Anda di halaman 1dari 2

STANDAR PELAYANAN MEDIS

HIDRADENITIS SUPURATIF

Pemerintah Kabupaten No. Dokumen No. Revisi Halaman


Bogor
0 1/4
Dinas Kesehatan
UPT Puskesmas
Cigombong
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit Kepala UPT Puskesmas Cigombong
PROSEDUR TETAP
Juni 2013
dr. Sonny Budiman
NIP. 197910292010011007
Definisi :
Hidradentitis supuratif adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang
PENGERTIAN berasal dari folikel kelenjar apokrin yang ditandai dengan adanya
pembentukan secret nanah (supurativa) yang disertai timbulnya
jaringan parut pada kulit di lapisan subkutan terutama pada daerah
aksila, anogenital. Hidradentitis supuratif dapat dihubungkan dengan
akne nodulistik berat dan sinus pilonidal (baigan dari sindrom oklusi
folikuler)

Penyebab
Pada umunya, penyebab hidradenitis supuratif tidak diketahui secara
pasti. Hiperandrogenisme, endokrinopati, disfungsi imunologi,
obesitas, dan merokok merupakan faktor resiko terjadinya hidradenitis
supuratif, namun tidak menjadi sumber pathogen primer penyakit ini.
Gesekan secara mekanik dapat memperburuk keadaan bagi orang
dengan obesitas, hal ini berkaitan dengan faktor eksaserbasi yaitu
infeksi bakteri. Selain itu, terdapat juga faktor herediter (autosomal
dominan) pada penyakit ini.

TUJUAN Memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi kesehatan


(Puskesmas) dalam penangan/ penatalaksanaan pertama pada
Hidradenitis Supuratif

RUANG LINGKUP Pasien yang datang dengan keluhan bisul pada ketiak atau lipat paha

KEBIJAKAN 1. Dokter Umum


2. Seluruh praktisi kesehatan yang terampil pada puskesmas DTP
dan non DTP dibawah tanggung jawab Dokter
3. Alat – alat kesehatan penunjang

DOKUMEN http://www.scribd.com/doc/258187760/Hidradenitis-Supuratif#scribd
TERKAIT

1
Penegakan Diagnosis
PROSEDUR Terdapat tiga gambaran utama untuk menegakkan diagnosis, yaitu :
- Lesi khas berupa nodul yang dalam dan atau fibrosis
- Lokalisasi yang khas, yaitu pada aksila dan lipatan paha
- Relaps dan kronisitas

Riwayat penyakit pasien yang dapat membantu diagnosis :


- Ada dalam keluarga memiliki keluhan yang sama
- Ada bisul yang sering kambuh di tempat yang sama
- Ada riwayat merokok
- Ada riwayat pramenstruasi yang teratur
- Tidak ada bisul yang muncul secara tidak teratur,
misalnya pada paha atau perut.
- Terapi yang diberikan belum memberikan perubahan
yang baik
- Tidak ada infeksi di tempat lain
- Tidak ada demam ketika muncul bisul.

Gambaran klinis :
1. Tahap pertama : soliter / multiple, pembentukan abses
tanpa bekas luka atau terbentuknya saluran sinus
2. Tahap kedua : abses berulang, tunggal / ganda lesi yang
berpindah, dengan pembentukan saluran sinus dan
menjadi sembuh kembali
3. Tahap ketiga : lebih luas, dengan beberapa saling
berhubungan saluran sinus / abses.

Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium

Peningkatan jumlah leukosit, LED atau CRP


2. Pemeriksaan histopatologi

Diferensial Diagnosis
1. Furunkel
2. Lymphogranuloma venereum
3. Skrofuloderma

Penatalaksanaan :
- Antibiotic topical (klindamisin) atau sistemik
(Kombinasi klindamisin dengan rifampisin
- Prednisone diberikan jika disertai nyeri dan peradangan
yang berat, 70 mg sehari selama 2-3 hari.
- Insisi dilakukan pada abses yang akut
- Eksisi dilakukan pada penyakit kronis, nodul fibrotic atau
saluran sinus.
- Penurunan berat badan pasien yang obesitas.

UNIT TERKAIT BP, UGD dan rawat inap

Anda mungkin juga menyukai