Laporan PKL Online - Helmi Guntoro
Laporan PKL Online - Helmi Guntoro
KELOMPOK 1
Helmi Guntoro
PENYELENGGARA
PT. CENTRA ARTHA PRIMA INDONESIA
DAFTAR ISI
COVER LAPORAN
DAFTAR ISI................................................................................................................ 1
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 2
A. Latar Belakang.................................................................................................. 2
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup................................................................................................. 3
D. Dasar Hukum.................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN............................................................................. 4
A. Gambaran Umum Tempat Kerja...................................................................... 4
B. Temuan............................................................................................................. 4
BAB III ANALISA...................................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 12
A. Kesimpulan....................................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................................. 13
LAMPIRAN................................................................................................................. x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Setiap perusahaan dan tenaga kerja tentunya tidak menghendaki terjadinya kecelakaan,
penyakit akibat kerja, maupun pencemaran lingkungan. Suatu potensi resiko berupa
kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat muncul
karena kesalahan dalam penggunaan peralatan, kurangnya informasi terhadap area kerja, dan
kemampuan serta keterampilan dari tenaga kerja yang kurang kompeten.
Upaya penegakan K3 baik secara Keahlian K3, Kelembagaan K3, dan Sistem Manajemen
K3 adalah upaya untuk menciptakan tempat kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga
kerja agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja maupun setelah
selesai melakukan pekerjaan yang hingga pada akhirnya tingkat produktivitas pada
perusahaan tersebut dapat mencapai level tertinggi.
Mengingat bahwa pemerintah di Indonesia memiliki keterbatasan, maka pelaksanaan K3
dapat dibantu melalui peran dunia usaha yaitu perusahaan jasa K3 dan lembaga K3 terkait
agar pelayanan dan pemenuhan syarat K3 dapat dilaksanakan dengan baik. Penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja melalui SMK3 telah berkembang di berbagai negara baik
melalui pedoman maupun standar. Penerapan SMK3 bersifat normatif sehingga harus ditaati
oleh perusahaan. Untuk itu Ahli K3 Umum mempunyai kewajiban melakukan pengawasan
terhadap ditaatinya norma tersebut di tempat kerjanya masing-masing.
Tujuan Umum: Mempraktekan teori yang telah diterima selama kegiatan pelatihan Ahli
K3 Umum.
2
Tujuan Khusus: Merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta
pelatihan Calon Ahli K3 Umum, yang mana agar peserta mampu melakukan identifikasi,
analisa, dan membuat rekomendasi pelaksanaan K3 secara umum, keahlian dan kelembagaan
K3 serta penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL Online) ini diantaranya :
1. Pelaksanaan PKL dilakukan secara Online.
2. Perusahaan yang dijadikan lokasi dan Objek adalah PT. Dugapat Mas
3. Keahlian dan Kelembagaan K3
4. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
5. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
6. Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
D. Dasar Hukum
Dasar-Dasar Hukum yang digunakan, diantaranya :
1. Keahlian dan Kelembagaan K3
- Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Permenaker No. 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3)
- Surat Edaran Menakertrans RI No. 3 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
- Kepmenakertrans RI No. 239 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
- Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 48
Tahun 2011 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
- Permenaker No. 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (PJK3)
- Surat Edaran Menakertrans RI No. 2 Tahun 2011 tentang Peningkatan Pembinaan
dan Pengawasan Terhadap Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(PJK3)
- Permenakertrans No. Per. 08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD)
2. Penerapan SMK3
- Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
- Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
SMK3
- Permenaker No. 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
b. Temuan Negatif
- Perusahaan belum memiliki Petugas Ahli K3 Kimia dan Ahli K3 Kelistrikan
4
2. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a. Temuan Positif
- Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dari mulai Fasilitas K3, Program Kerja K3, Peraturan K3, Manual SMK3,
SoP, JSA, Instruksi Kerja K3, Indikator K3, Pemasangan rambu-rambu K3,
Penerapan LOTO, melakukan Riksa Uji, dan Rapat P2K3 Bulanan,
- Melakukan Audit Internal setiap 1 tahun sekali
- Melakukan Audit Eksternal, bekerja sama dengan PT. JAN yang merupakan
lembaga independen yang bergerak dibidang jasa keselamatan dan kesehatan
kerja (PJK3).
b. Temuan Negatif
- Penerapan rambu-rambu pada area cuci alat belum terpasang, di area tersebut
terdapat perbedaan elevasi dan lantai licin yang beresiko tenaga kerja
tersandung dan tergelincir akibat lantai yang licin.
- Perusahaan belum memisahkan manajemen review dengan review kebijakan
dalam suatu meeting khusus.
- Tidak tersedianya BBS Form (Based Behavior Safety) untuk pelaporan
berkala.
5
BAB III
ANALISA
2 Keahlian K3 Perusahaan telah memiliki Ahli Dalam upaya meninjau UU No 1 Tahun 1970
K3 Audit Internal. dan menilai penerapan tentang Keselamatan
berhasilnya system Kerja,
manajemen K3 di Permenaker No. 2
perusahaan diperlukan Tahun 1992,
evaluasi yang bersifat UU No. 13 Tahun
rutin 2003 tentang
Ketenagakerjaan
6
3 Keahlian K3 Perusahaan telah memiliki satu Dokter dan Paramedis di UU No 1 Tahun 1970
orang Dokter Perusahaan dan perusahaan harus tentang Keselamatan
dua orang Paramedis mendapatkan pelatihan Kerja, UU No. 23
Perusahaan. Telah tersedianya dalam bidang Higiene di Tahun 1992 tentang
Poliklinik milik perusahaan perusahaan. Kesehatan, dan UU
sebagai pelayanan kesehatan di No. 13 Tahun 2003
perusahaan. tentang
Ketenagakerjaan
7
6 Kelembagaan Terdapat kebijakan K3 yang Untuk menjalankan UU No 1 Tahun 1970,
K3 dituangkan secara tertulis dalam program dan kebijakan K3 Permenaker No
pembentukan P2K3. Kebijakan secara menyeluruh. 4/Men/1987 pasal 4,
P2K3, P2HIV/AIDS, dan Memonitor dan dan Permenaker No
P2Covid19 mengevaluasi program 4/Men/1995 tentang
kebijakan K3 di PJK3
perusahaan serta
membentuk komitmen
untuk K3 di Perusahaan
7 SMK3 Perusahaan ini telah bekerja Perusahaan perlu UU No. 1 Tahun 1970
sama dengan beberapa PJK3 meningkatkan kerja sama tentang Keselamatan
dalam melakukan pemeriksaan dengan PJK3 dengan Kerja pasal 9,
dan pengujian (Dengan Audit bidang lainnya selain Permenaker No 4
Eksternal). Perusahaan ini telah pemeriksaan dan Tahun 1995 tentang
diaudit oleh PJK3 (Perusahaan pengujian. Dengan Audit PJK3 (pasal 3 poin C
Jasa Keselamatan Kerja), yaitu tingkat awal 64 kriteria, dan D serta pasal 4
PT. JAN lembaga independen lanjut Audit Transisi 122 poin 1B dan 2A
yang bergerak dibidang jasa kriteria, dan Audit
keselamatan dan kesehatan kerja Lanjutan 166 kriteria
8 SMK3 Terdapat Indikator Kinerja K3, Sudah bagus, kalau bisa UU No. 1 Tahun 1970
Peraturan umum K3, Rambu- dibuat lebih banyak pasal 14 tentang
rambu K3. Tersedia juga sehingga mudah dan kewajiban pengurus,
spanduk atau gambar K3 yang sering dilihat pekerja baik PP No 50 Tahun 2012
sesuai dan terpasang dengan didalam ruangan dan luar tentang Penerapan
baik. Dan juga Terdapat tempat kerja SMK3
display/rambu untuk jalur
evakuasi apabila dibutuhkan
untuk keadaan darurat, seperti
arah panah evakuasi, peta
evakuasi, dan assembly point /
titik berkumpul
8
9 SMK3 Terdapat Fasilitas K3 di Sebaiknya untuk UU No 1 Tahun 1970,
perusahaan, seperti Rambu P3K, penempatan, ditempatkan Permenakertrans No
Kotak P3K dan isinya, Alat pada area yang mudah 15/Men/VII/2008
Evakuasi dan Transportasi terlihat, mudah tentang P3K di tempat
Darurat dijangkau / diraih, pada kerja,
saat terjadi keadaan
darurat. Dan Petugas P3K
harus memiliki lisensi
sehingga perlu adanya
pelatihan P3K agar
memiliki pengetahuan dan
keterampilan dibidang
P3K. Lalu untuk setiap
fasilitas P3K perlu
dilakukan pemeriksaan
/inspeksi rutin agar
ketersediaannya selalu ada
saat dibutuhkan
10 SMK3 Terdapat Log Out Tag Out Para pekerja diharapkan PP No. 50 Tahun
(LOTO) yang merupakan mengetahui kegunaan 2012 tentang
penerapan system penguncian LOTO, dan perlu Penerapan Sistem
pengoperasian untuk mencegah diberikan pelatihan Manajemen K3
agar sarana produksi tidak LOTO. Kriteria 6.5.8
dihidupkan sebelum saatnya
9
B. Analisis Temuan Negatif
No Foto Temuan Analisis Saran / Rekomendasi Dasar Hukum
1 Keahlian K3 Perusahaan belum memiliki Perusahaan sebaiknya UU No. 1 Tahun
Tenaga Ahli K3 Kelistrikan dan segera mengagendakan 1970, Permenaker No.
Ahli K3 Kimia petugas untuk mengikuti 2 Tahun 1992, dan
Dari Pemaparan PKL Online pelatihan Ahli K3 UU No. 13 Tahun
Kelistrikan dan Ahli K3 2003 tentang
Kimia. Ketenagakerjaan
10
4 SMK3 Tidak tersedianya BBS Form Sebaiknya menyediakan UU No.1 Tahun 1970,
(Based Behaviour Safety) untuk BBS Form, karena akan PP No. 50 Tahun
pelaporan yang dilakukan setiap mempermudah kita 2012 tentang
satu bulan sekali yang mengenali perilaku kerja Penerapan SMK3
Dari Pemaparan PKL Online diberlakukan untuk semua yang berpotensi
departemen/pekerja/karyawan. menimbulkan bahaya.
11
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari PKL Online pada PT. Dugapat Mas, dapat disimpulkan bahwa :
Temuan Negatif
- Pada Keahlian dan Kelembagaan K3, perusahaan belum memiliki Petugas Ahli
K3 Kimia padahal diperusahaan ini terdapat Pengelolaan Limbah B3 baik medis
dan non-medis yang membutuhkan penanganan khusus, dan belum memiliki Ahli
K3 Kelistrikan
- Pada Penerapan SMK3, masih ditemukan beberapa temuan yang kurang sesuai
antara lain, kurangnya rambu-rambu atau penanda (safety sign) pada area cuci.
- Perusahaan belum memisahkan manajemen review dengan review kebijakan
secara terpisah.
- Tidak adanya BBS Form (Based Behavior Safety)
12
B. Saran
Berdasarkan hasil PKL Online dan analisa yang dilaksanakan pada PT. Dugapat Mas,
terdapat beberapa saran, diantaranya:
1. Penerapan K3 di perusahaan umumnya sudah dilaksanakan dengan baik sehingga hal
tersebut harus ditingkatkan dan dipertahankan secara konsisten.
2. Perusahaan hendaknya segera mengagendakan tenaga kerjanya untuk mengikuti
pelatihan Ahli K3, khususnya Ahli K3 Kelistrikan dan Ahli K3 Kimia.
3. Penerapan SMK3 di perusahaan perlu ditingkatkan kembali, menyiapkan rambu-
rambu / penanda untuk area yang memiliki potensi bahaya dan resiko kerja.
4. Perusahaan hendaknya melakukan selalu pelatihan rutin dan penyuluhan kepada
tenaga kerja agar penerapan SMK3 di perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan
SMK3.
5. Perlu adanya Manajemen Review perusahaan setiap 6 (enam) bulan sekali, dengan
bentuk komunikasi serta sosialisasi perusahaan terhadap karyawan/tenaga kerja di
perusahaan.
6. Perlu adanya sosialisasi pendistribusian lembar BBS / BBS Form (Based Behaviour
Safety) untuk semua departemen kerja. Hal ini merupakan upaya pencegahan secara
proaktif yang berfokus pada perilaku berbahaya di area kerja.
13