LK 1.1-Cindy Endriana
LK 1.1-Cindy Endriana
Wawancara siswa:
1. Peserta didik sulit berdiskusi apabila kelompok ditentukan oleh guru
2. Peserta didik kurang percaya diri untuk maju didepan kelas
3. Peserta didik tidak berani berpendapat
1. Sejak dini peserta didik tidak ditanamkan oleh orangtua bahwa membaca
itu penting dan membawa manfaat bagi mereka
2. Perpustakaan sekolah tidak meyediakan buku-buku yang menarik
sehingga siswa kurang tertarik membaca
3. Banyaknya hiburan di TV yang lebih menarik
4. Dengan adanya media sosia lebih mudah dalam mencari informasi
(Indah Chodijah, S.Pd)
Numerasi: Nurokhmi Wahyu Setiani, KEMAMPUAN MEMBACA DATA DAN RASA INGIN 1. Keingintahuan
Kemampuan peserta didik TAHU SISWA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI STATISTIK, 2021. Indikator peserta didik
dalam membaca tabel literasi statistik yaitu: dalam membaca
masih rendah 1. Peserta didik mampu memahami data, tabel masih
2. Peserta didik mampu menghitung data rendah.
3. Peserta didik mampu menafsirkan data 2. Faktor psikologis
4. Peserta didik mampu menyajikan data peserta didik
5. Peserta didik mampu menarik kesimpulan dari data. masih rendah.
Faktor penting yang memengaruhi kemampuan literasi statistik yaitu: 3. Pserta didik
1. rasa ingin tahu (curiosity) kurang latihan
2. kesadaran yang tinggi terhadap pembelajaran dan kebutuhannya utnuk membaca
(Nishfani, 2017). materi dalam
bentuk tabel.
Wawancara pakar:
a. Kurang dilatihnya peserta didik untuk mendeskripsikan sebuah tabel
b. Faktor psikologis yang mencakup, motivasi, minat dan kematangan
sosial, emosi dan penyesuaian diri masih rendah.
1. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak mereka
karena dari mereka mula-mula anak menerima pendidikan.
Tanpa dorongan dan rangsangan orangtua, maka prestasi belajar anak
akan mengalami hambatan.
(Oemar Hamalik 2004 : 4)
5. Materi Literasi 1. Menurut (Anwar, 2019), kurangnya usaha yang dilakukan oleh individu 1. Kurangnya guru
Banyak peserta didik tidak untuk menguasai bahan tersebut, kurang adanya usaha dari diri mereka dalam memahami
mencapai nilai KKM pada sendiri yaitu untuk belajar sebelum waktunya di sekolah ataupun di keragaman peserta
ulangan harian, PTS dan rumah. Faktor dari luar yang terutama lingkungan sekolah dan berada di didik mulai dari
PAS lingkungan padat penduduk membuat konsentrasi siswa terganggu karakter dan
dengan adanya suara yang terdengar jelas dari kegiatan siswa lain seperti kesiapan belajar yang
pada jam pelajaran olahraga ataupun kegiatan masyarakat pada saat berbeda, dari aspek
kegiatan pembelajaran berlangsung. kesiapan belajar,
minat bakat dan gaya
WAwancara dengan Pakar pendidikan, pengawas pembina dan fasilitator belajar.
guru penggerak (Sumaji, S.Pd., S.E., M.M., M.Pd.) 2. Kurang adanya usaha
1. Tidak terpenuhinya KKM itu jelas peserta didik tidak menguasai materi. dari diri mereka
2. Guru hanya memberikan tes kognitif. sendiri yaitu untuk
3. Peserta didik itu mempunya karakter dan kesiapan belajar yang berbeda, belajar sebelum
dari aspek kesiapan belajar, minat bakat dan gaya belajar. waktunya di sekolah
4. Kurangnya guru dalam memahami keragaman peserta didik. ataupun di rumah.
3. Peserta didik tidak
Wawancara dengan kepala sekolah menerapkan belajar
1. Peserta didik tidak menerapkan belajar secara berkala dan banyak
mandiri secara
berlatih
berkala dan banyak
2. Tidak memahami dan fokus pada kisi-kisi soal
berlatih
3. Kurangnya berpikir positif
4. Tidak memahami dan
Wawancara dengan teman sejawat fokus pada kisi-kisi
1. Siswa belum memahami materi yang diberikan soal.
2. Soal yang diberikan tidak seimbang antara soal HOTS dan LOTS
Wawancara Pakar:
a. Pendidik memberikan penjelasan materi yang salah kepada peserta
didik dan membiarkannya terus menerus sehingga terjadi
kesalahpahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan.
Wawancara siswa:
a. Salah konsep dari awal pembelajaran.
b. Kurang menyimak ketika guru menjelaskan materi/diskusi
c. Kurangnya buku penunjang yang disediakan sekolah
d. Jaringan internet yang belum tersedia ditiap sudut, menghalangi
perolehan informasi.
HOTS Menurut Presseisen (dalam Devi, 2011) menyatakan bahwa “HOTS (High 1. Kemampuan
Peserta didik kesulitan Order Thinking Skills) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi peserta didik
menyelesaikan soal-soal menjadi empat kelompok, yaitu dalam melakukan
HOTS c. pemecahan masalah keterampilan
d. membuat keputusan berpikir kritis
e. berpikir kritis dan masih rendah
f. berpikir kreatif 2. Peserta didik
memiliki nilai
Keterampilan-keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (dalam Costa, rendah ketika
1985), yaitu: diberi soal HOTS
1. Memfokuskan pada pertanyaan 3. Peserta didik
2. menganalisis argumen tidak memahami
3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya materi dengan
4. Mempertimbangkan laporan observasi baik
5. Membandingkan kesimpulan
6. Menentukan kesimpulan
7. Mempertimbangkan kemampuan induksi
8. Menilai
9. Mendefinisikan konsep
10. Mendefinisikan asumsi, dan mendeskripsikan
Wawancara pakar:
a. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana skolah di bidang iT
sehingga peserta didik tidak terbiasa mengunakan IT tersebut
b. Kondisi fasilitas Itpeserta didik masih terbatas.
Wawancara dengan teman sejawat:
a. Pendidik masih ada yang tidak update informasi tentang
perkembangan IT
b. Kurangnya penerapan IT disekolah
c. Sekolah seharusnya mengadakan pelatihan tentang teknologi yang
berhubungan dengan sekolah. Misal: e-rapot