Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Bagian paling integral dalam kegiatan pembelajaran adalah bahan ajar. Bahan ajar adalah komponen utama dalam
pembelajaran untuk bisa mencapai keberhasilan proses pembelajaran, tidak terkecuali dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen (PAK).
Pencapaian tujuan dalam pembelajaran bergantung kepada bahan ajar yang dimiliki oleh seorang guru. Bahan ajar yang
baik harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan juga karakteristik peserta didik. Pemerintah memfasilitasi
pembelajaran pendidikan agama dengan Buku Sekolah Elektronik (BSE) berupa buku panduan guru dan juga buku siswa,
tidak terkecuali juga untuk PAK. Akan tetapi buku yang sudah disediakan pemerintah, tidak bermanfaat secara maksimal
karena kendala dalam pembelaajran PAK sendiri. Di mana pembelajaran PAK di sekolah negeri sering kali dilakukan
dalam satu kelas secara bersamaan dari mulai kelas satu sampai dengan kelas enam. Karena itu dibutuhkan satu bahan ajar
yang dapat digunakan oleh seluruh siswa akan tetapi tetap memiliki kompetensi yang berbeda tiap kelasnya, sesuai dengan
ketetapan pemerintah.
Metode penelitian yang dipakai dalam pengembangan bahan ajar PAK ini adalah model Dick & Carey. Model Dick &
Carey memiliki sepuluh langkah, akan tetapi dalam pengembangan ini hanya dilakukan sampai langkah kesembilan saja,
yakni: 1) menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran, 2) melakukan analisis pembelajaran, 3) menganalisis
karakteristik siswa dan konteks pembelajaran, 4) merumuskan tujuan khusus pembelajaran, 5) mengembangkan instrume n
penilaian, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan ajar, 8) merancang dan
mengembangkan evaluasi formatif, dan 9) melakukan revisi terhadap program pembelajaran.
Pengujian produk di lapangan dilakukan melalui uji coba secara terbatas ke siswa SDN Kauman 1 Malang yang memiliki
siswa Kristen hanya sedikit. Evaluasi formatif yang dilakukan mencakup validasi ahli materi, validasi ahli media
pembelajaran, uji coba perorangan, dan uji coba lapangan. Hasil validasi dan hasil uji coba yang didapat dari ahli media,
ahli materi, uji coba perorangan dan uji coba lapangan, dianalisis dan hasilnya dipakai guna merevisi atau
menyempurnakan produk pengembangan.
Produk bahan ajar yang dikembangkan telah mengalami penilaian validasi oleh ahli media dan ahli materi. Penilaian atau
uji validasi ahli materi, produk pengembangan bahan ajar mendapat persentase 94,44% untuk buku siswa, 95,55% untuk
LKS dan 96,87% untuk buku panduan guru. Sedangkan penilaian atau validasi dari ahli media, produk pengembangan
bahan ajar mendapat persentase 90,43% untuk buku siswa dan 93,33% untuk buku panduan guru. Bahan ajar diuji cobakan
kepada siswa secara perorangan maupun uji coba lapangan setelah dinyatakan valid oleh ahli media dan ahli materi.
Dalam uji coba perorangan, dilakukan terhadap 3 siswa yang dipilih secara acak dari kelas satu, kelas dua dan kelas tiga.
Berdasarkan hasil uji coba perorangan, bahan ajar mendapatkan persentase 98,66 untuk buku siswa dan 98,51% untuk
LKS. Sedangkan pada waktu uji coba lapangan yang dilakukan terhadap sepuluh siswa yang beragama Kristen maka bahan
ajar mendapatkan persentase 94,94% untuk buku siswa dan 95,55 untuk LKS.
Selain uji validasi maka produk bahan ajar PAK yang dikembangkan juga dinilai keefektifannya melalui hasil belajar yang
dicapai siswa sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil belajar pada uji
coba perorangan maka dapat dilihat bahwa sebelum dan sesudah siswa menggunakan bahan ajar maka semua responden
sudah memenuhi KKM yaitu ≥ 75. Akan tetapi nilai total siswa sebelum menggunakan bahan ajar adalah 233 dengan rata-
rata sama dengan 77,66 dan sesudah menggunakan bahan ajar maka nilai total siswa adalah 275 dengan nilai rata-rata siswa
adalah 91,66. Pada uji coba perorangan ini siswa mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 42 point dengan persentase
sebesar 14%.
Sedangkan hasil belajar pada uji coba lapangan maka dapat dilihat bahwa sebelum siswa menggunakan bahan ajar maka
ada 2 responden yang belum bisa memenuhi KKM yaitu ≥ 75 dan 8 orang lain sudah bisa memenuhi KKM. Dan setelah
siswa menggunakan bahan ajar yang dikembangkan maka semua siswa sudah bisa memenuhi nilai KK yang telah
ditentukan. Nilai total siswa sebelum menggunakan bahan ajar adalah 786 dengan rata-rata sama dengan 78,6 dan sesudah
menggunakan bahan ajar maka nilai total siswa adalah 886 dengan nilai rata-rata siswa adalah 86,6. Pada uji coba
perorangan ini siswa mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 100 point dengan persentase sebesar 10%. Berdasarkan
data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah efektif meningkatkan hasil belajar dari
siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi ahli media, ahli materi dan uji coba perorangan maupun uji coba lapangan, maka dapat
dikemukakan bahwa produk bahan ajar PAK untuk siswa SD yang dihasilkan merupakan produk yang valid. Dengan kata
lain, produk sudah layak digunakan dalam pembelajaran PAK untuk siswa SD secara khusus untuk siswa kelas 1-3 SD
sebagai sasaran pengguna dari produk yang dikembangkan. Dan berdasarkan peningkatan hasil belajar yang diperoleh
melalui uji coba perorangan dan uji coba laprangan maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kiranya produk yang dikembangkan dapat bermanfaat dan bisa menjadi jawaban atas permasalahan penerapan dalam
proses pembelajaran PAK di Indonesia. Guru PAK juga tertolong dalam menggunakan bahan ajar sehingga siswa dapat
dibimbing untuk bisa menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya, mengasihi Tuhan dan sesama serta mampu menerapkan
semua pemahaman kekristenan dalam kehidupan sehari-harinya.
4. Menjelaskan Pelajaran Kepada Siswa, Membuka Tanya-
jawab dan Memberi Tugas.
5. Menutup Pelajaran dengan salah seorang Siswa untuk
Berdoa.

Anda mungkin juga menyukai