-hukum pidana diartikan sebagai aturan hukum yang mengikatkan kepada suatu perbuatan yang
memenuhi suatu syarat-syarat tertentu akibat yang berupa pidana.
-Hukum pidana umum memuat aturan-aturan hukum pidana yang berlaku bagi setiap orang,
misalnya KUHP, undang-undang lalu lintas dan sebagainya. Sedangkan hukum pidana khusus
memuat aturan-aturan pidana yang menyimpang dari hukum pidana umum, ialah mengenai
golongan-golongan tertentu atau berkenaan dengan jenis-jenis perbuatan tertentu, misalnya
hukum pidana militer, hukum pidana fiskal, hukum pidana ekonomi dan lain lain.
-Hukum pidana yang dikodifikasikan (KUHP) dan hukum pidana yang tidak dikodifikasikan,
yakni terdapat diluar KUHP dan tersebar dalam berbagai undang-undang dan peraturan lain,
misal Ordonansi Obat Bius, Ordonansi Lalu Lintas dan lain lain.
-Berdasarkan tempat berlakunya dibedakan menjadi hukum pidana umum yang dibentuk oleh
pembentuk undang-undang pusat dan berlaku untuk seluruh wilayah negara, dan hukum pidana
lokal, yang dibentuk oleh pembentuk undang-undang daerah, yang berlaku di daerah yang
bersangkutan.
-Hukum pidana tertulis dan hukum pidana tak tertulis (hukum pidana adat)
-Fungsi hukum pidana berorentasi pada dua hal pokok, yaitu secara umum dan secara khusus,
secara umum dapat dikatakan bahwa hukum pidana merupakan bagian dari keseluruhan hukum
lapangan, maka fungsi hukum pidana juga sama fungsi hukum pada umumnya yaitu mengatur
hidup kemsyarakatan atau menyelengarakan tata dalam masyarakat
-Sumber utama dari hukum pidana Indonesia adalah hukum yang tertulis, di samping itu di
daerah-daerah tertentu dan untuk orang-orang tertentu hukum pidana yang tidak tertulis juga
dapat menjadi sumber hukum pidana.
-Sifat melawan hukum yang formil bahwa suatu perbuatan itu diancam pidana dan dirumuskan
sebagai suatu delik dalam undang-undang, sedangkan sifat melawan hukumnya tersebut dapat
hapus hanya berdasarkan undang-undang. Jadi menurut ajaran ini melawan hukum sama dengan
melawan atau bertentangan dengan undang-undang (hukum tertulis).
-Sifat melawan hukum yang materil suatu perbuatan melawan hukum atau tidak, tidak hanya
terdapat dalam undang-undang (yang tertulis) saja, akan tetapi harus dilihat berlakunya hukum
yang tidak tertulis. Sifat melawan hukumnya yang nyata-nyata masuk dalam rumusan delik itu
dapat hapus berdasarkan ketentuan undang-undang dan juga bertentangan dengan hukum yang
tidak tertulis termasuk tata susila dan sebagainya.
-Dalam hal pertanggungjawaban pidana maka hal yang paling mendasar adalah ada atau tidaknya
suatu kesalahan, asas yang berlaku dalam pertanggungjawaban dalam hukum pidana adalah tidak
dipidana jika tidak ada kesalahan (geen straf zonder schuld; actus non facit reum nisi mens sir
rea).