Anda di halaman 1dari 66

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGETAHUAN IBU


MELALUI EDUKASI PERAWATAN BAYI DENGAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG
PERINATOLOGI BLUD RSUD
PANDEGA PANGANDARAN

Oleh:
Annisa Ayu Muvira, S.Kep., Ners
NIP. 199607192022032016

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Pangandaran


Angkatan X Tahun 2022

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI PUSAT


PENDIDIKAN ADMINISTRASI
BANDUNG 2022
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN KEMAMPUAN PESERTA DALAM


MEMBUAT RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS

Nama Peserta : Annisa Ayu Muvira, S.Kep., Ners

Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Tempat Aktualisasi : BLUD RSUD Pandega Pangandaran

Saya menilai peserta pelatihan dasar CPNS tersebut :

Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak Mampu

Membuat Rancangan Aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar CPNS


dalam menyelesaikan Isu yang telah ditetapkan, dengan penjelasan
sebagai berikut :
1. Rancangan sudah sesuai bidang tugasnya
2. Siap diseminarkan

Bandung, 6 Agustus 2022


Coach

TINA ROSADINA, S.IP


AKP/90080297

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi Habituasi dengan judul “Optimalisasi Pengetahuan
Ibu Melalui Edukasi Perawatan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran”. Sholawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi Habituasi ini merupakan
tahapan dalam menyelesaikan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
yang tidak lepas dari dukungan pengarahan, bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tentunya memberikan kelancaran dalam penulisan
rancangan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Komisaris Besar Polisi Drs. Taufik Supriyadi selaku Kepala Pusat
Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
yang telah mendukung Kegiatan Latsar CPNS;
2. AKBP Grace K.D Rahakabau, S.IK., M.Si., selaku Wakil Kepala Pusat
Pendidikan Administrasi Lemdiklat Polri;
3. AKBP Henny Purwanti, S.IK., M.Si., selaku Kepala Bagian Pendidikan
dan Pelatihan Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung;
4. AKBP Rachmat Kurniawan, S.S, S.H, M.H., M.AP., selaku Kepala
Bagian Gadik Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung;
5. AKBP Endang Sriyani, S.H, M.AP., selaku Kepala bagian Pembinaan
Peserta didik Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung;
6. AKP Tina Rosadina, S.IP., selaku coach yang senantiasa membimbing
dan memberi arahan dengan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
demi terwujudnya rancangan aktualisasi ini;
7. H. Agus Maliana, S.Kep., Ners., M.M., selaku mentor penulis yang
senantiasa membimbing, memberi arahan serta motivasi demi
terwujudnya rancangan aktualisasi ini;

v
8. Elis Masripah, AMd. Kep., selaku Kepala Ruangan Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran yang senantiasa memberikan arahan
serta dukungan demi terwujudnya rancangan aktualisasi ini;
9. Iptu Taufik Ali Wardana, S.Sos., selaku tutor agenda 3;
10. Kompol Reni Ayi Heryani SE., S.Ik., Msi., selaku tutor agenda 2;
11. Penata I David Pardede, S.Th., selaku tutor agenda 1;
12. Bapak dan Ibu Penyelenggara, Widyaiswara Pusdikmin Lemdiklat
Polri dan semua panitia Pusdikmin Lemdiklat Polri;
13. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan
dukungan, kasih sayang dan do’a tanpa henti;
14. Rekan kerja di RSUD Pandega Pangandaran yang senantiasa
memberikan semangat dan motivasi selama mengikuti Diklatsar;
15. Rekan peserta Latsar CPNS Kabupaten Pangandaran Tahun 2022
khususnya Gelombang III Angkatan X kelompok IV yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi selama mengikuti Diklatsar;
16. Semua pihak yang telah membantu dan mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan rancangan aktualisasi habituasi ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa
mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua amal
kebaikan kita semua serta laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat dan
menjadi kegiatan yang solutif bagi kita semua.

Bandung, 6 Agustus 2022


Penulis

Annisa Ayu Muvira, S.Kep., Ners


NIP. 199607192022032016

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………….. ii
PENILAIAN DESKRIPTIF PEMBIMBING (COACH)…………………...… iii
PENILAIAN DESKRIPTIF PEMBIMBING (MENTOR)…………………… iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………….… v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… x
I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………… 1
1. Kondisi sekarang………………………………………….…… 3
2. Kondisi yang diharapkan……………………………………… 9
3. Isu yang diangkat………………………………………….…… 10
B. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN………………………… 14
1. Visi BLUD RSUD Pandega Pangandaran……………..…… 14
2. Misi BLUD RSUD Pandega Pangandaran…………….…… 14
3. Tugas pokok, fungsi dan peran………………………….…… 14
4. Struktur Organisasi………………………………………..…… 21
C. TUJUAN AKTUALISASI…………………………………………… 23
D. MANFAAT AKTUALISASI…………………………………….…… 23
1. Manfaat bagi peserta latsar…………………………………… 23
2. Manfaat bagi organisasi…………………………………..…… 24
E. RUANG LINGKUP……………………………………………..…… 24
II. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI HABITUASI…………… 25
A. GAMBARAN UMUM KEGIATAN AKTUALISASI……………… 26
B. KEGIATAN RENCANA AKTUALISASI ………………………… 26
1. Memberikan sosialisasi kepada petugas di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pangandaran.………………… 26

vii
2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai perawatan
bayi BBLR di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran………………………………………………… 30
3. Memberikan edukasi mengenai manajemen laktasi
kepada orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran……………………………… 34
4. Memberikan edukasi mengenai perawatan bayi di
Rumah kepada orang tua pasien di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran………. 39
5. Melakukan edukasi dan demonstrasi PMK (perawatan
metode kangguru) kepada ibu bayi di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran……… 44
6. Monitoring hasil evaluasi pelaksanaan pemberian
edukasi mengenai perawatan bayi BBLR di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran……… 48
C. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI……..… 53
III. PENUTUP…………………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 56

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sepuluh Besar Penyakit pada Tahun 2022……………………. 4


Tabel 1.2 Jumlah Pasien BBLR dan PMK pada Tahun 2021…………… 5
Tabel 1.3 Penerapan Isu dengan Analisis USG………………………….. 12
Tabel 2.1 Jadwal Rancangan Aktualisasi Habituasi…………………….. 53

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lembar edukasi yang belum terisi…………………………… 6


Gambar 1.2 Belum optimal penggunaan spalk…………………………… 7
Gambar 1.3 Belum optimal pelabelan selang OGT……………………… 8
Gambar 1.4 Struktur organisasi BLUD RSUD Pandega Pangandaran.. 22

x
1

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi
pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. Setelah disahkannya (UU) ASN, Aparatur Sipil
Negara memiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas
dunia, berintegritas tinggi non parsial dalam melaksanakan tugas,
berbudaya kerja tinggi non parsial dan kesejahteraan tinggi, serta
dipercaya publik dengan dukungan SDM. Peraturan baru tentang
ASN tertuang dalam UU No. 5 tahun 2014 menghendaki bahwa
ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk
kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi
pelayanan publik.
Fungsi ASN salah satunya adalah sebagai pelayan publik,
ASN dituntut untuk profesional dan kompeten pada bidangnya
dalam melaksanakan pekerjaannya maka ASN harus memiliki
nilai-nilai dasar ASN yang dikenal dengan BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif). Selain itu, kedudukan peran PNS
sebagai bagian dari NKRI yaitu Manajemen ASN, dan SMART
ASN. Diharapkan seluruh ASN dapat menerapkan nilai-nilai dasar
ASN BerAKHLAK dalam peran dan kedudukannya sebagai ASN.
Aparatur Sipil Negara di Indonesia tersebar di berbagai
instansi-instansi pemerintahan, salah satunya tenaga kesehatan
yang melaksanakan tugas di Rumah Sakit Umum Daerah sebagai
layanan kesehatan untuk pasien dan keluarga pasien.
2

Sebagai ASN tentu harus memberikan kontribusi terbaik


untuk pertumbuhan negeri sesuai dengan kapabilitas,
kemampuan bidangnya masing-masing dalam menyelesaikan
persoalan yang sedang dihadapi. Kontribusi bukanlah sebuah
materi yang terlihat tapi ikut andil dalam mendukung kebijakan
pemerintah demi kebaikan pasien dan keluarga pasien, mau
bergerak sesuai tugas pokok, peran dan fungsi yang sudah
diamanatkan dalam tugas dan jabatannya, dan meyakini bahwa
sekecil apapun kontribusi yang dilakukan, akan berdampak pada
hal-hal yang perlu diselesaikan dengan segera.
Salah satu tantangan kita semua di bidang kesehatan saat
ini adalah Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang
didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500
gram (Setyarini and Suprapti, 2016). BBLR menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang signifikan secara global dan
berhubungan dengan berbagai konsekuensi jangka pendek
maupun jangka panjang. BBLR memiliki risiko lebih tinggi
mengalami kematian, keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan selama masa kanak-kanak (Rajashree, 2015).
Secara keseluruhan, diperkirakan 15-20% dari seluruh
kelahiran di dunia mengalami BBLR, yang mewakili lebih dari 20
juta kelahiran per tahun (World Health Organization, 2012).
Berdasarkan data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa kejadian
BBLR di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 6,2%.
Berdasarkan data dari 10 besar penyakit pasien di BLUD RSUD
Pandega Pangandaran pada tahun 2022 kasus BBLR menempati
posisi ke 6 dengan 101 kasus. BBLR juga menjadi kasus penyakit
yang memerlukan perawatan terlama di ruang perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran.
3

Menanggapi isu tersebut, tentu BLUD RSUD Pandega


Pangandaran yang merupakan satu-satunya rumah sakit milik
pemerintah yang ada di Kabupaten Pangandaran yang menjadi
pusat rujukan dari berbagai wilayah di Kabupaten Pangandaran,
memiliki tugas untuk membantu meningkatkan kualitas hidup
BBLR agar terjadi penurunan angka kematian dan keterlambatan
pertumbuhan maupun perkembangan BBLR di Kabupaten
Pangandaran.
1. Kondisi sekarang
Saat ini penulis bertugas sebagai Perawat Ahli
Pertama di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan
selama satu minggu, penulis menemukan beberapa
isu/masalah di BLUD RSUD Pandega Pangandaran, yaitu:
a. Kurangnya Pengetahuan Ibu mengenai Perawatan Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
Berdasarkan pengambilan data awal di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega periode
Januari–Desember 2021 menunjukan kejadian BBLR
berjumlah 480 pasien dari 2.394 jumlah pasien masuk.
Adapun data kelahiran BBLR di BLUD RSUD Pandega
periode Januari-Mei 2022 berjumlah 201 kasus. Angka
Kematian Bayi (AKB) selama tahun 2021 di BLUD RSUD
Pandega Pangandaran tercatat 51 kasus. BBLR menjadi
salah satu penyebab Penyakit yang sangat kompleks dan
memberikan kontribusi pada tingginya angka kasus
kesakitan dan kematian pada bayi.
Upaya pemerintah dalam mengurangi angka
kematian pada BBLR diantaranya melalui penemuan
kasus sedini mungkin dan penatalaksanaan perawatan
4

bayi BBLR. Berikut ini data yang menunjukan 10 besar


penyakit pada tahun 2022 di BLUD RSUD Pandega
Pangandaran.

Tabel 1.1
10 Besar Penyakit pada Tahun 2022
di BLUD RSUD Pandega Pangandaran

Jumlah
No Deskripsi
Kunjungan
Fetus and newborn affected by
1 325
caesarean delivery
Infection specific to the perinatal
2 258
period, unspecified
3 Singleton, born in hospital 202
Fetus and newborn affected by
4 complication of labour and delivery, 192
unspecified
5 Neonatal jaundice, unspecified 107
6 Other low birth weight 101
Gastroenteritis and colitis of
7 59
unspecified origin
8 Dengue haemorrhagic fever 51
9 Bronchopneumonia, unspecified 45
10 Thalassaemia 32
( Sumber: Data Pelayanan BLUD RSUD Pandega Pangandaran, 2022)

Tingginya kasus BBLR menjadi perhatian khusus


terhadap upaya penatalaksanaan perawatan bayi BBLR.
Hal ini tidak akan berjalan jika hanya dilakukan oleh
instansi terkait seperti rumah sakit ataupun pemerintah
saja sehingga diperlukan keterlibatan orang tua pasien
khususnya ibu bayi. Dengan adanya pendidikan,
bimbingan, dan pendampingan tentang perawatan BBLR
diharapkan keluarga pasien khususnya ibu bayi mampu
melakukan perawatan BBLR secara mandiri pasca rawat
inap atau setelah bayi di rumah.
5

Indikator keberhasilan perawatan BBLR yaitu;


peningkatan berat badan 20 gram per hari, mampu minum
per oral, tidak ada infeksi yang menyertai serta Ibu sudah
bisa melakukan PMK (perawatan metode kanguru)
dengan baik. Berikut data pasien BBLR dan PMK di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
2021.
Tabel 1.2
Jumlah Pasien BBLR dan PMK
di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran

Dilakukan PMK
No Bulan Pasien BBLR
Ya Tidak

1 Januari 31 26 5

2 Februari 35 32 3

3 Maret 48 47 1

4 April 41 39 2

5 Mei 34 33 1

6 Juni 36 34 2

7 Juli 38 30 8

8 Agustus 52 48 4

9 September 39 32 7

10 Oktober 42 41 1

11 November 43 42 1

12 Desember 41 40 1

Jumlah 480 444 36

(Sumber: Laporan BLUD RSUD Pandega Pangandaran, 2021)


6

Berdasarkan data jumlah pasien BBLR dan PMK di


Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
tahun 2021, terdapat 36 pasien yang belum dilakukan
PMK. Hal ini akan menjadi salah satu penyebab tidak
tercapainya indikator keberhasilan perawatan BBLR.
Adapun berdasarkan hasil pengamatan penulis, masih
terdapat lembar edukasi yang belum terisi sehingga dapat
menjadi bahan masukan bagi para petugas ruangan.

Gambar 1.1
Foto lembar edukasi yang belum terisi di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran

Pemahaman dan pengetahuan ibu mengenai


perawatan bayi BBLR di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran masih memiliki respon yang
berbeda. Berdasarkan pengamatan penulis selama
bertugas di ruang Perinatologi masih ada ibu yang takut
untuk menyusui karena bayi terlalu kecil, takut
menggendong bayi, mengeluh lecet pada payudara saat
menyusui, panik ketika bayi belum menemukan puting
payudara ibu. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi untuk meningkatkan penyuluhan mengenai
penatalaksanaan perawatan bayi BBLR.
7

Ibu yang memiliki bayi dengan kondisi BBLR


tentunya memerlukan dukungan orang sekitar terutama
dukungan tenaga kesehatan dalam merawat bayi
terutama pada masa awal setelah persalinan. Dukungan
yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu
dukungan edukasi seperti cara merawat bayi yang
mengalami BBLR, dukungan emosional seperti
memberikan semangat dan motivasi supaya ibu tidak
putus asa atau khawatir dalam merawat bayinya dan
dukungan sarana prasarana seperti alat khusus yang
digunakan untuk bayi yang mengalami BBLR.
b. Belum Optimalnya Penggunaan Spalk di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran.

Gambar 1.2
Foto belum optimal penggunaan spalk di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran

Memasang infus bayi bukan merupakan hal mudah


karena bayi memiliki vena yang kecil dan rapuh. Sehingga
diperlukan fiksasi menggunakan bidai spalk untuk
membatasi pergerakan akses vena agar tetap pada
posisinya serta mencegah gerakan tidak perlu yang
menyebabkan infiltrasi dan peradangan.
Berdasarkan pengamatan penulis, masih ada
fiksasi infus bayi yang belum menggunakan spalk di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pangandaran. Hasil
wawancara dengan beberapa perawat menuturkan bahwa
8

faktor penyebabnya dikarenakan spalk belum tersedia di


farmasi sehingga perawat harus membuat spalk sendiri
yang mana memerlukan waktu untuk membuat spalk yang
dalam pengaplikasiannya seringkali terhambat oleh
kondisi ruangan yang sibuk.
c. Belum Optimalnya Pelabelan Waktu Pemasangan Selang
OGT (Orofaringeal Gastric Tube) di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran.

Gambar 1.3
Foto belum optimal pelabelan waktu pemasangan selang OGT di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran

Selang OGT (Orofaringeal Gastric Tube) atau biasa


dikenal dengan istilah sonde adalah selang khusus yang
dimasukkan melalui mulut melewati tenggorokan lalu
kerongkongan dan menuju ke dalam perut (lambung).
Selang tersebut digunakan untuk memberikan makanan
dalam bentuk cair, obat, dan cairan. Selain itu
pemasangan selang OGT dapat bertujuan untuk
mengeluarkan produk dari lambung. Jangka waktu
pemasangan selang OGT hanya selama 7 hari, setelah itu
selang harus diganti (Oldy Mutiara Dewi, 2021).
Berdasarkan SOP pemasangan OGT harus
didokumentasikan waktu pemasangannya dan pemberian
label pada selang dengan tujuan perawat dapat
9

mengetahui waktu pemasangan selanjutnya dalam rangka


pencegahan infeksi
Dari hasil pengkajian, observasi langsung,
wawancara dengan petugas bahwa pelabelan tidak
dilakukan karena media penulisan (plester) sulit untuk
ditulis. Belum adanya dokumentasi penulisan waktu
pemasangan OGT sehingga pelabelan waktu
pemasangan OGT belum optimal.
2. Kondisi yang diharapkan
Berdasarkan isu yang ditemukan tersebut, peran
perawat sebagai tenaga kesehatan sangat penting. Karena
sebagai pelaksana pemberi pelayanan publik, tenaga
kesehatan dinilai menjadi ujung tombak dalam penanganan
berbagai isu dengan mengutamakan pelayanan yang
berlandaskan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif) sebagai upaya mencapai tujuan dan sasaran
pokok sebagaimana tugas pokok dan fungsi perawat. Maka
dari itu kondisi yang diharapkan melihat isu fenomena yang
terjadi diantaranya:
a. Meningkatnya Pengetahuan Ibu mengenai Perawatan
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
Adanya peningkatan pengetahuan ibu mengenai
perawatan bayi dengan BBLR di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran sebagai bentuk
tindakan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup
BBLR agar terjadi penurunan angka kematian dan
keterlambatan pertumbuhan maupun perkembangan
BBLR di Kabupaten Pangandaran.
10

b. Meningkatnya Penggunaan Spalk di Ruang Perinatologi


BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
Optimalnya penggunaan spalk di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran berguna
untuk membatasi pergerakan akses vena agar tetap pada
posisinya serta mencegah gerakan tidak perlu yang
menyebabkan infiltrasi dan peradangan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama
pihak farmasi untuk pengadaan barang agar spalk selalu
siap sedia jika diperlukan.
c. Meningkatnya Pelabelan Waktu Pemasangan Selang
OGT (Orofaringeal Gastritic Tube) di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
Optimalnya pelabelan waktu pemasangan OGT di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega berguna untuk
mengetahui waktu pemasangan selanjutnya dalam rangka
pencegahan infeksi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
penyediaan label khusus dan sosialisasi pelabelan waktu
pemasangan selang OGT.
3. Isu yang diangkat
Penulis mengidentifikasi berbagai macam isu selama
kurang lebih satu minggu melakukan observasi di lingkungan
rumah sakit. Secara umum isu/ permasalahan yang menjadi
dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari nilai–nilai
dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif), serta dari aspek Manajemen ASN dan SMART
ASN.
11

Adapun isu yang penulis angkat dalam rancangan


aktualisasi habituasi ini adalah :
a. Kurangnya Pengetahuan Ibu mengenai Perawatan Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
b. Belum Optimalnya Penggunaan Spalk di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
c. Belum Optimalnya Pelabelan Waktu Pemasangan Selang
OGT (Orofaringeal Gastric Tube) di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan
perlu dilakukan analisis isu untuk menentukan isu yang
menjadi prioritas penulis sehingga dapat ditentukan solusi
untuk memecahkan isu yang telah ditetapkan. Proses
penetapan isu menggunakan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu dengan cara Metode USG (Urgency, Seriousness
dan Growth). Analisis USG dapat digunakan dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan dan
perkembangan variabel dengan rentang skor 1-5.
a. Urgency
Tingkat kepentingan dari isu yang diangkat dilihat dari
seberapa mendesaknya suatu isu tersebut harus dibahas,
dianalisis untuk segera ditindaklanjuti dan diselesaikan.
b. Seriousness
Seberapa serius dikaitkan dengan akibat yang muncul bila
penyebab isu tidak dipecahkan dan masalahnya akan
timbul dan akan serius dari masalah pokok.
c. Growth
Seberapa akan berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan masalah akan semakin memburuk bila
dibiarkan.
12

Analisis isu-isu menggunakan metode USG dengan


parameter tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2
Penetapan Isu dengan Analisis USG

Kriteria Penilaian
No Isu Jumlah Peringkat
U S G
1-5 1-5 1-5

1. Kurangnya 5 5 5 15 1
Pengetahuan Ibu
mengenai Perawatan
Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Ruang
Perinatologi BLUD
RSUD Pandega
Pangandaran.

2. Belum Optimalnya 3 3 3 9 2
Penggunaan Spalk di
Ruang Perinatologi
BLUD RSUD
Pandega
Pangandaran

3. Belum Optimalnya 2 2 3 7 3
Pelabelan Waktu
Pemasangan Selang
OGT (Orofaringeal
Gastric Tube) di
Ruang Perinatologi
BLUD RSUD
Pandega
Pangandaran

Keterangan Bobot:
5 = sangat mendesak, 4 = mendesak, 3 = cukup mendesak,
2 = kurang mendesak, 1 = sangat kurang mendesak
13

Berdasarkan paparan tersebut penulis menetapkan


prioritas isu yang menjadi fokus masalah yang akan
diselesaikan yaitu “Kurangnya Pengetahuan Ibu mengenai
Perawatan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran”. Jika isu tersebut tidak cepat diselesaikan
maka akan berdampak pada:
a. Beban perawatan bayi BBLR pada salah satu pihak
seperti dititikberatkan kepada fasilitas pelayanan
kesehatan saja;
b. Keluarga pasien bersikap defensif, artinya, mereka
memposisikan diri kembali sebagai penerima kebijakan
dan menganggap bahwa upaya penanganan atas kasus
yang dihadapi merupakan tanggung jawab rumah sakit
dan fasilitas kesehatan lainnya;
c. Pemahaman yang salah berkembang menjadi isu baru
yang bila tidak diatasi akan menyebar luas di lingkungan
masyarakat sehingga memerlukan edukasi mengenai
perawatan BBLR dari berbagai lapisan masyarakat agar
masyarakat yang sudah memahami isu terkait perawatan
BBLR dapat aktif berbagi pengetahuan mengenai
perawatan BBLR;
d. Angka kematian dan keterlambatan tumbuh kembang bayi
BBLR tidak menurun atau malah meningkat;
e. Masyarakat menjadi antipati karena merasa angka
kematian dan keterlambatan tumbuh kembang bayi BBLR
tidak menurun berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan.
14

B. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN


1. Visi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
Berdasarkan sumber data dari Profil RSUD Pandega
Pangandaran tahun 2022, BLUD RSUD Pandega
Pangandaran mempunyai visi yaitu: “Menjadi Rumah Sakit
Pariwisata yang Mandiri, Modern dan Profesional”.
2. Misi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
Berdasarkan sumber data dari Profil BLUD RSUD
Pandega Pangandaran tahun 2022, RSUD Pandega
Pangandaran mempunyai misi yaitu:
a. Mengembangkan sistem manajemen serta memberikan
pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas;
b. Menyiapkan alat kesehatan dan sarana prasarana sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan sumber daya
manusia yang berkarakter;
d. Mengembangkan konsep Rumah Sakit Pariwisata
(tourism hospital) di Kabupaten Pangandaran.
3. Tugas pokok, fungsi dan peran
a. Tugas Pokok, Fungsi dan Peran BLUD RSUD Pandega
Pangandaran
1) Tugas Pokok BLUD RSUD Pandega Pangandaran
BLUD RSUD Pandega Pangandaran
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
kesehatan paripurna yang meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2) Fungsi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
BLUD RSUD Pandega Pangandaran dalam
menjalankan tugas pokok menyelenggarakan fungsi:
a) Memberikan pelayanan medis, penunjang medis,
keperawatan dan pelayanan administrasi;
15

b) Sebagai fasilitas penunjang bagi Daerah sebagai


tujuan wisata kelas dunia;
c) Sebagai wahana pendidikan dan pelatihan.
b. Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Perawat Ahli Pertama
1) Tugas Pokok Perawat Ahli Pertama
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun
2019 terdapat 51 tugas pokok Perawat Ahli Pertama
sebagai berikut.
a) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan
pada individu;
b) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan
pada keluarga;
c) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
masyarakat;
d) Memberikan konsultasi data pengkajian
keperawatan dasar/lanjut;
e) Melakukan komunikasi terapeutik dalam
pemberian asuhan keperawatan;
f) Melaksanakan manajemen surveilans hais
sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam
upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
g) Melakukan upaya peningkatan kepatuhan
kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya
pencegahan infeksi;
h) Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian
luar biasa yang berdampak pada pelayanan
kesehatan;
i) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga
dengan penyakit menular;
16

j) Merumuskan diagnosis keperawatan pada


individu;
k) Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan
masalah keperawatan;
l) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada
individu (merumuskan, menetapkan tindakan);
m) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada
keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan);
n) Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi
gawat darurat/bencana/ kritikal;
o) Melakukan tindakan terapi
komplementer/holistik;
p) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan intervensi pembedahan pada tahap
pre/intra/post operasi;
q) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan
spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam
pelayanan keperawatan;
r) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan nutrisi;
s) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan eliminasi;
t) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi;
u) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur;
v) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri;
w) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dan pengaturan suhu tubuh;
17

x) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada


individu;
y) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada
individu;
z) Melaksanakan case finding/ deteksi
dini/penemuan kasus baru pada individu;
aa) Melakukan support kepatuhan terhadap
intervensi kesehatan pada individu;
bb) Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
pasien;
cc) Melakukan pendidikan kesehatan pada
kelompok;
dd) Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan
sukarelawan dalam meningkatkan masalah
kesehatan masyarakat;
ee) Melakukan pendidikan kesehatan pada
masyarakat;
ff) Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi
kompleks;
gg) Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi;
hh) Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi sensorik;
ii) Melakukan komunikasi dengan klien yang
mengalami hambatan komunikasi;
jj) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks pada area medikal bedah;
kk) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area anak;
ll) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area maternitas;
18

mm) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang


kompleks di area komunitas
nn) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area jiwa;
oo) Melakukan perawatan luka;
pp) Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi
pasien selama dilakukan tindakan keperawatan
spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
qq) Melakukan konsultasi keperawatan dan
kolaborasi dengan dokter;
rr) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada
individu;
ss) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
tt) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
individu;
uu) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan
pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer;
vv) Melakukan pendokumentasian tindakan
keperawatan;
ww) Melakukan pengorganisasian pelayanan
keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan;
xx) Melakukan pemberian penugasan perawat
dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan
perawat; dan
yy) Melakukan preseptorship dan mentorship.
19

2) Fungsi Perawat Ahli Pertama


Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan
keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya,
perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
a) Fungsi Independen
Fungsi independen merupakan fungsi mandiri
dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
b) Fungsi Dependen
Fungsi dependen merupakan fungsi perawat
dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain. Sehingga
sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau
dari perawat primer ke perawat pelaksana.
c) Fungsi Interdependen
Fungsi interdependen dilakukan dalam kelompok
tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
satu dengan yang lainnya, dapat terjadi apabila
bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim
dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada
20

penderita yang mempunyai penyakit kompleks.


Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerjasama dengan
perawat dalam pemantauan reaksi obat yang
telah diberikan.
3) Peran Perawat Ahli Pertama
a) Pemberi Asuhan Keperawatan
Perawat berperan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan
memperhatikan kebutuhan dasar manusia.
b) Sebagai Advokat Pasien
Peran perawat sebagai advokat membantu
pasien dan keluarga mendapatkan hak-haknya
sebaik mungkin atas pelayanan kesehatan
seperti hak mengetahui informasi penyakit, hak
privasi dan lain sebagainya.
c) Sebagai Edukator
Pasien atau keluarga berhak mendapatkan
pengetahuan mengenai kesehatan, gejala dari
penyakit hingga tindakan yang dapat dilakukan
guna mengubah perilaku pasien hidup sehat.
d) Sebagai Koordinator
Perawat harus bisa mengkoordinasikan
pelayanan kesehatan seperti mengarahkan dan
merencanakan secara tim untuk memberikan
pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien.
e) Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator harus
mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan
21

seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi atau bahkan


dengan sesama perawat untuk menentukan
tindakan terbaik saat memberikan pelayanan
kesehatan.
f) Sebagai Konsultan
Peran konsultan ini sangat penting karena
pasien dapat mengetahui tindakan keperawatan
terbaik apa yang bisa ia terima dan mengetahui
informasi mengenai tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
g) Sebagai Pembaharu
Peran perawat sebagai pembaharu bisa
dijalankan dengan pengadaan perencanaan,
kolaborasi, perubahan yang terukur atau
sistematis dan terarah sesuai dalam metode
pemberian pelayanan keperawatan.

4. Struktur Organisasi
Susunan organisasi berdasarkan Peraturan Bupati
Pangandaran Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembentukan dan
Struktur Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Pandega Pangandaran terdiri
dari:
a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha
1) Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Diklat;
2) Sub Bagian Program, Perencanaan dan Pelaporan;
3) Sub Bagian Keuangan dan Aset.
c. Bidang Pelayanan Medis
1) Seksi Pelayanan Medis;
2) Seksi Mutu Pelayanan Medis.
22

d. Bidang Keperawatan
1) Seksi Asuhan Keperawatan;
2) Seksi Mutu Keperawatan.
e. Bidang Pelayanan Penunjang
1) Seksi Pelayanan Penunjang Medis;
2) Seksi Pelayanan Penunjang Non Medis.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi BLUD RSUD Pandega Pangandaran.

Keterangan:
Tempat melakukan Aktualisasi Habituasi :
23

C. TUJUAN AKTUALISASI
Tujuan dilakukannya aktualisasi dan habituasi ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai perawatan BBLR
dengan media edukasi yang sistematis dan mudah
dipraktekkan secara mandiri sebagai upaya meminimalkan
risiko kecacatan dan kematian bayi BBLR;
2. Memfasilitasi perawat dalam melakukan pendampingan
perawatan bayi BBLR bagi keluarga dengan menyediakan
media edukasi leaflet agar tepat dan efisien yang berorientasi
pada keselamatan pasien (patient safety);
3. Membentuk ASN yang profesional dan berkarakter yang
dibentuk melalui kebiasaan berdasarkan nilai-nilai dasar ASN
yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK) serta
melaksanakan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI
berdasarkan Manajemen ASN dan SMART ASN;
4. Menghasilkan tenaga Perawat yang profesional dan
berkarakter berlandaskan nilai-nilai dasar ASN Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif (BerAKHLAK);
5. Berkontribusi di Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran,
melalui RSUD Pandega Pangandaran dalam upaya
penurunan angka kematian dan keterlambatan tumbuh
kembang BBLR.
D. MANFAAT AKTUALISASI
1. Manfaat bagi peserta latsar
a. Mampu berupaya meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai perawatan BBLR di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran;
b. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
24

Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK) saat


melaksanakan tugas dan fungsi di satuan kerja;
c. Mampu meningkatkan kepekaan dalam mengidentifikasi
isu yang ada di satuan unit kerja dan mampu memberikan
alternatif solusi penyelesaian;
d. Mampu mengembangakan potensi dengan terus
berinovasi memberikan pelayanan prima bagi pasien dan
keluarga pasien;
e. Adanya media edukasi dengan leaflet akan memudahkan
untuk melakukan edukasi praktek perawatan dan
pendampingan keluarga dalam pelaksanaan perawatan
BBLR secara mandiri.
2. Manfaat bagi organisasi
a. Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan dalam
meningkatkan pengetahuan ibu mengenai perawatan
BBLR di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran;
b. Mampu memberikan kontribusi pada satuan unit kerja
dengan memberikan pelayanan yang optimal;
c. Menciptakan lingkungan kerja yang profesional di BLUD
RSUD Pandega Pangandaran;
d. Mampu memberikan inspirasi pada rekan kerja yang
dapat mereka amalkan dalam kehidupan bermasyarakat;
e. Mampu memberikan kontribusi pada satuan unit kerja
untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
E. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup aktualisasi habituasi dilaksanakan
selama 30 (tiga puluh) hari kerja, mulai tanggal 6 Agustus 2022
sampai dengan 11 September 2022 di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran.
25

II. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI HABITUASI


A. GAMBARAN UMUM KEGIATAN AKTUALISASI
Setelah melakukan analisa dengan menggunakan metode
USG sehingga isu prioritas yang diangkat yaitu “Kurangnya
Pengetahuan Ibu mengenai Perawatan Bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran”, untuk memenuhi capaian pemecahan
isu, maka dilakukan kegiatan sebagai cara atau pedoman dalam
pemecahan masalah. Adapun untuk memudahkan pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi, maka penulis akan melaksanakan
kegiatan aktualisasi habituasi di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran, dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Memberikan sosialisasi kepada petugas di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai perawatan bayi
BBLR di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran dengan cara memberikan pertanyaan tertutup
sebelum dilakukan edukasi;
3. Memberikan edukasi mengenai manajemen laktasi kepada
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran;
4. Memberikan edukasi mengenai perawatan bayi di Rumah
kepada orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran;
5. Melakukan edukasi dan demonstrasi PMK (perawatan metode
kangguru) kepada ibu bayi di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran;
6. Monitoring hasil evaluasi pelaksanaan pemberian edukasi
mengenai perawatan bayi BBLR di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran dengan memberikan
pertanyaan tertutup.
26

B. KEGIATAN RENCANA AKTUALISASI


1. Memberikan sosialisasi kepada petugas di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan konsultasi dan menerima arahan dari
kepala bidang keperawatan selaku mentor terkait
penyusunan kuesioner untuk petugas dan sosialisasi
terkait edukasi perawatan BBLR;
2) Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran mengenai penyusunan kuesioner dan
kegiatan sosialisasi edukasi perawatan BBLR untuk
mengetahui pengetahuan petugas di ruang
Perinatologi tentang perawatan BBLR;
3) Membuat kuesioner yang mencakup pertanyaan
mengenai pengetahuan tentang perawatan BBLR;
4) Menyusun bahan kegiatan untuk sosialisasi
perawatan BBLR kepada petugas berupa lembar
daftar hadir, materi perawatan BBLR dalam bentuk
leaflet;
5) Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran terkait kuesioner dan bahan kegiatan
sosialisasi yang akan digunakan;
6) Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
Ruangan dan petugas di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran untuk melaksanakan
kegiatan sosialisasi serta meminta kesediaan waktu
untuk mengikuti kegiatan sosialisasi;
27

7) Mempersilahkan petugas untuk mengisi daftar hadir,


meminta kesediaan waktu dan menjelaskan tujuan
dari kegiatan sosialisasi;
8) Memberikan kuesioner pre test kepada petugas di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran;
9) Setelah kuesioner pre test terisi, kuesioner
dikumpulkan oleh penulis;
10) Melakukan kegiatan sosialisasi kepada petugas di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran;
11) Memberikan kuesioner post test kepada petugas di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran;
12) Melakukan input data sebagai bahan untuk
membandingkan hasil kuesioner pre test dan post
test;
13) Memastikan edukasi terus berjalan dengan saling
mengingatkan antar sesama petugas untuk
melakukan edukasi kepada orang tua pasien serta
mengisi lembar edukasi.
b. Hasil yang ingin dicapai
Dari kegiatan sosialisasi ini output yang dihasilkan
yaitu, terisinya kuisioner pre test dan post test,
terdokumentasikannya pengisian kuisioner, mengetahui
gambaran pengetahuan petugas mengenai perawatan
bayi BBLR, meningkatnya pengetahuan petugas
mengenai perawatan bayi BBLR, terisinya lembar edukasi
mengenai perawatan bayi BBLR, terlaksananya edukasi
perawatan bayi BBLR oleh seluruh petugas,
terdokumentasikannya pelaksanaan edukasi oleh petugas
28

di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega


Pangandaran. Melalui hal tersebut, maka edukasi
perawatan bayi BBLR akan terus terlaksana.
c. Nilai-nilai dasar ASN (BERAKHLAK)
1) Berorientasi Pelayanan
Kegiatan sosialisasi ini dilakukan atas persetujuan
terlebih dahulu dengan mengetahui tujuan sosialisasi
yang dilakukan guna meningkatkan kualitas
pelayanan dengan terlaksananya edukasi kepada
orang tua pasien.
2) Akuntabel
Kegiatan pembagian sosialisasi ini dimulai dengan
disusunnya bahan sosialisasi perawatan bayi BBLR
dan kuesioner dengan tujuan meningkatkan
pemahaman petugas mengenai perawatan BBLR.
Bahan sosialisasi bisa dipertanggung jawabkan dan
tidak mengintimidasi. Hal ini sebagai perwujudan
aktualisasi dari nilai dasar akuntabel.
3) Kompeten
Memiliki kemampuan melakukan sosialisasi mengenai
perawatan BBLR kepada petugas sehingga dapat
berjalan dengan baik.
4) Harmonis
Dalam kegiatan sosialisasi ini dilakukan tanpa adanya
diskriminatif, berlaku sama kepada semua petugas.
5) Loyal
Kegiatan sosialisasi diberikan setelah adanya
persetujuan petugas yang didahului dengan
penjelasan mengenai tujuan.
29

6) Adaptif
Bersikap terbuka, cepat belajar dan memberikan
sosialisasi dengan ramah, sopan dan santun kepada
petugas yang berfokus pada peningkatan
pengetahuan mengenai perawatan BBLR.
7) Kolaboratif
Dalam kegiatan sosialisasi ini, dilakukan atas
kerjasama dengan mentor dan penanggung jawab
Ruang Perinatologi yang merupakan salah satu
bentuk kolaborasi dan koordinasi yang melibatkan
berbagai pihak berkepentingan.
d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan
Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Dalam kegiatan sosialisasi ini, perawat sebagai
seorang ASN harus mampu menjelaskan tujuan
pemberian sosialisasi, dengan memegang kode etik
dan kode perilaku agar terlaksananya edukasi bayi
BBLR oleh seluruh petugas. Dengan demikian
kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi, dalam
rangka memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak berkepentingan yang
memerlukan informasi.
2) SMART ASN
Mampu mengoperasikan komputer, printer, dan
menggunakan aplikasi Microsoft Office dengan baik.
30

e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi


(mengkaitkan kegiatan dengan visi dan misi
organisasi)
Kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu
bentuk pelayanan publik agar terlaksananya edukasi
mengenai bayi BBLR di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran. Kegiatan ini telah mewujudkan
visi organisasi yakni “Menjadi Rumah Sakit Yang Mandiri,
Modern dan Profesional” serta misi organisasi yang ke 1
yakni “Mengembangkan sistem manajemen serta
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
berkualitas”.
f. Penguatan terhadap nilai – nilai organisasi
Kegiatan sosialisasi ini, menjadi salah satu
kegiatan yang menunjukan kontribusi penulis sebagai
tenaga kesehatan dalam penguatan nilai organisasi dalam
tugas pokok BLUD RSUD Pandega Pangandaran yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna terutama
pada point promotif dan preventif.
2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai perawatan
bayi BBLR di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran.
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan konsultasi dan menerima arahan dari
kepala bidang keperawatan selaku mentor terkait
penyusunan pertanyaan tertutup;
2) Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran mengenai penyusunan pertanyaan
tertutup untuk mengetahui pengetahuan ibu di ruang
Perinatologi tentang perawatan BBLR;
31

3) Membuat pertanyaan tertutup yang mencakup


pengetahuan tentang perawatan BBLR;
4) Memberikan pertanyaan tertutup kepada ibu di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
sebelum dan setelah dilaksanakan edukasi;
5) Setelah pertanyaan terjawab, penulis melakukan input
data untuk membandingkan hasil pertanyaan tertutup
sebelum dan setelah dilaksanakan edukasi.
b. Hasil yang ingin dicapai
Dari kegiatan ini, output yang dihasilkan yaitu
terjawabnya pertanyaan tertutup, terdokumentasikannya
kegiatan, mengetahui gambaran pengetahuan ibu di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
mengenai perawatan bayi BBLR sebelum dilakukan
edukasi. Dengan mengetahui hal tersebut, maka penulis
bisa melakukan intervensi atau upaya peningkatan
pengetahuan ibu di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran mengenai perawatan bayi BBLR
melalui edukasi.
c. Nilai – nilai dasar ASN (BERAKHLAK)
1) Berorientasi Pelayanan
Kegiatan mengidentifikasi pengetahuan dengan
pertanyaan tertutup ini dilakukan atas persetujuan
terlebih dahulu dengan mengetahui tujuan kegiatan.
2) Akuntabel
Kegiatan identifikasi pengetahuan ini, dimulai dengan
disusunnya pertanyaan tertutup yang bisa
menggambarkan sejauh mana pemahaman ibu
mengenai perawatan BBLR yang mana bisa
dipertanggung jawabkan dan tidak mengintimidasi.
32

Hal ini sebagai perwujudan aktualisasi dari nilai dasar


akuntabel.
3) Kompeten
Memiliki kemampuan melakukan pemberian
penyuluhan mengenai perawatan BBLR sehingga
dapat dipahami dengan mudah.
4) Harmonis
Dalam kegiatan identifikasi pengetahuan ini, dilakukan
tanpa adanya diskriminatif, tidak membeda-bedakan
pasien dan keluarga pasien, berlaku sama kepada
semua pasien dan keluarga pasien.
5) Loyal
Kegiatan identifikasi pengetahuan ini dilakukan
setelah adanya persetujuan dari ibu pasien yang
didahului dengan penjelasan mengenai tujuan
kegiatan. Hasil dari pertanyaan yang telah terjawab,
disimpan oleh penulis dan terjaga kerahasiaannya
sebagai bentuk dedikasi terhadap profesi.
6) Adaptif
Bersikap terbuka, cepat belajar dan memberikan
pelayanan dengan ramah, sopan dan santun kepada
orang tua pasien berfokus mengenai peningkatan
pengetahuan mengenai perawatan BBLR.
7) Kolaboratif
Dalam kegiatan identifikasi pengetahuan ini, dilakukan
atas kerjasama dengan dokter yang merupakan salah
satu bentuk kolaborasi dan koordinasi yang
melibatkan berbagai pihak berkepentingan.
33

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan


Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Dalam kegiatan identifikasi pengetahuan ini, perawat
sebagai seorang ASN harus mampu menjelaskan
tujuan memberikan pertanyaan, dengan memegang
kode etik dan kode perilaku untuk mengetahui
pengetahuan ibu mengenai perawatan BBLR dengan
demikian kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan
jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi,
dalam rangka memberikan informasi secara benar
dan tidak menyesatkan kepada pihak berkepentingan
yang memerlukan informasi.
2) SMART ASN
Mampu mengoperasikan komputer, printer, dan
menggunakan aplikasi Microsoft Office dengan baik.
e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
(mengkaitkan kegiatan dengan visi dan misi
organisasi)
Kegiatan pembagian mengidentifikasi pengetahuan
ini merupakan salah satu bentuk pelayanan publik untuk
mengetahui pengetahuan ibu di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran mengenai perawatan
BBLR. Kegiatan ini telah mewujudkan visi organisasi yakni
“Menjadi Rumah Sakit Yang Mandiri, Modern dan
Profesional” serta misi organisasi yang ke 1 yakni
“Mengembangkan sistem manajemen serta memberikan
pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas”.
34

f. Penguatan terhadap nilai – nilai organisasi


Kegiatan identifikasi pengetahuan ini, menjadi
salah satu kegiatan yang menunjukan kontribusi penulis
sebagai tenaga kesehatan dalam penguatan nilai
organisasi dalam tugas pokok BLUD RSUD Pandega
Pangandaran yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna terutama pada point promotif dan preventif.
3. Memberikan edukasi mengenai manajemen laktasi kepada
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan konsultasi dan menerima arahan dari
kepala bidang keperawatan selaku mentor terkait
pembuatan media promosi kesehatan berupa leaflet
mengenai manajemen laktasi;
2) Menyiapkan materi untuk membuat leaflet, materi
diabsorbsi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
penerima informasi;
3) Membuat leaflet dengan design yang menarik, eye
catching, mudah dimengerti, dan memfokuskan
esensi materi sesuai yang dibutuhkan;
4) Memberikan leaflet pada orang tua pasien di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
sebelum penyuluhan;
5) Menjelaskan tujuan dibagikannya leaflet, merupakan
salah satu rangkaian dari kegiatan peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
6) Memberikan penyuluhan kepada orang tua pasien
dengan komunikasi dua arah agar pemahaman
optimal. Membuka sesi diskusi setelah penyuluhan
35

berakhir dan mempersilahkan orang tua pasien untuk


mengajukan pertanyaan seputar manajemen laktasi.
Diskusi dilakukan hingga pertanyaan terjawab agar
keluarga merasa puas.
b. Hasil yang ingin dicapai
Hasil yang ingin dicapai adalah ibu memahami dan
mampu melakukan manajemen laktasi dengan output
tersedianya leaflet dan SAP, terisinya lembar edukasi,
terisinya daftar hadir dan terdokumentasikannya kegiatan.
c. Nilai – nilai dasar ASN (BERAKHLAK)
1) Berorientasi Pelayanan
Kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan ini
merupakan tanggung jawab penulis sebagai
pelaksana pemberi pelayanan publik yang dilakukan
sesuai kompetensi dan kapasitasnya. Kegiatan
dilakukan dengan menjelaskan materi melalui media
promosi kesehatan berupa leaflet yang menarik serta
membuka sesi diskusi pada saat penyuluhan agar
peserta dapat menanyakan apa yang belum dipahami
sehingga keluarga pasien mampu memahami dan
mempraktekkannya di rumah.
2) Akuntabel
Kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan dilakukan
oleh penulis dengan penuh tanggung jawab. Kegiatan
ini dimulai dengan menjelaskan kepada keluarga
pasien mengenai materi yang tertuang pada leaflet.
Penyuluhan dilakukan dengan efisien dan efektif, hal
ini sebagai perwujudan aktualisasi dari nilai dasar
akuntabel.
36

3) Kompeten
Dalam pembagian leaflet dan penyuluhan mengenai
manajemen laktasi ini merupakan tanggung jawab
penulis sebagai pelaksana pemberi pelayanan publik,
yang dilakukan sesuai kompetensi dan kapasitasnya.
4) Harmonis
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai manajemen laktasi kepada
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran ini, dilakukan tanpa
diskriminasi, tanpa melihat latar belakang pasien dan
keluarga pasien, menjunjung tinggi keadilan, dan
mengutamakan persatuan.
5) Loyal
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai manajemen laktasi kepada
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran, dilaksanakan dengan
mengutamakan publik patient center care, penuh
santun, memberikan informasi terlebih dahulu
mengenai kegiatan yang akan dilakukan, meminta
kesediaan waktu terlebih dahulu untuk proses
promosi kesehatan/penyuluhan mengenai
manajemen laktasi.
6) Adaptif
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai manajemen laktasi kepada
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran, informasi diberikan sebelum
melakukan penyuluhan agar peserta dapat membaca
dan memahami apa yang akan disampaikan, leaflet
37

yang diberikan bisa dibawa oleh keluarga pasien ke


rumah sebagai panduan perawatan saat dirumah.
7) Kolaboratif
Dari kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan
mengenai manajemen laktasi ini dilaksanakan atas
seijin Direktur RSUD Pandega Pangandaran, Mentor
Lapangan, Perawat Penanggung jawab Ruang
Perinatologi dan Petugas Kesehatan lain mengetahui
kegiatan tersebut. Sehingga upaya mengoptimalkan
pengetahuan pasien dan keluarga pasien ini
mendapat dukungan penuh dari petugas di Rumah
Sakit.
d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan
Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai manajemen laktasi ini, kepada
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran, Perawat sebagai ASN dan
pemberi pelayanan publik membagikan leaflet
mengenai manajemen laktasi dengan penuh
tanggung jawab, informasi yang diberikan
berdasarkan sumber yang terpercaya, kegiatan
dilakukan dengan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi pribadi. Dalam kegiatan ini
Perawat yang berperan sebagai tenaga kesehatan
harus mampu melaksanakan dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi, dalam
rangka memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak berkepentingan yang
memerlukan informasi ini.
38

2) SMART ASN
Penyuluhan terkait manajemen laktasi menggunakan
media leaflet untuk kemudahan pasien dan keluarga
pasien dalam memahami pengetahuan mengenai
manajemen laktasi.
e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
(mengkaitkan kegiatan dengan visi dan misi
organisasi)
Kegiatan pembagian leaflet ini merupakan salah
satu bentuk pelayanan publik untuk meningkatkan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai
manajemen laktasi. Sehingga dengan begitu kegiatan ini
telah mewujudkan visi organisasi yakni “Menjadi Rumah
Sakit Yang Mandiri, Modern dan Profesional” serta misi
organisasi yang ke 1 yakni “Mengembangkan sistem
manajemen serta memberikan pelayanan kesehatan yang
aman dan berkualitas”.
f. Penguatan terhadap nilai – nilai organisasi
Kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan
mengenai manajemen laktasi ini menjadi salah satu
kegiatan yang menunjukan kontribusi penulis sebagai
tenaga kesehatan dalam penguatan nilai organisasi dalam
tugas pokok BLUD RSUD Pandega Pangandaran yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna terutama
pada point promotif dan preventif.
39

4. Memberikan edukasi mengenai perawatan bayi di Rumah


kepada orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan konsultasi dan menerima arahan dari
kepala bidang keperawatan selaku mentor terkait
pembuatan media promosi kesehatan berupa leaflet
mengenai perawatan bayi di Rumah;
2) Menyiapkan materi untuk membuat leaflet, materi
diabsorbsi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
keluarga pasien sebagai penerima informasi;
3) Membuat leaflet, dengan design yang menarik, eye
catching, mudah dimengerti, dan memfokuskan esensi
materi sesuai yang dibutuhkan;
4) Memberikan leaflet pada orang tua pasien di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
sebelum penyuluhan;
5) Menjelaskan tujuan dibagikannya leaflet, merupakan
salah satu rangkaian dari kegiatan peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
6) Memberikan penyuluhan kepada orang tua pasien
dengan komunikasi dua arah agar pemahaman
optimal. Membuka sesi diskusi setelah penyuluhan
berakhir dan mempersilahkan orang tua pasien untuk
mengajukan pertanyaan seputar perawatan bayi di
Rumah. Diskusi dilakukan hingga pertanyaan terjawab
agar keluarga merasa puas.
40

b. Hasil yang ingin dicapai


Hasil yang ingin dicapai adalah orang tua
memahami tentang perawatan bayi di Rumah serta
mampu melakukan pengaplikasian dari hasil edukasi yang
diberikan dengan output tersedianya leaflet dan SAP,
terisinya lembar edukasi, terisinya daftar hadir dan
terdokumentasikannya kegiatan.
c. Nilai – nilai dasar ASN (BERAKHLAK)
1) Berorientasi Pelayanan
Kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan ini
merupakan tanggung jawab penulis sebagai
pelaksana pemberi pelayanan publik yang dilakukan
sesuai kompetensi dan kapasitasnya. Kegiatan
dilakukan dengan menjelaskan materi melalui media
promosi kesehatan berupa leaflet yang menarik serta
membuka sesi diskusi pada saat penyuluhan agar
peserta dapat menanyakan apa yang belum dipahami
sehingga keluarga pasien mampu memahami dan
mempraktekkannya di rumah.
2) Akuntabel
Kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan dilakukan
oleh penulis dengan penuh tanggung jawab. Kegiatan
ini dimulai dengan menjelaskan kepada keluarga
pasien mengenai materi yang tertuang pada leaflet.
Penyuluhan dilakukan dengan efisien dan efektif, hal
ini sebagai perwujudan aktualisasi dari nilai dasar
akuntabel.
41

3) Kompeten
Dalam pembagian leaflet dan penyuluhan mengenai
perawatan bayi di Rumah ini merupakan tanggung
jawab penulis sebagai pelaksana pemberi pelayanan
publik, yang dilakukan sesuai kompetensi dan
kapasitasnya.
4) Harmonis
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai perawatan bayi di Rumah
kepada orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran ini, dilakukan tanpa
diskriminasi, tanpa melihat latar belakang pasien dan
keluarga pasien, menjunjung tinggi keadilan, dan
mengutamakan persatuan.
5) Loyal
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai perawatan bayi di Rumah
kepada orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran, dilaksanakan dengan
mengutamakan publik patient center care, penuh
santun, memberikan informasi terlebih dahulu
mengenai kegiatan yang akan dilakukan, meminta
kesediaan waktu terlebih dahulu untuk proses
promosi kesehatan/penyuluhan mengenai perawatan
bayi di Rumah.
6) Adaptif
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai perawatan bayi di Rumah
kepada orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran, informasi diberikan
sebelum melakukan penyuluhan agar peserta dapat
42

membaca dan memahami apa yang akan


disampaikan, leaflet yang diberikan bisa dibawa oleh
keluarga pasien ke rumah sebagai panduan
perawatan saat dirumah.
7) Kolaboratif
Dari kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan
mengenai perawatan bayi di Rumah ini dilaksanakan
atas seijin Direktur RSUD Pandega Pangandaran,
Mentor Lapangan, Perawat Penanggung jawab
Ruang Perinatologi dan Petugas Kesehatan lain
mengetahui kegiatan tersebut. Sehingga upaya
mengoptimalkan pengetahuan pasien dan keluarga
pasien ini mendapat dukungan penuh dari petugas di
Rumah Sakit.
d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan
Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Dalam melaksanakan pembagian leaflet dan
penyuluhan mengenai perawatan bayi di Rumah ini,
Perawat sebagai ASN dan pemberi pelayanan publik
membagikan leaflet mengenai perawatan bayi di
Rumah dengan penuh tanggung jawab, informasi
yang diberikan berdasarkan sumber yang terpercaya,
kegiatan dilakukan dengan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi pribadi. Dalam
kegiatan ini Perawat yang berperan sebagai tenaga
kesehatan harus mampu melaksanakan dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi, dalam
rangka memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak berkepentingan yang
memerlukan informasi ini.
43

2) SMART ASN
Penyuluhan terkait perawatan bayi di Rumah
menggunakan media leaflet untuk kemudahan pasien
dan keluarga pasien dalam memahami pengetahuan
mengenai manajemen laktasi.
e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
(mengkaitkan kegiatan dengan visi dan misi
organisasi)
Kegiatan pembagian leaflet ini merupakan salah
satu bentuk pelayanan publik untuk meningkatkan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai perawatan
bayi di Rumah. Sehingga dengan begitu kegiatan ini telah
mewujudkan visi organisasi yakni “Menjadi Rumah Sakit
Yang Mandiri, Modern dan Profesional” serta misi
organisasi yang ke 1 yakni “Mengembangkan sistem
manajemen serta memberikan pelayanan kesehatan yang
aman dan berkualitas”.
f. Penguatan terhadap nilai – nilai organisasi
Kegiatan pembagian leaflet dan penyuluhan
mengenai perawatan bayi di Rumah ini menjadi salah satu
kegiatan yang menunjukan kontribusi penulis sebagai
tenaga kesehatan dalam penguatan nilai organisasi dalam
tugas pokok BLUD RSUD Pandega Pangandaran yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna terutama
pada point promotif dan preventif.
44

5. Melakukan edukasi dan demonstrasi PMK (perawatan


metode kangguru) kepada ibu bayi di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan konsultasi dan menerima arahan dari
kepala bidang keperawatan selaku mentor dalam
pelaksanaan kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK;
2) Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
perawat Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran;
3) Menyiapkan materi untuk membuat leaflet, materi
diabsorbsi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
keluarga pasien sebagai penerima informasi;
4) Membuat leaflet, dengan design yang menarik, eye
catching, mudah dimengerti, dan memfokuskan esensi
materi sesuai yang dibutuhkan;
5) Memberikan leaflet pada ibu bayi di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
sebelum penyuluhan;
6) Menjelaskan tujuan dibagikannya leaflet, merupakan
salah satu rangkaian dari kegiatan peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran;
7) Memberikan penyuluhan kepada orang tua pasien
dengan komunikasi dua arah agar pemahaman
optimal. Membuka sesi diskusi setelah penyuluhan
berakhir dan mempersilahkan orang tua pasien untuk
mengajukan pertanyaan seputar PMK. Diskusi
dilakukan hingga pertanyaan terjawab agar ibu
merasa puas;
45

8) Mempersiapkan bahan dan alat untuk melakukan


demonstrasi PMK kepada ibu atau keluarga pasien;
9) Melakukan demonstrasi PMK;
10) Mendampingi ibu dalam melakukan PMK;
11) Mengobservasi kemampuan ibu dalam melakukan
PMK.
b. Hasil yang ingin dicapai
Hasil yang ingin dicapai adalah ibu mampu
menerapkan PMK dengan output tersedianya leaflet dan
SAP, terisinya lembar edukasi, terisinya daftar hadir dan
terdokumentasikannya kegiatan. Hal ini akan berpengaruh
kepada peningkatan kualitas hidup BBLR.
c. Nilai – nilai dasar ASN (BERAKHLAK)
1) Berorientasi Pelayanan
Kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK dilakukan
atas persetujuan keluarga pasien terlebih dahulu,
terjaminnya kerahasiaan, dan mendapatkan tindak
lanjut berupa edukasi dan demonstrasi PMK
merupakan tanggung jawab penulis yang berorientasi
pelayanan.
2) Akuntabel
Melakukan edukasi dan demonstrasi PMK harus bisa
dipertanggungjawabkan sebagai perawat, dan harus
mampu membangun kepercayaan keluarga pasien
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
3) Kompeten
Memiliki kemampuan melakukan edukasi dan
demonstrasi PMK.
46

4) Harmonis
Dalam kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK ini
dilakukan tanpa adanya diskriminatif, tidak
membeda-bedakan pasien dan keluarga pasien,
berlaku sama kepada semua pasien dan keluarga
pasien berdasarkan ras, suku, agama dan bahasa.
5) Loyal
Dalam kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK ini,
diberikan setelah adanya persetujuan dari orang tua
pasien yang didahului dengan penjelasan mengenai
tujuan PMK. Setelah orang tua pasien menyetujui,
dilakukan edukasi dan demonstrasi PMK sesuai
prosedur.
6) Adaptif
Bersikap terbuka dan memberikan pelayanan dengan
ramah, sopan dan santun kepada keluarga pasien
yang berfokus untuk meningkatkan kemampuan ibu
melakukan PMK.
7) Kolaboratif
Dalam kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK
dilakukan atas kerjasama dengan dokter yang
merupakan salah satu bentuk kolaborasi dan
koordinasi yang melibatkan berbagai pihak
berkepentingan.
d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan
Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Dalam kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK ini,
perawat sebagai seorang ASN harus mampu
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi, dalam rangka
47

memberikan informasi secara benar dan tidak


menyesatkan kepada pihak berkepentingan yang
memerlukan informasi.
2) SMART ASN
Edukasi dan demonstrasi terkait PMK memberikan
kemudahan bagi ibu untuk memahami PMK.
e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
(mengkaitkan kegiatan dengan visi dan misi
organisasi)
Kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK
merupakan salah satu bentuk pelayanan publik untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga pasien di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran
mengenai PMK. Kegiatan ini telah mewujudkan visi
organisasi yakni “Menjadi Rumah Sakit Yang Mandiri,
Modern dan Profesional” serta misi organisasi yang ke 1
yakni “Mengembangkan sistem manajemen serta
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
berkualitas”.
f. Penguatan terhadap nilai – nilai organisasi
Kegiatan edukasi dan demonstrasi PMK ini,
menjadi salah satu kegiatan yang menunjukan kontribusi
penulis sebagai tenaga kesehatan dalam penguatan nilai
organisasi dalam tugas pokok BLUD RSUD Pandega
Pangandaran yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
48

6. Monitoring hasil evaluasi pelaksanaan pemberian edukasi


mengenai perawatan bayi BBLR di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran.
a. Tahapan kegiatan
1) Melakukan konsultasi dan menerima arahan dari
kepala bidang keperawatan selaku mentor;
2) Menyusun hasil dari pengisian kuesioner pre test dan
post test petugas di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran;
3) Melihat gambaran pengetahuan dan kemampuan
petugas di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran dalam melakukan edukasi perawatan
bayi BBLR setelah dilakukan sosialisasi;
4) Menyusun hasil dari pertanyaan tertutup sebelum dan
setelah dilakukan edukasi kepada ibu pasien;
5) Melihat gambaran pengetahuan dan kemampuan ibu
di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran mengenai perawatan BBLR sebelum
dan setelah dilakukan edukasi dan demonstrasi;
6) Memberikan laporan hasil analisis kepada
Penanggung jawab Ruangan.
b. Hasil yang ingin dicapai
Dari kegiatan evaluasi ini output yang dihasilkan
adalah adanya peningkatan pengetahuan dan
kemampuan ibu pasien mengenai perawatan BBLR dari
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan beserta
demonstrasi. Pemahaman yang meningkat dapat dilihat
dari meningkatnya kemampuan ibu melakukan perawatan
secara langsung. Hal ini dilakukan agar orang tua pasien
bisa menerapkan perawatan BBLR di rumah.
49

c. Nilai – nilai dasar ASN (BERAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Dalam evaluasi kegiatan peningkatan pengetahuan
orang tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran mengenai perawatan BBLR
ini, merupakan tanggung jawab penulis sebagai
pelaksana pemberi pelayanan publik, dengan
kemampuan untuk menyajikan hasil yang asli,
transparan, dan tidak diskriminatif.
2) Akuntabel
Dalam proses ini perawat sebagai pelaksana
melakukan monitoring evaluasi peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai
perawatan BBLR. Hasil evaluasi dilakukan dengan
penuh integritas, tanggung jawab dan jujur. Hal ini
sebagai perwujudan aktualisasi dari nilai dasar
akuntabel.
3) Kompeten
Dalam monitoring evaluasi kegiatan peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai
perawatan BBLR ini, membutuhkan analisis berupa
hasil dari kuesioner pre test dengan penuh hati-hati,
menjaga kerahasiaan orang tua dan berperilaku baik.
4) Harmonis
Evaluasi kegiatan peningkatan pengetahuan orang tua
pasien di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran mengenai perawatan BBLR dilakukan
analisis menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar yang merupakan bahasa persatuan,
50

menginterpretasikan hasil dengan informasi atau data


yang bisa dipahami oleh setiap pembacanya.
5) Loyal
Evaluasi dilakukan secara informatif, sehingga
keluarga pasien, tenaga kesehatan lain, bisa
memahami hasil dari kegiatan ini tanpa adanya
keuntungan maupun kerugian dari salah satu pihak.
6) Adaptif
Dalam kegiatan evaluasi ini, sebagai perawat dalam
mengikuti perkembangan informasi terbaru terkait
perawatan BBLR perlu menyesuaikan dan berinovasi
dalam hal penyampaian informasi perawatan BBLR
terhadap masyarakat.
7) Kolaboratif
Dalam monitoring evaluasi kegiatan peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai
perawatan BBLR ini, kegiatan evaluasi ini merupakan
salah satu bentuk kolaborasi dan koordinasi yang
melibatkan berbagai pihak berkepentingan untuk
menyajikan hasil analisis yang dapat menjawab
gambaran peningkatan pengetahuan dan pemahaman
orang tua pasien mengenai perawatan BBLR di
Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran mengenai perawatan BBLR, dan bisa
dijadikan bahan untuk kegiatan selanjutnya
berhubungan dengan program yang berkepentingan.
51

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan


Smart ASN)
1) Manajemen ASN
Dalam monitoring evaluasi kegiatan peningkatan
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai
perawatan BBLR ini, dilakukan oleh Perawat sebagai
seorang ASN yang harus mampu menyajikan hasil
analisis /kajian/telaah dengan informasi yang inovatif,
menarik, dan informatif menggunakan kemajuan
teknologi yang ada. Dengan demikian kegiatan ini
dapat dilaksanakan dengan jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas tinggi, dalam rangka memberikan
informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak berkepentingan yang memerlukan
informasi ini.
2) SMART ASN
Mampu mengoperasikan komputer, printer, dan
menggunakan aplikasi Microsoft Office dengan baik.
e. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
(mengkaitkan kegiatan dengan visi dan misi
organisasi)
Kegiatan monitoring evaluasi ini merupakan salah
satu bentuk pelayanan publik untuk mengetahui
pengetahuan orang tua pasien di Ruang Perinatologi
BLUD RSUD Pandega Pangandaran mengenai perawatan
BBLR. Sehingga dengan mengetahui gambaran
pengetahuan tersebut, bisa dilakukan intervensi berupa
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
pasien tentang kesehatan, khususnya perawatan BBLR.
Dengan begitu kegiatan ini telah mewujudkan visi
52

organisasi yakni “Menjadi Rumah Sakit Yang Mandiri,


Modern dan Profesional” serta misi organisasi yang ke 1
yakni “Mengembangkan sistem manajemen serta
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
berkualitas”.
f. Penguatan terhadap nilai – nilai organisasi
Kegiatan evaluasi ini, menjadi salah satu kegiatan
yang menunjukan kontribusi penulis sebagai tenaga
kesehatan dalam penguatan nilai organisasi dalam tugas
pokok BLUD RSUD Pandega Pangandaran yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna terutama
pada point promotif dan preventif.
53

C. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI

Tabel 2.1
Jadwal Rancangan Aktualisasi Habituasi

BULAN

NO KEGIATAN AGUSTUS SEPTEMBER

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Memberikan sosialisasi kepada petugas


di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran.

2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu


mengenai perawatan bayi BBLR di Ruang
Perinatologi BLUD RSUD Pandega
Pangandaran.

3. Memberikan edukasi mengenai


manajemen laktasi kepada orang tua
pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran.

4. Memberikan edukasi mengenai


perawatan bayi di Rumah kepada orang
tua pasien di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran.
54

5. Melakukan edukasi dan demonstrasi PMK


(perawatan metode kangguru) kepada ibu
bayi di Ruang Perinatologi BLUD RSUD
Pandega Pangandaran.

6. Monitoring hasil evaluasi pelaksanaan


pemberian edukasi mengenai perawatan
bayi BBLR di Ruang Perinatologi BLUD
RSUD Pandega Pangandaran.

Keterangan

Kegiatan Aktualisasi :

Hari Libur Nasional/ Hari Minggu :


55

III. PENUTUP
Demikian rancangan aktualisasi habituasi dibuat berdasarkan
analisa USG yang mengangkat isu “Kurangnya Pengetahuan Ibu
mengenai Perawatan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
di Ruang Perinatologi BLUD RSUD Pandega Pangandaran”.
Dalam rangka mengatasi hal tersebut, penulis akan melaksanakan
kegiatan dengan penerapan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dan
peran dan kedudukan ASN meliputi Manajemen ASN dan SMART
ASN. Adapun rancangan kegiatan yang akan dilakukan berupa:
A. Memberikan sosialisasi kepada petugas untuk menjalankan
program edukasi;
B. Mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai perawatan bayi
BBLR;
C. Memberikan edukasi mengenai manajemen laktasi kepada
orang tua pasien;
D. Memberikan edukasi mengenai perawatan bayi di Rumah
kepada orang tua pasien;
E. Melakukan edukasi dan demonstrasi PMK (perawatan metode
kangguru) kepada ibu bayi;
F. Monitoring hasil evaluasi pelaksanaan pemberian edukasi
mengenai perawatan bayi BBLR.

Bandung, 6 Agustus 2022


Penulis

Annisa Ayu Muvira, S.Kep., Ners


NIP. 199607192022032016
56

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi


Negara Nomor 12 tentang Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Oldy, Mutiara Dewi. 2021. Tips Merawat Selang Sonde/Ngt Di Rumah.
KFK Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Peraturan Bupati No. 48 Tahun 2022 tentang Pembentukan dan Struktur
Organisasi Tata Kelola Unit Pelaksana Teknis Daerah BLUD RSUD
Pandega Pangandaran.
Rajashree, K., Prashanth, H. L., Revathy, R, Study on The Factors
Associated with Low Birth Weight Among Newborns Delivered In A
Tertiary-Care Hospital, Shimoga, Karnataka, International Journal of
Medical Science and Public Health, 4(9); 2015, h. 1287-1290.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rako
rpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Juli 2022.
RSUD Pandega Pangandaran. 2022. Profil BLUD RSUD Pandega
Pangandaran.
Setyarini, Didien Ika, Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
World Health Organization. World Health Statistics. (2012).

Anda mungkin juga menyukai