Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

 
Lahan kritis yang tersedia saat ini sangatlah luas dengan  kondisi sangat
memprihatinkan,MASALAH   semak belukar, rumput ilalang yang tinggi ataupun gundulnya lahan
menjadi kesulitan untuk dijadikan lahan produktif. Perlu sentuhan dari berbagai pihak yang peduli,
sehingga lahan tersebut menjadi produktif dan dapat menjadi saluran berkah bagi banyak orang, khususnya
petani penggarap setempat.
            POTENSI yang sangat besar terkandung dilahan kritis tersebut , dan itu dapat menjadi sebuah
sumber pendapatan bagi banyak orang. Tanpa adanya  uluran tangan kesadaran dari pihak yang peduli,
potensi itu tidak akan muncul bahkan  akan terkubur sangat dalam, seiring dengan semakin bertambahnya
perjalanan waktu.
Tanah, udara, air, api, tumbuhan, binatang serta semua yang terkandung di bumi ini adalah di
peruntukan untuk kebutuhan hidup makhluk Tuhan yang bernama MANUSIA.Hubungan yang Terbentuk
dari rasa saling membutuhkan dan berakibat pada keuntungan secara bersama menjadi dasar kebersamaan
yang terlahir  dari ungkapan hati “PEDULI ”. Yang lemah membutuhkan yang kuat, yang kuat
membutuhkan yang lemah, yang kecil membutuhkan yang besar,  yang besar membutuhkan yang kecil,
dan lain sebagainya. Adapun Nilai ekonomi yang timbul hasil dari  hubungan kebersamaan tersebut adalah
dampak positip dari kepedulian. Besar atau kecilnya nilai ekonomi yang didapat tergantung pada seberapa
besar keikhlasan ataupun keseriusan dari kepedulian itu.
Seiring bertambahnya waktu dan semakin berkurangnya keseimbangan bumi beserta alam
lingkungan ini, sebagai akibat dari kegiatan – kegiatan manusia, sadar ataupun tidak sadar kegiatan-
kegiatan manusia menyebabkan perubahan keseimbangan bumi dan merusak alam lingkungan. Seperti :
Penipisan lapisan Atmosfir Bumi yang memicu pemanasan Global (Global Warming), pencemaran udara,
air dan tanah, menimbulkan berbagai macam bencana terjadi, keterbatasan ketersediaan kebutuhan
manusia yang ada di alam, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, bahkan menimbulkan karakter-karakter
moral calon generasi penerus yang jauh dari kecintaan akan alam lingkungan ini.
PENGHIJAUAN adalah salah satu yang utama untuk penanggulangi semua permasalahan
tersebut di atas. Penghijauan mempunyai manfaat sangat banyak “ MULTI EFEK ” . kesejukan udara
terjaga karena adanya produksi oksigen dan penyerapan karbon oleh pohon, ketersediaan air bersih untuk
kebutuhan masyarakat terpenuhi karena pohon dapat menyerap, menyimpan dan menyalurkan air dengan
baik,, terhindar dari banjir dan erosi, pencegahan global Warming, Meningkatkan perekonomian Rakyat,
DLL.
  Tidak sedikit Program penghijauan yang diluncurkan  Pemerintah bahkan dunia international,
sangat gencar meluncurkan program, seperti program Indonesia Menanam, Kampanye Indonesia
Menanam, Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda
(GBPP), Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDN), Kota Hijau (Green City), Penyerapan dan
penyimpanan Karbon, DLL.
Oleh karena itu, Kami CV. Tuturubus tersentuh untuk dapat menjadi salah satu sosok yang ikut
berperan aktiv dalam menyelesaikan permasalahan dan pencerah baru dalam dunia Penghijauan, berbasis
pada Pelestarian hutan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan
hidup, dengan meluncurkan  kepedulian Melalui penjalinan kerjasama saling menguntungkan di bidang
Penanaman pohon Kayu Jabon disetiap lahan Kritis. Penjalinan Kerjasama antara Pemilik lahan,
Investor (Penanam Modal), Petani Penggarap dan Pengelola serta Tim Keamanan. Oleh karena kami
menawarkan Kerjasama Penanaman Tanaman Kayu Jabon kepada Perorangan, Pemerintah, BUMN
maupun Swasta Nasional untuk menjadi INVESTOR (penanam Modal) dalam program ini.
 
Sentuhan kepedulian atas dasar kesadaran bahwa menjaga keseimbangan bumi kita ini adalah
tanggung jawab bersama, dan itu sangatlah di perlukan guna merealisasikan keberhasilan program ini.
Peran serta kita dalam  program ini, secara otomatis melahirkan kepercayaan, kebersamaan, kekuatan yang
selama ini pudar karena rasa egoisme, kapitalisme, individualisme, dll, dan kita tahu semua bahwa rasa
itulah yang menyebabkan terjadinya sebuah kehancuran. Terjadinya pemisahan antara yang kaya dan yang
miskin, yang lemah dan yang kuat, yang salah dikatakan benar, yang benar dikatakan salah, dan lain
sebagainya. Insya Allah dengan Program penjalinan kerjasama Penanaman Pohon Kayu Jabon yang kami
luncurkan ini menjadi perantara terjadinya kepercayaan, kebersamaan dan kekuatan yang dapat terlahirnya
suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Amin.
 
CV. TUTURUBUS
 
Wawan Setiawan
Direktur

A. Kebutuhan Kayu
Kebutuhan kayu untuk pasar global pada tahun 2001 saja mengalami
kekuranganyang semakin meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi
proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi
siapapun yang melakukan investasi dalam bidang perkayuan ini. Kawasan hutan tropis
mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya
regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan tropis
meningkatkan suhu bumi dan menipiskan kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut telah ikut
mendorong organisasi international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan masa
depan perdagangan kayu tropis. Organisasi ITTO (International Tropical Timber
Organization) telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropis yang
telah dilaksanakan mulai tahun 2002. Menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan
syarat bahwa kayu-kayu tropis tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan
hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu
secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih  tinggi.
Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu
yangpertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinder dan lurus, kayunya berwarna putih
kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis
maupun kayu gergajian.
 
 
B. Apa itu jabon? Mengapa jabon?
Jabon atau dalam bahasa latinnya disebut Anthocephalus cadamba merupakan
tanaman kayu y ang sebenarnya tumbuh liar di hutan. Tumbuhan ini sebenarnya dulu di tahun
1970 - an sangat terkenal namun karena perkembangan eksploitasi hutan dan beralih
fungsinya hutan menjadi ladang atau kebun menjadikan tanaman ini sulit ditemukan.
Tanaman jabon sebenarnya merupakan tanaman yang dapat menjadi konservasi bagi tanah
dan hutan karena sifatnya yang memiliki akar serabut dan banyak sekali menyerap air.
Sebagai tanaman hutan, jabon jarang sekali dibudidayakan karena karakteristik tanamannya
membuat budidaya jabon menjadi unik dan sangat bergantung pada alam sehingga tidak
dapat direkayasa. Tanaman jabon mulai dilirik oleh pelaku ekonomi semenjak bahan baku
industri perkayuan memiliki keterbatasan sumber daya sehingga memerlukan alternatif
bahan baku. Ketersediaan bahan baku industri perkayuan seperti jati, , mahoni, dll sangat
terbatas karena memang umur tebang pohon yang relatif lama (lebih dari 8 tahun).
 
 
C. K arakteristik Tanaman jabon yang unik :
1.      Jabon mudah tumbuh tanpa perlakuan khusus dan ekstrim.
2.      Batang jabon memiliki karakteristik yang unik yaitu silinder dan tegak luru s.
3.      Cabang jabon dapat rontok dengan sendirinya sesuai dengan umur dan iklim
sehin gga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang batangnya secara mandiri.
4.      Warna kayu jabon putih kekuning-kuningan sehingga memenuhi syarat
karakteristik   bahan baku furniture.
5.      Serat kayu jabon padat halus , sangat sesuai untuk produk plywood atau furniture.
6.      Jabon memiliki ekologi tumbuh pada ketinggian 0 sampai 1000 dpl sehingga
memiliki cakupan kesesuaian tanam yang lebih luas dibanding tanaman kayu yang
lain
7.      Tanaman jabon dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,5 sampai 7,5.
8.      Tanaman jabon dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500 s.d 3000 mm/th.
9.      Suhu lingkungan tempat tanaman jabon tumbuh berkisar antara 14 sampai 40°C
10.  Usia tebang jabon relatif singkat yaitu berkisar antara 5 sampai 8 tahu n
11.  Secara ekonomis, jabon merupakan bahan baku untuk pembuatan industri
multipleks,
12.  kertas, furniture, kerajinan tangan, pensil, dll.
 
D.      Menanam Jabon Bagaikan Menanam Emas
Jabon (Anthocephalus cadamba), adalah salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya
sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0–2  000 m dpl (di
atas permukaan laut). Saat ini jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu
lapis, karena jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu
lainnya termasuk sengon / albasia.   Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan
tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah:
1.      Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th.
2.      Masa produksi jabon yang singkat, hanya 4–5 tahun.
3.      Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus.
4.      Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri
(self prunning).
E.       Nilai Ekonomi
Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila
dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dari penjualan dari pola tanam 3x3m atau
1100 pohon /ha, berumur 5 tahun sebanyak 770 – 88 0 m3 atau rata-rata 825 m3 per ha.
Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2 juta
per m3 dan produksi 8 25 m3, maka omset dari penanaman jabon mencapai Rp 9 9 0 juta per
ha. Saat ini harga per m3 jabon berdiameter 25cm up Rp. 1.000.000,- , kalau seandainya saja
harga jualnya tak terkerek naik pun, hasilInvestasi nya masih sangat menguntungkan. Dari
hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada
usia 5 - 8 tahun (asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap batang kayu jabon
diperoleh : Tinggi batang yg bisa terjual rata- rata 12 m.   Diameter batang rata-rata
3 0 cm.   Maka dari tiap batang pohon jabon menghasilkan kayu yang bisa dijual
sebanyak 0,85 m³, sedangkan harga per kubik saat ini Rp 1.000.000,- Sehingga
harga terendah 1 batang pohon jabon usia 5 - 8 tahun minimal seharga Rp 850 .000,-/pohon.
Bila dalam satu hektar lahan di tanam 1100 pohon (pola tanam 3x3m), maka akan
menghasilkan omzet Rp. 850.000,- x 1100 pohon/ha = Rp.
935.000.000,-.   InformasiHarga kayu jabon per kubik pada tahun 2009 :
1.      Diameter 30-39 cm, Rp 1.000.000,-
2.      Diameter 40-49 cm, Rp 1.100.000,-
3.      Diameter > 50 cm, Rp 1.200.000,-.
Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat
kebutuhan/permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan kayu
jabon semakin lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan,  dapat ditanam 1 1 00 batang bibit
jabon dengan jarak tanam 3 m x 3 m, dapat ditanam   2500 batang bibit jabon dengan jarak
tanam 2 m x 2   m .
 
PELUANG INVESTASI
Dengan gambaran mengenai pohon kayu Jabon diatas, menimbulkan sebuah peluang
bisnis yang sangat menjanjikan, dengan kondisi persaingan dibidang tersebut saat ini masih
sangat sedikit, sehingga ketika saat ini kita ikut andil dalam peluang bisnis ini maka adalah
pelopor atau orang yang pertama merasakan kesuksesan dibidang Penanaman Pohon kayu
Jabon. Adapun nilai besaran Investasinya adalah sebagai berikut :
1.      Pola Tanam 2x2 m (2500 pohon) adalah sebesar     Rp. 35.000.000,-
2.      Pola Tanam 2x2,5 m (2000 pohon) adalah sebesar  Rp. 32.500.000,-
3.      Pola Tanam 2x3 m (1600 pohon) adalah sebesar     Rp. 30.000.000,-
4.      Pola Tanam 3x3 m (1100 pohon) adalah sebesar     Rp. 27.500.000,-
5.      Pola Tanam 4x4 m (625 pohon) adalah sebesar       Rp. 25.000.000,-
 
Dengan Sistem pembayaran secara bertahap :
1.        Pembayaran pertama sebesar 75%, dibayarkan pada saat penandatanganan Buku
perjanjian kerjasama Penanaman pohon kayu Jabon di depan Notaris
2.        Pembayaran selanjutnya yang sisa 25%, dibayarkan secara angsuran per 3 bulan satu
kali selama 3 tahun
RINCIAN ANALISA USAHA BUDIDAYA JABON
1.   Investasi Tanaman Kayu Jabon
 

1.1.            Analisa Anggaran Biaya


Pada Luasan 1 Hektar Lahan dengan pola Tanam 2x2 m (2500
pohon)

1. Pembelian Bibit 2.500/batang x Rp. 2.500,-                                                      : Rp.  6.250.000,-


2. Pembelian Bibit Penyulam 625/batang x Rp. 2.500,-                                     : Rp.  1.562.500,-
3. Peralatan Rp. 2.500.000,-/set                                                                                 :
Rp.   2.500.000,-
4. Pembelian Pupuk  (NPK,  Urea, Pupuk Kompos)                                           : Rp.  9.687.500,-
5. Biaya Tenaga Kerja 
   a. Pengolahan Lahan 50.000/HOK x 50 HOK/Hektar                                        : Rp.  2.500.000,-
   b. Lubang Tanam 50.000/HOK x 75 HOK/Hektar                                               :
Rp.  3.750.000,- 
   c. Penanaman 50.000/HOK x 25 HOK/Hektar                                                     :
Rp.  1.250.000,-
6. Biaya Perawatan/pemeliharaan selama 5 tahun                                            : Rp.  5.000.000,-
7. Pestisida 
   a. Insektisida Kondisional  Rp.250.000,-/tahun x 5 tahun                              : Rp.  1.250.000,-
   b. Fungisida Kondisional Rp.250.000,-/tahun x 5 tahun                                 : Rp.  1.250.000,-
                                           JUMLAH                                                                   : Rp. 35.000.000,- 

                             1.2. Penerimaan Dalam Investasi Jabon


                                 Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 2x2m (2500
Pohon) 

1. Penjarangan
Estimasi  0,3 m3/pohon  di usia 3-4 tahun  x 1250 pohon  = 375 m3
Hitungan : 375 m3 x Rp. 1.000.000,- (diameter 30-39 cm)                                :
Rp.   375.000.000,-

2. Pemanenan akhir 
Estimasi  0,75 m3/pohon  di usia 5 tahun  x 1250 pohon  = 937,5 m3
Hitungan : 937,5 m3 x Rp. 1.100.000,- (diameter 40-49 cm)                            : Rp.
1.031.250.000,-
 
 
1.3. Analisis Keuntungan Investasi Jabon
Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 2x2m (2500 Pohon)
I. KEUNTUNGAN Penerimaan (penjarangan+Panen akhir)                            : Rp.
1.406.250.000,-
Biaya Operasional Panen :
1.    Biaya tebang Rp.150.000,-/m3 x 1.312,5 m3                                                   :
Rp.   196.875.000,-
2.    Biaya transport   Log kayu dari kebun Rp. 50.000,-/m3 x 1.312,5 m3      : Rp.     65.625.000,-
3.    Biaya transport Log kayu ke Pabrik Rp.100.000,-/m3 x 1.312,5 m3        : Rp.   131.250.000,-
4.    Zakat/Infak 2,5%                                                                                                        :
Rp.       32.812.500,-
5.    Retribusi (surat jalan dari pemerintah setempat)                                          :
Rp.    13.125.000,-
JUMLAH               :  Rp.  439.687.500,-
 
Jumlah    Keuntungan Bersih                                                                                      :
Rp.     966.562.500,-
4. BAGI HASIL KONSEP SYARIAH
Pola kerjasama dengan konsep BAGI HASIL dengan skim sebagai berikut  :
Pemilik lahan                                                          =     15 %
Investor                                                                   =     50 %
Petani penggarap                                                   =     15 %
Pengelola  (CV. TUTURUBUS)                           =     15 %
Tim Keamanan                                                      =       5 %
Total                                                                        =    100 %
Keterangan:

1. PEMILIK LAHAN adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang mempunyai lahan


dengan bukti kepemilikkan yang sah (Surat Girik/AJB/HGU/SHM).
2. INVESTOR adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang membiayai penanaman awal
dengan total investasi sebesar Rp. 35.000.000,- /hektar lahan.
3. PETANI PENGGARAP adalah Kelompok Masyarakat Tani di sekitar lokasi lahan
yang dibina dan bertindak sebagai pelaksana dari penanaman, perawatan dan
pemanenan selama masa tanam sampai dengan panen.
4. PENGELOLA adalah Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan CV.
TUTURUBUS   yang mengelola dan bertanggung jawab sejak mulai penanaman awal
sampai dengan penjualan hasil panen.
5. TIM KEAMANAN adalah Penanggung Jawab Keamanan Tanaman dari berbagai
gangguan dari pihak luar pelaku maupun pihak dalam pelaku itu sendiri

 
 
SEHINGGA ESTIMASI PENDAPATAN:
Pemilik lahan               =  15 % x Rp. 966.562.500,-       =          Rp.  144.984.500,-
Investor                        =  50 % x Rp. 966.562.500,-       =          Rp.  483.281.000,-
Petani penggarap         =  15 % x Rp. 966.562.500,-       =          Rp.  144.984.500,-
Pengelola                     =  15 % x Rp. 966.562.500,-       =          Rp.  144.984.500,-
Tim keamanan             =    5 % x Rp. 966.562.500,-      =          Rp.    48.328.000,-

Anda mungkin juga menyukai