Anda di halaman 1dari 6

Naskah Drama Hukum Perdata Perebutan Hak Asuh Anak

Narator : Pada suatu malam, setelah lelah bekerja seharian di kantor, joshua pulang ke
apartemen tempat tinggalnya bersama keluarganya. Namun sesampainya ia di apartemen,
ia langsung disambut dengan istrinya yang terlihat marah, karena Joshua ketahuan
berselingkuh dengan rekan kantornya bernama Regina. Akhirnya pertengkaran diantara
mereka pun tidak dapat dihindari. Amarah dari istrinya Sinthia telah memuncak sehingga ia
memutuskan untuk bercerai dengan suaminya.

……..

Sinthia : Kok kamu baru pulang jam segini?


Joshua : Aku baru slesai meeting dengan klien.
Shintia : Kok kamu meetingnya tiap hari? Pasti ada sesuatu yg kamu sembunyiinkan dari
aku kan!
Joshua : Hah apaan sih.... Kamu nihhh bawaanya curiga mulu.... Aku kerja untuk kamu dan
anak kita....
Sinthia : Kamu yakin hanya untuk aku dan anak kita? Atau untuk dia?!!
Joshua : Hah dia...? Dia siapa yg kamu maksud?
Shintia : Udahlah mas jangan pura-pura nggak tahu. Ini apa? Regina Tobi?!! Regina Tobi itu
siapa mas??!! Namanya ada dimana-mana loh mas! Kamu sampai transfer dia berkali-kali
ke nomor rekening yang aku sendiri nggak tahu kalo kamu punya loh mas! Terus kamu
bawa dia ke Nihiwatu!!! ITS MY DREAM MAS NOT HER!!!!!
Joshua : Nggak, kamu itu salah paham aku bisa jelasin….
Shintia : Udahlah mas kamu udah ketahuan berselingkuh dibelakang aku. Aku mau kita
cerai!!!

Narator : Setelah bertengkar dengan istrinya, joshua pun pergi kerumah selingkuhannya,
Regina untuk tinggal bersamanya.
Regina : It's okey beb... aku kan selalu ada untuk kamu.
Joshua : Iya sayang, aku beruntung banget punya kamu yang selalu ada untuk aku.

Narator : Keesokan harinya, joshua dan Regina berangkat bersama-sama ke kantor.


Sesampainya mereka di kantor, para karyawan menatap mereka dengan penuh kecurigaan
Valenia : Inggrid, kamu liat nggak tadi Pak Joshua dan Bu Regina datang berdua? Semobil
lagi mereka!
Inggrid : Iya, liat kok. Udah biasa liat mereka selalu berduaan. Terus, aku juga pernah liat
mereka lagi bermesraan di ruangan pak joshua loh. Sering malahan.
Valenia : Wahhh parah sihhh! Aku juga pernah liat mereka masuk hotel berdua lohhh!
Inggrid : Astaga, kok bisa gitu? Parah sihh!

Narator : Setelah Sinthia memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, joshua, mereka pun
saling memperebutkan hak asuh anak.
Narator : Dalam ruang persidangan, hakim memutuskan mereka berdua telah resmi
bercerai.
Hakim ketua (Marlon) : Dengan ini saya menyatakan saudara joshua dan saudari Sinthia
resmi bercerai.
Narator : Dan untuk sementara, hak asuh anaknya jatuh ke tangan Shintia. Namun, Joshua
tidak menerima keputusan Hakim. Lalu ia menyewa pengacara untuk mengajukan banding
dan memperebutkan hak asuh anaknya agar jatuh ke tangannya. Melihat masalah dari
kasus joshua dan istrinya, pengacaranya pun sadar bahwa kasus ini sulit untuk
dimenangkan oleh Joshua. Pengacara dari pihak Joshua pun menyuap salah satu karyawan
di kantor Joshua untuk memberikan saksi palsu yang telah diskenariokan.
Pengacara Joshua(Rani): kasus ini cukup sulit. Kita memerlukan saksi untuk memberi saksi
palsu kepengadian
Joshua: tenang aku bisa atasi masalah ini
Narator: joshua dan pengacaranya pun pergi menemui Ingrid salah satu untuk memintanya
bersaksi di pengadilan namun dengan kesaksian palsu. Singkat cerita mereka berhasil
mendapatkan saksi palsu.

Narator : Tibalah hari persidangan yang telah ditunggu-tunggu. Pada persidangan pertama,
kedua pihak, yaitu pihak joshua dan pihak Sinthia diberikan kesempatan untuk melakukan
mediasi. Namun, proses mediasi tersebut gagal dan tidak dapat dicapai kesepakatan antara
penggugat dan tergugat. Maka, persidangan ke-2 pun dilaksanakan seminggu setelah
proses mediasi.

……..

Panitera: Assalamu’alaikum Wr.Wb.


Pada hari ini, Selasa tanggal 20 September 2022, sidang perkara perdata
No.0522/Pdt.G/2022/Pengadilan Agama.Waingapu akan segera dimulai. Majelis Hakim
akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri………….. (hakim masuk)
hadirin dipersilahkan duduk kembali.
Panitera: selama proses persidangan diharapkan para hadirin untuk tetap tenang.

Hakim ketua (Marlon) : Assalamu’alaikum Wr.Wb.


Sidang hari ini pada tanggal 20 September 2022 perkara perdata dengan
No.0523/Pdt.G/2022/Pengadilan Agama.Waingapu tentang perkara gugatan hak asuh anak
antara Hizkia Djoenina selaku penggugat melawan Sinthia Pelindima selaku tergugat
dinyatakan dibuka untuk umum. (ketuk palu 3x).

Hakim ketua (Marlon) : Saudara Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat, dari
laporan mediasi yang Majelis Hakim terima, ternyata dari proses mediasi tidak dapat dicapai
kesepakatan antara Penggugat dan Tergugat. Oleh karena itu, sidang akan dilanjutkan
dengan acara pembacaan gugatan. Saudara Kuasa Hukum Penggugat, apakah saudara
telah siap dengan gugatan saudara?
Pengacara penggugat (Rani) : Siap, Yang Mulia.
Hakim Ketua (Marlon) : Silahkan dibacakan. Kepada Kuasa Hukum Tergugat dimohon
untuk memperhatikan dengan seksama.

Pengacara penggugat (Rani) : Baik, Yang Mulia. Sebelum itu, izinkan saya menyerahkan
salinan surat gugatan kepada majelis hakim dan kuasa hukum tergugat.
Hakim ketua ( Marlon) : Ya, silahkan.
Pengacara penggugat (Rani) : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saya disini sebagai kuasa hukum
penggugat akan membacakan surat gugatan hak asuh anak. Adapun gugatannya, yaitu….
(membacakan surat gugatan).

Narator : singkat cerita Kuasa hukum penggugat pun selesai membacakan surat gugatan
dari pihak penggugat.
Pengacara penggugat (Rani) : Sekian Yang Mulia. Terimakasih.

Hakim ketua (Marlon) : Saudara Kuasa Hukum Tergugat apakah saudara sudah mengerti
dengan Replik yang diajukan pihak penggugat?
Pengacara tergugat (Nabilla) : Ya, Yang Mulia.
Hakim ketua (Marlon) : Apakah pihak tergugat akan mengajukan Duplik atas Replik yang
telah dibacakan oleh Kuasa Hukum Penggugat?
Pengacara tergugat (Nabilla) : Ya, Yang Mulia. Sebelum itu, izinkan saya menyerahkan
salinan jawaban gugatan kepada majelis hakim dan kuasa hukum penggugat.
Hakim ketua ( Marlon) : Ya, silahkan.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saya disini sebagai kuasa hukum
tergugat akan membacakan jawaban gugatan hak asuh anak. Adapun Duplik atas Replik
yang telah dibacakan oleh Kuasa Hukum penggugat, yaitu……(membacakan jawaban
gugatan).
Narator : singngkatnya Kuasa hukum tergugat pun selesai membacakan jawaban gugatan
dari pihaknya.

Pengacara tergugat (Nabilla) : Sekian Yang Mulia. Terimakasih.


Hakim ketua (Marlon) : Bagaimana saudara penggugat, apakah saudara sudah mengerti
dengan duplik yang diajukan oleh pihak tergugat?
Pengacara tergugat (Nabilla) : Ya, Yang Mulia.
Hakim ketua (Marlon) : Apakah Kuasa Hukum Penggugat akan mengajukan jawaban atau
tanggapan atas duplik dari pihak tergugat?
Pengacara penggugat (Rani) : Tidak yang mulia. Kami tetap pada gugatan kami semula.
Hakim Ketua (Marlon) : Kalau begitu, apakah saudara penggugat dan saudara tergugat
sudah siap untuk mengajukan bukti-bukti?
Pengacara penggugat dan tergugat (Rani dan Nabilla) : Siap, Yang Mulia.
Hakim ketua (Marlon) : Baik. Kita mulai dengan menanyai para saksi.

Panitera : Kuasa hukum tergugat, di persilahkan untuk menyampaikan pernyataannya dan


memanggil saksi.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Yang mulia hakim, izinkan saya untuk memanggil saksi untuk
masuk ke ruang sidang.
Hakim ketua ( Marlon) : Permintaan diterima. Silahkan.
Panitera : Saksi tergugat silahkan memasuki ruang persidangan.
Hakim anggota (Celine) : Saksi tergugat, silahkan maju ke depan untuk bersumpah.
Saksi tergugat (Valenia) : Baik, Yang mulia. "Saya bersumpah, dari hati nurani tanpa
menyembunyikan apapun dan mengatakan yang sebenarnya. Jika ada kebohongan, saya
bersedia menerima hukuman."
Hakim ketua (Marlon) : Pengacara penggugat, silahkan menanyai saksi.

Pengacara penggugat (Rani) : Saksi, apakah anda mengenal penggugat?


Saksi tergugat (Valenia) : Ya, tentu saja.
Pengacara penggugat (Rani) : Apa hubungan anda dengan penggugat ?
Saksi tergugat (Valenia) : Saya bekerja sebagai karyawan di bawah pimpinannya. Dia
adalah CEO di tempat kerja saya.
Pengacara penggugat (Rani) : Apakah anda pernah melihat adanya gerak gerik
mencurigakan antara saudari Regina dan penggugat?
Saksi tergugat (Valenia) : Ya, saya pernah melihat Bapak joshua dan Ibu regina sering
bermesraan di kantor, bahkan ketika sedang lembur mereka masih mencuri kesempatan
untuk berduaan.
Pengacara penggugat (Rani) : Saksi, anda dibayar oleh tergugat untuk bersaksi dan
memberikan saksi dusta, apakah benar?
Saksi tergugat (Valenia) : (sambil terbata-bata) t tii tidak saya hanya mengatakan yang...
Pengacara penggugat (Rani) : Jawab ya atau tidak!
Pengacara tergugat (Nabilla) : Keberatan! Yang mulia, kuasa hukum penggugat terlalu
memberikan pertanyaan yang menyudutkan saksi. Hal ini dilarang dalam pasal 166 KUHP
yang menyatakan pertanyaan yang bersifat menjerat tidak boleh diajukan.
Hakim ketua ( Marlon) : Keberatan diterima. Kuasa hukum penggugat, tolong jangan
bertanya diluar konteks. Ajukan pertanyaan yang spesifik.
Pengacara penggugat (Rani) : Baik, Yang Mulia. Sekian dari saya.
Panitera: saudari saksi boleh kembali ketempatnya semula

Hakim anggota (Celine) : Selanjutnya, saksi penggugat, silahkan maju ke depan untuk
bersumpah.
Saksi penggugat (Inggrid) : Baik Yang Mulia. "Saya bersumpah, dari hati nurani tanpa
menyembunyikan apapun dan mengatakan yang sebenarnya. Jika ada kebohongan, saya
bersedia menerima hukuman."
Hakim ketua (Marlon) : Pengacara tergugat, silahkan menanyai saksi.

Pengacara tergugat (Nabilla) : Baik Yang Mulia. Saksi, pertanyaan saya apa hubungan anda
dengan penggugat?
Saksi penggugat (Inggrid) : Hubungan kami murni hanya sebagai atasan dan bawahan. Pak
joshua merupakan bos di kantor tempat saya bekerja.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Apakah saudari pernah melihat penggugat dan saudari
Regina bermesraan di kantor?
Saksi penggugat (Inggrid) : Tidak pernah. Mereka berdua bekerja dan bersikap layaknya
seorang bos dan sekertaris saja.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Apakah saudari saksi yakin dengan pernyataan anda?
Saksi penggugat (Inggrid) : Ya ya ya, saya yakin.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Cukup sekian pertanyaan
saya yang mulia, terima kasih.
Panitera : saudari saksi bisa kembali ketempatnya semula

Panitera : Cukup sekian untuk sesi pernyataan dari kedua bela pihak. Kita istirahat sejenak
untuk makan siang.
Narator : Hakim dan para hadirin meninggalkan ruang persidangan.
Narator : Setelah selesai makan siang, semua kembali ke ruangan persidangan.
Panitera : Baik, persidangan kita mulai kembali. Di mohon untuk semua hadirin persidangan
agar tetap tenang.

Hakim anggota (Zelda) : Dari semua pernyataan yang sudah disampaikan dan juga
kesaksian dari para saksi, dapat dilihat bahwa penggugat sibuk dengan pekerjaannya
sehingga tidak memungkinkan dapat memenuhi kebutuhan sang anak untuk memberi
perhatian dan kasih sayang layaknya seorang ayah.
Panitera: pengacara penggugat silahkan menyampaikan pernyataanya

Pengacara penggugat (Rani) : Yang Mulia, izin berbicara.


Hakim ketua (Marlon) : Silahkan.
Pengacara penggugat (Rani) : Menurut pasal 41A UU perkawinan yang berbunyi, "Baik ibu
atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak anaknya, semata-mata
berdasarkan kepentingan anak bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-
anak, pengadilan memberi keputusannya". Dan pada pasal 14 UU 35/2014(1) "Setiap anak
berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri,kecuali jika adalah alasan dan/atau aturan
hukum aturan hukum yang sah dan menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir". Saya ingin hak asuh
anak jatuh ke tangan klien saya, karena klien saya mempunyai finansial yang mendukung
untuk mengurus dan menafkahi anaknya. Klien saya juga lebih memiliki banyak waktu untuk
anaknya, dan apabila klien saya sedang bekerja atau ada kesibukan lain, masih ada orang
tua dari klien saya yang dapat mengurus anaknya, yang dapat memberikan kasih sayang
dan perhatian layaknya seorang ibu. Sekian pernyataan dari saya, mohon Yang Mulia hakim
untuk mempertimbangkan.

Panitera : Silahkan pengacara tergugat untuk menyampaikan pernyataannya.


Pengacara tergugat (Nabilla) : Yang Mulia, izinkan saya untuk memanggil saksi yang
terakhir.
Hakim ketua (Marlon): Permintaan diterima. Silahkan.
Hakim anggota (Zelda) : Apakah saudara adalah anak kandung dari saudara joshua dan
saudari Sinthia?
Anak (UT) : Ya, benar Yang Mulia.
Hakim anggota (Celine) : Baik. Saksi, silahkan maju ke depan untuk bersumpah sebelum
memberikan kesaksian.
Anak (UT) : Baik Yang Mulia. "Saya bersumpah, dari hati nurani tanpa menyembunyikan
apapun dan mengatakan yang sebenarnya. Jika ada kebohongan, saya bersedia menerima
hukuman."
Hakim ketua (Marlon) : Silahkan, pengacara tergugat untuk menanyai saksi.

Pengacara tergugat (Nabilla) : Saudara saksi, apakah benar ayah Anda memiliki hubungan
khusus dengan ibu regina?
Anak (UT) : Iya, benar.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Setelah mengetahui ayah Anda memiliki hubungan dengan
ibu regina, apa anda masih ingin bersama dengannya?
Anak (UT) : Tidak. Saya ingin bersama dengan mama, karena mama yang selalu ada untuk
saya kapanpun dan dimanapun saya butuhkan. Sedangkan ayah selalu sibuk, bahkan di
waktu luangnya pun kadang ayah hanya sibuk sendiri.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Sekian dari saya. Terima kasih.
Panitera : Saudara saksi bisa kembali ke tempatnya semula.

Pengacara tergugat (Nabilla) : Yang Mulia, izin berbicara.


Hakim ketua (Marlon) : Silahkan.
Pengacara tergugat (Nabilla) : Dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 102 K/Sip/1973
dikatakan bahwa dalam penentu pemberian hak asuh anak dalam perceraian haruslah
mengutamakan ibu kandung. Hal ini ditetapkan dengan melihat kepentingan anak yang
membutuhkan sosok ibu. Di mana dalam hal ini anak kandung dari penggugat dan tergugat
masih sangat membutuhkan sosok ibu di dalam kehidupannya. Dan juga dalam hal ini kami
sangat ingin melindungi kesehatan mental anak ini yang mulia di mana ia tidak seharusnya
tahu bahwa ayahnya berselingkuh dengan wanita lain. Jadi, saya mohon pertimbangan yang
mulia berdasarkan pernyataan dan fakta-fakta yang ada untuk memberikan hak asuh anak
kepada klien saya, yaitu ibu Sinthia. Terima kasih.
Hakim ketua (Marlon) : Atas pernyataan dari kedua kuasa hukum penggugat dan juga
tergugat, saya meminta pertimbangan dari para juri untuk memutuskan hak asuh anak jatuh
kepada saudara joshua atau saudari Shintia.

Narator : Para juri pun saling berdiskusi dan berunding bersama untuk mengambil
keputusan berdasarkan pernyataan yg disampaikan dari kuasa hukum penggugat dan juga
tergugat. Terlihat ketiga hakim juga saling berdiskusi untuk menentukan hasil keputusan
final.

Narator : Setelah berunding cukup lama, akhirnya mereka memutuskan.


Hakim ketua (Marlon) : Berdasarkan hasil keputusan dari para juri dan juga berdasarkan
keputusan kami para hakim, dengan ini kami memutuskan, hak asuh anak jatuh kepada
tergugat, saudari Shintia (ketuk palu 3x).
Narator : Mendengar keputusan hakim, Shintia langsung memeluk anaknya sambil
menangis bahagia. Sedangkan joshua hanya bisa pasrah mendengar keputusan hakim,
bahwa ia kalah dalam persidangan.
Panitera : Dengan demikian, berakhirlah persidangan perebutan hak asuh anak ini, dengan
keputusan final, dimenangkan oleh tergugat, saudari Sinthia.
Panitera: para hadirin bisa meninggalkan ruang pesidangan
Narator : joshua pun keluar meninggalkan ruang persidangan.

Narator : Kemudian beberapa bulan kemudian Regina memutuskan untuk


meninggalkan kekasih gelapnya, joshua.
Joshua : Reg...regina kenapa sih kamu ninggalin aku??
Joshua : Aku udah rela ninggalin Shintia demi kamu lohhh.... Masa kamu tega sama aku??!
Regina : Aku udah bosan sama kamu mas!
Regina : Aku mau sampai sini saja hubungan gelap kita mas!!!
Narator : Regina tetap kekeh untuk meninggalkan joshua.
Narator : dan akhirnya Joshua menyesali semua perbuatannya selama ini
Narator: nasi sudah menjadi bubur
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai