Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN PASIEN DENGAN NYERI MENGGUNAKAN

AROMATERAPI MAWAR PADA NY. S DI RUANG STROKE RSUD DR.


M. YUNUS BENGKULU

Disusun Oleh:

Nama: Try Arma Ayu

NIM: P01720422037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan proposal inovasi ini dengan
judul “Pengelolaan Pasien Dengan Nyeri menggunakan Aromaterapi Mawar
diruangan Stroke RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu”
Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan baik
materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat.
Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama
bagi peneliti sendiri dan mahasiswa Jurusan Keperawatan lainnya.

Bengkulu, 15 September 2022

PenuliS
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL INOVASI

PENGELOLAAN PASIEN DENGAN NYERI MENGGUNAKAN


AROMATERAPI MAWAR PADA NY. S DI RUANG STROKE RSUD DR. M.
YUNUS BENGKULU

Dipersiapkan oleh:

TRY ARMA AYU


NIM. P01720422037

Program Studi Profesi Ners


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal 15 september 2022

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Ns. Rahma Annisa, S.Kep., M.Kep


NIP. 198503232010122002
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................
1. Tujuan umum................................................................................
2. Tujuan khusus...............................................................................
C. Manfaat................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
A. Pengertian Nyeri.................................................................................
B. Mekanisme Nyeri................................................................................
C. Manajemen Nyeri...............................................................................
D. Mekanisme Kerja Alat/Bahan ..........................................................
E. Prosedur Instrumen............................................................................
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN......................................................
A. Waktu...................................................................................................
B. Sasaran.................................................................................................
C. Tempat.................................................................................................
D. Pengelolaan Pasien..............................................................................
BAB IV EVALUASI KEGIATAN................................................................
A. Hasil Analisis Kuesioner....................................................................
B. Faktor pendukung..............................................................................
C. Faktor penghambat............................................................................
BAB V PENUTUP..........................................................................................
A. Simpulan..............................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

A. Jurnal Evidece Based Nursing............................................................


B. Lembar Kuesioner Nyeri....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat
individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi
seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi,
nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).
Dalam realitas kehidupan sering dijumpai pasien yang mengalami nyeri
akibat dari penyakit yang menderanya. Nyeri terjadi secara bersamaan dengan
proses masuknya penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan
diagnostik atau pengobatan. Pasien yang sedang mengalami nyeri umumnya
mengidamkan suatu keadaan yang terbebas dari nyeri, karena itu ia berharap
kepada tenaga medis agar rasa nyeri yang sedang dialaminya dapat berkurang
atau segera menghilang. Kenyataan ini serta merta mendorong para tenaga
medis untuk dapat mengatasinya. Dalam hal mengatasi nyeri yang dialami
pasien, tenaga medis melakukan strategi atau cara yang sering disebut dengan
istilah manajemen nyeri.
Manajemen nyeri terbagi ke dalam dua jenis yakni mangemen nyeri
farmakologi dan non farmakologi. Manajemen nyeri farmakologi merupakan
upaya atau strategi penyembuhan nyeri menggunakan obat-obatan anti nyeri.
Tenaga medis yang dominan berperan dalam manajemen farmakologi adalah
para dokter dan apoteker. Sedangkan manajemen nyeri non farmakologi
merupakan strategi penyembuhan nyeri tanpa menggunakan obat-obatan tetapi
lebih kepada perilaku Caring. Maka tenaga medis yang dominan berperan
adalah para perawat karena bersentuhan langsung dengan tugas keperawatan.
Dalam kenyataannya manajemen nyeri non farmakologi bukanlah menjadi
pekerjaan yang mudah bagi para perawat. Hal ini terutama berkaitan dengan
persepsi yang berbeda dari para pasien tentang nyeri yang sedang dialaminya.
Perbedaan inilah yang cenderung menyulitkan perawat untuk mendiagnosa dan
menangani rasa nyeri dari pasien. Oleh karena itu, salah satu hal yang perlu
bagi perawat dalam menangani rasa nyeri pasien adalah mengembangkan
kompetensi dan pemahaman yang terus menerus tentang management nyeri
non farmakologi.
Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat menurunkan nyeri yaitu
aromaterapi . Aromaterapi merupakan salah satu pengobatan alternatif yang
efektif dan efisien. Aromaterapi merupakan salah satu bentuk rileksasi tubuh
dengan mengaplikasikan minyak esensial yang didapatkan dari pengolahan
bagian tumbuhan yang berbau harum, yang berguna untuk mengoptimalkan
kondisi psikologis serta fisiologis tubuh. Salah satu aromaterapi yang
digunakan yaitu aromaterapi minyak atsiri mawar yang memiliki zat linalool
dan geraniol yang digunakan melalui inhalasi atau dihirup sehingga dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan, menenangkan anti cemas,
manajemen stres, serta gangguan tidur. Bunga mawar merah bersifat anti
depresi sehingga membuat jiwa menjadi tenang. (Sari dan Leonard, 2018).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengembangkan terapi nonfarmakologis pada manajemen nyeri
2. Tujuan khusus
a. Mengurangi nyeri yang dialami Ny. S
b. Mengetahui manfaat aromaterapi mawar terhadap nyeri
C. Manfaat
Untuk memberikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang baru
dalam melakukan manajemen nyeri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nyer
Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan.
Sifatnya sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri yang dialaminya
(Hidayat, 2008).
Internasional Association for Study of Pain (IASP), mendefinisikan
nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenagkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat akut
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter &
Perry, 2007).

B. Mekanisme nyeri
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas
tinggi maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi
jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein
intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan
depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan akan
menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan /
inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri
(hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor
pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan
merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan
terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H
+ yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan
prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan
jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila
nosiseptor terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP)
dan kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses
inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh
vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain .
Peransangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri. (Silbernagl &
Lang, 2000)

C. Manajemen nyeri
Manajemen nyeri terbagi ke dalam dua jenis yakni mangemen nyeri
farmakologi dan non farmakologi. Manajemen nyeri farmakologi
merupakan upaya atau strategi penyembuhan nyeri menggunakan obat-
obatan anti nyeri. Tenaga medis yang dominan berperan dalam manajemen
farmakologi adalah para dokter dan apoteker. Sedangkan manajemen nyeri
non farmakologi merupakan strategi penyembuhan nyeri tanpa
menggunakan obat-obatan tetapi lebih kepada perilaku Caring. Maka
tenaga medis yang dominan berperan adalah para perawat karena
bersentuhan langsung dengan tugas keperawatan.

D. Mekanisme kerja alat/bahan untuk mengatasi nyeri


Diffuser bekerjadengan cara mengkonversi minyak atsiri ke dalam
butiran-butiran kecil hingga aromanya tersebar ke seluruh penjuru ruangan.

E. Prosedur instrument
Alat dan bahan yang digunakan yaitu diffuser, minyak esensial mawar,
air, dan tissue. Menurut dari Koensoemardiyah, (2009) Bunga mawar
bersifat anti depresan shingga dapat membuat jiwa menjadi tenang. Cara
penggunaannya minyak atsiri akan dimasukkan kedalam diffuser sebanyak
3-4 tetes esensial oil dalam 30-40 ml air dalam difusser (15-20 menit)
dengan jarak pemberian 50-100 cm dari lokasi pasien, kemudian hirup
wanginya 2-3 kali tarikan nafas dalam secara teratur selama. Pada saat
minyak bunga mawar dihirup molekul yang mudah menguap akan
membawa unsur aromatik yang terkandung didalamnya (geraniol dan
linalool) ke puncak hidung dimana silia-silia muncul darisel-sel reseptor.
Apabila molekul-molekul menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu
pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfaktori kedalam
sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional.
Hipotalamus yang berperan sebagai regulator memunculkan pesan yang
harus disampaikan ke otak. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi
tindakan berupa senyawa elektrokimia yang menyebabkan perasaan tenang
dan rileks.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 September 2022 pada pukul 13.00 WIB
B. Sasaran
Ny. S
C. Tempat
Ruang Stroke RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
D. Pengelolaan pasien
1. Data Fokus:
DS: Keluarga Ny. S mengatakan Ny. S sering mengatakan kepalanya nyeri
DO: Ny. S tampak sering meringis
Ny. S tampak sering memegang kepala
Ny. S tampak bersikap overprotectif
Pemeriksaan CT Scan didapatkan perdarahan subarachnoid
2. Implementasi
a. Melakukan identifikasi nyeri, lokasi nyeri dibagian kepala, nyeri terjadi
terus-menerus
b. Melakukan identifikasi skala nyeri, nyeri berada di skala 6
c. Melakukan identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan
nyeri
d. Memfasilitasi lingkungan yang nyaman
e. Mengajarkan keluarga cara-cara pengalihan nyeri
f. Melakukan terapi nonfarmakologi
g. Kolaborasi pemberian analgetik

BAB IV
EVALUASI KEGIATAN

A. Hasil analisis kuesioner


Kuesioner yang digunakan yaitu pain measurement scale yang disesuaikan
dengan keadaan Ny. S, sebelum diberikan terapi skala nhyeri berada di skala 6
setelah pemberian aromaterapi skala turun menjadi 5
B. Faktor pendukung
Keluarga membantu petugas untuk berkomunikasi dengan Ny. S
C. Faktor penghambat
Ny. S mengalami penurunan kesadaran
BAB 5
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah dilakukan terapi nonfarmakologi aromaterapi mawar terdapat
penurunan skala nyeri pada Ny. A

B. Saran
Penulis berharap proposal ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang keperawatan terkait masalah nyeri dan menambah
alternatif terapi dalam melakukan manajemen nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta:Salemba Medika.
Cox, Felicia. 2009. Perioperatif Pain Management. Singapore: Markono Print Media
Pte Ltd.
Kozier, B, Erb, G, Berman, A & Snyder, SJ. 2010. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan:Konsep, Proses &Prakti, Edisi 7, Vol. 1. Jakarta: EGC.
Krebs, EE, Carey, TS & Weinberger, M. 2007. “Accuracy of the Pain Numeric Rating
Scale as a Screening Test in Primary Care”. Journal of General Internal
Medicine, Vol.22, no.10, hal. 1453–1458, dalam http://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC2305860/ ,diakses 27 Juli 2016
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Agusta, A. 2002. Aromaterapi Cara Sehat dengan Wewangian Alami. Jakarta: Penebar
Swadaya, hlm. 53, 60, 87-88, 94-96.
Bullock and Henze. 2000. Focus On Pathophysiology. USA: Lippincott Williams and
Wilkins, hlm. 1047- 1050, 1058.
Chopra, D. 1994. Alternative Medicine: The Definitive Guide. Washington: Future
Medicine Publishing Inc., hlm. 24.
Guyton dan Hall, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi IX. Alih bahasa oleh
Irawati Setiawan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hlm. 772-773, 845-
849, 939-94
Lampiran

Alat Ukur Nyeri

Anda mungkin juga menyukai