Abstract: Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high due to low compliance of
iron supplementation in pregnant women, hence, increasing anemia prevalence among
pregnant woman. The unsuccessful program could be influenced by implementation of iron
supplementation program. This study aims to analyzed the internal and external factors, to
found alternatives strategy and priorities strategy for optimizing Iron Folate suplementation
(IFA) program in Tasikmalaya district. The research used cross sectional study, with indepth
interviews methode to IFA's stakeholders in Tasikmalaya district. Primary data were collected
by indepth interview methode with the experts. The secondary data were collected by
publication report of the relevant institution. The descriptive analysis on primary and
secondary data is used to determine the condition and application programs. Analysis of
Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) is used to formulate
strategies. Selection of alternative stretagi used SWOT methods, while the strategic priorities
used AHP. The results showed that total weighted of IFE (2.13) and EFE (2.12). The SWOT
analysis indicates that the Tasikmalaya government needs to increase commitment among
stakeholders because less effective communication among stakeholders. Strategy priorities is
increased commitments, roles and partnerships between stakeholders with a total score 0483.
—————————— ◆ ——————————
Prevalensi anemia pada ibu hamil berhubungan TTD melalui persepsi pakar di wilayah Kabupaten
secara signifikan dengan konsumsi Tablet Tambah Tasikmalaya.
Darah (TTD) (Lacerte et al. 2011). Konsumsi TTD erat
kaitannya dengan pelaksanaan program TTD mencakup B. METODE PENELITIAN
input, proses dan output yang akan mempengaruhi Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
kepatuhan dan cakupan serta outcome berupa kejadian menggunakan rancangan cross sectional study.
anemia (Haddad et al. 2011). Cakupan pemberian TTD Penelitian dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya
di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 85.1%, Provinsi Jawa Barat. Responden penelitian dipilih
pemerintah gagal dalam mencapai target cakupan yang berdasarkan purposive sampling berjumlah sembilan
ditetapkan pada tahun 2014 yaitu 95% (Kemenkes pejabat daerah pelaksana program suplementasi besi
2015). Pemerintah telah melakukan program dan tujuh pakar ahli di bidang program TTD.
penanggulangan anemia sejak tahun 1970 dengan Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview
memberikan minimal 90 TTD pada ibu hamil, namun menggunakan pedoman wawancara. Jenis data yang
kepatuhan ibu hamil untuk mengonsumsi TTD masih dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer
rendah yaitu 33.3% (Kemenkes 2013). terkait sarana prasarana, mekanisme distribusi TTD,
Berdasarkan Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu pelaporan penggunaan TTD, kuantitas dan kualitas
Tahun 2013, Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi bidan, upaya sosialisasi dan konseling kepada ibu hamil,
dalam jumlah AKI di Pulau Jawa. Tasikmalaya program aksi, anggaran, kebijakan serta peran
merupakan wilayah di Provinsi Jawa Barat dengan stakeholder internal eksternal dalam pelaksanaan dan
tingkat AKI tinggi yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup aplikasi program di Dinas Kesehatan (Dinkes)
(7.46%) tahun 2012 (Kemenkes 2013). Kabupaten Tasikmalaya. Metode analisis untuk
Berdasarkan Briawan et al. (2015) Kepatuhan mengetahui kondisi dan aplikasi program
konsumsi TTD ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya menggunakan Internal Factor Evaluation (IFE) dan
yaitu 33%, dengan prevalensi anemia lebih tinggi External Factor Evaluation (EFE).
dibandingkan dengan tingkat nasional yaitu 49.06% Penentuan rating dengan cara memberi skor 1-4
dan dikategorikan sebagai masalah kesehatan terhadap seluruh kriteria yang ada. Skor 1 hingga skor 4
masyarakat tingkat berat menurut WHO (Dinkes berturut-turut memiliki makna sangat tidak penting
Tasikmalaya 2015; WHO 2007). Peran tenaga hingga sangat penting. Penentuan rating masing-
kesehatan sebagai penyedia informasi kepada ibu hamil masing kriteria didapatkan dari perbandingan dengan
masih kurang. Disisi lain, stakeholder yang menunjang kriteria lainnya yang dinilai berdasarkan skala 0,1 dan 2.
keberhasilan program TTD, masih kurang dalam Skor 0 memiliki makna bahwa kriteria A lebih tidak
melakukan koordinasi terkait program TTD. Hal ini penting dibanding kriteria B, skor 1 bermakna
dapat menjadi indikasi tingkat keberhasilan program kriteria A sama pentingnya dengan kriteria B dan
TTD di Kabupaten Tasikmalaya masih rendah. skor 2 memiliki makna bahwa kriteria A lebih
Tingkat keberhasilan program TTD pada masing- penting daripada kriteria B. Bobot IFE dan EFE
masing wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor. didapatkan dari perkalian antara skor dan rating.
Pengalaman berbagai negara menunjukkan kepatuhan Langkah terakhir adalah merumuskan alternatif
dan cakupan TTD yang rendah karena program strategi menggunakan SWOT. Informasi dikumpulkan
suplementasi besi tidak selalu berjalan. Beberapa oleh peneliti dengan melakukan wawancara indepth
elemen umum dari kesuksesan program suplementasi interview pada pakar. Wawancara dilakukan sebanyak
besi yang muncul dari pengalaman berbagai negara dua kali, yaitu untuk menentukan faktor internal dan
antara lain dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal pada program suplementasi besi yang sedang
perencanaan pemerintah yang komprehensif terkait berjalan, serta untuk menentukan prioritas strategi
kebijakan, sarana prasarana, sumberdaya manusia, keberhasilan program suplementasi besi di Kabupaten
anggaran, peran stakeholder, pendistribusian, prosedur Tasikmalaya. Wawancara dilakukan selama satu sampai
kerja, komitmen, serta adanya sistem pengawasan dan dua jam untuk setiap pertemuan dengan pakar.
pengontrolan (Haddad et al. 2011; Hatta et al. 2014;
Kautshar et al. 2013). C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berbagai penelitian tentang sistem pakar dapat 1. Kondisi Faktor Internal
membantu menemukan strategi untuk memecahkan Berdasarkan hasil wawancara diperoleh beberapa
berbagai permasalahan. Penelitian yang dilakukan faktor strategis dalam rangka mengoptimalkan program
Makkasau tentang penggunaan sistem pakar dalam tablet tambah darah di Kabupaten Tasikmalaya. Faktor
menentukan prioritas program kesehatan dapat strategis tersebut terdiri dari faktor internal yang
menghasilkan strategi optimalisasi program kesehatan meliputi kekuatan dan kelemahan (Tabel 1).
di Kota Ternate (Makkasau 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan
menemukan strategi terbaik untuk perbaikan program
Baiq Fitria Rahmiati, Strategi Perbaikan Program... 55
salah satunya yaitu kerjasama yang baik secara internal pemerintahan dan teknologi oleh para pemangku
(Haddad et al. 2011). kepetingan (Rangkuti 2015). Peluang yang diperoleh
Faktor kelemahan yang memiliki skor tertinggi yaitu: 1) terdapat Permenkes No 97 Tahun 2014 tentang
adalah kurangnya upaya sosialisasi dan promosi TTD suplementasi besi pada ibu hamil menyatakan bahwa
pada ibu hamil. Hal ini terjadi karena keterbatasan setiap ibu hamil wajib diberikan minimal 90 tablet besi
dana yang dianggarkan sehingga upaya sosialisasi tidak selama masa kehamilan hingga masa nifas; 2) anggaran
mampu menjangkau seluruh ibu hamil. Sosialisasi yang pendukung dari dana desa dapat digunakan untuk
baik merupakan bagian yang sangat menentukan ibu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 3)
hamil mau atau tidak mengonsumsi TTD (Dureja et al. terdapat komitmen Bupati dan Bappeda, tentang
2016; Priya et al. 2016). Total skor yang dihasilkan dari pelaksanaan program suplementasi besi. Komitmen
Internal Factor Evaluation adalah 2,13 (<2,5), menjadi dasar keberhasilan suatu program sesuai yang
mengindikasikan bahwa program TTD lemah secara disampaikan dalam Guideline Iron Suplementation
internal, belum memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh Stoltzfus dan Dreyfuss (2011).
secara maksimal dan tidak mengurangi kelemahan yang Ancaman yang diperoleh yaitu: 1) manajemen
terdapat dalam internal program (Rangkuti 2015). waktu pemesanan suplemen besi tidak terencana
dengan baik. Kekosongan suplemen besi salah satunya
2. Kondisi Faktor Eksternal disebabkan oleh manajemen waktu yang ditetapkan
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh beberapa oleh pusat. Berdasarkan aturan yang telah dibuat,
faktor strategis dalam rangka mengoptimalkan program proses pemesanan dilakukan bulan Oktober
tablet tambah darah di Kabupaten Tasikmalaya. Faktor sebelum tahun anggaran berjalan dan jika terjadi
strategis tersebut terdiri dari faktor eksternal yang kekurangan stok dapat memesan lagi pada trimester
meliputi peluang dan ancaman (Tabel 2). tiga yaitu bulan Juli pada tahun anggaran yang sedang
berjalan.
TABEL 2 Hal ini menjadikan di Kabupaten Tasikmalaya
Tabel External Factor Evaluation terjadi kekosongan stok suplemen; 2) komitmen kurang
Peluang (Opportunity) Bobot Rating Skor dari rekanan untuk menyediakan suplemen besi.
a. Permenkes tentang 0.122 0.366 Kementerian Kesehatan menerbitkan spesifikasi
seruan mengonsumsi 3 suplemen besi baru yaitu kandungan setara dengan 60
TTD bagi ibu hamil mg besi elemental dan 0.4 mg asam folat. Suplemen
b. Anggaran pendukung 0.143 0.286 besi spesifikasi baru yang dikirim oleh rekanan bermerk
2
penyediaan TTD Lexavit isi 10 dalam kemasan blister. Namun rekanan
c. Komitmen Bupati, 0.265 0.795 tidak mampu memenuhi seluruh pesanan Kabupaten
Bapeda, Camat, Kepala Tasikmalaya; 3) komunikasi yang kurang lancar antar
puskesmas tentang 3 stakeholder. Komunikasi antar stakeholder merupakan
pelaksanaan program kunci kesuksesan program suplementasi besi. Karena
TTD masalah gizi bukan hanya tanggung jawab Dinas
d. Kerjasama lintas 0.224 0.224 Kesehatan, namun merupakan tanggung jawab
sektor menangani stakeholder di luar kesehatan. Berdasarkan wawancara
1
masalah anemia dan yang dilakukan pada seluruh pemangku kepentingan,
program TTD didapatkan data bahwa terjadi komunikasi yang belum
Ancaman (Threats) efektif antar lintas stakeholder.
a. Manajemen waktu 0.042 0.042 Faktor peluang yang memiliki skor tertinggi adalah
pemesanan TTD tidak 1 terdapat komitmen Bupati, Bapeda, Camat, Kepala
terencana dengan baik puskesmas tentang pelaksanaan program TTD. Hal ini
b. Komunikasi yang 0.122 0.244 karena stakeholder tersebut telah mengetahui dan
kurang lancar antar 2 menyepakati secara bersama bahwa program TTD
stakeholder kaitannya dengan anemia menjadi salah satu faktor AKI
c. Komitmen kurang dari 0.082 0.164 di Kabupaten Tasikmalaya. AKI digunakan sebagai
rekanan untuk 2 indikator keberhasilan daerah. Oleh karena itu,
menyediakan TTD terdapat kesepakatan bahwa penyebab AKI harus
Total Skor 1 2.121 diatasi. Komitmen menjadi dasar keberhasilan suatu
Sumber : Data Primer, 2016 program sesuai yang disampaikan dalam guideline iron
suplementation (Haddad et al. 2011).
Evaluasi faktor eksternal didapatkan dari beberapa Faktor ancaman yang memiliki skor tertinggi
peluang dan ancaman faktor yang memengaruhi adalah komunikasi yang kurang baik antar stakeholder,
program suplementasi besi, dinilai berdasarkan ditandai dengan beberapa stakeholder terkait masih
persoalan ekonomi, sosial, demografi, lingkungan, menganggap permasalahan kesehatan yang kaitannya
Baiq Fitria Rahmiati, Strategi Perbaikan Program... 57
dengan program TTD merupakan tanggung jawab mengaksikan kegiatan kegiatan yang dapat
Dinas Kesehatan saja. Hal ini ditandai dengan meningkatkan kepedulian ibu hamil mengonsumsi TTD.
stakeholder di luar Dinas Kesehatan tidak mengetahui
informasi, kebutuhan, serta apa yang mereka harus Prioritas Strategi Perbaikan Program TTD
lakukan untuk membantu mengoptimalkan program. Penyusunan prioritas strategi bergantung pada
Total skor yang dihasilkan dari External Factor imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk
Evaluation adalah 2,121. Total skor 2,121 kurang dari menyusun hierarki suatu masalah pada logika, intuisi
nilai rata-rata yang ditetapkan yaitu 2,5. Total skor dan pengalaman untuk memberikan pertimbangan.
tersebut mengindikasikan bahwa secara eksternal, Prioritas strategi yang dihasilkan menunjukan bahwa
pelaksanaan program TTD belum merespon dengan Kabupaten Tasikmalaya perlu meningkatkan komitmen,
sangat baik terhadap peluang dan tidak menghindari peran dan kemitraan antar stakeholder untuk
ancaman eksternal yang ada. Program TTD di mengoptimalkan program tablet tambah darah dengan
Kabupaten Tasikmalaya belum secara efektif jumlah bobot 0.483 (Gambar 1). Prioritas strategi ini
mengambil keuntungan dan belum menghindari dapat dijalankan dengan memaksimalkan peran dan
ancaman eksternal yang muncul (Rangkuti 2015). komunikasi antar stakeholder. Hal ini sesuai yang
disampaikan oleh Dureja et al bahwa peranan berbagai
Alternatif Strategi Perbaikan Program TTD stakeholder mampu menga mampu meningkatkan
Alternatif strategi dihasilkan melalui tahap kepatuhan konsumsi TTD (Dureja et al. 2016).
pencocokan pada faktor internal dan eksternal (Tabel 3). Tujuan Perbaikan Program TTD
Analisis didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
Sarana Prasarana Sumberdaya Manusia Kebijakan Peran stakeholder
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat Kriteria
(0,252) (0,063) (0,289) (0,086)
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman Keterse- Keterse- Pembi- Prog. Keme
Alat test Alat Penget. Konseling Angga- NGO
(Threats) (Rangkuti 2015). Alternatif Hb konseling
diaan
TTD
diaan
Nakes
Nakes Nakes
naan
Nakes
Aksi
(0,18
ran
Dinkes Bidan Peneliti
(0,029) (0,017) (0,005)
(0,007
nag Bappeda
(0,007 (0,021)
(0,033) (0,037) (0,103) (0,126) (0,102) )
(0,179) (0,083) (0,061) 7) )
TABEL 3
Tabel Strength, Weakness, Opportunity, Threats Strategi
Peningkatan komitmen, peran Peningkatan sarana prasarana
Peningkatan kapasitas tenaga Peningkatan program aksi
dan kemitraan stakeholder pendukung TTD
Kekuatan (S) Kelemahan (W) (0,483) (0,180)
kesehatan (0,148) (0,190)
[17] Puspitaningrum D, Damayanti FN, Mustika DN. 2013. tentang Faktor dan Strategi Perbaikan Program Suplementasi Besi
Efektivitas pemberian tablet Fe dalam meningkatkan Ibu Hamil dengan Kasus di Kabupaten Tasikmalaya.
kadar haemoglobin pada ibu hamil trimester II dan
trimester III dengan anemia di Puskesmas Bangetayu
Kecamatan Genuk tahun 2013. Media Gizi Pangan.
8(1):7-11.
[18] Rangkuti F. 2015. Teknik Membedah Kasus Bisnis
Analisis SWOT. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
[19] Rush D. 2000. Nutrition and maternal mortality in the
developing world. Am J Clin Nutr. 72(suppl):21–40.
[20] [WHO] World Health Organization. 2007. Worldwide
prevalence of anemia 1993–2005: WHO Global
Database on Anemia [Report]. Geneva World Health.