Keyword: ABSTRAK
Education This paper discusses the basic nature of Islamic education. This research method uses
Basic Islamic Education literature research or literature research that will be analyzed and concluded. In
The Nature of Islamic Education collecting data the author uses literature studies, namely research conducted by using
data relating to the basics of Islamic education from books, journals, newspapers,
internet and other relevant sources. This research is qualitative in nature which
prioritizes excavation, discovery, reading, explanation and conveying the meaning or
symbol of data which is explicit and entangled from the data collected. The results of
this study include: 1) Definition of Islamic Education, 2) Basic Islamic education, 3)
The function of education in Islam, 4) The Purpose of Education in Islam, 5) The
Relationship between the Purpose of Life with the Purpose of Education in Islam. The
conclusion of this paper is that Islamic education aims to make it in harmony with the
main goal of humans according to Islam, namely worship of Allah SWT. Islamic
education must be built on the concept of unity (integration) between aqliyah and
qalbiyah education, so as to produce Muslims who are intellectually smart and morally
praiseworthy.
This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License,
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the
original work is properly cited. ©2019 by author.
Koresponden:
Dian Fitriana,
Email: dianfitriana2608@gmail.com
Pendahuluan
Pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Karena
pendidikan sealau menjadi pembincangan hangat di tengah-tengah masyarakat sekalipun ia tidak mengerti
pendidikan, bahkan dimanapun dan kapanpun pendidikan selalu dibicarakan bahkan diperdeabatkan
sekalipun. Begitupun di negara yang paling maju sekalipun, pendidikan pasti menjadi isu yang sangat
krusial dan pasti ada sebagian kalagan yang mengkritik. Hal ini menunjukkan bahwa pembicaraan tentang
pendidikan tidak akan berhenti selagi masih ada kehidupan dimuka bumi ini.
Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam Dian Fitriana1, Hasan Basri2 , Eri Hadiana3
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/tar
Dalam pemabangunan bangsa, sektor utama yang mendapat prioritas adalah pendidikan yang
aksentuasinya adalah pada peningkatakan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, serta
akhlak mulia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional (UU Nomor 20 Tahun 2003).
“Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Adapun tantangan pendidikan Islam, seiring diberlakukannya undang-undang tersebut menurut
Mastuhu adalah: Pertama, mampukah sistem Pendidikan Islam Indonesia menjadi center of excellence
bagi perkembangan iptek yang tidak bebas nilai, yaitu mengembangakn Iptek dengan sumber ajaran Al-
Quran dan Sunnah? Kedua, mampukah sistem Pendidikan Islam Indonesia menjadi pusat pembeharuan
pemikiran Islam yang benar-benar mampu merespons tantangan zaman, tanpa mengabaikan aspek
dogmatis yang wajib diikuti? Ketiga, mampukah ahli-ahli Pendidikan Islam menumbuhkembangkan
kepribadian termasuk Pendidikan Karakter Bangsa yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT lengkap dengan kemampuan bernalar ilmiah yang tidak mengenal batas akhir ? (Mastuhu, 1999).
Untuk mengadapi tantangan-tantangan di atas sekaligus mencari solusi terbaik dalam menghidupkan
dan mengembangkan serta memberdayakan sistem pendidikan Islam, baik secara proses maupun sebagai
lembaga menurut Mastuhu, diperlukan konsep-konsep baru yang strategis, sehingga pada gilirannya dapat
dikembangkan menjadi teori-teori yang teruji dan dapat dioperasionalkan di lapangan. Upaya mencari
paradigma baru, selain harus mampu membuat konsep yang mengandung nilai-nilai dasar strategis,
proaktif, dan antisipatif terhadap perkembangan di masa mendatang, juga harus mampu mempertahankan
nilai-nilai dasar yang benar dan diyakini untuk terus dipelihara dan dikembangkan, apalagi dalam
kehidupan modern dan dunia global sekarang ini (Mastuhu, 1999).
Dengan demikian, maka Pendidikan Islam akan berfungsi dengan baik bagi upaya pemberdayaan dan
pengembangan potensi-potensi yang dibawa manusia dengan sistem pendidikan yang bersendikan nilai-
nilai Islami yang lebih efektif, efesien, dan produktif.
Penelitian ini bersifat kualitatif yang lebih mengutamakan penggalian, penemuan, pembacaan,
penjelasan dan penyampaian makna atau simbol data yang tersurat dan terserat dari data yang
dikumpulkan Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan. Mestika Zed menyebutkan bahwa
penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan membaca karya-karya yang terkait
dengan persoalan yang akan dikaji dan mencatat bagian penting yang ada hubungannya dengan topik
bahasan. Moh. Nazir menjelaskan pula bahwa penelitian kepustakaan (library research) adalah suatu
metode yang dipakai dengan penala’ahan buku-buku yang berhubungan dengan tema yang dibahas (M.
Nazir, 2005).
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan studi pustaka yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara menggunakan data-data yang berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan Islam dari buku-buku, jurnal,
koran, internet dan sumber lainnya yang relevan.
Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdsan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manuisa dalam penyesuaian
dirinya dengan alam, dengan teman, dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan pula
perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi-potensi manusia; moral,
intelektual dan jasmani (fisik), oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya
yang diharapkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan akhir)
(Sidik, 2016).
Sementara Pendidikan Islam menurut Yusuf Qardawi berpendapat, pendidikan Islam adalah
Pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, jasmani dan rohaninya, akhlak dan ketrampilannya
(Yusuf qardawi, 1980). Sedangkan menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam adalah Suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam
yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pendidikan Islam dalam pengertian di atas merupakan suatu proses
pembentukan individu berdasarkan ajaran Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui
proses mana individu dibentuk agar dapat mencapai derajat yang tinggi, sehingga mampu menunaikan
tugasnya sebagai kholifah di bumi yang dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.16Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan peribadi manusia dari
aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap (Hasan Langgulung,
1980).
Secara umum pendidikan Islam dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau usaha yang dilakukan
secara sadar untuk membina, mengarahkan dan mengembangkan secara optimal fitrah atau potensi
manusia dalam segenap aspek, baik jasmani maupun rohani berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam untuk
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dengan memerankan fungsinya sebagai Abdullah
dan Khalifatullah (Sidik, 2016).
Oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan,
baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuan akhir
perkembangan atau pertumbuhannya (M. Arifin, 1993).
Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin bertambah
dan luas, maka pendidikan Islam bersifat terbuka dan akomodatif terhadap tuntutan zaman sesuai
norma-norma Islam. Dalam studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya dipahami
sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat juga di
ilustrasikan bahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul secara intelektual,
kaya dalam amal, dan anggun dalam moral”. Menurut cita-citanya pendidikan Islam memproyeksi diri
untuk memperoleh “insan kamil”, yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini
baru hanya Nabi Muhammad SAW yang telah mencapai kualitasnya (Muslim, 1997). Lapangan
pendidikan Islam diidentik dengan ruang lingkup pendidikan Islam yaitu bukan sekedar peroses
pengajaran (face to face), tapi mencakup segala usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam
kedalam diri subyek didik (Nasir Budiman, 2001).
2. Dasar Pendidikan Islam
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan Islam adalah wawasan tajam terhadap sistem hidup
Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok (Quran dan Sunnah), yang menjadi dasar bagi
perumusan tujuan dan pelaksanaan Pendidikan Islam. Menurut Abidin Ibnu Ruslan, ada beberapa
nilai fundamental dalam sumber pokok ajaran Islam yang harus dijadikan dasar bagi pendidikan
Islam (Abidin, 1998), yaitu:
a. Aqidah
b. Akhlak
c. Penghargaan kepada akal
d. Kemanusiaan
e. Keseimbangan
f. Rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil’alamin).
Ini artinya, bahwa pendidikan Islam dalam perencanaan, perumusan, dan pelaksanaannya pada
pembentukan pribadi yang berakidah Islam, berakhlak mulia, berpikiran bebas, untuk mengarahkan
dan mengembangkan potensi manusia secara terpadu tanpa ada pemisahan. Seperti aspek jasmani
dan rohani, akal dan hati, individu dan sosial, duniawiah dan ukhrawiah, dan seterusnya.
Karena pendidikan Iskam mengarah pada pembentkan insan paripurna (insan kamil), yakni yang
dapat menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan fungsinya sebagai Abdullah dan
kholifatullah (Abidin, 1998).
Dasar pendidikan Islam dapa dibagi dalam tiga kategori yaitu:
a. Dasar Pokok
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal pertumbuhan awal Islam
telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam disamping sunnah beliau sendiri
(Ramayulis, 2011).
Kedudukan Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber pokok dapat dipahami dari ayat Al-
Qur’an sendiri.
Firman Allah:
اب أَ َنزلْنَا ُه إلَ ْي َك ُم َب َاركٌ ِل َي َّدبَّ ُروإ أ ََيتِ ِه َو ِل َيتَ َذكَّ َر أُولُو ْ َإْللْ َب ِاب
ٌ َِكت
Artinya: “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
ِ
memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”
(QS. Shaad: 29)
Dan firman Allah:
لَّقَدْ ََك َن لَ ُ ُْك ِِف َر ُسولِ أ َّ َِّلل أُ ْس َوةٌ َح َس َن ٌة ِل َمن ََك َن يَ ْر ُجو ۟إ أ َّ ََّلل َوألْ َي ْو َم أ ْل َءإ ِخ َر
َو َذكَ َر أ َّ ََّلل كَ ِث ًريإ
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab: 21)
b. Dasar Tambahan
Pada masa khulafaurrasyidin sumber pendidikan Islam sudah muali mengalami
perkembangan. Selain Al-Qur’an dan sunnah juga perkataan, sikap dan perbuatan para sahabat.
Usaha-usaha para sahabat dalam pendidikan Islam sangat menentukan bagi perkembangan
pendidikan Islam ampai sekarang, di antaranya:
1. Abu Bakar melakukan kodifikasi Al-Qur’an;
2. Umar bi Khattab sebagai bapak reaktuator terhadap ajaran Islam yang dapat dijadikan
prinsip strategi pendidikan;
3. Usman bin Affan sebagai bapak pemersatu sistematika penulisan Al-Qur’an;
4. Ali bin Abi Thalib sebagai perumus konsep-konsep pendidikan (Ramayulis, 2011 ).
c. Dasar Operasional
Dasar operasional pendidikan Islam adalah dasar yang terbentuk sebagai aktualisasi dari
dasar ideal. Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional ada enam macam (Ramayulis,
2011), yaitu:
1) Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang memberikan andil kepada pendidikan dari hasil
pengalaman masa lalu berupa peraturan dan budaya masyarakat. Sistem pendidikan tidaklah
muncul begitu saja tetapi ia merupakan mata rantai yang berkelanjutan dari cita-cita dan
praktek pendidikan di maa lampau yang tersurat mau pun yang tersirat.
2) Dasar Sosial
Dasar soial yaitu dasar yang memberikan kerangka budaya dimana pendidikan itu
berkembang, seperti memindahkan, memilih dan mengembangkan kebudayaan. Dimana
pendidikan bertolak atau bergerak dari kerangka kebudayaan yang ada baik memindahkan,
memilih dan mengembangkan kebudayaan itu sendiri.
3) Dasar Ekonomi
Yaitu dasar yang memberikan persfektif terhadap potensi manusia berupa materi dan
persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggung jawab terhadap anggaran
perbelanjaannya. Pada setiap kebijakan pendidikan haruslah mempertimbangkan faktor
ekonomis karena kondisi sosial masyarakat yang beraneka ragam akan dapat menjadi
hambatan berlangsungnya pendidikan. Untuk itu, setiap kebijakan-kebijakan pendidikan
harus mempetimbangkan faktor ekonomis.
4) Dasar Politik
Yaitu dasar yang memberi bingkai dan ideologi daar yang digunakan sebagai tempat
bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat. Dalam
mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan harus bertitik tolak dari ideologi yang
di anut karena hal ini merupakan dasar operasional pendidikan.
5) Dasar Psikologis
Yaitu dasar yang memberi informasi tentang watak pelajar-pelajar, guru-guru, cara-cara
terbaik dalam praktek, pencapaian dan penilaian dan pengukuran serta bimbingan.
Keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan, harus memiliki informasi tentang watak
peserta didik, pendidik, pengukuran dan penilaian yang terbaik.
6) Dasar Fisiologis
Yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu
sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya. Dasar
fisiologis adalah dalam rangka menentukan arah, mengontrol serta memilih yang terbaik dari
dasar-dasar operasional untuk dilaksanakan.
b. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada garis besarnya, upaya ini
dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki, serta melatih tenaga manusia
(peserta didik) yang produktif dalam menemukan perimbangan perubahan sosialekonomi yang
demikian dinamis.
4. Tujuan Pendidikan dalam Islam
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan
Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memeberikan
arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi
acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting
dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Hadist (Sunnah Rasulullah).
Dalam pendidikan Islam, Sunah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu :
a. Menjelaskan system pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan menjelaskan hal-hal
yang tidak terdapat didalamnya.
b. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasullullah bersama sahabat.
Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam terdiri dari 6 macam, yaitu; Al-Qur’an, Sunnah, Qaul al-
shahabat, masail al mursalah,’urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual Islam.
Dalam perumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
a. Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertical maupun horizontal.
b. Sifat-sifat dasar manusia.
c. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
Dalam aspek ini, ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu ;
a. Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dibumi.
b. Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
c. Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
Menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuan pendidikan Islam tidak dapat tidak
mengajak kita berbicara tentang tujua hidup. Sebab tujuan pendidikan bertujuan untuk memelihara
kehidupan manusia. Tujuan hidup ini menurutnya tercermin dalam Q.S. Al-An’am ayat 162 yang
artinya: “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah. Ini berarti
bahwa tujuan Pendidikan Islam juga selaras dengan tujuan hidup yaitu untuk mengabdi kepada Allah”
(Hasan Langgulung, 1980).
Sejalan dengan pendapat Hasan Langgulung, M. Natsir mengatakan, bahwa perhambaan
kepada Allah yang menjadi tujuan hidup dan tujuan pendidikan bukanlah suatu perhambaan
yang memberikan keuntungan kepada obyek yang disembah, tapi perhambaan yang
mendatangkan kebahagiaan bagi yang menyembah, perhambaan yang memberikan kekuatan bagi
yang merperhambakan dirinya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa akan menjadi orang yang
memperhambakan seluruh jasmani dan rohaninya kepada Tuhan, untuk kemenangan dirinya dengan
arti yang seluas-luasnya yang dapat dicapai oleh manusia. Itulah tujuan hidup manusia di atas dunia
dan itu pulalah yang seharusnya menjadi tujuan bagi proses pendidikan (M. Natsir, 1959).
5. Hubungan antara Tujuan Hidup dengan Tujuan Pendidikan dalam Islam
Pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang di maksud nilai-nilai ialah
daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada tindakan seseorang (Hery
Noer Aly, 1999).
Tujuan pendidikan ditentukan oleh pendidik sebagai orang yang mengarahkan proses
pendidikan. Karenanya tujuan pendidikan berkaitan erat dengan nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh
pendidik di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, tujuan pendidikan tidak bisa di pisahkan dari
tujuan hidup pendidik. Tujuan pendidikan Islam sama dengan tujuan hidup yang di tetapkan oleh
Allah. Di dalam al-Qur’an Allah telah memberitahukan tujuan diadakannya atau dihidupkannya
manusia atau tujuan hidup manusia:
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S.
adz-Dzariyat, ayat 56)
Dengan demikian tujuan hidup manusia adalah untuk menjadi pengabdi Allah, menjadi pelayan
Allah, penurut kemauan Allah. Orang yang menurut kemauan Allah itu dinamakan juga taqwa. Orang
yang paling tinggi derajat nilai dirinya dan paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa (Akmal Hawi, 2005).
Pendidikan Islam bukan hanya pengajaran teoritis, melainkan juga benar-benar melakukan
pembentukan kecakapan riil yang diperlukan bagi seorang pengabdi Allah yang mendapat tugas
sebagai khalifa di bumi, pengabdi Allah dinamakan juga orang takwa itubukanlah ahli teori
keagamaan, melainkan tahu dengan jelas dan lengkap seluruh isi ajaran Allah di dalam Al-Qur’an dan
cakap mengerjakannya dalam praktek hidup sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku keluarga,
warga masyarakat dan bangsa (Akmal Hawi, 2005).
Kesimpulan
Manusia dengan kemampuan akal dan hatinya menyandang predikat sebagai makhluk pemikir
sekaligus perasa. Nilai Pendidikan Islam terletak pada keseimbangan antara aspek pemikiran dan perasaan
atau antara aspek pikir dan dzikir. Pendidikan Islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia
kepribadian Islam yang luhur. Bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan
tujuan utama manusia menurut Islam, yakni beribadah kepada Allah SWT.
Maka berdasarkan cara pandang di atas, Pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan
(integrasi) antara pendidikan aqliyah dan qalbiyah, sehingga menghasilkan manusia muslim yang pintar
secara intelektual sekaligus terpuji secara moral.
Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan Islam ini, memberi motivasi agar manusia
khususnya muslim selalu mencari ilmu hingga akhir hayat, dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah
disebutkan dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat diaplikasikan secara berkelanjutan.
Referensi
Mukodi. 2010. Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal. Yogyakarta : Magnum Pustaka.
Muslim dan Wijdan, Aden. 1997. Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial. Yogyakarta: Aditya Media
Qardawi, Yusuf. 1980. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna Terj. Jakarta: Bulan Bintang.
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Kalam Mulia.
Sidik, hasbi. Hakikat Pendidikan Islam. Arriwayah: Jurnal kependidikan, Vo. 8, No. 1 (2016).
http://e-jurnal.stainsorong.ac.id/index.php/Al-Riwayah/article/view/109
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab III, Pasal 3. Bandung:
Fokus Media.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal
1 Ayat 1.