Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP KE 14 USHUL ‘ISYRIN

Oleh Grup 14
AS,AR,IH,IS,ARB,OF,NK,HW
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pokok Bahassan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ziarah Kubur
B. Ziarah Kubur Sunnah
C. Tata Cara Ziara Kubur
D. D. Kami Tidak Mentakwil Untuk Antisipasi (Tidak Boleh Mencari Alasan Untuk
Pembenaran)

BAB III
KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kaum muslimin sepakat di syariatkanya ziarah kubur bagi laki laki, namun mereka berbeda
pendapat tentang hukumnya, apakah ia wajib, sunnah, atau sekedar boleh, baik kuburan
orang orang soleh, tholeh (buruk perbuatannya), kerabat dekat maupun jauh dengan tujuan
mengambil pelajaran, mengingat akhirat, untuk mendoakan penghuninya, mendoakan agar
mereka dirahmati, dan memohonkan ampunan bagi mereka jika mereka orang-orang yang
beriman. Imam nawawi dan lainnya menyebutkan adanya ijma' tentang hal tersebut
sebagaimana akan dijelaskan nanti.

Ulama kaum muslimin yang diakui ijmak nya juga sepakat bahwa yang disyariatkan adalah
mendoakan ahli kubur dan memohonkan ampunan baginya, bukan meminta sesuatu darinya
maupun meminta tolong kepada Nya, berdasarkan sabdanya,
"jika seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya.;

Dan firmannya Qs. Al Fateha:5


“Hanya Kepadamu Ya Allah Kami Menyembah dan Hanya Kepadamu Kami meminta
pertolongan
Kaum muslimin juga sepakat bahwa hal-hal baru yang
dilakukan masyarakat di kuburan dan ziarahnya, yang tidak
dituntunkan oleh Rasulullah SAW; Khulafaur Rasyidin, maupun
sahabat-sahabat yang mulia adalah bid'ah yang wajib
diperangi.

Bahwa diantara hal baru yang dilakukan oleh masyarakat


dalam ziarah kubur, di dalam makam itu sendiri, atau terhadap
orang-orang yang ada di dalam kubur itu sendiri,
diklasifikasikan menjadi 3 kategori titik diantaranya ada yang
merupakan kemusyrikan serta mengeluarkan pelakunya dari
agama Islam, ada yang tidak sampai sejauh itu, dan ada pula
yang haram. Semua itu tercakup dalam ungkapan imam syahid
Hasan al-banna, "dosa-dosa besar."
POKOK BAHASAN
Wahai Ikhwan yang tulus.

Rukun baiat kita ada sepuluh, hafalkanlah: fahm (pemahaman), ikhlas, amal (aktivitas),
jihad, tadhiyah (pengorbanan), taat (kepatuhan), tsabat (keteguhan), tajarrud
(kemurnian), ukhuwah, dan tsiqah (kepercayaan).
Fahm (pemahaman) yang saya maksud adalah engkau yakin bahwa fikrah kita adalah
fikrah islamiyah yang bersih. Hendaknya engkau memahami Islam, sebagaimana kamai
memahaminya dalam batas-batas Ushul al-'isyrin (dua puluh prinsip).

Pokok bahsan pada makalah ini adalah prinsip ke 14 Ushul ‘Isyrin


“"Ziarah kubur, kubur siapapun, adalah sunnah yang disyariatkan dengan cara-cara
yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Akan tetapi meminta pertolongan kepada penghuni
kubur, siapapun mereka, berdoa kepadanya, memohon pemenuhan hajat,-baik dari
jarak dekat maupun dari kejauhan-, bernadzar untuknya membangun kuburnya,
menutupinya dengan satir, memberikan penerangan, mengusapnya(untuk
mendapatkan barakah), bersumpah dengan selain Allah, dan segala sesuatu yang
serupa dengannya adalah bid'ah besar yang wajib diperangi. Jangan pula mencari ta'wil
terhadap berbagai perilaku itu, demi menutup pintu fitnah yang lebih parah lagi."
BAB II
PEMBAHASAN

Kaitan prinsip ini dengan prinsip sebelumnya

Pada prinsip sebelumnya, imam asy-syahid membahas wali-wali


Allah, sifat-sifat meraka, dan kewajiban kita terhadap mereka.
Sedangkan dalam prinsip ini, ia menjelaskan beberapa hal lain
yang harus kita lakukan terhadap mereka serta beberapa hal
lain yang tidak boleh dilakukan terhadap mereka.

Dalam prinsip ini, ia memfokuskan pada pemeliharaan aqidah


agar tetap bersih, jernih dan bebas dari berbagai bid'ah serta
polusi - khurafat. Ia juga menutup rapat-rapat pintu yang dapat
mengotori kejernihan aqidah Islam.

Inilah manhaj Al-Qur'an dalam memelihara kejernihan aqidah.


A. DEFINISI ZIARAH KUBUR
Dalam kamus Al munjid kata ziarah berarti mendatanginya untuk
bertemu dengannya pelakunya disebut dengan peziarah. Yang
dimaksud disini adalah datang dengan suatu tujuan tertentu.
Sedangkan kata Al kubur adalah bentuk plural dari kata qobrun
yaitu tempat penguburan manusia sebagaimana tersebut di
dalam lisanul Arab, Yang dimaksud disini adalah penghuninya,
meskipun yang diucapkan adalah tempatnya.
Gaya bahasa semacam ini adalah lazim bagi orang-orang Arab
karena bukan tempat tempat penguburan orang mati itu yang
dituju tetapi yang sengaja dikunjungi tidak lain adalah orang yang
dikuburkan di dalamnya siapapun dia titik karena itulah maka
syahid mengatakan siapa pun orangnya dengan lafal umum
meliputi yang dekat maupun jauh hubungan kekeluargaannya,
tua, muda shaleh muslim maupun kafir
B. ZIARAH KUBUR SUNAH
Diantara amalan yang dapat melembutkan hati dan menyucikan jiwa adalah
ziarah kubur karena amalan ini dapat mengingatkan manusia akan adanya
hari akhir dan musnahnya dunia yang fana ini. Dengan demikian, akan muncul
sikap bersegera melakukan berbagai kebajikan serta menjauhi berbagai amal
perusak dan kemungkaran. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menyunahkan
ziarah kubur.

ْ ْ ‫ت نَ َه ْي ُت ُك‬
ُ ‫ل ُك ْن‬ َ َّ‫َسل‬ ُ َّ ‫َّللا صَلَّى‬ ِ َّ ‫ل‬ َّ َ‫أ‬
‫ها َف ِإنَّ َها‬ ِ ‫ن ِزيَا َر ِة ال ُق ُب‬
َ ‫ور َف ُزو ُرو‬ ْ ‫م َع‬ َ ‫م َقا‬ ِ ‫َّللا َعلَ ْي‬
َ ‫هو‬ ُ ‫ن َر‬
َ ‫سو‬
ُّ ‫َه ُد فِي‬
ِ ‫الد ْنيَا َوتُ َذكِ ُر ْاْل‬
‫خ َر َة‬ ِ ‫تُز‬

Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah melarang


kalian dari Ziarah kuburan, sekarang berZiarahlah. Karena ia dapat
menjadikan zuhud di dunia dan ingat dengan akhirat.
“(http://carihadis.com/Sunan_Ibnu_Majah/=Ziarah - hadist nomor 1560.)

Karena tujuan utama ziarah kubur adalah untuk mengambil nasihat dan
pelajaran, maka diperbolehkan ziarah ke kubur siapa pun, kubur para wali
yang shaleh atau kubur kaum durjana yang banyak maksiat, bahkan ke kubur
musuh-musuh yang kafir dan dzalim. Bila penghuni kubur adalah orang-orang
yang dzalim maka disunahkan menangis dan menampakkan rasa butuh pada
pertolongan Allah SWT ketika melewati kubur atau tempat kematian mereka.
ZIARAH KUBUR SUNAH

Al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa


Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya
saat sampai di perkampungan kaum Tsamud,
"Janganlah kalian memasuki (perkampungan) orang-
orang yang disiksa (oleh Allah), melainkan dalam
keadaan menangis. Bila kalian tidak menangis,
maka jangan memasukinya agar tidak menimpa
kalian apa yang telah menimpa mereka.
" Fathul bari: 1/631. Nomor: 433
C. TATA CARA ZIARAH KUBUR.
1. Mengucapkan salam
Ziarah yang disyariatkan oleh Islam ini mempunyai tata cara yang telah
ditetapkan dalam sunah Rasulullah saw yaitu hendaklah yang berziarah
mengucapkan salam kepada mayat (penghuni kubur) dan berdoa
kepada Allah untuknya.

Buraida ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepada


para sahabat agar ketika mereka menuju ke kubur mengucapkan,

‫السالم عليكم أهل الديار من المؤمنين و المسلمين و أن شاء هللا بكم ال‬
‫حقون أسأل هللا لنا و لكم العافية‬

Artinya : "Kesejahteraan untuk kalian, wahai penghuni kubur, dari


kalangan orang-orang beriman dan Islam. Insyaallah saya akan
menyusul kalian. Saya mohon kebaikan kepada Allah untuk saya dan
kalian." (HR. Muslim: 2/671. Nomor: 975)
TATA CARA ZIARAH KUBUR.
2. Mendoakanya

ُّ َ‫ه ِمن‬
ِ‫الذنُوب‬ ْ ‫َالث ْلج و‬
ِ ‫ َونَ ِق‬،‫َالبَ َر ِد‬ ْ ِ‫س ْل ُه ب‬
َّ ‫المَا ِء و‬ ْ ‫ َو‬،‫خلَ ُه‬
ِ ‫اغ‬ ِ ‫ َوو‬،‫ وَأَ ْك ِر ْم نُ ُزلَ ُه‬،‫ف َع ْن ُه‬
َ ‫َس ْع م َْد‬ ُ ‫َاع‬
ْ ‫هو‬ َ ‫م ُه و‬
ِ ِ‫َعاف‬ َ ‫اغ ِف ْر لَ ُه وَا ْر‬
ْ ‫ح‬ ْ ‫م‬َّ ‫اَلل َّ ُه‬
ِ َ ْ ‫ب‬ َّ َّ ْ
ُ ‫اْل ْبي‬
َ‫َض ِمن‬ ُ ‫خطَايَا َكمَا ُينَقى الث ْو‬ َ ‫وال‬

Artinya :“Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah
maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia
dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang
putih dari kotoran.”

,‫ب ال َّنار‬ ْ ‫ب ْال َقب ِْر َو ِم‬


ِ ‫ن َع َذا‬ ِ ‫ن َع َذا‬ ِ َ‫ َوأ‬،‫ة‬
ْ ‫ع ْذ ُه ِم‬ ِ ‫ وَأَ ْد‬،‫ه‬
َ ‫خ ْل ُه ْال‬
َ ‫ج َّن‬ ِ ‫ن َز ْو‬
ِ ‫ج‬ ْ ‫خ ْيرًا ِم‬ ً ‫ َو َز ْو‬،‫َار ِه‬
َ ‫جا‬ ِ ‫ند‬ َ ‫ وَأَ ْب ِد ْل ُه دَارًا‬،‫س‬
ْ ‫خ ْيرًا ِم‬ ِ َ‫ال َّْدن‬
‫ه‬ ُ َ َ
ِ ‫ ونَ ِو ْر له فِي‬،‫سح له فِي قب ِْر ِه‬ ُ َ ْ َ ‫وَاف‬

Artinya : “Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya.
Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka.
Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim).

Adapun hal-hal baru yang dilakukan orang-orang awam yang bertentangan dengan ini seperti mengusap-
usap kubur untuk mencari berkah, mencium nisan, thawaf di sekitarnya, sujud pada pintu kubur, berdoa
kepada si mati, memanggil-manggil, berteriak-teriak meminta pertolongan kepada mereka, memohon
kepada Allah dengan perantaraan kebesaran mereka dan meminta pemenuhan hajat kepada Allah
dengan perantaraan mereka, semua itu adalah bid'ah dan kebodohan yang bertentangan dengan syariat
Islam.
TATA CARA ZIARAH KUBUR.
3. Larangan Meminta Tolong Kepada Mayit.

Islam mendidik pengikutnya untuk memiliki keimanan yang hidup (dinamis) dan bersih
serta mengikhlaskan diri hanya kepada Allah. Karena itu, ia menutup pintu-pintu ghuluw
(berlebihan-lebihan) serapat-rapatnya; tidak membiarkan satu jalan yang dapat
mengotori keimanan kecuali ditutup dengan rapat.

meski demikian semakin lama hati kebanyakan manusia menjadi keras dan lalai juga
tipu daya setan telah mempengaruhi mereka dan penjajah beserta antek-anteknya pun
telah menebarkan benih-benih kebodohan di tengah-tengah mereka sehingga
munculah keburukan yang memilukan hati.

karena itu manusia membutuhkan peringatan dari waktu ke waktu dan imam syahid
adalah salah seorang pemberi peringatan ia menyeru manusia kepada akidah yang
dinamis bersih serta terbebas dari berbagai bidang dan kemungkaran yaitu aqidah
Quran dan Sunnah.

ia menjelaskan sebagai hal yang diharamkan untuk mengisaratkan kepada hal-hal


haram lainnya. Ia mendasarkan penjelasannya itu kepada Alquran dan sunah yang
menjadi referensi setiap muslim dalam mengenali hukum-hukum Islam. Kami akan
menyebutkan sebagian dari hal-hal tersebut beserta dalil-dalilnya.
3. Larangan Meminta Tolong Kepada Mayit.

3.1. Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allah,


Bukan Kepada Selainnya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman "hanya


kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami memohon pertolongan." Q.S
: Al-fatihah :5.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda, ".. bila engkau meminta, mintalah kepada
Allah dan bila engkau memohon pertolongan,
mohonlah pertolongan kepada Allah. (HR. Ath
thabari, juz pertama)
3. Larangan Meminta Tolong Kepada Mayit.

3.2. Berdoa Dan Meminta Pertolongan Tidak Diperbolehkan Kecuali Kepada Allah

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Dan janganlah kamu menyembah apa apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah
sebab jika kamu berbuat yang demikian itu maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zalim. Q.S. Yunus: 106

‫وال تدعوا من دون هللا ماال ينفعك وال يضرك فان فعلت فانك اذا من الظالمين‬

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Dan siapakah yang lebih sesat dari
orang-orang yang menyembah sesembahan-sesembahan selain Allah yang tiada dapat
memperkenalkan doanya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari memperhatikan doa
mereka (Qs. al-ahqaf: 5)

3.3. Islam Mengharamkan Bernazar Ke Kubur.

Nazar adalah salah satu ibadah dan Allah subhanahu wa ta'ala memuji orang-
orang yang memenuhi nazar nya karena meninggikan nilai ibadah tersebut. Oleh karena
itu, nazar tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman : memuji orang-orang yang baik mereka menunaikan nazar. (Qs.al-insan :7)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : apa yang kamu nafkahkan atau apa
saja yang kamu nazarkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya (Qs. Al Baqarah
270)
3. Larangan Meminta Tolong Kepada Mayit.

3.4. Islam Mengharamkan Pembangunan Dan Penghiasan Kubur


Dari Abul Hasan Al Asy'ari, ia berkata, Ali radiallahu'anhu berkata kepadaku,
"maukah kamu saya utus untuk menyampaikan sesuatu yang Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dahulu mengutusku kepadanya! Yakni, jangan
biarkan patung melainkan kamu hancurkan, dan jangan biarkan kubur yang
ditinggikan dibangun kecuali kamu ratakan. (HR. Muslim 2/6 nomor. Nomor
969)
Rasulullah SAW bersabda, "Allah melaknat wanita wanita yang berziarah kubur
dan melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid serta
memberikan penerangan padanya." (HR. At Tirmidzi. 2 2/136 nomor 320)
para ulama telah sepakat tentang haramnya membangun kubur, menghiasinya,
memberikan penerangan padanya, dan mencari berkah padanya.
Ibnu Hajar berkata, "wajib segera meruntuhkan masjid masjid dan bangunan
yang berada di atas kubur. Itu lebih berbahaya dari masjid dhirar karena masjid
itu dibangun di atas dasar kedurhakaan kepada Rasulullah SAW. hal seperti itu
dilarang oleh Islam, bahkan Islam memerintahkan untuk menghancurkan kubur
yang ditinggikan, mewajibkan untuk menghilangkan lampu lampu yang berada di
atas kubur dan melarang untuk mewakafkan atau mengajarkan hal tersebut.
Hal-hal mungkar tersebut dilarang oleh Islam karena dapat menyesatkan orang-
orang awam, dapat membagikan harta, dan mengembalikan kejahiliyahan yang
gelap.
D. KAMI TIDAK MENTAKWIL UNTUK ANTISIPASI (TIDAK BOLEH
MENCARI ALASAN UNTUK PEMBENARAN)
Islam sangat memperhatikan penjagaan aqidah tauhid dari polusi apapun.
karena itu, Islam menutup segala pintu yang dapat mempengaruhi kemurnian
tauhid. oleh karena itu, imam asy-syahid mengingkari suka mencari-cari alasan
pembenaran bagi bid’ah- bid’ah mungkar tersebut
Sesungguhnya, Allah tidak membutuhkan semua bid'ah itu, baik bentuk
maupun kandungannya karena semua itu tidak terlepas dari bahaya besar,
meski para pelakunya bertujuan baik. Kebaikan apakah yang didapat dari
suatu amal yang mendatangkan bahaya, tidak membuahkan manfaat apapun
dan Allah tidak membutuhkannya?
Mungkin sebagian orang bertanya-tanya, "mengapa imam asy syahid tidak
menyatakan dengan tegas bahwa amal amal tersebut termasuk kesyirikan?"
Kami menjawab, "ini merupakan kebijakan, kelembutan dan kasih sayangnya
dalam menyuruh orang lain. semoga Allah merahmatinya tidak hanya sekedar
menjelaskan besarnya pelanggaran tersebut tetapi juga bersikap lembut dan
kasih sayang kepada yang disebut. Karena itu, ia menyatakan bahwa amal-
amal tersebut merupakan dosa besar kemudian menegaskan bahwa" hal itu
wajib diperangi "; melarang sikap mencari-cari alasan pembenaran untuk
menutup pintu yang mengarah pada keburukan, apakah Dengan cara
demikian maksud yang diinginkan tercapai ataukah tidak.
BAB III
KESIMPULAN

Ziarah kubur, kubur siapapun, adalah sunnah yang


disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan oleh
Rasulullah saw. Akan tetapi meminta pertolongan kepada
penghuni kubur, siapapun mereka, berdoa kepadanya,
memohon pemenuhan hajat,-baik dari jarak dekat
maupun dari kejauhan-, bernadzar untuknya membangun
kuburnya, menutupinya dengan satir, memberikan
penerangan, mengusapnya(untuk mendapatkan barakah),
bersumpah dengan selain Allah, dan segala sesuatu yang
serupa dengannya adalah bid'ah besar yang wajib
diperangi. Jangan pula mencari ta'wil terhadap berbagai
perilaku itu, demi menutup pintu fitnah yang lebih parah
lagi."
PRINSIP KE 14 USHUL ‘ISYRIN

Anda mungkin juga menyukai