantan : Gula merah, gula pasir, susu, air, daun pandan.

3. Proses Produksi

Persiapan bahan baku

Pengukusan labu

Penghancuran labu

Pencampuran semua bahan

Pemanasan adonan

Pencetakan

Penambahan kuah

Pengemasan

Gambar 4. Bagan tahapan pembuatan cendol labu kuning

Penjalasan tahap pembuatan cendol labu kuning adalah sebagai berikut:


1. Persiapan bahan baku : Langkah awal yang dilakukan dalam membuat es
cendol labu kuning adalah persiapan bahan baku mulai dari labu kuning,
tepung beras, agar-agar, air, daun pandan, dan garam sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan. Semua bahan-bahan yang akan digunakan ditimbang
terlebih dahulu untuk memastikan gramasi. Selain itu, untuk raw material
seperti labu kuning diberi perlakuan pendahuluan yaitu pembuangan biji dan
pencucian dengan menggunakan air mengalir. Pencucian dengan air mengalir
juga dilakukan untuk daun pandan dengan tujuan untuk membuang kotoran
yang menempel pada daun dan membuang bagian yang rusak/busuk.
2. Pengukusan : Labu kuning yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam panci
untuk segera dilakukan pengukusan. Tahap ini bertujuan untuk melunakkan
labu kuning sehingga mudah dihancurkan dan dicampurkan dengan semua
bahan. Pengukusan dilakukan dengan api sedang hingga tekstur labu kuning
agak lembek.
3. Penghancuran labu : Labu kuning yang telah dikukus kemudian ditiriskan lalu
dimasukkan ke dalam blender untuk dilakukan penghancuran sekaligus
penambahan air. Penghancuran labu bertujuan untuk memperkecil ukuran
sehingga mudah untuk dicampurkan dengan bahan-bahan lain.
4. Pencampuran : Semua bahan baku yang sudah dipersiapkan kemudian
dicampur dan masukkan ke dalam panci dan diaduk dengan menggunakan
pengaduk. Pencampuran dilakukan agar adonan homogen.
5. Pemanasan : Bahan yang telah dicampurkan kemudian dipanaskan sambil
dengan api kecil sambil diaduk hingga adonan mengental dan siap untuk
dicetak.
6. Pencetakan : Bahan yang telah dimasak kemudian dimasukan ke dalam
cetakan cendol dan hasil cetakan didinginkan dalam air es.
7. Penambahan kuah : Cendol yang telah dicetak ditempatkan pada wadah cup
dan ditambahkan kuah dengan 2 varian rasa (Caramellow dan Gula Mantan).
8. Pengemasan : Cendol dan kuah yang telah dimasukkan pada wadah, dikemas
dengan kapasitas kemasan 300 ml dan diberi label.

B. Struktur Organisasi
Dalam mewujudkan visi dan misi 7th floor, perusahaan memiliki struktur
organisasi untuk membantu mewujudkannya. Struktur organisasi adalah susunan
dan hubungan antara tiap bagian posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama. Bagan struktur organisasi 7th floor dapat dilihat pada Gambar 5.

PIMPINAN
PERUSAHAAN

DEPARTEMEN
DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN
PRODUKSI &
ADMINISTRASI PEMASARAN DISTRIBUSI
LOGISTIK

Gambar 5. Bagan struktur organisasi 7th floor

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :


a. Pimpinan perusahaan: Pimpinan perusahaan secara umum memiliki tugas
membuat kebijakan bagi perusahaan, mengawasi pelaksanaan dari setiap
kebijakan yang telah dikeluarkan, serta mengawasi kegiatan perusahaan
secara keseluruhan.
b. Departemen administrasi: Bagian ini bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan administrasi di perusahaan meliputi keuangan, dokumentasi, dan
perizinan usaha.
c. Departemen produksi & logistik: Bagian ini bertugas untuk mengatur dan
mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan mengambil
tindakan untuk kelancaran jalannya proses produksi.
d. Departemen Pemasaran: Bagian ini memiliki tanggungjawab untuk
mempekenalkan sekaligus memasarkan produk kepada konsumen melalui
media promosi yang digunakan.
e. Departemen Distribusi: Bagian ini bertugas untuk mengkoordinir kegiatan
distribusi produk ke daerah pemasaran.
BAB VI
RENCANA PEMBIAYAAN DAN KEUANGAN

Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan


dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan. Dalam
analisis finansial juga ditetapkan mengenai sumber dana yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dana, serta membahas mengenai kelayakan proyek
yang akan dikerjakan dari sisi finansial. Beberapa aspek yang diperhitungkan
dalam analisis finansial diantaranya adalah biaya investasi total, sumber dana
pembiayaan proyek, biaya produksi total, estimasi aliran kas proyek, serta analisis
kelayakan investasi. Analisis kelayakan investasi meliputi berbagai perhitungan
kriteria investasi yang telah umum digunakan. kriteria kelayakan yang digunakan
adalah Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), dan Break Even Point (BEP).

A. Sumber Pendanaan
Modal yang dibutuhkan untuk membangun usaha Pumpump Cendoleo
sebesar Rp. 48.178.000,- yang terdiri dari modal investasi dan modal kerja selama
1 tahun dimana modal tersebut berasal dari tabungan tim penulis.

B. Penentuan Biaya
Modal investasi yang dibutuhkan Pumpump Cendoleo sebesar Rp.
6.205.000,- sedangkan modal kerja sebesar Rp. 41.973.000,-. Berikut perhitungan
penentuan biaya yang telah kami susun.
1. Total biaya
a. Kebutuhan investasi
Stand berjualan Rp. 1.500.000,-
Dekorasi stand Rp. 500.000,-
Peralatan dapur Rp. 1.805.000,-
Peralatan kantor Rp. 2.400.000,- +
Total Rp. 6.205.000,-
Tabel 1. Rincian peralatan dapur dan kantor

PERALATAN DAPUR
Komponen Jumlah Harga Total
Kompor 1 Rp. 300.000.- Rp. 300.000.-
Panci 5 Rp. 50.000.- Rp. 250.000.-
Timbangan 1 Rp. 50.000.- Rp. 50.000.-
Blender 1 Rp. 500.000.- Rp. 500.000.-
Saringan 2 Rp. 10.000.- Rp. 20.000.-
Baskom 6 Rp. 10.000.- Rp. 60.000.-
Pengaduk dari kayu 3 Rp. 10.000.- Rp. 30.000.-
Sendok ½ lusin Rp. 20.000.- Rp. 20.000.-
Serbet 3 Rp. 5.000.- Rp. 15.000.-
Teko plastik kecil 2 Rp. 50.000.- Rp. 100.000.-
Cetakan cendol 2 Rp. 25.000.- Rp. 50.000.-
Gelas ukur plastic 2 Rp. 20.000.- Rp. 40.000.-
Dandang ukuran sedang 1 Rp. 70.000.- Rp. 70.000.-
Pisau 1 set Rp. 300.000.- Rp. 300.000.-
Total Rp. 1.805.000.-
PERALATAN KANTOR
Alat cashier 1 Rp. 2.000.000.- Rp. 2.000.000.-
ATK 1 Rp. 400.000.- Rp. 400.000.-
Total Rp. 2.400.000.-

b. Kebutuhan modal kerja


Biaya produksi per tahun Rp. 26.745.000,-
Gaji karyawan per tahun (5 orang) Rp. 13.200.000,-
Air Rp. 360.000,-
Listrik Rp. 1.200.000,-
Gas Rp. 468.000,- +
Total Rp. 41.973.000
Total biaya yang dibutuhkan :
Kebutuhan investasi = Rp. 6.205.000,-
Kebutuhan modal kerja = Rp 41.973.000,- +
Total = Rp 48.178.000,-

Sumber dana direncanakan melalui dana sendiri Rp. 48.178.000,-


a. Biaya tidak tetap (variable cost)
 Biaya bahan baku per unit produksi Rp. 6.300,-
 Biaya listrik satu bulan produksi Rp. 5.000,- x 20 hari kerja = Rp.
100.000,-
 Gas per tahun = Rp. 468.000,-
b. Biaya tetap (fix cost)
 Biaya penyusutan rata-rata per tahun diperhitungkan Rp. 100.000,-
 Upah tenaga kerja langsung per orang Rp. 11.000,-/hari
 Biaya operasional per tahun rata-rata Rp. 100.000,-
 Peningkatan per tahun sampai tahun ke-6 = Rp. 1.000.000,-
 Tahun ke-7 s.d ke-10 tetap

2. Perhitungan harga produk per pcs


Harga jual hasil produksi sesuai dengan harga pasar Rp. 10.000,- per pcs
dengan keuntungan 58% per pcs. Perhitungan biaya produksi per resep dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan biaya produksi per resep

No. Bahan Satuan Harga (Rp)


1. Labu kuning 600 gr 7.200
2. Tepung beras 300 gr 4.000
3. Agar-agar 90 gr 30.000
4. Air 4000 mL 2.000
5. Garam 10 gr 500
6. Gula merah 500 gr 9.000
7. Gula pasir 50 gr 500
8. Santan kara 325 mL 17.500
9. Daun pandan 4 lembar 1.000
10. Gas 4 jam (@ Rp. 2.500 10.000
11. Blender Rp. 5.000/hari 5.000
Total 86.700

 Total biaya produksi per resep = Rp. 86.700/resep


 Harga per pcs = Rp. 86.700/27 cup = Rp. 3.211.11 dibulatkan menjadi Rp.
3.300.
 Harga kemasan per pcs (cup+sendok+label) = Rp. 3.000
 Total per pcs = Rp. 3.300 + Rp. 3.000= Rp. 6.300
 Keuntungan 58% yaitu Rp. 3.654 dibulatkan menjadi Rp. 3.700, sehingga
harga jual es cendol labu kuning dengan merk “Pumpump Cendoleo” yaitu
Rp. 10.000/pcs.

3. Analisis penjualan : Kapasitas produksi tahun pertama = 27 cup x 5 hari x 4


minggu x 12 bulan = 6.480 unit.
Tabel 3. Analisis penjualan cendol

Rencana penjualan Kapasitas Produksi Jumlah Penjualan


tahun ke - (cup)
1 12960 Rp. 129.600.000,-
2 13014 Rp. 130.140.000,-
3 13068 Rp. 130.680.000,-
4 13122 Rp. 131.220.000,-
5 13176 Rp. 131.760.000,-
6 13230 Rp. 132.300.000,-
7 13284 Rp. 132.840.000,-
8 13338 Rp. 133.380.000,-
9 13392 Rp. 133.920.000,-
10 13446 Rp. 134.460.000,-

4. Analisis Pendapatan (Rp. 3.700/cup)


Tabel 4. Analisis pendapatan cendol
Pendapatan Tahun Ke- Jumlah Pendapatan
1 Rp. 47.952.000,-
2 Rp. 48.151.800,-
3 Rp. 48.351.600,-
4 Rp. 48.551.400,-
5 Rp. 48.751.200,-
6 Rp. 48.951.000,-
7 Rp. 49.150.800,-
8 Rp. 49.350.600,-
9 Rp. 49.550.400,-
10 Rp. 49.750.200,-

C. Analisa Kelayakan Usaha


Analisis kelayakan usaha ini bertujuan untuk menentukan alokasi sumber-
sumber perusahaan sebaik mungkin ke dalam setiap kegiatan usaha Pumpump
Cendoleo untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mengukur layak atau
tidaknya usaha Pumpump Cendoleo menggunakan metode Pay Back Period
(PBP), Net Present Value (NPV), Internal of Return (IRR), dan Break Even Point
(BEP). Perhitungan analisis kelayakan usaha dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan penentuan PBP, pengembalian biaya investasi dapat
dilaksanakan selama 1 tahun 5 hari.
2. Berdasarkan perhitumgan NPV, usaha ini layak untuk dijalankan karena
hasil NPV > 0 yaitu Rp. 126.607.461
3. Berdasarkan perhinguan IRR, maka dapar disimpulkan bahwa usaha ini
layak untuk dijalankan karena nilai IRR > SOCC yaitu 33,31%.
4. Berdasarkan penentuan BEP, pengembalian biaya investasi dapat
dilaksanakan selama 1 tahun 10 bulan 2 hari.
5. Berdasarkan analisis kelayakan usaha menggunakan PBP, NPV, IRR,
dan BEP maka dapat dikatakan usaha Pumpump Cendoleo layak untuk
dijalankan.

B. Saran
Dalam perencanaan usaha, perlu lebih diperhatikan mengenai harga pokok
produksi, rencana penjualan, dan biaya operasional sehingga dapat lebih
dipastikan mengenai berapa besar pendapatan yang diperoleh.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan analisis kelayakan usaha
1. Pay Back Period (PBP)
Biaya Operasi B
Thn Investasi (Rp) Benefit D.F (5%) ī OM
(Rp)
 
0 48.178.000 - - 1 48.178.000 - -
1 - 1.200.000 47.952.000 0,9524 - 1.142.880 45.669.485
2 - 2.200.000 48.151.800 0,907 - 1.995.400 43.673.683
3 - 3.200.000 48.351.600 0,8638 - 2.764.160 41.766.112
4 - 4.200.000 48.551.400 0,8227 - 3.455.340 39.943.237
5 - 5.200.000 48.751.200 0,7835 - 4.074.200 38.196.565
6 - 6.200.000 48.951.000 0,7462 - 4.626.440 36.527.236
7 - 6.200.000 49.150.800 0,7107 - 4.406.340 34.931.474
8 - 6.200.000 49.350.600 0,6768 - 4.196.160 33.400.486
9 - 6.200.000 49.550.400 0,6446 - 3.996.520 31.940.188
10 - 6.200.000 49.750.200 0,6139 - 3.806.180 30.541.648
          48.178.000 34.463.620 376.590.113

Keterangan:
Dimana:
Tp-1 PBP = Pay Back Period T (p-1) 2
Tahun PBP Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP
Ii = Jumlah investasi telah didiskon Ii Rp 48.178.000
n n Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon
I B i icp 1 sebelum PBP
B Rp 89.343.167
PBP  Tp 1  i 1 i 1
Bp = Jumlah benefit pada PBP
Bp Bp Rp 41.766.112
PBP 2 + ((48178000-89343167)/41766112)

2 + (-0,9856)
2. Net Present Value (NPV)
Net B
Biaya Present C (Total
Investasi Total Cost Benefit Benefit (B- D.F. (Benefit*D.
 Thn Operasi Value Cost*D.F)
(Rp) (Rp) TC) F)
(Rp)
(Rp) (Rp) 5% (Rp) (Rp) (Rp)
0 - - 1 -
48.178.000 48.178.000 48.178.000 48.178.000 48.178.000
1 - 0,9524
1.200.000 1.200.000 47.952.000 46.752.000 44.526.605 45.669.485 1.142.880
2 - 0,907
2.200.000 2.200.000 48.151.800 45.951.800 41.678.283 43.673.683 1.995.400
3 - 0,8638
3.200.000 3.200.000 48.351.600 45.151.600 39.001.952 41.766.112 2.764.160
4 - 0,8227
4.200.000 4.200.000 48.551.400 44.351.400 36.487.897 39.943.237 3.455.340
5 - 0,7835
5.200.000 5.200.000 48.751.200 43.551.200 34.122.365 38.196.565 4.074.200
6 - 0,7462
6.200.000 6.200.000 48.951.000 42.751.000 31.900.796 36.527.236 4.626.440
7 - 0,7107
6.200.000 6.200.000 49.150.800 42.950.800 30.525.134 34.931.474 4.406.340
8 - 0,6768
6.200.000 6.200.000 49.350.600 43.150.600 29.204.326 33.400.486 4.196.160
9 - 0,6446
6.200.000 6.200.000 49.550.400 43.350.400 27.943.668 31.940.188 3.996.520
10 - 0,6139
6.200.000 6.200.000 49.750.200 43.550.200 26.735.468 30.541.648 3.806.180

     
      209.249.081 82.641.620
126.
NPV
              607.461
3. Internal Rate of Return (IRR)
Net Benefit D.F. Present Value D.F Present Value
Thn
(Rp) 5% (Rp) 10% (Rp)
0 48.178.000 1 48.178.000 1 48.178.000
1 46.752.000 0,9524 44.526.605 0,9091 42.502.243
2 45.951.800 0,907 41.678.283 0,8264 37.974.568
3 45.151.600 0,8638 39.001.952 0,7513 33.922.397
4 0,8227 36.487.897 0,683 30.292.006
44.351.400
5 43.551.200 0,7835 34.122.365 0,6209 27.040.940
6 42.751.200 0,7462 31.900.945 0,5645 24.133.052
7 42.950.800 0,7107 30.525.134 0,5132 22.042.351
8 43.150.600 0,6768 29.204.326 0,4665 20.129.755
9 43.350.400 0,6446 27.943.668 0,4241 18.384.905
10 43.550.200 0,6139 26.735.468 0,3855 16.788.602
NPV     390.304.642   321.388.819
4. Break Even Point (BEP)
Biaya B
Investasi Net Benefit Present C (Total
Thn Operasi Benefit D.F. (Benefit*D.F
(Rp) (B-TC) Value Cost*D.F)
(Rp) )
      (Rp) (Rp) 5% (Rp) (Rp) (Rp)
0 - - 1 -
48.178.000 48.178.000 48.178.000 48.178.000
1 - 0,9524
1.200.000 47.952.000 46.752.000 44.526.605 45.669.485 1.142.880
2 - 0,907
2.200.000 48.151.800 45.951.800 41.678.283 43.673.683 1.995.400

3 - 0,8638
3.200.000 48.351.600 45.151.600 39.001.952 41.766.112 2.764.160

4 - 0,8227
4.200.000 48.551.400 44.351.400 36.487.897 39.943.237 3.455.340
5 - 0,7835
5.200.000 48.751.200 43.551.200 34.122.365 38.196.565 4.074.200
6 - 0,7462
6.200.000 48.951.000 42.751.000 31.900.796 36.527.236 4.626.440
7 - 0,7107
6.200.000 49.150.800 42.950.800 30.525.134 34.931.474 4.406.340
8 - 0,6768
6.200.000 49.350.600 43.150.600 29.204.326 33.400.486 4.196.160
9 - 0,6446
6.200.000 49.550.400 43.350.400 27.943.668 31.940.188 3.996.520
10 - 0,6139
6.200.000 49.750.200 43.550.200 26.735.468 30.541.648 3.806.180
    NPV 376.590.113
        82.641.620
∑NPV=
293.948.493  
            (∑B-∑C)
Keterangan:
Tp-1 Dimana:
BEP = Break Even Point
Tahun BEP Tp-1 = Tahun sebelum terdapat BEP
TCi = Jumlah total cost yang telah didiskon
n n Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon
 TC   B
i icp 1
sebelum BEP
Bp = Jumlah benefit pada BEP
BEP  Tp 1  i 1 i 1

Bp

T(p-1) 2
∑TC Rp 82.641.620
∑B Rp 89.343.167
Bp Rp 41.766.112
BEP = 2 + (Rp 82641620- Rp 89343167) / Rp 41766112
2 + (-0,16045)
1,83955 1 Tahun 10 Bulan 2 Hari

Anda mungkin juga menyukai