Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

GLOBALISASI

DISUSUN OLEH :

RISWANDI

NURSYAMSI

MUH. DIRGA PRATAMA

RICKY AHMAD SAIFUDDIN


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kata globalisasi sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi
adalah hal yang tidak dapat dipungkiri atau dihindari. Menurut Anggara (2013)
“Globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi
adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi
secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik”.
Globalisasi yang semakin pesat akan membawa dampak bagi kehidupan manusia
di berbagai belahan dunia. Dampak tersebut dapat berupa hal yang positif maupun
negatif. Menurut Anggara (2013) Dampak positif globalisasi adalah sebagai berikut.
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
2. Mudah melakukan komunikas.
3. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi).
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran.
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.
6. Mudah memenuhi kebutuhan.

Hal yang tidak dapat dihindari dari perkembangan tegnologi selain dampak
positif globalisasi adalah dampak negatif. Menurut Anggara (2013) dampak negatif
globalisasi antara lain:

1. Informasi yang tidak tersaring.


2. Membuat tidak kreatif, karna prilaku konsumtif.
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit.
4. Banyak meniru perilaku yang buruk.
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan
suatu negara.
Globalisasi juga memberikan dampak tersendiri bagi dunia pendidikan.
Sebagai solusinya pemerintah mengubah kurikulum yang ada dalam dunia pendidikan.
Akibat dari pergantian kurikulum karena tuntutan globalisasi, mengakibatkan siswa
cenderung bingung terhadap materi serta cara yang disampaikan oleh guru, maka
perlu usaha untuk mengatasi pendidikan akibat pengaruh di era global.
Dampak globalisasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari sekolah yang
menerapkan bahasa asing sebagai bahasa yang wajib dipelajari, penggunaan alat
bantu berupa komputer dan internet sebagai aplikasi pembelajaran, beberapa
perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan agar pendidikan di Indonesia
dapat bersaing dengan pendidikan di dunia. Menururt Djamaluddin (2013),
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia bisa dilihat dari tiga hal :
1. Masalah peningkatan mutu manusia dan masyarakat Indonesia.
2. Kedua, menyangkut masalah globalisasi.
3. Perkembangan dan kemajuan teknologi. Pendidikan merupakan aspek penting
dalam era globalisasi.

Tiga persoalan ini sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan.


Sebab peningkatan SDM, yang menjadi tugas dan tanggung jawab utama pendidikan,
sangat dipengaruhi faktor globalisasi dan teknologi. Pengaruh globalisasi, kemajuan
teknologi dan informasi serta perubahan nilai-nilai sosial harus diperhitungkan dalam
penyelenggaran pendidikan, apalagi tanggung jawab dunia pendidikan untuk mencapai
tujuan pokok melahirkan manusia yang berkualitas.

Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di era global sekarang ini
dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Menurut Daryanto (2012:
iii),

Proses belajar mengajar (PBM) sering kali dihadapkan pada materi yang
abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari sehingga materi menjadi sulit
diajarkan oleh guru dan dipahami oleh siswa. Mengatasi permasalahan 3 tersebut,
guru perlu melakukan visualisasi, mengandung maksud mengkongkritkan sesuatu yang
abstrak.

Melakukan tindakan tersebut dan lebih baik jika ditunjang oleh berbagai
aplikasi yang ada dalam internet. Tidak dapat dipungkiri bahwa internet mampu
memberi kesan dalam bidang aplikasi pembelajaran.

Internet merupakan alat yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran


yang menarik. Internet dapat diakses oleh semua golongan masyarakat Indonesia,
dan terdapat banyak hal yang menarik sehingga apabila penggunaannya dapat
dimaksimalkan dan dalam bentuk positif maka hal tersebut sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia pada umumnya serta pendidikan khususnya.

Penggunaan berbagai media pembelajaran berbasis internet, maupun


pembelajaran dengan aplikasi yang ada di internet atau dikenal e-learning akan
memberikan kemudahan bagi peserta didik. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat
Murtiyasa (2006: 9) “E-learning juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar secara bebas tanpa merasa tertekan.” Peserta didik juga bebas dari
rasa malu karena biasanya dalam pembelajaran di kelas ditemukan sebagian peserta
didik yang tidak mau bertanya serta menjawab pertanyaan dari guru, tapi melalui
media On-line mereka dapat bertanya secara bebas dan dapat mencari serta
mengulang-ulangi materi pembelajaran sampai memperoleh pemahaman yang baik.
Menurut Kurniawati (2012), Internet memberikan banyak manfaat, salah
satunya adalah membuat siswa menjadi lebih kritis, mendapatkan materi yang banyak
bukan hanya dari buku, proses pembelajaran di kelas akan lebih hidup serta guru
tidak perlu banyak bicara karena siswa yang akan lebih aktif. 4 Kemandirian peserta
didik dalam belajar dan mencari materi dari manapun dan kapanpun dengan cepat dan
mudah.

Seseorang dapat memanfaatkan teknologi internet sebagai komunikasi dari


satu orang kepada banyak orang (one-to-many communication) dilakukan secara
simultan/bersamaan, yaitu misalnya melalui fasilitas e-mail, mailing list, atau
chatting dalam waktu yang bersamaan dan dapat diakses secara cepat oleh user.
Hanya dengan duduk di depan komputer (tentunya menggunakan komputer yang
dilengkapi fasilitas koneksi ke internet) dan menggunakannya.

Informasi yang tersedia dan dapat diakses melalui internet tidak hanya yang
berita di suatu negara saja tetapi berbagai berita yang terjadi di seluruh penjuru
dunia (global world). Artinya, perkembangan yang terjadi di berbagai negara dapat
dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Demikian juga halnya dengan informasi
yang menyangkut bidang pendidikan dan pembelajaran. Seseorang tidak perlu lagi
harus hadir di ruang kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Cukup dari
tempat masing-masing yang dilengkapi dengan komputer dan fasilitas sambungan
internet.

Begitu banyak manfaat internet khusunya pada bidang pendidikan. Menurut


pengelola sekolah menambah berbagai fasilitas yang mendukung terwujudnya
Elearning. Hasil yang akan diperoleh jika sekolah mampu menyediakan fasilitas
internet dilingkungannya yaitu peserta didik dapat berinteraksi dengan sumber
belajar, baik yang berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun dengan guru yang
membina materi pembelajaran dapat berjalan dengan baik dalam koridor berbasis
internet.

Berkaitan dengan pemanfaatan aplikasi interbet sebagai alat pembelajaran.


Menurut Vesitara (2012) menjelaskan bahwa internet sebagai alat pembelajaran
adalah sebagai berikut:

Perkembangan dan kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan


merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara,
institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk
pendidikan/pembelajaran. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan
para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli
materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online
learning material). Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa
format (Wulf, 1996), di antaranya adalah:

1. Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and


giving feedback, electronic discussion group),
2. Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group,
3. Downloading of course materials or tutorials,
4. Interactive tutorials on the Web, dan
5. Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented)
systems or Internet Relay Chat.

Aplikasi pembelajaran sangat banyak jenisnya, strategi yang digunakan guru


dapat pula bermacam-macam diantaranya yang dapat dipakai guru untuk menarik
siswa serta mengikuti perkembangan jaman yang ada adalah dengan aplikasi internet.
aplikasi ini dipilih dengan beberapa faktor, diantaranya adalah mudah diakses, cepat,
serta mudah dipelajari.

Macam-macam aplikasi internet yang dapat digunakan dalam proses


pembelajaran diantaranya adalah google, email, facebook, twiter, blog, youtube.
Penggunaan macam aplikasi tersebut dapat menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran. Salah satu fasilitas didalam internet yang dapat digunakan mencari
berita yaitu google. Goggle mampu mengakses segala informasi dari dalam maupun
luar negri secara cepat dan melimpah. Tentunya hal tersebut terdapat sisi positif
dan negatif, akan tetapi lebih bijak apabila dapat menggunakan kecanggihan
teknologi dengan baik, serta menuntun siswa agar mampu memilih 6 bahan dan materi
yang baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pengawasan guru serta orang tua
peserta didik.

Salah satu instasi pendidikan di wilayah Surakarta yang mampu menggunakan


aplikasi internet dalam proses pembelajran yaitu SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.
Guru telah menerapkan pembelajaran dengan berbagai aplikasi internet, mulai
dengan pemberian PR kepada siswa dengan cara pencarian materi melalui google,
pemutaran video yang diunggah ke fasilitas youtube, pemberian materi dari guru
kepada siswa yang diambil dari internet. Hal yang patut diapresi yaitu guru berusaha
menyaring berbagai dampak negatif internet dengan cara nasihat kepada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Pratami pada tanggal 3 November


pukul 09.30 WIB membuktikan bahwa pada dasarnya siswa memiki potensi yang lebih
apabila diarahkan secara baik, namun masih terjadi beberapa kendala selama proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu hal yang dipakai guru untuk
mengatasi kendala-kendala yang ada adalah dengan cara pemberian aplikasi
pembelajaran kepada anak yang membuat peserta didik merasa senang dan gemar
dalam memperhatikan guru yaitu dengan internet. Ada beberapa macam cara yang
dipakai guru dalam pembelajaran diantaranya adalah dengan memanfaatkan video
yang diunggah dari youtube kemudian diputar ketika proses pembelajaran
berlangsung. Serta pemberian tugas rumah untuk mencari artikel-artikel serta
gambar yang sesuai dengan materi pembelajaran yang bersumber dari internet.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini
mendorong penulis untuk mengadakan penelitian terhadap pemanfaatan aplikasi
internet yang dipakai dalam proses pembelalajaran di sekolah. Oleh karena itu
dipandang penting untuk melakukan penelitian tentang pemanfaatan aplikasi internet
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah 1
Surakarta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemanfaatan aplikasi internet dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2013/2014?
2. Bagaimanakah usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan
pemanfaatan aplikasi internet dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran di
SMP Muhammadiyah 1 Surakarta?
3. Bagaimanakah kendala pemanfaatan aplikasi internet dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun
2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan aplikasi internet dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun
2013/2014.
2. Untuk mendeskripsikan usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam
meningkatkan pemanfaatan aplikasi internet dalam pembelajaran pada semua
mata pelajaran di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.
3. Untuk mendeskripsikan kendala pemanfaatan aplikasi internet dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
tahun 2013/2014.
D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan masukan terhadap dunia pendidikan khususnya pada pemanfaatan
aplikasi internet dalam pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
b. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai berbagai macam aplikasi
internet dalam pembelajaran yang cocok bagi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
c. Sebagai dasar untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa:
1) Dapat membiasakan belajar secara mandiri dengan bantuan fasilitas
internet.
2) Mempermudah siswa dalam mencari serta menerima materi Pendidikan
Kewarganegaraan.
3) Meningkatkan hasil belajar pada siswa. Khususnya mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
4) Memberikan informasi bagi siswa mengenai aplikasi internet dalam
pembelajaran secara baik.
b. Manfaat bagi guru
1) Dapat mengembangkan kemampuan guru dalam memanfaatkan aplikasi
internet dalam pembelajaran.
2) Mengembangkan potensi guru dalam mengajar.
3) Membantu guru dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
c. Manfaat bagi pengelola sekolah
1) Memberikan masalah mengenai peningkatkan mutu sekolah menuju
instasi pendidikan yang berdaya saing global.
2) Meberi masukan bagi pengelola sekolah dalam perbaikan prose
pembelajaran di semua mata pelajaran.
3) Menambah pengetahuan bagi pengelola sekolah mengenai peningkatkan
kualitas aplikasi internet dalam pembelajaran di sekolah.
4) Menambah teori-teori baru mengenai pemanfaatan aplikasi internet
dalam pembelajaran yang cocok di aplikasikan pada tiap mata
pelajaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Mengenai Globalisasi


1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata “globe” yang berarti bola dunia sedangkan
akhiran sasi mengandung makna sebuah “proses” atau keadaan yang sedang
berjalan atau terjadi saat ini. Jadi secara etimologis, globalisasi mengandung
pengertian sebuah proses mendunia yang tengah terjadi saat ini menyangkut
berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di
dunia.
Istilah globalisasi sering diberi arti yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, sehingga disini perlu penegasan lebih dulu. Ahmed dan Doman
(Azizy, 2004: 19) memberi batasan bahwa ‘Globalisasi pada prinsipnya mengacu
pada perkembangan-perkembangan yang cepat di dalam teknologi komunikasi,
transfortasi, yang bisa membawa bagian-bagian dunia yang jauh (menjadi hal-hal)
yang bisa dijangkau dengan mudah’. Istilah yang saat ini dikenal yaitu electronic
proximity, artinya kedekatan elektronik, dimana jarak tidak lagi menjadi
hambatan yang berarti untuk menjalin komuniasi antarwarga di belahan penjuru
dunia ini. Hal ini berimplikasi kepada keterbukaan antarnegara untuk dimasuki
berbagai informasi yang disalurkan secara kesinambungan melalui teknologi
komunikasi dan informasi (information technology), seperti internet, televisi
atau media elektronik laiinya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Martono (2012, hlm. 97) 21 bahwa
“masyarakat di dunia, dari aspek budaya, terlihat kemajuan keseragaman. Media
massa, tertama televisi mengubah dunia menjadi sebuah dusun global (global
village). Informasi dan gambar peristiwa yang terjadi di tempat yang sangat jauh
dapat ditonton jutaan orang pada waktu bersamaan”. Sebagaimana dikemukakan
oleh Martono (2011, hlm. 96) bahwa “Globalisasi dapat didefinisikan sebagai
penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang
melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala global, dan pertumbuhan
sebuah kesadaran global bersama”.
2. Teori Globalisasi
Berikut ini merupakan berbagai macam teori menurut teoritis-teoritis
globalisasi, diantaranya:
1) Tiryakian (Ritzer dan Goodman, 2010: 587) mengemukakan bahwa “teori
globalisasi muncul sebagai akibat dari serangkaian perkembangan internal
teori sosial, khususnya reaksi terhadap perspektif terdahulu seperti teori
modernisasi”.
2) Ritzer dan Goodman (2010: 588) mengemukakan bahwa Globalisasi kultur
dapat dilihat sebagai ekspansi transnasional dari kode dan praktik bersama
(homogenitas), atau sebagai proses dimana banyak input kultur lokal dan
global saling berinteraksi untuk menciptakan semacam perpaduan yang
mengarah ke pencangkokan kultur (heterogenitas), Trend menuju
homogenitas sering kali diasosiasikan dengan imperialisme kultural atau
dengan kata lain, bertambahnya pengaruh internasional terhadap kultur
tertentu.
3) Robertson (Martono, 2012: 96) menguukakan bahwa “Globalisasi diartikan
sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal, masyarakat di seluruh dunia
menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, dan
budaya”.
4) Kellner (Ritzer dan Goodman, 2010: 590) mengemukakan bahwa Globalisasi
memperlihatkan pasar kapitalis dan seperangkat relasi sosial dan aliran
komoditas, kapital, teknologi, ide-ide, bentukbentuk kultur, dan penduduk
yang yang melewati batas-batas nasional via jaringan masyarakat global.
Transmutasi teknologi dan kapital bekerja sama menciptakan dunia baru yang
mengglobal dan saling terhubung. Revolusi teknologi yang menghasilkan
jaringan komunikasi komputer, transfortasi, dan pertukaran merupakan
praanggapan (presupposition) dari ekonomi global, bersama dengan perluasan
dari sistem pasar kapitalis dunia yang menarik lebih banyak area dunia dan
ruang produksi, perdagangan, dan komunikasi ke dalam orbitnya.
5) Ritzer (Martono 2012: 97) mengemukakan bahwa “Globalisasi telah menjadi
perhatian besar bagi kalangan pembisnis, khususnya dengan kemunculan
pasar-pasar global dan berbagai teknologi yang menyertainya”.
6) Scott (Martono, 2012: 97) Kekuatan manusia semakin meningkat dengan
adanya hubungan yang semakin kompleks dengan objek materiil yang jarang
ditanamkan dalam masyarakat tunggal. Ada miniaturisasi teknologi yang
dihubungkan menusia (laptop, ipods, handphone); transformasi biologi kepada
kode-kode informasi genetik, peningkatan skala dan jangkauan produk limbah
serta beberapa virus, perubahan teknologi jalan, kereta api dan pesawat yang
memfasilitasi mobilitas secara cepat; dan arus informasi dan arus informasi
dan komunikasi yang menekan perbedaan ruang dan waktu.
7) Meyer (Ritzer dan Goodman, 2010: 589) mengemukakan bahwa “Penyebaran
model nation-stage di seluruh dunia, dan munculnya bentuk isomorfis dari
tata pemerintahan di seluruh dunia, atau dengan kata lain, tumbuhnya model
di tata pemerintahan di seluruh dunia yang kurang lebih serupa”.
8) Giddens (Ritzer dan Goodman, 2010: 589) mengemukakan bahwa “Kita tidak
akan pernah mempu menjadi penguasa sejarah kita sendiri, tetapi kita dapat
dan harus mencari cara untuk membuat dunia yang tidak terkendali ini
menjadi terkendali”. Berdassarkan teori di atas, dapat disiplinkan bahwa
globalisasi dapat mengakibatkan pergesekan nilai atau pertukaran budaya
antarnegara melalui teknologi, informasi, dan telekomunikasi yang semakin
canggih. Bahkan dapat terjadi tumbuhnya model tata pemerintahan di seluruh
dunia yang 24 serupa. Namun semua itu dapat diatasi dengan membuat dunia
yang terkendali.
3. Tantangan Globalisasi Tantangan globalisasi dapat dilihat dengan adanya
perubahan sosial dan modernisasi. Berikut penjelasan dari perubahan sosial
modernisasi.
4. Pengertian Perubahan Sosial
Sebagaimana dikemukakan oleh Soemardjan (Effendi dan Malihah, hlm. 61)
bahwa ‘Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mepengaruhi sistem sosial,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku diantara kelompok
dalam masyarakat’.
Sedangkan Martono (2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa Studi perubahan
sosial akan melibatkan dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang menunjuk pada
wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Dimensi
waktu dalam studi perubahan meliputi koneksi masa lalu (past), sekarang
(present), dan masa depan (future). Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat dalam interaksi sosial termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, pola pikir, dan perilaku pada waktu tertentu.
5. Teori Perubahan Sosial Sebagaimana dikemukakan oleh Effendi dan Malilhah
(2011, hlm. 63) bahwa “Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern”.
6. Teori Klasik Perubahan Sosial
Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke
dalam beberapa pola, yakni perubahan sosial pola linear, pola siklus, dan gabungan
beberapa pola.
1) Pola Linear
Comte (Effendi dan Malihah, 2011, hlm. 63) mengemukakan bahwa
‘kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami,
pasti, sama, dan tak terelakan. Perubahan selalu berubah dari sederhana ke
arah yang lebih kompleks, selalu berubah ke arah kemajuan’.
2) Pola Siklus
Sebagaimana dikemukakan oleh Effendi dan Malihah (2011, hlm. 63) bahwa
menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebauah roda. Pada
suatu saat ada di atas, saat lain ada di bawah. Masyarakat mengalami
kemajuan dalam perubahannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran
bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia
laksana sebuah perjalanan gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang,
kemudian lenyap. Bisa juga diibaratkan seperti perkembangan seorang
manusia mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua, dan kemudiam punah.
3) Gabungan Beberapa Pola
Max Weber merupakan salah satu tokoh yang menggabungkan pola siklus
dan linear dalam melihat perubahan sosial. Pandangan siklusnya dalam
mengkaji jenis wewenang yang ada di dalam masyarakat. Weber (Effendi dan
Malihah, 2011, hlm. 64) bahwa Di dalam masyarakat terdapat tiga jenis
wewenang, yaitu wewenang kharismatis, rasional-legal, dan tradisional.
Wewenang yang ada dalam 26 masyarakat akan beralih-alih: wewenang
kharismatis akan mengalami rutinitas sehingga berubah menjadi wewenang
tradisional atau rasional legal, kemudian akan muncul wewenang kharismatis
kembali, dam itu akan berulang lagi. Sedangkan pandangan linearnya terlihat
dari cara memandang masyarakat bahwa perubahan masyarakat akan menuju
ke arah peningkatan yaitu masyarakat yang rasional (rasionalitas).
Berdasarka teori di atas, dapat penulis simpulkan bahwa teori klasik
perubahan sosial dibagi menjadi 3 pola yaitu Pertama, pola Linear yang
berarti kemajuan peradaban manusia dari yang sederhana ke arah ke arah
yang lebih kompleks dan mengikuti jalan yang alami dan tak terelakan. Kedua,
pola siklus yang berarti masyarakat berkembang seperti roda, kadang di atas
dan kadang pula di bawah. Ketiga, gabungan beberapa pola yang
menggabungkan pola siklus dan linear dalam melihat perubahan sosial.
7. Teori-teori Modern Perubahan Sosial
Sebagaimana dikemukakan oleh Effendi dan Malihah (2011, hlm. 64) bahwa
Pada umumnya para penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan
sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari
tradisional ke modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada
pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya
perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang.
Yang terjadi sebaliknya, negara-negara berkembang menjadi negara terbelakang
dan menciptakan ketergantungan negara berkembang kepada negara-negara
industri maju di Barat. Berikut ini merupakan beberapa pandangan teori modern
perubahan sosial:
1) Teori modernisasi Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang
akan meniru yang telah dilakukan oleh negara-negara maju. Dengan meniru 27
negara-negara maju mereka akan menjadi negara berkembang melalui proses
modernisasi.
2) Teori Kepentingan (dependencia) Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan
pengalaman kepada negara Amerika latin telah terjadi perkembangan dunia
yang kurang merata. Di satu pihak, negara-negara maju mengalami
perkembangan, namun di pihak lain secara bersamaan negara-negara dunia
ketiga justru semakin terbelakang. Keadaan ini menciptakan negara ketiga
yang ekonominya berbasis kepada sumber daya alam selalu ketergatungan
pada negara-negara maju.
3) Teori Sistem Dunia Teori ini berpandangan, seperti di cetuskan oleh
pendirinya Wallerstein (Effendi dan Malihah, 2011, hlm. 65) bahwa
‘perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara
inti, negaranegara semiperiferi, dan negara-negara periferi’. Negara-negara
inti adalah negara-negara industri di Eropa Barat yang telah mengalami
industrialisasi dan sekarang telah berkembang pesat. Negara-negara semi
periferi adalah negara-negara di Eropa Selatan yang secara ekonomi
berhubungan inti tapi tidak berkembang. Sedangkan negara periferi adalah
negara-negara Asia dan Afrika. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan
bahawa ada 3 pandangan teori modern perubahan sosial, yakni Pertama, teori
28 modernisasi yang berpandangna bahwa negara-negara terbelakang akan
meniru apa yang telah dilakukan oleh negara-negara maju. Kedua, teori
ketergantungan (Dependencia) yang berpandangan negara terbalakang akan
selalu ketergantungan pada negara-negara maju. Ketiga, teori sistem dunia
terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti, negara-negara semi
periferi, dan negara-negara periferi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang kompettitif.
Persaingan yang ketat ini muncul karena banyaknya produsen dari dalam maupun luar
negeri yang memberi kesempatan pelanggan untuk memilih produk yang diperlukan.
Perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar dengan menghasilkan produk
yang sesuai harapan atau bahkan melampui harapan pelanggan. kualitas menjadi kunci
sukses untuk memenangkan daya saing pada era globalisasi.
Total Quality Management merupakan cara meningkatkan kinerja terus
menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi proses,
dalam setiap area fungsional organisasi, dengan menggunakan sumber daya manusia
dan modal yang tersedia. Pendekatan TQM digunakan untuk menghadapi tuntutan
konsumen dan bertahan dalam pasar global. Perusahaan manufaktur tepap sekali
menggunakan pendekatan TQM agar produk yang dihasilkan senatiasa dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan melibatkan segala komponen perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penerapan Total
Quality Management dan menganalisa pengaruh masing-masing subsistem dari Total
Quality Management yang terdiri dari fokus pada pelanggan, perbaikan proses
berkesinambungan, dan keterlibatan terpadu dan kinerja karyawan PT. 95
Petrokimia Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT Petrokimia
Gresik dan sebagai sampelnya diambil dari sebagian populasi dengan metode
purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria atau pertimbangan
tertentu. Responden yang dijadikan adalah bagian Distribusi Wilayah II pada PT
Petrokimia Gresik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan uraian yang telah
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : 1) Total Quality Management secara keseluruhan masuk kategori penilaian
baik. Penilaian ketiga variabel subsistem tersebut adalah : a. Fokus pada pelanggan
masuk dalam kategori penilaian baik dengan nilai rata-rata 4,11. b. Perbaikan proses
berkesinambungan dalam masuk kategori penilaian baik dengan nilai rata-rata 4,10 c.
Keterlibatan terpadu masuk kategori dalam kategori penilaian baik dengan nilai rata-
rata 4,08. 2) Kinerja karyawan masuk kategori penilaian sangat setuju dengan nilai
rata – rata 4,25 3) Fokus pada pelanggan secara parsial terbukti tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan bagian Distribusi Wilayah II PT Petrokimia
Gresik. 96 4) Perbaikan proses berkesinambungan secara parsial terbukti tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian Distribusi Wilayah II PT
Petrokimia Gresik. 5) Keterlibatan terpadu secara parsial terbukti berpengaruh
signifikan positif terhadap kinerja karyawan bagian Distribusi Wilayah II PT
Petrokimia Gresik.
B. Keterbatasan
Berdasarkan hasil analisis yang didapat, peneliti memiliki keterbatasan
bahwa :
1) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu bagian dan satu perusahaan saja yakni
Distribusi Wilayah II PT Petrokimia Gresik maka hasil penelitian ini dapat
digeneralisasikan untuk perusahaan lainnya yang sejenis dan tidak dapat
digeneralisasikan untuk perusahaan lainnya yang tidak sejenis.
2) Tidak ada wawancara dengan responden untuk mengakuratkan jawaban atas
ketidaksignifikan dari variabel fokus pada pelanggan dan proses perbaikan
berkesinambungan.
3) Responden penelitian ini hanya berjumlah tiga puluh tiga orang sehingga
termasuk dalam sampel kecil yaitu minimal tiga puluh responden.
4) Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang mendasar
pada persepsi jawaban responden. Hal ini menimbulkan masalah jika persepsi
responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.
5) Ketidaksesuaian pernyataan nomor 1,2 dan 3 pada variabel kinerja karyawan
dengan kondisi responden.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti terkait dengan penelitian ini
untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1) Bagi perusahaan Manajemen perusahaan hendaknya mampu membuat
kebijaksanaan dan program secaar lebih efektif dalam meningktakan kinerja
karyawan berdasarkan subsistem Total Quality Management agar kinerja
karyawan dapat ditingkatkan melalui kinerja yang lebih baik.
2) Bagi peneliti selanjutnya
a. Menambahkan variabel Total Quality Management yang lain diluar variabel
yang digunakan pada penelitian ini dalam mempengaruhi kinerja karyawan.
Variabel lain diluar penelitian ini misalnya aspek lingkungan perusahaan,
hubungan dengan pemasok, pendidikan dan pelatihan, obsesi yang tinggi
terhadap kualitas, komitmen jangka panjang, dan lain lain.
b. Menambah jumlah sampel dan perusahaan – perusahaan manufaktur lain yang
sejenis.
c. Menambahkan wawancara untuk mengakuratkan data Selain itu, diharapkan
peneliti berikutnya disarankan untuk mengatur taraf kesalahan menjadi 0,01.
d. Menyesuaikan kuesioner dengan reponden penelitian.
DAFTAR RUJUKAN

Agung Utama dan Fahmi Radhi. 2009. “Penerapan Total Quality Management Dan
Just
In Time Terhadap Kinerja Operasional Dan Keunggulan Kompetitif”. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Vol 3. No 3. Pp 167-174.
Andre Dwijanto Witjaksono. 2012. “Praktik Manajemen Mutu Terpadu Dan
Hubungannya Dengan Formalisasi, Desentralisasi, Kualitas Produk, Serta
Kinerja Organisasi”. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Vol 16. No 1. Pp
48-62.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Dhita Maharani. 2013. Pengaruh Penerapan Total Quality Management pada PT. PAL
Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan : STIE Perbanas Surabaya.
Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Iwan Tjahjo Santoso, Djumilah Zain, Mintarti Rahayu, Dan Munawar Ismail. 2010.
“Pengaruh Total Quality Management Dan ISO 9001:2000 Terhadap
Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi Di Jawa Timur”. Jurnal Aplikasi
Manajemen Vol 8. No 3. Pp 623-630.

Anda mungkin juga menyukai