Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH:

Luh De Novitariani (203213205)


Ni Made Ratniawati (203213207)
Ni Kadek Devi Ariyanti (203213218)
Komang Ira Yunita Apsari (203213224)
I Putu Gede Sanjaya (203213213)
Shonia Alfiyah S.K (203213229)
Ni Made Ariska (203213209)
Maulida Pasya (203213225)
Alifia Zain (203213210)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatkan
kesehatan dalam kelompok masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan sangat ditentukan oleh perawat komunitas serta
masyarakat itu sendiri, juga dukungan dari lingkungan atau fasilitas yang tersedia di
daerah tersebut. Upaya tersebut juga ditunjukan pada kelompk-kelompok tersebut yang
salah satunya kelompok lansia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Indonesia mengalami jumlah peningkatan penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada
tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019. Berdasarkan data Riskesdas
tahun 2018, penyakit yang terbanyak pada lansia adalah untuk penyakit tidak menular,
antara lain: hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi, masalah mulut, diabetes militus,
penyakit jantung, dan stroke dan penyakit menular antara lain seperti ISPA, diare, dan
pneumonia.
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan normal dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk,
2006). Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahlian dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry
Efendi dan Makhfudi, 2009). Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya
peningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan
tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagai yang sedang
menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal
dkk, 2011). Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup
perawat kesehatan keluarga (nursehealthfamily) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifakasi masalah kesehatan tersebut

2
sesuai dengan kemapuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
kepada orang lain (WHO, 2015).
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok yang ada di Banjar Wanasari
Desa Sulangai Kecamatan Petang, Badung.
2. Tujuan Khusus
b. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data kelompok warga yang ada di
Banjar Wanasari Desa Sulangai Kecamatan Petang, Badung.
c. Menganalisa data kasus di Banjar Wanasari Desa Sulangai Kecamatan Petang,
Badung.
d. Merumuskan masalah yang menonjol di Banjar Wanasari Desa Sulangai
Kecamatan Petang, Badung.
e. Membuat intervensi (Planning of Action) untuk masalah yang ditemukan di Banjar Wanasari Desa
Sulangai Kecamatan Petang, Badung.

3
BAB II

PENGKAJIAN

Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan pada warga binaan di


Banjar Wanasari Desa Sulangai Kecamatan Petang, Badung. selama 6 hari pada tanggal 25-
30 Oktober 2021 yang dilakukan oleh mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Wira Medika Bali sebanyak 6 orang. Pendataan dilakukan pada lansia di Banjar Wanasari
Desa Sulangai Kecamatan Petang, Badung. selama 6 hari oleh mahasiswa program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali.
2.1 Data Demografi
Data Geografi:
1. Lokasi:
Provinsi : Bali
Kabupaten/ kota : Badung
Kecamatan : Petang
Desa : Sulangai
Banjar : Br. Wanasari
2. Windshield Survey
Pada saat kelompok melakukan pengkajian, secara umum diwilayah Br.
DinasWanasari yang memeiliki luas kurang lebih 12,59 km2 dengan keadaan
tanah subur dan terlihat jalannya sudah layak dilalui karena jalan sudah teraspal
sampai diujung desa. Secara umum masyarakat di Br. Wanasari sudah memiliki
transportasi pribadi. Transportasi yang biasanya melintas seperti sepeda, motor,
mobil dan angkutan umum yang mengantar jemput anak sekolahan. Di Br.
Wanasari terdapat rambu lalu lintas seperti rambu tempat titik berkumpul, jalur
evakuasi, rambu menandakan akan ada tikungan, rambu zona selamat sekolah,
dan terdapat juga petunjuk jalan yang terpasang pada persimpangan jalan dan
perempatan jalan.
Fasilitas kesehatan yang ada pada Br Wanasari yaitu terdapat puskesmas. Di
puskemas terdapat tenaga kesehatan yaitu Dokter, Bidan dan Perawat namun
warga banjarWanasari mayoritas memanfaatkan pelayanan dokter swasta saat
sakit. Di sepanjag pinggir jalan Br Wanasari terdapat kurang lebih 10 warung
yang menyediakan makanan, minuman, sembako dan alat rumah tangga lainnya.

4
Disepanjang jalan terdapat selokan yang cukup lumayan bersih karena
masyarakat Br Wanasari tidak membuang limbah keluarga ke selokan. Terdapat 2
buah sungai di wilayah Br Wanasari yang kebersihannya kurang bersih.
Masyarakat di Br Wanasari keseluruhan rumah warga sudah menggunakan listrik.
Br Wanasari memiliki fasilitas pendidikan yaitu TK dan SD. Kondisi TK dan
SD di Br Wanasari memiliki fasilitas yang memadai. Di TK terdapat 1 ruangan
belajar, padmasana, taman bermain dan kantin. Sedangkan di SD terdapat 6
ruangan belajar, 1 kantor, UKS, perpustakaan, kantin, tempat cuci tangan didepan
ruangan, dan tersedia tempat sampah tertutup didepan setiap ruangan.
Br Wanasari merupakan daerah pedesaan yang memiliki kepadatan perumahan
yang cukup padat. Jarak antara rumah warga saling berdekatan. di Br Wanasari
memiliki alat komunikasi berupa kul-kul dan speaker yang berada dibalai banjar
di Br Wanasari. Tempat berkumpul masyarakat Br Wanasari yang biasanya
digunakan yaitu balai banjar. Di Br Wanasari mayoritas penduduk menganut
agama Hindu, terdapat tempat ibadah yaitu Pura.
3. Wawancara Tokoh Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu tokoh
masyarakat yaitu klien Br Wanasari Putu Gede Darmawan, S.H selaku perbekel
mendapatkan hasil bahwa latar belakang penduduk yang bertempat tinggal di
wilayah Br Wanasari sebagian besar memiliki tingkat ekonomi menengah atas
dan mayoritas bekerja di sektor swasta. Penduduk yang bertempat tinggal di
wilayah Br Wanasari terdapat penduduk pendatang. Terdapat 1006 penduduk
jiwa. Dilihat dari hubungan kekerabatan antar penduduk sangat baik. Sumber
daya manusia dalam pelayanan kesehatan juga sudah sangat memadai dan mudah
di jangkau. Masalah kesehatan yang paling sering terjadi di wilayah lingkungan
Br Wanasari yaitu hipertensi dan rematik dalam pelayanan kesehatan yang
berpengaruh dalam memberikan informasi kesehatan yaitu puskesmas dan kader,
kader bertugas membantu masyarakat dalam menurunkan angka hipertensi
dengan melakukan yoga rutin setiap 1 minggu sekali. Kelangsungan kader
posyandu balita dan posyandu lansia masih tetap aktif. Adapun kegiatan kerja
bakti di lingkungan banjarWanasari dilakukan setiap sebulan sekali dan dihari
tertentu yaitu dihari keagamaan. Biasanya masyarakat mengolah sampahnya
dengan cara dibakar. Di lingkungan Br Wanasari sudah ada sistem keamanan atau
sudah ada pecalang yang selalu memantau keadaan di lingkungan Br Wanasari.
5
2.2 Data Demografi
Data Subyektif
1) Distribusi keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia

Keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia


Aktif Tidak aktif

40%

60%

Gambar (Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia)


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari lansia tidak aktif mengunjungi
posyandu lansia sebanyak 60% (603 warga), aktif 40% (40 warga).
2) Distribuasi Frekuensi Penyakit yang diderita oleh Lansia

Penyakit yang diderita oleh Lansia


Rematik Batuk Lainnya

14%

20%

66%

Gambar (Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Lansia pada Posyandu Lansia)

6
Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari lansia 66% dengan rematik, 20%
batuk dan 14% penyakit lainnya.
3) Distribusi Frekuensi Aktivitas Ibu ke Posyandu (Menimbang bayi dan balita)

Kegiatan Posyandu Balita


Teratur Tidak teratur

13%

87%

Gambar (Distribusi Frekuensi Aktivitas Ibu ke Posyandu)


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari Ibu mengikuti kegiatan posyandu
bayi dan balita terdapat 33% Ibu tidak teratur dan hanya 67% Ibu yang teratur
menimbang bayi dan balitanya.
4) Distribusi Frekuensi Imunisasi

Imunisasi
Diimunisasi lengkap Tidak imunisasi
Imunisasi tapi tidak lengkap

8%

52%
40%

Gambar (Distribusi Frekuensi Aktivitas Ibu ke Posyandu)


7
Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari bayi terimunisasi lengkap hanya
8%, diimunisasi namun tidak lengkap 52% dan terdapat 40% bayi tidak
terimunisasi.
2.3 Data Subsistem
Data Lingkungan Fisik
Data Subjektif
1) Kondisi Rumah
Distribusi Frekuensi Rumah dengan Ventilasi

Jarak Septic Tank dengan Rumah


Memiliki ventilasi Tidak
2%

98%

Gambar (Distribusi Frekuensi Rumah dengan Ventilasi)


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari masih terdapat 2% warga tidak
memiliki rumah dengan ventilasi sementara 98% memiliki rumah dengan
ventilasi.
2) Sumber Air dan Air Minum
Distribusi Frekuensi Jarak Septik Tank dengan sumber air

Jarak Septic Tank dengan Rumah


< 10 meter

100%
8
Gambar Jarak Septik Tank dengan sumber air
Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari terdapat 100% berjarak <10
meter.
3) Saluran Pembuangan Air atau Sampah
Distribusi Frekuensi Tempat Sampah yang digunakan oleh Warga

Tempat Sampah yang digunakan oleh Warga


Tidak memiliki tempat sampah Memiliki tempat sampah

44%

56%

Gambar Tempat Sampah yang digunakan oleh Warga


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari memiliki tempat sampah 56% dan
terdapat 44% tidak memiliki tempat sampah.
4) Jamban
Distribusi Frekuensi Kebiasaan BAB Warga

9
Kebiasaan BAB
Di jamban keluarga Di sungai

4%

96%

Gambar Frekuensi Keadaan WC Warga Bersih


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari terdapat 4% KK warga masih BAB
di sungai dan 96% di jamban keluarga.
5) Gizi Keluarga
Distribusi Frekuensi Status Gizi Baik

Status Gizi
Gizi baik Gizi kurang

40%

60%

Gambar (Distribusi Frekuensi Status Gizi)


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari terdapat 40% KK dengan gizi
kurang dan hanya 60% dengan gizi baik
6) Pendidikan

10
Distribusi frekuensi Pendidikan Warga BanjarWanasari

Pendidikan
SD Lainnya

Lainnya
37%

SD
63%

Gambar (Distribusi berdasarkan pendidikan)


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari terdapat 63% dengan pendidikan SD
dan 37% dengan pendidikan jenjang lainnya.
7) Pekerjaan
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Warga

Pekerjaan
Wiraswasta Lainnya

24%

76%

Gambar 2 (Distribusi Pekerjaan Warga)


Dari 1006 warga yang terkaji di Br Wanasari terdapat 76% dengan pekerjaan
wiraswasta dan 24% dengan pekerjaan lainnya.
2.4 Persiapan dan Pelaksanaan

11
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya
kelompok lansia secara optimal, maka melalui Praktek Keperawatan Komunitas
Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di
BanjarWanasari akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang di
dalamnya dilakukan pendekatan keperawatan kelompok sebagai dasar dalam
pemberian pelayanan kesehatan utama pada masyarakat.
Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas Yang Dilaksanakan Di Banjar
Wanasari terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi pengkajian awal
(pengumpulan dan pengolahan data), penegakan diagnosis dan penentuan prioritas
masalah, serta pembuatan intervensi dalam bentuk Planning of Action. Kegiatan
keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan
pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan teknis
sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, penegakan diagnosis, dan
perencanaan.
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan Dosen
STIKes Wira Medika Bali, Kepala Dusun Wanasari, Kepala Desa Sulangai
dan Bidan Puskesmas Pembantu serta identifikasi tokoh masyarakat yang
dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2021. Setelah mengidentifikasi tokoh
masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan pendekatan dan membina
hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan
tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program
Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di
Banjar Wanasari Selanjutnya pada tanggal 26 Oktober 2021, mahasiswa
melakukan pertemuan dan diskusi bersama Kepala Dusun Wanasari untuk
melakukan identifikasi lansia yang akan dijadikan sampel.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir
anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas,
mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi wilayah Banjar
Wanasari.
2. Pelaksanaan

12
Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
a. Pengkajian
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing
rumah penduduk, wawancara langsung kepada lansia yang bersangkutan,
observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya serta melakukan
skrining kesehatan. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan pada
tanggal 26 Oktober 2021-28 Oktober 2021 (pagi dan sore).
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah
dilakukan, yaitu tanggal 29 Oktober 2021.

2.5 ANALISA DATA

No Analisa Data Diagnosa

1. DS: Perilaku Kesehatan


- Dari 1006 jiwa terdapat 66% rematik, 20% Cenderung Berisiko
batuk
- Dari 1006 jiwa terdapat 60% lansia tidak
mengikuti posyandu lansia
- Dari 1006 jiwa terdapat 40% bayi dan balita
dengan gizi kurang
- Dari 1006 jiwa terdapat 40% bayi tidak
diimunisasi
- Dari 1006 jiwa terdapat 52% bayi diimunisasi
tetapi tidak lengkap
- Dari 1006 jiwa terdapat 33% ibu tidak teratur
menimbang bayi dan balita di posyandu

DO: Tampak lansia memiliki masalah kesehatan


hal tersebut dapat diketahui dengan adanya data
lansia dengan rematik dan batuk, selain itu
kurangnya aktivitas lansia mengunjungi
posyandu lansia dan sedikitnya aktivitas olahraga

13
pada lansia. Bayi dan balita juga masih ada yang
belum diimunisasi dan tidak lengkap, bayi dan
balita tidak teratur menimbang bayi dan balita.
2. DS: Pemeliharaan Kesehatan
- 44% KK tidak mempunyai tempat Tidak Efektif
sampah
- 100% jarak septic tank ke resapan
sumber air <10 meter
- 4% KK masih BAB di sungai
- 2% KK rumah tidak memiliki ventilasi
- 2% KK ditemukan adanya jentik nyamuk
di bak mandi

DO: Tampak rumah warga terdapat jentik


nyamuk, jarak septic tank dengan sumber air
berjarak <10 meter, warga masih memiliki
kebiasaan BAB di sungai, tidak memiliki
ventilasi, dan masih terdapat jentik nyamuk di
bak mandi.

14
15
1. SCORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Masalah Sifat Kemungkinan Potensi Menonjolnya Total


Masalah masalah Dapat masalah Masalah
Dirubah Untuk
Dicegah
Segera=2
Wellnes=3 Mudah=2 Tinggi=3 Tidak Perlu=1
Aktual=3 Sebagian=1 Cukup=2 Tidak
Resiko=2 Tidak dapat=0 Rendah=1 dirasakan=0
Potensial=1

Bobot 1 Bobot 2 Bobot 1 Bobot 1

1 Perilaku 2/3x1=2/3 1/2x2=1 2/3x1=2/3 2/2x1=1 2/3+2/3=4/3


Kesehatan 4/3= 1,3 +
Cenderung 1,3 + 1,3 =
Berisiko 1,3 + 1,3 +
1,3 = 3,9

2 Pemeliharaan 2/3x1=2/3 1/2x2=1 1/3x1=1/3 2/2x1=1 2/3+1/3=3/3


Kesehatan 3/3=1
Tidak Efektif +1+1=3

Cara Scoring
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Perilaku Kesehatan Cenderug Beresiko
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

16
DIAGNOSA
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di BanjarWanasari Berhubungan dengan
pengkajian yang didapat Dari 1006 jiwa terdapat 66% rematik, 20% batuk, Dari
1006 jiwa terdapat 60% lansia tidak mengikuti posyandu lansia, dari 1006 jiwa
terdapat 40% bayi dan balita dengan gizi kurang, dari 1006 jiwa terdapat 40% bayi
tidak diimunisasi, dari 1006 jiwa terdapat 52% bayi diimunisasi tetapi tidak lengkap,
dari 1006 jiwa terdapat 33% ibu tidak teratur menimbang bayi dan balita di
posyandu.
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di BanjarWanasari desa Tibubeneng,
Berhubungan dengan pengkajian yang didapat 44% KK tidak mempunyai tempat
sampah, 100% jarak septic tank ke resapan sumber air <10 meter, 4% KK masih
BAB di sungai, 2% KK rumah tidak memiliki ventilasi, 2% KK ditemukan adanya
jentik nyamuk di bak mandi

17
1. INTERVENSI KEPERAWATAN
DATA DIAGNOSA INTERVENSI

NOC NIC

DS: Perilaku Prevensi Primer : Prevensi Primer :


- Dari 1006 jiwa Kesehatan
terdapat 66% Cenderung - Melakukan - Pendidikan
perilaku kesehatan
rematik, 20% Beresiko
kesehatan secara - Modifikasi
batuk
rutin perilaku
- Dari 1006 jiwa
Prevensi Sekunder : Prevensi Sekunder :
terdapat 60%
lansia tidak - Memperoleh - Identifikasi
mengikuti pemeriksaan rutin risiko
posyandu lansia - Mendapatkan - Fasilitasi
- Dari 1006 jiwa skrining pembelajaran
terdapat 40% bayi kesehatan yang
dan balita dengan direkomendasikan
gizi kurang Prevensi Tersier : Prevensi Tersier :
- Dari 1006 jiwa - Menggunakan - Dukungan
terdapat 40% bayi dukungan social pengasuhan
tidak diimunisasi untuk - Dukungan
- Dari 1006 jiwa meningkatkan kelompok
terdapat 52% bayi kesehatan
diimunisasi tetapi
tidak lengkap
- Dari 1006 jiwa
terdapat 33% ibu
tidak teratur
menimbang bayi
dan balita di
posyandu

DO: Tampak lansia


memiliki masalah
kesehatan hal tersebut
dapat diketahui
dengan adanya data
lansia dengan rematik
dan batuk, selain itu

18
kurangnya aktivitas
lansia mengunjungi
posyandu lansia dan
sedikitnya aktivitas
olahraga pada lansia.
Bayi dan balita juga
masih ada yang belum
diimunisasi dan tidak
lengkap, bayi dan
balita tidak teratur
menimbang bayi dan
balita.
DS: Pemeliharaan Prevensi Primer : Prevensi Primer :
- 44% KK tidak Kesehatan
mempunyai Tidak Efektif - Promosi - Pendidikan
kesehatan kesehatan
tempat sampah
- Perilaku - Manajemen
- 100% jarak
kesehatan kasus
septic tank ke
- Perilaku - Pengembangan
resapan meningkatkan kesehatan
sumber air <10 perilaku komunitas
meter kesehatan
- 4% KK masih Prevensi Sekunder :
BAB di sungai Prevensi Sekunder :
- 2% KK rumah - Perilaku
meningkatkan - Skrining
tidak memiliki
status kesehatan kesehatan
ventilasi - Identifikasi
Prevensi Tersier :
- 2% KK risiko
ditemukan - Perilaku mencari Prevensi Tersier :
adanya jentik pelayanan
nyamuk di bak kesehatan Peningkatan sistem
mandi dukungan

DO: Tampak rumah


warga terdapat jentik
nyamuk, jarak septic
tank dengan sumber
air berjarak <10
meter, warga masih
memiliki kebiasaan
BAB di sungai, tidak
memiliki ventilasi,

19
dan masih terdapat
jentik nyamuk di bak
mandi.

20
FORMAT RENCANA KERJA (POA)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sasaran Waktu Tempat


Keperawatan

1. Perilaku Setelah dilakukan Pendidikan 1.Memberikan Seluruh 29 Balai


Kesehatan Kesehatan penyuluhan Lansia Oktober Banjar
tindakan keperawatan
Cenderung tentang di Br 2021 Wanasari
Beresiko komunitas selama 1
Kesehatan Wanasa
bulan, diharapkan lansia Lansia ri dan Pukul
meliputi kader 09.00
Br Wanasari
hipertensi dan posyand wita-
Paham mengenai tentang selesai
rematik u lansia
pentingnya penerapan
Perilaku Kesehatan serta
melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

TUK :
- Melakukan
perilaku
kesehatan secara
rutin
- Memperoleh
pemeriksaan rutin
- Mendapatkan
skrining
kesehatan yang
direkomendasika
n
- Menggunakan
dukungan social
untuk
meningkatkan
kesehatan

21
2. Pemeliharaan Setelah dilakukan a. Pendidika 1. Pemberian Seluruh 29 Balai
Kesehatan tindakan keperawatan n penyuluhan warga Oktober Banjar Br
Tidak efektif Kesehatan mengenai Br 2021, Wanasari
komunitas selama 1
PHBS Wanasa pukul
bulan, diharapkan Warga ri 13.00
Br Wanasari wita

Mendapatkan
pengetahuan tambahan
Lingkunga
mengenai Prilaku Hidup 2. Melakukan
30 n
b. Prilaku Kerja Bakti
Bersih dan Sehat BanjarWan
peningkatan di Oktober
asari
Kesehatan lingkungan 2021
TUK : sekitar
16:00-
1. Dapat merubah pola
selesai
prilaku kesehatan
2. Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan tentang
PHBS

3. Berperilaku sesuai
dengan pengetahuan

22
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Moorheed, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification Edisi 5


( NOC ). Indonesia: Elsevier Global Right

Bulechek, Gloria dkk. 2016. Nursing Interventions Classification Edisi 6


( NIC ). Indonesia: Elsevier Global Right

23

Anda mungkin juga menyukai