Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi dan Permasalahan

Usaha yang menonjol di kecamatan lhonga A c e h B e s a r adalah usaha makanan tradisional yaitu
kue mesekat, dodol aceh, wajik dan lain-lain. Selama ini Pemerintah Daerah sudah melakukan
berbagai usaha pelatihan manajemen dan usaha promosi melalui pameran di berbagai arena pekan raya
untuk meningkatkan pendapatan pengusaha tersebut.

Salah satu usaha rumah tangga yang cukup potensial perkembangannya adalah usaha kerupuk
bawang merek ”Usaha Murni” yang beralamat di Batu Balang No.12 Pagaruyung Batu Sangkar,yang
dimiliki oleh Bapak Zainiar dengan mengantongi ijin dari Depkes P-IRT No.
206130508032 .Usaha kecil berskala rumah tangga ini didirikan pada awal tahun 2000.Kue
bawang
ini dinilai unik karena proses pencetakannya menggunakan pisau yaitu di iris tipis-tipis,
tidak menggunakan cetakan kue bawang ’ampia’ seperti kue bawang pada umumnya.Menurut
observasi dan wawancara pendahuluan dengan Bapak Zainiar, beliau mengutarakan bila
menggunakan cetakan mesin (ampia) maka kekhasan dari makanan ini akan hilang dan
rasanya pun kurang enak.Kue bawang iris terbuat dari bahan tradisional yang terdiri dari campuran
tepung terigu, tepung tapioka, telur, bawang putih, daun seledri dan daun bawang serta garam.
Sebelum merintis usaha ini, pemilik bekerja di bank BRI dan setelah pensiun pemilik mempunyai
keinginan untuk membuka usaha sendiri untuk meningkatkan ekonomi keluarga yaitu usaha tanaman
hias,namun usaha itu tidak berlangsung lama.
2 Dan sayangnya usaha ini dikelola dengan manajemen tradisional, belum dikelola dengan
3 manajemen modern, padahal usaha ini menjanjikan prospek yang sangat bagus.Pengelolaan usaha
dengan manajemen tradisional memberikan jaminan yang kecil, terhadap kesinambungan
usaha.Hal ini terbukti dari kajian Tambunan (2001) bahwa beberapa usaha mengalami
kebankrutan karena manajemen yang tidak baik.
4 Dan pengusaha kerupuk bawang iris belum menyadari perlunya manajemen pemasaran yang
5 baik untuk keberlangsungan usaha maupun untuk meningkatkan efisiensi serta untuk
kepentingan pengembangan. Dalam operasionalnya menurut Tambunan (2001) industri kecil
menghadapi kendala pokok manajemen pemasaran yang meliputi; 1) menganalisis peluang-
peluang pemasaran, dan 2) menentukan program pemasaran dengan menggunakan strategi
bauran pemasaran yaitu produk, promosi, harga, dan distribusi.
6 Dengan melihat permasalahan-pemasalahan di atas, maka diperlukan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan pengusaha kerupuk bawang iris melalui pelatihan dan
konsultasi manajemen pemasaran.Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat
mengembangkan pemasarannya dengan profesional dan mampu meningkatkan pangsa pasar
(market share) yang akan mereka raih
7
8 Pengertian Manajemen Pemasaran dan Konsep
Pemasaran
9
10 Menurut Kotler (2003:97) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
11 Lamb et.al (2001) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan
konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.Lebih lanjut Kotler
12
13 (2003:102) menyatakan bahwa penanganan proses pertukaran ini supaya berhasil
menuntut sejumlah besar kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran merupakan seni
dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, menjaga dan menambah
jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan dan pengkomunikasian nilai pelanggan
yang unggul.

Olahraga merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas


sumber daya manusia. Olahraga tidak hanya dilakukan ditempat-tempat khusus,
tetapi dapat dilakukan dimana saja. Pada saat ini, olahraga bukan hanya
dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang bugar, akan tetapi olahraga bisa saja
dijadikan profesi untuk kelangsungan hidup. Olahraga di Indonesia masih
tertinggal dibanding dengan sejumlah Negara di luar negeri. Kondisi ini
membuat perkembangan dan kemajuan olahraga di Indonesia masih kalah dalam
bersaing ditingkat internasional. Kondisi ini membutuhkan perhatian khusus dari
pemerintah termasuk mendukung perkembangan kegiatan olahraga
dan pendidikan jasmani di perguruan tinggi.
Cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia
tahun 1983, mulai memprogramkan “memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat”. Pemasyarakatan dan pemassalan olahraga
bertujuan untuk mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih
memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga sebagai
kebutuhan hidup. Sehubungan dengan itu, perlu diberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga yang
didukung oleh proses pemahaman, penyadaran, penghayatan terhadap arti,
fungsi, manfaat, terlebih lagi pada nilai-nilai guna olahraga.
Pemerintah sekarang ini sedang meningkatkan olahraga dengan cara
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat (slogan). Hal ini
sesuai dengan pendapat Hudoyo (1999: 25) mengemukakan bahwa: “Olahraga
tidak hanya dilakukan ditempat-tempat khusus, tetapi dapat dilakukan dimana
saja kapan saja dan dengan kegiatan paling simpel. Pada saat ini, olahraga bukan
hanya dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang bugar, akan tetapi olahraga bisa
saja dijadikan profesi untuk kelangsungan hidup”.

2
Olahraga panahan merupakan salah satu olahraga tertua didunia, namun
demikian tidak ada seorangpun mengetahui secara pasti kapan busur dan anak
panah kemudian ditemukan untuk pertama kali. Sejak jaman prasejarah kedua
alat ini sudah digunakan untuk berburu dan melindungi diri dari serangan
musuh. Sejarah membuktikan penggunaan busur dan anak panah dapat dilihat
peninggalannya pada zaman prasejarah manusia, diperkirakan sekitar 50.000
tahun lalu. Salah satu bukti peninggalannya adalah melalui lukisan-lukisan atau
gambar-gambar berburu binatang yang terdapat di goa-goa. Tentu saja pada
masa itu perlengkapan memanah masih sangat sederhana.
Panahan merupakan salah satu cabang olahraga yang di pertandingkan
baik pada event daerah, event nasional maupun pada event internasional. Di
Indonesia panahan baru dipertandingkan pada PON yang ke 2 (dua) dan PON
berikutnya menjadi salah satu nomor perlombaan yang selalu diperlombakan.
Sebagaimana di ketahui bahwa PON pertama berlangsung sesudah perang
kemerdekaan melawan penjajah, memang olahraga juga digunakan untuk
menggalang dan menggelorakan tekad bangsa dalam berjuang. Pada PON II
sampai dengan PON IV, perlombaan panahan masih diperlombakan nomor
tradisional. Nomor tradisional dalam panahan dilakukan secara duduk bersila
sambil memanah. Untuk jenis lomba yang menggunakan peralatan yang
sederhana dan bersifat intensif (modern) ini masih tetap diperlombakan sampai
sekarang.
Faktor kekuatan otot lengan, kecepatan anak panah sangat dibutuhkan
dalam olahraga panahan, karena dengan adanya faktor tersebut, maka pemanah
akan lebih mampu untuk menguasai dan melakukan teknik – teknik di dalam
memanah. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa latihan kekuatan otot
lengan, kecepatan anak panah bersifat khusus sesuai dengan yang dibutuhkan.

3
Gambar 1. Teknik ketepatan memanah
(Sumber: Wilson, 1993: 44)
Faktor-faktor seperti kekuatan, kecepatan, ketepatan, daya tahan, dan
koordinasi serta keseimbangan sangat menentukan dalam menghasilkan teknik
dasar memanah yang baik dan benar, sehingga menghasilkan ketepatan
memanah yang baik. Dalam cabang olahraga panahan hasil penampilan dan
prestasi dapat terlihat pada pencapaian skor yaitu jumlah perkenaan anak panah
pada target face atau target sasaran. Selama peneliti mengobservasi di lapangan,
hal ini terjadi pada Siswa SMA yang ada di seluruh Kota Banda Aceh.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, bahwa
bagi mereka yang masih kurang dari segi kekuatan otot lengan, kecepatan anak
panah untuk mencapai target yakni ketepatan memanah yang maksimal, maka
tentunya membutuhkan suatu jenis latihan secara khusus dan berkesenimbungan.
Untuk itu kami berpikir bahwa untuk mendapatkan otomatisasi dan efektivitas
kekuatan otot lengan, kecepatan anak panah demi mencapai target ketepatan
anak panah, maka dalam hal ini perlu latihan fisik secara rutin dan terarah, hal
ini dirasa lebih efektif dilakukan melalui kegiatan pengabdian yang dilakukan di
seluruh sekolah tersebut.
Namun dalam aplikasinya dilapangan justru berbeda, latihan isotonik
yaitu suatu bentuk latihan dengan konstraksi otot memendek dan memanjang
dalam hal ini bentuk latihan yang dipilih adalah latihan menarik busur,
sedangkan latihan isometrik merupakan suatu bentuk latihan yang berkontraksi
dengan tidak terjadi pemendekan atau pemanjangan, dalam hal ini bentuk
latihan yang dipergunakan adalah menahan tekanan busur (keseimbangan).

4
Sistem pelaksanaan kedua bentuk latihan disesuaikan dengan program latihan
yang telah direncanakan dan ditetapkan untuk pencapaian prestasi puncak bagi
Siswa SMA yang ada di seluruh Kota Banda Aceh.
Berdasarkan dari hasil analisis situasi dan sejumlah permasalahan diatas,
maka dalam hal ini dapat merumuskan judul pengabdian “PKM-Keterampilan
Memanah bagi Siswa SMA Se-Kota Banda Aceh”.

BAB II SOLUSI DAN PERMASALAHAN


2.1 Solusi dan Permasalahan

Berdasarkan sejumlah permasalahan sebagaimana yang telah


dikemukakan pada bab sebelumnya, maka untuk meningkatkan kualitas
ketepatan memanah dalam olahraga panahan, secara keseluruhan solusi yang
ditawarkan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan program latihan yang cocok dan sesuai, mulai dari: program latihan
harian, mingguan dan bulanan.
2. Meningkatkan intensitas latihan agar lebih fokus pada ketepatan memanah
3. Memperbanyak area, fasilitas, dan jenis busur yang digunakan agar lebih bagus
lagi.
4. Menunjukkan seorang pelatih yang berasal dari mantan atlet panahan yang handal
dan profesional.
5. Memberikan beban lebih yang cocok dan sesuai dengan ketepatan dan kecepatan
memanah dalam olahraga panahan.

2.2 Permasalahan

Adapun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah sebagai berikut:


1. Masih banyak diantara para siswa yang belum begitu tepat dalam memanah sesuai
kearah papan target.
2. Kebanyakan para atlet saat berlatih masih gemetar dan gugup (nervous).
3. Membutuhkan banyak waktu untuk bertanding/berlatih.
4. Program latihan yang diberikan belum begitu sesuai dengan kebutuhan dan yang
diberikan kepada para atlet.

5
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Tahapan dan Solusi yang Ditawarkan

Berikut akan dijelaskan tahapan pelaksanaan dan solusi yang ditawarkan


dalam kegiatan pengabdian tersebut, sebagaimana yang dijelaskan berikut:

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PKM: Solusi


4. Melakukan observasi ke sekolah SMA Se- 1. Merumuskan potensi
Kota Banda Aceh masalah sebagai ur-
5. Merumuskan data awal sebagai potensi gensi permasalahan
masalah mitra sekolah SMA
6. Menyusun proposal pengabdian Se-Kota Banda Aceh
7. Mengajukan proposal ke pihak Dikti 2. Menyusun program
8. Menunggu persetujuan (approval) untuk mengajar yang cocok
pembiyaan dari pihak Dikti dan sesuai bagi siswa
9. Menanda tangani kontrak kegiatan dengan pi- untuk meningkatkan
hak kampus/institusi. kualitas memanah bag
10.Pelaksanaan kegiatan pengabdian ke lokasi Siswa SMA Se-Kota
mitra dan sesuai dengan jadwal Simlitabmas. Banda Aceh
11.Mengumpulkan data 3. Menyusun program
12.Menyusun laporan pengabdian latihan yang tepat dan
13.Melakukan pelaporan ke pihak Dikti melalui benar, artinya sesuai
Gambar/LPPM
Simlitabmas, 3.1 Tahapan
Institusi.Pelaksanaan dan Solusi yang Ditawarkan PKM
dengan porsi dan kap-
asitas siswa.
A. Pembagian Tugas Tim

Alokasi
Nama/
No Instansi Asal Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
NIDN (Jam/Minggu)
1. Zikrur STKIP Bina Ilmu 1. Memimpin proses
Rahmat, Bangsa Kepelatihan 15 Jam/ pelaksanaan
M.Pd/ Getsempena Minggu kegiatan pengab-
dian,
NIDN. 2. Mengkoordinir,
0131078402 jalannya kegiatan
pengabdian dan
observasi.
3. Melakukan
observasi
4. Merumuskan latar
belakang potensi
masalah
5. Memformulasikan
judul
6. Merumuskan
kegiatan pengab-
dian

6
7. Menyusun
instrument kegiatan
pengabdian
8. Mengumpulkan
data
9. Menganalisis data
10. Memformulasikan
kegiatan pengab-
dian
11. Mempresentasikan
produk hasil
12. Melaporkan hasil
kegiatan pengab-
dian

2. Irfandi, STKIP Bina Evaluasi 15 Jam/ 1. Membantu


M.Or Bangsa Pengajaran Minggu kegiatan pengab-
Getsempena, dian utama dalam
NIDN. Banda Aceh melakukan
0120128601 observasi.
2. Merumuskan latar
belakang potensi
masalah
3. Memformulasikan
judul
4. Merumuskan
kegiatan pengab-
dian
5. Menyusun
instrument
kegiatan pengab-
dian
6. Mengumpulkan
data
7. Menganalisis data
8. Memformulasikan
kegiatan pengab-
dian
9. Mempresentasika
n produk hasil
10. Melaporkan hasil
kegiatan pengab-
dian.

BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

7
Berikut target luaran yang ditargetkan selama kegiatan berlangsung serta
konstribusinya terhadap ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Target Luaran

No Jenis Luaran Indikator Capaian Tahun 1

Nasional ber-ISSN (Jurnal Penjaskesrek, Publish


STKIP BBG Banda Aceh)
1. Publikasi Ilmiah1) Buku Nasional ber-ISBN diterbitkan di Publish
(CV. Yuma Pustaka, Solo) (luaran
tambahan)
2. Artikel Publikasi artikel pada media massa, online Publish
3. Dokumentasi Peliputan video selama kegiatan PKM Published
4. HKI Hak Paten Sederhana Published
5. Peningkatan Peningkatan pembedayaan kualitas Laporan kegiatan
kualitas mitra pendidikan mitra

BAB V ANGGARAN
Berikut rancangan anggaran biaya selama berlangsung kegiatan
sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut:
Biaya yang Diusulkan
(Rp)
No Jenis Pengeluaran
Tahun 1

1. Peralatan Penunjang Rp. 12,250,000.,

2. Rp. 14,700,000.,
Pembelian bahan habis pakai

3. Rp. 17,150,000.,
Biaya perjalanan

4. Rp. 4,900,000.,
Biaya lain-lain (Publikasi, Seminar Kegiatan, Daftar HKI)

Jumlah Rp. 49,000,000.,

BAB VI JADWAL
Adapun kegiatan ini berlangsung selama (delapan) 8 bulan, berikut
jadwal pelaksanaan kegiatanya:
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Tahun ke-1, Bulan

8
5 6 7 8 9 10 11 12
1. Melakukan observasi awal
2. Merumuskan data awal
3. Menyusun proposal pengabdian
4. Pelaksanaan kegiatan PKM ke Lokasi
Mitra
5. Mengevaluasi kegiatan PKM
6. Menyusun laporan ke DRPM Dikti

DAFTAR PUSTAKA

Connat dalam Nugraha. 2015. Pengembangan Pembelajaran Olahraga di Perguruan


Tinggi. Andi Offset. Yogyakarta.
. 2015. Pengembangan Pembelajaran Olahraga di Perguruan
Tinggi. Andi Offset. Yogyakarta.
Fadillah. 2014. Pengembangan Olahraga Panahan di Indonesia. PT. Inna Publikatama.
Jakarta.
Hudoyo. 1999. Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia. Deepublish.
Yogyakarta.
Mella Murti Roza. 2015. Aspek Pengembangan Teknik Dasar Memanah. CV.
Deepublish. Yogyakarta.
Wilson. 1993. Teknik Dasar Memanah. PT. Rosda Karya. Jakarta.

9
10

Anda mungkin juga menyukai