KARKAS
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Novaliayanas (18410019)
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARMASIN
i
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Abattoir dan Teknik Perecahan Karkas.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
terutama kepada dosen saya Ibu Fitriani yang telah memberikan saya bimbingan
dalam proses pembuatan makalah ini. Mungkin pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................ 2
C. TUJUAN..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. PERSIAPAN RPH DAN PERSIAOAN TERNAK SEBEUM
DIPOTONG................................................................................. 3
B. TEKNIK PEMOTONGAN RUMINANSIA BESAR................. 3
C. TEKNIK PEMOTONGAN RUMINANSIA KECIL.................. 5
D. TEKNIK PEMOTONGAN TERNAK UNGGAS...................... 6
E. MEMBEDAKAN ASAL DAGING............................................ 7
F. PEMIIHAN HASIL PEMOTONGAN TERNAK....................... 10
G. MANFAAT HASIL PEMOTONGAN TERNAK...................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................. 13
A. KESIMPULAN........................................................................... 13
B. SARAN....................................................................................... 13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Potong Hewan merupakan salah satu hal penting dari tujuan
higiene daging yaitu untuk memperoleh kualitas daging yang aman, sehat,
utuh dan halal (ASUH). Rumah Potong Hewan adalah tempat yang
digunakan untuk kepentingan umum yang prosesnya disesuaikan dengan
peraturan–peraturan daerah setempat serta dibawah pengawasan petugas
Pemerintah Daerah Setempat. Pemotongan hewan merupakan kegiatan untuk
menghasilkan daging hewan yang terdiri dari pemeriksaan ante-mortem,
penyembelihan, penyelesaian penyembelihan dan pemeriksaan post-
mortem. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyembelihan ternak
adalah ternak harus sehat, ternak yang sudah tidak produktif lagi dan ternak
yang disembelih dalam keadaan darurat. Selain itu, ternak harus tidak dalam
keadaan lelah atau habis dipekerjakan sehingga harus diistirahatkan.
1
Prosedur penyembelihan di rumah potong hewan antara lain sebagai
berikut : (1) penurunan hewan, hewan diturunkan ditempat penurunan hewan,
dilakukan pemeriksaan surat keterangan asal hewan; (2) pengistirahatkan
hewan, dilakukan kurang lebih 10 jam, hewan dipuasakan dan boleh diberi air
minum; (3) pemeriksaan antemortem, dilakukan oleh dokter hewan atau
keurmaster rumah potong hewan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan pemotongan ternak?
2. Bagaimana proses pemotongan pada ternak berlangsung.
3. Mengapa proses pemotongan dapat berpengaruh terhadap kualitas daging?
4. Tujuan penulisan
1. Mengetahui bagaimana proses pemotongan pada setiap jenis ternak, mulai
dari ternak unggas, ternak kecil dan ternak besar
2. Menganalisa berbagai macam pemotongan dan perlakuan pada setiap
pemotongan.
3. Menyimpulkan pengaruh pemotongan terhadap kualitas daging.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ternak yang disebelih tidak boleh dalam keadaan lelah atau habis
diperkerjakan, ternak harus diistirahatkan dengan tujuan:
Dua dasar ternak diistirahatkan sebelum disebelih, yaitu dipuasakan dan tanpa
dipuasakan, maksud pemuasan ternak adalah:
3
1. Untuk memperoleh bobot tubuh/kosong yaitu bobot tubuh setelah
dikurangi isi saluran pencernaan, isi kandung kemih/kencing dan isi
saluran empedu.
2. Untuk proses penyembihan, terutama ternak yang agresif atau liar karena
dengan dipuasakan ternak menjadi lebih tenang.
4
3. Cara pembiusan
4. Menggunakan arus listerik
5
2. Pengeluaran darah sebanyak mungkin
3. Pemisahan kepala dari tubuhnya setelah ternak benar – benar mati
4. Penyiapan karkas termasuk pengulitan ternak
Ternak unggas seperti : angsa, itik , ayam dan kalkun sebaiknya diistirahatkan
dulu sebelum dipotong. Cara pemotongan yaitu memotong arteri karotis, vena
jugolaris dan oesofagus, pada saat penyelembihan darah harus keluar
sebanyak mungkin dan secara sempurna, selesai darahnya keluar maka
dilakukan pembersihan bulu dan untuk mempermudah pencabutan bulu ternak
unggas dicelupkan dalam air hangat antara 50 – 80 C.
Ada tiga macam perendaman air hangat (scanding) tergantung umur dan
kondisi unggas, yaitu:
6
2. Perendaman dalam air agak panas 55 – 60 0 C selama 45 – 90 detik, untuk
ayam tua.
3. Perendaman dalam air panas 60 – 80 0 C selama 5 – 30 detik, kemudian
dimasukkan dalam air dingin agar kulit tidak masak. Cara ini digunakn
untuk itik dan angsa,
4. Untuk ayam broiler perendaman air hangat dilakukan cukup pada suhu 50
– 54 0 C selama 30 detik. Perendaman dengan suhu lebih tinggi dari 58 0
C dapat menyebabkan kulit menjadi gelap, lekat dan mudah diserang
bakteri sehingga perendaman pada suhu tinggi antara 70 – 80 0 C hanya
dilakukan terhadap ternak unggas yang berkualitas rendah.
a. Pengulitan di lantai
b. Pengulitan di gantung
c. Pengulitan menggunakan mesin.
7
dicuci dan diperiksa apakah ada penyakit, selanjutnya daging pipi, lidah,
otak, mata diambil sebagai produk sampingan (komponen non karkas)
2. Pemisahan ekor: pemisahan ekor dilakukan dengan membuka kulit ekor
dengan cara membuat sayatan m,emutar pada anus, untuk jangan terjadi
kontaminasi feses dengan karkas, maka anus dipisahkan dengan cara
memotong sampai menembus kulit antara otot sekitar anus dan ujungnya
diikat.
3. Pemisahan kaki : pemisahan ke 4 kaki pada bagian persendian tulang
cannon, pada kaki depan pada persendian carpo metacarpal dan kaki
belakang pada persendian tarso metatarsal.
a. Pengulitan Ada 3 tipe pengulitan yang digunakan:
1. Up – puller adalah pengulitan dengan cara menfaatkan berat karkas
untuk menekan dan melepas kulit dari leher sampai ke pinggang
2. Down- Puller adalah pengulitan dari tungging dengan mengunakan
tangan
3. Side – Puller adalah pengulitan dengan cara menarik kulit dari perut
(Vetral) mengarah ke sisi perut terus kea rah punggung (dorsal)
b. Pengeluaran organ dalam atau Eviserasi
Sapi yang telah dipotong tanpa darah, kapala, empat kaki bagian
bawah pada daerah carpus dan tarsus, kulit dan organ – organ viscera
kecuali ginjal dan alat produk sampingan (By-product). Produk sampingan
8
adalah hati, jantung, ginjal thymus, pancreas, darah dan lemak. Sedangkan
yang tidak dapat dimakan antara lain adalah kaki, tanduk, dan kuku.
Karkas dibelah menjadi dua bagian : yaitu karkas bagian kanan dan
kiri dengan gergaji pembelah karkas tepat melalui garis tengah punggung.
Gergaji pemelah karkas disebut carcass splitting SAW, karkas yang sudah
dibelah dicuci dan ditimbang kemudian dibungkus.
Pada ternak unggas pemilahan adalah: kloaka atau visera atau jerohan
dikeluarkan, kemudian dilakukan pemisahan organ hati dan empedu, empedal
dan jantung. Isi empedal harus dikeluarkan, juga empedu dipisahkan dengan
hati, lalu dibuang. Paru – paru, ginjal (dapat ikut karkas), testes (pada ayam
jantan) atau ovarium (betina) dapat dipisahkan dari columna vertebralis.
Sealin kepala, leher dan kaki juga dipisahkan. Apabila ternak segera
dikonsumsi, maka karkas unggas da60 – 80 0 Cpat didinginkan dengan
9
memasukkan ke dalam cairana air dan es. Setelah dingin, leher dan giblet
yaitu jantung, hati dan empedal (empela) dapat dilengkapi dengan melilitkan
usus, kemudian dimasukkan ke dalam karkas.
1. Daging sapi yang baik berwarna merah terang, seratnya halus dan
lemaknya berwarna kekuningan. Daging yang kaku dan berwarna gelap
menunjukkan bahwa penyembihan dilakukan pada kondisi yang tidak
tepat.
2. Daging kerbau yang baik berwarna merah tua, seratnya lebih kasar
dibandingkan serat daging sapi, sedangkan lemaknya berwarna kuning
dank eras. Umumnya tetstur daging kerbau lebih liat dari ternak lainnya
karena disembelih pada umur tua.
3. Daging kambing berwarna lebih gelap dibandingkan warna daging sapi,
dengan serat halus dan lembut.
10
tidak layak dimakan dapat dipproses dan dimanfaatkan menjadi produk yang
bernilai ekonomi cukup tinggi.
Proses penanganan limbah RPH cair dan padat menggunakan anaerobic untuk
menurunkan pencemaran tinggi dalam air limbahnya.
Pengolahan (pengoposan bahan padat) dan/ atau penggunaan bahan dan rasio
campuran, pemisahan bahan padat dilakukan sebelum atau sesudah
11
pengolahan anaerobic melalui proses tahapan, dehidrasi isi rumen segar atau
hasil olahan anaerobic dengan menggunakan “ screw-press” ( Sahwan, 1993).
Limbah padat dan cair dari suatu rumah potong hewan, adalah bahan yang
ideal untuk diolah dengan proses biologis.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13