Pengertian Menerima Tamu
Pengertian Menerima Tamu
ْف اِب ْٰر ِه ْي َم ْال ُم ْك َر ِم ْي ۘنَ اِ ْذ َد َخلُوْ ا َعلَ ْي ِه فَقَالُوْ ا َس ٰل ًما ۗقَا َل َس ٰل ۚ ٌم قَوْ ٌم ُّم ْن َكرُوْ نَ فَ َرا َغ اِ ٰلٓى اَ ْهلِ ٖه فَ َج ۤا َء
ِ ضي ُ هَلْ اَ ٰتىكَ َح ِدي
َ ْث
ُ ُ ْأ اَلَ َ ۚ َ ٓ
َبِ ِعجْ ٍل َس ِم ْي ۙ ٍن فَقَ َّربَهٗ اِل ْي ِه ْم قا َل ا تَ كلوْ ن
Tamu terhormat itu baru pertama kali masuk ke rumah Nabi Ibrahim. Oleh karena itu,
beliau memperlihatkan sikap ingin mengenal dahulu.
Nabi Ibrahim menemui keluarganya yaitu Sarah, lalu menyembelih seekor anak sapi yang
gemuk dan setelah dibakar, hidangan itu dibawanya sendiri ke hadapan tamu-tamunya
seraya berkata dengan hormat, lalu mempersilakan mereka makan.
(Itu kisah Nabi Ibrahim dalam menerima tamu,terserah nak dimasuki apo idak, apo dk tu
tulis be ayatnyo samo kalimat “ayat tersebut mengisahkan bagaimana perlakuan Nabi
Ibrahim dalam menerima tamu yang belum dikenal”)
Artinya : “Jika ada tamu masuk ke dalam rumah seorang mukmin, maka akan masuk
bersama tamu itu seribu berkah dan seribu rohmat. Alloh akan menulis untuk pemilik
rumah itu pada setiap kali suap makanan yang dimakan tamu seperti pahala haji dan
umroh”. (HR. Ad Dailami)
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com/oase/pr-15566996/adab-memuliakan-tamu-berpahala-
seperti-haji-dan-umroh?. Diakses pada pukul 15.46 tanggal 26 Oktober 2020
WHEHEHEHEH