Makalah Alat Penangkapan Ikan
Makalah Alat Penangkapan Ikan
X NKPI
KELOMPOK I
DISUSUN OLEH :
AGUS AL HIDAYAH
MUH. RESKI
AWAL SUBARKA
ILHAM PUTRA GALESONG
MUH.AGUNG SYAM JAYA
Kegiatan penangkapan ikan telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak
zaman kuno. Dalam konteks modern, penangkapan ikan masih menjadi salah satu sumber
daya utama bagi banyak komunitas pesisir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun,
seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk perikanan dan tekanan eksploitasi
terhadap sumber daya alam, praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan telah menjadi
perhatian utama dalam pembahasan keberlanjutan pemanfaatan laut.
Alat penangkapan ikan menjadi salah satu aspek yang paling mempengaruhi efisiensi,
keberlanjutan, dan dampak lingkungan dari kegiatan penangkapan ikan. Penggunaan alat
penangkapan yang tepat dapat membantu meningkatkan hasil tangkapan tanpa merusak
lingkungan laut yang rentan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang berbagai jenis
alat penangkapan ikan menjadi penting bagi pihak yang terlibat dalam pengelolaan sumber
daya perikanan, nelayan, serta masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara komprehensif beberapa jenis alat penangkapan
ikan yang umum digunakan, yaitu long line, gillnet, trawl, alat payang, dan purse seine.
Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih
mendalam tentang karakteristik, cara kerja, serta dampak lingkungan dari setiap jenis alat
penangkapan ikan tersebut.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penangkapan ikan telah menjadi kegiatan vital dalam kehidupan manusia sejak
zaman purba. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, penangkapan ikan bukan hanya
sebagai sumber makanan, tetapi juga sebagai aspek penting dalam ekonomi dan budaya
masyarakat pesisir. Namun, dengan meningkatnya permintaan akan produk perikanan
dan tekanan eksploitasi terhadap sumber daya laut, praktik penangkapan ikan yang tidak
berkelanjutan telah menjadi masalah yang memprihatinkan.
Indonesia, sebagai negara maritim dengan lebih dari 17.000 pulau dan panjang
garis pantai yang melimpah, memiliki sumber daya laut yang kaya dan beragam. Sektor
perikanan di Indonesia memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional
serta menyediakan mata pencaharian bagi jutaan orang. Namun, pengelolaan sumber
daya perikanan yang berkelanjutan masih menjadi tantangan besar.
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan sumber daya perikanan adalah
pemahaman mendalam tentang berbagai jenis alat penangkapan ikan yang digunakan
oleh nelayan. Alat penangkapan yang dipilih dapat berdampak signifikan terhadap
keberlanjutan stok ikan, keseimbangan ekosistem laut, serta mata pencaharian nelayan
itu sendiri.
1.2 Tujuan
1) Memahami apa yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan Long Line, Gillnet,
Trawl, Payang, dan Purse Seine.
2) Memahami cara pengoperasian alat penangkapan ikan Long Line, Gillnet, Trawl,
Payang, dan Purse Seine.
3) Mengetahui target ikan apa yang menjadi tangkapan utama alat penangkapan ikan
Long Line, Gillnet, Trawl, Payang, dan Purse Seine.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Long line atau rawai adalah alat penangkap ikan pasif yang terdiri dari tali
utama panjang dengan banyak tali cabang (branch line) yang dilengkapi mata kail. Alat
ini umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Long line
dapat diturunkan di berbagai kedalaman air, menjadikannya alat yang serbaguna untuk
menangkap berbagai jenis ikan.
2. Penurunan: Long line diturunkan dari kapal ke laut dengan bantuan pelampung dan
pemberat. Pelampung membantu menandai posisi long line di permukaan air,
sedangkan pemberat membantu menjaga long line tetap di dasar laut.
3. Penangkapan: Ikan yang tertarik dengan umpan akan memakan mata kail dan
terjerat. Long line dibiarkan terendam di laut selama beberapa jam atau hari,
kemudian ditarik kembali ke atas kapal untuk mengumpulkan hasil tangkapan.
1
Long line umumnya digunakan untuk menangkap ikan predator besar, seperti:
Tuna: Yellowfin tuna, bluefin tuna, bigeye tuna
Marlin: Blue marlin, striped marlin, black marlin
Hiu: Hiu mako, hiu karang, hiu putih
Ikan pedang: Swordfish
Ikan tongkol: Skipjack tuna, bonito
Gillnet atau jaring insang adalah alat penangkap ikan pasif yang terbuat dari
jaring tipis dengan mata jaring kecil. Jaring ini bekerja dengan cara menjerat ikan
melalui insang mereka saat mereka mencoba berenang melewatinya. Gillnet umumnya
dioperasikan di berbagai habitat laut, seperti perairan dangkal, laut terbuka, dan bahkan
di dekat terumbu karang.
Trawl atau pukat hela adalah alat penangkap ikan aktif yang terdiri dari jaring
besar yang ditarik oleh kapal penangkap ikan. Jaring ini dioperasikan di dasar laut dan
efektif untuk menangkap ikan demersal seperti udang, ikan kakap, dan kerapu.
3
Jenis trawl ini
menggunakan papan di bagian
bawah jaring untuk menjaga
jaring tetap terbuka dan
menempel di dasar laut. Beam
trawls adalah salah satu jenis
alat penangkapan ikan yang
digunakan secara komersial di
perairan laut dangkal. Alat ini
terdiri dari dua sayap (wings) Gambar 2. 4 Pukat Hela Dasar Berpapan (Beam Trawls)
yang dipasang di kedua sisi jaring dengan sebuah balk (beam) yang menghubungkan
keduanya. Beam tersebut ditarik oleh kapal dengan tujuan untuk menangkap ikan
yang hidup di atau dekat dengan dasar laut, seperti udang, kepiting, atau beberapa
jenis ikan demersal lainnya.
Cara kerja beam trawls mirip dengan trawl konvensional, di mana kapal
menarik alat penangkapan melalui air untuk menangkap ikan yang berada di jalurnya.
Namun, perbedaannya terletak pada konstruksi sayap dan beam yang memungkinkan
alat ini untuk lebih efektif menjangkau ikan yang berada di dasar laut.
Beam trawls sering digunakan dalam penangkapan ikan komersial di perairan
dangkal, terutama di perairan pantai yang memiliki substrat berpasir atau berlumpur.
Meskipun efektif dalam menangkap sejumlah spesies komersial, penggunaan beam
trawls juga telah menimbulkan kekhawatiran terkait dengan dampaknya terhadap
lingkungan laut, termasuk kerusakan terhadap habitat dasar laut dan penangkapan
ikan non-target secara tidak sengaja. Oleh karena itu, penggunaan beam trawls
seringkali menjadi subjek perdebatan dalam diskusi tentang keberlanjutan sumber
daya perikanan.
Pukat hela dasar beroda (Otter trawls)
Jenis trawl ini
menggunakan roda di bagian
bawah jaring untuk menjaga
jaring tetap terbuka dan
menempel di dasar laut. Otter
trawls adalah jenis trawl yang
menggunakan alat bantu yang
5
Berikut adalah langkah-langkah dasar pengoperasian trawl:
1. Persiapan: Jaring trawl dibentangkan dan dipasangi papan atau roda di bagian
bawah. Mata jaring disesuaikan dengan jenis ikan target.
2. Penarikan: Jaring trawl diturunkan dari kapal dan ditarik oleh satu atau dua kapal,
tergantung jenis trawl yang digunakan. Kecepatan penarikan jaring diatur sesuai
dengan jenis ikan target dan kondisi dasar laut.
3. Penangkapan: Ikan yang terangsang oleh gerakan jaring dan umpan (ikan kecil,
cumi-cumi, atau lainnya) akan berenang ke dalam jaring dan tertangkap. Jaring trawl
ditarik selama beberapa jam, kemudian diangkat ke atas kapal untuk mengumpulkan
hasil tangkapan.
Trawl umumnya digunakan untuk menangkap ikan demersal yang hidup di dasar
laut, seperti:
Udang: Udang vannamei, udang windu, udang karang
Ikan kakap: Kakap merah, kakap putih, kakap sunuh
Kerapu: Kerapu lumpur, kerapu macan, kerapu bebek
Ikan demersal lainnya: Ikan tongkol, ikan layur, ikan gurame
6
Alat payang adalah alat penangkap ikan pasif yang berbentuk seperti jaring besar
dengan kantong di bagian bawahnya. Alat ini umumnya digunakan di perairan dangkal
dan efektif untuk menangkap ikan pelagis yang berenang dalam kelompok besar, seperti
ikan sarden, kembung, dan layang.
2. Penempatan: Alat payang diposisikan di laut dengan cara diturunkan dari kapal.
Jaring payang dibentangkan melingkar mengelilingi kelompok ikan yang terlihat di
permukaan air.
3. Penutupan: Tali risik bagian bawah jaring payang ditarik untuk menutup jaring,
sehingga ikan terjebak di dalam kantong jaring.
4. Pengangkatan: Jaring payang diangkat ke atas kapal dan ikan hasil tangkapan
dikeluarkan dari kantong jaring.
Alat payang umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang berenang
dalam kelompok besar, seperti:
Sarden: Sarden Sardinella
Kembung: Rastrelliger kanagurta
Layang: Decapterus russelli
Tongkol: Auxis thazard
Ikan-ikan kecil lainnya: Teri, selar, lemuru
7
2.5 Alat Tangkap Purse Seine.
Purse seine atau pukat cincin adalah alat penangkap ikan aktif yang
menggunakan jaring lingkar besar untuk menjebak ikan pelagis yang berenang dalam
kelompok besar. Alat ini umumnya dioperasikan di laut lepas dan efektif untuk
menangkap ikan tuna, cakalang, dan tongkol.
2. Penempatan Jaring: Jaring purse seine dibentangkan di laut dengan bantuan dua
kapal. Jaring ini mengelilingi kelompok ikan yang telah ditemukan.
3. Penutupan Jaring: Tali risik bagian bawah jaring purse seine ditarik untuk menutup
jaring, sehingga ikan terjebak di dalam lingkaran jaring.
4. Penangkapan: Jaring purse seine dikerut dengan menarik tali risik bagian bawah dan
atas, sehingga ikan terkonsentrasi di kantong jaring.
Purse seine umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis besar yang
berenang dalam kelompok besar, seperti:
8
Tuna: Yellowfin tuna, bluefin tuna, bigeye tuna
Cakalang: Skipjack tuna, bonito
Tongkol: Atlantic mackerel, Pacific mackerel
Ikan pelagis besar lainnya: Ikan layur, ikan tenggiri
9
BAB III
PENUTUP
Long line merupakan alat penangkapan ikan pasif yang digunakan untuk menangkap
ikan predator besar di laut lepas. Gillnet, dengan jaring insangnya, efektif menangkap ikan
dalam berbagai habitat laut. Trawl, baik itu berpapan, beroda, atau dua kapal, mampu
menangkap ikan demersal dengan efisien. Alat payang, dengan kantongnya, cocok untuk
menangkap ikan pelagis dalam kelompok besar. Sedangkan purse seine, dengan jaring lingkar
besarnya, efektif menangkap ikan pelagis dalam kelompok besar di laut lepas.
Setiap jenis alat penangkapan ikan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
serta berdampak pada keberlanjutan sumber daya perikanan dan lingkungan laut. Oleh karena
itu, penggunaan alat penangkapan ikan yang bijaksana dan berkelanjutan menjadi kunci
untuk memastikan kelangsungan hidup ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan di masa
mendatang.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik, cara kerja, serta
dampak lingkungan dari berbagai jenis alat penangkapan ikan tersebut, diharapkan dapat
membantu pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan
memperhatikan kesejahteraan lingkungan laut serta nelayan di Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo. Data jumlah alat tangkap payang di
provinsi Gorontalo. 2019.
Bahri, S Dan M. Abidin. 2012. Penangkapan Ikan Memakai Rawai Dasar (Long Line) di
Sungai Musi Bagian Hulu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Btl.10(1):9-11.
Yanti. N, E. Huri Dan Bustari 2012. Analisis Komposisi Hasil Tangkapal Rawai (Long Line)
Pagi Dan Siang Hari Di Perairan Teluk Palembang Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis Provinsi Riau. Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan. Universitas Riau.
Ma’mun.A, Priatna.A dan Herlisman. “Pola sebaran ikan pelagis dan kondisi oseanografi Di
wilayah pengelolaan perikanan negara republik Indonesia 715 (wpp nri 715)
padamusim peralihan barat”. J.Lit.Perikan.Ind. Vol.24 No.3 September 2018:197-
2008
11