Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran lokasi pengambilan data

Penelitian ini dilakukan di desa Gunung Rotan. Gunug rotan

peulumat merupakan salah satu gampong yang ada di Kecamatan

Labuhan Haji Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Propinsi Aceh,

Indonesia. Gunug Rotan peulumat berbatasan sebelah timur dengan

Meukek, sebelah utara gunung, sebelah selatan sawah dan sebelah

barat dengan Labuhan Haji.

4.1.2 Pengkajian

Hari / tanggal : Jumat/22 April 2022

Oleh : Dhika Alviana Nasti

1. Identitas pasien
a. Nama : Ny.S
b. Umur : 22 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMK
e. Alamat : Gunung rotan, peulumat
f. Suku bangsa : Aceh
2. Data Subjektif
a. Keluhan utama : Klien mengatakan merasa bingung
dan khawatir mendekati masa kelahiran bayinya. Klien mengatakan
merasa bingung dan khawatir karena tidak tau apa saja yang akan
dihadapi setelah persalinan. Hal itu membuat klien merasa cemas.
Riwayat haid
1. Menarche : Usia 12 tahun

29
30

2. Siklus : Satu bulan sekali


3. Keluhan saat haid : Perut terasa sakit
4. HPHT : 19 Agustus 2021
5. HPL : 26 Mei 2022
6. Usia kehamilan : 8 bulan
b. Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
G:0 P :1 AB :0
1. Riawayat kehamilan sekarang
a. Gangguan yang dialami : Kecemasan
b. Tempat memeriksakan kehamilan dan berapa kali : Klinik,
satu bulan sekali
c. Pergerakan anak : Ada
d. Nafsu makan selama hamil : Baik
e. Pemenuhan BAB dan BAK : BAK 5-6 kali dalam sehari
BAB 2 kali dengan konsistensi lunak.
2. Riwayat Keluarga
a. Penyakit dari keluarga yang menular/ diturunkan : Tidak
Ada penyakit dari keluarga yang menular
b. Anak kembar : Tidak ada anak kembar dalam keluarga
A. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Sedang
2. BB : 68 cm TB : 155cm,
TTV
TD : 110/70 mmHg,
Nadi : 80 x/mt
RR : 22 x/mt
T : 36,5 ̊ C
3. Reflek lutut: Bereaksi
4. Pemeriksaan Obstetri
a. Muka : pucat, cloasma gravidarum: Tidak Ada
b. Mata : konjuntiva tidak anemis, sklera tidak
kuning
31

c. Dada
pembesaran mamae : Ada
bentuk papilla : Garis memanjang
Hiperpigmentasi : Tidak Ada
d. Abdomen
1) Bentuk pembesaran : Simetris kanan dan
kiri
2) Strie gravidarum : ada
3) Hiperpigmentasi dan linea nigra : ada
4) DJJ : 140 x/mt frekuensi : kuat
5) Pemeriksaan penunjang : -

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.1 Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Data Subjektif Tingkat pendidikan Ansietas
- Klien mengatakan
cemas menjelang proses
persalinan dan sulit tidur Kurang sarana informasi
- Klien sering mendapat
informasi dari tetangga
bahwa persalinan itu Informasi yang minimal
sangat sakit.
- Klien tidak mengerti
- cara mengejan dengan
Kurang terpapar
benar
- klien mengatakan takut informasi
jika nanti pada proses
persalinan klien
kehilangan nyawa
Data Objektif:
- usia kehamilan 8 bulan / 32
minggu
- Klien tampak gelisah
- Muka tampak pucat
- Kontak mata buruk
- Tingkat kecemasan sedang
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 22 x/i
- T : 36,5°C
- HR : 80x/i
32

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dari hasil pengkajian yaitu : ansietas

berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

4.1.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan INTERVENSI (NIC)


RASIONAL
(tujuan, kriteria hasil)
Ansietas berhubungan Pengurangan kecemasan
dengan kurang terpapar - Gunakan pendekatan - Pendekatan
informasi yang tenang dan yang tenang
Setelah dilakukan tindakan meyakinkan dan
perawatan selama 3 hari, - Nyatakan dengan jelas meyakinkan
membuat klien
klien menunjukan: harapan terhadap
lebih terbuka
NOC: perilaku klien - Intervensi yang
Kontrol kecemasan diri - Jelaskan semua dapat dilakukan
1. Memantau intensitas prosedur termasuk untuk
kecemasan sensasi yang akan menghilangkan
2. Mengurangi penyebab dirasakan yang mugkin kecemasan
kecemasan akan dialami klien
3. Mengurangi rangsang selama prosedur
lingkungan ketika cemas - Pahami situasi krisis
4. Mencari informasi untuk yang terjadari
mengurangi kecemasan perspektif klien
5. Merencanakan strategi - Berikan informasi
koping untuk situasi faktual terkait
yang menimbulkan stres diagnosis, perawatan
6. Menggunakan strategi dan prognosis
koping yang efektif - Berada diposisi klien
7. Menggunakan teknik untuk meningkatkan
relaksasi untuk rasa aman dan
mengurangi kecemasan mengurangi ketakutan
8. Memonitor durasi tiap - Dorong keluarga untuk
episode cemas mendampingi klien
9. Memantau lamanya dengan cara yang tepat
waktu antara tiap - Berikan objek yang
episode cemas menunjukan perasaan
10. Memantau lamanya aman
waktu antara tiap - Lakukan usapan pada
episode cemas panggung/ dengan cara
11. Mempertahankan yang tepat
penampilan peran - Jauhkan peralatan
12. Mempertahankan perawatan dari
hubungan sosial pandangan
13. Mempertahankan - Dengarkan klien
33

konsentrasi - Puji/ kuatkan perilaku


14. Memantau yang baik secara tepat
penyimpangan persepsi - Dorong verbalisasi
sensori perasaan, persepsi dan
15. Mempertahankan tiur ketakutan
adekuat - Identifikasi pada saat
16. Memantau terjadi perubahan
penyimpangan persepsi tingkat kecemasan
sensori - Berikan aktivitas
17. Mempertahankan tidur penganti yang
adekuat bertujuan untuk
18. Memantau manifestasi mengurangi tekanan
fisik dan kecemasan
19. Mamantau manifestasi
perilaku kecemasan
20. Mengendalikan respon
kecemasan.
34

4.1.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 4.3 Implementasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan 22 April 2022 23 April 2022 24 April 2022


Minggu, pukul 16:00 Senin, pukul 10:00 Selasa, pukul 10:00
Ansietas berhubungan - Menjumpai klien - Monitor tanda-tanda kecemasan
dengan kurang terpapar - Melakukan orientasi dengan klien - Mengkaji kembali tingkat - Latihan relaksasi dengan
informasi - Memeriksa Tanda Tanda Vital klien kecemasan klien tarik nafas dalam
- Mengkaji tingkat kecemasan klien - Menanyakan kembali pada klien - Mengkaji kembali tingkat
menggunakan skala HARS terkait prosedur persalinan kecemasan klien
- Monitor tanda-tanda kecemasan - Motivasi klien melakukan teknik
- Memberikan pendidikan kesehatan relaksasi nafas dalam saat cemas
terkait persalinan
- Menjelaskan prosedur persalinan
normal, termasuk sensasi yang akan
dialami
- Memberitau keluarga agar tetap
bersama dengan klien sangat
menghadapi persalinan
- Mengajarkan pada klien latihan
relaksasi dengan tarik nafas dalam.
35

4.1.7 Evaluasi Keperawatan


Tabel 4.4 Evaluasi Keperawatan

DX HARI 1 HARI 2 HARI 3


Ansietas S: S: S:
berhubungan dengan - Klien mengatakan cemas dan takut - Klien merasa takut dan cemas - Klien mengatakan lebih tenang dan
kurang terpapar menjelang persalinan menjelang persalinan cemas berkurang
informasi - Klien sering mendapat informasi dari - Klien mengatakan lebih tenang dan O:
tetangga bahwa persalinan itu sangat rilek setelah melakukan relaksasi nafas - Klien sudah melakukan teknik
sakit. dalam relaksasi secara mandiri
- Klien tidak mengerti cara mengejan O: - Tingkat kecemasan ringan
dengan benar - Tingkat kecemasan ringan - Keluarga selalu mendampingi klien
- klien mengatakan takut jika nanti pada - Keluarga klien selalu mendampingi A: Masalah teratasi sebagian
proses persalinan klien kehilangan klien P: Intervensi dilanjutkan
nyawa A: Masalah teratasi sebagian
O: P: Intervensi dilanjutkan
- TD : 11070 mmHg
- RR : 22 x/i
- T : 36,5°C
- HR : 80x/i
- Tingkat kecemasan sedang: pada skor
15
- Klien mengatakan cemas berkurang
setelah mengetahui proses persalinan
normal
- Keluarga mengatakan akan berusaha
mendampingin klien dan selalu
memberi semangat
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
36

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas kesenjangan data

berdasarkan pengalaman nyata studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Ibu

Hamil Trimester III Primigravida Yang Akan menghadapi Persalian Dengan

Masalah Kecemasan Di Desa Gunung Rotan Kecamatan Labuhan Haji Timur

Kabupaten Aceh Selatan. Penulis akan membandingkan antara teori dengan

hasil yang ada dilapangan, akan diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien (Lyer et al, 1996 dalam Wahyuni, 2016).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada hari Jumat tanggal

22 April didapatkan data fokus tentang masalah kecemasan pada Ibu

Hamil Trimester III Primigravida Yang Akan menghadapi Persalinan.

Menurut (Franly, 2016) Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul

khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga saat persalinan,

dimasa pada periode ini ibu hamil merasa cemas terhadap berbagai hal

seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan

dirasakan, dan sebagainya. Data fokus pengkajian meliputi:

a. Data subjektif

Klien mengatakan cemas menjelang proses persalinan dan sulit

tidur, Klien sering mendapat informasi dari tetangga bahwa

persalinan itu sangat sakit. Klien tidak mengerti cara mengejan


37

dengan benar, klien mengatakan takut jika nanti pada proses

persalinan klien kehilangan nyawa

b. Data Objektif

Klien tampak gelisah, Muka tampak pucat, Kontak mata buruk,

usia kehamilan 8 bulan / 32 minggu. Tingkat kecemasan sedang.

dengan TTV (TD : 11070 mmHg, RR : 22 x/I, T : 36,5°C, HR :

80x/i).

Primigravida adalah keadaan dimana seorang wanita mengalami

masa kehamilan untuk pertama kalinya. Sedangkan suatu proses

kehamilan yang sedang dialami oleh seorang wanita untuk pertama

kalinya di usia kurang dari 20 tahun disebut dengan primigravida muda.

Bagi ibu primigravida (ibu pertama kali hamil) kehamilan merupakan

pengalaman pertama kali dalam periode kehidupannya. Situasi tersebut

dapat menyebabkan perubahan drastis baik pada fisik ibu maupun

psikologis (Bethsaida dan Pieter, 2013).

Persalinan, yaitu : power (tenaga), passage (jalan lahir), passenger

(janin). Disamping itu faktor-faktor psikologis juga berperan penting

dalam mempengaruhi kemajuan persalinan. Selama fase kehamilan

dalam tiga bulan terakhir, ansietas mengenai persalinan kembali muncul.

Respon emosional (kecemasan) yang berlebihan pada ibu hamil trimester

tiga merupakan suatu masalah serius yang perlu segera diintervensi.

Karena hal ini dapat menyebabkan timbulnya penyulit dalam persalinan

yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin (Istikomah, 2016).


38

Menurut Henik (2016) kecemasan (anxiety) adalah penjelmaan dari

berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi manakala

seseorang mengalami berbagai tekanan-tekanan atau ketegangan (stres)

seperti perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik batin). Banyak

sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor internal

(usia, sifat kepribadian, sosial budayan dan rasa takut) dan faktor

eksternal (keluarga, hubungan antar pribadi, dan kehilangan kebebasan).

Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat

menimbulkan stres tetapi imbalanya adalah wanita tersebut siap

memasuki fase baru untuk bertanggungjawab dan memberi perawatan.

Ibu hamil pertama tak jarang memiliki pikiran yang mengganggu,

sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita yang

diperolehnya. Oleh karena itu muncul ketakutan-ketakutan pada ibu

hamil pertama yang belum memiliki pengalaman persalinan. Usia di sini

juga menjadi suatu faktor internal yang mempengaruhi tingkat

kecemasan ibu hamil. Semakin muda usia semakin sedikit pengalaman

dan tingkat pengetahuannya tentang kehamilan dan persalinan yang

didapat, sehingga dapat dikatakan bahwa usia muda lebih besar

kemungkinannya untuk mengalami kecemasan.

Dari data fokus subjektif dan objektif, maka penelitian ini akan

dilanjutkan dengan menentukan diagnosa keperawatan yang muncul pada

studi kasus ini.


39

4.2.1 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis

mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan yang dialami

ataupun proses kehidupan yang dialami baik bersifat aktual ataupun

risiko, yang bertujuan untuk mengidentifikasi respon individu,

keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan

kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

Berdasarkan data hasil pengkajian didapatkan diagnosa

keperawatan yaitu, Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar ini

nformasi.

Diagnosa keperawatan pada primigravida menurut Herdman

(2018) yaitu: Kecemasan yang berhubungan dengan pengalaman

bedah (anastesi,nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan. Ansietas

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang persalinan dan

Meningakatkan kesiapan persalinan berhubungan dengan pola

mempersiapkan, memepertahankan dan memperkuatkan proses

kehamilan dan persalinan.

Menurut (Mukhoirotin et al , 2014) kematian ibu dan janin

sering tidak diakibatkan oleh ketidakmampuan teknik atau kelalaian,

tetapi juga karena kurangnya pendidikan kesehatan ibu tentang

persalinan. Pengetahuan yang terbatas pada ibu primigravida tentang

persalinan meningkatkan kecemasan. Untuk mengatasi hal ini dan

mencegah kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan,

salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah
40

dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan

persalinan dan proses melahirkan serta manajemen nyeri selama

melahirkan sehingga kecemasan ibu berkurang dan lebih siap dalam

menghadapi persalinan.

Pada penelitian ini didapatkan diagnosa keperawatan Ansietas

berhubungan dengan kurang terpapar ini informasi dimana klien

mengatakan cemas menjelang proses persalinan dan sulit tidur. Klien

sering mendapat informasi dari tetangga bahwa persalinan itu sangat

sakit. Klien tidak mengerti cara mengejan dengan benar, klien

mengatakan takut jika nanti pada proses persalinan klien kehilangan

nyawa.

4.2.2 Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk

mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu,

meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi

kebutuhan klien.

Intervensi keperawatan yang dilakukan dalam studi kasus

ini mengarah Nursing Outcome Classifation (NOC) dan Nursing

Intervention Classifation (NIC) yang meliputi: Pengurangan

kecemasan dan Kontrol kecemasan diri yaitu: Gunakan pendekatan

yang tenang dan meyakinkan, nyatakan dengan jelas harapan

terhadap perilaku klien, jelaskan semua prosedur termasuk sensasi

yang akan dirasakan yang mugkin akan dialami klien selama


41

prosedur, pahami situasi krisis yang terjadari perspektif klien,

berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis,

berada diposisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi

ketakutan, dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara

yang tepat, berikan objek yang menunjukan perasaan aman, lakukan

usapan pada panggung/ dengan cara yang tepat, jauhkan peralatan

perawatan dari pandangan, dengarkan klien, puji/ kuatkan perilaku

yang baik secara tepat, dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan

ketakutan, identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat

kecemasan, berikan aktivitas penganti yang bertujuan untuk

mengurangi tekanan.

Menurut Walyani (2015) support system merupakan hal yang

paling berpengaruh dalam mengatasi kecemasan. Baik dukungan

dari suami, keluarga, dan tenaga kesehatan yang memberikan asuhan

keperawatan klien, di samping itu memberikan pendidikan kesehatan

seputar hal yang berkaitan dengan new baby born juga harus

diberikan sebagai bekal untuk merawat bayi baru lahir dan untuk

merawat diri ibu itu sendiri selama diberi tindakan, anggota keluarga

klien yaitu ibunya menemani klien. Tenntu saja hal ini karena ibu

klien sudah pernah berpengalaman sebelumnya.

Intervensi keperawatan pada studi kasus ini pengurangan

kecemasan dan kontrol kecemasan. Tujuan dari perencanaan

keperawatan ini diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 hari kecemasan pada ibu primigravida berkurang.


42

4.2.3 Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi

untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap implementasi dimulai

setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders

untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.Oleh

karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk

memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan

klien. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapi tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan

kesehatan, mencegah penyakit, pemulihan kesehatan, dan

memfasilitasi koping (Nursalam, 2014).

Tindakan keperawatan pada studi kasus ini di lakukan selama

tiga hari, dimana pada hari pertama menjumpai klien, melakukan

orientasi dengan klien, memeriksa tanda tanda vital klien, mengkaji

tingkat kecemasan klien menggunakan skala HARS, monitor tanda-

tanda kecemasan, memberikan pendidikan kesehatan terkait

persalinan, menjelaskan prosedur persalinan normal, termasuk

sensasi yang akan dialami, memberitau keluarga agar tetap bersama

dengan klien sangat menghadapi persalinan, mengajarkan pada klien

latihan relaksasi dengan tarik nafas dalam.

Tindakan keperawatan pada hari kedua yaitu Monitor tanda-

tanda kecemasan, mengkaji kembali tingkat kecemasan klien,

menanyakan kembali pada klien terkait prosedur persalinan,

motivasi klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam saat cemas.


43

Tindakan keperawatan pada hari ketiga yaitu latihan relaksasi

dengan tarik nafas dalam, mengkaji kembali tingkat kecemasan

klien.

Salah satu tindakan untuk mengurangi kecemasan ibu

trimester III adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk

meningkatkan kemampuan ibu beserta keluarga dalam mengambil

keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraannya.

Pendidikan kesehatan itu adalah suatu proses yang mencakup

dimensi dan kegiatan intelektual, psikologis, dan sosial yang

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan ibu beserta keluarga

dalam mengambil keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi

kesejahteraannya. Pendidikan atau konseling dapat meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman ibu sehingga diharapkan tercipta suatu

kondisi yang menyenangkan dalam menghadapi persalinan ibu

secara positif tanpa kecemasan (Ernawati, 2019).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau

menghilangkan kecemasan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

beberapa diantaranya yaitu dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam.

Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi keregangan

otot, rasa jenuh dan kecemasan. menyatakan manfaat yang dapat

dirasakan setelah melakukan teknik Relaksasi Nafas Dalam dapat

menghilangkan nyeri, ketentraman hati, dan berkurangnya rasa

cemas. Beberapa penelitian lain menunjukkan pengaruh yang

signifikan dengan Terapi Relaksasi Nafas Dalam. Terapi tersebut


44

juga merupakan metode yang sederhana dan mudah diterapkan

(Istikhomah, 2016).

Tindakan keperawatan yg dilakukan pada studi kasus ini

yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu primigravida

supaya ibu mendapatkan informasi tentang persalinan sehingga

kecemasan ibu berkurang. Pada studi kasus ini peneliti juga

mengajarkan relaksasi nafas dalam, relaksasi nafas dalam dapat

mengurangi ketegangan dan kecemasan sehingga ibu primigravida

lebih rileks. Kecemasan pada ibu sangat berpengaruh terhadap janin.

4.2.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara bersambung dan melibatkan klien, keluarga,

dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan klien mencapai tujuan yang sesuai dengan kriteria hasil

pada perencanaan (Wahyuni, 2016).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan evaluasi

keperawatan, dimana evaluasi keperawatan pada hari pertama yaitu

klien mengatakan cemas dan takut menjelang persalinan, klien sering

mendapat informasi dari tetangga bahwa persalinan itu sangat sakit,

klien tidak mengerti cara mengejan dengan benar, klien mengatakan

takut jika nanti pada proses persalinan klien kehilangan nyawa. Hasil

TTV (TD : 11070 mmHg, RR : 22 x/I, T : 36,5°C, HR : 80x/i).

Tingkat kecemasan sedang: pada skor 15, klien mengatakan cemas


45

berkurang setelah mengetahui proses persalinan normal, keluarga

mengatakan akan berusaha mendampingin klien dan selalu memberi

semangat. Masalah belum teratasi. Intervensi dilanjutkan.

Evaluasi keperawatan pada hari kedua yaitu klien merasa

takut dan cemas menjelang persalinan, klien mengatakan lebih

tenang dan rilek setelah melakukan relaksasi nafas dalam. Tingkat

kecemasan ringan, keluarga klien selalu mendampingi klien.

Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan

Evaluasi keperawatan pada hari ketiga klien mengatakan

lebih tenang dan cemas berkurang. Klien sudah melakukan teknik

relaksasi secara mandiri, tingkat kecemasan ringa, keluarga selalu

mendampingi klien. Masalah teratasi sebagian. Intervensi

dilanjutkan.

Hasil penelitian itu sesuai dengan penelitian Murwati (2016)

pemberian Relaksasi Nafas Dalam sebagian besar tidak cemas dan

berada pada cemas ringan. Pada tingkat tersebut, cemas terjadi pada

kehidupan sehari-hari dan hanya dibutuhkan beberapa upaya untuk

mencegah berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Kecemasan

responden sebagian besar berada pada tingkat ringan dapat

dikarenakan responden telah diberikan terapi dengan memberikan

Relasksasi nafas dalam yang dapat memberikan manfaat untuk

menghilngkan nyeri, memberikan ketentraman hati, dan berkurngnya

rasa cemas. Relaksasi merupakan metode efektif mengurangi

kecemasan. Sesuai dengan pernyataan. Wiramihardja (2007) bahwa


46

keteraturan dalam bernafas menyebabkan sikap mental dan badan

menjadi rileks, sehingga dapat membantu mengurangi kecemasan

pada ibu hamil. Teknik Relaksasi Nafas Dalam dapat meningkatkan

ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi

paru, meningkatkan efsisiensi batuk, mengurangi stress baik stress

fisik maupun emosional. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan

bahwa teknik Relaksasi Nafas Dalam efektif digunakan untuk

mengurangi kecemasan termasuk kecemasan pada Ibu hamil. Selain

itu, teknik ini dapat dijadikan alternatif pilihan pertama untuk

mengurangi kecemasan pada ibu hamil dikarenakan langkah yang

mudah diterapkan dan dapat dilakukan secara mandiri dan

berkelanjutan dirumah apabila kecemasan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Penelitian yang

dilakukan Ernawati (2019) Hasil penelitian menunjukan bahwa

sebelum diberikan pendidikan kesehatan terdapat 7 ibu hamil yang

mengalami kecemasan berat dan 5 orang mengalami kecemasan

ringan hal ini disebabkan karena faktor 8 ibu hamil belum pernah

mendapatkan informasi. Setelah diberikan pendidikan kesehatan

tentang proses persalinan terdapat 9 orang mengalami kecemasan

ringan dan 3 orang mengalami kecemasan sedang. Berdasarkan

hasil uji statistik didapatkan nilai 0,038<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan

tentang proses persalinan terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida trimester III. Hal ini disebabkan Pendidikan atau


47

konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman ibu.

Seperti yang dinyatakan oleh Notoatmodjo, 2003, menyatakan

bahwa pengetahuan dipengaruhi berbagai faktor seperti usia,

pendidikan dan pengalaman

Penelitian ini dilakukan pada Ny.S dengan primigravida yang

mengalami kecemasan. Dari hasil pengkajian didapatkan data Ny.S

mengalami kecemasan karena kurangnya informasi tentang prosedur

persalinan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu pendidikan

kesehatan dan terapi relaksasi nafas dalam untuk penurunan tingkat

kecemasan. Tingkat kecemasan klien menurun dari tingkat

kecemasan sedang menjadi ringan. Dengan ini pendidikan kesehatan

dan relaksasi nafas dalam efektif dalam mengurangi kecemasan pada

ibu primigravida.

Anda mungkin juga menyukai