Tugas Referat Radiologi
Tugas Referat Radiologi
Diajukan kepada :
dr. Rochmawati Istutiningrum, Sp. Rad
Disusun oleh :
Putri Pitaloka G4A020055
Arifatul Ulumiyah G4A020057
SMF RADIOLOGI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KARSINOMA SERVIKS
Disusun oleh :
Putri Pitaloka G4A020055
Arifatul Ulumiyah G4A020057
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti kepaniteraan Klinik di bagian
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan atas berkat rahmat dan anugerahnya
sehingga penyusunan referat berjudul “Karsinoma Serviks” ini dapat diselesaikan.
Referat ini merupakan salah satu tugas di SMF Radiologi. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki penulisan kami di masa yang akan
datang. Kami juga mmengucapkan banyak terimakasih kepada :
Semoga referat ini bermanfaat bagi semua pihak yang ada di dalam maupun
diluar lingkungan RSUD Margono Soekarjo.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
I. PENDAHULUAN
Hasil Riskesdas pada tahun 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
kanker pada kelompok wanita lebih besar dibandingkan laki laki, Hal ini dapat
disebabkan karena jenis kanker spesifik wanita seperti kanker payudara dan karsinoma
serviks merupakan jenis kanker utama yang paling banyak dilaporkan di Indonesia
(Kemenkes, 2019). Insiden karsinoma serviks setiap tahunnya meningkat 3.1% dari
378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait karsinoma
serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun yang hidup di negara
berkembang, dan urutan ke 10 di negara maju atau urutan ke-5 secara global. Di
Indonesia sendiri karsinoma serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak
berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%.
Kejadian karsinoma serviks akan sangat mempengaruhi hidup baik penderita itu sendiri
Pengetahuan mengenai karsinoma serviks saat ini masih kurang dipahami oleh
sebagian besar wanita usia produktif di Indonesia. Hal ini sangat memprihatinkan
mengingat karsinoma serviks merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah sejak
dini. Pencegahan dan deteksi dini merupakan hal yang krusial dalam penatalaksaan
karsinoma serviks karena dampak karsinoma serviks yang tidak hanya mempengaruhi
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Epidemiologi
angka kejadian karsinoma serviks menduduki urutan ke-7 secara global dan
2020, ditemukan sebesar 6,6% kasus baru pada wanita dengan angka
dari pada negara maju yaitu 12,4 per 100.000 penduduk di negara
berkembang dan 5,2 per 100.000 penduduk di negara maju (Sung et al.,
2021).
terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insiden
2
wanita penderita baru karsinoma serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000
kedua proporsi kasus kanker terbanyak pada laki-laki dan wanita di Rumah
Sakit Kanker Dharmais yaitu sebesar 10,69%, dan 19,12% pada pasien
Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18 (Kemenkes, 2017).
Virus ini hanya ditularkan pada orang yang aktif secara seksual dan tidak
terjadinya karsinoma serviks antara lain: aktivitas seksual pada usia muda,
meningkatkan risiko dua kali terkena karsinoma serviks. Usia ibu saat
hamil yang kurang dari 18 tahun dan juga jumlah paritas yang banyak (≥ 4
risiko terkena karsinoma serviks. Merokok menjadi salah satu faktor risiko
3
karsinoma serviks, hal ini karena produk dari tembakau akan
itu, pemakaian kontrasepsi oral jangka panjang, yaitu lebih dari 5 tahun,
tersebut meningkat 1,9 kali lipat setiap 5 tahun. Adapun penyakit menular
chlamydia dan herpes genitalis. Selain itu infeksi HIV juga meningkatkan
D. Klasifikasi
4
a high-grade High-grade
squamous squamous
intraepithelial lesion intraepithelial
(ASC-H) lesion (HSIL)
B. Squamous intraepithelial B. Squamous cell
lesion (SIL) carcinoma
Low-grade squamous
intraepithelial lesion
(LSIL)
High-grade squamous
intraepithelial lesion
(HSIL)
- With features suspicious
for invasion
C. Squamous cell carcinoma
Glandular lesion Glandular tumours and
A. Atypical precursor
Endocervical cells A. Adenocarcinoma in situ
(NOS, or specify in B. Adenocarcinoma
comments)
Endometrial cells
(NOS, or specify in
comments)
Glandular cells (NOS,
or specify in
comments)
B. Atypical
Endocervical cells,
favor neoplastic
Glandular cells, favor
neoplastic
C. Endocervical
adenocarcinoma in situ (AIS)
D. Adenocarcinoma
Endocervical
Endometrial
Extrauterine
Not otherwise
specified (NOS)
Other epithelial tumors
A. Adenosquamous
carcinoma
B. Adenoid basal
carcinoma
5
C. Adenoid cystic
carcinoma
D. Undifferentiated
carcinoma
Neuroendocrine tumors
A. Low-grade
neuroendocrine tumor
B. High-grade
neuroendocrine
carcinoma
<5 mm (a)
<3 mm
kedalaman <5 mm
6
1) IB1 Karsinoma invasif dengan kedalaman
cm
terbesar <4 cm
terbesar ≥4 cm
terbesar <4 cm
terbesar ≥4 cm
ke dinding pelvis
7
b. IIIB Perluasan ke dinding pelvis dan / atau hidronefrosis
penyebab lain)
saja
paraaorta
IV
Keterangan:
8
3. Menambahkan notasi r (pencitraan) dan p (patologi) untuk
ditetapkan.
E. Patofisiologi
diinduksi oleh HPV ini bisa berkembang dalam 2 tahun setelah infeksi
pertama pada epitel skuamus endoserviks yang tidak stabil (Ghim et al.,
2002). HPV dapat masuk melalui luka lecet kecil seperti yang terjadi saat
akan tetapi diketahui bahwa HPV masuk dimediasi oleh sebuah reseptor,
DNA virus dengan genom sel tubuh merupakan awal proses yang mengarah
9
menyebabkan E2 tidak berfungsi, kemudian menimbulkan rangsangan
terhadap E6 dan E7 yang akan menghambat p53 dan pRb. E6 akan mengikat
F. Prosedur Diagnostik
IVP, foto toraks dan bone scan, CT scan atau MRI, PET scan. Kecurigaan
dilakukan hanya pada kasus dengan stadium IB2 atau lebih. (Kemenkes,
2017).
gejala dapat berkembang menjdi nyeri pinggang atau perut bagian bawah
10
karena desakan tumor di daerah pelvis ke arah lateral sampai obstruksi
ureter, bahkan sampai oligo atau anuria. Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai
2017). Pemeriksaan pelvis harus dilakukan pada wanita dengan gejala yang
menunjukkan serviks normal atau terlihat adanya lesi. Tumor yang besar
tumor dan keterlibatan vagina atau parametrial. Kecurigaan lain yang dapat
karsinoma serviks dapat didiagnosis dari hasil pap smears atau lesi yang
terbaik dinilai dengan CT scan atau PET scan. Lokasi paling umum
11
1. Gambaran Ultrasonografi
12
Gambar 2.1 Gambar USG transvaginal pada karsinoma serviks
(Hsiao et al., 2021)
2. Gambaran CT Scan
(Puteri, 2020).
a. Tumor primer
13
memiliki batas yang halus dan berbatas tegas. Karsinoma
(Puteri, 2020).
14
Pada gambar 2.1 merupakan hasil CT aksial pelvis
15
Gambar 2.4 Perluasan tumor ke dalam vagina. Gambar
aksial (a), sagital (b), dan koronal (c)
b. Invasi parametrium
16
adalah 28% untuk tumor berdiameter lebih dari 2 cm (Puteri,
2020).
17
Gambar 2.7 Obstruksi ureter sekunder akibat adenopati
2020).
18
Gambar 2.8 Invasi otot dan sakral
(Puteri, 2020).
19
kemih atau dinding rektum, dan pembentukan fistula dengan
e. Invasi limfatik
20
sepanjang pembuluh iliaka eksternal, rute hipogastrik berada
21
Gambar 2.12 Jalur Hipogastrik: Penyebaran limfatik di
sepanjang jalur nodus pelvis hipogastrik
f. Metastasis jauh
22
tampak pada sepertiga pasien dan muncul sebagai massa
3. Gambaran MRI
23
Gambar 2.15 Karsinoma serviks posterior dengan
gangguan low-signal-intensity terhadap stroma fibrosa
24
b. Invasi dinding vagina
c. Invasi parametrium
25
Gambar 2.19 Karsinoma serviks dengan invasi
parametrium.
26
e. Invasi kandung kemih dan rektum
27
Gambar 2.22 Tanda edema bulosa
2020).
28
G. Tatalaksana
al., 2020; PNPK, 2017; Puteri, 2020, Susianti & Aulia, 2017):
1. Lesi prakanker
a. Krioterapi
b. Elektrokauter
29
c. Diatermi elektrokoagulasi
tersebut luas.
d. Laser
30
2) Histerektomi total dilakukan pada pasien yang
b. Stadium IA1
pertimbangan kesuburan.
1) Operarif
31
dan dilanjutkan dengan brakhiterapi apabila
2) Non operatif
1) Operatif
2) Neoajuvan kemoterapi
32
komplikasi pasca operasi. Tindakan lanjutan
pemeriksaan histologik.
e. Stadium IIB
limfadenektomi pelvik.
parametrectomy
f. Stadium IIIA
33
g. Stadium IIIB
h. Stadium IIIC
diperlukan.
i. Stadium IVA
34
pendahuluan pada kasus dengan fistula rekto-vaginal
j. Stadium IVB
H. Prognosis
karsinoma serviks dengan stadium 0, I, II, dan III masih tinggi, sedangkan
35
menjalani pengobatan kemoterapi, transfusi PRC, dan operasi
ketahanan hidup pasien karsinoma serviks tanpa komplikasi juga lebih baik
I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus karsinoma serviks antara lain
(Pitriani, 2013):
1. Metastasis
bagian anterior.
2. Obstruksi ureter
36
akibat obstruksi ureter bilateral ditemukan pada hampir 2 dari 3
perluasan kanker.
4. Perdarahan masif
mudah berdarah.
J. Pencegahan
serviks antara lain (Legianawati et al., 2019; Susianti & Aulia, 2017):
1. Pencegahan primer
37
Vaksinasi HPV dilakukan 3 kali dalam rentang waktu 6 bulan
2. Pencegahan sekunder
smear dan tes IVA. Pap smear dilakukan dengan mengambil sel
dianjurkan kepada wanita yang berusia >20 tahun dan atau aktif
38
III. KESIMPULAN
39
9. Probabilitas ketahanan hidup dalam kurun waktu 1 tahun pada pasien
karsinoma serviks masih baik pada stadium 0, I, II, dan III; pada pasien yang
menjalani pengobatan kemoterapi, transfusi PRC, dan operasi; serta pada
pasien tanpa komplikasi.
10. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus karsinoma serviks antara lain
metastasis, obstruksi ureter, nyeri dan edem tungkai, dan perdarahan masif.
11. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi karsinoma serviks
antara lain pencegahan primer berupa vaksinasi HPV dan pencegahan sekunder
berupa skrining rutin dengan tes papsmear serta tes IVA.
40
DAFTAR PUSTAKA
Bhatla N., Jonathan S B., Mauricio C F., Lynette A D., Seija G., Kanishka K., et al.
2018. Revised FIGO staging for carcinoma of the cervix uteri. International
Federation of Gynecology and Obstetrics. Vol.145(1): 129-135.
Ghim S., Partha S B., AB Jenson. 2002. Cervical Cancer: Etiology, Pathogenesis,
Treatment, and Future Vaccines. Asian Pacific Journal of Cancer
Prevention. Vol.3(3): 207-214.
Hsiao Y H., Shun F Y., Ya H C., Tze H C., Horng D T, Ming C C., et al. 2021. Updated
applications of Ultrasound in Uterine Cervical Cancer. Journal of Cancer.
Vol.12(8): 2181-2191
Ibeanu O A. Molecular Pathogenesis of Cervical Cancer. Cancer Biology & Therapy.
Vol.11(3): 295-306.
Inayati, K. D., Purnami, S. W. 2015. Analisis Survival Nonparametrik pada Pasien
Kanker Serviks di RSUD Dr. Soetomo Surabaya menggunakan Metode
Kaplan Meier dan Uji Log Rank. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 4 (2): 199-
204.
Johnson C A., Deepthi J., Amelita M., Mona A. 2019. Cervical Cancer: An Overview
of Pathophysiology and Management. Seminars in Oncology Nursing.
Vol.35(2): 166-174.
Kementerian Kesehatan. 2017. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker
Serviks. Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Depertemen Kesehatan,
Jakarta. 59 hal.
Kementrian Kesehatan. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta. 674 hal.
Legianawati, D., Puspitasari, I. M., Suwantika, A. A., Kusumadjati, A. 2019. Profil
Penatalaksanaan Kanker Serviks Stadium IIB-IIIB dengan Terapi Radiasi
dan Kemoradiasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Periode Tahun 2015-2017. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Vol 8 (3): 205-
216.
Mansoori B., Gaurav K., Glorimar R., Kevin A., Jayanthi L., Daniella F P. 2020.
Multimodality Imaging of Uterine Cervical Malignancies. Nuclear Medicine
and Molecular Imaging. Vol.215(2): 292-304.
Mortality Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. Ca Cancer J Clin. Vol.7(3):
209-249.
Pitriani. 2013. Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tesis. Universitas
Hassanuddin, Makassar.
41
Puteri, A. P. 2020. Karsinoma Serviks: Gambaran Radiologi dan Terapi Radiasi. CDK.
Vol 47 (4): 277-286.
Sung H., Jacques F., Rebecca L., Mathieu L., Isabelle S., Ahmedin J., et al. 2021.
Global Cancer Statistics 2020: GLOBOCAN Estimates of Incidence and
Susianti., Aulia, W. 2017. Pengobatan Karsinoma Serviks. Majority. Vol 6
(2): 92-99.
Susanti, Wita A. 2017. Pengobatan Karsinoma Serviks. Majority. Vol.6(2): 92-99.
42