Kamu sudah menyelesaikan berbagai topik pembelajaran dalam kelas Memulai Karir
sebagai Perwakilan Penjualan Komersial (Sales B2B) dengan Teknik Presentasi dan
Negosiasi. Sekarang kamu sudah memahami bagaimana cara melatih diri dengan
teknik presentasi, persuasi, dan negosiasi untuk memulai karir sebagai perwakilan
penjualan komersial (Sales B2B). Kamu dapat mengulas kembali materi yang ada di
video-video sebelumnya melalui ringkasan materi berikut ini. Silakan dipelajari
kembali!
Sales diartikan sebagai setiap kegiatan menjual produk, baik barang dan layanan,
yang dilakukan oleh penjual kepada pembeli. Sedangkan salesman adalah sebutan
bagi pelaku pekerjaan sales.
1
● C2C (Customer to Customer) adalah kegiatan pelanggan menjual produk kesesama
pelanggan lainnya.
Contoh: penjual produk secara eceran, penjual produk secara multi-level marketing
(MLM).
Hampir semua perusahaan memiliki divisi B2B dan B2C untuk menjalankan roda
bisnis di perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh prinsip usaha di mana
pendapatan suatu perusahaan harus lebih besar dibandingkan dengan
pengeluarannya. Maka dari itu, kehadiran para Sales yang melakukan penjualan, baik
di ranah B2B maupun B2C, merupakan komponen yang vital bagi suatu bisnis atau
perusahaan. Meski belakangan ini, tren penjualan dalam bisnis lebih mengarah ke
segmen B2B.
Faktor yang menyebabkan segmen B2B membutuhkan biaya yang lebih kecil
dibanding B2C adalah segmen B2B tidak membutuhkan banyak biaya tambahan
untuk promosi ataupun loyalty dalam rangka menarik minat pelanggan. Salah satu
investasi terbesar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk masuk ke
segmenB2B adalah SDM atau Sumber Daya Manusia, yaitu berupa Account Manager
ataupun Sales Corporate yang paham tentang karakteristik dari B2B.
Investasi terhadap SDM ini akan relevan untuk jangka waktu yang panjang, selama
dikelola dengan cara yang benar. Maka dari itu, saat ini banyak perusahaan
berlomba-lomba masuk ke dalam pasar B2B untuk mendapatkan hasil yang signifikan
dan bisnis yang “long tail”, yaitu penjualan dalam jumlah besar ke pangsa pasar yang
besar pula.
2
Istilah “long tail” pertama kali dipopulerkan oleh Chris Anderson dalam suatu artikel
yang dimuat majalah ”Wired” bulan oktober 2004. Istilah ini mendeskripsikan
strategi bisnis pada segmen pasar tertentu seperti yang dilakukan oleh Amazon.com
atau Netflix, yang menjual sejumlah besar item unik di mana masing-masing memiliki
kuantitas yang sedikit ke pangsa pasar yang besar. Anderson menuangkan konsep ini
pada bukunya yang berjudul ”The Long Tail: Why the Future of Business Is SellingLess
of More”1.
Sales B2B
Pentingnya belajar sebelum memulai karir sebagai Sales B2B:
● Pertumbuhan industri di seluruh dunia kian pesat, sehingga makin banyak
transaksi antar korporasi.
● Luasnya ruang lingkup networking dalam dunia sales sehingga memperbesar
prospek yang dapat dijangkau.
Banyak soft skills yang perlu diasah dalam menjalankan profesi sebagai seorang Sales
B2B. Perbedaan antara hard skill dan soft skill dalam dunia profesional:
● Hard skill adalah kemampuan yang dapat diperoleh dan ditingkatkan melalui
latihan, pengulangan, dan pendidikan.
Contoh hard skill: kemahiran dalam mengoperasikan program atau perangkat
elektronik tertentu.
● Soft skill adalah kemampuan yang lebih cenderung kepada keterampilan sosial,
komunikasi, dan kecerdasan sosial.
Contoh soft skill: kemampuan presentasi di depan umum, kemampuan bernegosiasi,
keterampilan berbicara di depan banyak orang, kemampuan menjalin networking
dalam bisnis.
1
Sumber: https://sis.binus.ac.id/2014/04/30/model-bisnis-long-tail-pada-era-ekonomi-digital/
3
Soft skills sebagai Sales B2B:
● Influencing, yaitu kemampuan seorang Sales B2B untuk mempengaruhi para pihak
yang berkepentingan hingga mencapai kesepakatan dalam suatu transaksi.
●Negotiation, yaitu keterampilan seorang Sales B2B dalam bernegosiasi
dengantujuan menemukan solusi terbaik dan paling sesuai dengan kebutuhan tiap
pelanggannya.
● Presentation, yaitu keterampilan seorang Sales B2B dalam melakukan presentasi
atau pemaparan produk atau solusi yang hendak ditawarkan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
4
Strategi Lanjutan dalam Persiapan Menjadi Sales B2B
7 Tahapan pada Siklus Penjualan Sales B2B
1. Approaching
Pendekatan dengan menghubungi PIC perusahaan yang menjadi target.
2. Meeting
Proses menggali kebutuhan atau permasalahan klien, melakukan presentasi,
danmenawarkan solusi kepada perusahaan target.
Tips dalam menjalankan meeting:
Persiapkan kesan pertama sebaik mungkin
Mulai dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan hobi
Perhatikan karakter PIC perusahaan
Menjawab dengan profesional
3. Negosiasi
Tahap berdiskusi antara kedua belah pihak hingga sepakat.
Hal-hal yang perlu dibahas dalam negosiasi:
Commercial (Komersial)
Time to delivery (Waktu pengiriman)
Term of payment (Syarat pembayaran)
Promotion cost (Biaya promosi)
Target quarterly (Target per kuartal)
Periode kerja sama
4. Purchase Order (PO)
Dokumen permintaan kebutuhan barang maupun jasa.
5. Delivery
Proses pengiriman harus dilakukan secara cepat.
6. Penagihan
Bagian penting untuk memberikan pendapatan kepada perusahaan.
7. After Sales Service
Layanan pasca-jual untuk memperbesar market share perusahaan.
Dalam menjalankan bisnis, juga perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Kerja
sama bisnis dapat tercapai dengan networking. Kemampuan untuk memperluas
5
koneksi, relasi, dan sinergi sambil mempertahankan nilai-nilai kepentingan dan
komitmen untuk kesuksesan bersama. Cara mudah untuk networking, antara lain:
1. Mulai dari keluarga dan teman
2. Mencari kesempatan untuk membantu orang lain
3. Mengikuti komunitas pengusaha secara tatap muka atau via media sosial lainnya
4. Mengikuti networking event
5. Follow-up
Segmentasi Target
Melakukan segmentasi target berdasarkan tipe industri bertujuan untuk mengetahui
treatment kerja sama bisnis yang tepat.
Jenis segmentasi target berdasarkan tipe industri:
● Financial service
Perusahaan di bidang banking dan multifinance.
Contoh: Bank swasta maupun BUMN dan perusahaan financial technology (fin-
tech).
● Fast-Moving Consumer Goods (FMCG)
Perusahaan retail dan penghasil produk konsumsi cepat habis.
Contoh: Kapal Api Group, Indomaret, dan lain-lain.
● Oil gas mining
Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.
Contoh: Pertamina, Vale, Aneka Tambang, dan lain-lain.
● Sektor pelayanan publik
Perusahaan yang bergerak di sektor pelayanan publik.
Contoh: Palyja, Aetra (pengelola air bersih), dan lain-lain.
● Manufaktur
Penghasil produk untuk digunakan maupun konstruksi.
Contoh: Astra, Holcim, Unilever, dan lain-lain.
● Wholesales
Perusahaan penjual produk skala besar.
Contoh: Lotte Mart, CBN, Biznet, dan lain-lain.
● Startups
6
Identifikasi PIC dan Background Target
Mengetahui PIC bertujuan agar pendekatan yang dilakukan tepat sasaran, dapat
memenangkan tender, dan mengetahui penawaran dari kompetitor. Bila kompetitor
menawarkan solusi atau produk tertentu, Sales dapat menawarkan nilai tambahan,
alternatif solusi, atau harga lebih baik.
Mengidentifikasi latar belakang perusahaan dapat dilakukan dengan riset
terhadapwebsite perusahaan dan laporan keuangan. Mengetahui semua informasi
tentangperusahaan bertujuan untuk melihat karakteristik, sebaran lokasi kantor,
jumlahkaryawan, dan kultur perusahaan.
Data yang dapat diperoleh dari hasil riset terhadap latar belakang perusahaan:
● jumlah cabang,
● jumlah karyawan,
● laporan keuangan, hingga
● struktur organisasi.
Data hasil riset dapat digunakan untuk membuat mapping product agar relevan
dengan kebutuhan pelanggan.
Leads Generation
Leads: Seseorang yang menunjukan minat pada produk atau layanan jasa dari
sebuah perusahaan.
Leads Generation: Proses menambah peluang bagi Sales business to business untuk
dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi perusahaan.
Dua fase dalam Leads Generation:
● Hunter: Fase dalam dunia sales yang melakukan pendekatan awal, menjalin relasi,
dan memperoleh pesanan dari klien. Pendekatan awal dapat dilakukan melalui
berbagai media konvensional maupun media digital seperti social media, dll.
● Farmer: Fase dalam dunia sales yang menjaga hubungan dengan pelanggan untuk
memperbesar pangsa pasar perusahaan. Fase farmer dalam siklus B2B sales antara
lain: tahap pengiriman, tahap penagihan pembayaran, dan tahap after sales service.
7
Cara untuk menjadi farmer:
Menjaga hubungan baik dengan klien
Menjalin relasi melalui komunikasi yang baik dengan klien dapat dilakukan saat
pengiriman, penagihan pembayaran, dan after sales service.
Bersikap profesional
Selalu bersiap untuk membantu klien jika dibutuhkan, dan memberikan kenyamanan
kepada klien agar mendapatkan rekomendasi serta testimoni dari klien.
Lakukan rapat bulanan atau mingguan
Dengan melakukan rapat bulanan atau mingguan, Sales dapat mengetahui apa saja
yang perlu diperbaiki dari perusahaan agar klien tetap merasa senang.
8
● Presentation skill: Kemampuan untuk presentasi dengan memberikanpenawaran
solusi pada klien.
Jika sudah masuk tahap negosiasi, maka peluang mendapatkan purchase order (PO)
sudah di angka 85-90%. Leaders dari perusahaan akan melakukan
monitoringataupemantauan terhadap proses negosiasi. Pada tahap ini, Sales B2B
berperan untuk menelusuri pain points yang dihadapi klien dan menyediakan solusi
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Empat bahan untuk melakukan negosiasi:
● Aspek komersial: berkaitan dengan nilai jual beli, tawar menawar, dan kondisi
lainnya yang berkaitan dengan nilai komersial.
● Delivery time: perlu adanya kesepakatan mengenai waktu pengiriman produk
kepada klien, dengan menyesuaikan kebutuhan klien dan kesanggupan perusahaan.
● Term of payment: kesepakatan antara penjual dan pembeli mengenai metode
pembayaran.
● Support after sales service: kesepakatan mengenai dukungan dan pelayananyang
diberikan pasca jual beli serta jangka waktunya atau disebut SLA (Service Level
Agreement) yaitu ambang batas waktu bagi perusahaan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi.
Share of Wallet (SoW) adalah perbandingan antara jumlah belanja pelanggan pada
perusahaan dengan keseluruhan belanjanya atas kategori produk tertentu.
9
Dua kasus dalam share of wallet:
● Share of wallet belum 100%: Hanya sebagian dari total belanja perusahaan
pelanggan dalam kategori tertentu yang dibelanjakan dari perusahaan kita. Solusi
untuk share of wallet belum 100% adalah dengan menawarkan harga spesial, update
produk dan layanan, dan customize produk sesuai kebutuhan pelanggan.
● Share of wallet sudah 100%: Keseluruhan dari total belanja perusahaan pelanggan
dalam kategori tertentu sudah dibelanjakan dari perusahaan kita. Jika share of wallet
sudah 100%, maka Sales harus mempertahankan relasi dan komunikasi yang baik
dengan perusahaan pelanggan, lalu identifikasi permasalahan lainnya yang dihadapi
oleh pelanggan dan berikan solusi atas permasalahan tersebut. Lakukan cross-selling
atau penjualan produk lainnya kepada perusahaan pelanggan.
10
● Sales B2B melatih soft skill yang kompleks
Pentingnya profesi Sales B2B di dunia bisnis:
● Sales B2B merupakan ujung tombak perusahaan.
● Sales B2B memegang peran penting dalam menaikkan revenue perusahaan, dan
jika Sales B2B bisa mencapai target secara simultan maka akan mendapatkan reward,
salah satu reward adalah kenaikan jabatan.
● Sales B2B bekerja dengan target yang terukur dan jelas.
● Jika Sales B2B dapat mencapai target yang sudah ditentukan oleh perusahaandan
memiliki performa yang baik, biasanya promosi jabatan akan ditawarkan.
Jenjang karier Sales B2B:
● Sales Officer/Associate
● Sales Supervisor
● Sales Manager/Regional Sales Manager
● Sales Department Head
11
ide tercuri.
- Sulit mendapatkan apa yang diinginkan.
12
terlihat kredibel untuk menumbuhkan trust atau rasa kepercayaan di mata audiens.
2. Logos
Logos berarti logika. Dalam persuasi, logos dikaitkan dengan pesan. Artinya, pesan
atau argumen yang disampaikan harus meyakinkan, masuk akal, dan jadi satu-
satunya solusi bagi audiens.
3. Pathos
Pathos berhubungan dengan sisi emosional audiens. Artinya dalam persuasi,
pembicara harus bisa berempati dan menyentuh sisi psikologis audiens. Tujuannya
untuk memancing timbulnya reaksi emosional spesifik dari audiens.
13
4. Credibility (kredibilitas)
Pembicara harus menyampaikan pesan dan argumen dengan benar dan meyakinkan,
karena akan mempengaruhi kredibilitasnya di mata audiens. Selain itu, perhatikan
juga soal track record.
Track record yang buruk bisa mempengaruhi penilaian kredibilitas pembicara. Track
record tidak hanya dilihat dari catatan kriminal saja, melainkan hal-hal kecil seperti
pernah atau tidaknya pembicara lalai dari tanggung jawab atau ingkar janji.
5. Congruence (kesesuaian)
Apa yang dikatakan pembicara harus sesuai dengan apa yang dilakukan. Kesesuaian
ini bisa menghindari pembicara dari manipulasi.
14
bisa mengemas pesan yang efektif. Tujuannya agar ide atau pesan yang disampaikan
lebih jelas, tertata, dan menarik bagi audiens. Berikut message checklist yang bisa
dijadikan acuan dalam mengemas pesan:
- Create Interest: pesan harus terdengar menarik bagi audiens.
- State The Problem: kemukakan masalah yang ingin diselesaikan.
- Offer Evidence: paparkan fakta untuk mendukung argumen.
- Present a Solution: berikan solusi untuk masalah audiens.
- Call to Action: yakinkan audiens untuk segera mengambil keputusan.
Kategori Audiens
1. Berdasarkan tahap mengenal: audiens yang sudah dikenal atau belum dikenal.
2. Berdasarkan level: level ke atas, ke samping, dan ke bawah.
3. Berdasarkan jumlah: perorangan dan kelompok.
Dalam mempersuasi kelompok, ada 3 hal yang harus diperhatikan:
- Jangan termakan stereotip identitas kelompok atau menggeneralisasi anggota
kelompok.
- Cari tahu nilai atau motif, serta tujuan utama kelompok.
- Cari tahu decision maker dalam kelompok.
Motif Audiens
Motif adalah alasan seseorang melakukan atau menginginkan sesuatu. Motif
berpengaruh pada sikap (behaviour) seseorang dan bagaimana dia mengambil
tindakan.
Secara umum, ada 2 jenis motif yang dimiliki manusia. Audiens bisa memiliki satu
15
motif, atau bahkan keduanya dalam saat berbarengan. Kedua motif tersebut adalah:
1. The Desire to Gain Something (keinginan mendapatkan sesuatu).
Audiens dengan motif ini ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah
dia miliki. Karena itu, pembicara harus mencari tahu dengan pasti, apa yang audiens
inginkan. Setelah itu, beri tahu audiens bagaimana cara meraih keinginan tersebut,
tentunya dengan ide yang pembicara miliki.
2. The Fear of Loss (ketakutan untuk kehilangan sesuatu)
Audiens dengan motif ini merasa takut kehilangan dan ingin mempertahankan apa
yang sudah dia miliki. Karena itu, pembicara harus bisa meyakinkan audiens jika ide
yang pembicara sampaikan bisa membantu mencegah kehilangan tersebut.
16
3. Jadilah pendengar dan pengamat yang baik, beri kesempatan audiens berbicara.
Manfaatkan kesempatan ini untuk mengamati motif dan karakteristik audiens.
4. Tunjukkan empati ke audiens. Menunjukkan empati bisa membuat audiens lebih
terbuka dan mau mendengarkan pembicara.
Commitment/consistency
Prinsip dasarnya adalah orang cenderung konsisten dengan apa yang dia lakukan dan
katakan sebelumnya. Karena itu, pembicara harus bisa membuat audiens
17
berkomitmen terlebih dulu, setelahnya membuat mereka mau konsisten dengan
komitmennya tersebut.
Teknik commitment/consistency cocok diterapkan pada audiens baru dan audiens
yang sudah dikenal sebelumnya, serta ideal untuk audiens dengan tipe the
supportive person.
Social Proof
Prinsip social proof adalah memberikan bukti sosial atau testimoni untuk
meyakinkan audiens. Ada beberapa sumber social proof:
- Pendapat expert/ahli
- Selebriti, influencer, dan public figure
- Orang-orang terdekat (peers)
- User atau pengguna lain
Teknik social proof bisa digunakan untuk semua kategori audiens dan akan lebih
maksimal diterapkan pada audiens yang baru pertama ditemui, khususnya tipe the
uninformed person dan the indifferent person. Sebab kedua tipe tersebut belum bisa
membayangkan manfaat dari ide yang disampaikan pembicara.
18
Door In the Face
Prinsip dasarnya adalah meminta audiens melakukan hal yang lebih sulit dan tidak
masuk akal, baru memberi solusi dengan pilihan kedua yang lebih mudah. Saat
memberikan permintaan, pembicara sadar jika permintaan pertama tidak masuk
akal dan sudah menyiapkan solusi lewat permintaan kedua.
Teknik door in the face cocok digunakan untuk semua tipe audiens. Namun, akan
lebih mudah diterapkan pada audiens yang sudah dikenal dan memiliki rapport yang
baik. Teknik ini juga ideal untuk audiens tipe the uninformed person, the indifferent
person, dan the hostile person. Tips menerapkan teknik door in the face:
- Beri jeda antara permintaan pertama dan kedua
- Pastikan permintaan pertama dan kedua setara atau mirip
Anchoring
Prinsipnya adalah memberikan argumen penahan (anchor) yang membuat audiens
berpikir jika penawaran selanjutnya merupakan good deal untuk dirinya. Teknik ini
bisa diterapkan untuk semua kategori dan tipe audiens, termasuk the stubborn
person dan the hostile person. Pembicara harus memberikan anchor yang tepat.
Semakin tinggi nilai anchor, semakin mudah audiens mengambil keputusan.
Ini merupakan ringkasan mengenai poin-poin inti dari kelas “Memulai Karir sebagai
Perwakilan Penjualan Komersial (Sales B2B) dengan Teknik Presentasi dan Negosiasi”.
Semoga dengan mengikuti kelas ini, kamu dapat melakukan perencanaan anggaran
pemasaran produk secara efektif pada media dan kanal digital yang ada. Selamat
belajar!
19