Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

JENIS-JENIS ALAT PENANGKAPAN IKAN

X NKPI
KELOMPOK I

DISUSUN OLEH :
AGUS AL HIDAYAH
MUH. RESKI
AWAL SUBARKA
ILHAM PUTRA GALESONG
MUH.AGUNG SYAM JAYA

NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN


SMK NEGERI 1 TAKALAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Kegiatan penangkapan ikan telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak
zaman kuno. Dalam konteks modern, penangkapan ikan masih menjadi salah satu sumber
daya utama bagi banyak komunitas pesisir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun,
seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk perikanan dan tekanan eksploitasi
terhadap sumber daya alam, praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan telah menjadi
perhatian utama dalam pembahasan keberlanjutan pemanfaatan laut.

Alat penangkapan ikan menjadi salah satu aspek yang paling mempengaruhi efisiensi,
keberlanjutan, dan dampak lingkungan dari kegiatan penangkapan ikan. Penggunaan alat
penangkapan yang tepat dapat membantu meningkatkan hasil tangkapan tanpa merusak
lingkungan laut yang rentan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang berbagai jenis
alat penangkapan ikan menjadi penting bagi pihak yang terlibat dalam pengelolaan sumber
daya perikanan, nelayan, serta masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara komprehensif beberapa jenis alat penangkapan
ikan yang umum digunakan, yaitu long line, gillnet, trawl, alat payang, dan purse seine.
Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih
mendalam tentang karakteristik, cara kerja, serta dampak lingkungan dari setiap jenis alat
penangkapan ikan tersebut.

Galesong, 23 April 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................iv

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................iv


1.2 Tujuan.........................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................1

2.1 Alat Tangkap Long Line..............................................................................................1


2.2 Alat Tangkap Gillnet....................................................................................................2
2.3 Alat Tangkap Trawl......................................................................................................3
2.4 Alat Tangkap Payang...................................................................................................6
2.5 Alat Tangkap Purse Seine............................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alat Tangkap Long Line......................................................................................1


Gambar 2. 2 Alat Tangkap Gillnet............................................................................................2
Gambar 2. 3 Akat Tangkap Trawl.............................................................................................3
Gambar 2. 4 Pukat Hela Dasar Berpapan (Beam Trawls).........................................................4
Gambar 2. 5 Pukat Hela Dasar Beroda (Otter Trawls)..............................................................4
Gambar 2. 6 Pukat Hela Dasar Dua Kapal (Pair Trawls)..........................................................5
Gambar 2. 7 Alat Tangkap Payang...........................................................................................6
Gambar 2. 8 Alat Tangkap Purse Seine....................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penangkapan ikan telah menjadi kegiatan vital dalam kehidupan manusia sejak
zaman purba. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, penangkapan ikan bukan hanya
sebagai sumber makanan, tetapi juga sebagai aspek penting dalam ekonomi dan budaya
masyarakat pesisir. Namun, dengan meningkatnya permintaan akan produk perikanan
dan tekanan eksploitasi terhadap sumber daya laut, praktik penangkapan ikan yang tidak
berkelanjutan telah menjadi masalah yang memprihatinkan.

Indonesia, sebagai negara maritim dengan lebih dari 17.000 pulau dan panjang
garis pantai yang melimpah, memiliki sumber daya laut yang kaya dan beragam. Sektor
perikanan di Indonesia memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional
serta menyediakan mata pencaharian bagi jutaan orang. Namun, pengelolaan sumber
daya perikanan yang berkelanjutan masih menjadi tantangan besar.

Salah satu aspek penting dalam pengelolaan sumber daya perikanan adalah
pemahaman mendalam tentang berbagai jenis alat penangkapan ikan yang digunakan
oleh nelayan. Alat penangkapan yang dipilih dapat berdampak signifikan terhadap
keberlanjutan stok ikan, keseimbangan ekosistem laut, serta mata pencaharian nelayan
itu sendiri.

1.2 Tujuan

1) Memahami apa yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan Long Line, Gillnet,
Trawl, Payang, dan Purse Seine.
2) Memahami cara pengoperasian alat penangkapan ikan Long Line, Gillnet, Trawl,
Payang, dan Purse Seine.
3) Mengetahui target ikan apa yang menjadi tangkapan utama alat penangkapan ikan
Long Line, Gillnet, Trawl, Payang, dan Purse Seine.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alat Tangkap Long Line

Gambar 2. 1 Alat Tangkap Long Line

Long line atau rawai adalah alat penangkap ikan pasif yang terdiri dari tali
utama panjang dengan banyak tali cabang (branch line) yang dilengkapi mata kail. Alat
ini umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Long line
dapat diturunkan di berbagai kedalaman air, menjadikannya alat yang serbaguna untuk
menangkap berbagai jenis ikan.

Berikut adalah langkah-langkah dasar pengoperasian long line:


1. Persiapan: Tali utama long line diukur dan dipotong sesuai dengan panjang yang
diinginkan. Tali cabang dan mata kail dipasang dengan jarak tertentu di sepanjang tali
utama. Umpan (ikan kecil, cumi-cumi, atau lainnya) dipasang pada setiap mata kail.

2. Penurunan: Long line diturunkan dari kapal ke laut dengan bantuan pelampung dan
pemberat. Pelampung membantu menandai posisi long line di permukaan air,
sedangkan pemberat membantu menjaga long line tetap di dasar laut.

3. Penangkapan: Ikan yang tertarik dengan umpan akan memakan mata kail dan
terjerat. Long line dibiarkan terendam di laut selama beberapa jam atau hari,
kemudian ditarik kembali ke atas kapal untuk mengumpulkan hasil tangkapan.

1
Long line umumnya digunakan untuk menangkap ikan predator besar, seperti:
 Tuna: Yellowfin tuna, bluefin tuna, bigeye tuna
 Marlin: Blue marlin, striped marlin, black marlin
 Hiu: Hiu mako, hiu karang, hiu putih
 Ikan pedang: Swordfish
 Ikan tongkol: Skipjack tuna, bonito

2.2 Alat Tangkap Gillnet

Gambar 2. 2 Alat Tangkap Gillnet

Gillnet atau jaring insang adalah alat penangkap ikan pasif yang terbuat dari
jaring tipis dengan mata jaring kecil. Jaring ini bekerja dengan cara menjerat ikan
melalui insang mereka saat mereka mencoba berenang melewatinya. Gillnet umumnya
dioperasikan di berbagai habitat laut, seperti perairan dangkal, laut terbuka, dan bahkan
di dekat terumbu karang.

Berikut adalah langkah-langkah dasar pengoperasian gillnet:


1. Persiapan: Jaring gillnet dibentangkan dan dipasangi pelampung di bagian atas dan
pemberat di bagian bawah. Ukuran mata jaring disesuaikan dengan jenis ikan target.
2. Penempatan: Jaring gillnet diposisikan di laut dengan cara diturunkan dari kapal atau
diikatkan pada struktur permanen seperti rumpon. Jaring dapat dipasang secara
vertikal (gillnet stasioner) atau dibiarkan hanyut mengikuti arus (gillnet hanyut).
3. Penangkapan: Ikan yang tertarik dengan umpan (ikan kecil, plankton, atau lainnya)
akan berenang ke arah jaring dan terjerat di dalamnya. Jaring gillnet dibiarkan
2
terendam di laut selama beberapa jam atau hari, kemudian ditarik kembali ke atas
kapal untuk mengumpulkan hasil tangkapan.

Gillnet dapat digunakan untuk menangkap berbagai jenis ikan, seperti:


 Ikan pelagis: Sarden, kembung, mackerel, herring
 Ikan demersal: Ikan kakap, kerapu, sunuh, gurame
 Ikan karang: Ikan badut, ikan kupu-kupu, ikan damsel
 Ikan kecil: Teri, udang rebon

2.3 Alat Tangkap Trawl

Gambar 2. 3 Akat Tangkap Trawl

Trawl atau pukat hela adalah alat penangkap ikan aktif yang terdiri dari jaring
besar yang ditarik oleh kapal penangkap ikan. Jaring ini dioperasikan di dasar laut dan
efektif untuk menangkap ikan demersal seperti udang, ikan kakap, dan kerapu.

Trawl memiliki beberapa jenis, antara lain:


 Pukat hela dasar berpapan (Beam trawls)

3
Jenis trawl ini
menggunakan papan di bagian
bawah jaring untuk menjaga
jaring tetap terbuka dan
menempel di dasar laut. Beam
trawls adalah salah satu jenis
alat penangkapan ikan yang
digunakan secara komersial di
perairan laut dangkal. Alat ini
terdiri dari dua sayap (wings) Gambar 2. 4 Pukat Hela Dasar Berpapan (Beam Trawls)
yang dipasang di kedua sisi jaring dengan sebuah balk (beam) yang menghubungkan
keduanya. Beam tersebut ditarik oleh kapal dengan tujuan untuk menangkap ikan
yang hidup di atau dekat dengan dasar laut, seperti udang, kepiting, atau beberapa
jenis ikan demersal lainnya.
Cara kerja beam trawls mirip dengan trawl konvensional, di mana kapal
menarik alat penangkapan melalui air untuk menangkap ikan yang berada di jalurnya.
Namun, perbedaannya terletak pada konstruksi sayap dan beam yang memungkinkan
alat ini untuk lebih efektif menjangkau ikan yang berada di dasar laut.
Beam trawls sering digunakan dalam penangkapan ikan komersial di perairan
dangkal, terutama di perairan pantai yang memiliki substrat berpasir atau berlumpur.
Meskipun efektif dalam menangkap sejumlah spesies komersial, penggunaan beam
trawls juga telah menimbulkan kekhawatiran terkait dengan dampaknya terhadap
lingkungan laut, termasuk kerusakan terhadap habitat dasar laut dan penangkapan
ikan non-target secara tidak sengaja. Oleh karena itu, penggunaan beam trawls
seringkali menjadi subjek perdebatan dalam diskusi tentang keberlanjutan sumber
daya perikanan.
 Pukat hela dasar beroda (Otter trawls)
Jenis trawl ini
menggunakan roda di bagian
bawah jaring untuk menjaga
jaring tetap terbuka dan
menempel di dasar laut. Otter
trawls adalah jenis trawl yang
menggunakan alat bantu yang

Gambar 2. 5 Pukat Hela Dasar Beroda (Otter Trawls)


disebut "otter boards" atau "otter doors" untuk membuka dan menjaga posisi jaring
terbuka di dalam air selama proses penangkapan ikan. Otter boards adalah papan datar
yang digunakan untuk menyebar jaring horizontal di kedalaman tertentu dan menjaga
jaring tetap terbuka saat kapal melaju. Dengan bantuan otter boards, trawl dapat
menangkap ikan secara efisien di berbagai kedalaman dan jenis habitat laut. Sistem
otter trawl ini umumnya digunakan dalam penangkapan ikan komersial, terutama
untuk menangkap ikan demersal (hidup di dasar laut) seperti udang, ikan kod, dan
sejenisnya.
 Pukat hela dasar dua kapal (Pair trawls)
Jenis trawl ini
menggunakan dua kapal untuk
menarik jaring, sehingga
menghasilkan daya tarik yang
lebih besar dan memungkinkan
penangkapan ikan yang lebih
banyak. Mereka biasanya
bekerja bersama dengan jaring
yang dihubungkan antara dua
kapal, membentuk jaring yang
Gambar 2. 6 Pukat Hela Dasar Dua Kapal (Pair Trawls)
lebih besar dan lebih efisien
untuk menangkap ikan. Pair trawls digunakan terutama dalam penangkapan ikan
pelagis, seperti haring, makarel, dan tuna.
Kedua kapal yang terlibat dalam pair trawls biasanya beroperasi secara
sinkron, menarik jaring di sepanjang jalur tertentu di laut. Jaring yang ditarik biasanya
cukup besar dan dapat menangkap jumlah ikan yang signifikan dalam satu operasi
penangkapan. Pair trawls sering digunakan dalam penangkapan ikan skala besar di
perairan terbuka, terutama di perairan yang kaya akan ikan pelagis.
Meskipun pair trawls dapat menjadi alat yang efisien dalam menangkap ikan
dalam jumlah besar, mereka juga dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan,
seperti penangkapan ikan non-target, risiko penangkapan spesies yang dilindungi, dan
kerusakan habitat dasar laut. Oleh karena itu, penggunaan pair trawls perlu diatur
dengan ketat untuk memastikan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan
menjaga keseimbangan ekosistem laut.

5
Berikut adalah langkah-langkah dasar pengoperasian trawl:
1. Persiapan: Jaring trawl dibentangkan dan dipasangi papan atau roda di bagian
bawah. Mata jaring disesuaikan dengan jenis ikan target.

2. Penarikan: Jaring trawl diturunkan dari kapal dan ditarik oleh satu atau dua kapal,
tergantung jenis trawl yang digunakan. Kecepatan penarikan jaring diatur sesuai
dengan jenis ikan target dan kondisi dasar laut.

3. Penangkapan: Ikan yang terangsang oleh gerakan jaring dan umpan (ikan kecil,
cumi-cumi, atau lainnya) akan berenang ke dalam jaring dan tertangkap. Jaring trawl
ditarik selama beberapa jam, kemudian diangkat ke atas kapal untuk mengumpulkan
hasil tangkapan.

Trawl umumnya digunakan untuk menangkap ikan demersal yang hidup di dasar
laut, seperti:
 Udang: Udang vannamei, udang windu, udang karang
 Ikan kakap: Kakap merah, kakap putih, kakap sunuh
 Kerapu: Kerapu lumpur, kerapu macan, kerapu bebek
 Ikan demersal lainnya: Ikan tongkol, ikan layur, ikan gurame

2.4 Alat Tangkap Payang

Gambar 2. 7 Alat Tangkap Payang

6
Alat payang adalah alat penangkap ikan pasif yang berbentuk seperti jaring besar
dengan kantong di bagian bawahnya. Alat ini umumnya digunakan di perairan dangkal
dan efektif untuk menangkap ikan pelagis yang berenang dalam kelompok besar, seperti
ikan sarden, kembung, dan layang.

Berikut adalah langkah-langkah dasar pengoperasian alat payang:


1. Persiapan: Jaring payang dibentangkan dan dipasangi pelampung di bagian atas dan
pemberat di bagian bawah.

2. Penempatan: Alat payang diposisikan di laut dengan cara diturunkan dari kapal.
Jaring payang dibentangkan melingkar mengelilingi kelompok ikan yang terlihat di
permukaan air.

3. Penutupan: Tali risik bagian bawah jaring payang ditarik untuk menutup jaring,
sehingga ikan terjebak di dalam kantong jaring.

4. Pengangkatan: Jaring payang diangkat ke atas kapal dan ikan hasil tangkapan
dikeluarkan dari kantong jaring.

Alat payang umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang berenang
dalam kelompok besar, seperti:
 Sarden: Sarden Sardinella
 Kembung: Rastrelliger kanagurta
 Layang: Decapterus russelli
 Tongkol: Auxis thazard
 Ikan-ikan kecil lainnya: Teri, selar, lemuru

7
2.5 Alat Tangkap Purse Seine.

Gambar 2. 8 Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine atau pukat cincin adalah alat penangkap ikan aktif yang
menggunakan jaring lingkar besar untuk menjebak ikan pelagis yang berenang dalam
kelompok besar. Alat ini umumnya dioperasikan di laut lepas dan efektif untuk
menangkap ikan tuna, cakalang, dan tongkol.

Berikut adalah langkah-langkah dasar pengoperasian purse seine:


1. Pencarian Ikan: Kapal penangkap ikan mencari kelompok ikan pelagis
menggunakan alat bantu seperti sonar dan radar.

2. Penempatan Jaring: Jaring purse seine dibentangkan di laut dengan bantuan dua
kapal. Jaring ini mengelilingi kelompok ikan yang telah ditemukan.

3. Penutupan Jaring: Tali risik bagian bawah jaring purse seine ditarik untuk menutup
jaring, sehingga ikan terjebak di dalam lingkaran jaring.

4. Penangkapan: Jaring purse seine dikerut dengan menarik tali risik bagian bawah dan
atas, sehingga ikan terkonsentrasi di kantong jaring.

5. Pengangkatan: Ikan hasil tangkapan dipindahkan ke dalam palka kapal melalui


pompa atau scoop.

Purse seine umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis besar yang
berenang dalam kelompok besar, seperti:

8
 Tuna: Yellowfin tuna, bluefin tuna, bigeye tuna
 Cakalang: Skipjack tuna, bonito
 Tongkol: Atlantic mackerel, Pacific mackerel
 Ikan pelagis besar lainnya: Ikan layur, ikan tenggiri

9
BAB III
PENUTUP

Dalam menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan, pemahaman tentang berbagai


jenis alat penangkapan ikan sangatlah penting. Dalam makalah ini, telah dibahas lima jenis
alat penangkapan ikan yang umum digunakan di perairan Indonesia, yaitu long line, gillnet,
trawl, alat payang, dan purse seine.

Long line merupakan alat penangkapan ikan pasif yang digunakan untuk menangkap
ikan predator besar di laut lepas. Gillnet, dengan jaring insangnya, efektif menangkap ikan
dalam berbagai habitat laut. Trawl, baik itu berpapan, beroda, atau dua kapal, mampu
menangkap ikan demersal dengan efisien. Alat payang, dengan kantongnya, cocok untuk
menangkap ikan pelagis dalam kelompok besar. Sedangkan purse seine, dengan jaring lingkar
besarnya, efektif menangkap ikan pelagis dalam kelompok besar di laut lepas.

Setiap jenis alat penangkapan ikan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
serta berdampak pada keberlanjutan sumber daya perikanan dan lingkungan laut. Oleh karena
itu, penggunaan alat penangkapan ikan yang bijaksana dan berkelanjutan menjadi kunci
untuk memastikan kelangsungan hidup ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan di masa
mendatang.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik, cara kerja, serta
dampak lingkungan dari berbagai jenis alat penangkapan ikan tersebut, diharapkan dapat
membantu pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan dan
memperhatikan kesejahteraan lingkungan laut serta nelayan di Indonesia.

Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, nelayan, akademisi, dan masyarakat,


diharapkan dapat tercipta praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, yang tidak hanya
memastikan ketersediaan sumber daya perikanan bagi generasi mendatang, tetapi juga
menjaga keberlangsungan ekosistem laut yang rentan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo. Data jumlah alat tangkap payang di
provinsi Gorontalo. 2019.

Bahri, S Dan M. Abidin. 2012. Penangkapan Ikan Memakai Rawai Dasar (Long Line) di
Sungai Musi Bagian Hulu, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Btl.10(1):9-11.

Yanti. N, E. Huri Dan Bustari 2012. Analisis Komposisi Hasil Tangkapal Rawai (Long Line)
Pagi Dan Siang Hari Di Perairan Teluk Palembang Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis Provinsi Riau. Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan. Universitas Riau.

Ma’mun.A, Priatna.A dan Herlisman. “Pola sebaran ikan pelagis dan kondisi oseanografi Di
wilayah pengelolaan perikanan negara republik Indonesia 715 (wpp nri 715)
padamusim peralihan barat”. J.Lit.Perikan.Ind. Vol.24 No.3 September 2018:197-
2008

“Longline Fishing”. (23 January 2012). Dalam Wikipedia. Tersedia di :


https://en.wikipedia.org/wiki/Longline_fishing. [Diakses pada 23 April 2024].

“Gillnet”. (24 Juni 2013). Dalam Wikipedia. Tersedia di :


https://en.wikipedia.org/wiki/Gillnet. [Diakses pada 23 April 2024].

“Seine Fishing”. (23 January 2012). Dalam Wikipedia. Tersedia di :


https://en.wikipedia.org/wiki/Seine_fishing. [Diakses pada 23 April 2024].

11

Anda mungkin juga menyukai